Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA DASAR


“SISTEM INTEGUMEN”

DOSEN PENGAMPU:
Apt. Ayu Rahmawati, M.Farm

DISUSUN OLEH :

1. Albani Fathurrahman (220205114)


2. Daniel Rengga Valentino (220205105)
3. M. Khairul Iman (220205084)
4. M. Ridho Bahar (220205082)
5. Zackyatul Ikhsan (220205110)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU


TA. 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyusun makalah “Sistem
Integumen” ini dengan baik dan sesuai pada waktunya. Kemudian sholawat beserta
salam kita sampaikan kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah
memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di
dunia.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah “Anatomi Fisiologi Manusia
Dasar” dari program studi Farmasi. Selanjutnya kami sebagai penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ibu Apt. Ayu Rahmawati, M.Farm selaku
dosen pembimbing mata kuliah “Anatomi Fisiologi Manusia Dasar” yang senantiasa
membimbing kami.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
penusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 1 November 2022


DAFTAR ISI

COVER……………………………………………………………………………………..
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………...
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………..

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………


1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………...
1.3 Tujuan………………………………………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Komponen dan fungsi integumen………………………………………………


2.2 Struktur dan faktor perbedaan warna kulit……………………………………..
2.3 Bagian-bagian dari Derivatif kulit……………………………………………...
2.4 Peran kulit dalam Termoregulasi……………………………………………….

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………..
3.2 Soal………………………………………………………..................................
3.3 Kunci jawaban………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Seluruh tubuh manusia bagian terluar terbungkus oleh suatu sistem yang disebut
sistem integumen. Sistem integumen adalah sistem organ yang paling luas. Sistem ini
terdiri atas kulit dan aksesorisnya, termasuk kuku, rambut, kelenjar (keringat dan
sebaseous), dan reseptor saraf khusus ( untuk stimuli perubahan internal atau lingkungan
eksternal).
Sistem integumen terdiri dari organ terbesar dalam tubuh, kulit. Ini merupakan
sistem organ yang luar biasa melindungi struktur internal tubuh dari kerusakan,
mencegah dehidrasi, menghasilkan vitamin dan hormon. Hal ini juga membantu untuk
mempertahankan homeostasis dalam tubuh dengan membantu dalam pengaturan suhu
tubuh dan keseimbangan air. Sistem integumen adalah garis pertama pertahanan tubuh
terhadap bakteri, virus, dan mikroba lainnya. Hal ini juga membantu untuk memberikan
perlindungan dari radiasi ultraviolet yang berbahaya. Kulit adalah organ sensorik dalam
hal ini memiliki reseptor untuk mendeteksi panas dan dingin, sentuhan, tekanan dan
nyeri. Komponen kulit termasuk rambut, kuku, kelenjar keringat, kelenjar minyak,
pembuluh darah, pembuluh getah bening, saraf dan otot. Mengenai anatomi system yang
menutupi, kulit terdiri (dermis) dan lapisan yang mendasari (hypodermis atau subtutis).
Selain kulit, ada pula rambut dan kuku yang termasuk ke dalam sistem
integumen. Rambut adalah organ seperti benang yang tumbuh di kulit terluar. Rambut
muncul dari epidermis (kulit luar), walaupun berasal dari folikel rambut yang berada jauh
di bawah dermis. Serta pada kuku tumbuh dari sel mirip gel lembut yang mati, mengeras,
dan kemudian terbentuk saat mulai tumbuh dari ujung jari. Kulit ari pada pangkal kuku
berfungsi melindungi dari kotoran. Fungsi utama kuku adalah melindungi ujung jari yang
lembut dan penuh urat saraf, serta mempertinggi daya sentuh. Secara kimia, kuku sama
dengan rambut yang anara lain terbentuk dari keratin protein yang kaya akan sulfur.

II. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari penyusunan makalah ini antara lain :
1) Apa saja komponen dan fungsi dari integumen ?
2) Apa sajakah yang menjadi struktur dan faktor perbedaan warna kulit ?
3) Bagaimana dengan bagian-bagian dari derivatif kulit ?
4) Apa peran kulit dalam Termoregulasi ?
III. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain :
1) Mampu menjelaskan komponen dan fungsi dari integument.
2) Mampu menjelaskan struktur dan faktor perbedaan warna kulit.
3) Mampu menjelaskan bagian-bagian dari derivatif kulit.
4) Mampu memaparkan peran kulit dalam Termoregulasi.
BAB II
PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN INTEGUMEN.
Integumen membentuk lapisan terluar pada tubuh. Integumen terdiri dari kulit dan
beberapa derivatif kulit terspesialisasi tertentu, antara lain rambut, kuku, dan beberapa
jenis kelenjar
A. Komponen Integumen.
1. Kulit adalah organ terbesar tubuh. Beratnya kurang lebih 4,5 kg dan menutupi
area seluas 18 kaki persegi (1,67m²) pada laki-laki dengan berat badan 75 kg.
a) Epidermis adalah lapisan teratas, atau terluar yang tersusun dari jaringan
epitel.
b) Dermis adalah lapisan jaringan ikat bagian bawah. Lapisan ini mengikat
epidermis dengan struktur yang ada di bawahnya.
2. Kuku jari tangan dan kuku jari kaki adalah salah satu bentuk spesialisasi kulit
yang hanya ditemukan pada manusia dan primate lainnya.
3. Rambut adalah spesialisasi kulit yang menjadi karakteristik pada mamalia saja.
4. Kelenjar kulit pada manusia meliputi : kelenjar sebasea, kelinjar keringat dan
kelenjar mammae, yang merupakan bentuk modifikasi dari kelenjar keringat.

B. Fungsi Integumen
1. Perlindungan. Kulit melindungi tubuh dari mikroorganisme, penarikan atau
kehilangan cairan, dan dari zat iritan kimia maupun mekanik. Pigmen melanin
yang terdapat pada kulit memberikan perlindungan selanjutnya terhadap sinar
ultraviolet matahari.
2. Pengaturan suhu tubuh. Pembuluh darah dan kelenjar keringat dalam kulit
berfungsi untuk mempertahankan dan mengatur suhu tubuh.
3. Ekskresi. Zat berlemak, air dan ion-ion, seperti Na+ diekskresi melalui kelenjar-
kelenjar pada kulit.
4. Metabolisme. Dengan bantuan radiasi sinar matahari atau sinar ultraviolet, proses
sintesis vitamin D yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tulang,
dimulai dari sebuah molekul precursor (dehidrokolesterol-7) yang ditemukan di
kulit.
5. Komunikasi.
a) Semua stimulus dari lingkungan diterima oleh kulit melalui sejumlah reseptor
khusus yang mendeteksi sensasi yang berkaitan dengan suhu, sentuhan, tekanan,
dan nyeri.
b) Kulit merupakan media ekspresi wajah dan refleks vascular yang penting dalam
komunikasi.

II. KULIT
A. Lapisan
1) Epidermis adalah bagian terluar kulit. Bagian ini tersusun dari jaringan epitel
skuamosa bertingkat yang mengalami keratinisasi, jaringan ini tidak memiliki
pembuluh darah dan sel-selnya sangat rapat. Bagian epidermis yang paling tebal
dapat ditemukan pada telapak tangan dan telapak kaki yang mengalami
stratifikasi menjadi lima lapisan berikut :

a. Stratum basalis (germinativum) adalah lapisan tunggal sel-sel yang


melekat pada jaringan ikat dari lapisan kulit dibawahnya, dermis.
Pembelahan sel yang cepat berlangsung pada lapisan ini, dan sel baru
didorong masuk ke lapisan berikutnya.
b. Stratum spinosum adalah lapisan sel spina atau tanduk, disebut demikian
karena sel-sel tersebut disatukan oleh tonjolan yang menyerupai spina. Spina
adalah bagian penghubung intraseluler yang disebut desmosom.
c. Stratum granulosom terdiri dari tiga atau lima lapisan atau barisan sel
dengan granula-granula keratohialin yang merupakan precursor pembentukan
keratin.
 Keratin adalah protein keras dan resilien, anti air serta melindungi
permukaan kulit yang terbuka.
 Keratin pada lapisan epidermis merupakan keratin lunak yang berkadar
sulfur rendah, berlawanan dengan keratin yang ada pada kuku dan
rambut.
 Saat keratohialin dan keratin berakumulasi, maka nukleus sel
berdisintegrasi, menyebabkan kematian sel.
d. Stratum lusidum adalah lapisan jernih dan tembus cahaya dari sel-sel
gepeng tidak bernukleus yang mati atau hamper mati dengan ketebalan empat
sampai tujuh lapisan sel.
e. Stratum korneum adalah lapisan epidermis teratas, terdiri dari 25 sampai 30
lapisan sisik tidak hidup yang sangat terkeratinisasi dan semakin gepeng saat
mendekati permukaan kulit. (Epidermis tipis yang melapisi seluruh tubuh,
kecuali pada telapak tangan dan telapak kaki, tersusun hanya dari lapisan
basalis dan korneum).
 Permukaan terbuka dari stratum korneum mengalami proses pergantia
ulang yang kostan atau deskuamasi.
 Ada pembaharuan yang konstan pada sel yang terdeskuamasi melalui
pembelahan sel dilapisan basalis. Sel tersebut bergerak ke atas, kea rah
permukaan, mengalami keratinisasi, dan kemudian mati. Dengan
demikian, seluruh permukaan tubuh terbuka ditutup oleh lembaran sel
epidermis mati.
 Keseluruhan lapisan epidermis akan diganti dari dasar ke atas setiap 15
sampai 30 hari.
2) Dermis dipisahkan dari lapisan epidermis dengan adanya membrane dasar, atau
lamina. Membran ini tersusun dari dua lapisan jaringan ikat.
 Lapisan papilar adalah jaringan ikat areolar renggang dengan fibriblas, sel
mast, dan makrofag. Lapisan ini mengandung banyak pembuluh darah yang
memberi nutrisi pada epidermis diatasnya.
i. Papila dermal serupa jari, yang mengandung reseptor sensorik taktil
dan pembuluh darah menonjol kedalam lapisan epidermis.
ii. Pada telapak tangan dan telapak kaki, papilla yang ada sangat banyak
dan tinggi, jumlahnya sekitar 65.000/inci persegi (10.400/cm²).
iii. Pola tonjolan dan guratan pada telapak tangan dan telapak kaki pada
setiap orang sangat unik dan mencerminkan pengaturan papila dermal.
Kegunaan guratan tangan adalah untuk mempermudah
penggenggaman melalui peningkatan friksi.
3) Lapisan subkutan atau hipodermis (fasia superfisial) mengikat kulit secara
longgar dengan organ-organ yang terdapat dibawahnya. Lapisan ini mengandung
jumlah sel lemak yan beragam, bergantung pada area tubuh dan nutrisi individu,
serta berisi banyak pembuluh darah dan ujung saraf.

B. Warna. Perbedaan warna kulit terjadi akibat factor berikut :


1) Melanosit, terletak pada stratum basalis, memproduksi pigmen, melanin yang
bertanggung jawab untuk pewarnaan kulit dari coeklat sampai hitam.
 Pada rentang yang terbatas, melanin melindungi kulit dari sinar ultraviolet
matahari yang merusak. Peningkatan produksi melanin berlangsung jika
terpapar sinar matahari.
 Jumlah melanosit (sekitar 1000/mm² sampai 2000/mm²) tidak bervariasi
antar ras, tetapi perbedaan genetic dalam besarnya jumlah produksi melanin
dan pemecahan pigmen yang lebih melebar mengakibatkan perbedaan ras.
 Puting susu, areola dan area sirkumanal, skrotum, penis, dan labia mayora,
adalah tempat terjadinya pigmentasi yang besar, sedangkan telapak tangan
dan telapak kaki mengandung sedikit pigmen.
2) Darah dalam pembuluh dermal dibawah lapisan epidermis dapat terlihat dari
permukaan dan menghasilkan pewarnaan merah muda. Ini lebih jelas terlihat
pada orang kulit putih (Caucasian).
3) Keberadaan dan jumlah pigmen kuning karotin hanya ditemukan pada stratum
korneum, dan dalam sel lemak dermis dan hypodermis yang menyebabkan
beberapa perbedaan pada pewarnaan kulit.

III. DERIVATIF KULIT


(Kuku, rambut, kelenjar keringa serta kelenjar sebasea adalah derivatif epidermis).
A. Kuku.
Kuku jari tangan dan kuku jari kaki adalah lempeng pelindung yang berasal dari
perpanjangan epidermis ke dalam dermis.
 Kuku adalah lempeng keratin keras berlekuk yang terletak di atas dasar kuku
yang nutrisinya disuplai dari pembuluh darah.
 Badan kuku tumbuh dari akar kuku yang tertanam dikulit. Pertumbuhan kuku
kira-kira 0,5 mm perminggu, lebih cepat dimusim panas daripada dimusim
dingin.
 Kutikel (eponikiom) adalah lipatan epidermis berlekuk yang menutup akar
kuku. Hiponikium adalah stratum korneum tebal dibawah ujung lepas kuku.
 Lunula (bulan sabit) adalah area keputihan berbentuk melengkung dekat
kutikel.

B. Rambut.
Rambut atau pili, ada pada hampir seluruh bagian tubuh, tetapi sebagian besar
rambut vellus yang kecil dan tidak berwarna, atau tersamar. Rambut terminal
biasanya kasar dan dapat dilihat. Rambut ini tertanam dikulit kepala, alis dan
bulu mata, ketika masa pubertas rambut ini akan menggantikan posisi rambut
vellus diarea ketiak dan pubis (dan diwajah laki-laki) sebagai bagian dar
karakteristik seksual sekunder.

a) Rambut berasal dari folikel rambut yang terbentuk sebelum lahir melalui
pertumbuhan dari epidermis kedalam dermis.
 Folikel rambut tubular membengkak pada bagian dasarnya, kemudian
membentuk bulbus rambut. Bulbus rambut ini kemudian diinvaginasi
suatu massa yang tersusun dari jaringan ikat renggang, pembuluh darah,
dan saraf yang disebut papilla dermal yang memberikan nutrisi untuk
pertumbuhan rambut.
 Sel-sel bulbus rambut yang terletak tepat diatas papila disebut matriks
germinal rambut, dan analog dengan sel-sel stratum basalis pada
epidermis. Setelah mendapat nutrisi dari pembuluh darah pada papila, sel-
sel matriks germinal kemudian membelah dan terdorong kearah
permukaan kulit untuk menjadi rambut yang terkeratinisasi penuh.

b) Rambut terdiri dari akar, bagian yang tertanam dalam folikel dan batang,
bagian diatas permukaan kulit. Akar dan batang rambut terssun dari tiga
lapisan epitelium.
 Kutikel, adalah lapisan terluar yang tersusun dari sel sel mati yang
bersisik.
 Korteks adalah lapisan tengah yang terkeratinisasi,membentuk bagian
utama batang rambut. Bagian ini mengandung jumlah pigmen beragam
ang menentukan warna rambut.
 Sebuah medula atau aksis sentral, tersusun dari dua sampai tiga lapisan
sel. Pertumbuhan medula buruk bahkan sering kali tidak terjadi, terutama
pada rambut pirang.

c) Otot arektor pili adalah pita tipis otot polos yang berhubungan dengan
folikel rambut. Konstraksi otot ini menyebabkan ujung-ujung rambut berdiri
(merinding) dan mengakibatkan keluarnya sekresi kelenjar sebasea. Setiap
folikel rambut mengandung satu atau beberapa kelenjar sebasea.

d) Pertumbuhan rambut bersifat siklik (siklus).


1) Ada periode pertumbuhan pasti yang diikuti dengan fase istirahat, jika
rambut telah mencapai batas pertumbuhan maksimal.
 Selama masa istirahat, bagian dasar rambut berubah menjadi suatu massa
terkeratinisasi menyerupai pentungan yang tetap melekat pada folikel.
 Setelah masa istirahat, bulbus rambut yang baru terbentuk dari bagian
bawah massa yang lama. Rambut yang baru mendorong keluar rambut
yang lama, sehingga rambut lama menjadi rontok.
 Disuatu saat tertentu, 90% rambut kepala sedang tumbuh dengan aktif,
sedangkan 10% sisanya beristirahat.

2) Rambut dikulit kepala tumbuh dalam masa 2 sampai 6 tahun, dan


kemudian memasuki fase istirahat selama 3 bulan sebelum rontok.
3) Rambut ditubuh tumbuh sepanjang kurang lebih 0,05 inci/minggu.
Sedangkan, rambut pada kulit kepada membutuhkan waktu sekitar 7
minggu untuk dapat tumbuh sepanjang satu inci.
4) Kebotakan adalah suatu deteriorasi folikel yang progresif. Prevalensinya
lebih besar pada laki-laki karena memiliki karakteristik pengaruh genetik
kelamin yang hanya akan muncul jika hormon laki-laki ada dalam tubuh.

C. Kelenjar pada kulit.

1) Kelenjar keringat (sudoriferus) terbagi menjadi dua jenis berdasarkan


struktur dan lokasinya.
a. Kelenjar keringat ekrin adalah kelenjar keringat tubular simple dan
berpilin serta tidak berhubungan dengan folikel rambut. Kelenjar ini
penyebarannya meluas ke seluruh tubuh, terutama pada telapak tangan,
telapak kaki, dan dahi. Sekresi dari kelenjar ini (keringat) mengandung air
dan membantu pendinginan evaporatif tubuh untuk mempertahankan suhu
tubuh.
b. Kelenjar keringat apokrin adalah kelenjar keringat terspesialisasi yang
besar dan bercabang dengan penyebaran yang terbatas. Kelenjar ini
ditemukan pada aksila, areola payudara, dan regia anogenital.
 Kelenjar apokrin yang ditemukan dilipatan ketiak dan area anogenital
memiliki duktus yang membuka ke bagian atas folikel rambut. Kelenjar
ini mulai berfungsi pada masa pubertas untuk merespon stres atau
kegembiraan dan mengeluarkan semacam sekresi tidak berbau yang
kemudian akan berbau jika bereaksi dengan bakteri.
 Kelenjar seruminosa pada saluran telinga menghasilkan serumen atau
getah telinga, dan kelenjar siliaris moll pada kelopak mata juga
termasuk kelenjar apokrin.
 Kelenjar mammae adalah kelenjar apokrin termodifikasi yang
mengalami spesialisasi untuk memproduksi susu.

2) Kelenjar sebasea mengeluarkan sebum yang biasanya dialirkan ke folikel


rambut, kelenjar sebasea, rambut, dan kelenjar keringat apokrin membentuk
unit pilosebasea, tetapi hanya terbentuk pada rambut diarea genitalia, bibir,
puting susu, dan areola payudara.

a) Kelenjar sebasea adalah kelenjar holokrin (sel-sel sekretori menghilang


selama sekresi sebum).

b) Sebum adalah campuran lemak, zat lilin, minyak dan pecahan-pecahan


sel. Zat ini berfungsi sebagai emoliens atau pelembut kulit dan merupakan
suatu barier terhadap evaporasi. Zat ini juga memiliki aktivitas bakterisida.

c) Jerawat adalah gangguan pada kelenjar sebasea diwajah, leher, dan


punggung yang terjadi terutama pada dekade kedua masa kehidupan.
Kelenjar sebasea ini dapat terinfeksi sehingga menyebabkan furunkel
(bisul).

IV. PERAN KULIT DALAM TERMOREGULASI

Panas tubuh dihasilkan dari aktivitas metabolik dan pergerakan otot. Panas seperti
ini harus dikeluarkan, atau suhu tubuh akan naik diatas batas normal. Pada lingkungan
bersuhu dingin, panas harus dipertahankan, atau suhu tubuh akan turun dibawah batas
normal.

a) Pengeluaran panas dikulit berlangsung melalui proses evaporasi air yang


disekresi oleh kelenjar keringat dan juga melalui proses perspirasi tak kasat mata
(difusi molekul air melalui kulit).
 Pada cuaca panas dan lembab, keringat sangat banyak keluar, tetapi tingkat
evaporasi sangat rendah, sehingga mengakibatkan rasa tidak nyaman.
Dengan demikian, berkeringat sebagai salah satu mekanisme pendinginan
hanya akan efisien pada tingkat kelembaban yang lebih rendah.
 Pengeluaran keringat dikendalikan melalui sistem saraf, yang merespon
pemanasan atau pendinginan darah secara berlebihan.

b) Retensi panas adalah salah satu fungsi dari kulit dan jaringan adiposa dalam
lapisan subkutan. Lemak merupakan insulator panas untuk tubuh dan derajat
insulasi bergantung pada jumlah jaringan adiposa.

c) Pembuluh darah dalam papila dermal juga dikendalikan oleh sistem saraf.
 Jika pembuluh darah berdilatasi, aliran darah ke permukaan kulit meningkat,
sehingga konduksi panas pada bagian eksterior dapat terjadi.
 Pembuluh darah berkonstriksi untuk menurunkan aliran darah ke permukaan
kulit dalam upaya mempertahankan panas tubuh sentral.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sistem integumen pada manusia terdiri dari kulit, kuku, rambut, kelenjar keringat,
kelenjar minyak dan kelenjar susu. Anatomi sistem integumen pada manusia, kulit
tersusun atas tiga lapisan, yaitu ; Epidermis, dermis, struktur aksesoris kulit dan
warna kulit. Integumen memiliki fungsi sebagai perlindungan, pengaturan suhu
tubuh, ekskresi, metabolisme, dan komunikasi. Peran kulit dalam termoregulasi
yaitu pengeluaran panas dikulit melalui keringat, ritensi panas, dan
mempertahankan panas tubuh sentral.

3.2 Soal

1. Semua pernyataan berikut mengenai fungsi integumen adalah benar, kecuali…


A. Integumen berfungsi untuk mencegah hilangnya cairan.
B. Integumen melindungi tubuh terhadap invasi organisme penyakit.
C. Integumen mensintesis vitamin D yang diperlukan untuk proses fungsional
sistem saraf
D. Integumen membantu mempertahankan suhu tubuh yang konstan.

2. Pembelahan sel mitosis terjadi pada lapisan epidermis apa ?


A. Stratum granulosum
B. Stratum basalis
C. Stratum korneum
D. Stratum lusidum

3. Potongan mikroskopik dari bagian tubuh manusia sedang dianalisis dan


kemudian ditemukan mengandung keratin dengan kandungan sulfur yang
rendah. Maka bagian tersebut merupakan partikel dari…
A. Epidermis
B. Batang rambut
C. Kuku jari tangan atau jari kaki
D. Hipodermis

4. Pewarnaan kulit merah pada kulit ras Caucasian terutama diakibatkan adanya…
A. Melanosit dalam epidermis
B. Karoten
C. Pembuluh darah dalam dermis
D. Keratin

5. Tonjolan serupa jari pada dermis yang mengandung pembuluh darah dan
reseptor sensorik disebut…
A. Arektor pili
B. Folikel
C. Matriks germinal
D. Papila dermal

3.3 Kunci Jawaban

1. C
2. B
3. A
4. C
5. D
DAFTAR PUSTAKA

Sloane, Ethel. (2003). Anatomi Dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai