Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM AVES

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Struktur Hewan
Pada Jurusan Pendidikan Biologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Siliwangi

Disusun oleh:
Kelompok 2 kelas 2D

Ketua Project:
Hilal Elsa Septiana 152154168

Anggota:
Irma Yasinta Dewi 152154158
Bella Bertha Oktavia 152154132
Nurfitri 152154150
M Tesar Wahdiri 152154163
Pipih Siti Sopiah 152154161

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2017
LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN MERPATI

A. Tujuan Praktikum
1. Mengamati struktur morfologi (habitus) tubuh burung merpati
2. Mempelajari alat-alat dalam (visera) yaitu sistem pencernaan makanan,
pernapasan, urogenital, peredaran darah, saraf dan endokrin
B. Landasan Teori
Kata aves berasal dari kata Latin dipakai sebagai nama kelas, sedang
Ornis dari kata Yunani dipakai dalam “Ornithology” berarti ilmu-ilmu
yang mempelajari burung-burung (Jasin, 1984).
Aves adalah hewan yang paling dikenal orang, karena dapat dilihat
dimana-mana; aktif pada siang hari dan dan unik dalam hal memiliki bulu
sebagai penutup tubuh. Dengan bulu itu tumbuh dapat mengetur suhu dan
terbang. Dengan kemampuan terbang itu aves mendiami semua habitat.
Warna dan suara beberapa Aves merupakan daya tarik mata dan telinga
manusia. Banyak diantaranya mempunyai arti penting dalam ekonomi,
sebagian merupakan bahan makanan sumber protein. Beberapa
diantaranya diternakkan (Jasin, 1984).
Burung adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang
(vertebrata) yang memiliki bulu dan sayap. Fosil tertua burung ditemukan
di Jerman dan dikenal sebagai Archaeopteryx. Jenis-jenis burung begitu
bervariasi, mulai dari burung kolibri yang kecil mungil hingga burung
unta, yang lebih tinggi dari orang. Diperkirakan terdapat sekitar 8.800 –
10.200 spesies burung di seluruh dunia; sekitar 1.500 jenis di antaranya
ditemukan di Indonesia. Berbagai jenis burung ini secara ilmiah
digolongkan ke dalam kelas aves (Mayakapu, 2013).
Tubuhnya diliputi oleh bulu (filoplumae, plumulae, dan plumae)
kecuali extremitas bagian bawah ditutupi oleh sisik (squamae). Badan
dibedakan atas:
1. Caput, padanya terdapat :
a. Rostrum (paruh)
b. Nares extrenus (lubang hidung), sepasang pada rostrum
premaxilare
c. Organon visus (mata)
d. Meatus acusticus externus (lubang telinga), tertutup bulu, pada
dasarnya terdapat membran tympani, didalamnya lagi terdapat
acusticus (alat keseimbangan)
2. Collum
Ditutupi oleh plumae (bulu contour) yang disebut tectrices (bulu
penutup tubuh)
3. Truncus
Berbentuk bulat telur, tertutup tectrices dan padanya terdapat dua
pasang extremitas
4. Cauda, padanya terdapat :
a. Rectrices (bulu ekor)
b. Glandula uropygil (kelenjar lemak), gunanya untuk meminyaki
bulu supaya jangan basah kena air terutama pada burung-burung
air
5. Extremitas, terdapat dua pasang yaitu :
a. Extremitas anterior, telah berubah menjadi sayap (pteron) yang
ditutupi oleh remiges (bulu sayap) terdiri dari branchium (disokong
oleh tulang humerus), tak berisi sumsum ada rongga udara,
anterobranchium (disokong oleh os radius dan ulna), manus dan
digitus
b. Extremitas posterior, mempunyai bagian-bagian femur, crus, pes
dalam cula (cakar)
Pada waktu burung baru menetas tubuhnya ditutupi oleh bulu dons
embryona (bulu embrional) yang disebut fioplume. Pada waktu
dewasa diganti bulu tetap, yaitu bulu definitif, yang terdiri dari 2
bagian yaitu:
1. Plumulae, pendek halus untuk mengisolir udara
2. Plumae (bulu contour), menutupi plumulae terbagi atas:
a. Tectrices (bulu penutup tubuh)
b. Remiges (bulu sayap), panjang dan besar serta kuat berguna
untuk terbang
c. Rectrices (bulu ekor), panjang dan kuat pada cauda
d. Alula atau alat spuria, tumbuh hanya pada digtus I
Plumae terbentuk oleh:
a. Calmus (tangkai bulu)
b. Rachis (tulang bulu)
c. Ramus (barbae), cabang-cabang rachis
d. Radius (barbulae), cabang-cabang ramus
e. Radiolus, cabang-cabang dari radius berupa kait-kait
f. Vexilum (bendera bulu), terbentuk dari rami, radii, dan
radioli
Aves contohnya burung merpati tersusun dari alat-alat dalam (visera)
yang disusun menjadi beberapa sistem pada tubuhnya, yaitu:
1. Sistem pencernaan makanan
Sistem pencernaan pada Aves (burung) terdiri dari organ pencernaan
dan kelenjar pencernaan. Makanan burung terdiri dari beberapa jenis
seperti serangga, buah-buahan, dan biji-bijian. Saluran pencernaan
pada burung meliputi rongga mulut, kerongkongan, tembolok,
lambung, empedu, usus halus, usus besar, rektum, kloaka.
Sistem pencernaan pada burung dapat sibedakan menjadi :
a. Sistem pencernaan secara mekanik
Berlangsung didalam rongga mulut dengan bantuan lidah yang
mendorong makanan menuju kerongkongan. Dari kerongkongan
menuju tembolok yang kemudian menuju empedal. Di dalam
empedal makanan mengalami pengecilan partikel sehingga lebih
mudah diserap
b. Sistem pencernaan secara enzimatis
Berlangsung didalam mulut dengan bantuan enzim ptialin, di
dalam lambung dengan bantuan asam klorida (HCl), di dalam usus
dengan bantuan enzim yang dihasilkan oleh pankreas
c. Sistem pencernaan secara biologis
Dilakukan dengan bantuan bakteri sehingga disebut pencernaan
mikrobiologi. Proses pencernaan mikrobiologi terjadi di dalam
usus besar
Urutan proses pencernaan pada aves :
a. Rongga mulut
Di dalam rongga mulut makanan akan bercampur dengan saliva
atau ludah. Air ludah pada burung berguna sebagai bahan lubrikasi
air
b. Tembolok
Tembolok merupakan saluran yang menghubungkan lambung
dengan rongga mulut. Tembolok terletak pada tenggorokan bagian
akhir. Pada tembolok makanan hanya menumpang lewat saja dan
tidak mengalami proses pencernaan. Tembolok juga menjadi
tempat untuk menampung dan menimbun makanan. Di sini
makanan akan disimpan untuk sementara waktu dan mengalami
proses perendaman oleh cairan yang disekresikan oleh dinding
tembolok
c. Lambung
Dilambung makanan mengalami pencernaan secara enzimatis
dengan bantuan getah lambung. Lambung menghasilkan enzim
ptialin, renin, dan asam klorida (HCl)
d. Ampela (gizzert)
Di dalam gizzert terjadi proses pelumatan makanan dengan bantuan
grift. Grift membantu pelumatan makanan menjadi partikel yang
lebih kecil dengan permukaan yang luas sehingga mudah untuk
penetrasi enzim
e. Usus halus (jejenum)
Usus halus pada burung tersusun atas duodenum, jejunum, dan
ileum. Di dalam duodenum terjadi proses penyerapan makanan.
Pencernaan makanan di dalam usus halus dibantu oleh cairan
empedu, enzim pankreas, dan enzim usus. Empedu berfungsi untuk
mengelmusikan lemak, mengaktifkan lipase dan menghidrolisis
lemak
f. Usus besar (duodenum)
Di dalam usu masih terjadi proses pencernaan makanan yang
belum dicerna oleh usus halus. Di dalam usus besar terjadi
pencernaan selulosa dan hemiselulosa yang belum terhidrolisis oleh
enzim. Di dalam kolon terjadi pencernaan mikrobiologi dengan
bantuan bakteri untuk mencerna protein
g. Kloaka
Sisa sari-sari makanan yang tidak diserap oleh tubuh di dorong oleh
usus besar menuju rektum selanjutnya dikeluarkan melalui kloaka
2. Sistem pernapasan
Alat respirasi terdiri atas nostril yang terletak pada paruh, cavum
nasalis, cavum oris, larynx yang tersusun atas tulang rawan,
terhubungkan dengan cavum oris oleh rima glottis. Bagian daripada
larynx yang bercelah disebut glottis (Jasin, 1992).
Sistem pernafasan burung sangat efisien sehingga lebih rumit
daripada vertebrata lain. Larynx burung bukan merupakan organ
penghasil suara, tetapi untuk memodulasi nada-nada yang dihasilkan
dalan sirink yang terletak di ujung bawah trachea. Larink membagi
menjadi dua membentuk cabang tenggorokan (bronkhus) kanan dan
kiri (Sukiya, 2001).
Pulmo mengembang karena otot-otot daging di antara costae dan
sternum. Tulang sternum turun ke bawah dan tulang costae
membengkok ke samping, maka rongga dada membesar, sehingga
masuklah udara dalam paru-paru. Dengan demikian paru-paru
mengembang menjadi besar. Sebaliknya jika sternum naik ke atas dan
tulang costae melipat ke dalam, maka rongga dada menyempit, maka
udara dalam paru-paru terlepas keluar. Pada waktu paru-paru
membesar itulah terjadi pengambilan oksigen dan pelepasan karbon
dioksida pada dinding kapiler di alviola paru-paru (Jasin, 1992).

Gambar 1. Proses inspirasi dan ekspirasi dari burung


(Sumber: Mayakapu, 2013)
3. Sistem urogenital
a. Sistem urinaria
Alat ekskresi berupa ren yang relatif besar, bewarna merah
coklat, tertutup oleh peritonium (retroperitonial). Tiap-tiap ren
terbagi atas 4 lobi. Dari dataran ren adalah ventral keluar ureter
yang sempit menuju ke cauda dan berakhir pada cloaca. Daeah
yang berasal dari arteri renalis akan disaring secara filtratis. Zat-
zat yang tidak berguna dalam darah terutama berupa ureum akan
dibuang dalam proses filtrasi ini (Jasin,1992).
Organ uropeotica meliputi :
1. Metanephros (ren), sepasang mempunyai 3 lobi, warna
coklat tua terletak pada lekukan lumba sacral
2. Glandula suprarenalis, sepasang masing-masing terletak
pada obus cranialis dari meranephros pipih dan berwarna
coklat kemerahan
3. Ureter, sepasang masing-masing keluar dari metanephros
menuju cloaca
Pada burung vesica urinaria, urethra dan corpus adiposum
renalis tidak ada.
b. Sistem genitalia
Organ genitalia pada jantan meliputi :
1. Testis, sepasang pada crania ventral dari lobus cranialis
metanephros. Di dalam testis terdapat tubuli seminiferi dan
spermatozoa disimpan di dalam testis. Spermatozoa berbentuk
sangat panjang dan kepalanya berbentuk spiral
2. Mesorchium, alat penggantung dari testis terbentuk dari lipatan
peritonium
3. Ductus deferens, medial dari ureter, berkelok-kelok kemudian
menyilang ureter bermuara pada cloaca bagian urodaeum
4. Alat copulatie, yaitu cloaca jantan yang masuk ke dalam cloaca
betina kemudian sperma dimasukan ke dalam tuba falopii
Organ genetalia pada betina meliputi :
1. Ovarium, hanya sebuah di sebelah kiri dan terletak cranio-
ventra dari ujung metanephros
2. Mesoovarium, alat penggantung ovarium terbentuk dari lipatan
peritonium
3. Tuba falopii (oviduct), sebelah kiri dan berkelok-kelok pada
waktu aktif membesar dan memanjang
4. Sistem sirkulasi
Ada pemisahan sempurna antara pembuluh darah vena dan arteri.
Jantung memiliki 4 ruang. Sistem aorta meninggalkna bilik kiri dan
membawa darah ke kepala dan seluruh tubuh melalui arkus aortikus
kanan ke empat. Variasi jumlah terjadi pada arteri karotis, walaupun
umumnya burung mempunyai 2 karotisnya menyatu membentuk
saluran tunggal, sedangkan pada golongan lain mungkin ukurannya
mengecil sebelum menyatu dan pada burung Passerine hanya karotis
memiliki serambi kiri saja mamalia (Sukiya, 2001).
Ada dua pembuluh prekaval fungsional dan postkaval lengkap.
Prekaval terbentuk oleh penyatuan pembuluh darah dari kerongkongan
dan bagian tulang selangka (subklavia) pada tiap sisi. Postkaval
menerima darah dari angggota badan melalui saluran gerbang ginjal
(portal renalis), yang lewat melalui ginjal tetapi tidak terpecah menjadi
kapiler-kapiler dan karenanya tidak dapat disamakan dengan portal
renalis dari vertebrata lebih rendah. Eritrosit burung lebih besar
daripada eritrosit mamalia (Sukiya, 2001).
5. Sistem saraf
Enchephalon secara relatif lebih besar dibandingkan reptilia.
Menurut Jasin (1992), dibagi atas tiga bagian yang pokok, yakni:
a. Prosencephalon (bagian muka), terbagi atas: Telencephalon (bagian
termuka) dan Dienchephalon (bagian belakangnya).
b. Mesencephalon (bagian tengah).
c. Rhombencephalon, terbagi atas: Metencephalon (bagian atas) dan
Myencephalon (bagian bawah).
6. Sistem endokrin
Kelenjar endokrin terdiri atas glandulae pituitaria atau hypophysa
terletak didasar otak pada ujung infundibulum, glandulae thyroidea
yang terletak di bawah pena jugularis dekat cabang arteri subclavia dan
arteri carotis.
Glandulae pancreatucus menghasilkan hormon insulin. Glandulae
sub renalis atau glandula andrenalis terletak pada permukaan ventral
dan Ren, Glandulae sexualis menghasilkan hormon yang
mempengaruhi tanda kelamin sekunder terutama terletak pada warna
bulu.
7. Sistem Musculus
Otot daging extrimitas berkembang menjadi besar, berhubung
aktivitas gerak yang cepat. Gerak sayap pada waktu terbang dilakukan
oleh musculus pectoralis yang terdapat pada dada, berupa otot daging
putih. Dibedakan atas: musculus pectoralis mayor yang terletak di
sebelah luar, dan muscullus pectoralis minor yang terletak sebelah
dalam. Kedua ujung otot dada terikat di carina atau sterni, sedang
ujung lain terikat pada kepala humerus dari sayap di sebelah ventro
lateral (Jasin, 1992).
Adaptasi burung yang paling jelas untuk terbang adalah sayap dan
bulunya. Bulu terbuat dari protein β-keratin, yang juga ditemukan pada
sisik reptil-reptil lain. Bentuk dan susunan bulu membentuk sayap
menjadi airfoil—permukaan yang menghasilkan gaya angkat di udara,
dan mereka mengilustrasikan beberapa prinsip yang sama dengan
aerodinamika sayap pesawat terbang. Daya untuk mengepakkan sayap
berasal dari kontraksi otot-otot pectoral (dada) yang besar dan
tertambat pada sebuah taju di sternum (tulang lunas dada). Beberapa
jenis burung, misalnya elang dan rajawali, memiliki sayap yang
teradaptasi untuk melayang seiring aliran udara dan hanya perlu
mengepakkan sayap sesekali. Burung yang lain, termasuk kolobri,
haris terus menerus mengepakkan sayapnya agar mengambang di
udara. Salah satu burung tercepat adalah wallet, yang dapat terbang
hingga kecepatam 170 km/jam (Campbell dll, 2012).
Otot daging dari femur (extrimitas posterior) pada prinsipnya untuk
lari dan menangkap. Otot pada kaki bawah pada telapak kaki adalah
sedikit, sebagai penyesuaian menghindari banyaknya panas yang
hilang pada bagian yang tidak berbulu. Gerak dari jari kaki dilakukan
oleh tendon otot daging yang bersambung dengan otot sebelah atasnya
(Jasin, 1992).
C. Alat dan Bahan
1. Alat bedah
2. Bak bedah
3. Burung merpati
4. Sarung tangan
5. Masker
6. Tissue
D. Langkah Kerja
1. Bius burung merpati menggunakan ether atau choroform
2. Burung yang telat dibius dengan ether atau choroform ditelentangkan
pada punggungnya
3. Kemudian bulu-bulu pada bagian ventral dibasahi dengan air, bulu
pada bagian perut dan dada dicabut. Kulit dibagian lunas dari tulang
dada disayat sampai ke daerah dekat lubang cloaca, kemudian dibuka
4. Otot yang melekat pada carina sterni disayat dan dikuakkan kesamping
5. Dalam melakukan pekerjaan ini harus hati-hati benar sebab
kemungkinan pembuluh-pembuluh darah akan tersayat
E. Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, kami
mendapatkan data hasil pengamatan. Adapun hasil pengamatan ini ditulis
dalam bentuk table dan deskripsi sebagai berikut:
Bagian yang diamati Pembahasan dan Keterangan
7 6 1. Bentuk morfologi luar aves
5
(Gambar 01) a. Pembahasan
Bagian-bagian aves dibagi
9
menjadi 5 yaitu, caput
(kepala), cervix (leher),
truncus (badan), cauda
(ekor). dan extremitas (alat
gerak). Pada bagian caput
terdapat rostrum (paruh),
2
nares extrenus (lubang
8 Bagian caput aves hidung), organon visus
(mata), dan meatus
acusticus externus (lubang
telinga). Pada alat
geraknya aves mempunyai
3 2 pasang extremitas, yakni
extremitas anterior yang
termodifikasi menjadi
pteron (sayap) yang
ditutupi oleh remiges dan
4 extremitas posterior yakni
sepasang kaki yang
1
masing-masing kaki berjari
(digiti) 4 buah dengan
cakar tebungkus oleh kulit
yang menanduk dan
bersisik. Extremitas
(Gambar 02) posterior meliputi
Morfologi tubuh aves mempunyai bagian-bagian
14
femur, crus, pes dalam
11
falcula (cakar). Bulu pada
aves bersifat halus, ringan,
dan rapat yang
13 mempermudah aves untuk
terbang.
10
b. Keterangan
1. Caput
12 2. Cervix
(Gambar 03) 3. Truncus
Extremitas posterior aves 4. Cauda
5. Rostrum
6. Nares extrenus
7. Organon visus
8. Meatus acusticus
externus
9. Pteron
10. Femur
11. Crus
12. Pes
13. Digiti
14. Falcula
2. Situs viscerum
a. Pembahasan
Pada bagian ini akan
terlihat pharynx,
1
esophagus, trakhea,
2 ingluvies, cor,
provertculus, pulmo,
4 hepar, ventriculus, testis,
intestinum, pancreas, ren
dan cloaca.
5
b. Keterangan
6 1. Esophagus
2. Trakhea
8 3. Ingluvies
4. Cor
5. Pulmo
7
6. Hepar
7. Ventriculus
8. Intestinum
9. Pancreas
(Gambar 04) 10. Ren
Situs viscerum aves 11. Ovarium
12. Caeca
13. Cloaca

12

13

(Gambar 05)
Situs viscerum aves

11

10
3. Tractus digestivus (alat-alat
pencernaan)
a. Pembahasan
2 Dimulai dari rongga
mulut dan berakhir di
1
4
kloaka. Organ pencernaan
pada aves meliputi rongga
5 mulut, tembolok,
3
lambung, ampela, usus
(Gambar 07) halus, usus besar, dan
Cavum oris aves kloaka. Pada bagian
rongga mulut terdapat
maxila, mandibula, ligula,
dan crista mandigalis.
b. Keterangan
1. Rongga mulut
(Cavum oris)
6 2. Maxila
3. Mandibula
4. Ligula
5. Crista mandigalis
(Gambar 08) 6. Tembolok (Ingluvies)
Tembolok aves 7. Lambung
8. Usus halus
9. Usus besar
10. Kloaka
7

10

(Gambar 09)
Tractus digestivus aves

4. Tractus respiratorius (alat-


alat pernapasan)
1 a. Pembahasan
Alat respirasi terdiri atas
nostril yang terletak pada
paruh, cavum nasalis,
cavum oris, larynx yang
tersusun atas tulang
(Gambar 10) rawan, terhubungkan
dengan cavum oris oleh
rima glottis, dan pulmo.
Bagian daripada larynx
yang bercelah disebut
Nares extrenus aves glottis.
b. Keterangan
1. Nares extrenus
2. Cavum oris
3. Larynx
4. Pulmo

(Gambar 11)
Cavum oris aves

(Gambar 12)
Tractus respiratorius aves
5. Sistem urogenitalia
a. Pembahasan
Terdiri dari dua sistem
yakni sistem urinaria dan
sistem genetalia. Pada
2 sistem urinaria, organnya
meliputi ren, glandula
suprarenalis, ureter dan
akan berakhir di kloaka.
5
Pada sistem genatalia,
organnya meliputi
b. Keterangan
1. Ren
(Gambar 13) 2. Ovarium
Sistem urogenitalia aves 3. Glandula
suprarenalis
4. Ureter
5. Kloaka

F. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan dapat diambil
kesimpulan bahwa aves yang kami amati memiliki bulu berwarna hitam
dan putih, dan pada kakinya berwarna merah.
Memiliki 2 kaki dengan 3 atau 4 jari disetiap kakinya. Memiliki
mata serta telinga yang terdapat pada caputnya.
Burung merpati yang kami amati berukuran sedang sehingga
memudahkan kami untuk mengamati situs viserumnya.
G. Saran
Untuk praktikum selanjutnya, pastikan disecting set lengkap agar
saat dibutuhkan tidak harus meminjam terlebih dahulu kepada kelompok
lain

H. Daftar Pustaka
Campbell, Neil A, Jane B. Reece, Lisa A. Urry, Michael L. Cain, Steven A.
Wasserman, Peter V. Minorsky, dan Robert B. Jackson. 2012.
Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2. Erlangga: Jakarta.
Jasin, Maskoeri. 1984. Sistematik Hewan Invertebrata dan Vertebrata.
Sinar Wijaya: Surabaya.

Jasin, Maskoeri. 1992. Zoologi Vertebrata untuk Perguruan Tinggi. Sinar


Wijaya: Surabaya.
Mayapaku. 2013. Laporan Praktikum Biologi Vertebrata. Website:
http://maya kapu. blogspot.com/2013/04/laporan-praktikum-
biologi-vertebrata_ 21. html, Diakses Jumat, 23 Mei 2014 , Pukul
22.30 WIB.

Sukiya. 2001. Biologi Vertebrata. Universitas Negeri Yogyakarta:


Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai