Anda di halaman 1dari 7

Pretest stase kulit kelamin

Nama : Hirda Harfizi

NPM : 2008320029

Fakultas : FK UMSU

1. jelaskan mengenai anatomi kulit

Kulit adalah organ terbesar pada tubuh manusia Bersama dengan rambut, kuku, kelenjar
tubuh dan saraf, kulit manusia membentuk sistem integument, sebuah sistem yang membungkus
dan melindungi bagian dalam tubuh. Kulit memiliki berat sekitar 5 kg, luas 1,5 - 2 m persegi,
dan tebal 2 - 3 mm. Dari kulit, muncul berbagai aksesori yang terindera manusia; rambut kasar
dan halus, kuku, dan kelenjar. Bila diamati lebih teliti, terdapat variasi kulit sesuai dengan area
tubuh. Kulit yang tidak berambut disebut glabrosa, ditemukan pada telapak tangan dan telapak
kaki. Pada kedua lokasi tersebut, kulit memiliki relief yang jelas dipermukaanya yang disebut
dermatoglyphics. Kulit glabrosa kira-kira 10 kali lebih tebal dibandingkan di daerah lipatan
(fleksural). Secara histologik, kulit glabrosa kaya akan kelenjar keringat tetapi miskin kelenjar
sebasea.
Kulit dan adneksa menjalankan berbagai tugas dalam memelihara kesehatan manusia
secara utuh yang meliputi fungsi, yaitu:
(1) Perlindungan fisik (terhadap gaya mekanik, sinar ultraviolet, bahan kimia).
(2) Perlindungan imunologik
(3) Eksresi
(4) Pengindera
(5) Pengaturan suhu
(6) Pembentukan vitamin D
(7) kosmetis.
Fungsi-fungsi tersebut lebih mudah dipahami dengan meninjau struktur mikroskopik
kulit yang terbagi menjadi 3 lapisan: epidermis, dermis, dan subkutis. Dalam menjalankan
berbagai fungsi diatas, ketiga lapisan tersebut bertindak sebagai satu-kesatuan yang saling terkait
satu dengan yang lain.
Lapisan epidermis adalah lapisan kulit dinamis, beregenerasi, berespon terhadap
rangsangan di luar maupun dalam tubuh manusia. Tebalnya bervariasi antara 0,4 – 1,5 mm.
Epidermis merupakan lapisan paling luar kulit dan terdiri atas epitel berlapis gepeng dengan
lapisan tanduk. Epidermis hanya terdiri dari jaringan epitel, tidak mempunyai pembuluh darah
maupun limf; oleh karena itu semua nutrien dan oksigen diperoleh dari kapiler pada lapisan
dermis. Epitel berlapis gepeng pada epidermis ini tersusun oleh banyak lapis sel yang disebut
keratinosit. Epidermis terdiri atas 5 lapisan yaitu, dari dalam ke luar, stratum basal, stratum
spinosum, stratum granulosum, stratum lusidum, dan stratum korneum.
Stratum basal (lapis basal, lapis benih) Lapisan ini terletak paling dalam dan terdiri atas
satu lapis sel yang tersusun berderet-deret di atas membran basal dan melekat pada dermis di
bawahnya. Sel-selnya kuboid atau silindris. Intinya besar, jika dibanding ukuran selnya, dan
sitoplasmanya basofilik. Pada lapisan ini biasanya terlihat gambaran mitotik sel, proliferasi
selnya berfungsi untuk regenerasi epitel. Sel-sel pada lapisan ini bermigrasi ke arah permukaan
untuk memasok sel-sel pada lapisan yang lebih superfisial. Pergerakan ini dipercepat oleh adalah
luka, dan regenerasinya dalam keadaan normal cepat.
