Laporan Resmi :
Kriteria Penilaian :
Indikator Point
Pre test/Post test 10
Praktikum 30
Laporan 20
Responsi 40
BAB I
ANATOMI DAN FISIOLOGI KULIT
Kegiatan Belajar 1
A. Deskripsi singkat Pokok Bahasan
Kulit merupakan pembungkus yang elastisk yang melindungi tubuh
dari pengaruh lingkungan. Kulit merupakan organ paling
luas
permukaannya yang membungkus seluruh bagian luar tubuh sehingga
kulit sebagai pelindung tubuh terhadap bahaya bahan kimia, cahaya
matahari mengandung sinar ultraviolet dan melindungi
terhadap
mikroorganisme serta menjaga keseimbangan tubuh terhadap
lingkungan.
Kulit merupakan indikator bagi seseorang untuk memperoleh kesan
umum dengan melihat perubahan yang terjadi pada kulit. Misalnya
menjadi pucat, kekuning-kuningan, kemerah-merahan atau suhu kulit
meningkat, memperlihatkan adanya kelainan yang terjadi pada tubuh
gangguan kulit karena penyakit tertentu.
B. Tujuan Pembelajaran
Diharapakan kepada mahasiswa setelah menyelasaikan mata kuliah
ini mahasiswa mampu menjelaskan:
1. Pengertian Kulit
2. Anatomi Kulit
3. Lapisan - lapisan kulit
4. Fisiologi Kulit
5. Fungsi kulit
URAIAN MATERI
C. Anatomi Kulit
1. Pengertian
Kulit merupakan pembungkus yang elastisk yang melindungi tubuh
dari pengaruh lingkungan. Kulit juga merupakan alat tubuh yang
terberat dan terluas ukurannya, yaitu 15% dari berat tubuh dan
luasnya 1,50 - 1,75 m2. Rata- rata tebal kulit 1-2 mm. Paling tebal (6
mm) terdapat di telapak tangan dan kaki dan paling tipis (0,5 mm)
terdapat di penis. Kulit terbagi atas tiga lapisan pokok, yaitu epidermis,
dermis atau korium, dan jaringan subkutan atau subkutis.
a. Epidermis
Epidermis terbagi atas empat lapisan yaitu :
1) Lapisan Basal atau Stratum Germinativum
2) Lapisan Malpighi atau Stratum Spinosum
3) Lapisan Granular atau Sratum Granulosum
4) Lapisan Tanduk atau Stratum Korneum
Pada telapak tangan dan kaki terdapat lapisan tambahan di atas
lapisan granular yaitu Stratum Lusidium atau lapisan-lapisan jernih.
Stratum Lusidium, selnya pipih, bedanya dengan stratum
granulosum ialah sel-selnya sudah banyak yang kehilangan inti dan
butir-butir sel telah menjadi jernih sekali dan tembus sinar. Dalam
lapisan terlihat seperti suatu pita yang bening, batas- batas sel
sudah tidak begitu terlihat, disebut stratum lusidium.
Lapisan basal atau germinativum, disebut stratum basal karena sel-
selnya terletak di bagian basal. Stratum germinativum menggantikan
sel-sel yang di atasnya dan merupakan sel-sel induk. Bentuknya
silindris (tabung) dengan inti yang lonjong. Di dalamnya terdapat
butir-butir yang halus disebut butir melanin warna. Sel tersebut
disusun seperti pagar (palisade) di bagian bawah sel tersebut
terdapat suatu membran yang disebut membran basalis. Sel-sel
basalis dengan membran basalis merupakan batas terbawah dari
epidermis dengan dermis.
Ternyata batas ini tidak datar tetapi bergelombang. Pada waktu
kerium menonjol pada epidermis tonjolan ini disebut papila kori
(papila kulit), dan epidermis menonjol ke arah korium. Tonjolan ini
disebut Rete Ridges atau Rete Pegg (prosessus interpapilaris).
Lapisan Malpighi atau lapisan spinosum/akantosum, lapisan ini
merupakan lapisan yang paling tebal dan dapat mencapai 0,2 mm
terdiri dari 5-8 lapisan. Sel-selnya disebut spinosum karena jika kita
lihat di bawah mikroskop sel-selnya terdiri dari sel yang bentuknya
poligonal (banyak sudut) dan mempunyai tanduk (spina). Disebut
akantosum karena sel-selnya berduri. Ternyata spina atau tanduk
tersebut adalah hubungan antara sel yang lain disebut Interceluler
Bridges atau jembatan interseluler.
