Anda di halaman 1dari 18

PRAKTIKUM I

JARINGAN TRANSPORT AIR

NAMA : DHEA SAGITA


NIM : H041201016
KELOMPOK : III (TIGA)
ASISTEN : FAISAL
HARI/TANGGAL : SELASA/ 19 OKTOBER 2021

LABORATORIUM BOTANI
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan salah satu komponen lingkungan hidup yang sangat

penting untuk perkembangan dan pertumbuhan tidak hanya bagi manusia, tetapi

juga bagi makhluk hidup lainnya. Definisi air adalah semua air yang terdapat di

dalam dan atau berasal dari sumber-sumber air, baik yang terdapat di atas maupun

di bawah permukaan tanah. Selanjutnya, sumber air adalah berasal dari tempat-

tempat dan wadah air, baik yang terdapat di atas maupun di bawah permukaan

tanah (Alihar, 2018).

Seperti halnya pada manusia dan hewan, air adalah salah satu komponen

penting bagi tumbuhan sebagai salah satu syarat keberlangsungan hidupnya. Air

ini digunakan dalam proses metabolisme yang berlangsung di dalam tumbuhan itu

sendiri. Meskipun termasuk kebutuhan vital, tumbuhan mampu bertahan dan

berfungsi dalam kondsi lingkungan yang sangat bervariasi, termasuk dinamika

dalam tanah berupa ketersediaan air dan tingginya evaporasi di atmosfer. Hal ini

tidak dapat dicapai tanpa adanya mekanisme pengaturan yang kuat sehingga

memungkinkan tanaman untuk memodulasi transportasi air dalam menanggapi

perubahan yang terjadi (Vilalta, dkk., 2014)

Masuknya air ke dalam akar adalah suatu pengetahuan umum mengenai

awal mula penyerapan air. Namun, yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana

pengangkutan air tersebut sehingga dapat menyebar dari satu bagian ke bagian

yang lain serta jaringan apa saja yang berperan di dalamnya. Berdasarkan

pertanyaan ini, maka dilakukanlah praktikum mengenai jaringan transport air.


1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang pada praktikum jaringan transport air ini adalah

bagaimana proes transport air melalui xilem?

1.3 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui proses transport air

melalui xilem.

1.4 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 19 Oktober 2021,

pukul 14.00-17.00 WITA di Laboratorium Biologi Dasar, Universitas

Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Unsur Air

Air memegang peranan sangat penting dalam kehidupan tumbuhan. Dalam

kehidupannya, tumbuhan memerlukan air kurang lebih 500 gram untuk setiap

bahan organic yang dibentuknya. Air mempengaruhi baik secara langsung

maupun tidak langsung hampir dalam semua proses di dalam kehidupan

tumbuhan. Agar dapat melangsungkan proses metabolik yang diperlukan

tumbuhan, air memiliki berbagai fungsi di dalam tanah seperti: sebagai pelarut,

media transfer unsur hara, sumber nitrogen, pengatur suhu tanah, dan aerasi.

Selain itu, air pada tumbuhan berperan mempertahankan turgiditas sel dan suhu

dalam tubuh tumbuhan sehingga metabolismenya tidak terganggu akibat fluktuasi

suhu lingkungan (Advinda, 2018).

Tanaman memiliki kebutuhan air yang berbeda pada setiap fase

pertumbuhan. Pada fase pertumbuhan vegetatif, air digunakan oleh tanaman untuk

melangsungkan proses pembelahan dan pembesaran sel yang terlihat dari

pertambahan tinggi tanaman, perbanyakan jumlah daun, dan pertumbuhan akar

(Marsha, dkk., 2014).

Sel tumbuhan mempunyai dinding sel yang mengakibatkan timbulnya

tekanan hidrostatik pada protoplasma sel yang disebut tekanan turgor. Tekanan

turgor sangat penting untuk berbagai fisiologis, antara lain perbesaran sel,

pertukaran gas pada daun, transport hasil fotosintesis pada floem, ataupun proses

transport melewati membrane sel. Disamping itu, tekanan turgor juga berperan

dalam kekakuan dan kestabilan mekanis jaringan tumbuhan (Advinda, 2018).


