Anda di halaman 1dari 42

JURNAL BELAJAR

ALGAE

Disusun Oleh:
Khalisdhia Falah Baldimaron
1304620056
Pendidikan Biologi B 2020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2021
PENGERTIAN
Ganggang atau alga merupakan protista yang bersifat
fotoautotrof atau yang dapat membuat makanannya
sendiri dengan cara berfotosintentis. Ganggang dapat
dengan mudah ditemukan di air tawar maupun air
laut. Ada yang hidup dengan cara menempel di suatu
tempat atau melayang-layang di air. Alga merupakan
tumbuhan nonvascular yang memilik bentuk thalli
beragam, yaitu uniseluler atau multiseluler, dan
berpigmen fotosintetik. Dalam dunia tumbuhan alga
(ganggang) termasuk kedalam dunia tallophyta
(tumbuhan talus), karena belum mempunyai akar,
batang dan daun secara jelas. Tumbuhan ganggang ada
yang bersel tunggal ada pula yang bersel banyak
dengan bentuk serupa benang atau lembaran.
Tumbuhan ganggang sebagai tumbuhan yang hidup di
air, baik air tawar atau air laut. Ada ganggang yang
dapat bergerak aktif, ada juga yang tidak. Jenis
ganggang yang bergerak aktif memiliki alat untuk
bergerak berupa bulu-bulu cambuk atau flagel.
REPRODUKSI

Reproduksi
Vegetatif
Reproduksi alga ini sederhana dan proses reproduksi paling umum dalam
ganggang. Dengan proses ini, bagian vegetatif thallus membelah menjadi
fragmen-fragmen kecil, dan setiap bagian, kemudian, memunculkan tanaman
baru. Proses ini disebut sebagai fragmentasi. Jenis reproduksi vegetatif alga ini
contohnya terjadi pada Spirogyra, Ulothrix, dll. Dalam proses ini, tidak ada
pergantian generasi yang terjadi, dan tidak memerlukan pembentukan spora.

Reproduksi
Aseksual
Reproduksi aseksual pada alga terjadi dengan membentuk jenis spora tertentu.
Dalam proses ini, beberapa sel atau protoplasma dari beberapa sel tanaman
membelah untuk membuat struktur berukuran kecil, spora. Setiap spora alga
berkecambah dan dibebaskan dari sel induk dan memunculkan tanaman baru.

Reproduksi
Seksual
Semua anggota alga bereproduksi secara seksual kecuali perwakilan dari kelas
Cyanophyceae. Reproduksi seksual alga terjadi oleh fusi gamet. Gamet-gamet
ini tumbuh di dalam gametangia. Pada reproduksi ini terdapat 3 jenis yaitu
isogami, anisogami, dan oogami
KLASIFIKASI
CYANOPHYTA
PENGERTIAN
Alga atau Ganggang Hijau Biru (Cynobacteria) merupakan kelompok dari
Eubacteria (bakteri). Anggota Cyanobacteria tersebar dalam berbagai tempat
misalnya di perairan, tanah, batu-batuan serta bongkahan batu. Pada
umumnya Alga Hijau Biru melimpah di perairan yang mempunyai pH Netral
atau perairan yang mempunyai sedikit sifat basa. Sangat jarang dijumpai di
perairan dengan pH kurang dari 4-5. Selain itu ada juga Cyanobacteria yang
mampu bersimbiosis dengan organisme lain seperti Gloeocapsa dan Nostoc
yang bersimbiosis dengan alga yang membentuk lumut kerak (liche),
Anabaena bersimbiosis dengan lumut hati, paku air dan palem-paleman untuk
memfiksasi nitrogen. Cynobacteria mengandung sejenis klorofil, dan berbagai
karotenoid juga fikosianin dan fikoeritrin. Dengan adanya fikosianin
Cyanobacteria kemudian memilik warna yang khas yakni hijau kebiru-
biruan. Cynobacteria berperan sebagai tumbuhan perintis yang membentuk
permukaan tanah gundul juga berperan penting dalam menambah materi
organik ke dalam tanah.

