Anda di halaman 1dari 14

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem integumen adalah sistem organ yang paling luas.Sistem ini terdiri

atas kulit dan aksesorisnya, termasuk kuku, rambut, kelenjar (keringat dan

sebaseous), dan reseptor saraf khusus (untuk stimuli perubahan internal atau

lingkungan eksternal). Integumen merupakan kata yang berasal dari bahasa

Latin integumentum, yang berarti penutup. Sesuai dengan fungsinya, organ-

organ pada sistem integumen berfungsi menutup organ atau jaringan dalam

manusia dari kontak luar.

Sistem integumen terdiri dari 3 lapisan yaitu lapisan epidermis, Lapisan

dermis dan lapisan sub dermis. Epidermis pada kulit terbentuk dari beberapa

epitel skuamous yang terstratifikasi. Ada sedikit suplay darah dan juga reseptor

saraf, hanya dengan lapisan yang paling dekat dengan epidermis. Membentuk

lapisan yang paling luar sepanjang 0,1-5 mm. lapisan eksternalnya tersusun

dari keratinosit atau zat tanduk. Lapisan eksternal ini biasanya terganti sekitar

3-4 minggu sekali. Lapisan dermis merupakan lapisan yang berada di bawah

lapisan epidermis, yang lebih tebal. Lapisan ini juga bersifat elastis dan tahan

lama, yang berisi jaringan kompleks di beberapa ujung syaraf, kelenjar

sudorifera, kelenjar Sebasea, folikel jaringan rambut dan pembuluh darah.

Lapisan subdermis Lapisan ini berupa jaringan adiposa yang memberikan

bantalan, diantara lapisan kulit dengan struktur internal seperti otot dan juga

tulang.
Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas yang berkontribusi

terhadap total berat tubuh sebanyak 7%. Keberadaan kulit memegang peranan

penting dalam mencegah terjadinya kehilangan cairan yang berlebihan, dan

mencegah masuknya agen-agen yang ada di lingkungan seperti bakteri kimia

dan radiasi ultraviolet. Kulit juga akan menahan bila terjadi kekuatan-kekuatan

mekanik seperti gesekan (friction), getaran (vibration) dan mendeteksi

perubahan-perubahan fisik di lingkungan luar sehingga memungkinkan

seseorang untuk menghindari stimuli-stimuli yang tidak nyaman. Berdasarkan

uraian di atas, maka dilakukan praktikum berjudul sistem integumen.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum ini adalah bagaimana cara mengetahui

bagian-bagian sistem integumen ?

C. Tujuan Praktikum

Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah untuk mengetahui

bagian-bagian sistem integumen.

D. Manfaat Praktikum

Manfaat yang dapat dipereoleh pada praktikum ini adalah agar dapat

mengetahui bagian-bagian sistem integumen.


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Sistem Integumen

Integumen atau biasa disebut sebagai kulit merupakan suatu organ yang

melapisi permukaan tubuh dan berfungsi untuk melindungi lapisan di

bawahnya dari pengaruh luar misalnya dari pathogen. Dalam kulit juga

terdapat reseptor yang dapat mengenali perubahan lingkungan. Sistem

integument terdiri dari beberapa lapis, yaitu epidermis terdiri atas beberapa

lapisan sel epithelial dengan bentuk bervariasi, kemudian dermis terdiri atas 3

lapisan yaitu lapisan superficial, lapisan tengah dan lapisan dalam, selain itu

dermis juga kaya jaringan ikat, serta juga lapisan hypodermis yang berupa

jaringan ikat lebih longgar dengan serat kolagen halus terorientasi terutama

sejajar terhadap permukaan kulit (Qurniawan, 2013).

B. Epidermis

Epidermis merupakan lapisan paling luar kulit dan terdiri atas epitel

berlapis gepeng dengan lapisan tanduk. Epidermis hanya terdiri dari jaringan

epitel, tidak mempunyai pembuluh darah maupun limfa, sehingga semua

nutrien dan oksigen diperoleh dari kapiler pada lapisan dermis. Epitel berlapis

gepeng pada epidermis ini tersusun oleh banyak lapis sel yang disebut

keratinosit. Sel-sel ini secara tetap diperbarui melalui mitosis sel-sel dalam

lapis basal yang secara berangsur digeser ke permukaan epitel. Selama

perjalanannya, sel-sel ini berdiferensiasi, membesar, dan mengumpulkan

filamen keratin dalam sitoplasmanya. Mendekati permukaan, selsel ini mati


dan secara tetap dilepaskan. Epidermis tersusun atas 5 lapis yaitu stratum basal,

stratum spinosum, stratum granulosum, stratum losidum serta stratum

korneum. Lapisan epidermis tidak hanya tersusun dari sel epitel, tetapi juga

terdapat sel lain seperti keratinosit, melanosit, sel langerhans dan sel markel

(Kalangi, 2013).