Lapisan granular atau stratum granulosum, stratum ini terdiri dari
sel-sel pipih seperti kumparan. Sel-sel tersebut terdapat hanya 2-3
lapis yang sejajar dengan permukaan kulit. Dalam sitoplasma
terdapat butir-butir yang disebut keratohiolin yang merupakan fase
dalam pembentukan keratin oleh karena banyaknya butir-butir
stratum granulosum. Stratum korneum, selnya sudah mati, tidak
mempunyai inti sel (inti selnya sudah mati) dan mengandung zat
kerat.
Epidermis juga mengandung kelenjar ekrin, kelenjar apokrin,
kelenjar sebaseus, rambut dan kuku. Kelenjar keringat ada dua jenis,
ekrin dan apokrin. Fungsinya mengatur suhu tubuh, menyebabkan
panas dilepaskan dengan cara penguapan. Kelenjar ekrin terdapat di
semua daerah di kulit, tetapi tidak terdapat pada selaput lendir.
Seluruhnya berjumlah antara 2 sampai 5 juta, yang terbanyak di
telapak tangan. Sekretnya cairan jernih, kira-kira 99% mengandung
klorida, asam laktat, nitrogen, dan zat lain. Kelenjar apokrin adalah
kelenjar keringat besar yang bermuara ke folikel rambut. Tardapat di
ketiak, daerah anogenital, puting susu, dan areola. Kelenjar
sebaseus terdapat di seluruh tubuh, kecuali di tapak tangan, tapak
kaki, dan punggung kaki. Terdapat banyak kulit kepala, muka,
kening, dan dagu. Sekretnya berupa sebum dan mengandung asam
lemak, kolesterol, dan zat lain.
Rambut terdapat diseluruh tubuh, rambut tumbuh dari folikel
rambut di dalamnya epidermis. Folikel rambut dibatasi oleh
epidermis sebelah atas, dasrnya terdapat papil tempat rambut
tumbuh. Akar berada di dalam folikel pada ujung paling dalam dan
bagian sebelah luar disebut batang rambut. Pada folikel rambut
terdapat otot polos kecil sebagai penegak rambut. Rambut terdiri dari
rambut panjang di kepala, pubis dan jenggot, rambut pendek
dilubang hidung, liang telinga dan alis, rambut bulu lanugo diseluruh
tubuh, dan rambut seksual di pubis dan aksila (ketiak).
Kuku merupakan lempeng yang terbuat dari sel tanduk yang
menutuoi permukan dorsal ujung jari tangan dan kaki. Lempeng kuku
terdiri dari 3 bagian yaitu pinggir bebas, badan, dan akar yang melekat
pada kulit dan dikelilingi oleh lipatan kulit lateral dan proksimal. Fungsi
kuku menjadi penting waktu mengutip benda-benda kecil
2. Dermis
Dermis merupakan lapisan kedua dari kulit. Batas dengan epidermis
dilapisi oleh membran basalis dan di sebelah bawah berbatasan
dengan subkutis tetapi batas ini tidak jelas hanya kita ambil sebagai
patokan ialah mulainya terdapat sel lemak. Dermis terdiri dari dua
lapisan yaitu bagian atas, pars papilaris (stratum papilar) dan bagian
bawah, retikularis (stratum retikularis). Batas antara pars papilaris dan
pars retikularis adalah bagian bawahnya sampai ke subkutis . baik
pars papilaris maupun pars retikularis terdiri dari jaringan ikat longgar
yang tersusun dari serabut-serabut yaitu serabut kolagen, serabut
elastis dan serabut retikulus. Serabut ini saling beranyaman dan masing-
masing mempunyai tugas yang berbeda. Serabut kolagen, untuk
memberikan kekuatan kepada kulit, dan retikulus, terdapat terutama di
sekitar kelenjar dan folikel rambut dan memberikan kekuatn pada alai
tersebut.
3. Subkutis
Subkutis terdiri dari kumpulan-kumpulan sel-sel lemak dan di antara
gerombolan ini berjalan serabut-serabut jaringan ikat dermis. Sel-sel
lemak ini bentuknya bulat dengan intinya terdesak ke pinggir, sehingga
membentuk seperti cincin. Lapisan lemak ini disebut penikulus
adiposus yang tebalnya tidak sama pada tiap-tiap tempat dan juga
pembagian antar laki-laki dan perempuan tidak sama (berlainan).
Guna penikulus adiposus adalah sebagai shock braker atau pegas bila
tekanan trauma mekanis yang menimpa pada kulit, isolator panas atau
untuk mempertahankan suhu, penimbunan kalori, dan tambahan untuk
kecantikan tubuh. Di bawah subkurtis terdapat selaput otot kemudian
baru terdapat otot
D. Fisiologi Kulit
Kulit merupakan organ paling luas permukaannya yang membungkus
seluruh bagian luar tubuh sehingga kulit sebagai pelindung tubuh
terhadap bahaya bahan kimia, cahaya matahari mengandung sinar
ultraviolet dan melindungi terhadap mikroorganisme serta menjaga
keseimbangan tubuh terhadap lingkungan. Kulit merupakan indikator bagi
seseorang untuk memperoleh kesan umum dengan melihat perubahan
yang terjadi pada kulit. Misalnya menjadi pucat, kekuning-kuningan,
kemerah-merahan atau suhu kulit meningkat, memperlihatkan adanya
kelainan yang terjadi pada tubuh gangguan kulit karena penyakit tertentu.
Gangguan psikis juga dapat menyebabkan kelainan atau perubahan pada
kulit. Misalnya karena stress, ketakutan atau dalam keadaaan marah,
akan terjadi perubahan pada kulit wajah. Perubahan struktur kulit dapat
menentukan apakah seseorang telah lanjut usia atau masih muda. Wanita
atau pria juga dapat membedakan penampilan kulit. Warna kulit juga
dapat menentukan ras atau suku bangsa misalnya kulit hitam suku
bangsa negro, kulit kuning bangsa mongol, kulit putih dari eropa dan lain-
lain.
Perasaan pada kulit adalah perasaan reseptornya yang berada pada kulit.
Pada organ sensorik kulit terdapat 4 perasaan yaitu rasa raba/tekan,
dingin, panas, dan sakit. Kulit mengandung berbagai jenis ujung sensorik
termasuk ujung saraf telanjang atau tidak bermielin. Pelebaran ujung
saraf sensorik terminal dan ujung yang berselubung ditemukan pada
jaringan ikat fibrosa dalam. Saraf sensorik berakhir sekitar folikel rambut,
tetapi tidak ada ujung yang melebaratau berselubung untuk persarafan
kulit.
Penyebaran kulit pada berbagai bagian tubuh berbeda-beda dan dapat
dilihat dari keempat jenis perasaan yang dapat ditimbulkan dari daerah-
daerah tersebut. Pada pemeriksaan histologi, kulit hanya mengandung
saraf telanjang yang berfungsi sebagai mekanoreseptor yang memberikan
respon terhadap rangsangan raba. Ujung saraf sekitar folikel rambut
menerima rasa raba dan gerakan rambut menimbulkan perasaan (raba
taktil). Walaupun reseptor sensorik kulit kurang menunjukkan ciri khas,
tetapi secara fisiologis fungsinya spesifik. Satu jenis rangsangan dilayani
oleh ujung saraf tertentu dan hanya satu jenis perasaan kulit yang
disadari
E. Fungsi Kulit
Kulit pada manusia mempunyai fungsi yang sangat penting selain
menjalin kelangsungan hidup secara umum yaitu :
a. Proteksi
Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis atau
mekanis, misalnya terhadap gesekan, tarikan, gangguan kimiawi yang
dapat menimbulkan iritasi (lisol, karbol dan asam kuat). Gangguan
panas misalnya radiasi, sinar ultraviolet, gangguan infeksi dari luar
misalnya bakteri dan jamur. Karena adanya bantalan lemak, tebalnya
lapisan kulit dan serabut-serabut jaringan penunjang berperan
sebagai pelindung terhadap gangguan fisis. Melanosit turut berperan
dalam melindungi kulit terhadap sinar matahari dengan mengadakan
tanning (pengobatan dengan asam asetil).
b. Proteksi rangsangan kimia
Dapat terjadi karena sifat stratum korneum yang impermeable
terhadap berbagai zat kimia dan air. Di samping itu terdapat lapisan
keasaman kulit yang melindungi kontak zat kimia dengan kulit. Lapisan
keasaman kulit terbentuk dari hasil ekskresi keringat dan sebum yang
menyebabkan keasaman kulit antara pH 5-6,5. Ini merupakan
perlindungan terhadap infeksi jamur dan sel-sel kulit yang telah mati
melepaskan diri secara teratur.
c. Absorbsi
Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat,
tetapi cairan yang mudah menguap lebih mudah diserap, begitu juga
yang larut dalam lemak. Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2 dan uap
air memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi.
Kemampuan absorbsi kulit dipengaruhi tebal tipisnya kulit, hidrasi,
kelembapan dan metabolisme. Penyerapan dapat berlangsung melalui
celah di antara sel, menembus sel-sel epidermis, atau melalui saluran
kelenjar dan yang lebih banyak melalui sel-sel epidermis.
d. Pengatur panas
Suhu tubuh tetap stabil meskipun terjadi perubahan suhu lingkungan.
Hal ini karena adanya penyesuaian antara panas yang dihasilkan oleh
pusat pengatur panas, medulla oblongata. Suhu normal dalam tubuh
yaitu suhu visceral 36-37,5 derajat untuk suhu kulit lebih rendah.
Pengendalian persarafan dan vasomotorik dari arterial kutan ada dua
cara yaitu vasodilatasi (kapiler melebar, kulit menjadi panas dan
kelebihan panas dipancarkan ke kelenjar keringat sehingga terjadi
penguapan cairan pada permukaan tubuh) dan vasokonstriksi
(pembuluh darah
e. Ekskresi
Kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi
atau zat sisa metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, urea, asam urat,
dan amonia. Sebum yang diproduksi oleh kulit berguna untuk
melindungi kulit karena lapisan sebum (bahan berminyak yang
melindungi kulit) ini menahan air yang berlebihan sehingga kulit tidak
menjadi kering. Produksi kelenjar lemak dan keringat menyebabkan
keasaman pada kulit.
f. Persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis.
Respons terhadap rangsangan panas diperankan oleh dermis dan
subkutis terhadap dingin diperankan oleh dermis, peradaban
diperankan oleh papila dermis dan markel renvier, sedangkan tekanan
diperankan oleh epidermis. Serabut saraf sensorik lebih banyak
jumlahnya di daerah yang erotik.
g. Pembentukan Pigmen
Sel pembentukan pigmen (melanosit) terletak pada lapisan basal dan
sel ini berasal dari rigi saraf. Melanosit membentuk warna kulit. Enzim
melanosum dibentuk oleh alat golgi dengan bantuan tirosinase, ion
Cu, dan O2 terhadap sinar matahari memengaruhi melanosum.
Pigmen disebar ke epidermis melalui tangan-tangan dendrit
sedangkan lapisan di bawahnya dibawa oleh melanofag. Warna kulit
tidak selamanya dipengaruhi oleh pigmen kulit melainkan juga oleh
tebal-tipisnya kulit, reduksi Hb dan karoten.
h. Keratinisasi
Keratinosit dimulai dari sel basal yang mengadakan pembelahan. Sel
basal yang lain akan berpindah ke atas dan berubah bentuk menjadi
sel spinosum. Makin ke atas sel ini semakin gepeng dan bergranula
menjadi sel granulosum. Semakin lama intinya menghilang dan
keratinosit ini menjadi sel tanduk yang amorf. Proses ini berlangsung
terus menerus seumur hidup. Keratinosit melalui proses sintasis dan
degenerasi menjadi lapisan tanduk yang berlangsung kira-kira 14-21
hari dan memberikan perlindungan kulit terhadap infeksi secara
mekanis fisiologik.
i. Pembentukan vitamin D
Dengan mengubah dehidroksi kolesterol dengan pertolongan sinar
matahari. Tetapi kebutuhan vitamin D tidak cukup dengan hanya dari
proses tersebut. Pemberian vitamin D sistemik masih tetap diperlukan
LATIHAN SOAL
Kegiatan Belajar 2
A. Deskripsi Singkat Pokok Bahasan
Perawatan luka telah mengalami perkembangan yang sangat pesat
terutama dalam dua dekade terakhir. Makin banyaknya inovasi terbaru
dalam perkembangan produk-produk perawatan luka juga memberikan
kontribusi yang baik dalam menunjang praktek perawatan luka. Perubahan
profil pasien mendukung kompleksitas perawatan luka dimana pasien
dengan kondisi penyakit degeneratif dan kelainan metabolik semakin
banyak ditemukan dimana perawatan yang tepat diperlukan agar proses
penyembuhan luka bisa tercapai dengan optimal.
Perawat dituntut untuk mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang
adekuat terkait dengan proses perawatan luka yang dimulai dari
pengkajian yang komprehensif, perencanaan intervensi yang tepat,
implementasi tindakan, evaluasi hasil yang ditemukan selama perawatan
serta dokumentasi hasil yang sistematis. Manajemen keperawatan luka
tersebut harus mengedepankan pertimbangan biaya (cost effectiveness),
kenyamanan (comfort) dan keamanan (safety). Secara umum, perawatan
luka yang berkembang pada saat ini lebih ditekankan pada intervensi
yang melihat sisi klien dari berbagai dimensi, yaitu dimensi fisik, psikis,
ekonomi, dan sosial.
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini diharapakan mahasiswa
mampu menjelaskan:
1. Definisi Luka
2. Klasifikasi Luka
3. Proses penyembuhan Luka
4. Faktor Yang Memperngaruhi Penyembuhan Luka
5. Proses penyembuhan Luka
6. Faktor yang mempengaruhi Proses penyembuhan Luka
URAIAN MATERI
A. Pengertian Luka
Luka adalah terganggunya suatu kontinuitas dari struktur bagian tubuh
yang bisa diakibatkan oleh berbagai trauma baik secara mekanik,
panas (thermal), kimia, dan radiasi atau dari invasi oleh
mikroorganisme patogen. Bagian tubuh yang rusak dapat meliputi
membran mukosa pada kulit atau sampai pada jaringan tubuh yang
paling dalam seperti otot, tendon bahkan sampai pada tulang (Berger,
1999).
B. Klasifikasi Luka
Kegiatan Belajar 3
A. Deskripsi Singkat, Relevansi, capian pembelajaran, dan Petujuk
Belajar
Model dan seni perawatan luka sesungguhnya telah lama di
kembangkan yaitu sejak jaman pra sejarah dengan pemanfaatan bahan
alami yang diturunkan dari generasi ke generasi berikutnya, yang
akhirnya perkembangan perawatan luka menjadi modern seiring
ditemukannya ribuan balutan untuk luka. Menurut Carville (1998) tidak
ada satu jenis balutan yang cocok atau sesuai untuk setiap jenis luka.
Pernyataan ini menjadikan kita harus dapat memi;ih balutan yang tepat
untuk mendukung proses penyembuhan luka. Pemilihan balutan luka
yang baik dan benar selalu berdasarkan pengkajian luka.
Tujuan mendapatkan informasi yang relevan tentang pasien dan luka,
memonitor proses penyembuhan luka, menentukan program perawatan
luka pada pasien, mengevaluasi keberhasilan perawatan.
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini diharapakan mahasiswa
mampu melaksanakan:
1. Pengkajian Luka
2. Perencanaan Luka
3. Implementasi Luka
4. Evaluasi Luka
5. Dokumentasi Luka
URAIAN MATERI
A. Pengkajian Luka
Pengkajian adalah proses pengumpulan, identifikasi dan analisa dalam
rangka memecahkan masalah klien. Pengkajian dalam hal perawatan luka
bertujuan untuk:
1. Menilai tingkat keseriusan suatu luka
2. Menilai perkembangan proses perawatan luka yang telah dilakukan
3. Observasi kondisi luka apakah terjadi perubahan setiap penggantian
dressing
Secara umum pengkajian luka yang harus diperhatikan adalah :
a. Lokasi dan letak luka
b. Lokasi dan letak luka dapat digunakan sebagai indikator terhadap
kemungkinan penyebab terjadinya luka, tujuannya agar luka dapat
diminimalkan kejadiannya dengan menghilangkan penyebab yang
ditimbulkan oleh letak dan lokasi yang dapat mengakibatkan
terjadinya luka.
c. Stadium luka (anatomi, warna dasar luka)
Salah satu cara menilai derajat keseriusan luka adalah menilai warna
dasar luka. System ini membantu memilih tindakan dan penggunaan
topikal terapi perawatan luka serta mengevaluasi kondisi luka.
System ini dikenal dengan sebutan RYB/Red Yellow Black (Merah--
Kuning-Hitam):
1) RED / MERAH.
Luka dengan dasar warna luka merah tua (granulasi) atau terang
(epitelisasi) dan selalu tampak lembab. Merupakan luka bersih,
dengan banyak vaskularisasi, karenanya mudah berdarah. Tujuan
perawatan luka dengan warna dasar merah adalah dengan
mempertahankan lingkungan luka dalam keadaan lembab dan
mencegah terjadinya trauma / perdarahan.
2) YELLOW / KUNING.
B. Perencanaan Luka
Perencanaan yang tepat dalam hal menentukan kondisi luka dan
penggunaan dressing yang sesuai dapat menunjang proses
penyembuhan luka yang optimal. Suasana moist (lembab) merupakan
lingkungan yang optimal untuk penyembuhan luka. Lingkungan luka yang
lembab (moist) berguna untuk mempercepat fibrinolisis, angiogenesis,
menurunkan resiko infeksi, mempercepat pembentukan growth factor dan
mempercepat terjadinya pembentukan sel aktif. Sedangkan perencanaan
dalam hal menentukan dressing (jenis balutan luka) sebaiknya memenuhi
kaidah - kaidah berikut:
1. Kapasitas balutan untuk dapat menyerap cairan yang dikeluarkan oleh
luka (absorbing)
2. Kemampuan balutan untuk mengangkat jaringan nekrotik dan
mengurangi resiko terjadinya kontaminasi mikroorganisme (non
viable tissue removal)
3. Meningkatkan kemampuan rehidrasi luka (wound rehydration)
4. Melindungi dari kehilangan panas tubuh akibat penguapan
5. Kemampuan atau potensi sebagai sarana pengangkut atau
pendistribusian antibiotic ke seluruh bagian luka
C. Implementasi Luka
Tindakan keperawatan dalam perawatan luka perawat harus mempunyai
pengetahuan yang baik mengenai topical terapi dan dressing sehingga
penggunaan yang tepat akan mampu menunjang proses penyembuhan
luka. Berikut ini beberapa jenis bahan topical.therapy yang dapat
digunakan untuk penatalaksanaan perawatan luka. Diantaranya adalah ;
calcium alginate, hidrokoioid, hidroaktif gel, Transparan Film,
zinczidazole, nistatin powder, aquacel, metronidazole powder dan
gamgee.
1. Calcium Alginate
Berasal dari rumput laut, berubah menjadi gel jika bercampur dengan
cairan luka, adalah jenis balutan yang dapat menyerap jumlah cairan
luka yang berlebihan dan menstimulasi proses pembekuan darah jika
terjadi perdarahan minor serta barier terhadap kontaminasi oleh
pseudomonas.dapat digunakan oleh semua warna dasar luka.
(Kaltostat, sorbsan, alginate M, comfell pluss, cura sorb )
2. Hidrokoloid
Jenis topical therapy yang berfungsi untuk mempertahankan luka
dalam keadaan lembab, melindungi luka dari trauma dan
menghindari resiko infeksi, mampu menyerap eksudate minimal. Baik
digunakan untuk luka yang berwarna merah, abses atau luka yang
terinfeksi. Bentuknya ada yang berupa lembaran tebal dan tipis serta
pasta.(Duoderm CGF, Duoderm Extra Thin, Duoderm pasta, comfell,
Hollisive dan hollisive thin)
3. Hidroaktif gel
Jenis topical therapy yang dapat membantu proses peluruhan
jaringan nekrotik oleh tubuh sendiri (support autolisis debridement).
Dapat digunakan terutama pada dasar luka yang berwarna kuning
dan hitam (hydroaktif gel duoderm, interasite gel, hydrophilic wound
gel)
4. Transparant Film
Jenis topical therapy yang berfungsi untuk mempertahankan luka
akut atau bersih dalam keadaan lembab, melindungi luka dari trauma
dan menghindari resiko infeksi. Keuntungan topical terapi ini :
Waterproof dan gas permeable, primary / secondary dressing,
support autolysis debridement dan mengurangi nyeri. Adapun
kontraindikasi topical ini adalah pada luka dengan eksudat banyak
dan sinus.
5. Deodorizing dressing / activated charcoal dressing
Jenis topical therapy yang terbuat dari bahan lapisan calsium alginate
dan karbon, berfungsi untuk menyerap , cairan dan mengontrol bau
tidak sedap yang ditimbulkan oleh luka terutama pada jenis luka
kanker. (carboflex, carbonet, denidor, actisorb, clinisorb)
6. Gammgee
Jenis topical therapy berupa tumpukan bahan balutan yang tebal,
didalamnya terdapat kapas dengan daya serap cukup tinggi dan jika
bercampur dengan cairan luka dapat berubah menjadi gel. Biasanya
digunakan sebagai penutup luka lapisan kedua setelah penggunaan
topikal therapi. ( disposable campers)
7. Nystatin powder
Jenis topical therapy yang terbuat dad bahan nistatin dan beberapa
bahan campuran serta metronidazole, berupa racikan paten buatan
rumah sakit kanker "Dharmais". Bentuknya powder dalam kemasan
tertutup: Berfungsi untuk mengisi rongga, mengurangi iritasi/lecet,
menyerap cairan yang tidak terlalu berlebihan dan mengurangi bau
tidak sedap pada 24 jam pertama.
8. Aquacel
Jenis topical therapy yang terbuat dari selulosa dengan daya serap
amat tinggi melebihi kemampuan daya serap calcium alginate.
Keuntungannya adalah tidak mudah koyak/larut, sehingga amat
mudah dalam melepasnnya. Dapat digunakan untuk semua warna
dasar luka.