2.2 Jaringan Pengangkut

Pada abad ke-19, berbagai susunan pembuluh dalam bentuk stele menarik

perhatian peneliti. Dari analisis mereka, para ilmuwan menyimpulkan bahwa

berbagai bentuk stele dapat mengkhususkan diri dalam mendukung fungsi yang

berbeda dan bentuknya yang berbeda khusus untuk kelompok tumbuhan sehingga

memungkinkan adanya hubungan filogenetik antar kelompok. Jenis stele yang

berbeda dan bervariasi tidak hanya dengan tahap perkembangan, tetapi juga dalam

organ dewasa yang berbeda seperti daun, batang, hipokotil, dan akar. Meskipun

strukturnya berbeda spesies dan organnya beragam, bagian berbagi beberapa

mekanisme pengaturan yang mendasarinya dan fungsi utamanya bagi tumbuhan.

Umumnya, bagian ini memungkinkan tanaman untuk mengangkut air, nutrisi,

mengasimilasi, serta molekul sinyal, dan memberikan stabilitas pada tubuh

tanaman (Hellmann, dkk., 2018).

Mengutip pada paragraf sebelumnya, maka bagian yang ditemukan oleh

para ilmuwan inilah yang kemudian dinamakan sebagai jaringan pengangkut.

Pada tumbuhan, jaringan pengangkut ini terdiri dari dua jaringan, yaitu jaringan

pembuluh kayu (xilem) dan jaringan pembuluh tapis (floem).

2.2.1 Xilem

Xilem merupakan suatu jaringan pengangkut yang kompleks terdiri dari

berbagai macam bentuk sel. Pada umumnya sel-sel penyusun xilem telah mati

dengan dinding yang sangat tebal tersusun dari zat lignin sehingga xilem

berfungsi juga sebagai jaringan penguat. Xilem terdiri dari trakeid dan unsur

pembuluh. Trakeid adalah sel-sel panjang yang berbentuk pipa yang mati saat

dewasa seara fungional. Trakeid ditemukan di dalam xlem hampir semua tubuhan

vascular. Selain trakeid, Sebagian besar angiosperma serta segelintir


gymnosperma dan tumubuhan vascular tidak berbiji, memiliki unsur-unsur

pembuluh. Ketika isi selular yang hidup pada trakeid dan unsur pembuluh hancur,

dinding-dinding sel yang menebal akan tersisa, membentuk bagian yang tidak

hidup yang dialiri oleh air. Dinding sekunder trakeid dan unsur pembuluh

seringkali disela oleh ceruk, yaitu bagian-bagian tipis tempat terdapatnya dinding-

dinding primer saja. Air bergerak ke dalam sel terutama melalui ceruk, sehingga

air tidak perlu menyeberangi dinding sekunder yang tebal (Campbell, dkk., 2008).

Unsur-unsur pembuluh umumnya lebih lebar, lebih pendek, berdinding

lebih tipis, dan kurang meruncing dibadingkan trakeid. Unsur-unsur pembuluhnya

tersusun dengan ujunng-ujung yang bersentuhan, membentuk pipa mikro Panjang

yang disebut pembuluh (vessel). Dinding ujung dari unsur pembuluh memiliki

lempeng berlubang-lubang yang mengalirkan air secara bebas melalui pembuluh.

(Campbell, dkk., 2008).

Gambar 1. Tipe sel pengangkut air (Campbell, dkk., 2008)


2.2.2 Floem

Floem merupakan jaringan pengangkut yang berfungsi mengangkut dan

mendistribusikan zat-zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke bagian tumbuhan

yang lain. Tidak seperti sel pengangkut air pada xilem, sel-sel pengangkut gula

pada floem tetap hidup saat dewasa secara fungsional. Pada tumbuhan vaskular

tak berbiji dan gimnosperma, gula dan nutrien-nutrien organik yang lain

ditranspor melalui sel-sel yang panjang dan sempit disebut sel tapis (sieve cell).