Tebal lapisan ini sekitar 0,6 mm pada kulit tipis dan sampai 3 mm atau

lebih pada telapak tangan dan kaki sedangkan ketebalan rata – rata sekitar 2

mm. Lapisan ini terdiri atas 2 lapisan,yaitu stratum papilare (stratum

Spongiosum) merupakan bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung

serabut saraf dan pembuluh darah. Lapisan ini terdiri atas fibroblas dan jenis

sel jaringan ikat lain, tersebar luas antara berkas – berkas serat kolagen halus

terutama kolagen tipe III. Tersusun juga oleh stratum retikulare (stratum

kompaktum) merupakan bagian yang menonjol ke arah subkutan. Lebih tebal

dibanding stratum papillare. Lapisan ini terdiri atas serabut- serabut penunjang

misalnya serabut kolagen, elastin, dan retikulin. Dasar ( matriks ) lapisan ini

terdiri atas cairan kental asam hialuronat dan kondroitin sulfat, di bagian ini

terdapat pula fibroblas. Serabut kolagen dibentuk oleh fibroblas, membentuk

ikatan yang mengandung hidroksi prolin dan hidroksisilin. Kolagen muda

bersifat lentur dengan bertambah umur menjadi kurang larut sehingga makin

stabil. Retikulin mirip kolagen muda. Serabut elastin biasanya bergelombang,

berbentuk amorf dan mudah mengembang serta lebih elastis (Novitasari,

2009).
C. Organ Integumen

Folikel rambut adalah suatu insersi sel-sel epidermal ke dalam dermis

yang membentuk selubung akar bagian sebelah luar dari sehelai rambut.

Berada di tengah-tengah dari selubung akar bagian sebelah luar adalah

selubung akar bagian sebelah dalam yang mengelilingi berkas rambut. Folikel

rambut terletak membentuk suatu sudut dengan kulit, dan ketika kulit dikenai

suhu dingin, otot arrector pili menarik folikel rambut hingga bergerak secara

vertikal. Kuku terbentuk dari sel-sel terkeratinasi dan memiliki beberapa

segmen anatomis kunci Yang pertama adalah akar kuku atau matriks, yang

bermula pada bagian dasar dari kuku. Bagian paling proksimal ditutupi oleh

jaringan epidermal (lipatan kuku) dan tidak terlihat oleh mata. Jaringan pada

bagian ujung lipatan kuku adalah kutikula, yang melekat pada lempeng kuku,

bergerak bersamanya dalam jarak yang pendek saat lempeng bertumbuh, dan

kemudian lepas (Goeser, 2008).

Bulu terdiri atas bagian kasar yaitu calamus, shaft yang panjang, dikenal

sebagai rachis, barbs memanjang dari shaft, barbules yang memanjang dari

barbs, dan barbicels memanjang dari barbules. Saluran-saluran bulu pertama

merupakan daerah yang akan ditumbuhi bulu. Bulu baru tumbuh keluar dari

permukaan kulit, quill dari bulu lama terdorong dari kanal folikel dekat dengan

sheath bulu baru. Bulu berfungsi sebagai pelindung dari sinar matahari dan air,

bulu sangat penting digunakan untuk terbang, termoregulasi, komunikasi

sosial, dan fungsi-fungsi yang lain. Bentuk dan warna bulu dapat digunakan

dalam penentuan jenis kelamin dan umur unggas. Bulu yang panjang pada ekor
dan sayap dapat dihitung jumlahnya, bulu pada bagian ini akan mengalami

rontok bulu secara teratur dan sebagai gantinya akan terjadi pergantian bulu

dengan urutan yang teratur (Archimilar, 2018).


III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 11 Oktober 2019 pukul

07.00–09:00 WITA dan bertempat di Laboratorium Biologi Unit Zoologi,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo,

Kendari.

B. Bahan Praktikum

Bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Bahan dan kegunaan


No. Nama Bahan Kegunaan
1 2 3
1. Anak ayam berumur kurang dari 1 Sebagai objek pengamatan
minggu
2. Anak ayam berumur lebih dari 1 Sebagai objek pengamatan
minggu

C. Alat Praktikum

Alat yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Alat dan kegunaan


No. Nama Alat Kegunaan
1 2 3
1. Mikroskop Untuk mengamati
2. Pinset Untuk mencabut bulu
3. Kaca preparat Sebagai media pengamatan
4. Papan Seksi Sebagai alas objek pengamatan
4. Kotak alat Untuk perlengkapan dalam praktikum
5. Kamera Untuk mendokumentasikan hasil pengamatan
6. Alat tulis Untuk mencatat hasil pengamatan
D. Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai

berikut:

1. Menyiapkan alat dan bahan.

2. Meletakkan anak ayam yang berumur kurang dari 1 minggu di atas papan

seksi.

3. Mengambil beberapa helai bulu-bulu kecil anak ayam tersebut dengan

pinset.

4. Mengamati morfologi bulu pada bagian paha, dada, sayap, ekor dan kepala

dengan menggunakan mikroskop.

5. Menjelaskan dan membandingkan apa yang terdapat pada setiap bagian-

bagian bulu tersebut.

6. Melakukan hal yang sama pada anak ayam yang berumur lebih dari 1

minggu atau dewasa.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 3 dan 4.

Tabel 3. Hasil Pengamatan Bulu Ayam Berumur Kurang dari 1 Minggu


No. Gambar Pengamatan Gambar Literatur Keterangan
1 2 3 4
1.
1. Vane
1
2. Rachis
3. Calamus
2

3
Bulu paha
2.
1 1. Calamus
2. Rachis
2 3. Vane

3
Bulu dada
3.
1 1. Vane
2. Calamus
2 3. Rachis

3
Bulu sayap
4.
1 1. Vane
2. Calamus
2 3. Rachis

3
Bulu ekor
5.
1 1. Vane
2. Rachis
2 3. Calamus

3
Bulu kepala
Tabel 4. Hasil Pengamatan Bulu Ayam Berumur Lebih dari 1 Minggu
No. Gambar Pengamatan Gambar Literatur Keterangan
1 2 3 4
1.
1 1. Umblicus
superior
2
2. Calamus
3 3. Rachis
4. Vane
4
Bulu paha
2.
1. Calamus
1 2. Rachis
2 3. Vane

3
Bulu dada
3.
1 1. Vane
2 2. Calamus
3. Umblicus
3 superior
4 4. Rachis
Bulu sayap
4.
1 1. Vane
2. Rachis
3. Calamus
2
3
Bulu ekor
5.
1 1. Rachis
2. Calamus
2 3. Vane
3

Bulu kepala
B. Pembahasan

Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh vertebrata lain.

Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu yang secara filogenetik berasal

dari epidermal tubuh yang pada reptil serupa dengan sisik. Bulu aves bermula

dari papil dermal yang selanjutnya mencuat menutupi epidermis. Dasar bulu itu

melekuk ke dalam pada tepinya sehingga terbentuk volikulus yang merupakan

lubang bulu pada kulit. Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup bulu

menanduk dan membentuk bungkus yang halus, sedangkan pada bagian

epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk bulu. Sentral kuncup bulu yang

mempunyai bagian epidermis yang lunak dan mengandung seberkas pembuluh

darah yang berfungsi sebagai pembawa zat-zat makanan dan proses

pengeringan pada perkembangan selanjutnya.

Praktikum ini dilakukan dengan mengamati sistem integumen pada bulu

ayam yang terdapat pada bagian-bagian yang berbeda, dengan menggunakan

ayam pada umur kurang dari 1 muinggu dan ayam umur lebih dari 1 minggu

(ayam dewasa), dimana bagian yang diamati adalah bagian ekor, dada, kepala,

sayap dan paha. Hasil pengamatan diperoleh, pada ayam berumur kurang dari 1

minggu terlihat bagian-bagian bulunya disetiap bagian tubuh yang berbeda

memiliki struktur yang sama, yaitu terdiri dari Vane, Rachis dan Calamus . Hasil

pengamatan ini sesuai dengan pengamatan Aqibara (2016) dalam skripsinya

menyatakan bahwa secara umum bentuk bulu ayam terdiri dari tangkai utama

yang pada bulu terbagi menjadi dua bagian, yaitu tangkai di bagian dasar

(calamus) dan tangkai yang ditumbuhi vane (rachis). Sebenarnya vane tersusun
atas banyak barb yang saling mengunci dengan kait (barbicel) pada tiap

cabangnya (barbule). Vane atau rumbai pada bulu ayam kalau ditarik akan

terasa lengket, kemudian dengan sekali sisir dengan jari rumbai itu rapi lagi

dan bulu filoplumes lebih kecil dari semiplume.

Bentuk bulu terdapat tiga macam yaitu Pennae (counther feather),

dimana tipe bulu semacam ini terdapat pada sayap yang disebut remiges dan

pada ekor yang disebut retrises. Tipe bulu semacam ini penting untuk

pergerakan sedangkan yang tumbuh pada bagian lain sebagai isolator,

termoregulator, dan alat proteksi. Pennae terdiri atas bagian-bagian batang bulu

yang terdiri dari calamus dan rachis serta juga bendera bulu yang terdiri dari

rami, radii, dan radioli. Plumula (down feather) dimana bulu tipe ini tidak

mempunyai rachis, calamus membentuk rami dan rami bercabang-cabang

membentuk radii tanpa ada radioli. Tipe bulu semacam ini terutama terdapat

pada anak-anak burung dan berfungsi sebagai isolator.

Pengamatan selanjutnya pada ayam berumur dewasa atau diatas 1

minggu dengan mengamati bulu pada bagian tubuh yang sama. Hasil

pengamatan diproleh struktur anatomi bulu ayam pada tiap bagian hampir sama

yaitu terdiri dari Vane, Rachis dan Calamus, hanya saja pada bagian paha dan

sayap terlihat adanya Umblicus superior, yaitu suatu lubang yang terletak pada

pangkal calamus dan pada bagian distalnyalah terdapat Umblicus superior.

Umblicus ini dilalui oleh pembuluh darah yang berguna untuk mengedarkan

makanan kepada bulu-bulu muda.


V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan pada praktikum ini adalah bagian-bagian dari sistem

integument adalah epidermis, dermis, hypodermis serta bagian lain dari kulit

seperti kuku dan bulu. Bulu pada ayam usia kurang dari 1 minggu ditiap bagian

bulunya terdiri dari Vane, Rachis dan Calamus. Bulu pada ayam dewasa pada

bagian paha dan sayap terdapat Umblicus superior.

B. Saran

Saran yang dapat saya ajukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk laboratorium agar praktikum sistem integumen kedepannya dapat

dilakukan dengan jenis hewan lain.

2. Untuk asisten pembimbing agar adapat menjelaskan materi praktikum lebih

jelas lagi.

3. Untuk praktikan agar dapat melakukan praktikum dengan baik sehingga

diproleh hasil yang maksimal.


DAFTAR PUSTAKA

Goeser, A.L., 2008, Kulit, Rambut dan Kuku, Edward M. DeSimone III.

Ismayenti, M.P., 2014, Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Waru (Hibiscus


tiliaceus) sebagai Penumbuh Rambut Kelinci Jantan (Oryctolagus
cuniculus) dan Implementasinya pada Pembelajaran IPA Biologi SMP
Kelas VIII, Skripsi, Universitas Bengkulu, Bengkulu.

Kalangi, S.J.R., 2013, Histofisiologi Kulit, Jurnal Biomedik, 5 (3): 12-13

Novitasari, L., 2009, Perbedaan Kerusakan Kulit Tikus Wistar Akibat Paparan
Arus Listrik secara Langsung dan Melalui Media Air, Skripsi,
Universitas Diponegoro, Semarang

Qurniawan, T.F. dan Deera, A.P., 2013, Mikroanatomi Kelenjar Kulit


Duttaphrynus melanostictus (Schneider, 1799) dan Kalaoula baleata
(Müller, 1836) (Amphibia, Anura), Jurnal Buletin Anatomi dan
Fisiologi, 21 (2): 1

Anda mungkin juga menyukai