SISTEM RANGKA
Oleh :
Kelompok 3
Pendidikan Biologi
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu ciri makhluk hidup adalah melakukan gerak. Gerak adalah perubahan posisi
sebagian atau seluruh tubuh makhluk hidup. Pada manusia dan hewan tingkat tinggi lainnya
fungsi gerak dilaksanakan oleh sistem gerak. Sistem ini terdiri atas rangka dan otot. Tulang
termasuk ke dalam alat gerak pasif sedangkan otot termasuk ke dalam alat gerak aktif.
Keduanya saling bekerjasama membentuk sebuah sistem gerak.Karena lingkungan hidup,
kebiasaan serta perilaku yang berbeda-beda maka alat gerak pada hewan dan manusia
memiliki struktur yang berbeda.
Hewan yang ada di dunia ini dikelompokkan menjadi 2 bagian berdasarkan ada tidaknya
tulang belakang. Hewan yang memiliki tulang belakang disebut vertebrata dan yang tidak
memiliki tulang belakang disebut invertebrata. Vertebrata sendri memiliki 2 sistem rangka,
yaitu endoskeleton dan eksoskeleton. Contoh hewan vertebrata adalah ikan, katak,
burung,kadal, marmot, dan lain sebagainya
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Rangka
Sistem rangka merupakan suatu sistem yang dibangun oleh struktur-struktur keras
daritubuh yang sifatnya menyokong dan melindungi. Sistem ini meliputi eksoskeleton,
danendoskeleton. Eksoskeleton secara embriologis berasal dari epidermis saja, dermis saja,
ataukeduanya. Sedangkan endoskeleton secara embriologis berasal dari jaringan subdermal,
yaituendoskeleton tulang, endoskeleton rawan dan korda. Eksoskeleton ummnya dijumpai
pada hewaninvertebrata. Pada vertebrata lebih dikenal sebagai dermal skeleton. Endoskeleton
umumnyadijumpai pada hewan veretebrata. Sistem rangka adalah suatu sistem organ yang
memberikandukungan fisik pada makhluk hidup. Sistem rangka umumnya dibagi menjadi tiga
tipe: eksternal,internal, dan basis cairan (rangka hidrostatik), walaupun sistem rangka
hidrostatik dapat puladikelompokkan secara terpisah dari dua jenis lainnya karena tidak adanya
struktur penunjang.
Tulang tempurung kepala terdiri atas cranium sebagai tempat otak, capsula untuk
tempat beberapa pasang organon sensoris (olfactory, optic, auditory) dan skeleton viceralis,
yang merupakan bagian pembentuk tulang rahang dan penyokong lidah insang untuk
mekanisme. Tengkorak (tempurung) kepala melekat dekat sekali dengan columna vertebralis,
oleh karena itu ikan tidak bisa memutar kepalanya. Gigi biasanya terdapat pada tulang
premaxillary dentary, vomer dan tulang palatina. Chondrichthyes memiliki tulang kartilago
kranium sempurna, organ pembau dan kapsul optic tergabung menjadi satu. Eksoskeleton
ostracodermi mempunyai kesamaan dengan dentin pada kulit Elasmobrachii yang merupakan
mantel keras seperti email pada gigi Verterata. Di bawah lapisan tersebut terdapat beberapa
lapisan tulang sponge dan di bawahnya lagi terdapat tulang padat. Kartilago palate quadrat dan
kartilago Meckel adalah tulang rawan yang akan membentuk rahang atas dan rahang bawah.
Ikan hiu dan ikan pari, rahangnya bersendi pada tulang ke posterior atau pada elemen
hiomandibula dari lengkung insang ke 2.
Struktur Histologis Bentuk tubuh ikan merupakan interaksi antara sistem rangka dengan
sistem otot sertaevolusi dalam adaptasi kedua sistem tersebut terhadap lingkungannya. Rangka
yang menjadi penegak tubuh ikan terdiri dari tulang rawan dan atau tulang sejati.
Osteichthyes terdiri dari tulangsejati. Sebagian besar tulang Osteichthyes pada permulaannya
terbentuk melalui tahap tulangrawan, kemudian materialnya menjadi tulang sejati dalam
bentuk bentuk yang khusus melaluiosifikasi. Osifikasi merupakan proses perubahan tulang
rawan menjadi tulang sejati atau tulangkeras.
Tulang tengkorak pada ikan berfungsi untuk membungkus atau melindungi otak
karenaotak merupakan organ yang lembut, tetapi mempunyai peranan yang besar bagi
kehidupan ikan.Tengkorak ikan Elasmobranch terbentuk dari satu tulang rawan yang disebut
chondrocranium dandilengkapi branchiocranium beserta derivate-derivatnya.
Chondrocranium pada ikan elas mobranch memiliki kotak-kotak yang membentuk atap otak
yang tidak komplek. Sedangkan tengkorak ikan bertulang sejati tersusun atas dua bagian yaitu
neurocranium dan branchiocranium Neurocranium terdiri dari bagian endosteal yang
membentuk lantai kotak otak dan ectosteal yang membentuk atap otak. Bentuk atap otaklah
yang nantinya mempengaruhi bentuk wajah dari ikan tersebut.
B. Struktur Anatomi
Secara garis besar tubuh ikan tersusun atas tiga bagian, yaitu kepala, batang tubuh dan
ekor.Pada tubuh ikan yang berbentuk simetri, yaitu terdiri atas dua belahan yang sama apabila
tubuh dibelah dua menjadi dua belahan yang sama, dari kepala ke sampai ekor dengan arah
punggung perut. Pada ujung depan terdapat mulut, diatas mulut terdapat cekung hidung yang
sebelah-menyebelah, pada bagian kepala terdapat sepasang mata dan tutup insang. Pada
tubuh ikan tertutup oleh selaput tipis yang tembus oleh sinar, kulitnya banyak mengandung
kelenjar lendir yang berfungsi untuk menghindarkan goresan pada saat ikan berenang dengan
cepat.
Rangka ikan berdasarkan letaknya dapat dibedakan menjadi 2, yaitu eksoskeleton dan
endoskeleton. Sisik dan sirip ikan merupakan eksoskleton, sedang endoskeleton terdiri atas
tulang tempurung kepala, columna vertebralis, cingulum pectoralis, tulang-tulang kecil
tambahan yang menyokong sirip.
Struktur rangka pisces terdiri atas 2 bagian, yaitu rangka aksial dan rangka
apendikular.Rangka aksial pisces terdiri dari tulang-tulang tengkorak (terdiri 180 tulang), dan
columna vertebralis. Tulang-tulang tempurung kepala terdiri atas cranium sebagai tempat otak,
capsula untuk tempat beberapa pasang organon sensoris (olfactory, optic, auditory) dan
skeleton viceralis, yang merupakan bagian pembentuk tulang rahang dan penyokong lidah
insang untuk mekanisme. Tengkorak (tempurung) kepala melekat dekat sekali dengan
columna vertebralis, olehkarena itu ikan tidak bisa memutar kepalanya. Gigi biasanya terdapat
pada tulang premaxillary dentary, vomer dan tulang palatine (Jasin, 1984).
Columna vertebralis pada pisces hanya terbagi menjadi vertebra badan dan vertebra ekor yang
tersusun dari belakang tengkorak sampai ke pangkal ekor. Daerah abdominal (badan) memiliki
tulang rusuk (kosta) kiri dan tulang rusuk (kosta) kanan. Kosta berguna untuk melindungi
organ-organ di dalam rongga badan. Ikan Telostei primitif mempunyai 2 rangkaian rusuk yang
berhubungan dengan masing-masing sentrum kolumna vertebralis, yaitu rusuk dorosaldan
rusuk ventral. Rusuk ventral kiri dan kanan pada bagian ekor bertemu dibawah arteri dan vena
ekor untuk membentuk lengkung hemal (Tenzer, dkk, Tanpa tahun).
Rangka apendikular disusun dari gelang pektoral dan gelang pelvis.Gelang pektoral padaikan
bertulang terdiri dari korakoid dan skapula yang biasanya tereduksi. Struktur dari
tulangmembran (tulang dermal) meliputi klavikula yang tereduksi, kleitrum dan supra
kleitrum. Gelang pelvis pada ikan terdiri dari keeping-keping pelvis bertulang atau
bertulang rawan yang bersendiandengan sirip pelvis. Pada ikan bertulang rawan, keping-
keping tersebut bertemu dibagian tengah membentuk simfisis pubis (Tenzer, dkk, Tanpa tahun)
A. Struktur Histologis
Rangka katak tersusun atas endoskeleton yang disokong oleh bagian yang lunak. Pada
fase berudu tulangnya masih lunak dan menjadi keras pada fase dewasa. Pada sambungan-
sambungan tulang masih tetap lunak dengan permukaan yang licin.
Pada katak, tulang yang panjang dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu bagian atas pada bagian
central yang disebut diaphyse dan kedua ujung yang disebut epiphyse. Pada diaphyse dan
epiphyse terdapat hubungan yang tidak teratur dan terkunci oleh sutura. Sutura tersebut masih
berupa tulang rawan yang masih dapat tubuh terus, sedangkan pada burung dan sebagian besar
mammalia,masing-masing sutura menjadi tulang keras pada saat tertentu sehingga
pertumbuhan tidak terjadi
B. Struktur Anatomi
Amfibi mempunyai tengkorak yang tebal dan luas secara proporsional. Tengkorak amfibi
modern mempunyai tulang-tulang premaksila (rahang atas), nasal (tulang hidung), frontal,
parietal,dan skuamosa. Tidak ada langit-langit atau palatum sekunder pada amfibi. Akibatnya,
neresinternal lebih maju di dalam langit-langit mulut. Di bagian ventral otak ditutupi oleh
tulang dermal yang dinamakan parasfenoid. Gigi amfibi terletak pada premaksila, maksila,
palatine, vomer, parasfenoid, dan tulang dental.
Ada beberapa amfibi yang sama sekali tidak memiliki gigi, atau gigi pada rahang bawah
mereduksi. Jumlah vertebra atau ruas tulang belakang pada amfibi bervariasi dari 10 ruas pada
Salientia sampai 200 pada Gymnophiona. Tengkorak bersendi dengan tulang tengkuk, jumlah
vertedrata kaudalnya bervariasi .
Bangsa Amphibia merupakan vertebrata yang pertama mempunyai sternum (tulang dada)
tetapi perkembangannya kurang sempurna. Tulang iga hanya pendek dan kurang berkembang
sehingga tidak berhubungan dengan sternum seperti yang terjadi pada reptil, burung, atau
mamalia.
Sebagian besar amfibi mempunyai dua pasang tungkai dengan 4 jari (digiti) kaki pada kaki
depan dan 5 jari pada jari belakang. Jumlah digiti pada amfibi mungkin ada yang berkurang
2 buah. Tungkai belakang berkurang seperti pada salamander, dan pasangan tungkai tidak ada
pada Caecillia. Tungkai biasanya tidak mempunyai kuku, tetapi ada semacam tanduk pada
jari-jarinya.Tulang punggung bersambung dengan kepala dan ekstrimitas berfungsi
menyokong tubuh dan melindungi sumsum, terdiri atas 9 columna vertebralis dan urostyle.
Masing-masing vertebrae merupakan satu segmen pendek yang fleksibel. Tiap-tiap vertebrae
terdiri dari centrum atau corpus yang memiliki lengkung atas (archus neuralis) sebagai tempat
semsum. Sebelah atasnya terdapat cuatan neuralis yang terdapat pada sepasang processus
articularis yang membuat vertebrae sedikit bergerak Namun, beberapa amfibi memliki tulang
tempurung kepala bersenyawa yang tidak dapat digerak-gerakkan
A. Struktur Histologis
Sistem rangka pada kadal kebun dapat di bedakan menjadi dua bagian yaitu endoskeleton
dan ensoskeleton.
Vertebrae ekor pada kadal tidak menulang secara sempurna, ekor mudah putus, tetapi dap
at mengalami regenerasi. Kolumna vertebralis kadal terbagi menjadi servikal, torax, lumbar,
sakral, dan kaudal. Pada kadal juga terdapat tulang rusuk yang bebas. Sebagian tulang-tulang
reptil terdiri atas kartilago.