Pada floem angiosperma, nutrient-nutrien ini ditranspor melalui pembuluh tapis

yang terdiri dari rangkaian sel-sel yang disebut unsur pembuluh tapis (sieve-tube

element) atau anggota pembuluh tapis (Campbell, dkk., 2008).

Walaupun hidup, unsur pembuluh tapis tidak memiliki nukleus, ribosom,

vakuola yang jelas, dan unsur sitoskeletal. Dinding ujung diantara unsur-unsur

pembuluh tapis disebut lempeng tapis (sieve plate) memfasilitasi aliran cairan dari

sel ke sel di sepanjang pembuluh tapis. Di samping setiap unsur pembuluh tapis,

terdapat sebuah sel nonpengangkut yang disebut sel pandamping (companion cell)

yang terhubung dengan unsur pembuluh tapis oleh banyak saluran disebut

plasmodesmata (Campbell, dkk., 2008).

Gambar 2. Sel pengangkut gula pada floem (Campbell, dkk., 2008)


2.3 Mekanisme Transpor Air

Seperti halnya pada hewan, tumbuhan juga perlu mentranspor air dan

nutrient dari salah satu bagian tubuhnya ke bagian yang lain. Trasnpor diawali

dengan absorpsi sumber daya oleh sel-sel tumbuhan. Seperti pada organisme

apapun, permeabilitas selektif membran plasma mengontrol pergerakan zat-zat

dalam dan keuar sel (Campbell, dkk., 2008).

Transportasi melintasi membran sangat penting untuk kelangsungan hidup

tanaman. Membran adalah batas dimana tanaman berinteraksi dengan lingkungan.

Transmisi energi dan molekul ke dalam sel memberi tanaman sumber bahan dan

kekuatan untuk tumbuh, mengembangkan, mempertahankan, dan gerakan

tumbuhan (Thomkins, dkk., 2021).

Menurut literatur Wahid (2006), mekanisme proses penyerapan air dapat

berlangsung karena hal sebagai berikut (Suhendra, dkk., 2020):

1. Difusi

Menurut Dwijoseputro (1994: 34) difusi adalah merupakan penyebaran

molekul-molekul suatu zat yang ditimbulkan oleh energi kinetik. Dimana

molekul-molekul tersebut cendrung menyebar ke segala arah sampai terdapat

suatu konsentrasi yang sama. Difusi zat terjadi dari suatu tempat yang banyak

mengandung molekul-molekul atau tempat yang konsentrasinya pekat menuju

tempat yang sedikit mengandung molekul atau konsentrasi rendah (Yahya, 2015).

2. Osmosis

Salah satu bagian difusi adalah osmosis yaitu perpindahan air dari larutan

yang mempunyai konsentarsi rendah ke larutan yang mempunyai konsentrasi tingi

melalui membran semipermiabel. Osmosis adalah berdifusinya zat pelarut dari

larutan yang konsentrasinya rendah ke larutan yang konsentrasinya tinggi melalui


selaput semipermiabel (Loveless, 1991 : 136). Menurut Syamsuri (1999), osmosis

adalah perpindahan ion atau molekul zat dari kerapatan rendah ke kerapatan tinggi

melalui suatu membran (Yahya, 2015).

3. Imbibisi

Imbibisi adalah tahap pertama yang sangat penting karena menyebabkan

peningkatan kandungan air benih dan merupakan salah satu proses difusi yang

terjadi pada tanaman. Imbibisi merupakan masuknya air pada ruang interseluler

dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi (Suhendra, dkk., 2020).

4. Transpor aktif

Transpor aktif adalah pemompaan zat terlarut melintasi membran melawan

gradien elektrokimiawi zat tersebut. Proses ini disebut aktif karena sel harus

menggunakan energy, biasanya dalam bentuk ATP, untuk mentranspor zat terlarut

melawan arah neto difusi zat tersebut. Protein transpor yang terlibat dalam

transport aktif memerlukan energy agar berfungsi, sementara yang terlibat dalam

transport pasif tidak memerlukannya. Pada transpor aktif dalam sel-sel tumbuhan,

protein yang paling penting adalah pompa proton yang menggunanakan energi

dari ATP untuk memompa proton(H+) keluar dari sel (Campbell dkk., 2008).

