POPULASI DEKOMPOSER
NIM : RSA1C417003
KELOMPOK : 3 (TIGA)
RSA1C417003
Abstrak
Dalam suatu ekosistem terjadi suatu siklus kehidupan dan kematian. Organisme
heterotrof yang bertugas menguraikan bahan-bahan organik yang berasal dari
organisme mati, sehingga materi yang diuraikan dapat dipergunakan kembali oleh
produsen dikenal sebagai decomposer. Organisme yang disebut pengurai
(Dekomposer) yaitu bakteri, jamur, dan mikroorganisme lainnya bertanggung jawab
terhadap kesempurnaan siklus hidup dan matinya. Organisme pengurai tersebut
menguraikan bahan-bahan organic yang dapat digunakan oleh organisme produsen,
tanpa hadirnya organisme pengurai maka suatu ekosistem akan dipenuhi oleh
sampah, bangkai tanaman dan hewan. Praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui
jenis dan jumlah mikroorganisme yang terdapat dalam suatu ekosistem yang bekerja
membantu menghancurkan bahan organik tersebut. Praktikum dilaksanakan pada hari
kamis 17 oktober 2019 diarea hutan universitas jambi. Berdasarkan pengamatan yang
telah dilakukan ditemukan spesies semut, laba-laba, kecoa, rayap, cacing, belalang,
kutu tana, kalimayi, kluwing, ulat, keong, jamur, dan spesies A dari data seluruh
kelompok yang melakukan pengamatan. Cacing merupakan dekomposer makroskopis
yang terdapat ditanah dan ikut mempengaruhi tingkat kesuburan tanah.
PENDAHULUAN
Dilihat dari fungsinya, semua makhluk hidup dalam suatu ekosistem dapat
dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu konsumen, produsen, dan dekomposer. Salah
satu bagian penting dari jaring makanan apapun adalah decomposer yakni makhluk
hidup yang memakan sisa-sisa organisme lain yang telah mati. Dekomposer
(terkadang disebut detritivor) meliputi hewan-hewan kecil seperti serangga dan
cacing tanah, namun tahapan terakhir proses penguraian itu dilaksanakan oleh fungi
mikroskopik dan bakteri. Satu sentimeter kubik tanah dapat mengandung lebih dari
sepuluh juta organisme-organisme itu (Indriyanto, 2005).
METODE
Prosedur kerja yaitu dengan menyiapkan alat dan bahan untuk praktikum
Populasi Dekomposer. Buat plot sebesar 1x1 meter dengan patokan dan dibatasi
dengan tali rafia. Setelah itu bersihkan plot dari dedaunan yang ada pada plot. Plot
yang sudah bersih semprotkan dengan alkohol 70% secara merata, tunggu sampai 15-
20 menit. Carilah hewan-hewan dekomposer sekitaran plot tersebut maupun seperti
jamur-jamur yang tumbuh. Simpan hewan maupun jamur pada botol spesimen yang
telah tersedia. Lalukan percobaan ini dengan 4 kali cuplikan dan totalkan hasil yang
didapatkan dari 4 cuplikan.
Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka didapatkan hasil sebagai berikut :
CUPLIKAN
JENIS HEWAN ∑
1 2 3 4
SEMUT 12 7 3 3 25
LABA-LABA 1 3 3 7
KECOA
RAYAP 1 1
CACING 2 2 4
BELALANG 1 1
KUTU TANAH 1 2 3
KALIMAYA/Lenya
1 1
sp.
KLUWING 1 1
ULAT 1 1
KEONG 3 3
JAMUR 3 3
SPESIES A 2 3 5 1 11
Pembahasan
Hasil yang didapatkan dari 4 kelompok dibuat menjadi 4 cuplikan. Hasil dari
cuplikan 3 adalah semut sebanyak 3 ekor, spesies A 5 ekor, jamur yang terdapat pada
daun 3 helai daun, kalimaya 1 dan terakhir cacing tanah sebanyak 2 ekor. Jadi hewan
dekomposer yang didapatkan adalah semut, cacing, rayap, ulat dan jamur.
Menurut Gaffar & Alaydrus (2016:1), dekomposer tanah dapat berupa cacing
maupun mikroba tanah sebangsa jamur-jamuran. Keberadaan mereka sangat
mempengaruhi keadaan tanah, karena sebagai pengurai yang menguraikan zat-zat
kompleks menjadi zat-zat sederhana yang nantinya akan mengisi komposisi tanah,
sehingga tanah menjadi subur.
Menurut Anwar (2009: 149), semut merupakan insecta yang berperan sebagai
detritivor pada suatu ekosistem karena dapat memakan orgnaisme mati sehingga
dapat berkurang organisme mati pada serangga. Dan rayap juga sebagai dekomposer
karena merupakan “mesin tanah” yang sangat esensial, dimana mikroba dan
tumbuhan bergantung padanya. Mayoritas rayap memakan tanaman yang telah mati
dan membusuk seperti serasah daun, akar maupun potongan-potongan kayu. Begitu
juga peran cacing dalam proses dekomposisi bahan organik tanah. Cacing tanah
bersama-sama bakteri ikut andil dalam siklus biogeokimia. Cacing tanah memakan
serasah daun dan materi tumbuhan yang mati lainnya, dan materu tersebut terurai dan
hancur.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Kosman Ea, 2009. Efektivitas Cacing Tanah Pharetima hupiensis dan
Lumbricus sp. Dalam Proses Dekomposisi Bahan Organik. Jurnal Tahan
Trop.14(2) : 149-158
LAMPIRAN
Foto Pengamatan
JENIS HEWAN
FOTO
SEMUT
LABA-LABA
RAYAP
CACING
BELALANG
KUTU TANAH
KALIMAYA/Lenya
sp.
KLUWING
ULAT
KEONG
JAMUR
SPESIES A
Refleksi