COELENTERATA
Dosen Pengampu :
1. Irwandi Ansori, M.Si
2. Dr. Abas, M.Pd
Disusun Oleh :
1. Gustiza Enggarni Q (A1D021002)
2. Getteri Hulandari (A1D021020)
3. Rani Riawanti (A1D021021)
4. Mufit Agilman (A1D021025)
5. Nabila Al Awaliyah (A1D021048)
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU 2022
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas dari mata kuliah Zoologi Invertebrata yaitu
membuat makalah yang berjudul “Coelenterata” dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya penulis tidak akan sanggupuntuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik.
Makalah yang berjudul “Coelenterata” berisi tentang definisi, karakteristik
secara umum maupun khusus, klasifikasi, aspek-aspek biologi yang ditinjau dari
sistem pencernaan, sistem respirasi, system reproduksi, pergerakan, dsb. Tidak
hanya itu, di dalam makalah ini jugadijelaskan manfaat Coelenterata bagi
kehidupan. Makalah ini dibuat dengan tujuan agar mahasiswa lebih mudah
mempelajari dan memahami tentang Coelenterata khususnya dalam matakuliah
Zoologi Invertebrata.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya
bapak Irwandi Ansori, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Zoologi
Invertebrata yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulismohon maaf yang
setulus-tulusnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
i
DAFTAR GAMBAR
1
Luthfi, O.M. dkk. “Kelimpahan Invertebrata Di Pulau Sempu Sebagai Indeks Bioindikator, Ekonomis
Penting Konsumsi dan Komoditas Koleksi Akuarium”. (Malang: Journal Of Fisheries And Marine
Research.2018. Vol. 3. No. 2) hal. 137-148
iii
6. Bagaimana klasifikasi dari Filum Coelenterata?
7. Apa saja manfaat coelenterate bagi kehidupan?
2
BAB II
PEMBAHASAN
2
Nurachmad Hadi dan Sumadiyo. “Anemon Laut (Coelenterata, Actiniaria) Manfaat dan Bahayanya”.
(Jakarta: Jurnal Oseana,1992. Vol. 17. No. 4), hal. 167
3
Pada saat berenang, mulut coelenterata menghadap ke dasar laut. Tubuh
coelenterata adalah terdiri dari atas jaringan luar (eksoterm) dan jaringan dalam
(endoderm) serta sistem otot yang membujur dan menyilang (mesoglea).3
Sumber: https://pratamaadi.web.ugm.ac.id
Gambar 1. Salah Satu Contoh Hewan Coelenterata
3
Sri Maya dan Nurhidayah. Zoologi Invertebrata. (Bandung: Widina Bhakti Persada, 2020), hal. 57
4
Wiwik Endang Mardiastutik. Mengenal Hewan Invertebrata. (Bekasi: Mitra Utama, 2010), hal. 16
4
Sel pembentuk lapisan gastrodermis atau endodermis:
1. Sel otot Peneema berfungsi untuk pencernaan dan sebagai otot yang
bekerja tegak lurus terhadap sumbu oral-aboral, membentuk lapisan otot
melingkar.
2. Sel Kelenjar Enzim menghasilkan enzim untuk pencernaan di dalam
rongga gastrovaskuler.
3. Sel kelenjar Lendir banyak terdapat disekitar mulut.5
Coelenterata memiliki bentuk tubuh simetri radial6. Hewan radial hanya
memiliki bagian dorsal (atas) dan bagian ventral (bawah) atau bagian oral (mulut)
dan bagian aboral, tetapi tidak ada bagian anterior (kepala) dan posterior (kaki).
Bentuk tubuh dasar hewan coelenterata terdiri dari dua variasi, yaitu polip dan
medusa yang secara bergantian terjadi pada siklus hidupnya.7
Polip memiliki bentuk tabung dengan ujungnya terdapat mulut yang
dikelilingi tentakel dan ujung lain menempel pada substrat secara tetap namun
dapat juga berpindah tempat, hidup berkoloni menetap pada suatu tempat8. Tubuh
berbentuk silindris, bagian proximal melekat dan bagian distal memiliki
mulut yang dikelilingi oleh tentakel. Karena menempel pada substrat, polip
bersifat pasif dalam mencari makanan dan menggunakan tentakel untuk
menangkap mangsa. Sedangkan medusa berbentuk payung dan pada bagian
cekung dilengkapi mulut dan tentakel mengarah ke bawah, umumnya berenang
bebas dengan tubuh bergelatin. Dengan demikian, pada dasarnya polip adalah
fase anak dan medusa adalah bentuk dewasa. Contoh coelenterata dalam
bentuk medusa adalah ubur-
ubur9.
Pada tubuh coelenterata terdapat dua lapisan, yaitu lapisan luar
(ektoderm) dan lapisan dalam (endoderm), lapisan luar disebut epidermis, dan
lapisan dalam disebut gastroendermis, diantara kedua lapisan terdapat rongga
yang disebut mesoglea, memiliki fungsi sebagai tempat serabut saraf. Tidak
memiliki kepala,
5
alat ekskresi, alat respirasi, peredaran darah dan anus.
5
Cyska Lumenta. Avertebrata Air. (Manado: Unsrat Press, 2017), hal 93
6
Sri Maya dan Nurhidayah. Zoologi Invertebrata. (Bandung: Widina Bhakti Persada, 2020), hal 59
7
Cyska Lumenta. Avertebrata Air. (Manado: Unsrat Press, 2017), hal. 89-90
8
Uun Yanuhar. Avertebrata. (Malang: UB Press, 2018), hal. 50
9
Cyska Lumenta. Avertebrata Air. (Manado: Unsrat Press, 2017), hal. 90
6
Lapisan luar (ektoderm) atau epidermis berfungsi untuk melindungi tubuh
dari bahaya lingkungan, sedangkan lapisan dalam berperan dalam proses
pencernaan. Sel-sel pada lapisan dalam (endoderm) atau gastroendermis
berbatasan sistem pencernaan berbentuk seperti kantong yang disebut gastrosol10.
66
tentakel untuk menarik makanan ke dalam mulut dan rongga gastrovaskuler.
Makanan masuk ke dalam mulut dengan bantuan tentakel, kemudian masuk ke
rongga gastrovaskuler. Di dalam rongga gastrovaskuler terdapat enzim semacam
tripsin untuk mencerna protein. Makanan akan hancur dan kemudian diaduk
hingga merata oleh gerakan flagela. Sel otot pencerna memiliki pseudopodia
untuk menangkap dan menelan partikel makanan. Pencernaan dilanjutkan secara
intraseluler. Sari makanan hasil pencernaan diedarkan ke seluruh tubuh secara
difusi, sebagian disimpan sebagai cadangan makanan berupa lemak dan glikogen.
Sisa pencernaan makanan dibuang melalui mulut , coelenterata tidak memiliki
anus.12
2.3.4 Reproduksi
2.3.4.1 Aseksual (Vegetatif)
Reproduksi secara aseksual terjadi pada stadium polip dan dilakukan
dengan jalan pertunasan (budding), pembelahan atau pencabikan telapak kaki.
Suatu tunas terjadi dari dinding tubuh yang menonjol keluar diikuti perluasan
rongga gastrovaskuler kemudian pada ujungnya terbentuk mulut dan tentakel.
12
Ibid., hal. 94
13
Ibid., hal. 95
77
dibuahi akan membentuk zigot . mula-mula zigot tumbuh di ovarium hingga
menjadi larva.
Larva bersilia (planula) berenang meninggalkan induk dan membentuk
polip di dasar perairan. Reproduksi vegetatif dan generatif pada coelenterata
berlangsung secara bergantian, sehingga coelenterata mengalami pergilirian
keturunan/siklus hidup/metagenesis.14
88
6. Belum mempunyai pusat susunan saraf (mempunyai saraf difus).
7. Sistem pencernaan makanan dilakukan secara intra sel dan ekstra sel.
8. Hidupnya bersifat polymorphisme atau metagenesis, terdiri atas bentuk polip
dan medusa.
9. Memiliki knidoblast, yaitu sel eksoderm yang berisi racun yang berduri disebut
dengan nematosit
10. Hidup di air tawar, air laut, secara solider (melekat pada dasar perairan) dan
berkoloni
11. Memiliki sel penyengat (nematosit)
12. Merupakan hewan karnivora (memakan invertebrate kecil)
13. Sistem gerak dilakukan oleh sel-sel epiteliomuskuler yang terdapat pada
lapisan ektoderm dan ada bagian dasar gastrodermis.
14. Rangka luar tersusun dari zat kapur atau kitin.
15. Mempunyai rongga gastrovaskuler untuk pencernaan.
16. Sistem pernafasan dengan cara difusi (seluruh permukaan tubuh), kecuali
Anthozoa dan Sifonoglia.15
15
Sugiarti Suwignyo, dkk. Avertebrata Air. (Jakarta: Penebar Swadaya, 2005), hal 46
16
Sonja V.T. Lumowa. Zoologi Invertebrata. (Yogyakarta: Kepel Press, 2014), hal 51
99
4. Stranchylina, contoh : Craspedacusta sowerbii
5. Siphonopora, contoh : Physalia pelagic
6. Chondrophora, contoh : Porpita, Vellela
7. Actinulida, contoh : Octohydra
Beberapa contoh dari kelas hydrozoa adalah Hydra sp dan Obelia.
Ciri umum Hydra:
1. Memiliki bentuk tubuh seperti polip
2. Mulutnya dikelilingi oleh tantekal
3. Berkembang biak dengan cara seksual dan aseksual
Ciri umum Obelia:
1. Hidup berkoloni di laut dangkal
2. Hidup sebagai polip di batu karang dan hidup sebagai medusa bila
berenang di air.
3. Memiliki dua jenis polip yaitu Hydrant dan Gonangium
15
Sugiarti Suwignyo, dkk. Avertebrata Air. (Jakarta: Penebar Swadaya, 2005), hal 46
16
Sonja V.T. Lumowa. Zoologi Invertebrata. (Yogyakarta: Kepel Press, 2014), hal 51
10
1
0
Kelas Scyphozoa memiliki beberapa ordo:
1. Stauromedusa, contoh : Halyclystus sanjuanensi
2. Cubomedusa, contoh : Tamoya (terdapat di laut atlantik), Chyronex Fleckery
(lebah laut)
3. Coronatae, contoh : Periphylla
4. Semaestomae, contoh : Cyanea, Aurelia, Chrysaora
5. Rhyzostomae, contoh : Cassiopeia, Rhizosta17.
2.5.3 Anthozoa
Anthozoa, dalam bahasa yunani, anthus berarti Bungan dan zoa berarti hewan.
Karakteristik umum kelas Anthozoa sebagai berikut:
1. Anthozoa tidak memiliki bentuk medusa
2. Berbentuk polip berukuran lebih besar dari dua kelas Coelenterata lainnya
3. Memiliki banyja tentakel berwarna-warni seperti bunga
4. Hidupnya di laut dangkal secara berkoloni.
5. Bereproduksi secara aseksual dengan tunas dan fragmentasi dan reproduksi
secara seksual menghasilkan gamet.18
17
Ibid., hal. 53
18
Cyska Lumenta. Avertebrata Air. (Manado: Unsrat Press, 2017), hal
11
Ordo pada Anthozoa adalah sebagai berikut:
1. Stolonofera, contoh tubipora musica
2. Telestacae, contoh telesto
3. Alcyonacea, contoh alcionium palmatum
4. Coenothecalia contoh heliopora
5. Gorgonacea contoh coralium dan gorgonia
6. Pennaulacea contoh stylatula dan pennaluta sulcata
12
4. Kerangka koral digunakan sebagai material bangunan untuk membuat
semen
5. Kerangka Cnidaria Daria juga dibuat sebagai perhiasan
6. Hewan ubur-ubur yang banyak di perairan Indonesia dapat dimanfaatkan
untuk dibuat tepung ubur-ubur kemudian diolah menjadi bahan kosmetik
atau kecantikan.19
19
Ibid., hal 100
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
14
DAFTAR
PUSTAKA
15