Anda di halaman 1dari 6

REVISI MODUL 2 CHLOROPHYTA (GANGGANG HIJAU)

BAB I
MATERI PEMBELAJARAN
1.1

Indikator Pencapaian
Mahasiswa dapat mengenal ciri-ciri CHLOROPHYTA (Ganggang hijau) secara
umum.

1.2

Tujuan Pembelajaran

Melalui diskusi kelompok mahasiswa dapat memahami dan mengkaji ciri-ciri

CHLOROPHYTA (Ganggang hijau) secara umum.


Melalui diskusi kelompok yang baik mahasiswa dapat mendeskripsikan ciri-ciri

CHLOROPHYTA (Ganggang hijau).


Melalui tinjauan teori mahasiswa dapat mengetahui peranan akan tumbuhan
ganggang hijau dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat memanfaatkannya
dengan bijaksana.

1.3

Habitat CHLOROPHYTA (Ganggang hijau)


Chlorophyta biasanya hidup di air tawar, alga ini merupakan suatu penyusun
plankton atau sebagai bentos. Beberapa jenis yang bersel besar ada yang hidup di
air laut, terutama dekat pantai. Ada pula jenis-jenis Chlorophyta yang hidup di
tanah-tanah yang basah, bahkan ada diantaranya yang tahan akan kekeringan
(Gembong, 1989).
Jenis alga ini yang hidup di air tawar umumnya bersifat kosmopolit, terutama
hidup di tempat yang cahayanya cukup seperti kolam, danau, genangan air hujan,
pada air mengalir (air selokan dan air sungai). Pada beberapa anggota bangsa
Zignematales, Odogonium, Pithophora tumbuh di air mengapung atau melayang
(Saptari, dkk., 2007).

1.4

Bentuk Tubuh CHLOROPHYTA (Ganggang hijau)


Chlorophyta mempunyai bentuk yang sangat bervariasi, tetapi bentuk umum
yang sering dijumpai adalah bentuk filamen (seperti benang) dengan septa (sekat)
atau tanpa sekat dan berbentuk lembaran (Romimohtarto, 2001). Untuk mencakup
sejumlah besar variasi tersebut, maka alga hijau dikelompokkan sebagai berikut:
a. Sel tunggal (uniseluler) dan motil, contoh: Chlamydomonas;
b. Sel tunggal (uniseluler) dan non motil, contoh: Chlorella;
Page 1

c. Sel senobium yaitu, koloni yang mempunyai jumlah sel tertentu sehingga
mempunyai bentuk yang relatif tetap. Contoh: Volvox, Pandorina;
d. Koloni tak beraturan, contoh: Tetraspora;
e. Filamen
Tak bercabang, contoh: Ulotrix, Oedogonium;
Bercabang, contoh: Cladophora, Pithophora (Saptasari, dkk., 2007).
1.5

Struktur Sel CHLOROPHYTA (Ganggang hijau)


Dinding sel tersusun atas dua lapisan bagian dalam tersusun oleh selulose dan
lapisan luar adalah pektin. Tetapi beberapa alga dindingnya tidak mengandung
selulose, melainkan tersusun oleh glikoprotein. Bentuk kloroplas pada alga sangat
bervariasi, yakni bentuk mangkuk, sabuk, cakram, anyaman, spiral, dan bintang
(Saptasari, dkk., 2007).
Sel-sel ganggang hijau mempunyai kloroplas yang berwarna hijau, mengandung
klorofil a dan b serta karotenoid. Pada kloroplas terdapat pirenoid, ganggang hijau
terdiri atas sel-sel kecil yang merupakan koloni berbentuk yang benang-benang
bercabang atau tidak, ada pula yang menyerupai kormus tumbuhan tingkat tinggi
(Gembong, 1989).
Alga ini sel-selnya terkurung dalam dinding selulosa yang kaku, telah
diidentifikasi sebanyak 6500 spesies alga hijau. Selain dari banyak anggota
uniselular seperti Chlamydomonas, dalam filum ini terdapat juga bentuk-bentuk
koloni dan multiselular seperti Volvox dan Ulva. Garis antara koloni sel-sel individu
dan organisme multiselular tunggal tidak selalu mudah ditarik. Bahkan pada
anggota filum ini yang tampaknya multiselular sejati, sel-sel unsur pokok itu tidak
dikhususkan ke bentuk jaringan khusus atau organ-organ (Kimball, 1992).

1.6

Cadangan Makanan CHLOROPHYTA (Ganggang hijau)


Pada alga hijau menghasilkan cadangan makanan berupa amilum seperti pada
tumbuhan tingkat tinggi, tersusun sebagai rantai glukosa tak bercabang yaiyu
amilose dan rantai yang bercabang amilopektin. Amilum terbentuk dalam granula
bersama badan protein dalam plstida disebut pirenoid. Tetapi beberapa jenis tidak
mempunyai

pirenoid

dan

jenis

yang

demikian

ini

merupakan

golongan

Chlorophyceae yang telah tinggi tingkatannya (Saptasari, dkk., 2007).


1.7

Alat Gerak CHLOROPHYTA (Ganggang hijau)


Ada dua tipe pergerakan fototaksis pada Chlorophyta yakni, pergerakan dengan
flagela dan sekresi lendir. Pada umumnya sel alga hijau baik sel vegetatif maupun
Page 2

sel generatif dijumpai alat gerak. Flagel dihubungkan dengan struktur yang sangat
halus disebut aparatus neuromotor, merupakan granula pada pangkal dari tiap
flagela disebut blepharoplas. Granula tersebut masing-masing dihubungkan oleh
benang yang letaknya melintang disebut paradesmosa (Saptasari, dkk., 2007).
Sedangkan pada pergerakan dengan sekresi lendir disebabkan adanya stimulus
cahaya yang diduga oleh adanya sekresi lendir melalui porus dinding sel pada
bagian apikal dari sel. Selama pergerakan ke depan bagian kutub berayun dari
satu sisi ke sisi yang lain sehingga lendir bagian yang belakang seperti berkelokkelok (Saptasari, dkk., 2007).
1.8

Perkembangbiakan CHLOROPHYTA (Ganggang hijau)


Pada alga hijau cara perkembangbiakan dengan beberapa cara :
a. Secara vegetatif yakni, perkembangbiakan dilakukan dengan fragmentasi
tubuhnya dan pembelahan sel.
b. Secara aseksual yakni, perkembangbiakan dengan membentuk sel khusus yang
mampu berkembang menjadi individu baru tanpa terjadi peleburan sel kelamin.
Pada

umumnya

dengan

spora,

oleh

karena

itu

sering

disebut

perkembangbiakan sporik zoospora dibentuk oleh sel vegetatif.


c. Secara seksual yakni, pada perkembangbiakan ini terjadi dengan beberapa tipe
yaitu

isogami,

anisogami,

dan

oogami.

Pada

tipe

isogami

merupakan

perkembangbiakan seksual yang paling sederhana dan menuju ke arah


anisogami. Pada tipe anisogami masing-masing jenis merupakan sel bebas
dengan ukuran yang tidak sama. Sedangkan pada tipe oogami masing-masing
gamet telah menunjukkan perbedaan ukuran maupun bentuknya (Saptasari,
dkk., 2007).
1.9

Pergiliran keturunan CHLOROPHYTA (Ganggang hijau)


Alga hijau tidak hanya asal-usul reproduksi tetapi juga asal-usul pergiliran
generasinya pun dapat diikuti jejaknya, pada proses ini juga erat hubungannya
dengan proses seksual. Siklus hidup seperti ini mendekati daur hidup tumbuhan
biji. Pada metagenesis alga ini fase yang dominan ialag generasi saprofit (diploid)
sedangkan generasi haploid merupakan fase yang tereduksi (berumur singkat)
(Tjitrosomo, 1983).
Ada dua fase pergiliran generasi pada alga ini yakni, fase diploid dan fase
haploid. Pada tumbuhan tersebut menghasilkan gamet-gamet haploid yang dapat
saling melebur diri membentuk zigot. Zigot ini merupakan sporofit, karena meiosis
terjadi pada saat zigot berkecambah. Pada oedogonium, misalnya, telur yang telah
Page 3

