KELOMPOK 2:
Sistem integument adalah sistem organ paling luas. Sistem ini terdiri atas
kulit dan aksesorisnya, termasuk kuku, rambut, kelenjar (keringat dan sebaseous),
dan reseptor saraf khusus (untuk stimuli perubahan internal dan eksternal). Sistem
integument terdiri dari organ terbesar dalam tubuh. Ini sistem organ yang luar
biasa melindungi struktur internal tubuh dari kerusakan, mencegah dehidrsai,
menghasilkan vitamin dan hormon. Hal ini juga membantu mempertahankan
homeostasis dalam tubuh yang membantu dalam pengaturan suhu tubuh dan
keseimbangan air. Sistem integumen adalah garis pertama pertahan tubuh
terhadap bakteri, virus dan mikroba lainnya. Hal ini juga membantu untuk
memberikan perlindungan dari radiasi ultraviolet yang berbahaya. Kulit adalah
organ sensorik, dalam hal ini memiliki reseptor untuk mendeteksi panas dan
dingin, sentuhan, tekanan dan nyeri.
Mengenai sistem yang menutupi, kulit terdiri dari lapisan jaringan epitel
(epidermis) yang didukung oleh lapisan jaringan ikat (dermis) dan lapisan
subkutan yang mendasari (hipodermis atau subkutis ). Selain kulit, ada rambut
dan kuku yang termasuk kedalam sistem integumen. Rambut adalah organ seperti
benang yang tumbuh di kulit terutama muncul di epidermis atau kulit luar ,
walaupun berasal dari folikel yang berada jauh dibawah dermis. Serta kuku
tumbuh dari sel mirip gel lembut yang mati, mengeras dan kemudian terbentuk
saat mulai tumbuh dari ujung jari. Kulit ari pada pangkal kuku berfungsi
melindungi dari kotoran. Fungsi utama kuku adalah melindungi ujung jari yang
lembut dan penuh urat syaraf, serta mempertinggi daya sentuh. Secara kimia,
kuku sama dengan rambut yang antara lain terbentuk dari keratin protein yang
kaya akan sulfur.
2
1.2 Rumusan Masalah
3
BAB II
ANATOMI FISIOLOGI
2.1 ANATOMI FISIOLOGI
Kulit merupakan "selimut" yang menutupi permukaan tubuh dan
memiliki fungsi utama sebagai pelindung dari berbagai macam
gangguan dan rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui
sejumlah mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk
secara terus-menerus (keratinisasi dan pelepasan sel-sel yang sudah
mati), respirasi dan pengaturan suhu tubuh, produksi sebum dan
keringat, dan pembentukan pigmen melanin untuk melindungi kulit dari
bahaya sinar ultraviolet matahari, sebagai peraba dan perasa, serta
pertahanan terhadap tekanan dan infeksi dari luar. Selain itu, kulit
merupakan suatu kelenjar holokrin yang besar
Kulit juga merupakan alat tubuh yang terberat dan terluas
ukurannya, yaitu 15 persen dari berat tubuh dan luasnya 1.50 – 1 m 2
.Rata –rata tebal kulit 1- 2 mm.Paling tebal (6 mm) terdapat di telapak
tangan dan kaki dan paling tipis (0.5 mm) terdapat di penis.
1. Epidermis
Terdapat empat jenis sel di epidermis kulit, dengan keratinosit
sebagai sel dominan. Keratinosit membalah, bertumbuh, bergerak
keatas, dan mengalami keratinisasi atau kornifikasi, dan membentuk
lapisan epidermis protektif bagi kulit . epidermis terdiri dari epitel
berlapis gepeng dengan lapisan tanduk. Terdapat jenis sel lainnya yang
lebih sedikit di epidermis. Sel – sel ini adalah melanosit, sel lngerhans,
sel markel, yang terselip diantara keratinosit di epidermis. Di kulit tebal
atau epidermis, dapat dikenali adanya lima lapisan sel yaitu :
4
a. Lapisan Basale
Lapisan basal (stratum basale) terdiri atas selapis sel kuboid atau
kolumnar basofilik yang terletak di atas membran basal pada perbatasan
epidermis-dermis. Stratum basale ditandai dengan tingginya aktivitas
mitosis dan bertanggung jawab, bersama dengan bagian awal lapisan
berikutnya atas produksi sel-sel epidermis secara berkesinambungan.
Meskipun sel punca untuk keratinosit ditemukan di lapisan basal, lokus
untuk sel tersebut juga ditemukan di tonjolan khusus selubung folikel
rambut yang bersambung dengan epidermis. Epidermis manusia
diperbarui setiap 15-30 hari, bergantung pada usia, bagian tubuh, dan
faktor lain. Semua keratinosit dalam stratum basale mengandung
filamen keratin intermediat berdiameter 10 µm yang terdiri atas keratin.