9. Zincsidazole
Jenis topical therapy yang terbuat dari bahan zinc dan motronidazole,
berupa racikan paten buatan suatu rumah sakit. Bentuknya pasta /
salep.
D. Evaluasi Luka
Evaluasi dalam perawatan luka sebaiknya memperhatikan frekuensi
penggantian dressing, banyaknya produksi exudates, perhatikan apakah
ada undermining/goa, siapa yang akan merawat luka, secondary dressing
(penutup luka) usahakan rapat jangan ada windows wound dressing dan
pemilihan topical terapi harus disesuaikan dengan warna dasar luka.
LATIHAN SOAL
1. Tuliskan Persiapan dasar Luka (3M)?
2. Tuliskan teknik Pencucian Luka?
1. Persiapan dasar luka pada kasus luka kronik adalah : (3M) Mencucian
Luka, Membuang Jaringan Nekrotik pada Luka, Memilih topikal therapy
tepat guna
2. Mencuci luka merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam
perawatan luka. Pencucian luka dibutuhkan untuk membersihkan luka
dari mikroorganisme, benda asing, jaringan mati
3. Tujuan mencuci luka; Meningkatkan memperbaiki dan mempercepat
proses penyembuhan luka, Menghindari Terjadinya infeksi,Membuang
jaringan Nekrosis, cairan luka dan sisa balutan
BAB IV
PERSIAPAN DASAR LUKA DAN TEKNIK
MENCUCI LUKA
A. Deskripsi Singkat, Capian pembelajaran
Luka tekan (pressure ulcer) atau dekubitus merupakan masalah
serius yang sering tejadi pada pasien yang mengalami gangguan
mobilitas, seperti pasien stroke, injuri tulang belakang atau penyaki t
degeneratif. Istilah dekubitus sebenarnya kurang tepat dipakai untuk
menggambarkan luka tekan karena asal kata dekubitus adalah berbaring.
Ini diartikan bahwa luka tekan hanya berkembang pada pasien yang
dalam keadaan berbaring. Padahal sebenarnya luka tekan tidak hanya
berkembang pada pasien yang berbaring, tapi juga dapat terjadi pada
pasien yang menggunakan kursi roda atau prostesi.
Oleh karena itu istilah dekubitus sekarang ini jarang digunakan di
literatur literatur untuk menggambarkan istilah luka tekan.Adanya luka
tekan yang tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan masa
perawatan pasien menjadi panjang dan peningkatan biaya rumah sakit.
Oleh karena itu perawat perlu memahami secara komprehensif tentang
luka tekan agar dapat memberikan pencegahan dan intervensi
keperawatan yang tepat untuk pasien yang beresiko terkena luka tekan.
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Diharapakan kepada mahasiswa setelah menyelasaikan mata kuliah ini
mahasiswa mampu menjelaskan:
1. Pengertian luka Dekubitus
2. Tanda dan Gejala Luka Dekubitus
3. Faktor Resiko dan Penyebab timbulnya Luka Dekubitus
4. Cara pencegahan dan pengobatan luka decubitus
5. Pengobatan luka decubitus
URAIAN MATERI
9. Stress emosional
Depresi dan stress emosional kronik misalnya pada pasien psikiatrik
juga merupakan faktor resiko untuk perkembangan dari luka tekan.
10. Merokok
Nikotin yang terdapat pada rokok dapat menurunkan aliran darah dan
memiliki efek toksik terhadap endotelium pembuluh darah. Menurut
hasil penelitian Suriadi (2002) ada hubungaan yang signifikan antara
merokok dengan perkembangan terhadap luka tekan.
11. Temperatur kulit
Menurut hasil penelitian, faktor penting lainnya yang juga berpengaruh
terhadap risiko terjadinya luka tekan adalah tekanan antar muka
(interface pressure). Tekanan antar muka adalah kekuatan per unit
area antara tubuh dengan permukaan matras. Apabila tekanan antar
muka lebih besar daripada tekanan kapiler rata rata, maka pembuluh
darah kapiler akan mudah kolap, daerah tersebut menjadi lebih mudah
untuk terjadinya iskemia dan nekrotik. Tekanan kapiler rata rata adalah
sekitar 32 mmHg. Menurut penelitian Sugama (2000) dan Suriadi
(2003) tekanan antarmuka yang tinggi merupakan faktor yang
signifikan untuk perkembangan luka tekan. Tekanan antar muka diukur
dengan menempatkan alat pengukur tekanan antar muka ( pressure
pad evaluator) diantara area yang tertekan dengan matra
F. Cara pencegahan dan pengobatan luka decubitus
Karena dekubitus lebih mudah dicegah dari diobati, maka sedini
mungkin harus dicegah dengan cara:
1. Merubah posisi pasien sedikitnya 2 jam sekali
2. Anjurkan pasien untuk duduk dikursi roda atau seri gery untuk
menegakkan mereka setiap 10 menit untuk mengurangi tekaan atau
membantu pasien melakukannya
3. Anjurkan masukan cairan dan nutrisi yang tepat dan adekuat. Karena
kerusakan kulit lebih mudah terjadi dan lambat untuk sembuh jika
nutrisi pasien buruk.
