Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Alel merupakan bentuk alternatif sebuah gen yang terdapat pada lokus
(tempat tertentu). Individu dengan genotipe AA dikatakan mempunyai alel A,
sedang individu aa mempunyai alel a. Demikian pula individu Aa memiliki dua
macam alel, yaitu A dan a. Jadi, lokus A dapat ditempati oleh sepasang (dua buah)
alel, yaitu AA, Aa, atau aa, bergantung kepada genotipe individu yang
bersangkutan. Namun, kenyataannya yang sebenarnya lebih umum dijumpai
adalah bahwa pada suatu lokus tertentu dimungkinkan munculnya lebih dari
hanya dua dua macam alel, sehingga lokus tersebut dikatakan memiliki sederetan
alel. Fenomena semacam ini disebut sebagai alel ganda (multiple alleles).
Pengaruh alel ganda dapat dilihat salah satu contohnya pada sistem golongan
darah ABO
1.2 TUJUAN
Untuk mengetahui beberapa sifat keturunan manusia berdasarkan alelnya.
1.3 MANFAAT
Dapat memberikan

tambahan

informasi

berdasarkan gen-gen yang di bawa.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN

seputar

penurunan

sifat

Alel adalah gen-gen yang terletak pada lokus yang bersesuaian dari
pasangan kromosom homolog, tetapi memiliki pengaruh dalam cara yang
berbeda. Contohnya, gen H sealel dengan h, gen K sealel dengan k, dan gen b
sealel dengan b. Gen sealel diberi simbol huruf sama, tetapi dibedakan dengan
huruf besar dan kecil jika pasangan merupakan heterozigot. Huruf besar
menunjukkan dominan, sedangkan huruf kecil menunjukkan resesif. Contoh lain
gen sealel misalnya, gen A untuk pigmentasi kulit, sedangkan gen a tidak
menghasilkan atau sedikit pigmentasi kulit. Ini menunjukkan gen-gen tersebut
bekerja berlawanan, tetapi memiliki tugas yang sama yaitu mengatur pigmentasi
kulit.
Lokus merupakan unit-unit yang lebih kecil pada kromosom yang
memberikan bentuk seperti rangkaian manik atau pita dengan garis-garis
melintang yang menunjukkan letak-letak gen. Gen A dan gen a merupakan gen
yang sealel, karena terletak pada lokus yang bersesuaian dan mengawasi sifat
yang sama atau setaraf tetapi ekspresinya berbeda.
Suatu alel dikatakan alel tunggal jika suatu gen memiliki satu gen sealel
sehingga hanya muncul satu sifat. Misalnya, gen T untuk sifat tinggi dan gen t
untuk sifat rendah maka variasinya adalah TT, Tt, dan tt. Ketiga macam genotipe
inilah yang disebut alel tunggal.
Suatu alel dikatakan alel ganda jika suatu gen memiliki lebih dari dua
pasangan gen yang sealel sehingga muncul beberapa sifat. Gen umumnya hanya
mempunyai dua macam kombinasi dengan pasangannya, misalnya gen A
kombinasinya AA dan Aa. Jadi, satu seri alel hanya memiliki dua anggota, yaitu A

dan a. Namun, ternyata ada juga seri alel atau pasangan gen yang memiliki lebih
dari dua anggota alel, misalnya tiga atau empat alel. Alel demikian disebut alel
ganda. Contoh sifat yang dikontrol oleh alel ganda adalah golongan darah
manusia sistem ABO dan warna bulu kelinci.
2.2 ALEL GANDA
Alel ganda terjadi karena timbulnya mutasi gen. tetapi gen yang bermutasi
tidak selalu menghasilkan varian yang sama. Umpamanya, gen A bermutasi
menjadi a1 atau a2 atau a3, yang masing-masing menghasilkan fenotip yang
berlainan. Dengan demikian mutasi gen A dapat menghasilkan 4 macam varian,
sedangkan anggota alel-nya bukan hanya 2 (dua), tetapi ada 4 (empat), yaitu: A,
a1, a2 dan a3. Alel yang anggotanya lebih dari dua disebut alel ganda
Golongan darah pada manusia ditentukan oleh alel ganda. Keempat
golongan darah pada manusia itu ditentukan oleh tiga macam alel. Gen aslinya
bersimbol I dari kata Isoaglutinogen. Golongan darah A memiliki genotipe IAIA
dan IAi (IAI). Golongan darah B memiliki genotipe IBIB dan IAi (IAI). Golongan
darah AB memiliki genotipe IAIB. Golongan darah O memiliki genotipe ii (II). IA
memiliki nilai dominan yang sama dengan IB, dan keduanya dominan terhadap I .
Golongan darah pada manusia diatur secara genetic dan merupakan alel
ganda. Saat ini telah ditemukan tiga sistem golongan darah. Berikut akan dibahas
tiga macam golongan darah tersebut.