Klasifikasi
Kingdom: Bacteria
Division: Cyanobacteria
Class: Cyanophyceae
Ordo: Choococcales
Chamaesiphonales
Hormogonales

sumber: www.gbif.org
KLASIFIKASI

Choococcales
Ordo ini berbentuk tunggal atau kelompok tanpa
spora, dengan warna biru kehijau – hijauan.
Umumnya alga ini membentuk selaput lendir pada
cadas atau tembok yang basah. contoh spesies dari
ordo chroococcales, diantaranya Chrococcus, Gleocapsa,
Anacystis, dan lain-lain

Chamensiponales

Alga bersel tunggal atau merupakan koloni berbentuk


benang yang mempunyai spora. Benang– benang ini
merupakan hormogonium yang dapat merayap dan
membentuk koloni baru. Ordo ini dibagi atas 3 famili
yaitu Dermocarpaceae, Chamoesiphonaceae,
Pleurocapcaceae

Hormogonales
Sel – selnya merupakan koloni berbentuk benang atau
diselubungi suatu membran. Benang–benang tersebut
melekat pada substratnya, tidak bercabang, famili
ordo ini terdiri atas Oscillatoriaceae, Nostocaceae,
Scytonemataceae, Stigonemataceae, Rivullariaceae
PROCHLOROPHYTA
PENGERTIAN
Prochlorophyta adalah anggota prokariota fotosintesis dari
kelompok fitoplankton Picoplankton. Organisme oligotrofik ini
berlimpah di perairan tropis yang miskin nutrisi dan menggunakan
pigmen fotosintesis yang unik, divinil-klorofil, untuk menyerap
cahaya dan memperoleh energi. Organisme ini kekurangan pigmen
Phycobilin merah dan biru dan memiliki tilakoid, yang keduanya
membuat mereka berbeda dari Cyanophyta ( Cyanobacteria ).
Prochlorophyta awalnya ditemukan pada tahun 1975 di dekat Great
Barrier Reef dan di lepas pantai Meksiko. Tahun berikutnya, Ralph
A. Lewin, dari Scripps Institution of Oceanography, menetapkan
mereka sebagai sub-kelas alga baru.

Klasifikasi

Kingdom: Bacteria
Division: Prochlorophyta

sumber: www.gbif.org
GLAUCOPHYTA
PENGERTIAN
Glaucophyta, juga dikenal sebagai glaucocystophyta atau
glaucocystida, adalah kelompok kecil alga air tawar mikroskopis.
Bersama alga merah dan Viridiplantae (alga hijau dan tumbuhan
darat) mereka membentuk Archaeplastida. Akan tetapi, hubungan
antara alga merah, alga hijau dan glaucophyta tidak jelas, terutama
karena kurangnya studi terhadap glaucophyta. Kloroplas
glaucophyta disebut cyanella. Tidak seperti plastida eukariotik lain
mereka mempunyai lapisan peptidoglikan yang dipercaya sebagai
sisa-sisa asal usul endosimbiotik plastida dari cyanobacteria.
Glaucophyta memiliki pigmen fotosintetik klorofil A. Bersama
dengan alga merah dan cyanobacteria mereka mengumpulkan
cahaya lewat fikobilisom, struktur yang sebagian besar terdiri atas
fikobiliprotein. Alga hijau dan tumbuhan darat telah kehilangan
pigmen itu.

Klasifikasi

Kingdom: Bacteria
Division: Glaucophyta

sumber: www.gbif.org
HETEROKONTOPHYTA
PENGERTIAN
Heterokontophyta atau stramenopila merupakan suatu cabang utama
eukariota yang sekarang mencakup lebih kurang 10.500 spesies yang
dikenal. Biasanya anggotanya berupa alga, mulai dari kelp raksasa
multiseluler hingga diatom yang uniseluler, yang merupakan penyusun
fitoplankton yang utama. Anggota Stamenopila lainnya yang terkenal
merupakan (umumnya parasit) Oomycetes, termasuk Phytophthora
(penyebab penyakit hawar daun dan batang) dan juga Pythium yang
menyebabkan busuk akar (upas). Nama Heterokontophyta merujuk pada
tahap daur hidup motil (bergerak aktif). Gulma laut yang biasa melekat
atau terapung di cairan berada pada tahap stasioner (menetap). Pada tahap
motil, sel alga mempunyai dua flagel yang panjangnya berlainan (heteros =
berbeda).

Klasifikasi
Kingdom: Chromalveolata
Division: Heterokontophyta
Class: Chrysophyceae
Xanthophyceae
Eustigmatophyceae
Bacillariophyceae
Raphidophyceae
Dictyochophyceae
Phaeophyceae

sumber: www.gbif.org
KLASIFIKASI

Chrysophyceae
Alga keemasan atau Chrysophyceae adalah salah satu
kelas dari kelompok alga Heterokontophyta.
Warnanya yang kuning keemasan berasal dari
kandungan pigmen karotena dan xantofil yang
banyak sehingga mendominasi warna kloroplasnya
dan membuat klorofil tidak terlalu tampak

Xanthophyceae
Ganggang kuning-hijau atau Xanthophyceae adalah
kelompok penting dari alga Heterokontophyta.
Sebagian besar hidup di air tawar, tetapi beberapa
ditemukan di laut dan tanah. Mereka memiliki
flagellate yang bervariasi mulai dari bersel tunggal
hingga mem bentuk kolonial dan filamen sederhana

Eustigmatophyceae

Eustigmatophyceae adalah kelas alga kuning-hijau


yang bersekutu dengan Chrysophyceae dan klorofil C.
Alga ini berasal dari divisi (Heterokontophyta). Semua
alga ini bersifat uniseluler, dengan sel coccoid dan
dinding sel polisakarida
KLASIFIKASI

Bacillariophyceae

Diatom adalah suatu kelompok besar dari alga plankton


yang termasuk paling sering ditemui. Kebanyakan diatom
adalah bersel tunggal, walaupun beberapa membentuk
rantai atau koloni. Sel diatom dilapisi dinding sel unik
yang terbuat dari silika. Diatom memiliki klorofil dan
mampu berfotosintesis. Secara biologi

Raphidophyceae
Raphidophyceae adalah sekelompok kecil alga
eukariotik yang mencakup spesies laut dan air tawar.
Semua raphidophyceae adalah uniseluler, dengan sel
besar, tetapi tidak ada dinding sel. Raphidophyceaes
memiliki sepasang flagela yang terorganisir
sedemikian rupa.

Dictyochophyceae

Dictyochophyceae (silicoflagellata) adalah ganggang


air tawar dan laut yang bersifat uniseluler
Dictyochophyceae ditemukan dalam beberapa tahun
terakhir, kelompok ini tidak diurutkan sampai
sekarang.
KLASIFIKASI
Phaeophyceae

Alga coklat, alga pirang, atau Phaeophyceae adalah salah satu kelas dari dari alga
Heterokontophyta. Nama alga ini diambil dari pigmen dominan yang dimiliki, yaitu xantofil
yang menyebabkan ganggang berwarna coklat. Pigmen lain yang dimiliki Phaeophyceae
adalah klorofil dan karotena. Klasifikasi Phaeophyceae meliputi:
Laminaria, memiliki batang, daunnya berbentuk lembaran, mengandung yodium dan asam
alginat.
Macrocystis, menghasilkan yodium dan asam alginat yang berfungsi sebagai bahan
industri.
Sargasum, daunnya berbentuk lembaran, di antara batang dan tangkainya terdapat
gelembung udara.
Fucus, bentuk daun berupa lembaran dan pada bagian tepi daun terdapat gelembung
RHODOPHYTA
PENGERTIAN
Alga merah atau Rhodophyta adalah salah satu divisi dari alga
berdasarkan zat warna atau pigmentasinya. Warna merah pada alga ini
disebabkan oleh pigmen fikoeritrin dalam jumlah banyak dibandingkan
pigmen klorofil, karoten, dan xantofil. Alga ini pada umumnya bersel
banyak (multiseluler) dan makroskopis. Panjangnya antara 10 cm sampai
1 meter dan berbentuk berkas atau lembaran (filamen) dengan dinding sel
yang terdiri atas selulosa dan melekat pada sel pemegang. Sebagian besar
alga merah hidup di laut, banyak terdapat di laut tropika. Sebagian kecil
hidup di air tawar yang dingin dengan aliran deras dan banyak oksigen.
Selain itu ada pula yang hidup di air payau. Mereka juga mampu bertahan
di kedalaman laut yang paling dalam, dibandingkan dengan beberapa
spesies alga lainnya.

Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Division: Rhodophyta
Class: Bangiophyceae
Florideophyceae

sumber: www.gbif.org
KLASIFIKASI

Bangiophyceae
Bangiophyceae adalah kelas ganggang merah.
Dalam beberapa klasifikasi digabung dengan
Florideophyceae untuk membentuk
Rhodophyceae. Bangiophyceae, sebagaimana
didefinisikan secara tradisional
Bangiophyceae bersifat paraphyletic

Bangiophyceae
Florideophyceae diturunkan ke subclass
Florideae dalam beberapa sistem klasifikasi,
adalah kelas ganggang merah. Kadang-
kadang bergabung dengan Bangiophyceae ke
Rhodophyceae. Mereka pernah dianggap
sebagai satu-satunya ganggang yang memiliki
koneksi lubang, tetapi ini telah ditemukan di
tahap filamen Bangiaceae.
HAPTOPHYTA
PENGERTIAN
Haptophyta, diklasifikasikan baik sebagai Prymnesiophyta (dinamai
untuk Prymnesium) atau Haptophyta, adalah sebuah divisi dari
ganggang. Nama-nama Haptophyceae atau Prymnesiophyceae
kadang-kadang digunakan sebagai gantinya. Akhiran ini
menyiratkan klasifikasi di peringkat kelas bukan sebagai divisi.
Meskipun filogenetik dari kelompok ini telah menjadi jauh lebih
baik dipahami dalam beberapa tahun terakhir, masih ada beberapa
sengketa tentang peringkat yang paling tepat.

Klasifikasi

Kingdom: Chromalveolata
Division: Haptophyta
Class: Pavlovophyceae
Order: Pavlopales

sumber: www.gbif.org
CRYPTOPHYTA
PENGERTIAN
Cryptomonads adalah sekelompok alga, yang sebagian besar memiliki
plastida. Mereka biasa ditemukan di air tawar, dan juga hidup di habitat
laut dan payau. Setiap sel berukuran sekitar 10–50 μm dan berbentuk
pipih, dengan alur atau kantung anterior. Di tepi saku biasanya ada dua
flagela yang agak tidak sama. Cryptophytes dibedakan dengan adanya
ekstrusom karakteristik yang disebut ejectosomes atau ejectisomes, yang
terdiri dari dua pita spiral terhubung yang ditahan di bawah tekanan. Jika
sel-sel teriritasi baik oleh stres mekanik, kimia atau ringan, mereka
melepaskan, mendorong sel dalam jalur zig-zag menjauh dari gangguan.
Ejectosom besar, terlihat di bawah mikroskop cahaya, berhubungan
dengan saku; yang lebih kecil terjadi di bawah periplast, sel khusus
kriptofit di sekitarnya

Klasifikasi
Kingdom: Chromista
Division: Cryptophyta
Class: Cryptophyceae
Order: Tetragonidiales
Pyrenomonadales
Cryptomonadales

sumber: www.gbif.org
DINOPHYTA
PENGERTIAN
Dinoflagellata atau Dinophyta yang terdiri dari sekitar 1.100 jenis,
terutama hidup di dalam air laut, walaupun beberapa jenis hidup di air
tawar. Dinoflagellata merupakan ganggang uniseluler yang motil,
dengan ciri utama terdapat celah dan alur di sebelah luar pembungkus
yang melingkupi dinding sel. Yang masing-masing alur pada
Dinoflagellata mengandung satu bulu cambuk. Beberapa jenis
Dinoflagellata tidak memiliki dinding sel, namun kebanyakan memiliki
dinding sel yang terbagi-bagi menjadi lempeng-lempeng selulosa
polygonal yang saling bersambungan sangat rapat. Ada beberapa jenis
cangkangnya mengandung fosfor sehingga memendarkan cahaya di
malam hari. Didalam sitoplasma terdapat plastid yang berisi pigmen
klorofil dan pigmen cokelat kekuning-kuningan. Ganggang ini
berkembang biak dengan pembelahan sel.

Klasifikasi
Kingdom: Chromista
Division: Dinophyta
Class: Dinophyceae
Noctiluciphyceae
Syndiniophyceae

sumber: www.gbif.org
KLASIFIKASI

Noctiluciphyceae

Dinophyceae
DINOPHYTA
PENGERTIAN
Euglenophyta ialah sejenis alga yang bersel tunggal yang berbentuk
lonjong dengan ujung anterior “depan” tumpul dan ujung posterior
“belakang” meruncing. Dalam setiap sel Euglenophyta dilengkapi
dengan sebuah bulu cambuk “flagel” yang tumbuh pada ujung anterior
sebagai alat gerak. Karena Euglenophyta mempunyai klorofil dan bisa
berfotosintesis maka, organisme ini tergolong sebagai sebuah tumbuhan.
Euglenophyta selnya berflagela dan merupakan sel tunggal yang
berklorofil, tetapi dapat mengalami kehilangan klorofil dan kemampuan
untuk berfotosintesa. Semua spesies Euglenophyta yang mampu hidup
pada nutrien komplek tanpa adanya cahaya, beberapa ilmuwan
memasukkannya ke dalam filum protozoa. Contohnya strain mutan alga
genus Chlamydomonas yang tidak berklorofil, dapat dimasukkan ke
dalam kelas Protozoa genus Polytoma.

