Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN KEBUTUHAN HIGIENE dan INTEGRITAS KULIT Struktur dan Fungsi Sistem Integumen

Disusun Oleh Gloria Seraphine Ratna Utari- 22020111130033 Bunga Anggraini-22020111130027 Fransisca Ayu-22020111130039 2011/A11.2

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIONEGORO 2011

STRUKTUR SISTEM INTEGUMEN


Seluruh tubuh manusia bagian terluar terbungkus oleh suatu sistem yang disebut sebagai sistem integumen. Sistem integumen adalah sistem organ yang paling luas. Sistem ini terdiri atas kulit dan aksesorisnya, termasuk kuku, rambut, kelenjar (keringat dan sebaseous), dan reseptor saraf khusus (untuk stimuli perubahan internal atau lingkungan eksternal). Berikut ini adalah bagian-bagian dari sistem integumen :

1. EPIDERMIS
Epidermis sering kita sebut sebagai kuit luar. Epidermis merupakan lapisan teratas pada kulit manusia dan memiliki tebal yang berbeda-beda : 400-600 m untuk kulit tebal (kulit pada telapak tangan dan kaki) dan 75150 m untuk kulit tipis (kulit selain telapak tangan dan kaki, memiliki rambut). Selain sel-sel epitel, epidermis juga tersusun atas lapisan: Melanosit, yaitu sel yang menghasilkan melanin melalui proses melanogenesis. Melanosit (sel pigmen) terdapat di bagian dasar epidermis. Melanosit menyintesis dan mengeluarkan melanin sebagai respons terhadap rangsangan hormon hipofisis anterior, hormon perangsang melanosit (melanocyte stimulating hormone, MSH). Melanosit merupakan sel-sel khusus epidermis yang terutama terlibat dalam produksi pigmen melanin yang mewarnai kulit dan rambut. Semakin banyak melanin, semakin gelap warnanya. Sebagian besar orang yang berkulit gelap dan bagian-bagian kulit yang berwarna gelap pada orang yang berkulit cerah (misal puting susu) mengandung pigmen ini dalam jumlah yang lebih banyak. Warna kulit yang normal bergantung pada ras dan bervariasi dari merah muda yang cerah hingga cokelat. Penyakit sistemik juga akan memengaruhi warna kulit . Sebagai contoh, kulit akan tampak kebiruan bila terjadi inflamasi atau demam. Melanin diyakini dapat menyerap cahaya ultraviolet dan demikian akan melindungi seseorang terhadap efek pancaran cahaya ultraviolet dalam sinar matahari yang berbahaya. Sel Langerhans, yaitu sel yang merupakan makrofag turunan sumsum tulang, yang merangsang sel Limfosit T, mengikat, mengolah, dan merepresentasikan antigen kepada sel Limfosit T. Dengan demikian, sel Langerhans berperan penting dalam imunologi kulit.Sel-sel imun yang disebut sel Langerhans terdapat di seluruh epidermis. Sel Langerhans mengenali partikel asing atau mikroorganisme yang masuk ke kulit dan membangkitkan suatu serangan imun. Sel Langerhans

mungkin bertanggungjawab mengenal dan menyingkirkan sel-sel kulit displastik dan neoplastik. Sel Langerhans secara fisik berhubungan dengan saraf-sarah simpatis , yang mengisyaratkan adanya hubungan antara sistem saraf dan kemampuan kulit melawan infeksi atau mencegah kanker kulit. Stres dapat memengaruhi fungsi sel Langerhans dengan meningkatkan rangsang simpatis. Radiasi ultraviolet dapat merusak sel Langerhans, mengurangi kemampuannya mencegah kanker. Sel Merkel, yaitu sel yang berfungsi sebagai mekanoreseptor sensoris dan berhubungan fungsi dengan sistem neuroendokrin difus. Keratinosit, yang secara bersusun dari lapisan paling luar hingga paling dalam sebagai berikut: 1. Stratum Korneum, terdiri atas 15-20 lapis sel gepeng, tanpa inti dengan sitoplasma yang dipenuhi keratin. Lapisan ini merupakan lapisan terluar dimana eleidin berubah menjadi keratin yang tersusun tidak teratur sedangkan serabut elastis dan retikulernya lebih sedikit sel-sel saling melekat erat. 2. Stratum Lucidum, tidak jelas terlihat dan bila terlihat berupa lapisan tipis yang homogen, terang jernih, inti dan batas sel tak terlihat. Stratum lucidum terdiri dari protein eleidin. 3. Stratum Granulosum, terdiri atas 2-4 lapis sel poligonal gepeng yang sitoplasmanya berisikan granul keratohialin. Pada membran sel terdapat granula lamela yang mengeluarkan materi perekat antar sel, yang bekerja sebagai penyaring selektif terhadap masuknya materi asing, serta menyediakan efek pelindung pada kulit. 4. Stratum Spinosum,tersusun dari beberapa lapis sel di atas stratum basale. Sel pada lapisan ini berbentuk polihedris dengan inti bulat/lonjong. Pada sajian mikroskop tampak mempunyai tonjolan sehingga tampak seperti duri yang disebut spina dan terlihat saling berhubungan dan di dalamnya terdapat fibril sebagai intercellular bridge.Sel-sel spinosum saling terikat dengan filamen; filamen ini memiliki fungsi untuk mempertahankan kohesivitas (kerekatan) antar sel dan melawan efek abrasi. Dengan demikian, sel-sel spinosum ini banyak terdapat di daerah yang berpotensi mengalami gesekan seperti telapak kaki. 5. Stratum Basal/Germinativum, merupakan lapisan paling bawah pada epidermis, tersusun dari selapis sel-sel pigmen basal ,

berbentuk silindris dan dalam sitoplasmanya terdapat melanin. Pada lapisan basile ini terdapat sel-sel mitosis.

2. DERMIS
Dermis atau cutan (cutaneus), yaitu lapisan kulit di bawah epidermis. Penyusun utama dari dermis adalah kolagen. Membentuk bagian terbesar kulit dengan memberikan kekuatan dan struktur pada kulit, memiliki ketebalan yang bervariasi bergantung pada daerah tubuh dan mencapai maksimum 4 mm di daerah punggung. Dermis terdiri atas dua lapisan dengan batas yang tidak nyata, yaitu stratum papilare dan stratum reticular. 1. Stratum papilare, yang merupakan bagian utama dari papila dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar. Pada stratum ini didapati fibroblast, sel mast, makrofag, dan leukosit yang keluar dari pembuluh (ekstravasasi). Lapisan papila dermis berada langsung di bawah epidermis tersusun terutama dari sel-sel fibroblas yang dapat menghasilkan salah satu bentuk kolagen, yaitu suatu komponen dari jaringan ikat. Dermis juga tersusun dari pembuluh darah dan limfe, serabut saraf , kelenjar keringat dan sebasea, serta akar rambut. Suatu bahan mirip gel, asam hialuronat, disekresikan oleh sel-sel jaringan ikat. Bahan ini mengelilingi protein dan menyebabkan kulit menjadi elastis dan memiliki turgor (tegangan). Pada seluruh dermis dijumpai pembuluh darah, saraf sensorik dan simpatis, pembuluh limfe, folikel rambut, serta kelenjar keringat dan palit. 2. Stratum retikulare, yang lebih tebal dari stratum papilare dan tersusun atas jaringan ikat padat tak teratur (terutama kolagen tipe I)

3. RAMBUT DAN KULIT


Kulit manusia mempunyai ketebalan yang bervariasi, muIai dari 0,5 mm sampai 5 mm, dengan luas permukaan sekitar 2 m dan berat sekitar 4 kg. Kulit dalam bahasa Latin dinamakan cutis dan di bagian bawahnya terdapat lapis an bemama subcutis.Jika kulit dicubit dan diangkat, kulit itu terasa longgar terhadap lapisan subcutis di bawahnya. Lapisan subcutis ini sering menjadi temp at untuk suntikan obat tertentu. Lapisan kulit sendiri terdiri dari dermis di sebelah dalam dan lapisan epidermis di sebelah luar. Dokter ahli penyakit kulit disebut dermatolog. Lapisan paling luar dibentuk oleh zat tanduk (keratin) pada lapisan cornium yang dibentuk oleh sel kulit yang sudah tua. Pada orang tertentu bagian kulit ini memberi gambaran seperti sisik tipis. Lapisan ini akan terlepas pada saat digosok waktu mandi dan lapisan di bawahnya akan mengisi lapisan yang lepas.

Lapisan paling dalam dari epidermis dinamakan lapisan basal atau stratum germinativum. Disini ditemukan sel-sel yang membelah diri dan membentuk sel kulit baru yang selanjutnya bergeser ke lapisan lebih atas sehingga suatu saat menjadi lapisan cornium. Pigmen melanin yang memberi wama pada kulit terdapat di lapisan ini. Untuk mencapai lapisan paling atas, sel-sel ini membutuhkan waktu sekitar 5-6 minggu. Dengan demikian, setiap 4-5 minggu manusia sebenamya mengalami pergantian kulit.ltu berarti juga bahwa obat jamur yang dimakan, yang akan melekat pada lapisan basal barn akan membunuh semua jamur setelah sekitar 5 minggu, sesudah lapisan itu menjadi lapisan corneum. Berikut adalah penjelasan tentang kulit berkaitan dengan struktur, derivat, dan rambut : Kulit Tebal dan Kulit Tipis Kulit tebal, distribusinya terutama pada telapak tangan, dan pada umumnya daerah ini tidak berambut. Lapisan epidermisnya sangat tebal tebal, terutama stratum korneum. Kulit tebal, apabila dilihat dengan kaca pembesar tampak lekukan dan penonjolan dengan pola khas membentuk cap jari/sidik jari yang akan menetap seumur hidup dan dapat untuk menentukan identitas seseorang. Kulit tipis, distribusinya pada lapisan tubuh yang dibungkus kulit kecuali kulit telapak. Kulit tipis pada umumnya berambut dan epidermisnya tipis. Kulit paling tipis terdapat pada kelopak mata yang ketebalannya kurang dari 0.5 mm dan kulit paling tebal terletak pada punggung dan bahu yang ketebalannya lebih dari 5 mm. Pada bagian extensor lebih tebal daripada fleksor. Kulit ini mempunyai kelompok sudorifera, folikel rambut dan kelenjar sebasea. Penonjolan dan lekukan tidak seperti pada kulit tebal. Lapisan epidermis dari kulit tipis lebih tipis dibanding kulit tebal, dengan stratum basale yang sama tebalnya dengan kulit tebal, stratum spinosum lebih tipis, lapisan granulosum tidak jelas membentuk lapisan kontinyu, terdiri dari selapis sel-sel dan granula keratohialin, stratum lusidum tidak ada dan stratum korneum relatif tipis. Lapisan dermis pada kulit tipis tidak mengikuti permukaan kulit, relatif datar dan stratum papillare yang teratur. Serabut elastis pada dermis di stratum papilare membentuk anyaman sangat halus dibawah epitel dan pada stratum retikulare kasar dan tidak teratur di antara sel kolagen di sekitar folikel rambut dan kelenjar sudorifera. Jumlah serabut elastis tidak begitu banyak tapi lebih berperan dalam menentukan elastisitas kulit. Derivat-Derivat Kulit Derivat kulit atau disebut Skin Appendages/adnexa kulit merupakan struktur tambahan kulit. Derivat kulit berasal dari epidermis, terdiri dari kelenjar sudorifera, kelompok sebasea, rambut

dan folikel rambut serta kuku. Nama lainnya appendages kulit / adneksa kulit / struktur tambahan kulit. Menurut cara pengeluaran hasil sekresinya kelenjar kulit dibagi dalam kelenjar merokrin, apokrin, holokrin. Kelenjar keringat tipe merokrin didapatkan pada hampir seluruh permukaan kulit terutama pada telapak tangan dan kaki. Kelenjar keringat tipe apokrin didapatkan pada aksila dan areola mamma dan kelenjar tipe holokrin pada ternak. a) Kelenjar Sudorifera Kelenjar sudorifera merupakan kelenjar tubulus sederhana berselubung-selubung yang terletak pada bagian dalam dermis. Kelenjar sudorifera ini terutama terdapat pada kulit tebal (telapak tangan kurang lebih 3000/mm), terdiri dari bagian sekretorikdan bagian exretorik. Bagian sekretorik merupakan bagian yang letaknya langsung dibawah dermis dalam jaringan subkutan, bentuk bergulung-gulung dan berkelok-kelok terdiri atas sel-sel kollumner selapis, susunan tak teratur. Disini inti relatif kecil, sitoplasma berisi pigmen dan vakuola, lumen lebih besar dibanding tebal dinding. Pada kelenjar kecil epitel langsung menempel pada membrana basalis, sedangkan pada kelenjar yang besar di luar epitel ada mioepitel kemudian menempel membrana basalis. Sel mioepitel berbentuk fusiform seperti sel otot berasal dari ektoderm berjalan spiral / longitudinal. Sel ini dapat berkontraksi untuk pengeluaran keringat. Bagian exkretorik berperan dalam mengalirkan keringat. Tubulus berjalan agak spiral pada dermis kemudian melalui ujung interpapillary pegs menuju ke epidermis. Dindingnya, pada dermis terdiri dari 2 lapis sel kuboid yang tercat lebih gelap, sedangkan pada epidermis terdiri dari sel-sel epidermis yang tersusun konsentris. Lumen exkretorik lebih kecil dari lumen sekretorik. Kelenjar keringat tidak di dapatkan pada dasar kuku, preputium penis dan glans penis. b) Kelenjar Sebasea (lemak) Kelenjar sebasea terdapat pada seluruh permukaan tubuh, kecuali telapak tangan dan kaki. Kelenjar sebasea ini hampir selalu berhubungan dengan folikel rambut kecuali pada papila mama, labila minora, bibir, sudut mulut dan kelenjar meiboom. Pada kulit hidung lebih banyak kelenjar sebasea dari folikel rambut. Bentuknya alveoler sederhana atau bercabang, tipe holokrin. Sel-selnya terdiri dari beberapa lapis

sel diatas membrana basalis dan diluarnya diliputi jaringan ikat halus. Sekresi dari kelenjar ini disebut sebum yang pembentukannya diawali dari proliferasi sel-sel basal, pendorongan sel-sel hasil poliferasi kearah lumen, akumulasi tetesan-tetesan lemak dalam sitoplasma, sehingga sel-sel membesar, nekrosis sel-sel yang jauh dari basal : inti piknotik atau hilang. Beberapa sel mengandung keratohialin. Kearah bagian leher kelenjar (saluran keluarnya), sel-sel kelenjar hancur, membentuk sekret sebum. Sebum terdiri dari lemak, butir-butir keratohialin, keratin dan sisa-sisa sel. Fungsi sebum untuk meminyaki rambut dan permukaan kulit. Untuk setiap lembar rambut terdapat sebuah kelenjar sebasea yang sekretnya akan melumasi rambut dan membuat rambut menjadi lunak, serta lentur. Kelenjar sebasea banyak terdapat di wajah, dada, dan punggung. Testosteron meningkatkan ukuran kelenjar sebasea dan pembentukan sebum. Kadar testosteron meningkat pada pria dan wanita selama pubertas. c) Rambut dan folikel rambut Rambut terdiri dari : - Batang : diatas permukaan kulit - Akar : bagian rambut di dalam kulit Folikel rambut : merupakan jaringan yang meliputi akar rambut Pertumbuhan rambut dimulai pada bulan ke 3 masa janin. Mula-mula epidermis mengalami invasi ke dermis. Pertumbuhan rambut pertama kali terjadi pada daerah : alis, dagu, bibir atas selanjutnya diikuti bagian lain yang akan di tutup kulit tipis. Invasi epidermis ini akan menjadi folikel rambut yang nantinya akan tumbuh menjadi rambut. Pada bulan ke 5 sampai ke 6 janin mempunyai rambut yang sangat halus yang disebut Lanugo. Sebelum lahir Lanugo rontok, kecuali pada daerah : alis, kelopak mata dan kulit kepala. Beberapa bulan setelah lahir, rambut-rambut ini rontok, diganti yang lebih kasar yang disebut vellus. Pada masa puber : tumbuh rambut di sekitas axila dan pubes. Pada pria juga tumbuh kumis, jenggot, dan lain-lain.

Rambut kasar terdapat pada : kepala, alis dan tumbuh pada masa puber, disebut sebagai Terminal Hairs. Keratin Rambut Ada 2 macam keratin rambut, yaitu : 1) Keratin Lunak : terdapat pada seluruh permukaan kulit, terutama kulit tebal, yaitu pada bagian Medula rambut. Secara Histologis : terlihat perubahan sel-sel epidermis : mula-mula sitoplasma mengandung keratohialin berubah menjadi sel-sel jernih (Str. Lusidum), dan selanjutnya sel-sel mengalami keratinisasi kemudian desquamasi. 2) Keratin keras : terdapat pada kuku, kutikula dan kortex rambut. Pembentukannya tidak melalui butir-butir keratohialin, Str. Lusidum, tetapi perubahannya terjadi perlahan-lahan dari selsel epidermis yang tetap hidup, menjadi keratin. Keratin keras bersifat keras, tidak mengalami desquamasi dan lebih banyak mengandung sullfur. Struktur 1) Struktur Rambut Rambut terdiri dari : medula yang terdiri dari keratin lunak dan kortex serta kutikula yang terdiri dari keratin keras. Medula : Merupakan bagian tengah rambut, terdiri dari selsel yang mengalami keratinisasi. Sel-selnya terpisah satu sama lain, dan antara sel-sel kadangkadang terdapat udara / cairan. Bagian ini tak terdapat pada rambut tipis / halus. Kortex : Merupakan bagian terbesar dari rambut, terdiri dari sel-sel berbentuk runcing, yang mengalami keratinisasi dan banyak mengandung pigmen. Kutikula : Merupakan membran tipis, terdiri dari sel-sel pipih/gepeng yang mengalami keratinisasi, transparan. Secara mikroskopis tersusun seperti genting, terdiri dari 1-3 lapis sel-sel yang sebagian mengalami keratinisasi. 2) Struktur Folikel Rambut Folikel rambut terdiri dari kompnen dermis dan epidermis. Pada dasarnya folikel rambut bagian dermis terlihat menonjol, disebut papila yang terdiri dari : jaringan ikat, pembuluh darah dan sel-sel saraf. Bagian luar papila diliputi sel-sel epitel yang disebut germinal matri, dan ujung folikel rambut tampak membesar.

Sel-sel germinal matrik (puncak papila) berproliferasi membentuk rambut yang dapat tumbuh terus. - Bagian sentral Germinal Matrik (puncak papila) membentuk bagian medula rambut dan kortex. - Bagian perifer membentuk selubung akar rambut : Selubung akar dalam Selubung akar luar Selubung akar dalam hanya pada bagian bawah folikel terdiri dari 3 lapisan : 1. Kutikula, merupakan lapisan dalam, dekat kutikula dari kortek rambut dan terdiri dari sel-sel pipih. 2. Lapisan Husley, merupakan lapisan tengah. 3. Lapisan Henle, yaitu lapisan luar, terdiri dari 1 lapis sel yang seluruhnya mengalami keratinisasi. Sel-sel selubung akar dalam mempunyai keratohialin yang bersifat asidofil dan disebut granula trichohyalin, yang dengan H.E. tampak kemerahan. Selubung akar luar terletak pada dasar folikel, lanjutan dari Germinal Matrix, hanya terdiri dari 1 lapis sel-sel sesuai stratum basale epidermis. Lebih ke atas, sel-sel terdiri dari beberapa lapis, sesuai lapisan epidermis. Selubung Jaringan Ikat merupakan dermis yang langsung berhubungan / menyelubungi folikel rambut. Dipisahkan dari selubung akar luar oleh membran basales. Musculus Erector Pili merupakan otot polos yang melekat pada pertengahan selubung jaringan ikat, ujung lainnya berakhir pada stratum papillare dermis, dengan arah miring ke atas. Kontraksi otot ini menyebabkan : rambut berdiri tegak, kulit melekuk, dan sekret kelenjar sebasea keluar. Inervasinya berasal dari serabut saraf simpatis. Warna rambut Warna rambut tergantung kualitas dan kuantitas pigmen korteks. Bila sedikit / kurang tampak putih. Campuran rambut putih dan berpigmen, tampak abu-abu (uban). Rambut coklat atau hitam disebabkan oleh adanya melanin. Melanosit terdapat pada matrix

folikel rambut, yang dapat mengalami mitosis. Melanosit kemudian akan terdorong ke atas. Vaskularisasi Kulit Aliran darah untuk kulit berasal dari subkutan tepat di bawah dermis. Arteri membentuk anyaman yang disebut retecutaneum yaitu anyaman pembuluh darah di jaringan subkutan, tepat di bawah dermis. Cabang-cabang berjalan ke superficial dan ke dalam. Fungsi vaskularisasi yang ke dalam ini adalah untuk memelihara jaringan lemak dan folikel rambut. Cabang yang menembus stratum reticulare, memberi cabang ke : folikel rambut, kelenjar keringat dan kelenjar sebasea. Pada perbatasan Str. Reticullare Str. Papilare membentuk anyaman ke 2 yang disebut Rete Sub Papillare berupa pembuluh darah yang lebih kecil. Arteriole-arteriole dari retesubpapillare berjalan ke arah epidermis dan berubah menjadi anyaman kapiler (capilary beds). Pembuluh kapiler ini terdapat pada tepat di bawah epidermis, sekitar matrik folikel rambut, papila folikel rambut, sekitar kelenjar keringat dan sebasea. Selain itu di bagian superfisial di stratum retikulare terdapat anyaman pembuluh darah yang disebut pleksus papilaris. Pada keadaan temperatur udara lebih rendah dari tubuh maka kapiler venulae di stratum papilare dan subpapilare menyempit sehingga temperatur tubuh tidak banyak yang hilang. Bila udara panas kelenjar keringat aktif memproduksi keringat kapiler dan venulae dilatasi penguapan keringat.

HIPODERMIS ATAU SUBKUTAN Jaringan Subkutan atau hipodermis merupakan lapisan kulit yang paling dalam. Lapisan ini terutama berupa jaringan adiposa yang memberikan bantalan antara lapisan kulit dan struktur internal seperti otot dan tulang. Banyak mengandung pembuluh darah, pembuluh limfe dan syaraf juga terdapat gulungan kelenjar keringat dan dasar dari folikel rambut. Jaringan ini memungkinkan mobilitas kulit, perubahan kontur tubuh dan penyekatan panas tubuh (Holbrook,1991). Lemak atau gajih akan bertumpuk dan tersebar menurut jenis kelamin seseorang, dan secara parsial menyebabkan perbedaan bentuk tubuh lakilaki dengan perempuan. Makan yang berlebihan akan meningkatkan penimbunan lemak di bawah kulit. Jaringan subkutan dan jumlah lemak yang tertimbun merupakan faktor penting dalam pengaturan suhu tubuh. Tidak seperti epidermis dan dermis, batas dermis dengan lapisan ini tidak jelas.

Pada bagian yang banyak bergerak jaringan hipodermis kurang, pada bagian yan melapisi otot atau tulang mengandung anyaman serabut yang kuat. Pada area tertentu yng berfungsi sebagai bantalan (payudara dan tumit) terdapat lapisan sel-sel lemak yang tipis. Distribusi lemak pada lapisan ini banyak berperan dalam pembentukan bentuk tubuh terutama pada wanita.

FUNGSI SISTEM INTEGUMEN


Kulit memiliki banyak fungsi, yang berguna dalam menjaga homeostasis tubuh. Fungsi-fungsi tersebut dapat dibedakan menjadi fungsi proteksi, absorpsi, ekskresi, persepsi, pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), dan pembentukan vitamin D. 1. Fungsi proteksi Kulit menyediakan proteksi terhadap tubuh dalam berbagai cara sebagai yaitu berikut: Keratin melindungi kulit dari mikroba, abrasi (gesekan), panas, dan zat kimia. Keratin merupakan struktur yang keras, kaku, dan tersusun rapi dan erat seperti batu bata di permukaan kulit. Lipid yang dilepaskan mencegah evaporasi air dari permukaan kulit dan dehidrasi; selain itu juga mencegah masuknya air dari lingkungan luar tubuh melalui kulit. Sebum yang berminyak dari kelenjar sebasea mencegah kulit dan rambut dari kekeringan serta mengandung zat bakterisid yang berfungsi membunuh bakteri di permukaan kulit. Adanya sebum ini, bersamaan dengan ekskresi keringat, akan menghasilkan mantel asam dengan kadar pH 5-6.5 yang mampu menghambat pertumbuhan mikroba. Pigmen melanin melindungi dari efek dari sinar UV yang berbahaya. Pada stratum basal, sel-sel melanosit melepaskan pigmen melanin ke sel-sel di sekitarnya. Pigmen ini bertugas melindungi materi genetik dari sinar matahari, sehingga materi genetik dapat tersimpan dengan baik. Apabila terjadi gangguan pada proteksi oleh melanin, maka dapat timbul keganasan. Selain itu ada sel-sel yang berperan sebagai sel imun yang protektif. Yang pertama adalah sel Langerhans, yang merepresentasikan antigen terhadap mikroba. Kemudian ada sel fagosit yang bertugas memfagositosis mikroba yang masuk melewati keratin dan sel Langerhans. 2. Fungsi absorpsi Kulit tidak bisa menyerap air, tapi bisa menyerap material larut-lipid seperti

vitamin A, D, E, dan K, obat-obatan tertentu, oksigen dan karbon dioksida. Permeabilitas kulit terhadap oksigen, karbondioksida dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi. Selain itu beberapa material toksik dapat diserap seperti aseton, CCl4, dan merkuri. Beberapa obat juga dirancang untuk larut lemak, seperti kortison, sehingga mampu berpenetrasi ke kulit dan melepaskan antihistamin di tempat peradangan. Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme dan jenis vehikulum. Penyerapan dapat berlangsung melalui celah antarsel atau melalui muara saluran kelenjar; tetapi lebih banyak yang melalui sel-sel epidermis daripada yang melalui muara kelenjar. 3. Fungsi ekskresi Kulit juga berfungsi dalam ekskresi dengan perantaraan dua kelenjar eksokrinnya, yaitu kelenjar sebasea dan kelenjar keringat: Kelenjar sebasea Kelenjar sebasea merupakan kelenjar yang melekat pada folikel rambut dan melepaskan lipid yang dikenal sebagai sebum menuju lumen. Sebum dikeluarkan ketika muskulus arektor pili berkontraksi menekan kelenjar sebasea sehingga sebum dikeluarkan ke folikel rambut lalu ke permukaan kulit. Sebum tersebut merupakan campuran dari trigliserida, kolesterol, protein, dan elektrolig. Sebum berfungsi menghambat pertumbuhan bakteri, melumasi dan memproteksi keratin. Kelenjar keringat Walaupun stratum korneum kedap air, namun sekitar 400 mL air dapat keluar dengan cara menguap melalui kelenjar keringat tiap hari. Seorang yang bekerja dalam ruangan mengekskresikan 200 mL keringat tambahan, dan bagi orang yang aktif jumlahnya lebih banyak lagi. Selain mengeluarkan air dan panas, keringat juga merupakan sarana untuk mengekskresikan garam, karbondioksida, dan dua molekul organik hasil pemecahan protein yaitu amoniak dan urea. Terdapat dua jenis kelenjar keringat, yaitu kelenjar keringat apokrin dan kelenjar keringat merokrin. Kelenjar keringat apokrin terdapat di daerah aksila, payudara dan pubis, serta aktif pada usia pubertas dan menghasilkan sekret yang kental dan bau yang khas. Kelenjar keringat apokrin bekerja ketika ada sinyal dari sistem saraf dan hormon sehingga sel-sel mioepitel yang ada di sekeliling kelenjar berkontraksi dan menekan kelenjar keringat apokrin. Akibatnya kelenjar keringat apokrin melepaskan sekretnya ke folikel rambut lalu ke permukaan luar. Kelenjar keringat merokrin (ekrin) terdapat di daerah telapak tangan dan kaki. Sekretnya mengandung air, elektrolit, nutrien organik, dan sampah metabolisme. Kadar pH-nya berkisar 4.0 6.8. Fungsi dari kelenjar keringat merokrin adalah mengatur temperatur permukaan,

mengekskresikan air dan elektrolit serta melindungi dari agen asing dengan cara mempersulit perlekatan agen asing dan menghasilkan dermicidin, sebuah peptida kecil dengan sifat antibiotik. 4. Fungsi persepsi Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Terhadap rangsangan panas diperankan oleh badan-badan Ruffini di dermis dan subkutis. Terhadap dingin diperankan oleh badan-badan Krause yang terletak di dermis, badan taktil Meissner terletak di papila dermis berperan terhadap rabaan, demikian pula badan Merkel Ranvier yang terletak di epidermis. Sedangkan terhadap tekanan diperankan oleh badan Paccini di epidermis. Saraf-saraf sensorik tersebut lebih banyak jumlahnya di daerah yang erotik. 5. Fungsi pengaturan suhu tubuh (termoregulasi) Kulit berkontribusi terhadap pengaturan suhu tubuh (termoregulasi) melalui dua cara: pengeluaran keringat dan menyesuaikan aliran darah di pembuluh kapiler. Pada saat suhu tinggi, tubuh akan mengeluarkan keringat dalam jumlah banyak serta memperlebar pembuluh darah (vasodilatasi) sehingga panas akan terbawa keluar dari tubuh. Sebaliknya, pada saat suhu rendah, tubuh akan mengeluarkan lebih sedikit keringat dan mempersempit pembuluh darah (vasokonstriksi) sehingga mengurangi pengeluaran panas oleh tubuh. 6. Fungsi pembentukan vitamin D Sintesis vitamin D dilakukan dengan mengaktivasi prekursor 7 dihidroksi kolesterol dengan bantuan sinar ultraviolet. Enzim di hati dan ginjal lalu memodifikasi prekursor dan menghasilkan calcitriol, bentuk vitamin D yang aktif. Calcitriol adalah hormon yang berperan dalam mengabsorpsi kalsium makanan dari traktus gastrointestinal ke dalam pembuluh darah. Walaupun tubuh mampu memproduksi vitamin D sendiri, namun belum memenuhi kebutuhan tubuh secara keseluruhan sehingga pemberian vitamin D sistemik masih tetap diperlukan. Pada manusia kulit dapat pula mengekspresikan emosi karena adanya pembuluh darah, kelenjar keringat, dan otot-otot di bawah kulit.

STRUKTUR KULIT BAYI


Kulit bayi yang strukturnya masih sangat halus dan lembut, memiliki fungsi yang sama dengan kulit orang dewasa. Kulit bayi melindungi organ-organ sensitif di dalam tubuh, menjaga agar bayi berada pada suhu yang tepat - dengan mengeluarkan keringat untuk mendinginkan suhu tubuh, bulu-bulu halus di permukaan kulit berfungsi menghangatkan, dan ribuan ujung syaraf sensitif pada kulit, adalah penghubung antara tubuh bayi dengan dunia luar.

Kulitnya Saat Lahir. Di awal kelahirannya, kulit bayi belum sesempurna yang kita bayangkan. Justru terlihat seram, sebab:

Permukaannya berselaput vernix caseosa - berfungsi sebagai pelindung kulit di dalam rahim. Lapisan itu bertahan pada minggu pertama, setelah itu mengelupas, seolah-olah bayi berganti kulit. Setelah lapisan itu luruh, barulah muncul kulit bayi yang sebenarnya. Terkadang ditumbuhi bulu-bulu halus yang disebut lanugo, yang dibawa sejak di dalam rahim. Kulit tampak keriput, permukaannya lebih tipis sehingga pembuluh darah dapat membayang. Berwarna kemerahan, kemudian berubah menjadi kuning akibat produksi bilirubin di dalam darah - warna kuning akan hilang dalam 2X 24 jam. Pada beberapa bayi, kulit baru lahir berwarna sangat merah, biru atau pucat, yang menandakan adanya gangguan kesehatan, misalnya kurang pasokan oksigen.

Meski struktur dan komponen kulit bayi baru lahir sudah lengkap, sebagaimana organ tubuh bayi yang lain, kulit tersebut belum berfungsi sempurna, misalnya:

Produksi kelenjar keringat lebih sedikit, sehingga bayi jarang berkeringat. Itu sebabnya, kita harus mengupayakan suhu tubuhnya stabil dengan memastikan bayi tidak kedinginan atau kepanasan. Kulitnya masih rentan terhadap iritasi, infeksi dan alergi, karena zat imunitas pada kulit belum kuat dan struktur kulit lebih renggang serta tipis. Kulit masih sedikit memroduksi melanin (pigmen yang berfungsi melindungi kulit dari sinar matahari) sehingga kandungan air pada kulit lebih cepat menguap dan lebih mudah terbakar sinar ultraviolet.

Seiring pertumbuhannya, kulit bayi mengalami pekembangan, yaitu lapisan pelindung vernix casiosa sedikit demi sedikit terlepas, lapisan kulit menebal meski tetap halus dan lembut, kulit berwarna kemerahan, kelenjar keringat mulai berproduksi normal dan zat imunitas pada kulit semakin kuat. Struktur kulit bayi dengan orang dewasa berbeda. Bila dilihat menggunakan mikroskop, perbedaan tersebut akan terlihat, yaitu: struktur kulit bayi lebih renggang, lebih tipis, ikatan antar sel lebih longgar, produksi kelenjar keringat dan kelenjar minyak lebih sedikit. Jika dianalogikan, struktur kulit bayi tampak bak susunan batu bata yang renggang.