Golongan darah ABO

Pada tahun 1900, K. Landsteiner menemukan lokus ABO pada manusia


yang terdiri atas tiga buah alel, yaitu IA, IB, Io. Dalam keadaan heterozigot, IA dan
IB bersifat kodominan, sedangkan Io merupakan alel Resesif. Seperti telah
diketahui bahwa darah terdiri atas sel darah merah (eritrosit), sel darah putih
(leukosit), keeping darah (trombosit), dan plasma darah. Pada eritrosit terdapat
sejenis protein yang dinamakan antigen atau aglutinogen. Antigen merupakan
protein yang mam[pu merangsang pembentukan antibodi (aglutinin). Plasma
darah mengandung protein, yaitu fibrinogen dan protombin. Jika terjadi
perangsangan oleh antigen, protombin mampu membentuk antibodi.
Berdasarkan jenis antigen atau ada tidaknya antigen yang terdapat pada
eritrosit, Karl Landsteiner (1868-1943) pada 1901 membagi golongan darah
menjadi golongan A, golongan B, golongan AB, dan golongan O. Untuk lebih
memahami cara penurunan golongan darah dari induk kepada anaknya, perhatikan
contoh-contoh berikut ini.
Seorang wanita golongan darah A heterozigot, bersuamikan laki-laki
bergolongan darah B heterozigot. Bagaimanakah kemungkinan golongan darah
anak-anaknya yang lahir dari hasil perkawinan mereka?

IBIo

IAIo

IB, Io

IA, Io

F1
A

I
IO

IB
I I
IBIo

A B

IO
IAIo
IoIo

Dari hasil tabel silang dapat diketahui bahwa:


25% anak dengan golongan darah B (IAIB)
25% anak dengan golongan darah A (IAIo)
25% anak dengan golongan darah B (IBIo)
25% anak dengan golongan darah O (IoIo)
Interaksi antara alel-alel IA,IB dan i yang menyebabkan terjadinya 4 golongan
darah, yaitu O, A, B , dan AB.
Golongan darah

Antigen dalam

Alel dalam
Genotip

( fenotip )
O

eritrisit

kromosom

ii

IA

IAIA atau IAi

IB

IBIB atau IBi

AB

A dan B

IA dan IB

IAIB

Warna Bulu pada Kelinci


Pengaruh peranan alel ganda dapat dilihat pada kelinci. Beberapa warna
dasar kulit kelinci disebabkan oleh suatu seri alel ganda, yaitu
1.

c+ adalah alel yang menyebabkan kulit kelinci berambut abu-abu bercampur


kuning, cokelat dan dengan ujung rambut hitam. Kelinci ini merupakan

2.

kelinci liar (normal).


cch adalah alel yang menyebabkan kulit kelinci berambut abu-abu perak, tanpa

3.

warna kuning. Kelinci yang mempunyai fenotip ini disebut chinchilla.


ch adalah alel yang menyebabkan kulit kelinci berambut putih, kecuali telinga,
hidung, kaki, dan ekor berwarna hitam. Kelinci ini dinamakan kelinci

4.

Himalaya.
c adalah alel yang menyebabkan kulit kelinci berwarna putih.
5

Berbagai percobaan perkawinan pada bermacam-macam kelinci itu memberi


petunjuk bahwa dominansi alel-alel tersebut ialah: c+ > cch > ch > c.
Perkawinan antara kelinci normal dengan chincilla menghasilkan keturunan
F1

yang

semuanya

berupa

kelinci

normal.

Tetapi

keturunan

F2

memperlihatkan perbandingan fenotip = 3 normal : 1 chincilla.


P

cch cch

c+ c+

cch, cch

c+, c+

F1

cch
c cch
c+ cch

cch
c cch
c+ cch

c
c+

F1 = 100 % normal

P2

c+ cch

c+cch

G2

c+, cch

c+, cch

F2
c+,
cch

c+
c+ c+
c+ cch

cch
c+ cch
Cch cch

F2 = 75 % Normal, 25 % chinchilla dengan perbandingan fenotipe 3:1


Ini memberi pengertian bahwa gen yang menyebabkan warna abu-abu dan
chinchilla merupakan alel. Mengingat urutan dominasi alel-elel itu, maka berbagai

macam kelinci itu dapat mempunyai beberapa kemungkinan genotip, kecuali


kelinci albino yang hanya mempunyai satu genotip saja.
Fenotip dan genotip yang sesuai untuk alel ganda dari lokus c pada kelinci
Fenotip

Genotip
+

Kelabu (normal)

c c , c c , c+ ch , c+ c

Chinchilla

cch cch , cch cch , cch c

Himalaya

ch ch , ch c

Albino

cc

ch

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Alel adalah gen-gen yang terletak pada lokus yang bersesuaian dari pasangan

kromosom homolog, tetapi memiliki pengaruh dalam cara yang berbeda.


Suatu alel dikatakan alel tunggal jika suatu gen memiliki satu gen sealel

sehingga hanya muncul satu sifat.


Suatu alel dikatakan alel ganda jika suatu gen memiliki lebih dari dua

pasangan gen yang sealel sehingga muncul beberapa sifat.


Contoh alel ganda pada manusia ada golongan darah ABO, sedangkan pada
hewan contohnya adalah warna bulu pada kelinci.

DAFTAR PUSTAKA

Ebiologysblog,

2012.

Substansi

Genetika.

http://ebiologi2010.blogspot.co.id/2012/06/substansi-genetika.html.

diakses hari Sabtu, 19 Maret 2016; 20.00 WIB


Yurida,
Risni
Selma,
2012.
Alel

Ganda

(Genetika)

http://teamrisni.blogspot.co.id/2012/06/alel-ganda-genetika.html.

diakses

gari Sabtu, 19 Maret 2016; 20.00 WIB


Nurhikmayani,
Risky,
2013.
Genetika

Ganda.

Alel

http://riskynurhikmayani.blogspot.co.id/2013/12/genetika-alelganda_4727.html. diakses hari Sabtu, 19 Maret 2016; 20.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai