Anda di halaman 1dari 49

MAKALAH SISTEM INTEGUMEN

KELOMPOK 2:

1. DIDIK BAHRUR ROKHIM (2102013348P)


2. ELSA WIDYA A. (2102013372P)
3. KIKI WAHYU PUTRA W. (2102013352P)
4. MUKHAMMAD FATONI (2102013358P)
5. NURUL UMI M. (2102013360P)
6. RIA DAMAYANTI (2102013363P)
7. WAHYU NIKEN RIANTIKA (2102013366P)
8. WAHYU SUSILOWATI (2102013367P)

PROGRAM STUDI TRANSFER S1 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
TAHUN AJARAN 2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh yang membungkus otot-otot dan
organ-organ dalam tubuh manusia dan kulit juga merupakan organ terluar yang
terdapat pada seluruh pemukaan tubuh. Oleh karena itu, kulit akan tersentuh oleh
lingkungan eksternal dan merupakan pertahanan terdepan bagi tubuh. Kulit yang
paling pertama terpengaruh oleh perubahan-perubahan lingkungan. Perubahan
pada kulit dapat terjadi karena perubahan lingkungan, gangguan sistemik, dan
gangguan dari kulit (integumen) itu sendiri (Brunner & Suddarth, 2012).

Sistem integument adalah sistem organ paling luas. Sistem ini terdiri atas
kulit dan aksesorisnya, termasuk kuku, rambut, kelenjar (keringat dan sebaseous),
dan reseptor saraf khusus (untuk stimuli perubahan internal dan eksternal). Sistem
integument terdiri dari organ terbesar dalam tubuh. Ini sistem organ yang luar
biasa melindungi struktur internal tubuh dari kerusakan, mencegah dehidrsai,
menghasilkan vitamin dan hormon. Hal ini juga membantu mempertahankan
homeostasis dalam tubuh yang membantu dalam pengaturan suhu tubuh dan
keseimbangan air. Sistem integumen adalah garis pertama pertahan tubuh
terhadap bakteri, virus dan mikroba lainnya. Hal ini juga membantu untuk
memberikan perlindungan dari radiasi ultraviolet yang berbahaya. Kulit adalah
organ sensorik, dalam hal ini memiliki reseptor untuk mendeteksi panas dan
dingin, sentuhan, tekanan dan nyeri.

Mengenai sistem yang menutupi, kulit terdiri dari lapisan jaringan epitel
(epidermis) yang didukung oleh lapisan jaringan ikat (dermis) dan lapisan
subkutan yang mendasari (hipodermis atau subkutis ). Selain kulit, ada rambut
dan kuku yang termasuk kedalam sistem integumen. Rambut adalah organ seperti
benang yang tumbuh di kulit terutama muncul di epidermis atau kulit luar ,
walaupun berasal dari folikel yang berada jauh dibawah dermis. Serta kuku
tumbuh dari sel mirip gel lembut yang mati, mengeras dan kemudian terbentuk
saat mulai tumbuh dari ujung jari. Kulit ari pada pangkal kuku berfungsi
melindungi dari kotoran. Fungsi utama kuku adalah melindungi ujung jari yang
lembut dan penuh urat syaraf, serta mempertinggi daya sentuh. Secara kimia,
kuku sama dengan rambut yang antara lain terbentuk dari keratin protein yang
kaya akan sulfur.

2
1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penyusunan makalah ini antara lain

1. Apa pengertian dari sistem integument ?


2. Bagaimana anatomi dari sitem integument pada manusia?
3. Bagaimana fisiologi dari sistem integument pada manusia?
4. Apa sajakah gangguan- gangguan sistem integument pada manusia?

1.3 Tujuan penulisan

Tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain

1. Mampu menjelaskan pengertian dari sistem integument.


2. Mampu menjelaskan anatomi dari sisitem integument pada manusia
3. Mampu menjelaskan fisiologi dari sistem integuman pada manusia.
4. Mampu menyebutkan gangguan – gangguan sistem integument pada manusia

3
BAB II

ANATOMI FISIOLOGI
2.1 ANATOMI FISIOLOGI
Kulit merupakan "selimut" yang menutupi permukaan tubuh dan
memiliki fungsi utama sebagai pelindung dari berbagai macam
gangguan dan rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui
sejumlah mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk
secara terus-menerus (keratinisasi dan pelepasan sel-sel yang sudah
mati), respirasi dan pengaturan suhu tubuh, produksi sebum dan
keringat, dan pembentukan pigmen melanin untuk melindungi kulit dari
bahaya sinar ultraviolet matahari, sebagai peraba dan perasa, serta
pertahanan terhadap tekanan dan infeksi dari luar. Selain itu, kulit
merupakan suatu kelenjar holokrin yang besar
Kulit juga merupakan alat tubuh yang terberat dan terluas
ukurannya, yaitu 15 persen dari berat tubuh dan luasnya 1.50 – 1 m 2
.Rata –rata tebal kulit 1- 2 mm.Paling tebal (6 mm) terdapat di telapak
tangan dan kaki dan paling tipis (0.5 mm) terdapat di penis.

Kulit terdiri dari tiga lapisan, yaitu epidermis dermis dan


hipodermis. Epidermis, yang merupakan lapisan paling terluar, dan
aksesori-aksesorinya (rambut, kuku, kelenjar sebasea, dan kelenjar
keringat) berasal dari lapisan ectoderm embrio. Dermis berasal dari
mesoderm.

1. Epidermis
Terdapat empat jenis sel di epidermis kulit, dengan keratinosit
sebagai sel dominan. Keratinosit membalah, bertumbuh, bergerak
keatas, dan mengalami keratinisasi atau kornifikasi, dan membentuk
lapisan epidermis protektif bagi kulit . epidermis terdiri dari epitel
berlapis gepeng dengan lapisan tanduk. Terdapat jenis sel lainnya yang
lebih sedikit di epidermis. Sel – sel ini adalah melanosit, sel lngerhans,
sel markel, yang terselip diantara keratinosit di epidermis. Di kulit tebal
atau epidermis, dapat dikenali adanya lima lapisan sel yaitu :

4
a. Lapisan Basale
Lapisan basal (stratum basale) terdiri atas selapis sel kuboid atau
kolumnar basofilik yang terletak di atas membran basal pada perbatasan
epidermis-dermis. Stratum basale ditandai dengan tingginya aktivitas
mitosis dan bertanggung jawab, bersama dengan bagian awal lapisan
berikutnya atas produksi sel-sel epidermis secara berkesinambungan.
Meskipun sel punca untuk keratinosit ditemukan di lapisan basal, lokus
untuk sel tersebut juga ditemukan di tonjolan khusus selubung folikel
rambut yang bersambung dengan epidermis. Epidermis manusia
diperbarui setiap 15-30 hari, bergantung pada usia, bagian tubuh, dan
faktor lain. Semua keratinosit dalam stratum basale mengandung
filamen keratin intermediat berdiameter 10 µm yang terdiri atas keratin.
Sewaktu sel berpindah ke atas, jumlah dan tipe filamen keratin juga ber
tambah sehingga mencapai setengah jumlah protein total di lapisan
terluar.

b. Lapisan spinosum
Lapisan spinosa (stratum spinosum), yang normalnya lapisan
epidermis paling tebal, terdiri atas sel-sel kuboid atau agak gepeng
dengan inti di tengah dengan nukleolus dan sitoplasma yang aktif
menyintesis filamen keratin. Tepat di atas lapisan basal sejumlah sel
masih membelah dan zona kombinasi ini terkadang disebut stratum
germinativum. Filamen keratin membentuk berkas yang tampak secara
mikroskopis, disebut tonofibril yang berkonvergensi dan berakhir pada
sejurnlah desmosom yang mengubungkan sel bersamasama secara kuat
untuk menghindari gesekan Sitoplasma ditarik ke dalam juluran sel
pendek di sekitar tonofibril pada kedua sisi di setiap desmosom (dan
juluran tersebut memanjang jika sel mengerut sedikit ketika mengalami
proses histologis), yang menimbulkan tampilan spina atau duri kecil di
permukaan sel. Epidermis di area yang rentan mengalami gesekan dan
tekanan secara kontinu (seperti telapak kaki) memiliki stratum
spinosum yang lebih tebal dengan lebih banyak tonofibril dan
desmosome.

5
c. Lapisan granulosum
Lapisan granular (stratum granulosum) terdiri atas 3-5 lapis sel
poligonal gepeng yang mengalami diferensiasi terminal. Sitoplasmanya
berisikan massa basofilik intens yang disebut granul keratohialin.
Gambaran khas lainnya yang hanya terlihat dengan mikroskop elektron
(TEM) pada sel-sel lapisan granular adalah granul lamela berselubung-
membran, suatu struktur lonjong (0,1-0,3µm) yang mengandung banyak
lamel yang dibentuk oleh berbagai lipid. Di tempat ini, materi yang
kaya-lipid membentuk lembaran-lembaran yang melapisi sel, yang kini
lebih kecil daripada kantong pipih yang terisi dengan keratin dan
protein terkait. Lapisan selubung lipid merupakan komponen utama
sawar epidermis terhadap kehilangan air dari kulit. Pembentukan sawar
tersebut yang terlihat pertama kali pada reptile, merupakan salah satu
peristiwa evolusi penting yang memungkinkan hewan berkembang biak
di darat. Bersama-sama, keratinisasi dan produksi lapisan yang kaya-
lipid juga memiliki efek pelindung yang penting di kulit, yang
membentuk sawar terhadap penetrasi sebagian besar benda asing.

d. Lapisan lusidum
Stratum lusidum hanya dijumpai pada kulit tebal, dan terdiri atas
lapisan tipis translusen sel eosinofilik yang sangat pipih. Organel dan inti
telah menghilang dan sitoplasma hampir sepenuhnya terdiri atas filamen
keratin padat yang berhimpitan dalam matriks padat elektron. Desmosom
masih tampak di antara sel-sel yang bersebelahan.

e. Lapisan korneum

Stratum korneum terdiri atas 1520 lapis sel gepeng berkeratin


tanpa inti dengan sitoplasma yang dipenuhi keratin filamentosa
birefringen. Filamen keratin sekurang-kurangnya mengandung enam
macam polipeptida dengan massa molekul antara 40 kDa sampai 70
kDa. Komposisi tonofilamen berubah sewaktu sel epidermis
berdiferensiasi dan ketika massa tonofibril bertambah dengan protein
lain dari granula keratohyalin. Setelah mengalami keratinisasi, sel-sel
hanya terdiri atas protein amorf dan fibrillar dan membrane plasma
yang menebal dan disebut sisik atau sel bertanduk. Sel-sel tersebut
secara kontinu dilepaskan pada permukaan stratum korneum.

6
GAMBAR 2.1 (EPIDERMIS)

GAMBAR 2.2 (BAGIAN –BAGIAN EPIDERMIS)

7
2. Dermis
Dibawah epidermis terdapat lapisan dermis dimana merupakan jaringan
iregular yang menghubungkan serat-serat kolagen dan terdiri dari lapisan
elastis yang terbentuk dari glycosaminoglycans, glicoprotein dan cairan.
Dermis juga mengandung saraf, pembuluh darah, jaringan lymphatics dan
epidermal. Manfaat dari dermis yakni mempertahankan keelastisan kulit
dengan mengatur jaringan kolagen dan lapisan elastisnya. Dermis tersusun
dari 2 lapisan yakni lapisan papilari (membuat mekanisme anchorage,
mendukung metabolisme dan mempertahankan kerusakan pada epidermis,
juga menjaga sistem saraf dan pembuluh darah), dan lapisan retikular
(menentukan bentuk dari kulit) (Standring, et al. 2016).
Batas dermis (kulit jangat) yang pasti sukar ditentukan karena menyatu
dengan lapisan subkutis (hipodermis). Ketebalannya antara 0,5 – 3 mm. Kulit
jangat bersifat ulet dan elastis yang berguna untuk melindungi bagian yang
lebih dalam, Unsur utama sel dermis adalah fibroblas dan makrofag, juga
terdapat sel lemak yang berkelompok.
Dermis atau cutan (cutaneus), yaitu lapisan kulit di bawah epidermis.
Penyusun utama dari dermis adalah kolagen. Membentuk bagian terbesar kulit
dengan memberikan kekuatan dan struktur pada kulit, memiliki ketebalan
yang bervariasi bergantung pada daerah tubuh dan mencapai maksimum 4 mm
di daerah punggung. Dermis terdiri atas dua lapisan dengan batas yang tidak
nyata, yaitu stratum papilare dan stratum reticular.
a. Stratum papilare
Bagian utama dari papila dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar.
Pada stratum ini didapati fibroblast, sel mast, makrofag, dan leukosit
yang keluar dari pembuluh (ekstravasasi). Lapisan papila dermis
berada langsung di bawah epidermis tersusun terutama dari sel-sel
fibroblas yang dapat menghasilkan salah satu bentuk kolagen, yaitu
suatu komponen dari jaringan ikat.

b. Stratum retikulare
Stratum retikulare lebih tebal dari stratum papilare dan tersusun
atas jaringan ikat padat tak teratur. Terdiri atas serabut-serabut
penunjang (kolagen, elastin, retikulin), matiks (cairan kental asam

8
hialuronat dan kondroitin sulfat serta fibroblas). Serta terdiri dari sel
fibroblast yang memproduksi kolagen dan retikularis yang terdapat
banyak pembuluh darah , limfe, akar rambut, kelenjar keringat dan
kelenjar sebaseus. Komponen dari lapisan ini berisi banyak
struktur yang terdiri dari :

1). Kelenjar sebaceous / sebasea (kelenjar lemak)


Menghasilkan sebum, zat semacam lilin, asam lemak atau
trigliserida bertujuan untuk melumasi permukaan kulit dikeluarkan
melalui folikel rambut yang mengandung banyak lipid. pada orang
yang jenis kulit berminyak maka sel kelenjar sebaseanyalebih aktif
memproduksi minyak, dan bila lapisan kulitnya tertutup oleh
kotoran,debuatau kosmetik menyebabkan sumbatan kelenjar sehingga
terjadi pembengkakan. Pada gambar dibawah terlihat kelenjar sebasea
yang berwarna kuning dan disebelah  kanannya terdapat kelenjar
keringat.

Gambar 2.4 Kelenjar Sebasea

9
2). Eccrine sweat glands atau kelenjar keringat 
Walaupun stratum korneum kedap air, namun sekitar 400 mL
air dapat keluar dengan cara menguap melalui kelenjar keringat tiap
hari. Seorang yang bekerja dalamr u a n g a n m e n g e k s k r e s i k a n
200 mL keringat tambahan, dan bagi orang yang
a k t i f    jumlahnya lebih banyak lagi. Selain mengeluarkan air dan
panas, keringat jugamerupakan sarana untuk mengekskresikan
garam, karbondioksida, dan dua molekulorganik hasil
pemecahan protein yaitu amoniak dan urea. Terdapat dua
jenis kelenjar keringat, yaitu kelenjar keringat apokrin dan kelenjar
keringat merokrin.

Gambar 2.5 Kelenjar Keringat

10
3).  Pembuluh darah
Dilapisan dermis sangat kaya dengan pembuluh darah
yang memberi nutrisi penting untuk kulit, baik vitamin, oksigen
maupun zat-zat penting lainnya untuk metabolisme sel kulit, selain
itu pembuluh darah juga bertugas mengatur suhu tubuh melalui
mekanisme proses pelebaran atau dilatasi pembuluh darah.Aliran
darah untuk kulit berasal dari subkutan tepat di bawah
dermis. Arterimembentuk anyaman yang disebut
retecutaneum yaitu anyaman pembuluh darah di  jaringan
subkutan, tepat di bawah dermis. Cabang-cabang berjalan ke
superficial danke dalam. Fungsi vaskularisasi yang ke dalam
ini adalah untuk memelihara jaringan lemak dan folikel
rambut.Cabang yang menembus stratum reticulare, memberi cabangke
folikel rambut, kelenjar keringat dan kelenjar sebasea.

4). Serat elastin dan kolagen


Semua bagian pada kulit harus diikat menjadi satu, dan
pekerjaan ini dilakukan oleh sejenis protein yang ulet yang
dinamakan kolagen. Kolagen merupakan  komponen jaringan ikat
yang utama dan dapat ditemukan pada berbagai jenis jaringanserta
bagian tubuh yang harus diikat menjadi satu. Protein ini
dihasilkan oleh sel-seldalam jaringan ikat yang dinamakan
fibroblast. Kolagen diproduksi dalam bentuk  serabut yang
menyusun dirinya dengan berbagai cara untuk memenuhi berbagai
fungsiy a n g s p e s i f i k .   Pada kulit serabut kolagen tersusun dengan
pola rata yang saling menyilang.
Kolagen bekerja bersama serabut protein lainnya yang
dinamakan elastin yangm e m b e r i k a n elastisitas pada
k u l i t .   Kedua tipe serabut ini secara bersama-sama menentukan
derajat kelenturan dan tonus pada kulit. Perbedaan serat  E l a s t i n
d a n kolagen, adalah serat elastin yang membuat kulit menjadi elastin
dan lentur sementara kolagen yang memperkuat jaring-jaring
serat tersebut. Serat elastin dan kolagen itusendiri akan berkurang

11
produksinya karena penuaan sehingga kulit mengalami  kehilangan
kekencangan dan elastisitas kulit.

5). Syaraf nyeri dan reseptor sentuh


Kulit juga seperti organ lain terdapat cabang-cabang
saraf spinal dan permukaan  yang terdiri dari saraf-saraf motorik
dan saraf sensorik. Ujung saraf motorik berguna untuk
menggerakkan sel-sel otot yang terdapat pada kulit,
sedangkan saraf sensorik  berguna untuk menerima rangsangan
yang terdapat dari luar atau kulit. Pada kulit ujung- ujung ,  saraf
sensorik ini membentuk bermacam-macam
kegiatan  u n t u k   menerima rangsangan.

GAMBAR 2.6 (DERMIS)

12
3. Hipodermis
Lapisan bawah kulit (fasia superfisialis) terdiri dari jaringan
pengikat longgar. Komponennya serat longgar, elastis, dan sel lemak.
Pada lapisan adiposa terdapat susuan lapisan subkutan yang menentukan
mobilitas kulit di atasnya. Bila terdapat lobulus lemak yang merata di
hipodermis membentuk bantalan lemak yang disebut panikulus
adiposus. Pada daerah perut, lapisan ini dapat mencapai ketebalan 3 cm.
Pada kelopak mata, penis, dan scrotum lapisan subkutan tidak
mengandung lemak. Bagian superfisial hipodermis mengandung kelenjar
keringat dan folikel rambut. Dalam lapisan hipodermis terdapat anyaman
pembuluh arteri.

GAMBAR 2.7( HIPODERMIS)

13
4. Skin Appendages atau /Struktur asesoris kulit
Skin Appendages/adnexa kulit merupakan struktur
tambahan kulit. Derivat kulit berasal dari epidermis, terdiri dari
kelenjar sudorifera, kelompok sebasea, rambut dan folikel rambut serta
kuku. Nama lainnya appendages kulit / adneksa kulit / struktur tambahan
kulit, dan terdiri dari :
1) Rambut
Rambut terdiri dari beberapa bagian,yaitu:
a.  Batang Rambut
Rambut terdiri dari batang yang terletak diatas permukaan
kulit dan akar rambut yang terletak di dalam kulit.
b.  Medula
Merupakan bagian tengah rambut, terdiri dari sel-sel yang
mengalami keratinisasi. Rambut terdiri dari medula yang
terdiri dari keratin lunak dan korteks serta kutikuka.Sel-
selnya terpisah satu sama lain, dan antara sel-sel kadang-
kadangterdapat udara / cairan. Bagian ini tak terdapat pada rambut
tipis / halus. 
c. Kortex
Merupakan bagian terbesar dari rambut, terdiri dari sel-sel
berbentuk runcing,yang mengalami keratinisasi dan banyak
mengandung pigmen.
d.  Kutikula
Merupakan membran tipis, terdiri dari sel-sel
pipih/gepeng yang mengalami keratinisasi, transparan. Secara
mikroskopis tersusun seperti genting, terdiri dari 1-3lapis sel-sel
yang sebagian mengalami kretinisme.
e. Folikel Rambut
Folikel rambut merupakan jaringan yang meliputi
akar rambut. Folikel rambut terdiri dari komponen dermis dan
epidermis. Pada dasarnya folikel rambut bagian dermis terlihat
menonjol, disebut papila yang terdiri dari : jaringan
ikat, pembuluh darah dan sel-sel saraf. Bagian luar papila diliputi

14
sel-sel epitel yang disebut germinal matri, dan ujung folikel
rambut tampak membesar. Sel-sel germinal
matrik ( p u n c a k p a p i l a )   berproliferasi membentuk rambut
yang dapat tumbuh terus. B a g i a n sentral Germinal Matrik
(puncak papila) membentuk bagian medula rambut dan
kortex.Bagian perifer membentuk selubung akar rambut yaitu
selubung akar dalam dan selubungakar luar. Selubung akar dalam
hanya pada bagian bawah folikel, terdiri dari 3 lapisan
yaitu lapisan kutikula merupakan lapisan dalam, dekat kutikula
dari kortek rambut terdiridari sel-sel pipih. Lapisan Husley,
merupakan lapisan tengah dan Lapisan Henle  yaitu lapisan luar,
terdiri  dari 1 lapis sel yang seluruhnya mengalami keratinisasi.
S e l - s e l selubung akar dalam mempunyai keratohialin yang
bersifat asidofil dan disebut granulatrichohyalin, yang dengan H.E.
tampak kemerahan.

Gambar 2.8 Struktur Rambut

15
2). Kuku
Kuku berpoliferasi membentuk matriks kuku, epidermis yang tepat
di bawahnya menjadi dasar kuku yang berbentuk U bila dilihat dari atas
dan diapit oleh lipatan kulityang merupakan dinding kuku. Lempeng kuku
terdiri dari sisik epidermis yang menyatuerat dan tidak mengelupas. Badan
kuku berwarna bening sehingga kelihatan kemerahankarena ada pembuluh
kapiler darah di dalam dasar kuku.Sel-sel stratum korneum meluas dari
dinding kuku ke permukaan lempeng kuku sebagai epikondrium atau
kutikula. Kuku tumbuh dari akarnya yang terletak di
bawahlapisan tipis kulit yang dinamakan kutikula. Pertumbuhan kuku
berlangsung sepanjanghidup dengan pertumbuhan rata-rata 0,1 mm/hari.
Pembaruan total kuku jaringan tanganmemerlukan waktu sekitar 170 hari,
sedangkan kaki sekitar 12 – 18 bulan. Bagian dari kuku, terdiri dari,
ujung kuku atas ujung batas, badan kuku yang merupakan
bagianyang besar. dan akar kuku (radik).

Gambar 2.9 Anatomi Kuku

16
2.1 FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN
Pada organ sensorik kulit terdapat empat rasa, yaitu rasa raba/tekan,
dingin, panas, dan rasa sakit. Kulit mengandung berbagai ujung sensorik
termasuk ujung saraf telanjang atau tidak bermielin (selaput).
Pada pemeriksaan histologis, kulit hanya mengandung saraf telanjang
yang berfungsi sebagai mekanoreseptor yang memberikan respon terhadap
rangsangan raba. Rasa sentuhan disebabkan rangsangan pada ujung saraf pada
kulit berbeda – beda menurut ujung saraf yang dirangsang. Panas, dingin, dan
sakit ditimbulkan karena tekanan dalam rasa dari suatu benda, misalnya
mengenai otot dan tulang.
Kulit memiliki banyak fungsi, yang berguna dalam
menjaga homeostasis tubuh. Fungsi-fungsi tersebut dapat dibedakan menjadi
fungsi proteksi, absorpsi, ekskresi, persepsi, pengaturan suhu tubuh
(termoregulasi), dan pembentukan vitamin D.

1. Fungsi proteksi
Kulit menyediakan proteksi terhadap tubuh dalam berbagai cara
yaitu sebagai berikut:
a. Keratin melindungi kulit dari mikroba, abrasi (gesekan), panas,
dan zat kimia.Keratin merupakan struktur yang keras, kaku, dan
tersusun rapi dan erat seperti batu bata di permukaan kulit.
b. Lipid yang dilepaskan mencegah evaporasi air dari permukaan
kulit dan dehidrasi. selain itu juga mencegah masuknya air dari
lingkungan luar tubuh melalui kulit.
c. Sebum yang berminyak dari kelenjar sebasea mencegah kulit dan
rambut dari kekeringan serta mengandung zat bakterisid yang
berfungsi membunuh bakteri di permukaan kulit. Adanya sebum
ini, bersamaan dengan ekskresi keringat, akan menghasilkan
mantel asam dengan kadar pH 5-6.5 yang mampu
menghambat pertumbuhan mikroba.
d.  Pigmen melanin melindungi dari efek dari sinar UV yang
berbahaya. Pada stratum basal, sel-sel melanosit melepaskan
pigmen melanin ke sel-sel di sekitarnya. Pigmen ini bertugas

17
melindungi materi genetik dari sinar matahari, sehingga materi
genetik dapat tersimpan dengan baik. Apabila terjadi gangguan
pada proteksi oleh melanin,maka dapat timbul keganasan.
e. Selain itu ada sel-sel yang berperan sebagai sel imun yang
protektif. Yang pertama adalah sel Langerhans, yang
merepresentasikan antigen terhadap mikroba. Kemudian ada sel
fagosit yang bertugas memfagositosis mikroba yang masuk
melewati keratindan sel Langerhans.

2. Fungsi absorpsi
Kulit tidak bisa menyerap air, tapi bisa menyerap material larut
lipid seperti vitamin A, D, E, dan K, obat-obatan tertentu, oksigen dan
karbon dioksida. Permeabilitas kulit terhadap oksigen, karbondioksida dan
uap air memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi.
Selain itu beberapa material toksik dapat diserap sepertiaseton,dan
merkuri. Beberapa obat juga dirancang untuk larut lemak, sepertikortison,
sehingga mampu berpenetrasi ke kulit dan melepaskan
antihistamin di tempat  peradangan. Kemampuan absorpsi kulit
dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme
dan jenis vehikulum. Penyerapan dapat berlangsung melalui celah
antarsel atau melalui muara saluran kelenjar; tetapi lebih banyak yang
melalui sel-sel epidermis daripada yang melalui muara kelenjar.

3.  Fungsi Ekskresi
Kulit juga berfungsi dalam ekskresi dengan perantaraan dua
kelenjar eksokrinnya, yaitukelenjar sebasea dan kelenjar keringat.

4.Fungsi Persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan
subkutis. Terhadaprangsangan panas diperankan oleh badan-badan Ruffini
di dermis dan subkutis.Terhadap dingin diperankan oleh badan-badan
Krause yang terletak di dermis, badantaktil Meissner terletak di papila
dermis berperan terhadap rabaan, demikian pula badanMerkel Ranvier
yang terletak di epidermis. Sedangkan terhadap tekanan diperankanoleh

18
badan Paccini di epidermis. Saraf-saraf sensorik tersebut lebih banyak
jumlahnyadi daerah yang erotik.

5.  Fungsi pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)


Kulit berkontribusi terhadap pengaturan suhu tubuh
(termoregulasi) melalui dua cara:  pengeluaran keringat dan
menyesuaikan aliran darah di pembuluh kapiler. Pada saatsuhu tinggi,
tubuh akan mengeluarkan keringat dalam jumlah banyak serta
memperlebar  pembuluh darah (vasodilatasi) sehingga panas akan terbawa
keluar dari tubuh.Sebaliknya, pada saat suhu rendah, tubuh akan
mengeluarkan lebih sedikit keringat danmempersempit pembuluh
darah (vasokonstriksi) sehingga mengurangi pengeluaran  panas
oleh tubuh.

6.   Fungsi pembentukan vitamin D


Sintesis vitamin D dilakukan dengan mengaktivasi
prekursor 7 dihidroksi kolesterol dengan bantuan sinar ultraviolet.
Enzim di hati dan ginjal lalu memodifikasi prekursor dan menghasilkan
calcitriol, bentuk vitamin D yang aktif. Calcitriol adalah
hormonyang berperan dalam mengabsorpsi kalsium makanan dari
traktus gastrointestinal kedalam  pembuluh darah. Walaupun tubuh mampu
memproduksi vitamin D sendiri,namun belum memenuhi kebutuhan tubuh
secara keseluruhan sehingga pemberian vitamin D sistemik masih tetap
diperlukan. Pada manusia kulit dapat pulamengekspresikan emosi karena
adanya pembuluh darah, kelenjar keringat, dan otot-otot di bawah kulit.

7. Fungsi keratinisasi
Lapisan epidermis dewasa mempunyai 3 jenis sel utama yaitu
keratinosit, sel Langerhans, melanosit. Keratinosit dimulai dari sel basal
mengadakan pembelahan, sel basal yang lain akan berpindah ke atas dan
berubah bentuknya menjadi sel spinosum, makin ke atas sel menjadi
makin gepeng dan bergranula menjadi sel granulosum. Makin lama inti
menghilang dan keratinosit ini menjadi sel tanduk yang amorf. Proses ini
berlangsung terus menerus seumur hidup, dan sampai sekarang belum

19
sepenuhnya dimengerti. Matoltsy berpendapat mungkin keratinosit
melulai proses sintesis dan degradasi menjadi lapisan tanduk. Proses ini
berlangsung normal selama kira-kira 14-21 hari, dan memberi
perlindungan kulit terhadap infeksi secara mekanis fisiologik.

8. Fungsi pembentukan pigmen


Sel pembentuk pigmen (melanosit), terletak di lapisan basal dan sel
ini berasal dari rigi saraf. Perbandingan jumlah sel basal : melanosit adalah
10 : 1. Jumlah melanosit dan jumlah serta besarnya butiran pigmen
(melanosomes) menentukan warna kulit ras maupun individu. Pada
pulasan H.E. sel ini jernih berbentuk bulat dan merupakan sel dendrit,
disebut pula sebagai clear cell. Melanosom dibentuk oleh alat Golgi
dengan bantuan enzim tirosinase, ion Cu dan O2. Pajanan terhadap Sinar
matahari mempengaruhi produksi melanosom. Pigmen disebar ke
epidermis melalui tangan-tangan dendrit sedangkan ke lapisan kulit
dibawahnya dibawa oleh sel melanofag (melanofor). Warna kulit tidak
sepenuhnya dipengaruhi oleh pigmen kulit, melainkan juga oleh tebal
tipisnya kulit, reduksi Hb, oksi Hb, dan karoten.
Warna kulit sangat beragam, dari yang berwarna putih mulus,
kuning, coklat,   kemerahan atau hitam. Setiap warna kulit mempunyai
keunikan tersendiri yang jika dirawat dengan baik dapat menampilkan
karakter yang menarik. Warna kulit terutama ditentukan oleh :
a. Oxyhemoglobin yang berwarna merah
b. Hemoglobin tereduksi yang berwarna merah kebiruan
c. Melanin yang berwarna coklat
d.  Keratohyalin yang memberikan penampakan opaque pada
kulit, serta
e. Lapisan stratum corneum yang memiliki warna putih
kekuningan atau keabu-abuan.
Dari semua bahan-bahan pembangun warna kulit, yang paling
menentukan warna kulit adalah pigmen melanin. Banyaknya pigmen
melanin di dalam kulit ditentukan oleh faktor-faktor ras, individu, dan
lingkungan. Melanin dibuat dari tirosin sejenis asam aminodan dengan
oksidasi, tirosin diubah menjadi butir-butir melanin yang berwarna coklat,

20
serta untuk proses ini perlu adanya  e n z i m  Tirosinase dan oksigen.
Oksidasi tirosin menjadi melanin berlangsung lebih lancar pada suhu yang
lebih tinggi atau di bawah sinar ultraviolet. Jumlah, tipe, ukuran dan
distribusi pigmen melanin ini akan menentukan variasi w a r n a   kulit
berbagai golongan ras atau bangsa di dunia. Proses
pembentukan  p i g m e n   melanin kulit terjadi pada butir-butir melanosom
yang dihasilkan oleh sel-sel melanosit yangterdapat di antara sel-sel basal
keratinosit di dalam lapisan benih.

21
BAB III
PATOFISIOLOGI

3.1 Patofisiologi
Kulit merupakan area terluar dari tubuh,selalu kontak langsung dengan
dunia luar,baik debu,kuman maupun bakteri.Dan setiap orang mempunyai
kondisi kulit yang berbeda- beda.Berikut adalah beberapa jenis penyakit yang
bisa menyerang kulit kita.
1. Penyakit Peradangan Pada Kulit atau Dermatitis
Dermatitis adalah suatu kondisi umum yang biasanya tidak
mengancam jiwa atau menular. Tapi kondisi ini dapat membuat
seseorang merasa tidak nyaman dan percaya diri. Langkah perawatan
diri dan obat-obatan dapat membantu mengobati penyakit dermatitis.

Pengertian dermatitis adalah istilah umum yang menggambarkan


suatu peradangan pada kulit. Ada berbagai jenis dermatitis, termasuk
dermatitis seboroik dan dermatitis atopik (eksim). Meskipun gangguan
tersebut dapat memiliki banyak penyebab dan terjadi dalam berbagai
bentuk, gambaran klinis yang ditimbulkan antara lain bengkak,
memerah dan kulit gatal.

Dermatitis adalah istilah yang luas yang mencakup berbagai


gangguan yang semua mengakibatkan ruam, merah gatal. Beberapa
jenis dermatitis hanya mempengaruhi bagian tertentu dari tubuh,
sedangkan yang lain dapat terjadi di mana saja. Beberapa jenis
dermatitis memiliki penyebab yang diketahui, sedangkan yang lainnya
tidak. Namun, penyakit dermatitis selalu berhubungan dengan kulit
yang bereaksi terhadap kekeringan berat, menggaruk, zat iritasi, atau
alergen. Biasanya, substansi yang datang dalam kontak langsung
dengan kulit, tetapi kadang-kadang substansi juga datang karena
ditelan (seperti alergi makanan). Dalam semua kasus, menggaruk terus
menerus atau menggosok akhirnya dapat menyebabkan penebalan dan
pengerasan kulit.
Dermatitis mungkin merupakan reaksi singkat untuk substansi.
Dalam kasus seperti itu dapat menghasilkan gejala-gejala, seperti gatal
dan kemerahan, hanya beberapa jam atau hanya satu atau dua hari.
Dermatitis kronis bertahan selama jangka waktu tertentu. Tangan dan
kaki sangat rentan terhadap dermatitis kronis, karena tangan sering
kontak dengan zat-zat asing dan kaki berada di bagian bawah yang
kondisinya hangat lembab sehingga penggunaan kaus kaki dan sepatu
dapat mendukung pertumbuhan jamur.

Dermatitis kronis dapat mewakili salah satu kontak, jamur, atau


penyakit kulit lainnya yang tidak cukup di diagnosis atau diobati, atau
mungkin salah satu dari beberapa kelainan kulit kronis yang tidak
diketahui asalnya. Karena dermatitis kronis menghasilkan retak dan
lecet di kulit, semua jenis dermatitis kronis dapat menyebabkan infeksi
bakteri. Terdapat berbagai jenis penyakit dermatitis, namun dermatitis
kontak dan dermatitis atopik merupakan jenis yang paling sering
ditemukan.

2. Infeksi pada Kulit

Penyakit infeksi kulit adalah penyakit yang paling umum, terjadi


pada orang-orang dari segala usia. Sebagian  besar  pengobatan  infeksi
kulit membutuhkan waktu lama untuk menunjukkan efek. Masalahnya
menjadi lebih mencemaskan jika penyakit tidak merespon terhadap
pengobatan. Tidak banyak statistik yang membuktikan bahwa
frekuensi yang tepat dari penyakit kulit,namun kesan umum sekitar 10-
20 persen pasien mencari nasehat medis jika menderita penyakit
padakulit. Matahari adalah salah satu sumber yang paling menonjol
dari kanker kulit dan trauma terkait. penyakit kulit untuk sebagian
orang terutama wanita akan menghasilkan kesengsaraan, penderitaan,
ketidakmampuan sampai kerugian ekonomi. Selain itu,mereka
menganggap cacat besar dalam masyarakat. Namun akibat kemajuan
teknologi dan perkembangan ilmu kedokteran, bekas luka kulit dapat
berhasil dilepas dengan perencanaan plastik, terapi laser,

23
pencangkokan kulit dan lain sebagainya.Gejala-gejala penyakit pada
kulit dapat menjadi parah jika tidak diobati, kadang-kadang bahkan
menyakitkan. Beberapa penyakit radang kulit dapat menyebabkan
jaringan parut dan pengrusakan. Gejala-gejala penyakit kulit pun perlu
dirawat untuk mengontrol tingkat keparahan dan perkembangannya.
Macam-macam penyakit infeksi pada kulit,yaitu :

a) Eksim(ekzema)

Ditandai dengan kulit kemerah-merahan, bersisik, pecah-pecah,


terasa gatal terutama pada malam hari, timbul gelembung kecil
yang berisi air atau nanah, bengkak, melepuh, berwarna merah,
sangat gatal dan terasa panas.

Penyebabnya karena alergi terhadap rangsangan zat kimia


tertentu, maupun kepekaan terhadap makanan tertentu seperti
udang, ikan laut, alkohol, vetsin, dll. Pencegahannya menghindari
hal-hal atau bahan-bahan yang dapat menimbulkan alergi.

b) Kudis (Skabies)
Gejala : timbul gatal hebat di malam hari, terutama di sela-sela
jari tangan, di bawah ketiak, pinggang, alat kelamin, sekeliling
siku, aerole (sekeliling puting payudara), dan permukaan depan
pergelangan.Kudis mudah menular ke orang lain baik secara
langsung maupun tidak langsung (handuk, pakaian, dll).
Pencegahan : kudis lebih sering terjadi di daerah yang higienisnya
buruk, jadimemelihara kebersihan tubuh adalah wajib bila ingin
terhindar dari penyakit kulit ini.
c) Kurap
Penyebab kurap adalah jamur. Dan gejalanya adalah kulit
menjadi tebal dan timbul lingkaran-lingkaran, bersisik, lembab,
berair,dan terasa gatal. Kemudian timbul bercak keputihan.

24
Pencegahannya adalah dengan menjaga kebersihan kulit terutama
di area tengkuk, leher, dan kulit kepala.
d) Bisul (Furunkel)
Bisul disebabkan karena adanya infeksi bakteri Stafilokokus
aureus pada kulitmelalui folikel rambut, kelenjar minyak, kelenjar
keringat yang kemudian menimbulkan infeksi lokal. Faktor yang
meningkatkan risiko terkena bisul antara lain kebersihan yang
buruk, luka yang terinfeksi, pelemahan diabetes, kosmetika yang
menyumbat pori dan pemakaian bahan kimia.
e) Campak (Rubella)
Gejala dari penyakit ini adalah demam, bersin, pilek, sakit
kepala, badanterasa lesu, tidak nafsu makan, dan radang mata.
Setelah beberapa hari dari gejala tersebut timbul ruam merah yang
gatal, bertambah besar, tersebar ke beberapa bagiantubuh.
f) Kusta
Kusta adalah penyakit infeksi kronis yang di sebabkan oleh
mycobacteriumlepra yang interseluler obligat, yang pertama
menyerang saraf tepi, selanjutnya dapat menyerang kulit, mukosa
mulut, saluran nafas bagian atas, sistem endotelial, mata,otot,
tulang, dan testis
Tanda pasti kusta adalah:

1). Kulit dengan bercak putih atau kemerahan dengan mati rasa

2). Penebalan dalam saraf tepi di sertai kelainan berupa mati


rasa dan kelemahan pada otot tangan, kaki, dan mata

3). Pada pemeriksaan kulit BTA +

Gejala lepra biasanya gejala awalnya kulit terlihat mengkerut


bahkan jika penyakit tersebut sudah akut kumannya perlahan-lahan
akan memakan kulit dan daging anda, jika anda merasa telah
terkena penyakit kulit jenis ini segeralah berobat ke dokter karena

25
jika di biarkan penyakit kulit ini dapat menjadi momok yang
menakutkan.

g) Cacar air (Frambusia)


Penyebab penyakit kulit ini disebabkan oleh sejenis virus
bakteri Trypanosoma. Penyakit ini sangat menular terutama
melalui udara, pakaian, tempat tidur dan keropeng penderita. Dari
jauh kulit yang terkena Frambusia mirip dengan buah frambus
yang berbintil-bintil ranum. Gejala dari cacar ini adalah timbul
bintil, frambus,cacar air.
h) Panu atau panau
Panu adalah salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh
jamur,penyakit panu ditandai dengan bercak yang terdapat pada
kulit disertai rasagatal pada saat berkeringat. Bercak-bercak ini bisa
berwarna putih, coklat atau merahtergantung warna kulit si
penderita.Panu paling banyak dijumpai pada remaja usia belasan.
Meskipun begitu panu juga bisa ditemukan pada penderita berumur
tua. Cara pencegahan penyakit kulit panu dapat dilakukan dengan
menjaga kebersihan kulit, dan dapat diobati dengan obat anti jamur
yang dijual di pasaran, dan dapat juga diobati dengan obat-obatan
tradisional seperti daun sirih yang dicampur dengan kapur sirih dan
dioles pada kulit yang terserang Panu.
Infeksi Jamur Kulit dapat tumbuh di permukaan kulit kita, dan
menyebabkan kerusakan tekstur kulit sehingga terlihat
buruk.Belum lagi, rasa gatal yang sering menyerang menyertai
infeksi jamur tersebut. Jika tidak segera di atasi, jamur kulit dengan
cepat menyebar ke jaringan kulit yang lebih luas.

3. Luka Bakar

Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan


jaringan yang disebabkan adanya kontak dengan sumber panas
seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi (Moenadjat,
2009).

26
. Luka bakar merupakan jenis trauma yang merusak dan
merubah berbagai sistem tubuh. Luka bakar adalah luka yang
terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh dengan dengan benda-
benda yang menghasilkan panas baik kontak secara langsung
maupun tidak langsung (Anggowarsito, 2014)

Berdasarkan penyebab, luka bakar terbagi menjadi 4,yaitu :

a. Luka Bakar Termal Luka bakar termal (panas)

Luka bakar disebabkan karena terpapar atau kontak


dengan api, cairan panas atau objek-objek panas lainnya.
Penyebab paling sering yaitu luka bakar yang disebabkan
karena terpajan dengan suhu panas seperti terbakar api
secara langsung atau terkena permukaan logam yang panas
(Moenadjat, 2009).

b. Luka Bakar Kimia Luka bakar chemical (kimia)

Luka bakar yang disebabkan oleh kontaknya jaringan


kulit dengan asam atau basa kuat. Konsentrasi zat kimia,
lamanya kontak dan banyaknya jaringan yang terpapar
menentukan luasnya injuri karena zat kimia ini. Luka bakar
kimia dapat terjadi misalnya karena kontak dengan zat– zat
pembersih yang sering dipergunakan untuk keperluan
rumah tangga dan berbagai zat kimia yang digunakan dalam
bidang industri, pertanian dan militer (Rahayuningsih,
2012).

c. Luka Bakar Elektrik Luka bakar electric (listrik)

Luka bakar disebabkan oleh panas yang digerakkan dari


energi listrik yang dihantarkan melalui tubuh. Berat

27
ringannya luka dipengaruhi oleh lamanya kontak, tingginya
voltage dan cara gelombang elektrik itu sampai mengenai
tubuh (Rahayuningsih, 2012). Luka bakar listrik ini
biasanya lukanya lebih serius dari apa yang terlihat di
permukaan tubuh (Moenadjat, 2009).

d. Luka Bakar Radiasi Luka bakar radiasi

Luka bakar yang disebabkan oleh terpapar dengan


sumber radioaktif. Tipe injuri ini seringkali berhubungan
dengan penggunaan radiasi ion pada industri 9 atau dari
sumber radiasi untuk keperluan terapeutik pada dunia
kedokteran. Terbakar oleh sinar matahari akibat terpapar
yang terlalu lama juga merupakan salah satu tipe luka bakar
radiasi (Rahayuningsih, 2012).

Derajat dan Dalamnya jaringan Luka Bakar


Derajat Kedalaman Kharakteristik
Pertama Epidermis Eritema (kemerahan), nyeri
Pertama Epidermis, Dermis bagian Melepuh, sangat nyeri
-Kedua atas
Kedua Epidermis, Dermis bagian Berbecak, melepuh, sangat
bawah nyeri sekali
Ketiga Epidermis, Dermis, ujung Kulit putih seperti mutiara,
syaraf terkena, jaringan menjadi arang, tidak nyeri
subkutan

Berikut patofisiologi luka bakar (Combustio).Luka bakar


disebabkan oleh pengalihan energi dari suatu sumber panas kepada
tubuh. Panas dapat dipindahkan lewat hantaran atau radiasi
elektromagnetik. Destruksi jaringan terjadi akibat koagulasi, denaturasi
protein atau ionisasi isi sel. Kulit dan mukosa saluran nafas atas
merupakan lokasi destruksi jaringan. Jaringan yang dalam termasuk
organ visceral dapat mengalami kerusakan karena luka bakar elektrik

28
atau kontak yang lama dengan burning agent. Nekrosis dan keganasan
organ dapat terjadi.

Kedalaman luka bakar bergantung pada suhu agen penyebab


luka bakar dan lamanya kontak dengan gen tersebut. Pajanan selama
15 menit dengan air panas dengan suhu sebesar 56.10oC
mengakibatkan cidera full thickness yang serupa. Perubahan
patofisiologik yang disebabkan oleh luka bakar yang berat selama awal
periode syok luka bakar mencakup hipoperfusi jaringan dan hipofungsi
organ yang terjadi sekunder akibat penurunan curah jantung dengan
diikuti oleh fase hiperdinamik serta hipermetabolik. Kejadian sistemik
awal 13 sesudah luka bakar yang berat adalah ketidakstabilan
hemodinamika akibat hilangnya integritas kapiler dan kemudian terjadi
perpindahan cairan, natrium serta protein dari ruang intravaskuler ke
dalam ruanga interstisial. Curah jantung akan menurun sebelum
perubahan yang signifikan pada volume darah terlihat dengan jelas.
Karena berkelanjutnya kehilangan cairan dan berkurangnya volume
vaskuler, maka curah jantung akan terus turun dan terjadi penurunan
tekanan darah. Sebagai respon, system saraf simpatik akan melepaskan
ketokelamin yang meningkatkan vasokontriksi dan frekuensi denyut
nadi. Selanjutnya vasokontriksi pembuluh darah perifer menurunkan
curah jantung.

Umumnya jumlah kebocoran cairan yang tersebar terjadi dalam


24 hingga 36 jam pertama sesudah luka bakar dan mencapai
puncaknya dalam tempo 6-8 jam. Dengan terjadinya pemulihan
integritas kapiler, syok luka bakar akan menghilang dan cairan
mengalir kembali ke dalam kompartemen vaskuler, volume darah akan
meningkat. Karena edema akan bertambah berat pada luka bakar yang
melingkar. Tekanan terhadap pembuluh darah kecil dan saraf pada
ekstremitas distal menyebabkan obstruksi aliran darah sehingga terjadi
iskemia. Komplikasi ini dinamakan sindrom kompartemen. Volume
darah yang beredar akan menurun secara dramatis pada saat terjadi

29
syok luka bakar. Kehilangan cairan dapat mencapai 3-5 liter per 24 jam
sebelum luka bakar ditutup.

Selama syok luka bakar, respon luka bakar respon kadar


natrium serum terhadap resusitasi cairan bervariasi. Biasanya
hipnatremia terjadi segera setelah terjadinya luka bakar, hiperkalemia
akan dijumpai sebagai akibat destruksi sel massif. Hipokalemia dapat
terhadi kemudian dengan berpeindahnya cairan dan tidak memadainya
asupan cairan. Selain itu juga terjadi anemia akibat kerusakan 14 sel
darah merah mengakibatkan nilai hematokrit meninggi karena
kehilangan plasma. Abnormalitas koagulasi yang mencakup
trombositopenia dan masa pembekuan serta waktu protrombin
memanjang juga ditemui pada kasus luka bakar. Kasus luka bakar
dapat dijumpai hipoksia. Pada luka bakar berat, konsumsi oksigen oleh
jaringan meningkat 2 kali lipat sebagai akibat hipermetabolisme dan
respon lokal. Fungsi renal dapat berubah sebagai akibat dari
berkurangnya volume darah. Destruksi sel-sel darah merah pada lokasi
cidera akan menghasilkan hemoglobin bebas dalam urin. Bila aliran
darah lewat tubulus renal tidak memadai, hemoglobin dan mioglobin
menyumbat tubulus renal sehingga timbul nekrosis akut tubuler dan
gagal ginjal. Kehilangan integritas kulit diperparah lagi dengan
pelepasan faktor-faktor inflamasi yang abnormal, perubahan
immunoglobulin serta komplemen serum, gangguan fungsi neutrofil,
limfositopenia. Imunosupresi membuat pasien luka bakar bereisiko
tinggi untuk mengalmai sepsis. Hilangnya kulit menyebabkan
ketidakmampuan pengaturan suhunya.

Beberapa jam pertama pasca luka bakar menyebabkan suhu


tubuh rendah, tetapi pada jam- jam berikutnya menyebabkan
hipertermi yang diakibatkan hipermetabolisme (Luz Yolanda Toro
Suarez 2015).

30
4. Decubitus

Dekubitus adalah kerusakan struktur anatomis dan fungsi kulit


normal akibat dari tekanan eksternal yang berhubungan dengan
penonjolan tulang dan tidak sembuh dengan urutan dan watu biasa
(Potter, 2006).

Berbagai factor resiko dapat menjadi presdiposisi terjadinya


luka decubitus pada klien (Potter, 2006), antara lain :

a) Gangguan input sensorik


Klien yang mengalami perubahan persepsi sensorik
terhadap nyeri dan tekanan beresiko tinggi mengalami
gangguan integritas kulit
b) Gangguan fungsi motoric
Klien yang tidak mampu mengubah posisi secara
mandiri beresiko tinggi terjadi decubitus. Klien tersebut
dapat merasakan tekanan tetapi tidak mampu mengubah
posisi mandiri untuk menghilangkan tekanan tersebut.
c) Perubahan tingkat kesadaran
Klien bingung, disorientasi, atau mengalami perubahan
tingkat kesadaran tidak mampu melindungi dirinya dari
decubitus, klien bingung atau disorientasi mungkin dapat
merasakan tekanan tetapi tidak mampu memahami
bagaimana menghilangkan tekanan itu. Klien koma tidak
dapat merasakan tekanan dan tidak mampu mengubah ke
posisi yang lebih baik
d) Gips, traksi dan peralatan lain
Gips dan traksi mengurangi mobilisasi klien dan
ektremitasnya, klien yang menggunakan gips beresiko
tinggi terjadi decubitus karena adanya gaya friksi eksternal
mekanik dari permukaan gips yang bergesek pada kulit.
Gaya mekanik kedua adalah tekanan yang dikeluarkan gips

31
pada kulit jika gips terlalu ketat atau jika ekstremitsnya
bengkak.

Gangguan integritas kulit yang terjadi pada decubitus


merupakan akibat utama tekanan. Tetapi ada faktor-faktor tambahan
yang dapat meningkatkan resiko terjadinya decubitus yang lebih lanjut
pada pasien. Termasuk diantaranya gaya gesek dan friksi, kelemahan,
nutrisi yang buruk, anemia, infeksi, demam, gangguan sirkulasi perifer,
obesitas, kakeksia dan usia.

Tiga elemen yang menjadi dasar dekubitus adalah, intensitas


tekanan dan tekanan menutup kapiler, durasi dan besarnya tekanan,
dan toleransi jaringan.

Beberapa tempat yang paling sering terjadinya dekubitus


adalah sacrum, tumit, siku, maleolus lateral, trokanter besar, dan
tuberositis iskial. Dekubitus terjadi sebagi hasil hubungan antara waktu
dan tekanan. Semakin besar tekanan dan durasinya, semakin besar pula
insiden terbentuknya luka. Kulit dan jaringan subkutan dapat
mentoleransi beberapa tekanan. Tapi, pada tekanan eksternal terbesar
daripada tekanan dasar kapiler akan menurunkan atau menghilangkan
aliran darah kedalam jaringan sekitarnya. Jaringan ini menjadi hipoksia
sehingga terjasi cedera.

Salah satu cara yang paling awal untuk mengklafisikan


dekubitus adalah dengan menggunakan system nilai atau tahapan
(Potter, 2006).

a) Tahap I
Eritema tidak pucat pada kulit utuh, lesi kulit yang diperbesar ,
kulit tidak berwarna, hangat atau keras juga dapat menjadi
indikator.
b) Tahap II
Hilangnya sebagian ketebalan kulit meliputi epidermis dan atau
dermis, ulkus superfisial dan secara klinis terlihat seperti absarsi
lecet atau lubang yang dangkal

32
c) Tahap III
Hilangnya seluruh ketebalan kulit meliputi jaringan yang rusak
atau nekrotik yang mungkin akan melebar kebawah, tapi tidak
melampaui yang dalam dengan atau tanpa merusak jaringan
sekitarnya.
d) Tahap IV
Hilangnya seluruh ketebalan kulit disertai dekstruksi ekstensif,
kerusakan jaringan atau kerusakan otot, atau struktur penyangga
seperti tendon, kapsul sendi, dll.

33
BAB IV
FARMAKOLOGI DAN TERAPI DIET

4.1 FARMAKOLOGI
Terdapat banyak lesi dan erupsi kulit yang membutuhkan terapi obat
yang ringan sampai agresif.. Erupsi kulit dapat timbul akibat infeksi virus,
jamurdan bakteri. Kebanyakan dari pengobatan erupsi kulit mencakup krim
topical, salep, pasta , dan lotion. Bab ini akan membahas beberapa obat yang
bekerja pada system integument, diantaranya adalah Acne vulgaris dan
Psoriasis, Dermatitis, Luka Bakar dan decubitus.
1. Acne vulgaris dan Psoriasis Akne vulgaris
Adalah pembentukan papula, nodul dan kista pada muka, leher,
bahu dan punggung akibat sumbatan keratin pada dasar kelenjar
minyak di dekat folikel rambut. Bertambahnya produksi androgen
yang terjadi selama pubertas meningkatkan produksi sebum, suatu
pelumas kulit. Sebum bergabung dengan keratin dan membentuk
sumbatan. Akne yang ringan memerlukan pembersihan yang lembut
dan pemakaian keratolitik. Benzoil peroksida dioleskan sebagai krim
sekali atau dua kali sehari. Agen ini melonggarkan permukaan
epidermis bagian luar yang bertanduk. Akne yang sedang berat
membutuhkan benzoil peroksida dalam konsentrasi yang lebih tinggi
(10%) dan antibiotika topical seperti Tetrasiklin, eritromisin dan
klindamisin. Psoriasis ditandai papula dan plak eritematosa yang
ditutupi sisik seperti perak yang terdapat pada kulit kepala siku,
telapak tangan, lutut dan telapak kaki. Pada psoriasis, pertumbuhan dan
pergantian epidermis adalah 5 kali lebih cepat dibandingkan
pertumbuhan kulit normal. Terapi obat antipsoriosis menggunakan
preparat seperti produk tar batubara dan artralin untuk mengendalikan
psoriasis. Sisik psoriasis dapat dilonggarkan dengan keratolitik. Obat
antikanker metroteksat untuk mengurangi cepatnya pertumbuhan sel
epidermis. Sinar ultraviolet untuk menekan mitosis dan fotokemoterapi
untuk mengendalikan proliferasi.

34
Obat Akne Vulgaris dan Psoriasis

35
OBAT DOSIS PEMAKAIAN DAN
PERTIMBANGAN
Acne Vulgaris
PREPARAT SISMETIK
TETRASIKLI Oral 250-500 mg 2 Untuk akne ringan-sedang.
N kali sehari Tidak boleh dipakai selama
kehamilan. Tidak boleh dipakai
bersama produk dari susu atau
antacid
Erytrimicin Oral 250-500 mg 2 Untuk akne sedang berat,
kali sehari sebagai pengganti tetrasiklin
Preparat Topikal
Agen keratolitik
Benzoil 2,5 -10% , 1-4 kali Untuk akne ringan-sedang
Peroksida sehari ( krim, gel, membantu keratolitik. Dapat
lotion) menyebabkan iritasi kulit.
Asam Salisilat 2-10% (krim, gel, Untuk akne ringan-sedang ,
shamphoo) membantu diskuamasi
Resorsino 1-10% (krim, gel, Untuk akne ringan-sedang.
shamphoo)

Antibiotika
Tetrasiklin, Untuk akne sedang berat.
erytromicin,
klindamisin
meklosiklin
Tretinoin Krim : 0,05-1% Untuk akne ringan-sedang.
Gel : 0,025 – 0,1% Dapat dipakai bersama benzoil
Cairan : 0,05% 4 peroksida dan antibiotika
kali sehari topical. Tidak boleh dipakai
pada luka terbuka. Daerah
pemakaian harus dibersihkan
terlebih dahulu

Psoriasis
Metoksalen Oral, 10-20 mg, 2 Untuk psoriasis
jam sebelum berat.Merupakan obat anti
diberikan UV metabolit sistemik, Hindari
terapetik pemakaian selama kehamilan.
Etretinat Oral :0,5-0,75 mg/kg Untuk Psoriasis yang
BB/hari dalam dosisi membandel. Hindari pemakaian
terbagi, tidak selama kehamilan
melebihi 1,5
36
mg/kgBB/hari
Preparat Topikal
Tar Batubara Shampoo, gel, krim, Untuk psoriasis ringan-sedang.
2. Dermatitis Kontak
Disebabkan iritasi kimia atau tumbuhan, ditandai dengan ruam
kulit yang disertai rasa gatal, pembengkakan, melenting dan keluar
cairan atau bersisik pada tempat yang terkena. Tindakan
nonfarmakologi adalah menghindari kontak langsung dengan agen
penyebab. Pengobatan dapat berupa kompres basah yang
mengandung alumunium asetat, lotion dengan antihistamin. Bila
rasa gatal tidak menghilang dapat digunakan antipruritus
dypenhidramin topical. Anti pruritus tidak boleh digunakan pada
luka terbuka. Agen yang digunakan sebagai anti pruritus adalah a.
Obat sistemik seperti siproheptadin hidroklorida b. Larutan Kalium
Permanganat atau normal salin c. Salf, krim atau gel
glukokortikoid. Krim deksametazon, salep hidrokortizon ,
Triamsinolon asetoid merupakan contoh obat glukokortikod topical
untuk menyembuhkan dermatitis.

Glukokortikoid Topikal

Kekuatan Nama Obat Bentuk Obat


Kekuatan Betametason Dipropionat krim, zalf, lotion krim, zalf
Tingg 0,05% Desoksimetason 0,25% krim, zalf
Triamsinolon asetonid 0,5%
Kekuatan Betametason Bensoat 0,025% krim, zalf krim, zalf, lotion
sedang Betametason valerat 0,1 % krim, zalf krim, zalf, lotion
Hidrokortison Valerat 0,2 %
Triamsinolon asetonid 0,25%
Kekuatan Deksa metazoan 0,1 % krim salf krim, zalf
Rendah Metilprednisolon asetat
Hidrokortiso 0,25 %; 0,5%, 1
%; 2,5%

3. Luka Bakar dan Preparat Luka Bakar


Luka bakar akibat panas dapat menyebabkan lesi pada kulit.
Luka bakar dikelompokkan berdasar derajat dan dalamnya jaringan
luka bakar.

37
Luka bakar membutuhkan perhatian segera tanpa memandang
derajat dan dalamnya jaringan. Untuk luka bakar derajat pertama
dan minor, kompres basah dingin harus dikenakan pada daerah
luka bakar untuk mengkonstriksi pembuluh darah dan mengurangi
pembengkakan serta nyeri. Untuk derajat kedua –ketiga harus
dibawa ke klinik atau rumah sakit. Daerah luka bakar dibersihkan
dengan normal salin dan antiseptic. Antibakterial spectrum luas
biasanya diberikan pada daerah yang terbakar untuk mencegah
infeksi.

Antibakterial Topikal untuk Luka Bakar


Obat Kekuatan Obat Pemakaian dan Pertimbangan
Perak Krim 1% dioleskan 1- 2 Untuk mencegah dan
Sulfadiazin kali sehari pada area yang mengobati infeksi luka bakar
telah dibersihkan dengan derajat 2 dan 3 Pemakaian yang
sarung tangan steril banyak dapat menyebabkan
kristaluria
Perak Nitran Larutan 0,5 % Untuk luka bakar derajat 2 dan
3. Pembalut direndam dalam
larutan dan angkat sebelum
kering Jika dipakai berlebihan
dapat menyebabkan
ketidakseimbangan elektroli
(hipokalemia)
Mafenit Krim 8,5 % Untuk luka bakar derajat 2 dan
Asetat 3
Nitrofurazon Krim, Zalf, larutan 0,2 % % Untuk luka bakar derajat 2
e dan 3. Dapat menimbulkan
fotosensitivitas ( hindari sinar
matahari) dan dermatitis
kontak.

38
4. Dekubitus
Penatalaksanaan dari dekubitus harus dilakukan secara cepat
sejak diagnose ditegakkan. Penatalaksanaan dapat berupa sebagai
berikut :
a. Debridement
Debridement merupakan tatalaksana utama pada luka
kronik, salah satunya adalah ulkus dekubitus. Tujuan dari
debridemen adalah control infeksi dengan cara
menghilangkan nekrotik, biofilm, dan abses. Teknik
debridemen yang dapat dilakukan pada pasien ulkus
dekubitus adalah :
1).Surgical : Tatalaksana ini dilakukan dengan
menggunakan gunting atau scalpel dibawah anastesi local
atau umum.
2). Autolitic : Debridemen natural yang menggunakan
makrofag, dan enzim proteolitik endogem seperti
kolagenase, elastase, myeloperoxidase, acid hydrolase dan
lysozymes dalam tubuh.
a). Enzymatic : Aplikasikan proteolitik dan fibrinolitik
eksogen pada permukaan luka
b).Biologic : Debridemen menggunakan larva lalat yang
steril
c). Mechanical : Menghilangkan jaringan mati dengan
balutan wet to dry, irigasi luka, ultrasonic mist,
ultrasound frekuensi rendah.
b. Terapi konservatif
Terapi konservatif adalah upaya menghilangkan atau
mengurangi tekanan pada lokasi yang rentan terjadi ulkus
dekubitus, pengawasan nutrisi, kontro infeksi, tatalaksana nyeri
dan perawatan luka

39
4.2 DIET PADA SISTEM INEGUMEN
Pada pasien dengan masalah kulit memerlukan diet yang tepat,diet ini
sangat berpengaruh pada proses penyembuhan luka atau penyakit.Diet yang
tidak tepat bisa membuat luka bertambah parah. Makanan yang memicu alergi
pada pasien juga harus dihindari.

1.Diet pada pasien luka bakar

a. Tujuan diet pada pasien dengan luka bakar


Tujuan diet luka bakar adalah untuk mempercepat penyembuhan dan
mencegah terjadinya gangguan metabolic serta mempertahankan status
gizi secara optimal selama proses penyembuhan, dengan cara :
1). Mengusahakan dan mempercepat penyembuhan jaringan yang
rusak.
2). Mencegah terjadinya keseimbangan nitrogen yang negative.
3). Memperkecil terjadinya hiperglikemia dan hipergliseridemia
4). Mencegah terjadinya gejala-gejala kekurangan zat gizi mikro.

b. Syarat dan Prinsip Diet pada Luka Bakar


1). Syarat-syarat diet luka bakar adalah :
a). Memberikan makanan dalam bentuk cair sedini mungkin
atau Nutrisi Enternal Dini (NED).
b). Kebutuhan energi dihitung dengan pertimbangan kedalaman
dan luas luka bakar yaitu :
(1). Menurut Curreri : 25 kkal/kg BB actual + 40 kkal x
% luka bakar
(2). Menurut asosiasi Dietetik Australia berdasarkan %
luka bakar

40
Berdasarkan persen luka bakar

Luka Bakar Kebutuhan Energi (kkal)


<10 1,2 x AMB
11-20 1,3 x AMB
21-30 1,5 x AMB
31-50 1,8 x AMB
>50 2,0 x AMB
Sumber : Handbook No.6 Principes of Nutritional Management of
Disoders. JADA, 1990.

c). Protein tinggi, yaitu 20-25 % dari kebutuhan energy total


d).Lemak sedang, yaitu 15-20% dari kebutuhan energy total.
Pemberian lemak yang tinggi menyebabkan penundaan respon
kekebaan sehingga pasien lebih mudah terkena infeksi.
e). Karbohidrat sedang yaitu 50-60% dari kebutuhan energy total. Bila
pasien mengalami trauma jalan napas (trauma inhalasi), karbohidrat
diberikan 45-55% dari kebutuhan energi total.
f).Vitamin diberikan diatas Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang
dianjurkan, untuk mempercepat penyembuhan. Vitamin umumnya
ditambahkan dalam bentuk suplemen. Kebutuhan beberapa jenis
vitamin adalah sebagai berikut :

 Vitamin A minimal 2 kali AKG


 Vitamin B minimal 2 kali AKG
 Vitamin C minimal 2 kali AKG
 Vitamin E 200 SI

h). Mineral tinggi, terutama zat besi, seng, natrium, kalium, fosfor, dan
magnesium. Sebagian mineral diberikan dalam bentuk suplemen.

41
i). Cairan tinggi. Akibat luka bakar terjadi kehilangan cairan dan
elektrolit secara intensif. Pada 48 jam pertama, pemberian cairan
ditujukan untuk mengganti cairan yang hilang agar tidak terjadi shock.

2). Prinsip diet pada luka bakar

Sedangkan prinsip diet untuk luka bakar antara lain :

a) Kebutuhan kalori dapat dihitung dengan menggunakan rumus


Ireton-jones, sementara kebutuhan proteinnya dapat
diperkirakan berdasarkan rasio terhadap nitrogen atau jumlah
protein yang dibutuhkan pada masing-masing keadaan.
b) Terapi imonutrisi dapat dilakukan dengan memberikan
suplemen preparat enteral yang mengandung glutamin,
arginine, dan asam lemak omega. Glutamin dan arginine
merupakan asam-asam amino esensial. Kadar glutamin dan
arginine yang memadai akan mengendalikan respon inflamasi
dan mempercepat proses penyembuhan.
c) Pemberian cairan dilakukan berdasarkan jumlah darah yang
hilang dengan ditambah jumlah urine serta feses dan insensible
waterloss.
d) Pemberia suplemen vitamin dan mineral diperlukan pada
trauma, luka bakar dan pembedahan. Vitamin C dengan takaran
500-1000 mg/hari diperlukan untuk pembetukkan kolagen bagi
proses kesembuhan luka yang optimal.

c. Jenis Diet dan Indikasi Pemberian pada Luka Bakar


1). Diet Luka Bakar I
Diet Luka Bakar I diberikan pada pasien luka bakar berupa
cairan Air Gula Garam Soda (AGGS) dan Makanan Cair Penuh
dengan pengaturan sebagai berikut:
a. 0-8 jam pertama sampai residu lambung kosong diberi
AGGS dan Makanan Cair Penuh ½ kkal/ml, dengan cara
drip (tetes) dengan kecepatan 50ml/jam.

42
b. 8-16 jam kemudian, jumlah energy per ml ditingkatkan
menjadi 1 kkal/ml dengan kecepatan yang sama.
c. 16-24 jam kemudian, apabila tidak kembung dan muntah,
energi ditingkatkan menjadi 1 kkal/ml dengan kecepatan 50-
75 ml/menit. Diatas 24 jam bila tidak ada keluhan kecepatan
pemberian makanan dinaikkan sampai dengan 100ml/menit.
d. Apabila ada keluhan kembung dan mua, AAGS dan
Makanan Cair Penuh diberikan dalam keadaan dingin.
Apabila muntah, pemberian makanan dihentikan selama 2
jam.

2. Diet Luka Bakar II


Diet Luka Bakar II merupakan perpindahan dari Diet Luka Bakar I,
yaitu diberikan segera seteah pasien mampu menerima cairan AAGS dan
Makanan Cair Penuh dengan nilai energy 1 kkal/ml, serta sirkulasi cairan
tubuh normal.
Cara pemberiannya adalah bentuk makanan disesuaikan dengan
kemampuan pasien, dapat berbentuk cair, saring, lumat, lunak, atau biasa.
Cairan AGGS, tidak terbatas. Yaitu:
 Bila diberikan dalam bentuk cair, frekuensi pemberian 8 kali
sehari. Voume setiap kali pemberian disesuaikan dengan
kemampuan pasien, maksimal 300ml.
 Bila diberikan dalam bentuk saring, frekuensi pemberian 3-4
kali sehari dan dapat dikombinasikan dengan Makanan Cair
Penuh untuk memenuhi kebutuhan gizi.
 Bila diberikan dalam bentuk lunak atau biasa, frekuensi
pemberian disesuaikan dengan kemampuan pasien sehingga
asupan zat gizi terpenuhi.

d. Penetapan Diet
1). Pemberian makanan dapat dimulai sesudah fase akut terlewati
dan aliran darah ke saluran cerna kembali normal. Makanan yang

43
diberikan harus mudah dicerna dan diserap seperti larutan hidrat
arang (maltodextrin).

2). Pilih makanan yang mudah dilumatkan, seperti :


a). ikan sebagai sumber protein hewani
b). Tahu atau tempe sebagai sumber protein nabati
c). Sayur dan buah yang mudah dilumatkan seperti : wortel,
labu siam, lobak papaya, dll.
d). Pemberian susu kedelai, kacang merah dan kacang hijau
dapat dianjurkan untuk memberikan glutamin dan arginine
yang banyak terdapat didalam produk kacang-kacangan,
khususnya kacang merah. Minyak ikan yang kaya akan vitamin
A dan asam lemak omega 3 dapat pula diberikan sementara
minyak zaitun yang merupakan sumber asam lemak omega 9
dapat pula dimakan mentah sebagai campuran susu atau
formula enteralnya.
e).Gunakan susu skim untuk menambah kandungan protein
dalam sereal, sup, dll. Jangan gunakan santan sebagai bahan
untuk menggurihkan makanan karena santan terutama yang
kental kaya akan asam lemak jenuh.
f).Minum banyak air untuk mengencerkan darah. Misalnya 1
gelas air mineral setiap 2 hingga 3 jam sekali dan minum setiap
kali terbangun untuk buang air kecil pada malam hari.
h). Untuk menghindari keletihan setelah sembuh dari trauma,
luka bakar atau pembedahan, kepada pasien dapat dianjurkan
agar makan sedikit-sedikit tetapi sering.

e. Bahan Makanan untuk Diet


1). Bahan Makan Sehari

a). Bentuk Cair


Diberikan dalam bentuk Makanan Cair Penuh, yaitu
Formula Rumah Sakit (FRS) dan Formula Komersia (FK).

44
b). Bentuk Saring

Diberikan dalam bentuk Makanan Saring yang dapat


dilihat pada table berikut ini :

Bahan Makanan Sehari (Makanan Cair)

Bahan Makanan Berat (gr) URT


Tepung Beras 90 15 sdm
Maizena 15 3 sdm
Telur Ayam 50 1 btr
Daging Sapi 100 2 ptg sdg
Tahu 100 1 bh bsr
Kacang Hijau 25 2 ½ sdm
Pepaya 300 3 ptg sdg
Margarin 10 1 sdm
Santan 100 ½ gls
Gula Pasir 60 6 sdm
Gula Merah 50 5 sdm
Susu 500 2 ½ gls
Sumber : penutun Diet, ed. Baru. Instalasi Gizi Perjan Rs. Dr. Cipto
Mangunkusumo dan Asosiasi Dietsien Indonesia, 2006.

Makanan ini ditambah Makanan Cair sebagai berikut:

 Pukul 10.00 : Makanan Cair Penuh 200ml


 Pukul 16.00 : Makanan Cair Penuh 200ml
 Pukul 21.00 : Makanan Cair Penuh 200ml
 Pukul 05.00 : Makanan Cair Penuh 200ml

c). Bentuk Lunak

45
Diberikan dalam bentuk Makanan Lunak, yang didapat
dilihat pada tabel berikut:

Bahan Makan Sehari (Makanan Lunak)

Bahan Makanan Berat (gr) URT


Beras 250 5 gls nasi tim
Daging 100 2 ptg sdg
Telur Ayam 50 1 btr
Tempe 100 4 ptg sdg
Kacang Hijau 25 2 ½ sdm
Sayuran 200 2 gls
Buah Pepaya 200 2 ptg sdg
Gula Pasir 50 5 sdm
Minyak 25 2 ½ sdm
Susu 200 1 gls
Sumber : penutun Diet, ed. Baru. Instalasi Gizi Perjan Rs. Dr. Cipto
Mangunkusumo dan Asosiasi Dietsien Indonesia, 2006.

Makanan ini ditambah Makanan Cair sebagai berikut :


 Pukul 10.00 : Makanan Cair Penuh 200ml
 Pukul 16.00 : Makanan Cair Penuh 200ml
 Pukul 21.00 : Makanan Cair Penuh 200ml
 Pukul 05.00 : Makanan Cair Penuh 200ml
4). Bentuk Biasa
Diberikan dalam bentuk Diet Energi Tinggi Protein Tinggi
(Diet ETPT), yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Bahan Makanan yang ditambahkan pada Makanan Biasa Diet (ETPT)

Bahan Makanan ETPT 1 ETPT II

46
Berat (gr) URT Berat (gt URT
Susu 200 1 gls 400 2 gls
Telur Ayam 50 1 btr 100 2 btr
Daging 50 1 ptg sdg 100 2 ptg sdg
Formula Kormesial 200 1 gls 200 1 gls
Gula 30 3 sdm 30 3 sdm
Sumber : penutun Diet, ed. Baru. Instalasi Gizi Perjan Rs. Dr. Cipto
Mangunkusumo dan Asosiasi Dietsien Indonesia, 2006.

Bila pasien tidak dapat menghabiskan porsi makanan biasa, maka


frekuensi makan dapat ditambah menjadi 4 kali makanan utama. Jadwal
makanan adalah sebagai berikut :
 Pukul 08.00 : Makan Pagi
 Pukul 10.00 : Selingan
 Pukul 13.00 : Makan Siang
 Pukul 16.00 : Selingan
 Pukul 18.00 : Makan Malam I
 Pukul 21.00 : Makan Malam II
 Pukul 05.00 : Selingan

e. Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan.


Berikut bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan:
1). Bahan makanan yang dianjurkan merupakan semua bahan
makanan sumber energi dan protein seperti susu, telur, daging,
ayam, dan keju, serta gula pasir dan sirup.
2). Bahan makanan yang tidak dianjurkan yaitu bahan makanan
hiperaergik seperti udang.

3. Diet Dekubitus

47
a). Pertimbankan individu dirawat di rumah sakit menjadi kurang gizi dan
gizi buruk dari tidak sakit atau menjadi nil per os (tidak diberi makanan
dan cairan) untuk pengujian diagnostic
b). Gunakan alat skrining yang benar dan dapat dipercaya untuk
menentukan resiko kekurangan gizi, seperti dugaan kecil tentang gizi.
c). Periksakan semua individu yang beresiko untuk luka tekan dari
kekuranagn gizi pada seorang ahli diet terdaftar/ahli gizi.
d). Membantu individu pada waktu makan untuk meningkatkan asupan
oral.
e). Menganjurkan semua individu yang beresiko luka tekan untuk
mengkonsumsi cairan yang cukup dan diet seimbang
f). Menilai perubahan berat badan tiap waktu
g). Menilai kecukupan asupan oral, enteral dan panenteral
h). Memberikan suplemen gizi antara makanan dan dengan obat oral,
kecuali kontraindikasi

Menurut sebuah studio eh Keys et al. Albumin dibawah 3,5 g/dl


diasosiasikan dengan rekurensi terjadinya ulkus didalam 1 tahun, maka
diperlukan koreksi albumin dan prealbumin yang rendah. Namun, dalam
mendeteksi adanya malnutrisi tidak hanya dilihat dari hasil albumin dan
prealbumin saja, status nutrisi lainnya juga perlu diperhatikan seperti berat
badan yang rendah atau asupan makanan yang kurang.

Kebutuhan energy dari pasien harus disesuaikan berdasarka usia, jenis


kelamin, berat badan, tinggi dan aktivitasnya. Asupan nutrisi yang baik untuk
pasien dengan luka tekan adalah tinggi kalori dan tinggi protein. Menurut The
Trans Tasman Dietetic Wound Care Guidelines, kebutuhan energy pada pasien
ulkus dekubitus dewasa adalah 30-35 kkcal/kgBB dan 1,25-1,5 gram
protein/kgBB/hari. Tambahan untuk vitamin dan mineral diberikan apabila
pasien terbukti mengalami defisiensi.

48
DAFTAR PUSTAKA

Instalasi Gizi PERJAN RS Dr. Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien Indonesia. 2006.
Penuntun Diet. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Oetoro, Samuel, Dr. 2000. Penatalaksanaan Nutrisi pada penderita Luka Bakar. http://mnu-
malang.com
Brunner & Suddarth, 2012. Keperawatan Medika Bedah.(edisi 8). Jakarta : ECG
Purwanto, Hadi, S.Kep.,Ns.,M.kes. Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta : Pusdik SDM
Kesehatan

49

Anda mungkin juga menyukai