Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH TENTANG

ALGA HIJAU

Disusun Oleh :

1. A.RESA ARDELA
2. ANDI RENALDY
3. KHAIRIL MAWADDAH
4. SRI MARTINA

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN


KELAUTAN DAN PERIKANAN
POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN BONE
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ditinjau secara biologi, alga merupakan kelompok tumbuhan yang berklorofil
yang terdiri dari satu atau banyak sel dan berbentuk koloni. Di dilam alga
terkandung bahan-bahan organik seperti polisakarida, hormon, vitamin, mineral,
dan juga senyawa bioaktif. Sejauh ini pemanfaatan alga sebagai
komoditiperdagangan atau bahan baku industri masih relatif kecil jika
dibandingkan dengan keanekaragaman jenis alga yang ada di Indonesia. Padahal
komponen kimiawi yang terdapat dalam alga sangat bermanfaat bagi bahan baku
industri makanan, kosmetik, farmasi dan lain-lain.
Ganggang hijau / Chlorohyta adalah salah satu klas dari ganggang berdasarkan
zat warna atau pigmentasinya. Ganggang hijau ada yang bersel tunggal dan ada
pula yang bersel banyak berupa benang, lembaran atau membentuk koloni spesies
ganggang hijau yang bersel tunggal ada yang dapat berpindah tempat, tetapi ada
pula yang menetap.
Algae hijau merupakan kelompok terbesar dari vegetasi algae. Algae hijau
berbeda dengan devisi lainnya karena memiliki warna hijau yang jelas seperti
tumbuhan tingkat tnggi karena mengandung pigmen klorofil a dan klorofil b lebih
dominan dibandingkan karoten dan xantofit.
Algae berperan sebagai produsen dalam ekosistem. berbagai jenis algae yang
hidup bebas di air terutama tubuhnya yang bersel satu dan dapat berperan aktif
merupakan penyusun fitoplankton. sebagaian besar fitoplankton adalah anggota
algae hijau, pigmen klorofil yang dimilikinya efektif melakukan fotosintesis
sehingga algae hijau merupakan produsen utama dalam ekosistem perairan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana ciri-ciri bentuk ganggang hijau (Chlorohyta) dan Klasifikasinya
C. Tujuan Penulisan
1. mengetahui lebih dalam bentuk dan klasifikasi ganggang hijau (Chlorohyta)
2. Bagi Mahasiswa
Bisa dijadikan sebagai bahan kajian belajar dalam rangka meningkatkan prestasi
diri pada khususnya dan meningkatkan kualitas pendidikan pada umumnya.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Alga Hijau
Alga hijau adalah kelompok alga berdasarkan zat warna atau pigmentasinya.
Dalam taksonomi, semula semua alga yang tampak berwarna hijau dimasukkan
sebagai salah satu kelas dalam filum/divisio Thallophyta, yaitu Chlorophyceae.
Pengelompokan ini sekarang dianggap tidak valid karena ia tidak monofiletik,
setelah diketahui bahwa tumbuhan merupakan perkembangan lanjutan dari
anggota masa lalunya. Sebagai konsekuensi, alga hijau sekarang terdiri dari dua
filum: Chlorophyta dan Charophyta, yang masing-masing monofiletik.
Anggota alga hijau ada yang bersel tunggal dan ada pula yang bersel banyak,
berwujud berkas, lembaran, atau membentuk koloni. Spesies alga hijau yang
bersel tunggal ada yang dapat berpindah tempat, tetapi ada pula yang menetap.
Sel-sel alga hijau bersifat eukariotik (materi inti dibungkus oleh membran inti).
Pigmen klorofil terdapat dalam jumlah terbanyak sehingga alga ini berwarna
hijau, pigmen lain yang dimiliki adalah karotena dan xantofil. Komposisi ini juga
dimiliki oleh sel-sel tumbuhan modern.
Klorofil dalam pigmen lain terdapat dalam kloroplas yang bentuknya bermacam-
macam antara lain mangkuk, gelang, pita spiral, jala dan bintang. Di dalam
kloroplas terdapat butiran padat yang disebut pirenoid yang berfungsi untuk
pembentukan tepung.
Alga hijau merupakan golongan terbesar di antara alga dan kebanyakan hidup
di air tawar. Sebagian lagi hidup di darat, di tempat yang lembab, di atas batang
pohon, dan di laut.
Beberapa genus dari alga hijau mempunyai alat gerak berupa flagel dan bintik
mata (stigma)

B. Habitat
Ganggang hijau merupakan golongan terbessar diantara ganggang dan sebagian
besar hidup di air tawar, beberapa diantaranya hidup di air laut dan air payau.
Pada umumnya melekat pada batuan dan seringkali muncul apabila air menjadi
surut. Jenis yang hidup diair tawar, bersifat kosmopolit, terutama hidup di tempat
yang cahayanya cukup seperti kolam, danau, genangan air, Alga hijau ditemukan
pula pada lingkungan semi akuatik yaitu pada batu-batuan, tanah lembab dan kulit
batang pohon yang lembab. Beberapa anggotanya hidup di air mengapung atau
melayang, sebagian hidup sebagai plankton. Beberapa jenis ada yang hidup
melekat pada tumbuhan atau hewan.
Beberapa contoh alga hijau yang sering ditemukan dikolam anatara lain :
a. Chlorophyta bersel tunggal tidak bergerak
Contoh :
1. Chlorella
Organisme ini banyak ditemukan sebagai plankton air tawar. Ukuran tubuh
mikroskopis, bentuk bulat, berkembang biak dengan pembelahan sel.
Peranannya bagi kehidupan manusia antara lain, digunakan dalam penyelidikan
metabolisme di laboratorium. Juga dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan
dimasukkan dalam kapsul dan dijual sebagai suplemen makanan dikenal dengan
“Sun Chlorella”.
Pengembangannya saat ini di kolam-kolam (contohnya di pasuruan)
2. Chlorococcum
Tubuh bersel satu, tempat hidup air tawar, bentuk bulat telur, setiap sel memiliki
satu kloroplas bentuk mangkuk. Reproduksi dengan membentuk zoospora (secara
aseksual)
b. Chlorophyta bersel tunggal dapat bergerak
Contoh : Chlamidomonas
Bentuk sel bulat telur, memiliki 2 flagel sebagai alat gerak, terdapat 1 vacuola,
satu nukleus dan kloropas. Pada kloropas yang bentuknya seperti mangkuk
terdapat stigma (bintik mata) dan pirenoid sebagai tempat pembentukan zat
tepung. reproduksi aseksual dengan membentuk zoospora dan reproduksi seksual
dengan konjugasi.
c. Chlorophyta berbentuk koloni tidak bergerak
Contoh : Hydrodictyon
Hydrodictyon banyak ditemukan didalam air tawar dan koloninya berbentuk
seperti jala. Ukuran cukup besar sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang.
Reproduksi vegetatif dengan zoospora dan fragmentasi.
Fragmentasi dilakukan dengan cara melepas sebagian koloninya dan membentuk
koloni baru. sedangkan reproduksi generatif dengan konjugasi.
d. Chlorophyta berbentuk koloni dapat bergerak
Contoh : Volvox
Volvox ditemukan di air tawar, koloni berbentuk bola jumlah antara 500 -5000
buah. Tiap sel memiliki 2 flagel dan sebuah bintik mata. Reproduksi aseksual
dengan fragmentasi dan seksual dengan konjugasi sel-sel gamet.
e. Chlorophyta berbentuk benang
Contoh :
1. Spyrogyra
Gangguan ini didapatkan disekitar kita yaitu diperairan. bentuk tubuh seperti
benang, dalam tiap sel terdapat kloroplas berbentuk spiral dan sebuah inti.
Reproduksi vegetatif dengan fragmentasi, sedangkan reproduksi seksual dengan
konjugasi. adapun langkah-langkah konjugasi antara lain
Dua benang saling berdekatan, sel yang berdekatan saling membenuk tonjolan.
Ujung kedua tonjolan yang bersentuhan saling melebur membentuk saluran
konjugasi. Lewat saluran itu terjadilah aliran protoplasma dari satu sel ke sel yang
lain. kedua plasma melebur, disebut peristiwa plasmogami dan segera diikuti oleh
pelburan inti yang disebut kariogami. Hasil peleburan membentuk zigospora
diploid. zigospora mengalami meiosis dan ditempat yang sesuai berkembang
menjadi benang spirogyra baru yang haploid.
2. Oedogonium
Ganggang ini berbentuk benang, ditemukan di air atawar dan melekat di dasar
perairan. reproduksi vegetatif dilakukan oleh setiap sel menghasilkan sebuah
zoospora yang flagela banyak.
Reproduksi generatif adalah salah satu benang membentuk alat kelamin jantan
(antiridium) dan menghasilkan gamet jantan (spermatozoid). Pada benang yang
lain membentuk alat kelamin betina yang disebut oogonium. Oogonium akan
menghasilkan gamet betina (ovum). Sperma tozoid membuahi ovum dan
terbentuk zigot. Zigot akan tumbuh membentuk individu.
f. Chlorophyta berbentuk lembaran
Contoh :
1. Ulva
Ganggang ini ditemukan di dasar perairan laut dan menempel di dasar, bentuk
seperti lembaran daun. berkembang bial secara vegetatif dengan menghasilkan
spora dan spora tumbuh menjadi Ulva yang haploid (n), Ulva haploid disebut
gametofit haploid. Kemudian secara generatif menghasilkan gamet jantan dan
gamet betina. pertemuan gamet jantan dan gamet betina akan menghasilkan zigot
(Z2n). Zigot berkembang menjadi Ulva yang diploid disebut sporofit. Selanjutnya
sporofit membentuk spora yang haploid setelah mengalami meiosis. Selanjutnya
mengalami mitosis dan menghasilkan gametofit haploid.
2. Chara
Chara hidup di air tawar terutama melekat pada batu-batuan. Bentuk talus seperti
tumbuhan tinggi, menyerupai batang, yang beruas-ruas dan bercabang-cabang,
berukuran kecil. Pada ruasnya terdapat nukula dan globula. Di dalam nukula
terdapat arkegonium dan menghasilkan ovum. Di dalam globula terdapat
anterodium yang memproduksi spermatozoid. Spermatozoid akan membuahi
ovum dan menghasilkan zigospora yang berdinding sel. Pada reproduksi secara
vegetatif dilakukan dengan cara fragmentasi.
C. Pigmen
Pigmen yang dimiliki kloroplas golongan chlorophyta yaitu klorofil a dan klorofil
b, beta karoten serta berbagai macam xantofit (lutein, violaxantin, zeaxanthin).
Karoten muncul sebagai karakter warna kuning kemerah-merahan. Sedangkan
xantotif muncul sebagai warna kuning dengan nuansa warna yang unik. Menurut
levavascur (1989) bahwa pigmen-pigmen fotosintesis dan pada alga hijau
berklorofil a dan b mengandung shiphoxanthim atau lutein.

D. Cadangan Makanan
Cadangan makanan pada ganggang hijau berupa amilum, tersusun sebagai rantai
glukosa tidak bercabang yaitu amilose dan rantai yang bercabang yaitu
amilopektin seringkali amilum terbentuk dalam granula bersama dengan bahan
protein dalam plastida disebut pirenoid.
E. Susunan Tubuh
Alga hijau mempunyai susunan tubuh yang bervariasi baik dalam ukuran maupun
dalam bentuk dan susunanya. Ada Chlorophyta yang terdiri dari sel-sel kecil yang
merupakan koloni berbentuk benang yang bercabang-cabang atau tidak, ada pula
yang membentuk koloni yang menyerupai kormus tumbuhan tingkat tinggi. Dari
banyaknya variasi tersebut alga hijau dikelompokan sebagai berikut:
1. Sel tunggal (uniseluler) dan motil, contoh: Chlamidomonas
2. Sel Tunggal dan non motil, contoh: Chlorella
3. Koloni senobium yaitu koloni yang mempunyai jumlah sel tertentu sehingga
mempunyai bentuk yang relatif tetap, contoh: Volvox, Pandorina.
4. Koloni tidak bertauran, contoh: Tetraspora
5. Berbentuk - filamen tidak bercabang, contoh: Ulothrix, Oedogonium
• Filamen bercabang, contoh: Chladhopora, Pithopora
1. Hetemtrikus, yaitu filamen bercabang yang bentuknya terbagi menjadi bagian
yang rebah (prostrate) dan bagian yang tegak, contoh: Stigeoclonium
2. Foliaceus atau parenkimatis, yaitu filamen yang pembelahan sel vegetatisnya
terjadi lebih dari satu bidang, contoh: Ulva
3. Tubular, yaitu talus yang memilik banyak inti tanpa sekat melintang, contoh:
Caulerpa
F. Struktur Sel
Dinding sel tersusun atas dua lapisan, lapisan bagian dalam tersusun oleh selulose
yang dapat memberikan sifat keras pada dinding sel dan lapisan luar adalah
pektin. Tetapi beberapa alga bangsa volvocales dindingnya tidak mengandung
selulose, melainkan tersusun oleh glikoprotein. Dinding sel caulerpales
mengandung xylan atau mannan.
Inti pada clorophyta ada yang berinti prokariota dan ada yang sebagian besar
berinti eukariota. Intinya diselubungi membran inti terdapat nukleus dan
kromatin. Inti umumnya tunggal tetapi ada yang memiliki inti lebih dari satu.

G. Alat Gerak / Flagel


Ada dua tipe pergerakan pada chlorophyta, yaitu:
1. Pergerakan dengan flagela
Flagela pada kelas chlorohyceae selalu bertipe whiplash (akronematik) dan sama
panjang (isokon), kecuali pada bangsa oedogoniales, memiliki tipe stefanokon.
Flagela dihubungkan dengan struktur yang sangat halus yang disebut aparatus
neuromotor. Tiap flagela terdiri dari axonema yang tersusun oleh 9 dupklet
mikrotubula mengelilingi bagian tengah terdapat 2 singlet mikrotubula. Struktur
semacam ini dikenal sebagai susunan 9 + 2. Flagela tersebut dikelilingi oleh
selubung plasma.
2. Pergerakan dengan sekresi lendir
Pada chlorophyta terjadi pergerakan yang disebabkan adanya stimulus cahaya
yang di duga oleh adanya sekresi lendir melalui porus dinding sel pada bagian
apikal dari sel. Selama pergerakan ke depan bagian kutub berayun dari satu sisi ke
sisi yang lain sehingga lendir bagaian belakang seperti berkelok-kelok.
H. Perkembangbiakan
Perkembangbiakan pada chlorophyta terjadi dengan 3 cara yaitu:
1. Secara vegetatif
Perkembanganbiakan vegetatif pada chlorophyta dengan fragmentasi tubuhnya
dan pebelahan sel.
2. Secara seksual
- Melalui konjugasi yaitu perkembangbiakan secara kawin contohnya spirogyra.
- Isogami yaitu peleburan dua gamet yang bentuk dan ukurannya sama.
- Anisogami yaitu peleburan dua gamet yang ukurannya tidak sama.
- Oogami yaitu peleburan dua gamet yang satu kecil dan bergerak (sebagai
sperma) yang lain besar tidak bergerak (sebagai sel telur)
Beberapa contoh dari reproduksi sexual:
- Isogami : Chlorococcum, Chlamydomonos, Hydrodictyon
- Anisogami : Chlamydomonas, Ulva
- Oogami : Chlamydomonas, Valva, Spirogya, Aedogonium
3. Secara aseksual
Perkembanganbiakan secara aseksual dapat terjadi dengan pembentukan:
Asexual
- Zoospora yaitu sel berflagel 2 contohnya Chlamydomonos
- Aplanospora yaitu spora yang tidak bergerak contohnya Chlorococcum
- Autospora yaitu aplanospora yang mirip dengan sel induk contohnya Chlorella
Klas chlorophyta dibagi menjadi beberapa klas, salah satu diantaranya adalah klas
chlorophyceae.
• Habitat : Kebanyakan hidup di air tawar dan ada juga yang hidup di air laut,
tempat-tempat yang lembab dan juga daerah-daerah yang bersuhu ekstrim / daerah
bersalju.
Beberapa diantaranya hidup bebas sebagai fitoplankton, epifit, endofit, epizoik
dan dengan bersimbiosis dengan jamur.
• Pigmen : Macam-macam pigmen yang terdapat pada klas chlorophyceae adalah
klorofil a dan klorofil b, karoten, xantofil yang terdiri dari lutein, neoxantin dan
zeaxiantin.
• Susunan sel
Dinding selnya terdiri dari 2 lapis, lapis sebelah dalam tersusun dari selulosa dan
CaCo3 dan lapis sebelah luar tersusun oleh pektin. inti sel bertipe eukoriotik,
berbentuk tunggal dan banyak.
• Cadangan makanan
Cadangan makanan pada klas chlorophyceae yaitu berupa karbohidrat, amilum,
temak dan minyak
• Alat gerak pada klas ini berupa flogel
• Perkembangbiakan
Perkembangbiakan pada klas chlorophyceae dapat terjadi melalui 3 cara, yaitu:

o
 Secara vegetatif yaitu dengan cara pembelahan dan dengan cara fragmentasi.
Pembelahan hanya untuk individu dengan tubuh berbentuk sel-sel tunggal
 Sporik dengan membentuk

o Aplanospora yaitu spora yang tidak dapat bergerak
o Planospora yaitu spora yang dapat bergerak
o Autospora yaitu berasal dari aplanospora
o Autokolomi yang juga berasal dari aplanospora
o Akinet yang membentuk hipnospora, yaitu aplanospora yang dindingnya tebal

o
 Secara seksual
Berdasarkan dapat / tidaknya gamet bergerak, dibedakan menjadi

o Zoogamet / Zoogami yaitu gamet yang dapat bergerak
o Aplanogamet / aplanogami yaitu gamet yang tidak dapat bergerak
I. Bangsa Chlorococcales
Sel-sel vegetatif tidak mempunyai bulu cambuk jadi tidak bergerak. Mempunyai
satu inti dan satu kloroplas. Mereka merupakan satu koloni yang bentuknya
bermacam-macam, dan tidak lagi melakukan pembelahan sel yang vegetatif.
Perkembanganbiakan dengan zoospora yang mempunyai dua bulu cambuk, atau
dengan spora yang tiddak mempunyai bulu cambuk yang dinamakan aplanospora.
Perkembanganbiakan dengan isogami antara lain pada marga Pediastrum.
Chlorococcales hidup sebagai plankton dalam air tawar, kadang-kadang juga pada
kulit pohon-pohon dan tembok-tembok yang basah. Ada yang hidup bersimbiosis
dengan fungsi sebagai lichenes bahkan ada yang hidup dalam plasma binatang
rendah, misalnya Chlorella Vulgaris dam infusoria dan Hydra.
Oleh seorang ahli Biologi bangsa Jepang, Chlorella telah dicoba untuk diolah
menjadi berbagai macam makanan. Dengan demikian terbuka prospek baru
mengenai produksi bahan pangan, bahkan menurut ahli tersebut hal itu dapat
menimbulkan revolusi dalam masalah penyediaan pangan.
Dalam bangsa ini termasuk antara lain:
Suku Hydrodictyceae, contoh pediastrum bonganum
Suku Chlorococcaceae, contoh Chlorococcum humicale
J. Bangsa Ulotrichales
Sel-selnya selalu mempunyai satu inti dan satu kloroplas yang masih sederhana
membentuk koloni berupa benang yang bercabang atau tidak. Benang-benang itu
selalu bertambah panjang karena sel-selnya membelah melintang. Yang lebih
tinggi tingkatannya mempunyai talus yang lebar dan melekat pada suatu substrat /
alas. Dan talus ini sudah mempunyai susunan seperti jaringan parenkim. Ada pula
yang talusnya berbentuk pipa atau pita.
Dalam bangsa ini termasuk antara lain:

o
 Suku Ulotrichaceae, contoh : Ulothrix zonata
Sel selnya membentuk koloni yang berupa benang dan tumbuh interkalar. Sel-
selnya pendek, kloroplas bentuk pipa. Pangkal melekat pada substrat.

o
 Suku Ulvaceae, termasuk didalamnya
• Ulva lactuca, talus menyerupai daun sladah, terdiri atas 2 lapis sel yang
membentuk struktur seperti parenkim. Zoospora dengan 4 bulu cambuk, gamet
sama besar, masing-masing dengan dua bulu cambuk.
• Enteromorpha intestinalis, koloni berbentuk pipa atau pita, padanya tidak
terdapat isogami melainkan anisogami
K. Bangsa Cladophora
Sel-selnya berinti banyak, kloroplas berbentuk jala dengan pirenoid-pirenoid
membentuk koloni berupa benang-benang yang bercabang, menjadi suatu berkas,
hidup dalam air tawar yang mengalir atau dalam air laut, dan biasanya berkas
benang-benang itu melekat pada suatu substrat. Berkembangbiak secara vegetatif
dengan zoospora dan generatif dengan isogami.
Dalam bangsa Cladophorales termasuk suku Cladophoraceae contohnya
cladophora glomerata dan cladophora dichotoma.
L. Bangsa Chaetophorales
Sel-selnya mempunyai satu inti dan kebanyakan juga satu kloroplas. Organisme
ini talusnya heterotrik, artinya mempunyai pangkal dan ujung yang berbeda,
terdiri atas benang-benang yang merayap, bercabang dan bersifat
pseudoparenkimatik. Tumbuh mendatar pada substratnya, dan bagian atasnya
yang bercabang-cabang dan berguna sebagai alat reproduksi.
Yang tergolong dalam bangsa ini antara lain:

o
 Suku Chaetophoraceae, contohnya stigeoclonium lubricum, stigeoclonium
tenue, hidup dalam air tawar, zoospora 4 dengan 4 bulu cambuk dan isogamet
dengan 2 bulu cambuk.
 Suku coleochaetaceae, contohnya coleochaeta scutata. Zoospora dengan2 bulu
cambuk. Pangkalnya berbentuk cakram, perkembangbiakan generatif dengan
oogami. Coleochaeta kebanyakan hidup sebagai epifit pada ganggang lain atau
tumbuhan air yang tinggi tingkat perkembangannya.
 Suku Trentepohliaceae, contohnya Trentepohlia aurea. Zoospora dengan
isogamet mempunyai 2 bulu cambuk, telah menyesuaikan diri dengan hidup
didaratan, pada cadas, batang-batang pohon atau diatas daun sebagai epifit.
Zoosporangia berwarna merah karena hematokrom. Spora tersebar oleh angin.
M. Bangsa Oedogoniales
Hidup dalam air tawar, sel-selnya mempunyai satu inti dan kloroplas berbentuk
jala. Koloni berbentuk benang. Perkembangbiakan vegetatif dengan pembentukan
zoospora, ujungnya yang bebas dan klorofil mempunyai banyak bulu cambuk
yang tersusun dalam suatu karangan. Dari satu sel vegetatif hanya keluar satu
zoospora saja. Perkembangbiakan generatif dengan oogami
Bangsa Oedogoniales hanya dapat meliputi satu suku saja yaitu oedogoniaceae
contohnya oedogonium concatenatum dan oedogonium ciliatum.
N. Bangsa siphonales
Bentuknya bernmacam-macam, kebanyakan hidup dalam air laut, talusnya tidak
mempunyai didnding pemisah yang melintang. Sehingga dinding selnya
menyelubungi massa plasma yang mengandung banyak inti dan kloroplas. Hanya
alat-alat berkembangbiak saja yang terpisah oleh suatu dinding (sekat).
Dari siphonales dapat disebut beberapa jenis , antara lain:
• Protosiphon botryoides (suku protosiphonaceae)
Ganggang ini masih sangat sederhana, hidup diatas tanah yang basah talus hanya
teridiri atas suatu sel. Bagian yang diatas tanah bentuknya seperti gelembung,
berwarna hijau dan mengandung banyak inti. Melekat pada tanah dengan rizoid
yang panjang, tidak bercabang dan tidak berwarna.
• Halicystis ovalis (suku Uhalicystidaceae)
Ganggang ini menyerupai profosiphora, tetapi hidup dalam laut
• Caulerpa prolifera (suku caulerpaceae)
Ganggang hijau yang hidup di laut tengah. Talus bagian atas menyerupai daun
dan besarnya sampai beberapa desimeter, berguna untuk asimilasi dan dinamakan
asimilator. Bagian bawah terdiri atas suatu sumbu yang menyerap, tidak berwarna
dan tidak mengandung leukoamitoplas dan rizoid pada perkembangbiakanseksual
yaitu anisogami, seluruh tumbuh-tumbuhan baik jantan maupun betina masing-
masing mengeluarkan gamet yang berwarna hijau dalam jumlah yang amat besar
dan setelah mengeluarkan gamet itu lalu mati.
• Vaucheria sessilis (suku vaucheriaceae)
Talus berbentuk benang dan bercabang-cabang tidak beraturan, melekat pada
substrat dengan rizoid-rizoid yang merupakan suatu berkas. Karena talus tidak
mempunyai dinding pemisah melintang, maka talus kelihatan seperti pipa
bercabang-cabang. Perkembangbiakan aseksual dengan zoospora. Sedangkan
perkembangbiakan generatif (seksual) dengan oogami.
Tempat vaucheria dalam sistematik masih belum terang. Alat-alat
perkembangbiakan seksual dan aseksual ditemukan pada suatu individu.
Pembelahan reduksi terjadi pada perkecambahan zigot. Mengingat letak bulu
cambuk serta susunan bulu cambuk pada soermatozoidnya, demikian pula zat-zat
warna dalam plastidanya (tanpa klorfil b, tetapi banyak xantofil) dan zat-zat
cadangan yang terdiri atas minyak dan tepung maka vauheria oleh para ahli
dimasukkan ke dalam heterocontae. Tetapi jika dilihat dari bulu cambuk pada
zoosporanya yang sama panjang dan tanpa rambut-rambut mengkilat maka
vaucheria hanya digolongkan pada chlorophyceae
• Acentabularia wettsternii (suku dasylandaceae)
Talusnya menyerupai jamur payung pada pangkal tangkainya terdapat suatu inti
yang besar. Ganggang ini ditemukan di laut tengah dan talusnya diperkuat dengan
kapur. Perkembangbiakan seksual dengan anisogami.
O. Dampak posotif dan negatif chlorophyta dalam kehidupan
a. Dampak positif
1. Sbagai sumber protein sel tunggal contoh chlorela
2. Sebagai bahan makan contoh volvox sebagai sayuran
3. Sebagai plankton, merupakan salah satu komponen yang penting dalam rantai
makanan di perairan tawar
4. Menghasilkan O2 (oksigen) dan hasil fotositensis yang diperlukan oleh hewan
lain untuk bernafas
b. Dampak negatif
1. Dapat mengganggu jika perairan terlalu subur
2. Membuat air berubah warna dan menjadi bau
3. Menjadi masalah dalam proses penjernihan air
4. Menyebabkan penyumbatan pada saringan pengolahan air.
P. Akibat pertumbuhan algae hijau terhadap kualitas air
Air yang dipergunakan sebagai air minum harus memenuhi beberapa syarat antara
lain, syarat fisika (tidak berbau, jernih, tidak berasa dan tidak berwarna). Syarat
kimia (tidak mengadung zat-zat beracun tidak lebih dari standart yang telah
ditetapkan) dan syarat biologis (bakteri coli yang terkandung dalam air tidak
boleh lebih dari standart yang ditetapkan).
Kehadiran alga hijau dalam air dapat meyebabkan :
• Perubahan warna air
• Air menjadi licin karena dapat menghasilkan lendir
• Dapat menimbulkan bau dan rasa pada air
• Dapat menyebabkan kerapuhan pada beton
Jenis ganggang hijau yang hidup di air tawar tidak mengahasilkan racun
Dari sifat-sifat yang tampak pada chlorophyceae, dapat diambil kesimpulan
bahwa chlorophyceae berasal dari flagellate yang setingkat mengalami kemajuan-
kemajuan perkembangan. Padanya ditemukan gambaran perkembangan dari
organisme yang sederhana ke yang makin menuju ke adanya pembagian
pekerjaan. talus heterotrik (yang terdiri atas pangkal yang melekat pada substrat
dan bagian yang bebas) dan kloroplas sederhana.
Pada kebanyakan chlorophyceae pembelahan reduksi terjadi pada pekecambahan
zigot, jadi chlorophyceae adalah organisme haploid. alat-alat perkembangbiakan
seksual dan aseksual terdapat pada satu individu, tetapi tidak tiap individu
menghasilkan kedua macam alat perkembangbiakan itu. Biasanya terdapat suatu
deretan tumbuh-tumbuhan yang selalu berkembangbiak secara vegetatif dan baru
kemudian muncul individu yang dapat membiak secara generatif. jadi meskipun
keduanya haploid, ada yang bersifat vegetatif dan ada juga yang bersifat generatif.
Dengan pemindahan tempat pembelahan reduksi dari zigot ke sporangium pada
fase aseksual, terjadilah pergiliran keturunan antara sporofit yang diploid dengan
gametofit yang haploid. Pada pembelahan reduksi terjadilah penentuan jenis
kelamin. Ketentuan-ketentuan itu dapat sama (isomorf) atau heteromorf.
Ada bermacam-macam jenis dari algae hijau diantaranya:
• Algae benang
Merupakan algae hijau dari genus spyrogyra. Membentuk rumpun berupa benang
tipis, panjang dan berwarna hijau muda. Algae benang mempunyai persyaratan
hidup mendekati persyaratan tumbuhan tingkat tinggi kondisi air yang baik dapat
memicu pertumbuhannya, apalagi disertai dengan kondisi pencahayaan yang baik.