dibuahi merupakan satu-satunya sel diploid; sedang kesemua struktur lain pada
tumbuhan tersebut meliputi filamen, zoospora aseksual, gamet, dan spora-spora
yang terbentuk sesudah meiosis, termasuk generasi gametofit (Tjitrosomo, 1983).
1.10 Klasifikasi CHLOROPHYTA (Ganggang hijau)
Menurut Smith (1995) kelas Chlorophyceae terdiri dari 10 bangsa adalah sebagai
berikut:
i.
Volvocales
ii.
Tetraspora
iii.
Ulotrichales
iv.
Oedogonales
v.
Ulvales
(Saptasari, dkk., 2007).

vi.
vii.
viii.
ix.
x.

Schizogonales
Chlorococales
Siphonales
Siphonocladales
Zygnematales

1.11 Peranan CHLOROPHYTA (Ganggang hijau)


1. Chlorella vulgaris oleh ahli biologi dari jepang telah dicoba untuk diolah menjadi
berbagai macam makanan, dengan demikian terbuka prospek baru mengenai
produksi bahan pangan (Gembong, 1989).
2. Ganggang hijau dapat dijadikan tumpuan utama dalam mempelajari evolusi,
3.

khususnya sebagai titik tolak garis evolusi (Tjitrosomo, 1983).


Alga hijau juga penting sebagai sumber makanan bagi banyak protozoa dan
hewan air. Chlorella uniselular, baik sebagai organisme yang penuh dengan
rincian fotosintesis maupun kemungkinan sebagai sumber makanan di daerah

yang tidak sesuai untuk pertanian konvesional (Kimball, 1992).


4. Alga hijau merupakan produsen utama dalam ekosistem perairan, selain itu
Chlorella salah satu dari anggota Chlorophyceae memiliki gizi sangat tinggi,
didalam sel alga ini terdapat pula chlorelin yaitu semacam zat antibiotik yang
dapat menghambat pertumbuhan bakteri (Saptasari, dkk., 2007).

Page 4

BAB II
KESIMPULAN
Chlorophyceae (Alga hijau) merupakan alga yang mempunyai bentuk sangat
beragam, yang sering dijumpai adalah bentuk filamen (seperti benang) dengan septa
atau tanpa septa, dan berbentuk lembaran. Alga hijau mempunyai dinding sel yang
tersusun dari selulosa, dan sel-sel tersebut mengandung vakuola yang dilapisi oleh
sitoplasma. Di dalam sitoplasma terdapat kloroplas yang mengandung klorofil a dan b
serta karotenoid.
Alga ini sebagian besar hidup di air tawar dan bersifat kosmopolit, ada juga yang
hidup di air laut yang dangkal, sebagian juga ada yang hidup pada daerah akuatik seperti
pada tanah yang tergenang air, air yang mengalir (air sungai dan air selokan) serta pada
kulit pohon yang lembab. Ada dua tipe pergerakan fototaksis pada Chlorophyta yakni,
pergerakan dengan flagela dan sekresi lendir.
Pada alga hijau menghasilkan cadangan makanan berupa amilum, adapun reproduksi
alga ini terjadi secara vegetatif dengan fragmentasi dan aseksual (pembentukan
zoospora) serta seksual (isogami, anisogami, & oogami). Ada dua fase pergiliran generasi
pada alga ini yakni, fase diploid dan fase haploid. Kemudian peranan alga ini sangat
banyak dalam kehidupan sehari-hari, contoh: sebagai produsen dalam ekosistem.

Page 5

DAFTAR PUSTAKA
Kimball, J., W. 1992. Biologi Jilid 3. Jakarta : Erlangga.
Romimohtarto, K., & Juwana, S. 2001. Biologi Laut. Jakarta : Djambatan.
Saptari, M., dkk. 2007. Botani Tumbuhan Bertalus Alga. Malang.
Tjitrosoepomo, G. 1989. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press.
Tjitrosomo, S. S. 1983. Botani Umum 3. Bandung : Angkasa Bandung.

Page 6

Anda mungkin juga menyukai