Anda di halaman 1dari 18

KEKAYAAN JENIS TANAMAN POTENSIAL UNTUK MENGENDALIKAN HAMA

DI KELURAHAN SEKARAN GUNUNGPATI

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Biokonservasi

Dosen pengampu:

Dr. Margareta Rahayuningsih, S.Si, M.Si.

Disusun oleh:

F. Ayuningtyas Wahyu Paramita

4411417060

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


2019

DAFTAR ISI
Halaman Judul ............................................................................................................................. i
Daftar Isi ..................................................................................................................................... ii
Kata Pengantar .......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1
B. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 2
C. Rumusan Masalah ................................................................................................ 2
D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 2
BAB II KAJIAN PUSTAKA ..................................................................................................... 3
A. Kekayaan Jenis ........................................................................................................ 3
B. Tanaman Potensial .................................................................................................. 3
C. Hama ....................................................................................................................... 4
BAB III METODE PENELITIAN… ......................................................................................... 6
A. Tempat Pelaksanaan ................................................................................................ 6
B. Alat dan Bahan ........................................................................................................ 6
C. Cara Kerja................................................................................................................ 6
D. Analisis Data ........................................................................................................... 6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN… ............................................................................... 7
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN… ............................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 11
LAMPIRAN ............................................................................................................................. 13

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan pada kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikantugas
penelitian Biokonservasi dengan judul “Keanekaragaman Jenis Tanaman Potensial Untuk
Mengendalikan Hama Di Kelurahan Sekaran Gunungpati” tepat pada waktunya. Kami
menyadari bahwa makalah yang kami selesaikan ini masih jauh dari kesempurnaan. Seperti
halnya pepatah “ tak ada gading yang tak retak”, oleh karena itu kami mengharapkan kritik
dan saran dari semua kalangan yang bersifat membangun guna kesempurnaan laporan
penelitian kami selanjutnya.

Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada Dosen kami, Dr. Margareta
Rahayuningsih, S.Si, M.Si.dan semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan
laporan penelitian ini dari awal sampai akhir. Serta kami berharap agar laporan penelitian ini
dapat bermanfaat bagi semua kalangan.

Amin

Semarang, Oktober 2019

Penulis

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kekayaan alam hayati yang dimiliki Indonesia sangat berlimpah dan beraneka ragam,
sehingga disebut negara mega-biodiversity. Kekayaan jenis tanaman yang berpotensi
pemanfaatannya sebagai bahan untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman belum
optimal. Nenek moyang kita telah mengembangkan pestisida nabati yang ada di lingkungan
pemukimannya untuk melindungi tanaman dari serangan pengganggunya secara alamiah.
Mereka memakai pestisida nabati atas dasar kebutuhan praktis dan disiapkan secara
tradisional. Tradisi ini akhirnya hilang karena desakan teknologi yang tidak ramah
lingkungan. Kearifan nenek moyang kita bermula dari kebiasaan menggunakan bahan jamu
(empon-empon = Jawa), tumbuhan bahan racun (gadung, ubi kayu hijau, pucung, jenu =
Jawa), tumbuhan berkemampuan spesifik (mengandung rasa gatal, pahit, bau spesifik, tidak
disukai hewan/serangga, seperti awarawar, rawe, senthe), atau tumbuhan lain berkemampuan
khusus terhadap hama/penyakit (biji srikaya, biji sirsak, biji mindi, daun mimba, lerak, dll).

Tumbuhan mengandung bahan kimia dalam bentuk senyawa metabolit sekunder yang
fungsinya dalam proses metabolisme tumbuhan masih kurang jelas. Namun, kelompok
senyawa ini ternyata berperan penting dalam proses berinteraksi atau berkompetisi, termasuk
melindungi diri dari gangguan pesaingnya (Kardinan dan Wikardi 1994). Produk metabolit
sekunder tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan aktif pestisida nabati (Dubey, dkk.,2008)
dan juga digunakan oleh tumbuhan sebagai alat pertahanan dari serangan organisme
pengganggu. Pestisida botani di alam banyak jenisnya terutama di daerah tropika yang sangat
kaya dengan tumbuhan. Pestisida botani yang sudah diketahui dan diteliti khasiatnya antara
lain piretrum (Chrysantemum cinaeriraefollum), tuba (Denis elliptica), daun serta biji nimba
(Azadirachta indica), biji sirsak (Annona muricata), rimpang lengkuas (Alpinia galanga) dan
masih banyak lagi (Wiratno, dkk., 2009).