Stratum spinosum (lapis taju) Lapisan ini terdiri atas beberapa lapis sel yang besar-besar
berbentuk poligonal dengan inti lonjong. Sitoplasmanya kebiruan. Bila dilakukan pengamatan
dengan pembesaran obyektif 45x, maka pada dinding sel yang berbatasan dengan sel di
sebelahnya akan terlihat taju-taju yang seolah-olah menghubungkan sel yang satu dengan yang
lainnya. Pada taju inilah terletak desmosom yang melekatkan sel-sel satu sama lain pada lapisan
ini. Semakin ke atas bentuk sel semakin gepeng.
Stratum granulosum (lapis berbutir) Lapisan ini terdiri atas 2-4 lapis sel gepeng yang
mengandung banyak granula basofilik yang disebut granula keratohialin, yang dengan
mikroskop elektron ternyata merupakan partikel amorf tanpa membran tetapi dikelilingi ribosom.
Mikrofilamen melekat pada permukaan granula.
Stratum lusidum (lapis bening) Lapisan ini dibentuk oleh 2-3 lapisan sel gepeng yang
tembus cahaya, dan agak eosinofilik. Tak ada inti maupun organel pada sel-sel lapisan ini.
Walaupun ada sedikit desmosom, tetapi pada lapisan ini adhesi kurang sehingga pada sajian
seringkali tampak garis celah yang memisahkan stratum korneum dari lapisan lain di bawahnya.
Stratum korneum (lapis tanduk) Lapisan ini terdiri atas banyak lapisan sel-sel mati, pipih
dan tidak berinti serta sitoplasmanya digantikan oleh keratin. Selsel yang paling permukaan
merupa-kan sisik zat tanduk yang terdehidrasi yang selalu terkelupas.
Sel-sel epidermis Terdapat empat jenis sel epidermis, yaitu: keratinosit, melanosit, sel
Langerhans, dan sel Merkel.
Keratinosit merupakan sel terbanyak (85-95%), berasal dari ektoderm permukaan.
Merupakan sel epitel yang mengalami keratinisasi, menghasilkan lapisan kedap air dan perisai
pelidung tubuh. Proses keratinisasi berlangsung 2-3 minggu mulai dari proliferasi mitosis,
diferensiasi, kematian sel, dan pengelupasan (deskuamasi). Pada tahap akhir diferensiasi terjadi
proses penuaan sel diikuti penebalan membran sel, kehilangan inti organel lainnya. Keratinosit
merupakan sel induk bagi sel epitel di atasnya dan derivat kulit lain.
Melanosit meliputi 7-10% sel epidermis, merupakan sel kecil dengan cabang dendritik
panjang tipis dan berakhir pada keratinosit di stratum basal dan spinosum. Terletak di antara sel
pada stratum basal, folikel rambut dan sedikit dalam dermis. Dengan pewarnaan rutin sulit
dikenali. Dengan reagen DOPA (3,4- dihidroksi-fenilalanin), melanosit akan terlihat hitam.
Pembentukan melanin terjadi dalam melanosom, salah satu organel sel melanosit yang
mengandung asam amino tirosin dan enzim tirosinase. Melalui serentetan reaksi, tirosin akan
diubah menjadi melanin yang berfungsi sebagai tirai penahan radiasi ultraviolet yang berbahaya
Sel Langerhans merupakan sel dendritik yang bentuknya ireguler, ditemukan terutama di
antara keratinosit dalam stratum spinosum. Tidak berwarna baik dengan HE. Sel ini berperan
dalam respon imun kulit, merupakan sel pembawa-antigen yang merangsang reaksi
hipersensitivitas tipe lambat pada kulit.
Sel Merkel Jumlah sel jenis ini paling sedikit, berasal dari krista neuralis dan ditemukan
pada lapisan basal kulit tebal, folikel rambut, dan membran mukosa mulut. Merupakan sel besar
dengan cabang sitoplasma pendek. Serat saraf tak bermielin menembus membran basal, melebar
seperti cakram dan berakhir pada bagian bawah sel Merkel. Kemungkinan badan Merkel ini
merupakan mekanoreseptor atau reseptor rasa sentuh.
Dermis Dermis terdiri atas stratum papilaris dan stratum retikularis, batas antara kedua
lapisan tidak tegas, serat antaranya saling menjalin.
Stratum papilaris Lapisan ini tersusun lebih longgar, ditandai oleh adanya papila dermis
yang jumlahnya bervariasi antara 50 – 250/mm2 . Jumlahnya terbanyak dan lebih dalam pada
daerah di mana tekanan paling besar, seperti pada telapak kaki. Sebagian besar papila
mengandung pembuluh-pembuluh kapiler yang memberi nutrisi pada epitel di atasnya. Papila
lainnya mengandung badan akhir saraf sensoris yaitu badan Meissner. Tepat di bawah epidermis
serat-serat kolagen tersusun rapat.
Stratum retikularis Lapisan ini lebih tebal dan dalam. Berkas-berkas kolagen kasar dan
sejumlah kecil serat elastin membentuk jalinan yang padat ireguler. Pada bagian lebih dalam,
jalinan lebih terbuka, rongga-rongga di antaranya terisi jaringan lemak, kelenjar keringat dan
sebasea, serta folikel rambut. Serat otot polos juga ditemukan pada tempat-tempat tertentu,
seperti folikel rambut, skrotum, preputium, dan puting payudara. Pada kulit wajah dan leher,
serat otot skelet menyusupi jaringan ikat pada dermis. Otot-otot ini berperan untuk ekspresi
wajah. Lapisan retikular menyatu dengan hipodermis/fasia superfisialis di bawahnya yaitu
jaringan ikat longgar yang banyak mengandung sel lemak.
Sel-sel dermis Jumlah sel dalam dermis relatif sedikit. Sel-sel dermis merupakan sel-sel
jaringan ikat seperti fibroblas, sel lemak, sedikit makrofag dan sel mast.
Hipodermis adalah lapisan subkutan di bawah retikularis dermis. Ia berupa jaringan ikat
lebih longgar dengan serat kolagen halus terorientasi terutama sejajar terhadap permukaan kulit,
dengan beberapa di antaranya menyatu dengan yang dari dermis. Pada daerah tertentu, seperti
punggung tangan, lapis ini meungkinkan gerakan kulit di atas struktur di bawahnya. Di daerah
lain, serat-serat yang masuk ke dermis lebih banyak dan kulit relatif sukar digerakkan. Sel-sel
lemak lebih banyak daripada dalam dermis. Jumlahnya tergantung jenis kelamin dan keadaan
gizinya. Lemak subkutan cenderung mengumpul di daerah tertentu. Tidak ada atau sedikit lemak
ditemukan dalam jaringan subkutan kelopak mata atau penis, namun di abdomen, paha, dan
bokong, dapat mencapai ketebalan 3 cm atau lebih. Lapisan lemak ini disebut pannikulus
adiposus.
2. jelaskan fungsi-fungsi kulit
Kulit mempunyai berbagai fungsi yaitu sebagai berikut :

(1) Pelindung atau proteksi Epidermis terutama lapisan tanduk berguna untuk menutupi jaringan-
jaringan tubuh di sebelah dalam dan melindungi tubuh dari pengaruh-pengaruh luar seperti luka dan
serangan kuman. Lapisan paling luar dari kulit diselubungi dengan lapisan tipis lemak, yang menjadikan
kulit tahan air. Kulit dapat menahan suhu tubuh, menahan luka-luka kecil, mencegah zat kimia dan
bakteri masuk ke dalam tubuh serta menghalau rangsang-rangsang fisik seperti sinar ultraviolet dari
matahari.

(2) Penerima rangsang Kulit sangat peka terhadap berbagai rangsang sensorik yang berhubungan
dengan sakit, suhu panas atau dingin, tekanan, rabaan, dan getaran. Kulit sebagai alat perasa dirasakan
melalui ujung-ujung saraf sensasi.

(3) Pengatur panas atau thermoregulasi Kulit mengatur suhu tubuh melalui dilatasi dan konstruksi
pembuluh kapiler serta melalui respirasi yang keduanya dipengaruhi saraf otonom. Tubuh yang sehat
memiliki suhu tetap kira-kira 98,6 derajat Farenheit atau sekitar 36,50 C. Ketika terjadi perubahan pada
suhu luar, darah dan kelenjar keringat kulit mengadakan penyesuaian seperlunya dalam fungsinya
masing-masing. Pengatur panas adalah salah satu fungsi kulit sebagai organ antara tubuh dan
lingkungan. Panas akan hilang dengan penguapan keringat.

(4) Pengeluaran (ekskresi) Kulit mengeluarkan zat-zat tertentu yaitu keringat dari kelenjar-kelenjar
keringat yang dikeluarkan melalui pori-pori keringat dengan membawa garam, yodium dan zat kimia
lainnya. Air yang dikeluarkan melalui kulit tidak saja disalurkan melalui keringat tetapi juga melalui
penguapan air transepidermis sebagai pembentukan keringat yang tidak disadari. Kulit juga memiliki
kelenjar lemak yang berfungsi untuk memproduksi sebum, menahan evaporasi air dan membuat ph kulit
5-6,5.

(5) Penyimpanan Kulit dapat menyimpan lemak di dalam kelenjar lemak.

(6) Penyerapan terbatas Kulit dapat menyerap zat-zat tertentu, terutama zat-zat yang larut dalam lemak
dapat diserap ke dalam kulit. Hormon yang terdapat pada krim muka dapat masuk melalui kulit dan
mempengaruhi lapisan kulit pada tingkatan yang sangat tipis. Penyerapan terjadi melalui muara
kandung rambut dan masuk ke dalam saluran kelenjar palit, merembes melalui dinding pembuluh darah
ke dalam peredaran darah kemudian ke berbagai organ tubuh lainnya.

(7) Penunjang penampilan (kosmetis) Fungsi yang terkait dengan kecantikan yaitu keadaan kulit yang
tampakt halus, putih dan bersih akan dapat menunjang penampilan.

(8) Pembentukan vitamin D.


3. jelaskan perbedaan ruam primer dan ruam sekunder beserta pembagiannya
Ruam primer adalah ruam kulit yang pertama kali muncul pada suatu kelainan kulit
belum terpengaruh oleh perjalanan penyakit ataupun pengobatan. Biasanya masih khas untuk
suatu kelainan kulit.
Bentuk-bentuk ruam primer
(1) makula
adalah perubahan warna kulit tanpa perubahan bentuk seperti pada tinea versikolor.
a. Hiperpigmentasi, pigmen melanin
b. biru, bayangan melanosit
c. eritema, vasodilatasi kapiler
d. pupura, ekstavasasi eritrosit
(2) papula
penonjolan padat diatas permukaan kulit, berbatas tegas, berukuran kurang dari ½ cm.
a. deposit metabolic
b. sebukan sel radang
c. hiperplasi sel epidermia
(3) plak
adalah peningian di atas permukaan kulit, permukaanya rata dan berisi zat padat
(biasanya infiltrat), diameternya 2 cm atau lebih.
(4) nodul
sama seperti papula tetapi diameternya lebih besar dari 1 cm, misalnya pada prurigo
nodularis.
a. infiltrate sampai di subkutan
b. infiltrate di dermis
(5) nodulus tumor
adalah penonjolan di atas permukaan kulit berdasarkan pertumbuhan sel maupun jaringan
tubuh.
(6) kista
Ruangan berisi cairan dan sikelilingi kapsul
(7) vesikel
adalah gelembung gelembung yang berisi cairan serosa dengan diameter kurang dari 1
cm, misalnya pada varisela dan herpes zoster.
a. subkorneal
b. intra epidermal
c. supra basal
(8) bula
adalah vesikel dengan diameter lebih besar dari 1 cm, misalnya pemfigus, luka bakar.
Jika vesikel berisi darah disebut vesikel hemoragik, jika bula berisi nanah disebut bula purulen.
(9) pustule
vesikel berisi nanah, seperti pada variola, varisela, psoriasis pustulosa.
(10) eritema
makula yang bewarna merah, seperti pada dermatitis lupus, eritematosus.
(11) abses
adalah kantong yang berisi nanah didalam jaringan.

Ruam sekunder adalah ruam kulit yang sudah berubah dari awal ruam pertama
diakibatkan adanya pengaruh oleh perjalanan penyakit ataupun pengobatan.
Bentuk-bentuk ruam kulit sekunder
(1) skuama
adalah pelepasan lapisan tanduk dari permukaan kulit.
(2) krusta
adalah onggokan cairan darah, kotoran, nanah, dan obat yang sudah mengering diatas
permukaan kulit, misalnya impetigo krustosa, dermatitis kontak.
(3) erosi
adalah kerusakan kulit sampai stratum spinosum. Kulit tampak menjadi merah dan keluar
cairan serosa, misalnya pada dermatitis kontak.
(4) ekskoriasi
adalah kerusakan kulit sampai ujung stratum papilaris sehingga kulit tampak merah
disertai bintik bintik perdarahan. Ditemukan pada dermatitis kontak dan ektima.
(5) ulkus
adalah kerusakan kulit (epidermis dan dermis) yang memiliki dasar, dinding, tepi, isi
misalnya ulkus tropikum, ulkus durum.
(6) fissure
Ulkus berbentuk garis yang rata
(7) likenifikasi
adalah penebalan kulit sehinga garis-garis lipatan/relief kulit tampak lebih jelas, seperti
prurigo, neurodermatitis.
(8) Scar/skatritriks
adalah jaringan ikat yang menggantikan epidermis dan dermis yang sudah hilang.
4. sebutkan 5 pembagian penyakit kulit yang kamu ketahui
a. Infeksi bakteri
impetigo, eritrasma, folikulitis superfisialis
b. Infeksi jamur
tine kapitis, tinea korporis, tinea kruris, kandidosis
c. infeksi virus
varisella, herpes zoster, kondiloma akuminata
d. kelainan pigmentasi
vitiligo, melisma
e. kelainan kelenjar sebasea dan ekrin
akne vulgaris, hidranitis supurativa
5. sebutkan pembagian dermatomikosis (beserta defenisinya)
Dermatomikosis merupakan penyakit jamur pada kulit yang disebabkan oleh dermatofita
dan beberapa jamur oportunistik seperti Malasezzia, Candida (kecuali C. albicans),
Trichosporon, Rhodutorula, Cryptococcus atau Aspergillus, Geotrichum, Alternaria, dan lainnya.
Berdasarkan lingkungan hidupnya, dermatomikosis terbagi menjadi tiga golongan yakni :
(1) superfisial, yang berkembang pada stratum corneum, rambut, kuku.
(2) intermediet, yang berkembang pada dermis dan/atau jaringan subkutan.
(3) profuda/deep/systemic, yang dapat menyebar melalui hematogen serta menyebabkan
infeksi oportunistik pada host dengan immunocompromised.
Mikosis superfisial juga dibagi menjadi dua, yaitu dermatofitosis dan non dermatofitosis.
Dermatofitosis merupakan infeksi jamur dermatofita (spesies microsporum, trichophyton, dan
epidermophyton) yang menyerang epidermis bagian superfisial (stratum korneum), kuku dan
rambut. Dermatofitosis terdiri dari tinea capitis, tinea barbae, tinea cruris, tinea pedis et manum,
tinea unguium dan tinea corporis. Sedangkan non dermatofitosis terdiri dari pitiriasis versikolor,
piedra hitam, piedra putih, tinea nigra palmaris, otomikosis dan kerato mikosis.

Anda mungkin juga menyukai