Sewaktu sel berpindah ke atas, jumlah dan tipe filamen keratin juga ber
tambah sehingga mencapai setengah jumlah protein total di lapisan
terluar.
b. Lapisan spinosum
Lapisan spinosa (stratum spinosum), yang normalnya lapisan
epidermis paling tebal, terdiri atas sel-sel kuboid atau agak gepeng
dengan inti di tengah dengan nukleolus dan sitoplasma yang aktif
menyintesis filamen keratin. Tepat di atas lapisan basal sejumlah sel
masih membelah dan zona kombinasi ini terkadang disebut stratum
germinativum. Filamen keratin membentuk berkas yang tampak secara
mikroskopis, disebut tonofibril yang berkonvergensi dan berakhir pada
sejurnlah desmosom yang mengubungkan sel bersamasama secara kuat
untuk menghindari gesekan Sitoplasma ditarik ke dalam juluran sel
pendek di sekitar tonofibril pada kedua sisi di setiap desmosom (dan
juluran tersebut memanjang jika sel mengerut sedikit ketika mengalami
proses histologis), yang menimbulkan tampilan spina atau duri kecil di
permukaan sel. Epidermis di area yang rentan mengalami gesekan dan
tekanan secara kontinu (seperti telapak kaki) memiliki stratum
spinosum yang lebih tebal dengan lebih banyak tonofibril dan
desmosome.
5
c. Lapisan granulosum
Lapisan granular (stratum granulosum) terdiri atas 3-5 lapis sel
poligonal gepeng yang mengalami diferensiasi terminal. Sitoplasmanya
berisikan massa basofilik intens yang disebut granul keratohialin.
Gambaran khas lainnya yang hanya terlihat dengan mikroskop elektron
(TEM) pada sel-sel lapisan granular adalah granul lamela berselubung-
membran, suatu struktur lonjong (0,1-0,3µm) yang mengandung banyak
lamel yang dibentuk oleh berbagai lipid. Di tempat ini, materi yang
kaya-lipid membentuk lembaran-lembaran yang melapisi sel, yang kini
lebih kecil daripada kantong pipih yang terisi dengan keratin dan
protein terkait. Lapisan selubung lipid merupakan komponen utama
sawar epidermis terhadap kehilangan air dari kulit. Pembentukan sawar
tersebut yang terlihat pertama kali pada reptile, merupakan salah satu
peristiwa evolusi penting yang memungkinkan hewan berkembang biak
di darat. Bersama-sama, keratinisasi dan produksi lapisan yang kaya-
lipid juga memiliki efek pelindung yang penting di kulit, yang
membentuk sawar terhadap penetrasi sebagian besar benda asing.
d. Lapisan lusidum
Stratum lusidum hanya dijumpai pada kulit tebal, dan terdiri atas
lapisan tipis translusen sel eosinofilik yang sangat pipih. Organel dan inti
telah menghilang dan sitoplasma hampir sepenuhnya terdiri atas filamen
keratin padat yang berhimpitan dalam matriks padat elektron. Desmosom
masih tampak di antara sel-sel yang bersebelahan.
e. Lapisan korneum
6
GAMBAR 2.1 (EPIDERMIS)
7
2. Dermis
Dibawah epidermis terdapat lapisan dermis dimana merupakan jaringan
iregular yang menghubungkan serat-serat kolagen dan terdiri dari lapisan
elastis yang terbentuk dari glycosaminoglycans, glicoprotein dan cairan.
Dermis juga mengandung saraf, pembuluh darah, jaringan lymphatics dan
epidermal. Manfaat dari dermis yakni mempertahankan keelastisan kulit
dengan mengatur jaringan kolagen dan lapisan elastisnya. Dermis tersusun
dari 2 lapisan yakni lapisan papilari (membuat mekanisme anchorage,
mendukung metabolisme dan mempertahankan kerusakan pada epidermis,
juga menjaga sistem saraf dan pembuluh darah), dan lapisan retikular
(menentukan bentuk dari kulit) (Standring, et al. 2016).
Batas dermis (kulit jangat) yang pasti sukar ditentukan karena menyatu
dengan lapisan subkutis (hipodermis). Ketebalannya antara 0,5 – 3 mm. Kulit
jangat bersifat ulet dan elastis yang berguna untuk melindungi bagian yang
lebih dalam, Unsur utama sel dermis adalah fibroblas dan makrofag, juga
terdapat sel lemak yang berkelompok.
Dermis atau cutan (cutaneus), yaitu lapisan kulit di bawah epidermis.
Penyusun utama dari dermis adalah kolagen. Membentuk bagian terbesar kulit
dengan memberikan kekuatan dan struktur pada kulit, memiliki ketebalan
yang bervariasi bergantung pada daerah tubuh dan mencapai maksimum 4 mm
di daerah punggung. Dermis terdiri atas dua lapisan dengan batas yang tidak
nyata, yaitu stratum papilare dan stratum reticular.
a. Stratum papilare
Bagian utama dari papila dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar.
Pada stratum ini didapati fibroblast, sel mast, makrofag, dan leukosit
yang keluar dari pembuluh (ekstravasasi). Lapisan papila dermis
berada langsung di bawah epidermis tersusun terutama dari sel-sel
fibroblas yang dapat menghasilkan salah satu bentuk kolagen, yaitu
suatu komponen dari jaringan ikat.
b. Stratum retikulare
Stratum retikulare lebih tebal dari stratum papilare dan tersusun
atas jaringan ikat padat tak teratur. Terdiri atas serabut-serabut
penunjang (kolagen, elastin, retikulin), matiks (cairan kental asam
8
hialuronat dan kondroitin sulfat serta fibroblas). Serta terdiri dari sel
fibroblast yang memproduksi kolagen dan retikularis yang terdapat
banyak pembuluh darah , limfe, akar rambut, kelenjar keringat dan
kelenjar sebaseus. Komponen dari lapisan ini berisi banyak
struktur yang terdiri dari :
9
2). Eccrine sweat glands atau kelenjar keringat
Walaupun stratum korneum kedap air, namun sekitar 400 mL
air dapat keluar dengan cara menguap melalui kelenjar keringat tiap
hari. Seorang yang bekerja dalamr u a n g a n m e n g e k s k r e s i k a n
200 mL keringat tambahan, dan bagi orang yang
a k t i f jumlahnya lebih banyak lagi. Selain mengeluarkan air dan
panas, keringat jugamerupakan sarana untuk mengekskresikan
garam, karbondioksida, dan dua molekulorganik hasil
pemecahan protein yaitu amoniak dan urea. Terdapat dua
jenis kelenjar keringat, yaitu kelenjar keringat apokrin dan kelenjar
keringat merokrin.
10
3). Pembuluh darah
Dilapisan dermis sangat kaya dengan pembuluh darah
yang memberi nutrisi penting untuk kulit, baik vitamin, oksigen
maupun zat-zat penting lainnya untuk metabolisme sel kulit, selain
itu pembuluh darah juga bertugas mengatur suhu tubuh melalui
mekanisme proses pelebaran atau dilatasi pembuluh darah.Aliran
darah untuk kulit berasal dari subkutan tepat di bawah
dermis. Arterimembentuk anyaman yang disebut
retecutaneum yaitu anyaman pembuluh darah di jaringan
subkutan, tepat di bawah dermis. Cabang-cabang berjalan ke
superficial danke dalam. Fungsi vaskularisasi yang ke dalam
ini adalah untuk memelihara jaringan lemak dan folikel
rambut.Cabang yang menembus stratum reticulare, memberi cabangke
folikel rambut, kelenjar keringat dan kelenjar sebasea.
11
produksinya karena penuaan sehingga kulit mengalami kehilangan
kekencangan dan elastisitas kulit.
12
3. Hipodermis
Lapisan bawah kulit (fasia superfisialis) terdiri dari jaringan
pengikat longgar. Komponennya serat longgar, elastis, dan sel lemak.
Pada lapisan adiposa terdapat susuan lapisan subkutan yang menentukan
mobilitas kulit di atasnya. Bila terdapat lobulus lemak yang merata di
hipodermis membentuk bantalan lemak yang disebut panikulus
adiposus. Pada daerah perut, lapisan ini dapat mencapai ketebalan 3 cm.
Pada kelopak mata, penis, dan scrotum lapisan subkutan tidak
mengandung lemak. Bagian superfisial hipodermis mengandung kelenjar
keringat dan folikel rambut. Dalam lapisan hipodermis terdapat anyaman
pembuluh arteri.
13
4. Skin Appendages atau /Struktur asesoris kulit
Skin Appendages/adnexa kulit merupakan struktur
tambahan kulit. Derivat kulit berasal dari epidermis, terdiri dari
kelenjar sudorifera, kelompok sebasea, rambut dan folikel rambut serta
kuku. Nama lainnya appendages kulit / adneksa kulit / struktur tambahan
kulit, dan terdiri dari :
1) Rambut
Rambut terdiri dari beberapa bagian,yaitu:
a. Batang Rambut
Rambut terdiri dari batang yang terletak diatas permukaan
kulit dan akar rambut yang terletak di dalam kulit.
b. Medula
Merupakan bagian tengah rambut, terdiri dari sel-sel yang
mengalami keratinisasi. Rambut terdiri dari medula yang
terdiri dari keratin lunak dan korteks serta kutikuka.Sel-
selnya terpisah satu sama lain, dan antara sel-sel kadang-
kadangterdapat udara / cairan. Bagian ini tak terdapat pada rambut
tipis / halus.
c. Kortex
Merupakan bagian terbesar dari rambut, terdiri dari sel-sel
berbentuk runcing,yang mengalami keratinisasi dan banyak
mengandung pigmen.
d. Kutikula
Merupakan membran tipis, terdiri dari sel-sel
pipih/gepeng yang mengalami keratinisasi, transparan. Secara
mikroskopis tersusun seperti genting, terdiri dari 1-3lapis sel-sel
yang sebagian mengalami kretinisme.