Organisme pengganggu tanaman (OPT) yang terdiri dari hama, penyakit dan gulma.
Adanya gangguan OPT ini sangat mengganggukenyamann penduduk terutama Akhir-akhir
ini banyak kasus yang menunjukkan bahwa penggunaan pestisida sintetik semakin tidak
efektif dan bahkan dapat dikatakan gagal. Hal ini terbukti dari semakin banyaknya muncul
hama yang resisten terhadap pestisida dan terjadi resurjensi, baik pada serangga hama atau
penyakit, bahkan gulma, karena tidak adanya musuh alami.Pengendalian hama harus lebih
1
mengutamakan pengendalian hayati dan penggunaan pestisida kimia harus diminimalkan,
karena pestisida kimia dapat menimbulkan dampak negatif seperti menyebabkan kematian
pada musuh alami, pencemaran lingkungan, menimbulkan keracunan pada manusia dan
menimbulkan ledakan populasi hama. Dengan berbagai dampak negatif yang ditimbulkan
insektisida kimia maka terbuka peluang untuk mengembangkan pengendalian hama yang
ramah lingkungan (Wiratno, dkk.,2011).Oleh karena itu perlu adanya data untuk memperoleh
informasi jenis tumbuhan yang berpotensi untuk mengendalikan hama di Kelurahan Sekaran
Gunungpati telah dilakukan pengumpulan informasi meliputi jenis dan pemanfaatannya.
B. Tujuan Penelitian
Berdasarkanmasalah yang telahdirumuskan, maka diperolehtujuanyaitu sebagai berikut:
1. Mengetahui jenis-jenis tanaman yang berpotensi untuk mengendalikan hama di
Kelurahan Sekaran.
2. Memberi informasi dan pengetahuan jenis – jenis tanaman yang berpotensi untuk
mengendalian hama kepada masyarakat di Kelurahan Sekaran Gunungpati.
C. Rumusan Masalah
Masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana mengetahui jenis – jenis tanaman yang berpotensi untuk
mengendalikan hama di Kelurahan Sekaran?.
2. Bagaimana memberi informasi dan pengetahuan jenis – jenis tanaman yang
berpotensi untuk mengendalikan hama kepada masyarakat di Kelurahan Sekaran
Gunungpati?.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini yaitu sebagai berikut.
1. Manfaat bagi penulis.
a. Manfaat bagi penulis, penulis mampu menenrapkan penelitan ini di dunia nyata
dengan menjaga dan melestarikan keanekaragaman hidup.
b. Manfaat bagi penulis, penulis mampu mengembangkan penelitian ini untuk
dijadikan penelitian yang lebih baik lagi.
2. Manfaat bagi masyarakat.
Manfaat bagi masyarakat, hasil penelitian ini dijadikan sumber pengetahuan dan
informasi jenis-jenis tumbuhan yang berpotensi pemanfaatannya dalam pengendalian
hama kepada masyarakat di Kelurahan Sekaran Gunungpati.

2
BAB II

KAJIAN PUSTAKA
A. Kekayaan Jenis
Kekayaan jenis adalah jumlah spesies dalam area pada suatu komunitas, tiap spesies
nampaknya tidak mempunyai jumlah individu sama.Kekayaan jenis tumbuhan di Indonesia
yang tumbuh tersebar di berbagai wilayah Indonesia merupakan kekayaan yang tidak ternilai
harganya( Sawitri, 2017 ). Indeks kekayaan species (S), yaitu jumlah total species dalam satu
komunitas. Stergantung dari ukuran sampel (dan waktu yang diperlukan untuk mencapainya),
ini dibatasi sebagai indeks komperatif. Karena itu, sejumlah indeks diusulkan untuk
menghitung kekayaan species yang tergantung pada ukuran sampel. Ini disebabkan karena
hubungan antara S dan jumlah total individu yang diobservasi , yang meningkat dengan
meningkatnya ukuran sampel.
B. Tanaman Potensial
Di Indonesia, jenis tumbuhan penghasil pestisida nabati tersebar dalam 235 famili
dengan 2.400 jenis tanaman (Kardinan 2011).Tumbuhan mengandung bahan kimia dalam
bentuk senyawa metabolit sekunder yang fungsinya dalam proses metabolisme tumbuhan
masih kurang jelas. Namun, kelompok senyawa ini ternyata berperan penting dalam proses
berinteraksi atau berkompetisi, termasuk melindungi diri dari gangguan pesaingnya
(Kardinan dan Wikardi 1994). Produk metabolit sekunder tersebut dapat dimanfaatkan
sebagai bahan aktif pestisida nabati (Dubey, dkk.,2008) dan juga digunakan oleh tumbuhan
sebagai alat pertahanan dari serangan organisme penggangguJenis- jenis tumbuhan yang
berpotensi untuk dikembangkan sebagai pestisida nabati antara lain: Akar hijau, akar tuba,
akasia, balik angin, bawang putih, belimbing wuluh, brotowali, birah, maja, baru cina,
cambai, kencur, cengkeh, cupa, duku, durian, gullasar, gadung, jarak, jarak pagar, jejer, jeruk
purut, dlingo, kacang panjang, kapas, kapuk, karet, kecubung, keluwih, kelapa, kenikir, kayu
manis, kemiri, kemang, lada, lempuyang, mengkudu, mimba, mindi, nangke, pacar cina,
papaya, petai, serai wangi, sirsak, tembakau, terong asam (Setiawati, dkk., 2008).

Pestisida botani di alam banyak jenisnya terutama di daerah tropika yang sangat kaya
dengan tumbuhan. Pestisida botani yang sudah diketahui dan diteliti khasiatnya antara lain
piretrum (Chrysantemum cinaeriraefollum), tuba (Denis elliptica), daun serta biji nimba
(Azadirachta indica), biji sirsak (Annona muricata), rimpang lengkuas (Alpinia galanga) dan
masih banyak lagi (Wiratno, dkk., 2009).

3
Dengan dikembangkan pemanfaatan pestisida organik oleh pengguna dapat
mempersiapkan sendiri dalam mengendalikan hama secara terpadu.Pembuatan pestisida
organik sangat mudah dan sederhana karena mengambil bahan-bahan hayati dari alam (
Rahayu, dkk.2012).
C. Hama
Organisme pengganggu tanaman (OPT) yang terdiri dari hama, penyakit dan gulma.
Adanya gangguan OPT ini sangat mengganggukenyamann penduduk terutama Akhir-akhir
ini banyak kasus yang menunjukkan bahwa penggunaan pestisida sintetik semakin tidak
efektif dan bahkan dapat dikatakan gagal. Hal ini terbukti dari semakin banyaknya muncul
hama yang resisten terhadap pestisida dan terjadi resurjensi, baik pada serangga hama atau
penyakit, bahkan gulma, karena tidak adanya musuh alami. Pengendalian hama harus
mempertimbangankan ekologi, ekonomi dan sosiologi (Herminanto, dkk., 2010).
Pengendalian hama secara organik dipandang lebih aman dan menjadi trobosan baru di masa
mendatangPengendalian hama harus lebih mengutamakan pengendalian hayati dan
penggunaan pestisida kimia harus diminimalkan, karena pestisida kimia dapat menimbulkan
dampak negatif seperti menyebabkan kematian pada musuh alami, pencemaran lingkungan,
menimbulkan keracunan pada manusia dan menimbulkan ledakan populasi hama. Dengan
berbagai dampak negatif yang ditimbulkan insektisida kimia maka terbuka peluang untuk
mengembangkan pengendalian hama yang ramah lingkungan (Wiratno, dkk.,2011).

Hama permukiman (urban pest) adalah suatu organisme yang pada suatu tempat
(permukiman) dan waktu, tidak dikehendaki karena secara langsung dapat mengancam
kesehatan, harta-benda atau hanya sekedar gangguan kenyamanan atau estetika (Herminanto,
dkk., 2010). Kenyataan tersebut menyebabkan perlunya strategi atau taktik khusus
menghadapi hama, dengan tetap memperhatikan tujuan utama dari pengendalian yaitu bukan
untuk memusnahkan jenis-jenis hama yang hadir, tetapi menjaga keseimbangan ekologi
sehingga interaksi antar komponen lingkungan mampu menghasilkan kestabilan kondisi
internal.

Beberapa jenis hama permukiman diantaranya kecoa, lalat, nyamuk, dan tikus yang telah
menyebar luas dan banyak dijumpai di daerah tropis sebagai hama pembawa berbagai
penyakit pada manusia. Jenis hama ini sangat menyenangi lingkungan hidup manusia
terutama yang mempunyai kondisi sanitasi lingkungan yang tidak memadai. Akibat yang
ditimbulkan oleh hama permukiman mulai dirasakan khususnya pada tempat-tempat yang
mengutamakan kebersihan lingkungan sebagai syarat utama sanitasi, antara lain pabrik,

4
restoran, plaza, hotel, industri makanan, rumah sakit, sanatorium, pusat
perbelanjaan/swalayan, dan sebagainya. Apabila kondisi yang mengutamakan kebersihan ini
tidak dikelola dengan baik, kemungkinan dapat menyebabkan munculnya hama sehingga
mengganggu produktivitas kerja (Guntur, dkk., 2010).

Kecoa, lalat, dan tikus lebih menyenangi ruangan atau suasana yang statis, dengan
perubahan suasana ruangan/kamar secara periodik akan membuat hama tersebut menjadi
tidak menyukai tempat tersebut sehingga akan mengurangi pertumbuhan populasi. Upaya
pengendalian hama serangga, tikus, dan rayap baik di lingkungan perumahan (residential)
maupun komersial (commercial), seperti kantor, gedung bertingkat, rumah sakit, restoran,
swalayan, museum, hotel, maupun lingkungan industri telah dilakukan dalam beberapa tahun
Hama tikus atau serangga bagi industri makanan berskala besar tidak menjadi persoalan
besar, karena mereka mampu menyewa jasa pemberantas hama meskipun dengan biaya yang
relatif mahal. Namun, bagi pengusaha berskala menengah ke bawah sebaliknya.

5
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat Pelaksanaan

Penelitian dilakukan di Kelurahan Sekaran yaitu pada 3 RW di Kelurahan Sekaran yaitu


pada RW 1,3, dan 5. Data diambil pada 3 titik secara acak (Random Sampling) pada setiap
RW.

B. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis untuk mencatat kekayaan jenis
tumbuahan di setiap area penelitian dan kamera digital untuk mendokumentasikan setiap
tumbuahan yang diamati. Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu tumbuhan.

C. Metode
Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober hingga November 2019 di Kelurahan
Sekaran. Pengambilan data primer dilakukan dengan eksplorasi. Data yang diambil meliputi
jenis-jenis tumbuhan. Data sekunder diambil melalui penelusuran kajian pustaka terhadap
berbagai literatur, baik jurnal, buku, makalah maupun informasi dari internet yang berkaitan
(Nugroho, dkk., 2015).

D. Analisis Data

Analisis data dilakukan secara kualitatif. analisis kualitatif dilakukan dengan cara
mengkaji dan mendeskripsikan yang terkait dengan tumbuhan dan kondisi lingkungan yang
mendukung.

6
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil survei diperoleh bahwa masyarakat Kelurahan Sekaran pada RW 1, 3,


dan 5 mengetahui adanya tanaman potensial yang digunakan untuk mengurangi populasi
hama. Tumbuhan yang dimanfaatkan untuk mencegah hama di permukiman merupakan
tanaman budidaya seperti tanaman pangan, buah- buahan, rempah- rempah, obat, dan
tanaman hias yang ditanam di pekarangan maupun di kebun.

Tabel 1. Daftar jenis tumbuhan dan bagian yang digunakan sebagai bahan pestisida alami.

Famili Nama Ilmiah Nama Lokal Bagian Yang


Dimanfaatkan

Acanthaceae Andrographis paniculata Sambiloto Daun


Coleus ambonicius Jinten Daun

Amaryllidaceae Allium cepa Bawang merah Umbi


Anacardiceae Annona muricata Sirsak Biji

Araceae Acorus calamus Dringo Rimpang


Amorpophalus Iles- iles Rimpang
companulatus

Asteraceae Eclypta prostata Urang- aring Daun


Tagetes erecta Temblekan Daun, Bunga

Blumea balsamifera Sembung Daun

Caricaceae Carica papaya Pepaya Daun, Getah

Graminae Andropogon nardus Serai Daun, Akar, Nem

Labiate Ocimum basilicum Kemanggi Daun, Bunga

Ocimum canum Kemanggi Daun, Bunga

Rutaceae Citrus hystrix Jeruk Purut Buah

Citrus aurantium Jeruk nipis Buah

Zingiberaceae Alpinia galanga Lengkuas Rimpang

Curcuma domestica Kunir Rimpang


Zingiber afficinale Jahe Rimpang

7
Kaempfera galanga Kencur Rimpang

Berdasarkan Tabel.1 terdapat beberapa persyaratan tumbuhan dapat berpotensi sebagai


bahan pengendali hama yaitu mudah diperoleh, mudah diperbanyak, dalam jumlah yang
melimpah, tidak memerlukan perawatan khusus, dan tidak memiliki nilai ekonomis.

Pemanfaatan tumbuhan untuk pengendalian hama dapat menggunakan satu jenis


tumbuhan, dan berbagai jenis tumbuhan. Bakterisida didapatkan dari pemanfaatan urang
aring, jeruk purut, dn jeruk nipis. Insektisida dapat memanfaatkan dari sambiloto, sirsak,
dringo, iles-iles sereh, dan lengkuas. Salah satu contoh, sirsak dengan mencampurkan
bagian daun dan biji dapat mengendalikan lalat, wereng coklat, dan OPT cabai. Selain itu,
dringo dengan mengambil bagian daun dan rimpang dapat dimanfaatkan untuk pengendalian
ulat, dan kepiding tanah. Minyak atsiri yang terkandung dalam rimpang dringo terutama β-
asarone mempengaruhi siklus hidup hama serangga. Senyawa antibiotis berpengaruh buruk
terhadap fisiologis serangga bai bersifat sementara maupun tetap. Gejala yang ditimbulkan
seperti fekunditas dan fertilitas yang rendah. Ketika masa hidupnya serangga menjadi
kesulitan dalam mengumpulkan makanan (Hasnah, dkk., 2012).

Minyak atsiri serai banyak dimanfaatkan sebagai pestisida alami baik senyawa tunggal
maupun senyawa yang dikombinsikan dengan senyawa lain. Senyawa sitronelal merupakan
senyawa uang memiliki sifat bakterialsidal terhadap beberapa spesies bakteri. Pada
serangga, senyawa sitronelal dapat menyebabkan dehidrasi (Wiranto, 2011). Selain itu,
minyak atsiri serai mampu mengendalikan penyakit pada apel berupa bercak berwarna
coklat yang dapat menurunkan kualitas buah apel. Mekanisme penghambatan jamur
penyebab bercak coklat pada buah apel (antraknosa) oleh minyak atsiri yaitu dengan
menghambat permeabilitas dinding sel sehingga komponen penting seperti protein akan
keluar dari sel yang kemudian berangsur- angsur akan mati ( Koul, dkk., 2008).

Jenis- jenis tumbuhan potensial untuk mengendalikan hama ada di Kelurahan


Sekaran tepatnya di RW 1, 3, dan 5 sangat beragam. Kekayaan jenis tumbuhan potensial ada
di Kelurahan Sekaran pada 3 area cenderung sama dan memiliki kondisi lingkungan yang
sama. Pada RW 3 lebih dominan ditemukan famili Graminae dan Rucaceae seperti serai,
jeruk nipis, dan jeruk purut. Sedangkan di RW 5 lebih dominan ditemukan famili
Zingeraceae. Hal ini disebabkan jenis tanah jenis tanah yang terdapat di Kelurahan Sekaran
merupakan tanah jenis latosol. Tanah jenis ini merupakan tanah yang mengalami pelapukan
8
intensif sehingga terjadi pelindian kation-kation hara dan bahan organik dengan
meninggalkan besi oksida (Fe2O3) dan aluminium oksida (Al2O3). Tingkat keasaman tanah
latosol sekitar 4,5-6,0 dan kandungan hara yang rendah (Saptiningsih, 2015). Selain dari
faktor internal (kondisi lingkungan) ada pula faktor eksternal yang mendukung
berkembangnya tumbuhan buah di Kelurahan Sekaran salah satunya yaitu dengan
pemanfaatan berbagai janis sumber bahan organik sebagai pupuk organik untuk mendukung
daya dukung keberadaan tumbuhan. Dengan pemanfaatan pupuk organik demikian dapat
meningkatkan kesuburan dan produktivitas lahan marginal khususnya pada tanah latosol,
sehingga kekayaan jenis tetap optimal.

9
BAB V

KESIMPULAN

Jenis-jenis tanaman yang berpotensi untuk mengendalikan hama di Kelurahan Sekaran.


Terdapat 17 spesies yang tergolong dalam 10 famili yaitu sambiloto, jinten, bawang merah,
sirsak, dringo, Iles- iles, urang- aring, temblekan, sembung, pepaya, serai, kemanggi, jeruk
Purut, jeruk nipis, lengkuas, kunir, jahe dan kencur.

SARAN
1. Adanya pengembangan dalam penelitan ini menjadi lebih baik dengan menjaga dan
melestarikan keanekaragaman hidup.
2. Adanya penyuluhan untuk memberi informasi jenis-jenis tumbuhan yang berpotensi
pemanfaatannya dalam pengendalian hama kepada masyarakat di Kelurahan Sekaran
Gunungpati.
3. Penyusunan beberapa program kerja untuk meningkatkan kesadaran masyarakat di
Kelurahan Sekaran terhadap penanaman jenis-jenis tumbuhan yang berpotensi
pemanfaatannya dalam pengendalian hama.

10
DAFTAR PUSTAKA

Amalia. H. 2010. Preferensi Kecoa P.Americana (Blattaria:Blattidae) Terhadap Kombinasi


Umpan. Jurnal Entomologi. Vol. 7 No. 67-77.
Ariyani SA. 2011. Berbagai Jenis Lalat sebagai Vektor Parasit Usus di Beberapa Tempat
Pembuangan Sampah Kota Jambi Provinsi Jambi. Skripsi. Universitas Gadjah
Mada.
Arumsari, Sutingningsi dan Hestiningsih. 2012. Analisis Faktor Lingkungan Abiotik Yang
Mempengaruhi Keberadaan Leptospirosis pada Tikus di Kelurahan Sambiroto,
Tembalang, Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 1(2) : 514 – 524.
Astuti EP dan Praani FY. 2010. Pertumbuhan dan Reproduksi Lalat (Musca domestica) pada
Berbagai Media Perkembang biakan. Aspirator.2(1): 11-16.
Astuti, R. 2010. Pengaruh Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L) Terhadap Mortalitas
Kecoa Amerika (Periplaneta Americana ) Dewasa. Jurnal Respotory Universitas
Lampung.
Balla HJ, Usman Y dan Muhammad A. 2014.The Role Of Housefly (Musca domestica) In
Mechanical Transmission Of Intestinal Parasites In Maiduguri Metropolis, North
Eastern Nigeria. Jurnal of natural sciences research. 4(8):60-66.
Djunaedy, Achmad. 2009. Biopestisida Sebagai Pengendai Organisme Pengganggu Tanaman
(OPT) yang Ramah Lingkungan. Jurnal Embryo.6(2).
Dubey, N.K., B. Srivastava and A. Kumar. 2008. Current Status Of Plant Products as
Botanical Pesticides in Storage Pest Management. J. Biopesticides 1(2): 182-186.
Guntur, Nova Dwi. Dkk. 2010. Pengaruh Atraktan Nabati Ekstrak Selasih (Ocimum sanctum
l.) Dan Daun Wangi (Melaleuca bracteata l.) Terhadap Lalat Buah Jantan
(Diptera: trypetidae) pada Tanaman Mentimun. Lampung: Universitas Lampung.
Hasnah, Husnul, dan Ade Fardhisa. 2012. Pengaruh Rimpang Jeringau ( Acorus calamus)
Terhadap mortalitas Ulat Grayak Spodoptera litura. J. Floratek. 7: 115- 124.
Herminanto, Nurtiati, dan D.M. Kristianti. 2010. Potensi daun sereh untuk mengendalikan
hama Collosobruchus analis F. pada kedelai dalam penyimpanan. Jurnal Agrivigor
3(1): 19 – 27.
Kardinan, A. 2011. Penggunaan Pestisida Nabati Sebagai Kearifan Lokal Dalam
Pengendalian Hama Tanaman Menuju Sistem Pertanian Organik. Pengembangan
Inovasi Pertanian. 4(4): 262- 278.

