GENETIKA
PERCOBAAN IX
ALEL GANDA
NAMA : DONI
NIM : H041201041
ASISTEN : FERDINANDO
LABORATORIUM GENETIKA
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
BAB I
PENDAHULUAN
suatu lokus tertentu dimungkinkan munculnya lebih dari hanya dua macam alel,
inilah yang disebut sebagai alel ganda. Meskipun demikian, pada individu diploid,
yaitu individu yang tiap kromosomnya terdiri atas sepasang kromosom homolog,
betapa pun banyaknya alel yang ada pada suatu lokus, yang muncul hanyalah
disebabkan oleh adanya alel pada tepung sari sama dengan alel pada sel telur,
sehingga tepung sari yang terdapat pada kepala putik tidak dapat membentuk
Melalui percobaan alel ganda dapat dilihat pengaruh dari alel ganda salah
satu contohnya adalah sistem penggolongan darah ABO. Orang yang mampu
antigen B memiliki alel IB dan yang dapat membentuk antigen A dan B maka
orang tersebut memiliki alel IA dan IB. Berdasarkan teori tersebut maka dilakukan
masing praktikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Alel ganda (multiple alleles) adalah adanya lebih dari satu alel pada lokus
yang sama. Pada manusia, hewan dan tumbuhan dikenal beberapa sifat keturunan
yang ditentukan oleh suatu seri alel ganda. Golongan darah ABO yang ditemukan
oleh Lendsteiner pada tahun 1900 dan faktor Rh yang ditemukan Lendsteiner
bersama Weiner pada tahun 1942 juga ditentukan oleh alel ganda. Untuk
golongan darah tipe ABO misalnya, dikenal oleh alel ganda IA, IB dan i.
Sebagaimana kita ketahui bahwa pengertian alel ganda ialah bahwa dalam suatu
populasi individu jumlah jenis alel pada suatu lokus terdapat lebih dari
Alel ganda dapat juga diartikan bahwa dalam suatu populasi individu
jumlah jenis alel pada suatu lokus terdapat lebih dari dua. Contoh yang sudah
cukup luas dikenal ialah golongan darah pada manusia. Di kenal ada empat jenis
golongan darah, yaitu A, B, AB dan O yang dikendalikan oleh tiga alel, yaitu I A,
Sebagian besar gen yang ada dalam populasi sebenarnya hadir dalam lebih
dari dua bentukan alel. Golongan darah ABO pada manusia, misalnya, ditentukan
oleh tiga alel pada satu gen tunggal: IA, IB, dan i. Golongan darah mengacu pada
dua karbohidrat A dan B yang bisa ditemukan di permukaan sel darah merah. Sel
karbohidrat B (golongan darah B), keduanya (golongan darah AB), dan tidak
lokus tertentu pada autosom di dalam suatu populasi. Apabila lebih banyak alel
ikut mengambil peranan, maka dala persamaan harus ditambahkan lebih banyak
simbol. Misalnya pada golongan darah ABO dikenal 3 alel, yaitu I A, IB dan i.
apabila p enyatakan frekuensi alel IA, q untuk frekuensi alel IB dan r untuk
ekuilibrium dengan cara yang sama seperti yang berlaku untuk sepasang alel.
a. Individu dengan jenis darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di
darahnya.
c. Individu dengan jenis darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A
d. Individu dengan jenis darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi
Golongan darah menurut sistem ABO dapat diwariskan dari orang tua
disebabkan oleh macam antigen yang dikandung oleh eritrosit (sel darah merah),
Adanya antigen di dalam eritrosit ditentukan oleh suatu seri alel ganda yaitu l A, lB,
dan IO. Populasi penduduk hampir seluruh dunia memiliki ketiga buah alel
yang mereka sebut antigen-M dan antigen-N. dikatakan bahwa sel darah erh
seseorang dapat mengandung salah satu atau kedua antigen tersebut. Jika misalnya
kelinci, maka darah kelinci akan membentuk anti-M dalam serum darah kelinci.
Apabila antiserum (disebut anti serum karena mengandung zat anti) dari kelinci
ini dipisahkan dan digunakan untuk menguji darah orang yang mengandung
antigen- M, maka eritrosit orang ini akan menggumpal. Cara yang sama, eritrosit
seseorang yang mengandung antigen-N akan mendorong kelinci untuk
membentuk zat anti-N, dengan menggunakan dua macam antiserum ini, tipe darah
seseorang dapat ditetapkan, yaitu apakah eritrosit sesorang bereaksi dengan (1)
anti-M serum saja, (2) anti-N serum saja atau (3) kedua-duanya anti-M dan anti-N
serum. Atas dasar inilah orang dibedakan atas yang mempunyai golongan darah
M, N atau MN. Reaksi dari sel darah merah dengan antiserum pada golongan
Hanya M + - M
M dan N + + MN
Hanya N - + N
memanfaatan faktor Rhesus atau faktor Rh. Nama ini diperoleh dari monyet jenis
Rhesus yang diketahui memiliki faktor ini pada tahun 1940 oleh Karl Landsteiner.
memiliki golongan darah Rh- mereka yang memiliki faktor Rh pada permukaan
sel darah merahnya disebut memiliki jenis darah Rh+ (Shofiansah, 2013).
tingkat populasi. Adapun populasi ialah suatu kelompok dari satu macam
organisme dan dari situ dapat diambil cuplikan (sampel). Semua makhluk hidup
mempunyai lengkang gen yang sama. Lengkang gen (gene pool) ialah jumlah dari
semua alel yang berlainan atau keterangan genetik dalam anggota dari suatu
untuk merubah frekuensi gen dan dengan demikian akan menyebabkan perubahan
arti penting dari sifat kuantitatif, karena cara menentukan penyebaran alel tersebut
dilakukan secara matematis. Salah satu saja frekuensi dari suatu gen diketahui
dapat digunakan untuk memprediksi frekuensi gen yang lain. Hal tersebut dapat
adanya mikroevolusi, yaitu evolusi yang terjadi pada tingkat kecil (gen). Apabila
frekuensi alel atau genotip menyimpang dari nilai yang diharapkan dari
sebagai penanda genetik dalam studi asosiasi mereka dengan berbagai penyakit.
lebih homogen dan dicampur. Untuk menentukan apakah struktur genetik dapat
Prinsip yang berbentuk pernyataan teoritis itu dikenal sebagai prinsip ekuilibrium
ekuilibrium, maka baik frekuensi gen maupun frekuensi genotip akan tetap dari
satu generasi ke generasi seterusnya. Hal ini dijumpai dalam populasi yang besar,
atau faktor lain yang dapat erubah frekuensi gen. Persamaan hukum Hardy-
alel dalam suatu populasi. Godfrey Harold Handy adalah seorang matematikawan
asal Inggris dan Wilhelm Weinberg adalah seorang dokter berkebangsaan Jerman.
frekuensi alel dalam suatu populasi akan tetap konstan jika memenuhi persyaratan
1) Perkawinan acak
Populasi yang berbeda pada titik equilibrium adalah populasi yang pola
kawinnya acak. Hal ini dimaksudkan dengan kawin acak ini adalah proses kawin
yang dilakukan berdasarkan atas kesempatan. Hal ini menjadi masalah apabila
terjadinya inbreeding.
Hal ini dapat diasumsikan dengan informasi genetik yang dibawa oleh
orang tua akan diwariskan ke generasi selanjutnya tanpa adanya perubahan pada
informasi genetik tersebut. Dengan kejadian mutasi akan menyebabkan terjadinya
tentunya akan menjadi masalah jika mutasi dan banyak faktor lainnya akan
perlahan merubah lungkang gen. Hal semacam ini disebut sebagai genetic drift
yang dapat merubah secara keseluruhan tampilan dan proporsi alel populasi.
yang dapat dilakukan, baik dalam proses kawin atau kejadian lainnya.
kejadian yang bersifat acak (stokastik) dan epigenetik akan sangat rendah. Hal ini
akhirnya juga akan menyebabkan perubahan pada tampilan lungkang gen. Selain
hal-hal tersebut, populasi yang homozigot rentan memunculkan gen yang bersifat
populasi. Tidak ada migrasi secara sederhana diasumsikan dengan tidak adanya
METODE PERCOBAAN
III.1.1 Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan alel ganda yaitu jarum, pipet, objek
III.1.2 Bahan
masing-masing praktikan sebanyak 2 tetes dan serum anti-A, anti-B, anti-AB dan
tissue.
tiga.
2. Dioleskan alkohol pada pada permukaan tangan yang akan diambil darahnya.
3. Diletakkan autoclick berisi lanset diatas tangan yang sudah dioleskan alkohol
pada lalu tekan autoclikc-nya.
4. Ditekan-tekan tangan yang sudah ditusuk agar darahnya keluar lalu darah
5. Kemudiam menguji darah tersebut dengan cara meneteskan serum anti-A, anti-
B dan anti-AB.
BAB IV
IV.1 Hasil
1 Doni - - - - - √
2 Sarwan - - - - - √
7 Saeful Musawwir √ - √ - - -
8 Miftahul Jannah - - - - - √
9 Khaerun Niza - - - - - √
10 Nurul Fatimah - - - - - √
13 Andi Fakhirah - - - - - √
Diketahui:
c. Golongan darah AB =1
Ditanyakan:
Penyelesaian:
a. Frekuensi alel
r2 : Frekuensi alel IO
9
r2 = 13
r2 = 0,69
r = 0,69
r = 0,83
9 1
(p + r)2 = 13
(p + r)2 = 0, 76
p+q = 0,76
p+q = 0,87
p = 0,87 - r
p = 0,84 – 0,83
p = 0,01
0,01 + q + 0,83 =1
q + 0,84 =1
q = 1 – 0,84
= 0,16
IAIA = p2 = (0,01)2
= 0,0001
IBIB = q2 = (0,16)2
= 0,0256
IOIO = r2 = (0,83)2
= 0,6889
yang bergolongan darah B yaitu Andina Putri Prahara dan Yosheline G.D Appa.
yaitu Sri Bella Astari. Jenis golongan darah terbanyak untuk kelompok tiga yaitu
golongan darah O terdapat 9 orang yaitu Doni, Sarwan, Ahmad Nurfakhry Salim,
Fathirah Nurul Wahida, Muhammad Rizal Udin, Miftahul Jannah, Khaerun Niza,
Dari hasil pengolohan data diketahui frekuensi alel IO (r) adalah 0,83 dan
untuk Frekuensi alel IA (p) adalah 0,01 sedangkan untuk frekuensi alel IB (q)
adalah 0,16. Selain itu diketahui pula frekuensi genotipe golongan darah A yaitu
IAIA = p2 Sebesar 0,0001 dan IAIO = 2pr yaitu sebesar 0,0166 dan untuk frekuensi
genotipe golongan darah B yaitu IBIB = q2 diperoleh hasil sebesar 0,0256 dan
IBIO= 2qr sebesar 0,2656 kemudian untuk frekuensi genotipe golongan darah AB
IAIB = 2pq sebesar 0,0032 dan untuk frekuensi genotipe golongan darah O IOIO =
r2 adalah 0,6889. Dari nilai frekuensi genotipe tersebut dapat diketahui bahwa
persentase gol. Darah A Homozigot (IAIA) adalah 0,0001%, persentase gol. Darah
persentase gol. Darah AB (IAIB) adalah 0,32% dan persentase gol. Darah O (IOIO)
adalah 68,89%.
BAB IV
V.1 Kesimpulan
Darah AB (IAIB) adalah 0,32% dan persentase gol. Darah O (IOIO) adalah
68,89%.
V.2 Saran
Penjelasan yang diberikan oleh asisten sudah sangat baik namun ketika
asisten melemparkan pertanyaan banyak praktikan yang ingin menjawab tapi tak
Darmawati, Suryawati, E., dan Suhendri, E., 2015. Frekuensi dan Penyebaran Alel
Golongan Darah ABO Siswa SMUN 1 Suku Bangsa Melayu di Kecamatan
Rupat. Jurnal Biogenesis. 1(2):66-69.
Eid, H.A., 2011. Effect of Rhesus Factor (Rh) and Blood Group Type on Gingival
Health Status. Egyptian Dental Journal. 57(4):1-6.
Khoiriyah, Y.N., 2014. Karakter Genetik Populasi Bedeng 61B Desa Wonokarto
Kabupaten Lampung Pasca Progra Kolonisasi Pemerintah Belanda. Jurnal
Ilmiah Biologi. 2(2):132-137.
LAMPIRAN