B. Sturktur Anatomi
Tubuh kadal kebun terdiri dari tiga bagian yaitu: caput (kepala), serviks (leher), truncus
(badan), dan kaudal (ekor). Bagian caput berbentuk seperti pyramid dan bila dibandingkan
dengan tubuhnya, ukurannya relatif kecil. Mulutnya berbentuk celah melebar. Terdapat
sepasang matayang terletak pada bagian dorsolateral. Masing-masing mata memiliki dua
pelupuk yang dapat digerakkan dan terdapat membran niktitans yang transparans (terletak pada
ujung anterior mata). Membran ini berfungsi untuk membersihkan kornea pada saat
diperlukan. Pada bagian sisi lateralterdapat celah dangkal berbentuk oval yang merupakan
lubang telinga luar.
A. Struktur Histologis
Struktur rangka pada burung banyak mengalami diferensiasi, misalnya pada bagian
kolumna vertebralis atau tulang belakang. Vertebra pada burung (misalnya burung dara) dibagi
menjadi 4 bagian, yaitu vertebra torakalis terakhir (posterior), vertebra lumbalis, vertebra
sakralis dan vertebra kaudalis anterior. Keempat vertebra tersebut bersatu membentuk
sinsakrum.
Tidak hanya pada bagian vertebra, bagian sternum (dada) berdiferensiasi menjadi lebar dan
kuat, yang disebut karina sterni. Sternum tersebut berfungsi untuk perlekatan otot-otot pektoral
yang kuat, yang berperanan penting untuk terbang. Rusuk sterna (rusuk ventral) pada aves
tersusun dari jaringan tulang rawan.
Pada aves terdapat tulang-tulang gelang bahu yang meliputi pola dasar gelang pectoral
yang terdiri dari tulang-tulang pengganti (berasal dari tulang rawan), meliputi korakoid dan
skapula, dan tulang-tulang membran (berasal dari jaringan ikat), yaitu klavikula. Pada aves
yang dapat terbang, kedua klavikula bersatu dibagian tengah dengan interklavikula,
membentuk furkula yang berbentuk huruf V. Bagian ujung furkula dilekatkan dengan sternum
oleh suatu ligamen. Aves memiliki korakoid sepasang, kokoh, dan bersendian dengan sternum,
sedangkan scapula tersusun sepasang, panjang, dan bersendian dengan kosta.
B. Struktur Anatomi
Burung memiliki banyak tulang yang berongga yang saling bersilang untuk menambah
kekuatan struktur tulang. Jumlah tulang berongga bervariasi antar spesies, meskipun burung
yangterbang dengan melayang atau melambung cenderung memiliki tulang berongga yang
lebih banyak. Kantung udara dalam sistem pernapasan sering membentuk kantung-kantung
udara dalam tulang semi berongga pada kerangka burung. Beberapa burung yang tidak mampu
terbang seperti penguin atau burung unta hanya memiliki tulang yang padat, hal ini
membuktikan hubungan antarakemampuan terbang burung dengan adaptasi pada sistem
rongga pada tulang.
Rangka aves terdiri dari rangka aksial dan rangka apendikular. Rangka aksial yang tersusun
atas caput (kepala), kolumna vertebralis (tulang belakang), truncus (badan), dan kosta (tulang-
tulang rusuk), sedangkan rangka apendikular pada aves tersusun atas extremitas (tulang-tulang
anggota gerak).
A. Struktur Histologis
Tulang tengkorak mamalia hanya terdiri dari 35 tulang atau kurang dari itu.
Meskipun berjumlah lebih sedikit, tetapi tulang-tulang tengkorak mamalia lebih kuat dan
lebih padat. Rangka tengkorak terdiri dari tulang-tulang kotak otak (kranium) dan tulang-
tulang wajah.
Pada reptilia dan mamalia, kolumna vertebralis dibagi menjadi 5 bagian, yaitu vertebra
servikalis (leher), vertebra torakalis (punggung), vertebra lumbalis (pinggang), vertebra
sakralis (sakral atau pelvis), dan vertebra kaudalis (ekor). Ruas vertebra servikalis pertama
disebut tulang atlas, dan ruas yang kedua disebut tulang aksis.
B. Struktur Anatomi
Struktur anatomi mamalia terdiri dari 4 bagian utama, yaitu caput (kepala), serviks (leher),
truncus (badan), dan extremitas (anggota gerak)
BAB 3
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Pinnae dorsalis
Pinnae caudalis
B. Arcus neuralis
C. Spina neuralis
D. Arcus haemalis
E. Spina haemalis
F. Costa haemalis
H. Pinnae abdominalis
I. Pinna analis
J. Pinna dorsalis
K. Pinna caudalis
Symplectic
Branchiostegal rays
Metapterygoid
Operculum
Cleithrum
Suboperculum
Preoperculum
Interoperculum
premaksila
quadartojugal maksila
nasal
Fronto pariental
skuamosal
cv
atlas pterigoid
suprascapula prootik
eksosipital
Kolumna vertebralis
Vertebra sakralis
urostil
femur
ilium
metatarsal
Tibio fibula
iskium
tarsal
episternum
omosternum
klavikula
epikorakoid skapula
korakoid
supraskapula
mesosternum
sipisternum
atlas
Vertebra sakralis
ilium
asetabulum
pubis
urosil
iskium
falang
metakarpal
karpal
Radio ulna
Palatin
Para spenoid
humerus
femur
Tibio fibula
Astragalus
kalkaneus
metatarsus
falang
Cranium
Cervical vertebrae
humerus
synsacrum
Caudal vertebrae
Ribs
Furcula
Anterior coracoid
Tarsometatarsus
Cranium
Orbit
Maxilla
Mandible
Premaxilla
Nasal
sclerotic ring
Squamosal
Middle ear cavity
Pterygoid
Ulna
Digits
Metacarpals
Patella
illium
synsacrum
acetabulum
ischium
Caudal vertebrae
Pygostyle
Os Cranium
Os Nasalis
Os Zygomaticus
Os Maxilla
Os Mandibula
Os Parientalis Os Frontalis
Os Temporalis Os Sphenoid
Os Occipitalis
OS Costae dan Os Sternum
Os Manubrium
Sterni
Os Corpus
Os Costae Verae Sterni
(7 Pasang)
Os Proccesus
xyphoideus
Os Costae Spuriae
(3 Pasang)
Os Costae
fluctuantes (2 Pasang)
Columna Vertebralis
- Segmen ke I
Pola segmen Columna Vertebralis - Nama tulangnya adalah Os Cervicalis
- Segmen ke II - Segmen ke III
- Nama tulangnya adalah Os Thoracalis - Nama tulangnya adalah Os Lumbalis
IV
Os Clavicula
Os Scapula
Fossa
Glanoidales
Os Ulna
Os Humerus
Os Radius
Os Phalangeus
Os Metacarpal
Os Carpal
Os Ilium
Os Ischium
Os Pubis
Acetabulum
Os Patella
Os Fibula
Os Femur
Os Tibia
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil. A and Reece, Jane. B. (2010). Biologi Edisi Kedelapan jilid 3(Terjemahan Oleh
Damaring Tyas Wulandari). Jakarta: Erlangga
Judit A. Ramaly and Bevelander, Gerrit. 1988. Dasar-Dasar Histologis. Edisi ke8. Alih bahasa:
Dr. Ir. Wisnu Gunarso. Jakarta : Erlangga.
Kimball, J., 1983.Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Erlangga. Jakarta.
Jasin, Maskoeri. 1984. Sistematika Hewan (Invertebrata dan Vertebrata). Surabaya: Sinar Surya
Junqueira LC. & Carneiro J. 1998. Histologi Dasar. Edisi 3. Terjemahan Adji Dharma dari Basic
Histology. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Nature, 2012. Laporan Fiswan Sistem Rangka. NatureLovers. http://naturelovers
Syarifuddin. Anatomi Fisiologi. Jakarta: Buku Kedokteran, 2006
Tenzer, A. 1993. Struktur Hewan Bagian I. Malang: OPF IKIP Malang
Tenzer, A. 1998. Struktur Hewan Bagian II. Malang. Diktat Kuliah,
Tenzer, A., Judani, T., Handayani, N., Lestari, U., Gofur, A., 2003. Struktur Hewan 1. Malang.
Diktat Kuliah,
Villee, C.A., Walker, W.F. dan Barnes, R.D., 1984. Zoologi Umum Jilid I. Terjemahan oleh
Nawangsari Soegiri dan Soegiri, 1988. Jakarta: Erlangga.