e. Folikel Rambut
Folikel rambut merupakan jaringan yang meliputi
akar rambut. Folikel rambut terdiri dari komponen dermis dan
epidermis. Pada dasarnya folikel rambut bagian dermis terlihat
menonjol, disebut papila yang terdiri dari : jaringan
ikat, pembuluh darah dan sel-sel saraf. Bagian luar papila diliputi
14
sel-sel epitel yang disebut germinal matri, dan ujung folikel
rambut tampak membesar. Sel-sel germinal
matrik ( p u n c a k p a p i l a ) berproliferasi membentuk rambut
yang dapat tumbuh terus. B a g i a n sentral Germinal Matrik
(puncak papila) membentuk bagian medula rambut dan
kortex.Bagian perifer membentuk selubung akar rambut yaitu
selubung akar dalam dan selubungakar luar. Selubung akar dalam
hanya pada bagian bawah folikel, terdiri dari 3 lapisan
yaitu lapisan kutikula merupakan lapisan dalam, dekat kutikula
dari kortek rambut terdiridari sel-sel pipih. Lapisan Husley,
merupakan lapisan tengah dan Lapisan Henle yaitu lapisan luar,
terdiri dari 1 lapis sel yang seluruhnya mengalami keratinisasi.
S e l - s e l selubung akar dalam mempunyai keratohialin yang
bersifat asidofil dan disebut granulatrichohyalin, yang dengan H.E.
tampak kemerahan.
15
2). Kuku
Kuku berpoliferasi membentuk matriks kuku, epidermis yang tepat
di bawahnya menjadi dasar kuku yang berbentuk U bila dilihat dari atas
dan diapit oleh lipatan kulityang merupakan dinding kuku. Lempeng kuku
terdiri dari sisik epidermis yang menyatuerat dan tidak mengelupas. Badan
kuku berwarna bening sehingga kelihatan kemerahankarena ada pembuluh
kapiler darah di dalam dasar kuku.Sel-sel stratum korneum meluas dari
dinding kuku ke permukaan lempeng kuku sebagai epikondrium atau
kutikula. Kuku tumbuh dari akarnya yang terletak di
bawahlapisan tipis kulit yang dinamakan kutikula. Pertumbuhan kuku
berlangsung sepanjanghidup dengan pertumbuhan rata-rata 0,1 mm/hari.
Pembaruan total kuku jaringan tanganmemerlukan waktu sekitar 170 hari,
sedangkan kaki sekitar 12 – 18 bulan. Bagian dari kuku, terdiri dari,
ujung kuku atas ujung batas, badan kuku yang merupakan
bagianyang besar. dan akar kuku (radik).
16
2.1 FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN
Pada organ sensorik kulit terdapat empat rasa, yaitu rasa raba/tekan,
dingin, panas, dan rasa sakit. Kulit mengandung berbagai ujung sensorik
termasuk ujung saraf telanjang atau tidak bermielin (selaput).
Pada pemeriksaan histologis, kulit hanya mengandung saraf telanjang
yang berfungsi sebagai mekanoreseptor yang memberikan respon terhadap
rangsangan raba. Rasa sentuhan disebabkan rangsangan pada ujung saraf pada
kulit berbeda – beda menurut ujung saraf yang dirangsang. Panas, dingin, dan
sakit ditimbulkan karena tekanan dalam rasa dari suatu benda, misalnya
mengenai otot dan tulang.
Kulit memiliki banyak fungsi, yang berguna dalam
menjaga homeostasis tubuh. Fungsi-fungsi tersebut dapat dibedakan menjadi
fungsi proteksi, absorpsi, ekskresi, persepsi, pengaturan suhu tubuh
(termoregulasi), dan pembentukan vitamin D.
1. Fungsi proteksi
Kulit menyediakan proteksi terhadap tubuh dalam berbagai cara
yaitu sebagai berikut:
a. Keratin melindungi kulit dari mikroba, abrasi (gesekan), panas,
dan zat kimia.Keratin merupakan struktur yang keras, kaku, dan
tersusun rapi dan erat seperti batu bata di permukaan kulit.
b. Lipid yang dilepaskan mencegah evaporasi air dari permukaan
kulit dan dehidrasi. selain itu juga mencegah masuknya air dari
lingkungan luar tubuh melalui kulit.
c. Sebum yang berminyak dari kelenjar sebasea mencegah kulit dan
rambut dari kekeringan serta mengandung zat bakterisid yang
berfungsi membunuh bakteri di permukaan kulit. Adanya sebum
ini, bersamaan dengan ekskresi keringat, akan menghasilkan
mantel asam dengan kadar pH 5-6.5 yang mampu
menghambat pertumbuhan mikroba.
d. Pigmen melanin melindungi dari efek dari sinar UV yang
berbahaya. Pada stratum basal, sel-sel melanosit melepaskan
pigmen melanin ke sel-sel di sekitarnya. Pigmen ini bertugas
17
melindungi materi genetik dari sinar matahari, sehingga materi
genetik dapat tersimpan dengan baik. Apabila terjadi gangguan
pada proteksi oleh melanin,maka dapat timbul keganasan.
e. Selain itu ada sel-sel yang berperan sebagai sel imun yang
protektif. Yang pertama adalah sel Langerhans, yang
merepresentasikan antigen terhadap mikroba. Kemudian ada sel
fagosit yang bertugas memfagositosis mikroba yang masuk
melewati keratindan sel Langerhans.