Klasifikasi
Kingdom: Excavata
Division: Euglenophyta
Class: Euglenophyceae
Order: Euglenales
Peranemales/Eutreptiales
Rhabdomonadales

sumber: www.gbif.org
KLASIFIKASI

Euglenales Bangiophyceae

Rhabdomonales
CHLORARACNIOPHYTA
PENGERTIAN
Chlorarachniophytes adalah sekelompok kecil alga laut eksklusif
yang tersebar luas di perairan tropis dan beriklim sedang.[3] Mereka
biasanya mixotrophic, memakan bakteri dan protista yang lebih
kecil serta melakukan fotosintesis. Biasanya mereka memiliki bentuk
amuba kecil, dengan ekstensi sitoplasma bercabang yang menangkap
mangsa dan menghubungkan sel-sel bersama-sama, membentuk
jaring. Mereka juga dapat membentuk zoospora flagellata, yang
secara khas memiliki flagel subapikal tunggal yang berputar ke
belakang di sekitar badan sel, dan sel-sel kokoid berdinding.
Kloroplas mungkin diperoleh dengan menelan beberapa alga hijau.
Mereka dikelilingi oleh empat membran, bagaian yang terluar
terdapat retikulum endoplasma, dan mengandung nukleomorf kecil.

Klasifikasi

Kingdom: Chromista
Division: Chloraracniophyta
Class: Chloraracniophyceae
Order: Minorisida
Chloraracniales

sumber: www.gbif.org
CHLOROPHYTA
PENGERTIAN
Ganggang hijau (green algae) diberi nama berdasarkan kloroplasnya
yang bewarna hijau. Warna hijau ini ada karena pigmen yang dominan
adalah klorofil A dan klorofil B, di samping jenis pigmen yang lain yaitu
karoten dan santofil. Bentuk kloroplas pada ganggang hijau bermacam-
macam, ada yang seperti mangkuk (misalnya pada Chlamidomonas),
berbentuk spiral (misalnya pada Spirogyra), dan berbentuk seperti
bintang. Alga hijau meskipun disebut alga, sebenarnya secara struktur
dan biokimia lebih mendekati tumbuhan. Saat ini bahkan banyak botanis
(ahli tumbuhan) yang memasukkannya dalam kelompok tumbuhan.
Seperti halnya tumbuhan, alga hijau menyimpan karbohidrat dalam
bentuk butir-butir pati dalam kloroplasnya. Dinding sel dari beberapa
spesies Chlorophyta dibangun oleh selulosa, pektin, dan polisakarida lain,
seperti dinding sel tumbuhan.

Chlorophyta atau ganggang hijau terdiri dari ± 7.000 jenis yang hidup di
perairan maupun di daratan. Sejumlah ganggang hijau hidup di air laut,
namun sebagian besar hidup di air tawar. Ganggang hijau ada yang hidup
soliter dan ada yang berkoloni. Ganggang hijau uniseluler dapat bergerak
bebas karena memiliki flagela. Beberapa jenis ganggang hijau yang
berkoloni mempunyai alat pelekat pada substrat yang membantuk
melekat kuat pada bebatuan di dasar perairan.
KLASIFIKASI
Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Division: Chlorophyta
Class: Prasinophyceae
Chlorophyceae
Ulvophyceae
Cladophorophyceae
Bryopsidophyceae
Zygnemtophyceae
Trenrepohliophyceae
Klebsormidiophyceae
Charophyceae
Dasycladophyceae

sumber: www.gbif.org

Prasinophyceae
Prasinophyceae adalah sekelompok ganggang hijau
uniseluler. Prasinophyceae mencakup spesies planktonik
laut, serta beberapa spesies air tawar. Prasinofit secara
morfologis beragam, termasuk flagellata dengan satu
hingga delapan flagela dan unisel non-motil (kokoid). Sel-
sel dari banyak spesies ditutupi dengan sisik tubuh organik
namun ada beberapa yang tak memiliki sisik
KLASIFIKASI
Chlorophyceae
Chlorophyceae adalah salah satu kelas ganggang hijau,
yang dibedakan berdasarkan morfologi ultrastruktural.
Chlorophyceae berwarna hijau karena dominasi pigmen
klorofil A dan klorofil B. Kloroplas kelas ini berbentuk
cakram dengan retikulat berbentuk cangkir, spiral atau
berbentuk pita pada spesies yang berbeda. Sebagian besar
anggotanya memiliki satu atau lebih badan
penyimpanan yang disebut pirenoid yang terletak di
kloroplas. Pirenoid mengandung protein selain pati

Ulvophyceae
Ulvophyceae adalah kelompok alga hijau yang memiliki
ciri yaitu koloni berbentuk serupa daun, menempel pada
batu-batuan atau kayu-kayuan. Tubuhnya terdiri atas dua
lapisan sel dan berkembangbiak secara generatif maupun
vegetatif. Memiliki delapan ordo yaitu Bryopsidales,
Cladophorales, Dasycladales (sudah punah),
Oltmannsiellopsidales, Scotinosphaerales, Trentepohliales,
Ulotrichales dan Ulvales.
KLASIFIKASI
Bryopsidophyceae

Bryopsidophyceae adalah kelas ganggang hijau klorofit


yang tidak dapat diterima sebagai suatu kelas. yang
dimana akhirnya kelas ini disatukan dengan kelas
Ulvophyceae menjadi salah satu anggota dengan nama
ordo Bryopsidales

Zygnematophyceae

Zygnematophyceae adalah kelas ganggang hijau di divisi


Chlorophyta yang terdiri dari lebih dari 4000 spesies yang
dijelaskan. Ini berisi ordo Zygnematales. Desmidiales
muncul di dalam Zygnematales. Zygnematophyceae
adalah kelas saudara dari Mesotaenium, bersama-sama
membentuk klas saudara dari tumbuhan darat. Struktur
tubuh Zygnematophyceae sederhana, dan tampaknya
telah melalui hilangnya kompleksitas morfologis
sekunder.
KLASIFIKASI
Bryopsidophyceae

Trentepohliophyceae adalah kelas alga hijau, tetapi


dalam beberapa kasus termasuk dalam kelas Ulvophyceae
sebagai ordo Trentepohliales. Mereka cenderung
memiliki insole berserat dengan sel mononuklear.
Mereka dicirikan oleh badan basal flagela yang tidak
biasa, karena mereka memiliki dua hingga tiga di satu
sisi dan dua pasang mikrotubulus di sisi lain. Mereka
memiliki silsilah isomorfik. Sitoplasma biasanya kaya
akan hematokrom, yaitu berbagai karotenoid sekunder
dan beta-karoten.

Charophyceae
Charophyceae adalah kelas ganggang hijau charophyte,
dan terdiri dari ordo tunggal, umumnya dikenal sebagai
"stoneworts" dan "brittleworts". Ini adalah clade
Phragmoplastophyta basal sebagai saudara perempuan
dari clade lain yang tidak disebutkan namanya yang
berisi Embryophytes (tanaman darat). Charophyceae
adalah kelas dalam Streptophyta. Konsensus saat ini
memperlakukan Charophyceae sebagai kelas di bawah
divisi Charophyta, dengan Chlorophyta tetap menjadi
divisi yang berbeda.
KLASIFIKASI
Adapun beberapa kelas yang tak dapat diidentifikasi karena
kurangnya informasi yaitu:

Dasycladophyceae Bryopsidophyceae

Klebsormidiophyceae
MANFAAT
Ganggang keemasan (misal: diatom) yang sisa-sisa cangkangnya dan
membentuk tanah diatom digunakan untuk bahan peledak, penyekat
dinamit, campuran semen, bahan alat penyadap suara, bahan
penggosok, bahan isolasi, bahan pembuat cat dan pernis, bahan dasar
pembuatan kaca, dan dalam pembuatan saringan. Dulu, ketika
piringan hitam masih digunakan, diatom ini pun digunakan untuk
membuat piringan hitam.

Laminaria sp. juga digunakan sebagai pengental dalam industri lem,


tekstil, pelapis kertas, dan pasta gigi. Chondrus sp. digunakan sebagai
bahan pembuat lem, Chondrus crispus dan Gigortina mamilosa
digunakan sebagai penghasil karagenan, untuk bahan penyamak
kulit, bahan pembuat krim, dan obat pencuci rambut (shampoo).

Mikroalga sebagai bahan bakar. Seorang peneliti Indonesia, Mujizat


Kawaroe, menemukan bahwa mikroalga yang melimpah di laut
mengandung senyawa dasar pembentuk bahan bakar. Kandungan
lipid dalam mikroalga diketahui 20 persen, namun dapat ditingkatkan
menjadi 50 persen melalui rekayasa genetik.

Protista fotosintetik yang dapat dijadikan bahan bakar ini yaitu


Chrysophyta dan Chlorophyta. Cyanophyta atau ganggang hijau-
biru merupakan anggota kingdom Monera bersama bakteri yang
dapat dijadikan sumber bahan bakar bioenergi.
MANFAAT
Porphyra tenerakijellum yang bermanfaat untuk suplemen kesehatan,
Laminaria digitalis dan Macrocystis pyrifera sebagai penghasil iodium
untuk mengobati penyakit gondok, Laminaria sp. sebagai bahan
pembuatan pil, tablet antibiotik, dan salep, Eucheuma spinosum,
Gelidium, Gracillaria lichenoides

Agardhiella digunakan sebagai obat pencahar (laksatif), dan


Dunaliella sp. yang digunakan sebagai sumber beta-karoten yang
bermanfaat untuk mencegah berbagai kanker termasuk kanker paru-
paru.

Kombu yang berasal dari Laminaria japonica memiliki kandungan


serat, zat besi, kalsium dan iodium yang cukup tinggi serta konon
dapat menurunkan tekanan darah tinggi dan mencegah diabetes
melitus.

Di bidang pertanian, Laminaria sp. digunakan untuk pupuk


pertanian. Spirogyra dan Chara braunii dalam bidang sains digunakan
sebagai bahan percobaan fotosintesis, sedangkan beberapa ganggang
merah seperti Eucheuma spinosum dan Agardhiella digunakan
sebagai dasar pembentukan gel untuk media biakan mikrobiologis
serta fase padat pada elektroforesis gel.
MANFAAT
Pada budidaya ternak, Laminaria lavaniea digunakan untuk makanan
ternak karena banyak mengandung kalium. Di California,
Macrocystis pyrifera atau kelp dipanen untuk memberi makan kerang
abalone yang banyak dibudidayakan masyarakat setempat. Di
Indonesia sendiri ganggang jenis Gracilaria sp. yang digunakan
untuk memberi makan kerang abalone yang banyak dibudidayakan
masyarakat Nusa Tenggara Barat.
Dalam bidang ekonomi, ganggang memegang peranan yang cukup
penting, terutama bagi masyarakat pesisir dan negara-negara
kepulauan yang memiliki daerah laut lebih luas dibanding wilayah
daratannya. Masyarakat yang demikian banyak membudidayakan
ganggang maupun memanfaatkannya untuk makanan berbagai
hewan budidaya mereka. Melihat sekian banyaknya manfaat
ganggang di bidang industri dan pangan, sekiranya cukuplah bukti
dan alasan bagi kita untuk mengatakan bahwa peranan ganggang
cukup besar di bidang ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA
Ariani., Nurgayah, Wa., dan Afu, La Ode Alirman. 2017. Komposisi dan
Distribusi Makroalga Berdasarkan Tipe Substrat di Perairan Desa
Lalowaru Kecamatan Moramo Utara. Jurnal Sapa Laut, 2(1) : 25-30

Bell, Peter R., and Hemsley, Alan R. 2000. Green Plants Their Origin and
Diversity, Second Edition. Cambridge : Cambridge University Press.

Bellinger E.G, and David C. S., 2010. Freshwater Algae: Identification and
Use as Bioindicators. John Wiley and Sons, Ltd.

Kadi, A. 2004. Rumput laut di beberapa perairan pantai Indonesia. J.


Oseanologi di Indonesia, 4:25-36.

Rasjid A. 2004. Berbagai manfaat algae. J. Oseanologi di Indonesia, 3:9-15.

Saito, Y., H. Sasaki, and K.Watanabe. 1976. Succesion of algal


communities on the vertical substratum faces of break water I Japan.
Phycologia, 15(1):93- 100.

Anda mungkin juga menyukai