Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI HEWAN

PERCOBAAN III
PISCES

OLEH :
NAMA : WA TEO
STAMBUK : F1D119070
KELOMPOK : III (TIGA)
ASISTEN PEMBIMBING : ALFARAS NUR RAMADAN

PROGRAM STUDI BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pisces adalah salah satu jenis hewan vertebrata yang bersifat

poikilotermis (berdarah dingin), memiliki ciri khas pada tulang belakang,

insang dan siripnya serta bergantungan pada air tempat tinggal sebagai medium

kehidupannya. Pisces memilki kemampuan di dalam air untuk bergerak dengan

menggunakan sirip agar dapat menjaga keseimbangan tubuhnya sehingga tidak

bergantung pada arus atau gerakan air yang disebabkan oleh arah angin.

Keseluruhan hewan vertebrata sekitar 50.000 jenis hewan, ikan merupakan

kelompok dengan jenis atau spesies terbanyak berkisar 25.988 jenis. Jenis ikan

yang ada di bumi sebagian besarnya ada di laut karena perairan laut (air asin)

lebih besar daripada air tawar. Pisces memiliki ciri-ciri secara umum yaitu

tubuhnya terdiri dari kepala, badan dan ekor, pisces bernapas dengan insng,

pisces bersifat Poikiloterm berdarah dingin, memiliki sistem pencernaan yang

lengkap dan memiliki alat eksresi berupa ginjal dengan tipe pronefron dari

mesonefron.

Ikan memiliki bentuk tubuh dan ukuran yang sangat bervariasi dengan

memiliki struktur anatomi secara umum yang terbagi menjadi 3 bagian yakni

caput (kepala), trunkus (badan) dan cauda (ekor). Kepala merupakan bagian

depan hingga batas tutup insang. Tubuh memanjang dari tutup insang hingga

ke rongga peritoneum dan ekor dimulai dari bagian anal atau urogenital hingga

ke ekor. Bentuk tubuh pada ikan bergantung pada kebiasaaan dan habitat. Ikan

bertubuh pendek berfungsi agar dapat hidup di karang dekat tanaman atau
bebatuan. Ikan bertubuh pipih hidup didasar. Anatomi ikan internal secara

umum terbagi menjadi dua yaitu kantung kemih dan insang. Kantung kemih

sendiri merupakan sebuah tempat untuk menyimpan udara sehingg ikan

memungkinkan mengapung pada tingkatan yang berbeda-beda. Isang adalah

organ yang digunakan ikan dalam melakukan pernapasan dan merupakan

jaringan yang berbulu.

Ikan laut secara umum memiliki bau yang cenderung amis seperti air

laut, sedangkan ikan air tawar bau amisnya cenderung seperti bau tanah atau

lumpur. Perbedaan ginjal ikan air tawar dan ikan air laut terletak pada diameter

glomerulus. Diameter glomerulus ikan air tawar lebih besar (rata-rata 71

mikron) daripada glomerulus ikan air laut (rata-rata 48 mikron). Hal ini

disebabkan air tawar memiliki kadar salinitas yang lebih rendah darpada air

laut. Ginjal ikan air tawar berfungsi membuang air yang berlebihan melalui

urin dan untuk menahan garam-garam tubuh agar tidak keluar. Ikan air tawar

hidup di air tawar mengekresikan urin dalam jumlah yang besar, sebaliknya

pada ikan air laut garam cenderung masuk ke tubuh ikan sehingga ikan harus

menggunakan ginjalnya untuk mengeluarkan kelebihan garam. Urin

dikeluarkan dalam jumlah sedikit. Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan

praktikum pisces.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum ini adalah bagaimana mengetahui

bagian-bagian dari pisces?


C. Tujuan Praktikum

Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah untuk mengetahui

bagian-bagian dari pisces.

D. Manfaat Praktikum

Manfaat yang dapat diperoleh pada praktikum ini adalah dapat

mengetahui bagian-bagian dari pisces.


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pisces

Ikan adalah organisme yang dapat berenang sehingga mampu berpindah-

pindah secara aktif dan termasuk kedalam golongan nekton. Pisces adalah

sebutan umum yang dipakai untuk ikan atau sebutan nama superkelas dan

nama ini diambil dari kata latin. Pisces bernapas dengan menggunakan insang,

bergerak dengan menggunakan sirip dan hidup di dalam air. Ikan (Pisces)

memiliki peranan penting bagi ekosistem dan lingkungan, dimana dapat

dijadikan sebagai biondikator terhadap kualitas suatu badan perairan dan juga

berperan dalam siklus rantai makanan. Pisces memilki kemampuan di dalam air

untuk bergerak dengan menggunakan sirip agar dapat menjaga keseimbangan

tubuhnya sehingga tidak bergantung pada arus atau gerakan air yang

disebabkan oleh arah angin. Keseluruhan hewan vertebrata sekitar 50.000 jenis

hewan, ikan merupakan kelompok dengan jenis atau spesies terbanyak berkisar

25.988 jenis (Fauziah, 2017).

B. Anatomi Ikan Mujair

Anatomi pada ikan mujair diantaranya perubahan pada insang, perubahan

pada otot dan perubahan pada usus, perubahan pada insang yang ditemukan

pada ikan mujair adalah teleangiektasis yang ditemukan diujung lamela

sekunder dan menyebabkan rupturnya sel tiang adakalanya 2 atau 3 lamela

melebur dan biasanya terjadi edema maupun deskuamasi epitel, insang ikan

mujair rentan terhadap parasit, bakteri dan penyakit jamur serta sangat sensitif
terhadap perubahan fisik dan kimiawi yang ada pada media air. Perubahan pada

otot ikan mujair yaitu petubahan yang terjadi pada otot dapat berupa atropi

yang merupakan suatu proses berkurungnya ukuran dari suatu bagian tubuh

atau organ karena pengurangan ukuran atau jumlah dari sel-sel yang ada dan

biasanya berlangsung lambat, perubahan lain yang terjadi pada otot ikan mujair

adalah degenerasi yang dapat disebabkan oleh kekurangan dari bahan esensial

misalnya oksigen. Perubahan pada usus ikan mujair, usus adalah salah satu

organ yang sering terpapar oleh agen-agen penyakit, organisme berkembang

didalam epithelium dan adakalanya didalam lamina propria parasit ini

menyebabkan atropi usus dan pengaruh patologis terbatas pada kehancuran sel-

sel epitlia yang terinfeksi (Priosoeryanto, 2010).

C. Anatomi Ikan Lajang

Ikan lajang (Decapterus sp.) merupakan jenis ikan yang tergolong

dalam suku Carangidae hidup bergerombol. Ikan lajang memiliki sirip yang

kecil di belakang sisrip punggung dan sirip dubur terdapat sisik berlingin tebal

pada bagian garis sisi. Ikan lajang memiliki badan yang memanjang agak

gepeng dan terdapat dua sisri punggung dimana sirip pungung pertama berjari-

jari keras dan sirip punggung kedua kerjari-jari keras 1 dan 30-32 lemah

(Prihartini, 2013)

D. Anatomi Ikan Lele

Ikan lele (Clarias batrachus) merupakan ikan konsumsi air tawar yang

memiliki ukuran kepala hampir mencapai seperempat dari panjang tubuhnya.


Anatomi Clarias batrachus terbagi menjadi tiga bagian yaitu kepala, badan dan

ekor. Kepala pipih ke bawah dan tertutup pleh tulang pelat. Tulang pelat ini

memebentuk ruang rongga di atas insang. Mulut Clarias batrachus terletak

pada ujung serta dilengkapi gigi nyata atau hanya berupa permukaan kasar di

mulut bagian depan. Clarias batrachus jugan memiliki empat pasang sungut

yang terletak di sekitar mulut, sepasang sungut hidung, sepasang sungut

mandibular luar, sepasang sungut mandibular dalam dan sepasang sungut

maxilar. Badan (abdomen) pada Clarias batrachus mempunyai bentuk badan

yang berbeda dengan jenis ikan lainnya karena mempunyai bentuk tubuh

memanjang, agak bulat dan tidak bersisik. Badan ikan lele pada bagian

tengahnya mempunyai potongan membulat, sedangkan bagian belakang

tubuhnya berbentuk pipih ke samping. Ekor (caudal) pada Clarias batrachus

mempunyai sirip ekor yang membulat dan tidak begabung dengan sirip

punggung maupun sirip anal. Sirip ekor berfungsi untuk bergerak maju. Sirip

perut membulat dan panjangnya mencapai sirip anal. Sirip dada Clarias

batrachus dilengkapi sepasang duri tajam yang umumnya disebut patil (Putra,

2014).

D. Faktor Yang Mempengaruhi Aktifitas Pisces

Faktor yang mempengaruhi aktifitas pisces yaitu suhu, salinatas,

kandungan oksigen, ph, cahaya, fototaksis. Suhu adalah salah satu faktor

lingkungan yang sangat penting dalam mempengaruhi laju pertumbuhan.

Salinitas juga mempengaruhi laju pertumbuhan, Ikan air tawar memiliki

salinitas-salinitas kurang dari 0,5 ppt, ikan air laut memiliki salinitas antara
33,0-34,0 ppt. Kandungan oksigen mengukur reduksi laju pertumbuhan

juvenile Micropterus salmoides pada kandungan oksigen terlarut 5 mg/L

dengan suhu 26 derajat Celsius. Ph merupakan salah satu faktor utama yang

membatasai kegiatan dan penyebaran mahkluk hidup air karena pergantian ph

berkaitan dengan perubahan sejumlah faktor fisik kimiawi lainnya. Ikan dapat

hidup dalam air dengan nilai ph berkisar antara 5-9. Cahaya merupakan faktor

penting bagi kehidupan ikan yaitu untuk mencari mangsa, reproduksi,

berlindung dari predator dan orientasi migrasi. Ikan menanggapi rangsangan

cahaya antara 0- 5 meter. Fototaksis merupakan gerakan spontan dari ikan

untuk mendekati atau menjauhi cahaya (Kurniawan, 2019).


III. METODE PRAKTIKUM

A. WaktudanTempat

Praktikum ini di laksanakan pada hari Jumat, 08 Januari 2021, pukul

15.30 WITA – selesai bertempat di Laboratorium Unit Zoologi, Jurusan

Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu

Oleo, Kendari.

B. BahanPraktikum

Bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Bahan dan kegunaannya.


No
Bahan Kegunaan
.
1 2 3
Ikan Mujair (Oreochromis Sebagai objek pengamatan
1.
mossambicus)
2. Ikan lajang (Decapterussp.) Sebagai objek Pengamatan
3. Ikan lele (Clariasgariepinus) Sebagai objek pengamatan

C. Alat Praktikum

Alat yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Alat dan kegunaan


No
Alat Kegunaan
.
1 2 3
1. Alat bedah Untuk menyayat objek pengamatan
Jarum pentul Untuk menahan posisi objek
2.
pengamatan
3. Sterofom Sebagai alas pada saat membedah
D. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Menyiapkan alat dan bahan

2. Membedah ikan

3. Mengamati secara inspection (morfologi luar)

4. Mengiris dengan hati-hati

5. Mengamati secara section (Organ dalam)

6. Mendokumentasikan hasil pengamatan

7. Mencatat hasil pengamatan


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan praktikum ini tercantum dalam tabel 3.

Tabel 3. Hasil Pengamatan secara Inspectio


No Nama Bahan Gambar Keterangan
. Pengamatan Literatur
1 2 3 4 5
1. Ikan Lele 1. Kumis lele
(Clariasgarie 1 2. Sirip dada
pinus) 3. Sirip perut
2 4. Sisik (tipe
palcoid)
3 5. Sirip ekor
4
5 (Warseno,
2018)
2. Ikan Lajang 1. Mata
(Decterus sp.) 1 2. Sirip dada
3. Sirip ekor
2 4. Sisik (tipe
cycloid)
3

(Lahumeten,
2019)
3. Ikan Mujair 1. Mata
1
(Oreochromis 2. Sirip dada
mossambicus) 2 3. Sirip punggung
4. Sirip perut
3 5. Sirip ekor
4 6. Sisik (tipe
5 ctenoid)

(Atamtaja,
2019)
6

Tabel 4. Hasil Pengamatan secara sectio


No Nama Bahan Gambar Keterangan
. Pengamata Literatur
n
1 2 3 4 5
1. Ikan Lele 1. Insan lele
(Clariasgariepin 1 2. Hati lele
us)

(Kusuma,
2017)
2. Ikan Lajang 1. Hati ikan
(Decterus sp.) 1 lajang
2. Lambung
ikan lajang

(Lukman,
2014)
3. Ikan Mujair 1. Hati
(Oreochromis 1 ikan
mossambicus) mujair
2. Insan
ikan
mujair
2

(Jamin, 2016)

B. Pembahasan

Pisces adalah hewan yang hidup didalam air mereka dapat bernafas

didalam air karena insang yang mereka miliki, pisces juga merupakan hewan

berdarah dingin (poikiloterm) artinya suhu tubuhnya berubah-ubah sesuai

dengan suhu air yang ia tempati. Tujuan pada praktikum ini adalah untuk

mengetahui bagian-bagian yang terdapat pada ikan (pisces). Pengamatan pada

praktikum pisces ini dilakukan langkah awal yaitu menyiapkan alat dan bahan

yang akan digunakan, adapun bahan tersebut diantaranya ikan mujair

(caesiocuning), ikan lajang (rastrelliger kanagurta) dan ikan lele (decapterus

sp.), dimana yang diamati adalah morfologi dan anatomi dari ketiga bahan

tersebut, Menyiapkan alat dan bahan kemudian membedah ikan dan mengamati

secara inspection (morfologi luar), langkah selanjutnya mengiris dengan hati-

hati, selanjutnya mengamati secara section (Organ dalam) dan

mendokumentasikan hasil pengamatan serta mencatat hasil pengamatan yang

telah diamati.

Pengamatan hasil praktikum yang telah dilakukan pada ikan mujair

(oreochromis mossambicus) yang berasal dari famili cichlidae yang merupakan

jenis ikan air tawar yang memiliki bentuk badan pipih dengan warna yang abu-

abu, bersisik kecil, memiliki mulut yang agak besar dan mempunyai gigi yang

halus tubuhnya memiliki garis vertikal dan warna ikan ini sebenarnya
tergantung pada lingkungannya atau habitat yang dihuninya, ciri khas dari ikan

mujair yaitu dagunya yang berwarna kekuningan dan tanda tersebut biasanya

akan terlihat lebih jelas pada ikan jantan yang sudah dewas. Ciri-ciri yang perlu

diperhatikan untuk membedakan induk jantan dan induk betina, yaitu pada

betina terdapat tiga buah lubang urogenital yaitu du bur, lubang pengeluaran

telur dan lubang urin, warna perutnya lebih putih sedangkan pada induk jantan

memiliki dua buah lubang pada urogenital yaitu anus dan lubang sperma

merangkap lubang urin, warna perutnya lebih gelap. Hal ini sesuai dengan

pernyataan (Sitepu, 2012) yang menyatakan bahwa ikan mujair merupakan

ikan konsumsi ikan air tawar bentuk badannya pipih warna cokelat atau hitam,

prtumbuhannya sangat cepat tetapi pada saat dewasa percepata

pertumbuhannya menurun, warna jenis ikan ini berubah-ubah tergantung

lingkungan dan kegiatan hidupnya. Ikan mujair memiliki keistimewaan

diantaranya nafsu makan tinggi karena hewan ini termasuk pemakan segala

atau omnivora yang condong lebih banyak makan dedaunan, ketahanan tinggi

terhadap kondisi lingkungan air yang kurang baik dan rasa dagingnya enak

hampir menyerupai daging ikan gurame.

Pengamatan hasil praktikum yang kedua yaitu pada ikan lajang atau

ikan layang (decterus sp.) yang berasal dari family carangidae yang memiliki

bentuk gepeng dan agak memanjang memiliki sirip dada yang berbentuk

falcate (selalu berubah sesuai dengan umur) dan ujung sirip mencapai awal

sirip punggung kedua, bagian punggung ikan layang berwarna biru dan bagian

perutnya berwarna putih perak sedangkan warna siripnya kuning kemerahan,


ada salah satu sirip dari ikan layang yang merupakan cirri khasnya yaitu sirip

kecil (finlet). Ikan layang hidup diperairan lepas yang memiliki kadar garam

yang cukup tinggi dan menyukai perairan yang jernih termasuk pemakan

plankton maupun zooplankton. Hal ini sesuai dengan pernyataan (Annayani,

2018) yang menyatakan bahwa jenis ikan layang termasuk jenis pemakan

zooplankton yang hidup didekat permukaan laut (pelagis) dan membentuk

gerombolan besar, bagian punggung ikan layang berwarna biru kehijauan dan

bagian perutnya berwarna putih sedangkan sirip-siripnya berearna kuning

kemerahan dan memiliki bentuk tubuh yang memanjang.

Pengamatan ketiga yaitu pada jenis ikan lele (clarias sp.) yang berasal

dari family clarridae yang memiliki ciri khas sepasang antenna yang

menyerupai kumis mempunyai ciri khas dengan tubuhnya yang licin, pada

bagian atas dan bawah kepalanya tertutup oleh tulang pelat dimana tulang ini

membentuk ruangan rongga diatas insang, ikan lele juga mempunyai alat

olfaktori didekat sungut yang berfungsi untuk perabaan dan penciuman serta

penglihatan pada ikan lele yang kurang berfungsi dengan baik. Badan lele pada

bagian tengahnya mempunyai bentuk yang membulat sementara bagian

belakang tubuhnya berbentuk pipih kesamping, pada bagian sirip dada lele

dilengkapi sepasang duri tajam yang umumnya disebut dengan nama patil, lele

juga mempunyai 4 pasang sungut yang terletak disekitar mulut (sepasang

sungut hidung, sepasang sungut mandibular luar, sepasang sungut mandibular

dalam dan sepasang sungut maxilar) ikan lele mendiami habitat diair tawar. Hal

ini sesuai dengan pernyataan (Apriyana, 2013) yang menyatakan bahwa ikan
lele merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan tubuh memanjang dan

licin.

V. PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum ini adalah membedah ikan selanjutnya

mengamati secara inspection (morfologi luar) kemudian mengiris dengan hati-

hati, mengamati secara section (Organ dalam) dan mendokumentasikan hasil

pengamatan serta mencatat hasil pengamatan.

B. Saran

Saran yang dapat disampaikan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk asisten tetap mempertahankan sikap ramahnya kepada praktikan

walaupun kondisi yang saat ini tidak memungkinkan untuk bertatap muka

dalam memberikan hal-hal penting pada saat praktikum.

2. Untuk praktikan tetap selalu aktif pada saat melakukan praktikum online jika

pun ada kendala seperti jaringan ataupun paket data segera melapor kepada

asisten agar diberikan sedikit kelonggaran walaupun dengan kondisi saat ini

tidak memungkinkan untuk bertatap muka langsung, kepada praktikan tetap

semangat.

DAFTAR PUSTAKA
Annayani, N., 2018, Kualitas Ikan Layang Deles (decapterus macrosoma) Pasca
Penderitaan di Pangkalan Pendaratan Ikan Lappa sampai Pemasaran Akhir
di Kabupaten Sinjai, Skripsi Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya
Perikanan Departemen Perikanan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan
Universitas Hasanuddin, Makassar.

Apriyana, I., 2013, Pengaruh Penambahan Tepung Kepala Ikan Lele dalam
Pembuatan Cilok terhadap Kadar Protein dan Sifat Organoleptiknya,
Skripsi Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Semarang.

Fauziah, P, Purnama, A. A, Yolanda, R dan Karno, R. (2017), Keanekaragaman


Ikan (Pisces) di Danau Sipogas Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau,
Jurnal Biologi Udayana, 21(1): 17-20

Kurniawan, D. (2019), Karakteristik Ikan Karang di Perairan Zona Litoral Pulau


Gosong Susoh Aceh Barat Daya sebagai Sumber Belajar Materi Klasifikasi
Makhluk Hidup di SMP Labschool STKIP Muhammadyah Aceh Barat
Daya, Skripsi, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam, Banda
Aceh.

Putra, D. A., 2014, Ram Jet Ventilation, Perubahan Struktur Morfologi dan
Gambar Mikroanatomi Insang Ikan Lele (Clarias batrachus) Akibat Paparan
Limbah Cair Pewarnaan Batik, Skripsi, Universitas Negeri Malang, Malang.

Prihartini, A., 2013, Analisis Tampilan Biologis Ikan Layang (Decapterus sp.)
Hasil Tangkap Purse Seine yang di Daratkan di PPN Pekalongan, Tesis,
Universitas Diponegoro, Semarang

Priosoeryanto, B, P, dkk., 2010, Gambaran Histopologi Insang, Usus dan Otot


Ikan Mujair yang Berasal dari Daerah Ciampea Bogor, Majalah Ilmu
Kehewanan Indonesia Karbohidrat, 2(1): 1.

Anda mungkin juga menyukai