2. Fungsi absorpsi
Kulit tidak bisa menyerap air, tapi bisa menyerap material larut
lipid seperti vitamin A, D, E, dan K, obat-obatan tertentu, oksigen dan
karbon dioksida. Permeabilitas kulit terhadap oksigen, karbondioksida dan
uap air memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi.
Selain itu beberapa material toksik dapat diserap sepertiaseton,dan
merkuri. Beberapa obat juga dirancang untuk larut lemak, sepertikortison,
sehingga mampu berpenetrasi ke kulit dan melepaskan
antihistamin di tempat peradangan. Kemampuan absorpsi kulit
dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme
dan jenis vehikulum. Penyerapan dapat berlangsung melalui celah
antarsel atau melalui muara saluran kelenjar; tetapi lebih banyak yang
melalui sel-sel epidermis daripada yang melalui muara kelenjar.
3. Fungsi Ekskresi
Kulit juga berfungsi dalam ekskresi dengan perantaraan dua
kelenjar eksokrinnya, yaitukelenjar sebasea dan kelenjar keringat.
4.Fungsi Persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan
subkutis. Terhadaprangsangan panas diperankan oleh badan-badan Ruffini
di dermis dan subkutis.Terhadap dingin diperankan oleh badan-badan
Krause yang terletak di dermis, badantaktil Meissner terletak di papila
dermis berperan terhadap rabaan, demikian pula badanMerkel Ranvier
yang terletak di epidermis. Sedangkan terhadap tekanan diperankanoleh
18
badan Paccini di epidermis. Saraf-saraf sensorik tersebut lebih banyak
jumlahnyadi daerah yang erotik.
7. Fungsi keratinisasi
Lapisan epidermis dewasa mempunyai 3 jenis sel utama yaitu
keratinosit, sel Langerhans, melanosit. Keratinosit dimulai dari sel basal
mengadakan pembelahan, sel basal yang lain akan berpindah ke atas dan
berubah bentuknya menjadi sel spinosum, makin ke atas sel menjadi
makin gepeng dan bergranula menjadi sel granulosum. Makin lama inti
menghilang dan keratinosit ini menjadi sel tanduk yang amorf. Proses ini
berlangsung terus menerus seumur hidup, dan sampai sekarang belum
19
sepenuhnya dimengerti. Matoltsy berpendapat mungkin keratinosit
melulai proses sintesis dan degradasi menjadi lapisan tanduk. Proses ini
berlangsung normal selama kira-kira 14-21 hari, dan memberi
perlindungan kulit terhadap infeksi secara mekanis fisiologik.
20
serta untuk proses ini perlu adanya e n z i m Tirosinase dan oksigen.
Oksidasi tirosin menjadi melanin berlangsung lebih lancar pada suhu yang
lebih tinggi atau di bawah sinar ultraviolet. Jumlah, tipe, ukuran dan
distribusi pigmen melanin ini akan menentukan variasi w a r n a kulit
berbagai golongan ras atau bangsa di dunia. Proses
pembentukan p i g m e n melanin kulit terjadi pada butir-butir melanosom
yang dihasilkan oleh sel-sel melanosit yangterdapat di antara sel-sel basal
keratinosit di dalam lapisan benih.
21
BAB III
PATOFISIOLOGI
3.1 Patofisiologi
Kulit merupakan area terluar dari tubuh,selalu kontak langsung dengan
dunia luar,baik debu,kuman maupun bakteri.Dan setiap orang mempunyai
kondisi kulit yang berbeda- beda.Berikut adalah beberapa jenis penyakit yang
bisa menyerang kulit kita.
1. Penyakit Peradangan Pada Kulit atau Dermatitis
Dermatitis adalah suatu kondisi umum yang biasanya tidak
mengancam jiwa atau menular. Tapi kondisi ini dapat membuat
seseorang merasa tidak nyaman dan percaya diri. Langkah perawatan
diri dan obat-obatan dapat membantu mengobati penyakit dermatitis.
23
pencangkokan kulit dan lain sebagainya.Gejala-gejala penyakit pada
kulit dapat menjadi parah jika tidak diobati, kadang-kadang bahkan
menyakitkan. Beberapa penyakit radang kulit dapat menyebabkan
jaringan parut dan pengrusakan. Gejala-gejala penyakit kulit pun perlu
dirawat untuk mengontrol tingkat keparahan dan perkembangannya.
Macam-macam penyakit infeksi pada kulit,yaitu :
a) Eksim(ekzema)
b) Kudis (Skabies)
Gejala : timbul gatal hebat di malam hari, terutama di sela-sela
jari tangan, di bawah ketiak, pinggang, alat kelamin, sekeliling
siku, aerole (sekeliling puting payudara), dan permukaan depan
pergelangan.Kudis mudah menular ke orang lain baik secara
langsung maupun tidak langsung (handuk, pakaian, dll).
