MAKALAH
BIOLOGI SEL
BANDUNG
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah swt, karena telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Pelekatan Sel (Junction cell) “ dan dapat selesai pada
waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada Dosen mata kuliah Biologi Sel dan teman-teman
yang telah berkontribusi dan bekerja sama dalam pembuatan makalah dan pengumpulan materi-
materi didalamnya. Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan para
pembaca. Kami telah berusaha semaksimal mungkin menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-
baiknya. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
perbaikan pembuatan makalah selanjutnya.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
1.1. Latar belakang Masalah....................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................................1
1.3. Tujuan...............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................2
2.1. Pelekatan Antar Sel...............................................................................................................2
2.2. Struktur Pelekatan Sel...........................................................................................................3
2.2.1. Pertautan Sumbat (Sealing Junction / Tight Junction)..................................................3
2.2.2. Desmosom (commnucating junction/gap junction)......................................................8
2.2.3. Pertautan Penghubung ( Communication Junction / Gap Junction)..............................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang Masalah
Segala aktivitas setiap organisme multiseluler dari mulai fase kehidupan, proses
kehidupan dan sampai organisme tersebut mati tidak lain merupakan refleksi sifat-sifat
sel-sel yang menyusunnya. Sehingga sebuah sel dalam menjalankan fungsi hidupnya
sebagai unit terkecil penyusun organisme membutuhkan interaksi dan komunikasi.
Komunikasi antar sel tidak terjadi begitu saja melainkan dengan adanya pertautan
atau pelekatan. Setiap pertautan (junction) tersebut memiliki struktur yang berbeda-beda
sehingga fungsi nya pun berbeda-beda, tidak hanya untuk komunikasi antar sel saja tetapi
juga penyumbat dan penambat yang berkaitan dengan aktivitas sel. Tetapi mungkin
diantaranya kita belum banyak mengetahui apa perbedaan dalam setiap masing masing
struktur pertautan tersebut.
Oleh karena itu sebagai pengetahuan dan pemahaman tentang bagaimana struktur
sel-sel yang bertautan sehingga sel dapat melakukan berbagai fungsi dalam jaringan dan
organ hewan. Maka penulis akan memaparkan macam-macam struktur pelekatan antar
sel berdasarkan fungsinya.
1.3. Tujuan
2. Dapat menganalisis perbedaan macam-macam struktur pelekatan sel.
3. Dapat memahami fungsi dari macam-macam struktur pelekatan sel.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pelekatan Antar Sel
Sebuah sel dalam menjalankan proses hidupnya berperan penting dan berpengaruh
terhadap perkembangan dan pertumbuhan organisme karena sebagai penunjang proses
kehidupan organisme multiselular dari awal kehidupan sampai mati. Seperti layaknya makhluk
hidup sel juga membutuhkan komunikasi dan interaksi antara sel satu dengan sel yang lain. Pada
organisme tingkat tinggi atau multiseluler seperti hewan dan tumbuhan akan memiliki sel-sel
yang memiliki karakeristik komposisi, struktur dan fungsi tertentu sehingga dapat menjalin kerja
sama antar sel untuk membentuk jaringan, kemudian kumpulan jaringan akan tergabung
sehingga terbentuk organ, dan kumpulan organ-organ akan menjadi sebuah organisme.
Sel-sel yang tergabung dalam suatu jaringan secara bersama akan memiliki fungsi sesuai
dengan spesialisasinya. Perbedaan tersebut dapat terlihat seperti ketika suatu organisme
mengalami kontraksi otot oleh jaringan otot, mengedarkan impuls syaraf oleh jaringan syaraf,
kemudian pada tanaman dimana terdapat jaringan xylem untuk transport air. Jaringan-jaringan
tersebut tidak akan terbentuk jika tidak ada sel-sel yang tergabung antara satu dengan yang lain
(Lukitasari, 2015: 114).
Sel dalam satu jaringan dengan sel jaringan tetangga dihubungkan dengan satu pertautan
(junction). Lewat pertautan tersebut sehingga dapat terbina komunikasi dan penyaluran zat
(Yatim, 1996: 39). Terjadinya interaksi dan komunikasi antar sel dalam suatu jaringan dan
organisasinya menjadi organ ditentukan oleh interaksi molekuler pada tingakatan sel dan
membutuhkan adanya hubungan waktu dan ruang tertentu untuk mengatur ekspresi pada lekatan
molekulnya. Pada membran sel terdapat ikatan khusus antar protein integral sehingga sel-sel
dapat menempel dan melekat antar sesamanya yang disebut dengan cell adhesion molekul
(CAMs). Secara khusus akan menghubungkan antar sel dalam jaringan (Lukitasari, 2015: 115)
Cell adhesion molekul (CAMs) sebagai perekat antar sel sehingga terjadinya interaksi
dan komunikasi antar sel. Baik sel-sel yang memiliki tipe sejenis maupun sel-sel yang berbeda
2
jenis. Pada sebuah sel terdapat CAM yang dapat langsung terikat pada satu jenis CAM yang
sama pada sel yang berdekatan dan pada jenis CAM yang berbeda juga dapat terjadi sebuah
ikatan. Kemudian di sepanjang permukaan membran CAMs juga dapat melebar dan terdistribusi
sehingga akan mengelompok dan menghubungkan sel dengan ciri-ciri khusus yang berfungsi
sebagai tambalan atau titik yang disebut junction cell (Lukitasari, 2015: 106).
Berdasarkan fungsinya pelekatan atau pertautan sel dapat dikelompokan menjadi tiga
kelompok, yaitu pertautan sumbat (sealing junction/tight junction), desmosoma dan
hemidesmosoma, dan pertautan penghubung (commnucating junction/gap junction). Tiga tipe sel
junction merupakan penyesuaian karakteristik dari berbagai sel hewan dan pada sel-sel hewan
secara nyata nampak pada sel epitel di permukaan jaringan. Ketiganya menempati sel tubuh
secara bersama-sama dengan peranannya masing-masing, yaitu sebagai penghalang perpindahan
air, zat-zat terlarut dan sel dari kompartmen satu ke kompartmen yang lainnya, kemudian
menyambungkan sel-sel menjadi lembaran yang kuat, dan komunikasi antar sel-sel pada banyak
tipe jaringan, termasuk otot jantung dan pada embrio hewan (Kurniati, 2013: 111).
Di dalam sealing junction terdapat pertautan sel yang disebut tight junction
(gambar 2.1). Membran plasma dari dua sel yang membentuk junction, melebur bersama-
sama sehingga tertutup tidak ada tempat ekstraseluler yang dapat dilihat. Pada tempat-
tempat yang ada junction rapat, total luas dari 2 membran yang membentuk junction
ternyata kadang-kadang kurang dari ketebalan 2 membran yang ditempatkan secara
berdampingan pengaruhnya bahwa lapisan yang paling luar (fosfolifid) membrane-
membran bersambung menjadi satu bilayer (kesatuan dari 2 lapiran) pada ujung-ujung
junction pengaruh ini dikuatkan oleh munclnya junction rapat pada perlakan freeze
fracture (pengelupasan beku) tight junction, yang menunjukkan sebuah jaringan daerah
3
yang memungkinkan membrane sel membentuk junction yang secara actual menyatu
bersama-sama (gambar 2.1) (Kurniati, 2013: 112).
Gambar 2.1. Skema beberapa jenis pertautan antara sel dan kedudukannya (Trope,
1984)
Pada sealing junction / tight junction membran plasma sel-sel yang bersebelahan
saling menekan satu sama lain dengan kuat, dan disatukan oleh protein spesifik (ungu).
Pertautan sumbat membentuk segel kontinu disekeliling sel, mencegah kebocoran cairan
ekstraseluler melintasi lapisan epitel. Misalnya, pertautan sumbat antar sel-sel kulit
menjadikan kita kedap air dengan cara mencegah kebocoran diantara sel-sel dalam
kelenjar keringat kita (Campbell & Reece, 2008: 130)
4
kemih, sealing junction diduga sebagai partikel pencegah yang sekecil ion yang
menyebar dari cairan kandung kemih kedalam ruang-ruang antar sel (Kurniati, 2013:
113).
Menurut Issoegianti dalam buku Dr. Hj. Tuti Kurniati menyatakan bahwa sealing
junction disebut sebagai Pertautan Penyumbat. Suatu pertautan yang merekatkan
sedemikian rupa selaput beberapa buah sel epitel yang berdampingan, sehingga
menghalangi menelusupnya molekul-molekul dari satu sisi ke jaringan epitelium ke sisi
yang berlawanan (dari lumen ke basal atau sebaliknya).
Sealing junction / Tight junction terletak pada ujung komplek junction antara sel-sel
epitel yang berdekatan. Sebuah mikrograf electron dari bagian Tight junction yang telah
dipotong untuk mentayukan membrane plasma dari sel-sel yang berdekatan ditunjukan
pada gambar 2a. Perbesaran yang lebih tinggi menunjukan interaksi antara membrane
dari tight junction seperti ygditampilkan pada Gambar 2a. Terlihat jelas bahwa membran
yg bersebelahan melakukankontak pada titik-titik intermiten, bukannya menyatu melalui
area permukaan yg luas. Sepertiyang ditunjukkan pada Gambar 2b, titik-titik kontak sel-
sel adalah situs di mana proteinintegral dari dua membran yang berdekatan bertemu
dalam ruang ekstraseluler.
5
lain dari adhesi sel, tight junction juga terlibat dalam jalur sinyal yang mengatur banyak
proses seluler.
Sampai 1998 diketahui untai Tight junction terdiri dari satu protein, occludin.
Kemudian,ditemukan bahwa sel kultur yang kekurangan gen untuk occludin, dan dengan
demikian tidak bisa menghasilkan protein, masih mampu membentuk untaian Tight
junction dengan struktur dan fungsi yang normal. Penelitian selanjutnya oleh Shoichiro
6
Tsukita dan rekan-rekannya di Universitas Kyoto menemukan kelompok protein yang
disebut claudin yang membentuk komponen struktural utama dari helai Tight junction.
Mikrograf elektron menunjukkan bahwa occludin dan claudinhadir bersama-sama dalam
fibril linear dari Tight junction. Setidaknya 24 claudin yang berbeda telah diidentifikasi,
dan perbedaan dalam distribusi protein ini menyebabkan perbedaan permeabilitas selektif
dalam Tight Junction. Sebagai contoh, sebagian kecil daerah tubulus ginjalmanusia yang
dikenal sebagai thick ascending limb (atau TAL)-memiliki Tight junction yang permeable
terhadap ion magnesium (Mg). Diperkirakan bahwa loop dari molekul claudin
memanjang kedalam ruang ekstraseluler membentuk pori di TAL tersebut yang bersifat
selektif permeabelterhadap ion Mg2+. Konsep ini didukung oleh hasil penelitian yang
menyatakan bahwa salah satu kelompok tertentu dari claudin, yaitu claudin-16,
dinyatakan penting di TAL tersebut. Pentingnya claudin-16 dalam fungsi ginjal itu
terungkap dalam studi terhadap pasien yang menderita penyakit langka yang ditandai
dengan kadar ion Mg2+ dalam darah mereka ygterlalu rendah. Pasien-pasien diketahui
mengalami mutasi pada kedua salinan gen claudin-16.Kadar Mg2+ dalam darahnya
rendah karena tight junction mengandung claudin abnormal ygkedap Mg2+. Akibatnya,
ion penting ini gagal diserap kembali dari tubulus dan hanya diekskresikan ke dalam urin.
Fungsi penting dari tight junction terungkap pada tahun 2002. Diperkirakan bahwa
impermeabilitas kulit mamalia terhadap air adalah hanya pada bagian luar, lapisan
cornifieddari kulit, yang berisi filamen protein dan lipid terkait. Ditemukan bahwa tikus
yang tidak memiliki gen untuk claudin-1 mati tak lama setelah lahir sebagai akibat dari
dehidrasi.Penyelidikan lebih lanjut mengungkapkan bahwa sel-sel di salah satu lapisan
luar epidermisyang normal yang terhubung satu sama lain dengan tight junction. Hewan
yang tidak memiliki gen untuk claudin-1 tidak dapat merakit tight junction epidermal
yang kedap air dan,sebagai akibatnya, menderita kehilangan air yang tidak terkendali.
Tight junction juga ditemukan di antara sel-sel endotel yang melapisi dinding
kapiler.Junction ini terlihat sangat jelas dalam otak di mana mereka membantu
membentuk blood-brain barrier, yang mencegah zat yg lewat dari aliran darah ke otak.
Meskipun ion kecil dan bahkan molekul air mungkin tidak dapat menembus blood-brain
barrier, sel-sel sistemkekebalan tubuh mampu melintasi endotelium melalui junction. Sel-
7
sel ini berfungsi untuk mengirim sinyal yang membuka junction, memungkinkan sel
untuk lewat. Ketika melindungiotak dari zat terlarut yang tidak diinginkan, blood-brain
barrier juga mencegah akses obat kesistem saraf pusat. Akibatnya, tujuan utama dari
industri farmasi adalah untuk mengembangkan obat yang membuka tight junction otak
secara temporal sehinggamemungkinkan senyawa terapeutik dapat masuk.
Dalam celah celah tiap pasangan desmosom itu terdapat atau mengandung
senyawa zat perekat dari glikoprotein. Melewati demosom ini sel-sel yang bersebelahan
di rambatkan sebuah tenaga mekanik seperti getaran, tekanan, dan gerakan. Desmosom
ini memiliki bebebrapa fungsi menurut (Wildan yatim, 1996 : 39) yang diantaranya:
8
Serta desmosom biasanya banyak ditemui pada sel-sel jaringan epitel yang
dimana seperti pada kulit, tunica mucosa, serta berbagai saluran tubuh seperti usus halus
dan lain semacamnya. Serta desmosom pun terdapat dalam jaringan otot dimana mereka
mengikat sel-sel otot ke sel yang lainnya.
Serta jika pada sebuah lapisan epitel tidak terdapat ssebuah sel lain atau hanya
lamina basalis, maka demikian desmosom tidak membentuk sebuah pasangan, tetapi
hanya sendirian saja hal tersebut dinamakan hemidesmosom yang dimana kata “hemi’
yang berarti separuh. Jika ditinjau dari segi morfologis nya tidaklah jauh berbeda dengan
desmosom yang berpasangan, tetapi hanya berbeda fungsi serta komposisi kimianya saja.
Gap Junction memberikan sifat hidrofilik dengan artian dapat larut dalam air, hal
tersebut terjadi dalam membran plasma melalui ion-ion dan molekul-molekul kecil yang
dapat melewati secara langsung diantara sel-sel. Gap Junction ini dapat kita katakan
muncul sebagai daerah dimana membran plasma dari sel-sel yang berdekatan diluruskan
dan pisahkan oleh tempat yang sangat sempit. [ CITATION Tut17 \p 118 \l 1057 ]
9
Dapat kita pahami dengan mudah, bahwasannya Gap junction ini merupakan
suatu daerah atau saluran berupa celah yang menghubungkan antar sel bersebelahan,
adapun strukturnya yaitu pada suatu sel memiliki connexon yang nantinya akan
berpasangan dengan connexon sel lain, dan setiap connexon memiliki pori. Adapun
fungsi dari gap junction ini yaitu untuk menyatukan sitoplasma antar sel. Selain itu juga
karena sifatnya yang hidrofilik menjadikannya dapat dilalui oleh air, garam, gula, asam
amino, dan molekul. [ CITATION Tau08 \p 44-47 \l 1057 ]
Jika kita lihat dengan Mikroskop Elektron akan tampak celah sempit diantara
membran 2 sel atau dinding sel ( sekitar 2-4 nm) yang menghubungkan dua sel yang
bersebelahan dan sel tersebut dihubungkan oleh channel protein. Celah tersebut
menyebabkan ion-ion anorganik dan molekul-molekul kecil yang larut didalam air dapat
lewat secara langsung dari sitoplasma sel yang satu ke sel lainnya. Jadi, dapat dikatakan
dengan adanya gap junction ini dapat terjadi komunikasi langsung dari dua sel yang
berdekatan dan bersatu membentuk saluran yang menghubungkan kedua sel tersebut.
[ CITATION Mar15 \p 120 \l 1057 ]
Pada daerah Gap Junction ini terdapat bagian yang tipis yang berfungsi untuk
mengkomunikasikan (Communicating Junction). Bagian tersebut berbentuk paralel
dengan permukaan sel menampakan bahwa ruang ekstra seluler berisi paket silinder
cekung tertutup yang disusun secara tegak lurus dengan permukaan membrannya dalam
suatu pola yang sering berbentuk segi enam beraturan dalam junction. [ CITATION Tut17 \p
118 \l 1057 ]
10
Oleh karena itu, gap junction ini memungkinkan adanya transfer sitoplasmik
langsung dari sinyal listrik dan kimia anatara sel-sel yang berdekatan. Bentuk sederhana
dari sel untuk komunikasi sel adalah transfer langsung dari sinyal listrik dan kimia
melalui gap junction, protein saluran yang menciptakan jembatan sitoplasma antara sel-
sel yang berdekatan. persimpangan kesenjangan terbentuk dari serikat. Sebuah bentuk
persimpangan kesenjangan dari penyatuan protein membran mencakup,
disebut connexins, pada dua sel yang berdekatan. yang connexins bersatu membuat
saluran protein (connexon) yang bisa membuka dan menutup. Ketika saluran terbuka, sel-
sel yang terhubung berfungsi seperti sel tunggal dengan beberapa inti (syncytiuma).
[ CITATION Tau08 \p 44-47 \l 1057 ]
Gap junctions disusun oleh connexon (12 satuan protein), connexon tersusun atas
6 sub unit connexin transmembran. Komunikasi gap junctions juga dapat dikendalikan
oleh sinyal-sinyal ekstraseluler. Ketika gap junction terbuka, ion dan molekul kecil
seperti asam amino, ATP dan AMP berdifusi langsung dari sitoplasma dari satu sel ke
sitoplasma berikutnya. Seperti saluran membran lainnya, molekul yang lebih besar
dikecualikan. di samping itu, gap persimpangan adalah satu-satunya cara yang bisa
lewat sinyal kimia langsung dari sel ke sel. pergerakan molekul melalui gap junction
dapat dimodulasi atau dimatikan sepenuhnya.[ CITATION Tau08 \p 120 \l 1057 ]
11
Jadi, dapat dikatakan Communicating Junction dengan jelas menyediakan jalan
bagi kemungkinan terjadinya komunikasi yang sangat cepat diantara sel-sel.
Komunikasi ini mengambil bentuk dari ion-ion dan molekul-molekul kecil seperti
hormon steroid yang bergerak langsung dari sel satu ke sel berikutnya melalui saluran
pusat silinder connexon didalam junction. [ CITATION Tut17 \p 119 \l 1057 ]
Gap junction ini telah ditemukan baik pada vertebrata maupun invertebrata. Pada
vertebrata Junction dapat terjadi diantara bagian seluruh tubuh kecuali otot rangka,
peredaran darah, dan sebagian sel syaraf (neuron). Semua itu sebagian melimpah
diantara sel-sel urat jantung dan urat mulut, sel-sel sistem pencernaan dan uterus
dimana junction mengadakan hubungan langsung secara elektrik melalui alat-alat
aliran ion yang menyatukan sel-sel otot dan menggerakan kontraksinya sebagai satu
unit fungsional. [ CITATION Tut17 \p 119 \l 1057 ]
Gap junction atau pertautan celah ini biasa disebut juga dengan nukses, junction
ini terdapat hampir pada semua sel jaringan hewan.
Berdasarkan sumber [ CITATION Mar15 \p 120 \l 1057 ] dalam buku tersebut
dijelaskan, pada hasil pengamatan dengan mikroskop elektron pada sel-sel hewan
menunjukkan adanya gap atau celah yang terlihat. Gambaran tersebut menunjukkan
morfologi awal terdapatnya ikatan antar sel yang disebut pertautan celah (gap
junction). Hal penting yang juga nampak adalah bahwa celah yang ada tidak lepas
begitu saja, akan tetapi terdapat bagian yang berbentuk silinder melintasi celah dan
merupakan pori-pori yang menghubungkan sitoplasma dari dua sel yang berdekatan.
12
Pada sel-sel epitel, gap junction terletak di sepanjang permukaan samping dari dua sel
yang berdekatan.
Gap Junction ini memiliki ukuran lubang-lubang yang efektif bahkan pada sel-sel
mamalia dapat dipergunakan untuk lewatnya molekul dengan ukuran hingga diameter
1,2 nm. Pada insektisida, junction ini permeabel untuk molekul besar hingga diameter
2nm. Jaringan syaraf, beberapa neuron terhubung dengan gap junction secara
keseluruhan dimana ion dapat melewatinya dengan cepat, sehingga sinyal listrik dapat
lewat dengan baik. Transmisi impuls tersebut dinamakan sianpsis, dengan jumlahnya
yang banyak dan kecepatan yang tinggi. Gap Junction juga terdapat pada banyak
jaringan selain syaraf, dimana junction tersebut menolong menghubungkan aliran
listrik dan aktifitas metabolik dari banyak sel. Misalnya, pada jantung gap junction
secara cepat mengalirkan signal ion-ion diantara sel-sel otot dan memberikan
kontribusi bagi stimulus listrik untuk mempertahankan detak jantung tersebut.
[ CITATION Mar15 \p 120 \l 1057 ]
Sedangkan pada Mikrofag elektron transmisi terlihat sebagai bercak-bercak.
Selaput sel dari sel-sel yang berdampingan dipisahkan oleh celah yang sangat sempit,
berukuran sekitar 3 nanometer. Mikrofag elektron dari hepatosit menunjukkan suatu
struktur yang tampak seperti 7 bilur, 4 gelap dan 3 terang. [ CITATION Tut17 \p 119 \l
1057 ]
Seperti yang diketahui, gap junction ini memilki fungsi yang bermacam-macam.
Pada sel-sel yang dapat tereksitasi seperti sel saraf gap junction berperan sebagai
penghubung antarsel sehingga potensial aksi dapat merambat secara cepat tanpa
terjadi delay. Begitu juga dengan sel jantung, gap junction membantu sel-sel jantung
agar berkontraksi secara sikron. Pada bagian yang lain dalam tubuh kita, gap
junction juga berfungsi sebagai alat komunikasi dalam bentuk yang berbeda.
Contohnya, perkembangan normal dari folikel ovari tergantung pada komunikasi
melalui gap junction antara oosit dengan sel granulosa yang mengelilinginya. Mutasi
pada gen yang mengkode connexin pada bagian ini dapat menyebabkan kemandulan.
[ CITATION Wil96 \p 39-40 \l 1057 ]
Pada Gap Junction ini terdapat dua jenis permeabilitas yaitu: perangkai metabolik
dan perangkai ionik atau elektronik. Misalnya, molekul-molekul dengan berat sampai
13
1000 dalton dapat dengan bebas lewat dari sel A ke sel B melalui pertautan celah. Hal
ini memungkinkan penyebaran ion, gula, asam amino, nukleotida, vitamin, hormon,
dan molekul-molekul BM rendah lainnya, diantara kelompok sel yang bertautan
didalam suatu jaringan. Adapaun perangkai metabolik ini digunakan untuk
membagikan makanan ke sel-sel selama perkembangan dsn memasok molekul-
molekul pengatur, misalnya CAMP ke sel-sel selama deferensiasi jaringan. [ CITATION
Tut17 \p 120 \l 1057 ]
Pada gap junction atau pertautan celah ini permeabilitasnya dipengaruhi oleh ion
kalsium (Ca2+) yang ada didalam sel. Sebagai mana kanal-kanal lainnya, kanal gap
junction memiliki fase terbuka maupun tertutup. Ketika kadar ion Ca2+ didalam sel
tinggi atau meningkat, maka hubungan antar sel pada pertautan celah (gap Junction)
akan tertutup secara otomatis. Sedangkan ketika kadar Ca2+ kembali ke keadaan
normal maka hubungan antar sel akan terbuka kembali. Hal tersebut diduga terjadi
14
Plasmodesmata dapat muncul di seluruh bagian dinding sel tumbuhan, atau pada
sudut-sudut tertentu saja. Air dan molekul-molekul yang terlarut di dalam sitoplasma
dapat berpindah dari satu sel ke sel lainnya melalui saluran ini. Perindahan air melalui
saluran dalam plasmodesmata disebut dengan transportasi simplas. Sedangkan
perpindahan air melalui dinding sel disebut dengan transportasi apoplas. [ CITATION
Tau08 \p 44-47 \l 1057 ]
15
DAFTAR PUSTAKA
Azhar, Tauhid Nur. 2008. Dasar- Dasar Biologi Molekuler. Bandung: Widya Padjajaran.
Kurniati, Tuti. 2017. Biologi sel. Bandung: UIN Sunan Gunung Djati.
16