Anda di halaman 1dari 5

4.

DIVISI FILICOPHYTA

Mempunyai ciri-ciri antara lain: daun berupa makrofil, pertulangan daun


bercabang-cabang, ukuran dan bentuk bermacam-macam. Sporangium
kebanyakan di dalam sorus, biasanya sorus dilindungi oleh indusium atau tepi
daun yang melipat. Umumnya bersifat homospor, hanya golongan yang hidup di
air bersifat heterospor.
Berdasarkan terbentuknya sporangium, filicophyta yang masih ada dibagi
menjadi tiga kelas yaitu:
1. Eusporangiopsida, terbentuknya sporangium tipe Eusporangiale (sporangium
terbentuk dari beberapa sel initial).Ciri-cirinya antara lain dinding sporangium
terdiri dari beberapa lapis sel, jumlah spora di dalam sporangium tidak tetap,
bersifat homospor, sporangium terdapat dalam suatu bulir (spika) atau dalam
sorus. Kelas ini dibagi menjadi dua bangsa yaitu: Ophioglossales dan
Marattiales dibedakan berdasarkan bentuk, susunan daun dan kumpulan
sporangiumnya.
2. Protoleptosporangiopsida, terbentuknya sporangium merupakan peralihan
antara tipe eusporangiale dan tipe leptosporangiate.Ciri-cirinya: dinding
sporangium terdiri dari satu lapis sel, jumlah spora di dalam sporangium tetap,
sporangium tidak berkelompok dalam sorus melainkan tersebar menutupi
sebagian besar permukaan daun, tidak ada anulus tetapi ada sekelompok sel
berdinding tebal. Kelas ini hanya ada satu bangsa Osmundales, dengan satu
suku, yaitu Osmundaceae. Dari suku ini ada 3 marga, yang masih ada yaitu
Osmunda, Leptopteris, dan Todea.
3. Leptosporangiopsida, terbentuknya sporangium tipe leptosporangiate
(sporangium berasal dari satu sel). Ciri-cirinya: dinding sporangium hanya
satu lapis sel, jumlah spora dalam sporangium tetap, sporangiumnya selalu
terkumpul di dalam sorus, bentuk sorus bermacam-macam dan letak sorus
berbeda-beda. Kelas ini terbesar dalam divisi Filicophyta, meliputi jenis-jenis
berukuran kecil sampai berukuran besar. Kelas Leptosporangiopsida dibagi
dalam 3 bangsa yaitu Filicales, Marsileales, dan Salviniales
Contoh divisi filicophyta:

Ophioglossum sp.

1
Mempunyai daun fertil berbentuk bulir yang keluar dari pangkal daun steril.
Sporangium tersusun dalam dua baris, letaknya berhadapan pada suatu bulir
dan dindingnya saling berlekatan membentuk sinangium. Daun yang steril
umumnya tunggal, tepi rata atau berbagi menggarpu, bertulang seperti jala
tanpa ibu tulang yang nyata.
Marattia sp.
Berdaun besar sampai 2 meter panjangnya, daun majemuk menyirip ganda 2-
4 kali. Anak daun bentuknya mirip dengan Angiopteris. Sporangium terdapat
dalam sorus dengan dinding saling berlekatan merupakan sinangium dengan
2 katup mirip dengan bentuk perahu.
1. Osmunda sp.
Berbatang pendek, daun mejemuk menyirip, berukuran besar ada yang
mencapai ukuran 2-3 meter. Dalam satu tangkai daun majemuk ada sebagian
anak daun yang fertile dan sebagian steril steril. Anak daun yang fertile
sangat tereduksi, tidak mempunyai helaian daun dan warnanya tidak hijau.
Daun fertil tersebut letaknya dapat di ujung misalnya pada Osmunda regalis,
dapat ditengah misalnya pada Osmunda claytoniana, bahkan ada yang
seluruh anak daun dari satu atau dua tangkai daun majemuk semuanya fertile
misalnya pada Osmunda cinnamomea. Letak daun fertile ini merupakan salah
satu ciri dari suatu jenis.
2. Lygodium sp.
Adalah anggota suku Schizaeaceae. Suku ini dicirikan oleh perkembangan
sporangiumnya dalam sorus tipe simplices (sporangium dalam sorus
masaknya bersama-sama). Marga Lygodium ditandai dengan batangnya
membelit. Daun mempunyai taju-taju yang tersusun menjari atau menyirip.
Sporangium terdapat pada bagian daun yang terpisah atau hanya pada taju-
taju daun dan membentuk dua barisan, dilindungi oleh bagian tepi daun yang
melipat.
3. Gleichenia sp.
Dicirikan oleh percabangan batang dan daun-daunnya menggarpu tetapi
palsu. Perkembangan sporangium dalam sorus tipe simplices. Daun fertil dan
daun steril sama bentuknya. Sorus bentuk bulat letaknya teratur pada
permukaan dorsal daun, tanpa indusium. Jumlah sporangium dalam sorus

2
sedikit (2-6) duduk atau bertangkai pendek, letaknya amat berdekatan satu
sama lain, tetapi tidak bersatu.
4. Hymenophyllum sp.
Perkembangan sporangium dalam sorus tipe gradatae. Punya batang, berupa
rizom yang merayap. Daun majemuk dengan taju yang sempit dan tipis.
Sorus mempunyai indusium berbentuk bibir. Tiang pendukung sporangium
(plasenta) bentuknya panjang dan sedikit keluar dari indusium.
5. Nephrolepis sp.
Mempunyai daun majemuk menyirip. Sorus bulat atau bangun garis pada sisi
bawah daun, letaknya sepanjang tepi atau agak jauh sejajar tepi daun,
biasanya indusium berbentuk ginjal, atau sesuai bentuk sorus
6. Adiantum sp.
Mempunyai daun majemuk menyirip rangkap beberapa kali. Sorus bangun
ginjal, jorong, atau bangun garis, terletak pada tepi daun yang terlipat ke
bawah dan berfungsi sebagai indusium (dinamakan indusium palsu).
7. Asplenium sp.
Mempunyai daun tunggal menyirip atau menyirip rangkap. Sorus bangun garis
atau sempit memanjang terletak di samping tulang cabang, serong, atau
hampir tegak pada ibu tulang. Indusium sesuai bangun sorus.
8. Marsilea sp.
Perkembangan sporangium dalam sorus tipe gradatae. Semua sorus dalam
satu sporofil terdapat dalam sporakarpium, bentuknya seperti kacang.
Mempunyai batang yang merayap. Dari buku-buku batang ke bawah
membentuk akar-akar, keatas membentuk daun bertangkai panjang, muncul
diatas permukaan air dengan helaian daun berbelah empat. Sporakarpium
keluar dari atas pangkal tangkai daun.
9. Salvinia sp.
Perkembangan sporangium dalam sorus termasuk tipe gradatae. Daun
berkarang, pada tiap buku terdapat 3 daun, dari ketiga daun itu yang dua
berhadapan dan terapung, sedangkan daun ketiga tenggelam. Daun ketiga ini
berbuku-buku dan berbulu tebal serta menyerupai akar, ternyata secara
anatomi bukan akar dan tidak berfungsi sebagai akar. Sporokarpium terdapat
pada buku-buku daun yang tenggelam, tersusun sebagai tandan. Semua

3
sporokarpium dari luar sama bentuknya dan sama besarnya, tetapi satu atau
dua sporokarpium yang dibentuk pertama kali dalam suatu tandan berisi
makrosporangia.\
10. Azolla sp.
Termasuk anggota dari suku Azollaceae, berbeda dengan anggota
Salviniaceae karena ukurannya sangat kecil. Daunnya hanya berukuran
kurang lebih 1 mm, tersusun berseling dalam dua barisan menutupi batang.
Tiap daun berbelah dua yang atas terapung di permukaan, berwarna hijau dan
bagian bawah tipis tidak berwarna. Tumbuhan ini mempunyai banyak akar
dan tenggelam dalam air. Sporokarpium keluar dari cabang-cabang batang
yang pendek. Berbeda dengan Salvinia, disini mikro sporokarpium bulat dan
besar, sedang makrosporokarpium kecil dan agak panjang.

Latihan XIII Divisi Filicophyta


A. Kelas Eurosporangiopsida.
a. Tujuan: Memperkenalkan jenis paku dari kelas Eurosporangiopsida.
b. Bahan: Ophioglossum sp. (dari bangsa Ophioglossales)
Marattia sp. (dari bangsa Marattales)
c. Cara kerja:
1. Gambar semua bahan, perhatikan sporofil dan letak sorusnya.
2. Susunlah klasifikasinya.
3. Buat kesimpulan tentang dasar penggolongan dari bahan yang diamati.

B. Kelas Protoleptosporangiopsida
a. Tujuan: memperkenalkan jenis paku dari kelas Protoleptosporangiopsida
b. Bahan: Osmunda sp.
c. Cara kerja
1. Gambarlah bentuk umum dari Osmunda sp dan beri keterangan.
2. Susunlah klasifikasinya.
3. Buat kesimpulan tentang dasar penggolongan dari bahan yang diamati.
C. Kelas Leptosporangiopsida
a. Tujuan: Mengenal jenis-jenis kelas Leptosporangiopsida yang mewakili
Filicales, Marsileales dan Salviniales.
b. Bahan: Lygodium sp., Gleichenia sp., Hymenophyllum sp., Nephrolepis sp.,
Adiantum sp., Aslenium sp., Marsilea sp, Salvinia sp. dan Azolla sp.
c. Cara kerja:

4
1. Gambarlah bentuk umum dari masing-masing bahan yang disediakan dan
perhatikan bentuk dan letak sorus serta indusiumnya serta perhatikan
perbedaan morfologi antara Salvinia dan Azolla.
2. Susunlah klasifikasinya.
3. Buat kesimpulan tentang dasar penggolongan dari bahan yang diamati.

Anda mungkin juga menyukai