4. Segera membersihkan feses atau urin dari kulit karena bersifat iritatif
terhadap kulit.
5. Inspeksi daerah dekubitus umum terjadi, laporkan adanya area
kemerahan dengan segera.
6. Jaga agar kulit tetap kering
7. Jaga agar linen tetap sering dan bebas dari kerutan
8. Beri perhatian khusus pada daerah - daerah yang beresiko
terjadi dekubitu
9. Masase sekitar daerah kemerahan dengan sering menggunakan
Losion
10. Jangan gunakan losion pada kulit yang rusak
11. Beri sedikit bedak tabur pada area pergesekan tapi jangan biarkan
menumpuk.menggumpal
12. Gunakan kain pengalas bila memindahkan pasien tirah baring
13. Lakukan latihan serak minimal 2x sehari untuk mencegah kontraktur
14. Gunakan kasur busa, kasur kulit atau kasur perubah tekanan.
Tindakan
1. Lanjutkan tindakan yang dighuanakn pada tahap sebelumnya
2. Pengkajian yang konstan terhadap kerusakan kulit meliputi pengukurn
luas luka dan mengobservasi dan mengevaluasi penyembuhan
Edukasi pasien dan keluarga
Edukasi bagi pasien dan keluarga dengan diabetes sangat penting. Hal ini
disebabkan penyakit diabetes adalah penyakit yang tidak dapat disembuhkan
tetapi dapat dikontrol dengan pola hidup sehat (makan sesuai kebutuhan dan
olahraga teratur) dan menggunakan oral maupun insulin.
G. Lima Pilar Menuju Sehat
1. Diet
Syarat diet DM hendaknya dapat:
a. Memperbaiki kesehatan umum penderita
b. Mengarahkan pada berat badan normal
c. Menormalkan pertumbuhan DM anak dan DM dewasa muda
d. Mempertahankan kadar KGD normal
e. Menekan dan menunda timbulnya penyakit angiopati diabetik
f. Memberikan modifikasi diit sesuai dengan keadaan penderita.
g. Menarik dan mudah diberikan
Beberapa kegunaan latihan teratur setiap hari bagi penderita DM,
adalah:
1. Meningkatkan kepekaan insulin (glukosa uptake), apabila dikerjakan
setiap 1 ½ jam sesudah makan, berarti pula mengurangi insulin
resisten pada penderita dengan kegemukan atau menambah jumlah
reseptor insulin dan meningkatkan sensitivitas insulin dengan
reseptornya.
2. Mencegah kegemukan apabila ditambah latihan pagi dan sore
3. Memperbaiki aliran perifer dan menambah supply oksigen
4. Meningkatkan kadar kolesterol-high density lipoprotein
5. Kadar glukosa otot dan hati menjadi berkurang, maka latihan
akan dirangsang pembentukan glikogen baru
6. Menurunkan kolesterol (total) dan trigliserida dalam darah karena
pembakaran asam lemak menjadi lebih baik
Pendidikan
Merupakan salah satu bentuk penyuluhan kesehatan kepada penderita DM,
melalui bermacam-macam cara atau media misalnya: leaflet, poster, TV,
kaset video, diskusi kelompok, dan sebagainya.
Kontrol Gula Darah
Kadar glukosa darah tidak terkontrol (GDP > 100 mg/dl dan GD2JPP > 144
mg/dl) akan mengakibatkan komplikasi kronik jangka panjang, baik
makrovaskuler maupun mikrovaskuler salah satunya yaitu ulkus diabetika.
Sehingga penting dalam kepatuhan pasien dengan DM terhadap diet.
BATASAN VARIABEL
PETUNJUK :
Pilihlah jawaban dengan tepat.
! Jawablah pada lembar soal.
SOAL :
1. Lapisan kulit yang banyak terdapat pembuluh darah dan ujung-ujung saraf
adalah :
a. Epidermis
b. Endodermis
c. Hipodermis
d. Dermis
e. Stratum Basale