Algae benang mempunyai kemampuan tumbuh relatif cepat. Meskipun kadang
menjengkelkan, algea ini tidak bersifat merusak, tetapi tentu saja dapat menjadi
pesaing utama akan unsur hara.
• Algae bintik hijau
Merupakan algae berbentuk kecil, bulat, dengan ukuran kurang lebih 3 mm,
berwarna hijau. Algae ini melekatkan diri dengan kuat pada substrat. biasanya
melekat pada kaca atau pada daun.
Algae bintik hijau sering muncul pada aguarium baru, pada saat kondisi air belum
stabil, atau pada saat kualitas air akuarium menurun. Meskipun tidak
menyebabkan kerusakan akan tetapi kehadirannya cukup dapat mengganggu
pemandangan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ganggang hijau atau Chlorophyceae adalah salah satu kelas dari dari
ganggang berdasarkan zat warna atau pigmentasinya.Ganggang hijau ada
yang bersel tunggal dan ada pula yang bersel banyak berupa benang,
lembaran, atau membentuk koloni. Spesies ganggang hijau yang bersel
tunggal ada yang dapat berpindah tempat, tetapi ada pula yang menetap.
Sel-sel ganggang hijau bersifat eukariotin (materi inti dibungkus oleh
membran inti). Pigmen klorofil baik klorofil a dan klorofil b terdapat
dalam jumlah terbanyak sehingga ganggang ini berwarna hijau, pigmen
lain yang dimiliki adalah karoten dan xantofil. Klorofil dalam pigmen lain
terdapat dalam kloroplas yang bentuknya bermacam-macam antara lain
mangkuk, gelang, pita spiral, jala dan bintang. Di dalam kloroplas terdapat
butiran padat yang disebut pirenoid yang berfungsi untuk pembentukan
tepung. Ganggang hijau merupakan golongan terbesar di antara ganggang
dan kebanyakan hidup di air tawar. Sebagian lagi hidup di darat, di tempat
yang lembab, di atas batang pohon, dan di laut. Beberapa genus dari
ganggang hijau mempunyai alat gerak berupa flagel dan bintik mata
(stigma).
Perkembangbiakan ganggang hijau
Kelompok ganggang hijau berkembangbiak secara:
• Vegetatif (aseksual), yaitu:
o pembelahan sel
Sel membelah menjadi 2 yang saling terpisah sehingga membentuk sel –
sel tunggal, pada beberapa genera sel – sel membelah searah dan tidak
saling terpisah sehingga membentuk filamen yang terdiri atas deretan mata
rantai sel yang disebut trikom. Tempat – tempat tertentu dari filamen baru
setelah mengalami dormansi ( istirahat yang panjang ). Heterokist dapat
mengikat nitrogen bebas di udara contoh pada Gleocapsa. Heterokist
adalah sel yang pucat, kandungan selnya terlihat homogen (terlihat dengan
mikroskop cahaya) dan memiliki dinding yang transparan. Heterokist
terbentuk oleh penebalan dinding sel vegetatif. Sedangkan akinet
terbentuk dari penebalan sel vegetatif sehingga menjadi besar dan penuh
dengan cadangan makanan (granula cyanophycin) dan penebalan-
penabalan eksternal oleh tambahan zat yang kompleks. Studi ultrastruktur
dari perkembangan akinet dilaporkan bahwa akinet dari Anabaena
doliolum susunannya terdapat diantara dua heterokist.

B. Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih
terdapat banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis
akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA
http://idonkelor.blogspot.com/2009/03/chlorophyta-ganggang-hijau.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Alga_hijau
http://ohmyluna.blog128.fc2.com/blog-entry-18.html
http://desa-loyang.blogspot.com/2011/09/ganggang-hijau-
chlorophyta.html
http://iadiasyamsi.blogspot.com/2011/04/chlorophyta.html

Anda mungkin juga menyukai