Pencegahan : kudis lebih sering terjadi di daerah yang higienisnya
buruk, jadimemelihara kebersihan tubuh adalah wajib bila ingin
terhindar dari penyakit kulit ini.
c) Kurap
Penyebab kurap adalah jamur. Dan gejalanya adalah kulit
menjadi tebal dan timbul lingkaran-lingkaran, bersisik, lembab,
berair,dan terasa gatal. Kemudian timbul bercak keputihan.
24
Pencegahannya adalah dengan menjaga kebersihan kulit terutama
di area tengkuk, leher, dan kulit kepala.
d) Bisul (Furunkel)
Bisul disebabkan karena adanya infeksi bakteri Stafilokokus
aureus pada kulitmelalui folikel rambut, kelenjar minyak, kelenjar
keringat yang kemudian menimbulkan infeksi lokal. Faktor yang
meningkatkan risiko terkena bisul antara lain kebersihan yang
buruk, luka yang terinfeksi, pelemahan diabetes, kosmetika yang
menyumbat pori dan pemakaian bahan kimia.
e) Campak (Rubella)
Gejala dari penyakit ini adalah demam, bersin, pilek, sakit
kepala, badanterasa lesu, tidak nafsu makan, dan radang mata.
Setelah beberapa hari dari gejala tersebut timbul ruam merah yang
gatal, bertambah besar, tersebar ke beberapa bagiantubuh.
f) Kusta
Kusta adalah penyakit infeksi kronis yang di sebabkan oleh
mycobacteriumlepra yang interseluler obligat, yang pertama
menyerang saraf tepi, selanjutnya dapat menyerang kulit, mukosa
mulut, saluran nafas bagian atas, sistem endotelial, mata,otot,
tulang, dan testis
Tanda pasti kusta adalah:
1). Kulit dengan bercak putih atau kemerahan dengan mati rasa
25
jika di biarkan penyakit kulit ini dapat menjadi momok yang
menakutkan.
3. Luka Bakar
26
. Luka bakar merupakan jenis trauma yang merusak dan
merubah berbagai sistem tubuh. Luka bakar adalah luka yang
terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh dengan dengan benda-
benda yang menghasilkan panas baik kontak secara langsung
maupun tidak langsung (Anggowarsito, 2014)
27
ringannya luka dipengaruhi oleh lamanya kontak, tingginya
voltage dan cara gelombang elektrik itu sampai mengenai
tubuh (Rahayuningsih, 2012). Luka bakar listrik ini
biasanya lukanya lebih serius dari apa yang terlihat di
permukaan tubuh (Moenadjat, 2009).
28
atau kontak yang lama dengan burning agent. Nekrosis dan keganasan
organ dapat terjadi.
29
syok luka bakar. Kehilangan cairan dapat mencapai 3-5 liter per 24 jam
sebelum luka bakar ditutup.
30
4. Decubitus
31
pada kulit jika gips terlalu ketat atau jika ekstremitsnya
bengkak.
a) Tahap I
Eritema tidak pucat pada kulit utuh, lesi kulit yang diperbesar ,
kulit tidak berwarna, hangat atau keras juga dapat menjadi
indikator.
b) Tahap II
Hilangnya sebagian ketebalan kulit meliputi epidermis dan atau
dermis, ulkus superfisial dan secara klinis terlihat seperti absarsi
lecet atau lubang yang dangkal
32
c) Tahap III
Hilangnya seluruh ketebalan kulit meliputi jaringan yang rusak
atau nekrotik yang mungkin akan melebar kebawah, tapi tidak
melampaui yang dalam dengan atau tanpa merusak jaringan
sekitarnya.
d) Tahap IV
Hilangnya seluruh ketebalan kulit disertai dekstruksi ekstensif,
kerusakan jaringan atau kerusakan otot, atau struktur penyangga
seperti tendon, kapsul sendi, dll.
33
BAB IV
FARMAKOLOGI DAN TERAPI DIET
4.1 FARMAKOLOGI
Terdapat banyak lesi dan erupsi kulit yang membutuhkan terapi obat
yang ringan sampai agresif.. Erupsi kulit dapat timbul akibat infeksi virus,
jamurdan bakteri. Kebanyakan dari pengobatan erupsi kulit mencakup krim
topical, salep, pasta , dan lotion. Bab ini akan membahas beberapa obat yang
bekerja pada system integument, diantaranya adalah Acne vulgaris dan
Psoriasis, Dermatitis, Luka Bakar dan decubitus.
1. Acne vulgaris dan Psoriasis Akne vulgaris
Adalah pembentukan papula, nodul dan kista pada muka, leher,
bahu dan punggung akibat sumbatan keratin pada dasar kelenjar
minyak di dekat folikel rambut. Bertambahnya produksi androgen
yang terjadi selama pubertas meningkatkan produksi sebum, suatu
pelumas kulit. Sebum bergabung dengan keratin dan membentuk
sumbatan. Akne yang ringan memerlukan pembersihan yang lembut
dan pemakaian keratolitik. Benzoil peroksida dioleskan sebagai krim
sekali atau dua kali sehari. Agen ini melonggarkan permukaan
epidermis bagian luar yang bertanduk. Akne yang sedang berat
membutuhkan benzoil peroksida dalam konsentrasi yang lebih tinggi
(10%) dan antibiotika topical seperti Tetrasiklin, eritromisin dan
klindamisin. Psoriasis ditandai papula dan plak eritematosa yang
ditutupi sisik seperti perak yang terdapat pada kulit kepala siku,
telapak tangan, lutut dan telapak kaki. Pada psoriasis, pertumbuhan dan
pergantian epidermis adalah 5 kali lebih cepat dibandingkan
pertumbuhan kulit normal. Terapi obat antipsoriosis menggunakan
preparat seperti produk tar batubara dan artralin untuk mengendalikan
psoriasis. Sisik psoriasis dapat dilonggarkan dengan keratolitik. Obat
antikanker metroteksat untuk mengurangi cepatnya pertumbuhan sel
epidermis. Sinar ultraviolet untuk menekan mitosis dan fotokemoterapi
untuk mengendalikan proliferasi.
34
Obat Akne Vulgaris dan Psoriasis
35
OBAT DOSIS PEMAKAIAN DAN
PERTIMBANGAN
Acne Vulgaris
PREPARAT SISMETIK
TETRASIKLI Oral 250-500 mg 2 Untuk akne ringan-sedang.
N kali sehari Tidak boleh dipakai selama
kehamilan. Tidak boleh dipakai
bersama produk dari susu atau
antacid
Erytrimicin Oral 250-500 mg 2 Untuk akne sedang berat,
kali sehari sebagai pengganti tetrasiklin
Preparat Topikal
Agen keratolitik
Benzoil 2,5 -10% , 1-4 kali Untuk akne ringan-sedang
Peroksida sehari ( krim, gel, membantu keratolitik. Dapat
lotion) menyebabkan iritasi kulit.
Asam Salisilat 2-10% (krim, gel, Untuk akne ringan-sedang ,
shamphoo) membantu diskuamasi
Resorsino 1-10% (krim, gel, Untuk akne ringan-sedang.
shamphoo)
Antibiotika
Tetrasiklin, Untuk akne sedang berat.
erytromicin,
klindamisin
meklosiklin
Tretinoin Krim : 0,05-1% Untuk akne ringan-sedang.
Gel : 0,025 – 0,1% Dapat dipakai bersama benzoil
Cairan : 0,05% 4 peroksida dan antibiotika
kali sehari topical. Tidak boleh dipakai
pada luka terbuka. Daerah
pemakaian harus dibersihkan
terlebih dahulu
Psoriasis
Metoksalen Oral, 10-20 mg, 2 Untuk psoriasis
jam sebelum berat.Merupakan obat anti
diberikan UV metabolit sistemik, Hindari
terapetik pemakaian selama kehamilan.
Etretinat Oral :0,5-0,75 mg/kg Untuk Psoriasis yang
BB/hari dalam dosisi membandel. Hindari pemakaian
terbagi, tidak selama kehamilan
melebihi 1,5
36
mg/kgBB/hari
Preparat Topikal
Tar Batubara Shampoo, gel, krim, Untuk psoriasis ringan-sedang.
2. Dermatitis Kontak
Disebabkan iritasi kimia atau tumbuhan, ditandai dengan ruam
kulit yang disertai rasa gatal, pembengkakan, melenting dan keluar
cairan atau bersisik pada tempat yang terkena. Tindakan
nonfarmakologi adalah menghindari kontak langsung dengan agen
penyebab. Pengobatan dapat berupa kompres basah yang
mengandung alumunium asetat, lotion dengan antihistamin. Bila
rasa gatal tidak menghilang dapat digunakan antipruritus
dypenhidramin topical. Anti pruritus tidak boleh digunakan pada
luka terbuka. Agen yang digunakan sebagai anti pruritus adalah a.
Obat sistemik seperti siproheptadin hidroklorida b. Larutan Kalium
Permanganat atau normal salin c. Salf, krim atau gel
glukokortikoid. Krim deksametazon, salep hidrokortizon ,
Triamsinolon asetoid merupakan contoh obat glukokortikod topical
untuk menyembuhkan dermatitis.
Glukokortikoid Topikal
37
Luka bakar membutuhkan perhatian segera tanpa memandang
derajat dan dalamnya jaringan. Untuk luka bakar derajat pertama
dan minor, kompres basah dingin harus dikenakan pada daerah
luka bakar untuk mengkonstriksi pembuluh darah dan mengurangi
pembengkakan serta nyeri. Untuk derajat kedua –ketiga harus
dibawa ke klinik atau rumah sakit. Daerah luka bakar dibersihkan
dengan normal salin dan antiseptic. Antibakterial spectrum luas
biasanya diberikan pada daerah yang terbakar untuk mencegah
infeksi.
38
4. Dekubitus
Penatalaksanaan dari dekubitus harus dilakukan secara cepat
sejak diagnose ditegakkan. Penatalaksanaan dapat berupa sebagai
berikut :
a. Debridement
Debridement merupakan tatalaksana utama pada luka
kronik, salah satunya adalah ulkus dekubitus. Tujuan dari
debridemen adalah control infeksi dengan cara
menghilangkan nekrotik, biofilm, dan abses. Teknik
debridemen yang dapat dilakukan pada pasien ulkus
dekubitus adalah :
1).Surgical : Tatalaksana ini dilakukan dengan
menggunakan gunting atau scalpel dibawah anastesi local
atau umum.
2). Autolitic : Debridemen natural yang menggunakan
makrofag, dan enzim proteolitik endogem seperti
kolagenase, elastase, myeloperoxidase, acid hydrolase dan
lysozymes dalam tubuh.
a). Enzymatic : Aplikasikan proteolitik dan fibrinolitik
eksogen pada permukaan luka
b).Biologic : Debridemen menggunakan larva lalat yang
steril
c). Mechanical : Menghilangkan jaringan mati dengan
balutan wet to dry, irigasi luka, ultrasonic mist,
ultrasound frekuensi rendah.
b. Terapi konservatif
Terapi konservatif adalah upaya menghilangkan atau
mengurangi tekanan pada lokasi yang rentan terjadi ulkus
dekubitus, pengawasan nutrisi, kontro infeksi, tatalaksana nyeri
dan perawatan luka
39
4.2 DIET PADA SISTEM INEGUMEN
Pada pasien dengan masalah kulit memerlukan diet yang tepat,diet ini
sangat berpengaruh pada proses penyembuhan luka atau penyakit.Diet yang
tidak tepat bisa membuat luka bertambah parah. Makanan yang memicu alergi
pada pasien juga harus dihindari.
40
Berdasarkan persen luka bakar
h). Mineral tinggi, terutama zat besi, seng, natrium, kalium, fosfor, dan
magnesium. Sebagian mineral diberikan dalam bentuk suplemen.
41
i). Cairan tinggi. Akibat luka bakar terjadi kehilangan cairan dan
elektrolit secara intensif. Pada 48 jam pertama, pemberian cairan
ditujukan untuk mengganti cairan yang hilang agar tidak terjadi shock.
42
b. 8-16 jam kemudian, jumlah energy per ml ditingkatkan
menjadi 1 kkal/ml dengan kecepatan yang sama.
c. 16-24 jam kemudian, apabila tidak kembung dan muntah,
energi ditingkatkan menjadi 1 kkal/ml dengan kecepatan 50-
75 ml/menit. Diatas 24 jam bila tidak ada keluhan kecepatan
pemberian makanan dinaikkan sampai dengan 100ml/menit.
d. Apabila ada keluhan kembung dan mua, AAGS dan
Makanan Cair Penuh diberikan dalam keadaan dingin.
Apabila muntah, pemberian makanan dihentikan selama 2
jam.
d. Penetapan Diet
1). Pemberian makanan dapat dimulai sesudah fase akut terlewati
dan aliran darah ke saluran cerna kembali normal. Makanan yang
43
diberikan harus mudah dicerna dan diserap seperti larutan hidrat
arang (maltodextrin).
44
b). Bentuk Saring
45
Diberikan dalam bentuk Makanan Lunak, yang didapat
dilihat pada tabel berikut:
46
Berat (gr) URT Berat (gt URT
Susu 200 1 gls 400 2 gls
Telur Ayam 50 1 btr 100 2 btr
Daging 50 1 ptg sdg 100 2 ptg sdg
Formula Kormesial 200 1 gls 200 1 gls
Gula 30 3 sdm 30 3 sdm
Sumber : penutun Diet, ed. Baru. Instalasi Gizi Perjan Rs. Dr. Cipto
Mangunkusumo dan Asosiasi Dietsien Indonesia, 2006.
3. Diet Dekubitus
47
a). Pertimbankan individu dirawat di rumah sakit menjadi kurang gizi dan
gizi buruk dari tidak sakit atau menjadi nil per os (tidak diberi makanan
dan cairan) untuk pengujian diagnostic
b). Gunakan alat skrining yang benar dan dapat dipercaya untuk
menentukan resiko kekurangan gizi, seperti dugaan kecil tentang gizi.
c). Periksakan semua individu yang beresiko untuk luka tekan dari
kekuranagn gizi pada seorang ahli diet terdaftar/ahli gizi.
d). Membantu individu pada waktu makan untuk meningkatkan asupan
oral.
e). Menganjurkan semua individu yang beresiko luka tekan untuk
mengkonsumsi cairan yang cukup dan diet seimbang
f). Menilai perubahan berat badan tiap waktu
g). Menilai kecukupan asupan oral, enteral dan panenteral
h). Memberikan suplemen gizi antara makanan dan dengan obat oral,
kecuali kontraindikasi
48
DAFTAR PUSTAKA
Instalasi Gizi PERJAN RS Dr. Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien Indonesia. 2006.
Penuntun Diet. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Oetoro, Samuel, Dr. 2000. Penatalaksanaan Nutrisi pada penderita Luka Bakar. http://mnu-
malang.com
Brunner & Suddarth, 2012. Keperawatan Medika Bedah.(edisi 8). Jakarta : ECG
Purwanto, Hadi, S.Kep.,Ns.,M.kes. Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta : Pusdik SDM
Kesehatan
49