11
Koul, P, S. Walia, dan G.S.Dhawalia. 2008. essntial Oil as Green Pesticides Potential and
Constrains. Biopestic, Inc. 4(1) : 63-84.
Nugroho, Ary Susatyo., Tria Anis., Maria Ulfah. 2015. Analisis Keanekaragaman
Jenis Tumbuhan Berbuah Di Hutan Lindung Sukoronto, Kendal, Jawa
Tengah dan Potensinya Sebagai Kawasan Konservasi BurungS. Prosiding
Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia. 1(3): 472-476.
Rahayu M, Susiarti S, & Sihotang VBL. 2012. Apreliminary ethnobotanical study on
useful plantby local communities on Bodogol lowland forest,Sukabumi,
West Java. Journal of Tropical Biology and Consevation. 9(1):115-125.
Ramlan, Aseng dan Iin S.N. 2002. Eksplorasi Evformatika Keanekaragaman Jenis,
Potensi, dan Pemanfaatan Tumbuhan Bahan Pestisida Alami Di Provinsi
Jawa Barat danBanten. Berita Biologi. 6(3).
Sanchez HA and Cappinera JL. 2014. House Fly, Musca domestica linneaus
(Diptera:Muscidae). The Entomolgy and Nematology departement. University of
Florida:IFAS Extension.
Saptiningsih, Endang., Sri Haryanti. 2015. “ Kandungan Selulosa Dan Lignin Berbagai
Sumber Bahan Organik Setelah Dekomposisi Pada Tanah Latosol”. Jurnal Buletin
Anatomi dan Fisiologi, Vol.23(2).
Setiawati, A. Dkk. 2009. Pengendalian Kutu Kebul dan Nematoda Parasitik Secara Kultur
Teknik pada Tanaman Kentang. J. Hort. 15(4):288-296.
Setiawati, Wiwin; Rini Murtiningsih; Neni Gunaedi; dan Tati Rubiati. 2008.
Tumbuhan Bahan Pestisida Nabati dan Cara Pembuatannya untuk
Pengendalian Organisme Penganggu Tumbuhan (OPT). Bandung. Balai
Penelitian Tanman Sayuran.
Wiratno, D. Taniwiryono, Hv Berg, J.A.G. Riksen, I.M.C.M. Rietjens, R. Djiwanti, J.E.
Kammenga and A.J. Murk. 2009. Nematicidal activity of plant extracts against the
root-knot nematode, Meloidogyne incognita. The Open Natural Products J. 2: 63 -
71.
Wiratno, M. Rizal, dan I W. Laba. 2011. Potensi ekstrak tanaman obat dan aromatik sebagai
pengendali keong mas. Buletin Littro. 22(1): 54 - 64.

12
LAMPIRAN
Dokumentasi
Gambar Nama Ilmiah Nama Lokal
Annona muricata Sirsak

Citrus aurantium Jeruk nipis

Zingiber afficinale Jahe

Carica papaya Pepaya

13
Curcuma domestica Kunir

Andropogon nardus Serai

Amorpophalus companulatus Iles- iles

14

Anda mungkin juga menyukai