2.3.1 Transpor Intravaskular

Transpor intravaskular atau yang biasa disebut sebagai lintasan air dan

mineral dari akar ke daun. Prosesnya yaitu air dan mineral yang sudah berada di

xilem akar lalu menuju batang bergerak menuju xilem pada tangkai daun, lalu

masuk ke xilem urat daun. Pada ujung urat daun, air lepas masuk ke lapisan bunga

karang dan sel palisade. Air yang ada didalam sel bunga karang lalu diuapkan

melalui stomata. Proses penguapan air yang terjadi lewat stomata tersebut
kemudian disebut transportasi atau proses pengangkutan makanan pada

tumbuhan.

2.3.2 Transpor Ekstravaskular

Transportasi ekstravasikuler adalah pengangkutan air dan zat-zat penting

yang terjadi di luar berkas pembuluh pengangkut. Pengangkutan air dan mineral

19 dari dalam tanah di luar berkas pembuluh ini dilakukan melalui 2 mekanisme,

yaitu apoplas (melalui ruang antar sel) dan simplas (melalui sitoplasma). Proses

dari transportasi ini adalah air dan mineral dari dalam tanah melalui rambut akar

menuju ke sel epidermis lalu menuju korteks, setelah itu ke endodermis, lalu

silinder pusat. Namun bila terjadi pada akar muda, air dan mineral tersebut

langsung menuju ke xilem. Sedangkan pada sel yang sudah tua tidak langsung ke

xilem, tetapi menuju ke floem terlebih dahulu, lalu baru kemudian ke sel

kambium dan terakhir ke xilem.

2.3.3 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Transpor Air

Transpor air dalam prosesnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu

sebagai berikut (Handoko dan Rizki, 2020):

1. Daya kapilaritas : pembuluh xilem yang terdapat pada tumbuhan dianggap

sebagai pipa kapiler. Air akan naik melalui pembuluh kayu sebagai akibat dari

gaya adhesi antara dinding pembuluh kayu dengan molekul air.

2. Daya tekan akar : tekanan akar pada setiap tumbuhan berbeda-beda. Besarnya

tekanan akar dipengaruhi besar kecil dan tinggi rendahnya tumbuhan. Bukti

adanya tekanan akar adalah pada batang yang dipotong, maka air tampak

menggenang dipermukaan tunggaknya.


3. Daya hisap daun : disebabkan adanya penguapan (transpirasi) air dari daun

yang besarnya berbanding lurus dengan luas bidang penguapan (intensitas

penguapan).

BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah mikroskop, objek glass,

cover glass, pipet tetes, gelas kimia, kertas saring, pisau silet, dan kamera.

3.2 Bahan

Bahan yang diperlukan untuk praktikum ini adalah pacar air Impatiens

balsamina dan sirih-sirihan Peperomia pellucida, serta bahan kimia berupa air

destilata dan pewarna (safranin dan metilen blue).

3.3 Prosedur Praktikum

Adapun prosedur praktikum pada percobaan ini adalah:

1. Menyiapkan mikroskop dan alat-alat serta bahan lainnya.

2. Campurkan air destilata dengan pewarna safranin dan metilen blue dalam

gelas kimia yang berbeda, lalu saring larutan.

3. Masukkan tanaman pacar air Impatiens balsamina dan sirih-sirihan

Peperomia pellucida pada gelas kimia berbeda sampai seluruh bagian akarnya

terendam.

4. Amati jika air yang telah dicampur dengan pewarna mulai naik di dalam

batang tanaman.
5. Buatlah preparat sayatan melintang batang tanaman praktikum dan amati

dengan mikroskop. Dicatat data yang diperoleh dalam laporan praktikum.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pacar Air Impatiens balsamina

4
Gambar 3. Rangkaian alat pacar air Impatiens balsamina (Dokumentasi pribadi)

Keterangan: (1) Daun pacar air Impatiens balsamina, (2) Batang pacar air

Impatiens balsamina, (3) Larutan safranin (4) Akar pacar air Impatiens

balsamina.
4

2 3

Gambar 4. Penampang melintang batang pacar air Impatiens balsamina


(Dokumentasi pribadi)
Keterangan: (1) Epidermis, (2) Korteks, (3) Larutan berupa campuran air

destilata dan safranin yang diserap oleh akar, (4) Xilem.

Gambar 3 merupakan merupakan rangkaian alat dari sampel pacar air

Impatiens balsamina. Larutan merupakan campuran dari air destilata dan pewarna

berupa safranin. Perendaman sampel dari akar sampai pada batang menggunakan

botol sampel dilakukan selama ±20 menit. Dari proses perendaman ini, air akan

diserap oleh pembuluh xilem naik ke batang. Langkah selanjutnya adalah

pembuatan preparat irisan melintang batang sampel untuk kemudian diamati

menggunakan mikroskop.

Gambar 4 menunjukkan penampang melintang pacar air Impatiens

balsamina berupa transportasi pada sanpel yang telah dicelupkan ke larutan warna.

Hal tersebut dikarenakan gerak kapilaritas tumbuhan serta daya hisap daun untuk

melakukan transpirasi. Peningkatan panjang warna merah pada batang yang

menandakan adanya transportasi pemindahan air dari lingkungan ke sistem.

Pemindahan zat warna tersebut terfasilitasi oleh berkas pempuluh xilem yang

berfungsi untuk mengangkut zat penting yang dibutuhkan oleh tumbuhan dari

akar menuju daun. Proses tersebut merupakan pengangkutan intravasikuler


pengangnkutan zat melalui berkas pengangkut yaitu oleh xilem disebut

transportasi. (Firmansyah, dkk., 2007).

Dengan adanya pengangkutan zat warna dari xilem membuat

bertambahnya panjang warna pada batang serta adanya zat warna merah yang

menyebar disekitar jaringan berkas pengangkut. Hal ini berkaitan dengan teori

Fitther dan Hay (1991) yang menyatakan bahwa kecepatan perjalanan zat-zat

terlarut melalui xilem dipengaruhi oleh kegiatan transpirasi, dan perjalanan

transportasi serta fotosintesis. Jaringan xilem dan floem yang berada di batang

pacar air tersebut bekerja (melakukan trasnportasi) menyalurkan zat yang

dibutuhkan dalam fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan terutama daun.

4.2 Sirih-Sirihan Peperomia pellucida

4
3

Gambar 5. Rangkaian alat sirih-sirihan Peperomia pellucida


(Dokumentasi pribadi)

Keterangan: (1) Daun sirih-sirihan Peperomia pellucida, (2) Batang sirih-sirihan

Peperomia pellucida, (3) Larutan metilen blue dalam botol sampel, (4) Akar sirih-

sirihan Peperomia pellucida.


1
4

2
3

Gambar 6. Penampang melintang batang sirih-sirihan Peperomia pellucida


(Dokumentasi pribadi)

Keterangan: (1) Epidermis, (2) Korteks, (3) Larutan berupa campuran air

destilata dan metilen blue yang diserap oleh akar, (4) Xilem.

Gambar 5 merupakan rangkaian alat untuk sampel sirih-sirihan Peperomia

pellucida. Larutan yang digunakan untuk sampel ini merupakan campuran air

destilata dengan pewarna metilen blue. Sampel yang telah direndam selama ±20

menit dalam larutan kemudian dikeluarkan untuk kemudian dibuatkan preparat

sayatan melintang pada batang. Preparat lalu diamati di bawah mikroskop.

