MIGRASI TUMBUHAN
A. MIGRASI TUMBUHAN
Menurut kamus lengkap Biologi (2002:354) migrasi yaitu pola distribusi tata ruang
individu yang satu relative terhadap yang lain dalam populasi. Proses migrasi pada tumbuhan di
pengaruhi factor kemampuanya berevolusi, kemampuanya dalam menyesuaikan dirinya untuk
mempertahankan hidupnya, melakukan persebaran untuk tumbuh dan hidup seperti spora yang
terbang di tiup angin, dan sifat yang dimiliki kosolitnes mempunyai kemampuan menyebar
secara luas.
Salah satu factor yang mempengaruhi penyebaran tumbuhan di permukaan bumi adalah
Tinggi rendahnya permukaan bumi. Permukaan bumi terdiri dari berbagai macam relief, seperti
pegunungan, dataran rendah, perbukitan dan daerah pantai. Perbedaan tinggi-rendah permukaan
bumi mengakibatkan variasi suhu udara. Variasi suhu udara mempengaruhi keanekaragaman
tumbuhan. Hutan yang terdapat di daerah pegunungan banyak dipengaruhi oleh ketinggian
tempat.
Faktor ketinggian permukaan bumi umumnya dilihat dari ketinggiannya dari permukaan
laut (elevasi). Misalnya ketinggian tempat 1500 m berarti tempat tersebut berada pada 1500 m di
atas permukaan laut. Semakin tinggi suatu daerah semakin dingin suhu di daerah tersebut.
Demikian juga sebaliknya bila lebih rendah berarti suhu udara di daerah tersebut lebih panas.
Setiap naik 100 meter suhu udara rata-rata turun sekitar 0,5 derajat Celcius. Jadi semakin rendah
suatu daerah semakin panas daerah tersebut, dan sebaliknya semakin tinggi suatu daerah semakin
dingin daerah tersebut. Oleh sebab itu ketinggian permukaan bumi besar pengaruhnya terhadap
jenis dan persebaran tumbuhan. Daerah yang suhu udaranya lembab, basah di daerah tropis,
tanamannya lebih subur dari pada daerah yang suhunya panas dan kering.
Menurut Fr. Junghuhn seorang penyelidik bangsa Jerman membedakan jenis tumbuh-
tumbuhan berdasarkan ketinggian tempatnya adalah : (1) Tingkat tropis setinggi 700 m, terdiri
atas tumbuh-tumbuhan tropis, (2) Tingkat subtropis hingga 1.000 m, sudah mulai tidak ada
tumbuh-tumbuhan hutan dataran rendah, (3) Ketinggian 1.000-2.000 m, terdapat tumbuh-
tumbuhan dari iklim sedang. Daerah ini banyak terdapat kabut, pohon-pohonnya telah ditumbuhi
2
lumut (hutan kabut dan hutan lumut), (4) Lebih tinggi dari 2.000 m, hanya sedikit pohon, dan
hanya terdapat belukar dan rumput (Novi Silvia Hardiany : 2013).
B. PEMENCARAN TUMBUHAN
Pemencaran dan perpindahan merupakan dua aktivitas yang berlainan, walaupun
mempunyai kaitan yang erat. Pemencaran hanya melibatkan diseminasi dari induk dan
penyebaran ( dalam arti dinamik) ke suatu tempat yang baru, sedang perpindahan mencakup pula
keberhasilan pertumbuhan dan penghunian yang tetap.
Pemencaran merupakan proses esensial yang mendahului migrasi, yang sesungguhnya
hanya dapat tercapai dengan penghuniantetap di tempat yang baru. Di dalam alam hanya
sebagian kecil begian tubuh tumbuhan yang dapat dipancarkan, dan yang dapat dengan tepat
disebut sebagai diseminul atau diaspora, benar-benar tumbuh di sutu tempat dan benar-benar
melakukan migrasi. Bukan hanya karena sebagian besar telah mati awal (premature) atau jatuh di
tanah gundul,atau terhenti di tempat yang tidak member kesempatan bagi mereka untuk mulai
dengan suatu kehidupan baru, atau gagal untuk mempertahankan diri dalam perjuangan melawan
persaingan yang lebih kuat, tetapi kondisi ekologi dan reaksi fisiologi harus terletak dalam batas-
batas yang sempit untuk keberhasilan terakhir.
Pemencaran tumbuhan dapat pula dibantu oleh factor luar. Alat pembiakan tumbuhan
yang pemencarannya dibantu oleh factor luar tersebut biasanya memiliki beberapa modifikasi
yang mendukung proses pemencaran tersebut. Berdasarkan factor yang menjadi perantara dalam
penyebarannya, pemencaran jenis ini dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu berdasarkan
bantuan angin, bantuan air, bantuan hewan, dan bantuan manusia.
a. Pemencaran dengan Bantuan Angin (Anemokori)
Anemokori (Anemos berarti angin dan chorein berarti penyebaran) akan berlangsung efektif jika
alat kembang biak yang dipencarkan mengalami modifikasi yang mendukung gerak pemencaran.
b. Pemencaran dengan Bantuan Air
Pemencaran dengan bantuan air (hidrokori) terjadi melalui air sungai maupun air
laut. Setiap jenis benih yang ringan berkemungkinan untuk dipencarkan oleh air secara efektif
sampai batas kemampuannya untuk mengapung dan mempertahankan daya untuk berkecambah,
yaitu ketika benih jenuh akan air dan tenggelam atau menjadi busuk (gagal). Persyaratan utama
dalam pemencaran oleh air adalah daya apung yang cukup dan impermeabilitas bagi air.
Tumbuhan yang pemencarannya dengan bantuan air memiliki struktur buah yang terdiri
dari 3 lapis kulit, yaitu:
Eksokarp,kulit yang paling luar mengilap,tipis dan kuat.
Mesokarp, kulit yang tengah yang tebal berisi rongga udara sehingga biji menjadi ringan
dan mengambang di air.
Endokarp, kulit yang paling dalam kuat dan keras yang berfungsi untuk melindungi embrio.
Selain itu masih ada beberapa ciri tanaman yang bijinya di pencarkan oleh air, yaitu:
Memiliki tempurung yang kuat, tahan lama dan pada air serta mampu menahan korosi dari air
garam.
Benih memiliki kantong udara sehingga mampu untuk mengapung.
Cadangan makanan cenderung lebih keras dan dalam jumlah yang agak banyak.
Tumbuhan yang di pencarkan oleh air adalah tanaman yang umumnya tumbuh dekat air.
Cara utama pemencaran tanaman oleh air adalah:
Arus laut. Arus laut dapat menyebabkan pemencaran jarak jauh yang sangat efektif untuk jenis
benih yang mampu mengapung selama waktu yang panjang tanpa menjadi jenuh oleh air dan
juga termasuk dalam jenis tumbuhan (benih normal) yang mampu hidup di daerah pesisir
5
sehingga dapat tinggal menetap di bawah kondisi kadar garam tinggi (pantai berpasir,
berlumpur).
Sungai dan Selokan. Sungai dan selokan biasa mengangkut buah, biji dan bagian-bagian lain
pada tumbuh-tumbuhan yang terkadang bergerak jauh hingga ke laut. Pemencaran dengan air
hanya terbatas pada arah aliaran air dan daratan yang bersangkutan, dikaraenakan benih yang
tumbuh tidak mampu mencakup ke area yang lebih luas (bukan tumbuhan pantai atau laut
sehingga tidak mampu bertahan jika terlalu lama mengapung di samudera).
Penghanyutan oleh Hujan, Banjir dan Danau. Air hujan tidak hanya memercikan ke luar biji
atau spora dari organ-organ yang terbuka, tetapi jika membentuk aliran dapat membawa biji atau
spora lebih jauh daripada factor yang lain. Hampir setiap tumbuhan dapat dipencarkan secara
drastic oleh banjir, seperti penumbangan pohon dan pengangkutan semua jenis reruntuhan yang
dapat mencapai jarak cukup jauh hingga terdampar di dataran banjir berlumpur yang cocok
untuk ditempati oleh tumbuhan yang mengadakan migrasi.Pada danau cara pemencaran dan
jenis-jenis tumbuhan yang dipencarkan hampir sama dengan yang terjadi di sungai-sungai, tetapi
terdapat lebih banyak keterbatasan pemencaran bagi jenis-jenis tumbuhan akuatik dan semi
akuatik, dan jarak pemencaran pendek.
Gunung Es atau Gumpalan Es. Es yang mengapung ke arah hilir di sungai-sungai atau hanyut
ke danau memilki peranan penting sebagai pengangkut benih yang tidak dapat mengapung.
Sebagai contoh Puccinellia phryganodes.Selain pemencaran dapat dilakukan oleh air tidak semua
hal tersebut dapat dilakukan dikarenakan adanya penghambat jalannya pemencaran, antara lain
tidak tersedianya air yang cukup, setiap rintangan penghalang gerak air, pembekuan yang terjadi
hingga dasar air, samudera yang luas bagi benih yang tidak dapat mengapung dan hidup lama,
begitupula pengaruh iklim yang berbeda sehingga tidak sesuai untuk menetapkan tumbuhan yang
ditransportasikan.
Contoh penyebaran tanaman oleh air adalah spora ganggang, spora terdiri dari zoospora
dan aplanospora. Zoospora memiliki bulu getar yang dapat bergerak bebas dalam air untuk
berpindah tempat,kemudian tumbuh dan berkembang menjadi individu baru. Selain spora
beberapa contoh tanaman lainnya yaitu kelapa (Cocos nucifera), nyamplung (Calophylum sp.),
eceng gondok, teratai, dan bakau.
Manusia secara sengaja atau tidak sengaja dapat memencarkan alat perkembangbiakan
tumbuhan. Manusia merupakan penyebab perubahan vegetasi yang paling aktif, termasuk
pemencaran tumbuhan. Apalagi di jaman modern. Dengan perjalanan di dunia dalam jumlah
yang kian lama semakin besar dan dengan kecepatan dan kemudahan yang terus-menerus
meningkat, manusia selalu mengangkut benih tumbuhan baik sengaja maupun tidak diketahui.
Sebagai contoh manusia secara sengaja mendatangkan kina dari Amerika Selatan, kopi dan
kelapa sawit dari Afrika ke Indonesia. Secara tidak sengaja, manusia memakan buah yang
bijinya tidak tercerna dan dikeluarkan bersama kotoran, dapat pula biji rumput-rumputan yang
menempel pada baju/celana. Akibatnya, hanya sedikit tempat di bumi ini yang vegetasi dan flora
penyusunnyatidak menunjukan adanya bekas campur tangan manusia.
Pada waktunya tanda-tanda adanya campur tangan manusia akan semakin hilang,
namun campur tangan ini sudah semakin luas dan mengaburkan tumbuhan-tumbuhan endemic
disuatu daerah dan semakin mengaburkan daerah asal tumbuhan.
berupa gunung-gunung, baik yang berwujud rintangan langsung yang bersifat mekanik maupun
tidak langsung dengan mengubah keadaan iklim dan sejenisnya seperti suhu udara dan angin.
Banyak angin setempat ditumbuhkan oleh kombinasi factor-faktor fisiografi dan iklim yang
merupakan penghalang nyata bagi pemencaran ke suatu arah, tetapi factor tersebut juga dapat
membantu di lain arah.
2. Iklim
Iklim dapat mencakup suhu yang berbeda-beda, kelembaban, cahaya, dan keadaan lain.
Ketergantungan yang erat antara tumbuhan dan kondisi iklim mengakibatkan lingkungan
vegetasi dan iklim cenderung menunjukan kesamaan satu dengan yang lain, dimana iklim dapat
menentukan batas-batas umum suatu persebaran tumbuhan. Perubahan iklim yang besar
merupakan pnghalang yang benar-benar tak dapat diatasi bagi tumbuhan yang baru mengalami
migrasi. Berikutnya, setiap keadaan termasuk juga tenggang waktu, yang terbukti dapat menjadi
factor utama penyebab kematian paada benih.
3. Tanah
Kondisi tanah yang berupa kombinasi maupun terpisah-pisah menyebabkan wilayah
persebaran tumbuhan menjadi terbatas. Hal ini dapat berupa faktor-faktor tanah yang berbeda-
beda, antara lain berupa faktor edafik yaitu termasuk dalam struktur fisik, komposisi kimia,
kandungan lengas, keadaan suhu, dan termasuk kandungan-kandungan organisme-organisme
hidup, yang masing-masing dapat mencegah suatu benih untuk menetap di daerah baru,
walaupun demikian perkecambahan dapat terlaksana dengan baik.
Jika hal tersebut tidak terjadi, maka jelas bahwa setiap jengkal tanah atau seleret sinar akan
dimanfaatkan, karena memperjuangkan eksistensi merupakan suatu hal yang sangat nyata,
terutama terjadi antara organisme di tempat-tempat dengan kondisi kehidupan yang lebih baik
dengan faktor-faktor fisik lingkungan di tempat-tempat yang kondisinya buruk.
Berdasarkan uraian tentang migrasi dan pemencaran tumbuhan dalam makalah di atas
maka dapat kita simpulkan bahwasannya migrasi dan tumbuhan adalah dua hal yang berbeda tapi
saling berkaitan satu sama lain. Migrasi tumbuhan dilakukakn melalui pemencaran dari
tumbuhan itu sendiri dan dikatakan bermigrasi apabila tumbuhan yang melakukan pemencaran
telah tumbuh dan menetap ditempat dimana tumbuhan itu berhenti dari pemencarannya.
Pemencaran tumbuhan merupakan salah satu upaya atau cara yang dilakukan oleh
tumbuhan itu sendiri maupun adanya faktor luar yang mampu mengembangbiakan dan mampu
melestarikan suatu jenis tumbuhan tertentu. Adanya pemencaran tumbuhan di bumi
menyebabkan distribusi atau agihan dapat terleksana dengan merata. Peran serta lingkungan
sekitar tumbuhan hidup juga mempengaruhi tingkat pemencaran suatu tumbuhan. Sebagai
contoh adanya penghalang-penghalang yang berupa perbedaan iklim antara tempat yang satu
dengan tempat yang lain akan menyulitkan proses pemencaran. Di dalam proses pemencaran itu
sendiri terdapat keanekaragaman model pemencaran, yang keseluruhanya memilki kekhasan
masing-masing. Dari kekhasan itulah model pemencaran antara jenis yang satu dengan yang lain
dapat teridentifikasi.