Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM

POPULASI DEKOMPOSER

NAMA : RINA APRIANTI NAINGGOLAN

NIM : RSA1C417003

KELOMPOK : 3 (TIGA)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
POPULASI DEKOMPOSER

Rina Aprianti Nainggolan

RSA1C417003

Abstrak

Dalam suatu ekosistem terjadi suatu siklus kehidupan dan kematian. Organisme
heterotrof yang bertugas menguraikan bahan-bahan organik yang berasal dari
organisme mati, sehingga materi yang diuraikan dapat dipergunakan kembali oleh
produsen dikenal sebagai decomposer. Organisme yang disebut pengurai
(Dekomposer) yaitu bakteri, jamur, dan mikroorganisme lainnya bertanggung jawab
terhadap kesempurnaan siklus hidup dan matinya. Organisme pengurai tersebut
menguraikan bahan-bahan organic yang dapat digunakan oleh organisme produsen,
tanpa hadirnya organisme pengurai maka suatu ekosistem akan dipenuhi oleh
sampah, bangkai tanaman dan hewan. Praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui
jenis dan jumlah mikroorganisme yang terdapat dalam suatu ekosistem yang bekerja
membantu menghancurkan bahan organik tersebut. Praktikum dilaksanakan pada hari
kamis 17 oktober 2019 diarea hutan universitas jambi. Berdasarkan pengamatan yang
telah dilakukan ditemukan spesies semut, laba-laba, kecoa, rayap, cacing, belalang,
kutu tana, kalimayi, kluwing, ulat, keong, jamur, dan spesies A dari data seluruh
kelompok yang melakukan pengamatan. Cacing merupakan dekomposer makroskopis
yang terdapat ditanah dan ikut mempengaruhi tingkat kesuburan tanah.

Kata kunci : Populasi, Dekomposer, Ekosistem

PENDAHULUAN

Banyaknya sebaran jumlah spesies suatu mikroorganisme pengurai yang


mampu menguraikan sisa bahan organik di alam yang diantaranya serasah disebut
populasi dekomposer. Populasi yang tersebar dilingkungan berupa materi
makroskopis yang dapat terlihat dengan jelas adalah cacing. Menurut Naughton
(1973), populasi dekomposer merupakan salah satu faktor yang menentukan tingkat
kesuburan tanah. Salah satu dekomposer utama yang berperan dalam menentukan
kesuburan tanah adalah cacing tanah. Cacing tanah termasuk invertebrata, phylum
Annelida, ordo ligochaeta. Cacing tanah tersebut memakan sisa tanaman yang
membusuk dan menghasilkan sisa pencernaan (feses) yang merupakan sumber bahan
organik tanah.

Dekomposer merupakan suatu makhluk hidup yang berfungsi untuk


menguraikan makhluk hidup yang telah mati, sehingga materi yang diuraikan dapat
diserap oleh tumbuhan yang hidup disekitar daerah tersebut. secara umum terdapat
dua golongan jasad hayati di dalam tanah, berdasarkan fungsinya dalam budidaya
pertanian, yaitu yang menguntungkan dan yang merugikan. Jasad hayati yang
menguntungkan ini, yaitu yang terlibat dalam proses dekomposisi bahan organic dan
pengikatan unsur hara. Keduanya bermuara pada penyedian hara tersedia bagi
tanaman serta sebagai pemangsa parasit. Adapun jasad yang merugikan yaitu seperti
memanfaatkan tanaman hidup, baik sebagai sebagai inangnya maupun sumber
pangan, dan disebut sebagai penyakit atau hama pada suatu tanaman ataupun sebagai
kompetitor dalam penyerapan hara dalam tanah. Mikroorganisme merupakan
organisme yang memiliki ukuran sangat kecil (biasanya kurang dari 1 mm) sehingga
untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan. Mikroorganisme seringkali bersel
tunggal (uniselular) meskipun beberapa protista bersel tunggal masih terlihat oleh
mata telanjang dan ada beberapa spesies multisel tidak terlihat mata telanjang. Ilmu
yang mempelajari (Kusnadi, dkk, 2003: 148).

Dilihat dari fungsinya, semua makhluk hidup dalam suatu ekosistem dapat
dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu konsumen, produsen, dan dekomposer. Salah
satu bagian penting dari jaring makanan apapun adalah decomposer yakni makhluk
hidup yang memakan sisa-sisa organisme lain yang telah mati. Dekomposer
(terkadang disebut detritivor) meliputi hewan-hewan kecil seperti serangga dan
cacing tanah, namun tahapan terakhir proses penguraian itu dilaksanakan oleh fungi
mikroskopik dan bakteri. Satu sentimeter kubik tanah dapat mengandung lebih dari
sepuluh juta organisme-organisme itu (Indriyanto, 2005).

METODE

Praktikum yang berjudul Populasi Dekomposer ini dilakukan pada Kamis 17


Oktober 2019 di Hutan belakang UPT Bahasa Universitas Jambi. Metode yang
diterapkan yaitu dengan melakukan metode survey. Data yang terambil dilihat dari
berapa banyak menangkap hewan yang terdapat pada plot. Alat yang digunakan yaitu
patokan, tali rafia untuk membuat plot sebasar 1x1 meter dan botol spesimen.

Prosedur kerja yaitu dengan menyiapkan alat dan bahan untuk praktikum
Populasi Dekomposer. Buat plot sebesar 1x1 meter dengan patokan dan dibatasi
dengan tali rafia. Setelah itu bersihkan plot dari dedaunan yang ada pada plot. Plot
yang sudah bersih semprotkan dengan alkohol 70% secara merata, tunggu sampai 15-
20 menit. Carilah hewan-hewan dekomposer sekitaran plot tersebut maupun seperti
jamur-jamur yang tumbuh. Simpan hewan maupun jamur pada botol spesimen yang
telah tersedia. Lalukan percobaan ini dengan 4 kali cuplikan dan totalkan hasil yang
didapatkan dari 4 cuplikan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 1. Data pengamatan

CUPLIKAN
JENIS HEWAN ∑
1 2 3 4
SEMUT 12 7 3 3 25
LABA-LABA 1 3 3 7
KECOA
RAYAP 1 1
CACING 2 2 4
BELALANG 1 1
KUTU TANAH 1 2 3
KALIMAYA/Lenya
1 1
sp.
KLUWING 1 1
ULAT 1 1
KEONG 3 3
JAMUR 3 3
SPESIES A 2 3 5 1 11

Pembahasan

Hasil yang didapatkan dari 4 kelompok dibuat menjadi 4 cuplikan. Hasil dari
cuplikan 3 adalah semut sebanyak 3 ekor, spesies A 5 ekor, jamur yang terdapat pada
daun 3 helai daun, kalimaya 1 dan terakhir cacing tanah sebanyak 2 ekor. Jadi hewan
dekomposer yang didapatkan adalah semut, cacing, rayap, ulat dan jamur.

Dekomposer adalah mikroorganisme yang digunakan dalam rangka


mempercepat proses dekomposisi bahan organik atau proses pengomposan. Pada
proses perombakan bahan organik, mikroorganisme tumbuh dan memperbanyak
dengan menggunakan karbon untuk membentuk sel serta dihasilkan CO2, metan, dan
senyawa lainnya (Krismawati, 2014: 83).
Prorses dekomposisi di dalam tanah tidak akan mampu berproses dengan
cepat jika tidak ditunnjang oleh kegiatan makrofauna tanah. Peran penting
makrofauna tanah dalam dekomposisi bahan organik tanah dalam penyediaan unsur
hara. Makrofauna akan merombak substansi nabati yang mati,selanjutnya bahan
tersebut akan dikeluarkan dalam bentuk kotoran. Keberadaan beraneka macam
makrofauna pada tanah ini akan membantu siklus hara berlangsung kontinue
(Hasyimuddin, 2017:70).

Menurut Gaffar & Alaydrus (2016:1), dekomposer tanah dapat berupa cacing
maupun mikroba tanah sebangsa jamur-jamuran. Keberadaan mereka sangat
mempengaruhi keadaan tanah, karena sebagai pengurai yang menguraikan zat-zat
kompleks menjadi zat-zat sederhana yang nantinya akan mengisi komposisi tanah,
sehingga tanah menjadi subur.

Menurut Anwar (2009: 149), semut merupakan insecta yang berperan sebagai
detritivor pada suatu ekosistem karena dapat memakan orgnaisme mati sehingga
dapat berkurang organisme mati pada serangga. Dan rayap juga sebagai dekomposer
karena merupakan “mesin tanah” yang sangat esensial, dimana mikroba dan
tumbuhan bergantung padanya. Mayoritas rayap memakan tanaman yang telah mati
dan membusuk seperti serasah daun, akar maupun potongan-potongan kayu. Begitu
juga peran cacing dalam proses dekomposisi bahan organik tanah. Cacing tanah
bersama-sama bakteri ikut andil dalam siklus biogeokimia. Cacing tanah memakan
serasah daun dan materi tumbuhan yang mati lainnya, dan materu tersebut terurai dan
hancur.

Peran jamur dalam dekomposisi yaitu mampu memperthankan persediaan


nutrien organik yang sangat penting bagi pertumbuhan tahaman. Tanpa adanya
dekomposer tidak ada elemen-elemen penting bagi tumbuhan yang terakumulasi
didalam bangkai maupun sampah organik bagi tumbuhan untuk tumbuh.
KESIMPULAN

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dapat disimpilkan bahwa pada suatu


ekosistem terdapat organisme yang berperan sebagai decomposer, decomposer
berperan dalam menguraikan sisa-sisa organisme yang telah mati sehingga dapat
menguraikan sampah, menyuburkan tanah dan dapat menjadi sumber nutrisi bagi
tumbuhan. Decomposer terdiri dari organisme mikroskopis dan makroskopis. Contoh
decomposer yaitu cacing tanah, jamur, hewan-hewan kecil lainnya serta bakteri
dalam tanah. Populasi cacing dipengaruhi oleh struktur tanah, kelembaban tanah,
ketersediaan bahan organic, keasaman tanah, dan suhu atau temperature.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Kosman Ea, 2009. Efektivitas Cacing Tanah Pharetima hupiensis dan
Lumbricus sp. Dalam Proses Dekomposisi Bahan Organik. Jurnal Tahan
Trop.14(2) : 149-158

Gaffar & Alaydrus, 2016. Dekomposer Tanah. Jurnal Dekomposer Tanah.1(1): 1.

Hasymuddin, dkk. 2017. Peran Ekologi Tanah d Perkebunan Patallassang Kecamatan


Patallasang Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan. Jurnal Biologi. 2(1) :70-78

Indriyanto. 2005. Ekologi Hutan. Jakarta: Bumi Aksara.

Krismawati,Amik, 2014. Kajian beberapa dekomposer terhadap kecepatan


dekomposisi sampah rumah tangga. Jurnal Sains.14(2): 79-89

Kusnadi. 2003. Kultur Campuran dan Faktor Lingkungan Mikroorganime yang


Berperan dalam Fermentasi Teh Cider. Jurnal Sains dan Teknologi ITB. 35 (2): 147-
162.
Naughhton. 1973. Ekologi Umum edisi Ke 2. Yogyakarta: UGM Press

LAMPIRAN

Foto Pengamatan

JENIS HEWAN
FOTO
SEMUT

LABA-LABA

RAYAP
CACING

BELALANG

KUTU TANAH

KALIMAYA/Lenya
sp.

KLUWING
ULAT

KEONG

JAMUR

SPESIES A

Refleksi

1. Pengetahuan dan pengamatan apa yang didapat pada praktikum?


Jawab :
Saya dapat mengetahui bagaimna langkah – langkah dalam pengamatan populasi
decomposer dan mengetahui fungsi dari setiap organisme yang ada di
lingkungan.
2. Kendala atau kesulitan apa saja pada saat praktikum?
Jawab :
Kendalanya yaitu saat menentukan plot yang memiliki tanah yang sama rata
karena biasannya jalan di hutan menurun dan mendaki. Juga kesulitan dalam
pengamatan karena cuaca yang hujan.
3. Saran untuk praktikum selanjutnya?
Jawab:
Sebaiknya pada saat praktikum mengenai populasi decomposer tersebut di
berikan langsung plot dari setiap kelompok.

Anda mungkin juga menyukai