Gambar 6 adalah penampang melintang dari sirih-sirihan Peperomia

pellucida. Bagian xilemnya mengalami perubahan warna menjadi biru, hal ini

membuktikan bahwa xilem berfungsi sebagai jaringan transport air pada

tumbuhan karena terjadi pergerakan air melalui xilem yang ditandai dengan

perubahan warna pada xilem menjadi warna biru saat dilakukan pengamatan pada

mikroskop. Dengan demikian membuktikan bahwa xilem pada tumbuhan sebagai

jaringan pengankut air memiliki peran yang sangat penting karena melalui xilem

air dapat diangkut dan disebarkan ke bagian lain pada tumbuhan.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan, maka dapat disimpulkan

bahwa fungsi jaringan pengangkut xilem adalah mengangkut air dan zat-zat yang

terlarut didalamnya serta tersusun seperti rangkaian pipa-pipa kapiler. Kapilaritas

batang yaitu pengangkutan air melalui xilem mengikuti prinsip kapilaritas.

Pengangkutan air melalui pembuluh kayu (xilem), terjadi karena pembuluh kayu

(xilem) tersusun seperti rangkaian pipa-pipa kapiler. Daya kapilaritas disebabkan

karena adanya kohesi antara molekul air dengan air dan adhesi antara molekul air

dengan dinding pembuluh xilem. Baik kohesi maupun adhesi ini menimbulkan

tarikan terhadap molekul air dari akal sampai ke daun secara bersambungan.

5.2 Saran

Pada praktikum ini terjadi kendala mengenai sulitnya mendapatkan

sayatan yang tepat atau membuat preparat sehingga praktikan sebaiknya


menggunakan silet yang lebih tajam untuk mengindari habisnya sampel karena

sayatan yang tidak sempurna sehingga sulit diamati di mikroskop. Selain itu,

sebaiknya sampel yang digunakan diperbanyak dan direndam pada safranin dan

metilen blue lebih lama agar di mikroskop dapat terlihat dengan jelas mengenai

larutan yang diserap dan jaringan yang terlibat di dalamnya.

DAFTAR PUSTAKA

Advinda, L. 2018. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Deepublish: Yogyakarta.

Alihar, F. 2018. “Penduduk dan Akses Air Bersih di Kota Semarang”. Jurnal
Kependudukan Indonesia. 13(1): 67-76.

Campbell, N.A., Jane, B.R., Lisa, A.U., Michael, L.C., Steven, A.W., Peter, V.M.,
dan Robert, B.J. 2008. Biologi Edisi 8 Jilid 2. Damaring Tyas
Wulandari. 2012. Penerbit Erlangga: Jakarta.

Handoko, A., dan Anisa, R.M. 2020. Fisiologi Tumbuhan. Yayasan Kita Menulis:
Medan
Hellmann, E., Donghwi, K., Raili, R., and Yka, H. 2018. “Plant Vascular Tissue
Connecting Tissue Comes in All Shapes”. Journal of Plants. 7(4):1-
18.
Marsha, N.D., Nurul, A., dan Titin, S. 2014. “Pengaruh Frekuensi dan Volume
Pemberian Air pada Pertumbuhan Tanaman Crotalaria mucronata
Desv”. Jurnal Produksi Tanaman. 2(8): 673-678.
Suhendra, D., Siska, E., dan Aswaldi, A. 2020. “Efek Perubahan Kondisi Fisik
Benih Kopi (Coffea sp.) terhadap Konsentrasi Hormon Giberellin
(Ga3) dan Perendaman Suhu Air yang Berbeda”. Jurnal Penelitian
Agronomi. 22(2):109-117.

Tomkins, M., Nathan, H., and Richard, J.M. 2021. “An Update on Passive
Transport in and Out of Plant Cells”. Journal of Plant Physiology.
187(1): 1-12.
Vilalta, J.M., Rafael, P., David, A., Javier, R., and Maurizio, M. 2014. “A New
Look at Water Transport Regulation in Plants”. Journal of New
Phytologist. 204(1). 105-115.

Yahya. 2015. “Perbedaan Tingkat Laju Osmosis antara Umbi Solonum tuberosum
dan Doucus carota”. Jurnal Biology Education. 4(1): 197-206.

Anda mungkin juga menyukai