STRUKTUR KULIT REMAJA HINGGA DEWASA

Remaja

Di masa kanak-kanak, hampir semua memiliki kulit yang sangat sempurna sehingga hampir berkilau dalam kegelapan. Pubertas menandakan transisi besar dalam kulit, menjadikannya berminyak sehingga pori-pori cenderung tersumbat. Akan tetapi, terlepas dari jerawat, perubahan tersebut positif karena minyak melindungi kulit dari dehidrasi, menjaganya tetap lembut dan lembab. Sementara itu sel kulit mengalami regenerasi secara cepat, berjalan dari lapisan basal ke epidermis hanya dalam 28 hari. Kulit remaja juga memiliki kemampuan mengganti kerusakan berupa bintik-bintik yang muncul dipermukaan kulit.Kolagen dan elastin dalam jaringan ikat pada remaja masih masih membentuk mata rantai menyatu yang sempurna, menjadikan kulit kenyal dan kencang. Meskipun paparan sinar matahari mungkin telah merusak lapisan bawah kulit yang sangat halus, kerusakan tersebut belum sampai ke permukaan. Dua Puluhan Garis-garis ekspresi mulai terbentuk, khususnya di antara alis, sudut luar mata dan dahi. Pergantian sel menurun secara bertahap, menjadi setengah kali lebih lambat pada usia 25-30 tahun. Stratum korneum menjadi lebih tebal dan kurang fleksibel. Jaringan ikat muli kehilangan daya pegasnya, terutama mereka yang gemar berlibur di bawah sinar matahari. Akan tetapi, kulit wajah masih terlihat segar, lembab dan kenyal Tiga Puluhan Epidermis mulai menunjukkan tanda-tanda penuaan karena dampak kumulatif matahari, polusi, stress, dan gizi yang tidak sempurna. Perubahan tidak terlihat melalui permukaan yang tidak rata, kusam, dan cairan yang tertahan. Penebalan straktum korneum dan penuruan pergantian sel menjadi lebih jelas. Ekspresi wajah berulang mendorong lemak pada lapisan subcutis menjadi garis sehingga mengurangi kekenyalan. Kerutan terlihat jelas dan dampak komulatif gravitasi mulai kelihatan. Inilah saatnya orang-orang mulai mengunjungi gerai-gerai kecantikan mencari obat mujarab antipenuaan. Empat Puluhan Perjalanan dari lapisan basal ke epidermis saat ini memakan waktu 40 hari. Lapisan luar yang merata dari masa muda memudar seiring dengan tidak meratanya pigmentasi. Untuk sebagian orang akan mengakibatkan bercak gelap. Lapisan basal perlahan-lahan menipis, menjadikan sel kulit sulit menjaga kelembabannya, sementara straktum korneum terus menebal. Produksi sebum yang sangat tinggi saat remaja sekarang menurun tajam. Oleh karena itu, banyak sel mati yang menumpuk karena pergantian sel menurun. Alur urat mulai tampak, terutama pada kulit sensitive. Garis ekspresi yang semakin dalam memberikan kejelasan sejarah emosional seseorang. Lima Puluhan Bagi wanita, inilah perubahan terbesar sejak masa remaja. Menopause, yang biasanya terjadi saat seseorang berusia di awal lima puluhan, membawa penurunan tajam dalam produksi estrogen seiring dengan penurunan produksi sebum. Hal ini mempermudah penguapan air, sehingga kulit menjadi kering dan kadang bersisik.

Saat ini, epidermis akan terus mengalami penipisan hingga 20 % dibandingkan saat remaja. Selain itu, distribusi sel lemak menjadi tidak merata. Jumlah jaringan bagian bawah tidak proporsional mengakibatkan lemak dibawah dagu jatuh dan lebih berat. Efek kumulatif dari paparan sinar matahari nampak dalam bercak gelap tidak berbahaya yang disebut solar keratoses.

STRUKTUR KULIT LANSIA


Pada lansia kulit mengalami atrofi, kendur, tidak elastis, kering dan berkerut. Kulit akan kekurangan cairan sehingga menjadi tipis dan bebercak. Kekeringan kulit disebabkan atrofi glandula sebasea dan glandula sudorifera. Menipisnya kulit ini tidak terjadi pada epidermisnya, tetapi pada dermisnya karena terdapat perubahan pada jaringan kolagen serta jaringan elastisnya. Bagian kecil pada kulit menjadi mudah retak dan mudah menyebabkan cechymosen. Timbul pigmen berwarna coklat pada kulit, dikenal dengan liver spot. Perubahan kulit banyak dipengaruhi oleh factor lingkungan antara lain, angin, dan sinar matahari terutama sinar ultraviolet.

LAMPRAN GAMBAR

struktur kulit

Stratum germinatum

Stratum lusidum Stratum Soinusum

stratum corneum

Stratum granulosum

DERMIS

Fungsi Struktrur kulit


1). Fungsi Epidermis 1. Sebagai perlindungan tubuh dari bakteri dari luar 2. Mampu membentuk sel-sel baru 3. Menggantikan sel-sel yang sudah mati 4. Sintesa vitamin D dan sitoksin 5. Pembelahan dan mobilitas sel 6. Pigmentasi (melanosit) 7. Pengenalan alergen (sel Langerhans)

2). Fungsi Dermis 1. Sebagai struktur penunjang 2. Mechanical strenght 3. Suplai nutrisi 4. Respon terhadap proses peradanagan atau inflamasi

3). Fungsi Hipodermis 1. Melekat ke struktu dasar 2. Isolasi panas 3. Cadangan kalori 4. Kontrol benuk tubuh dan penahan terhadap benturan mekanik (mechanical shock absorber)

DAFTAR PUSTAKA

Mutaqqin, Arif dan Sari, Kumala. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Integumen. Jakarta: Salemba Medika. Finn Geneser. Buku teks Histologi. Jilid 2, terjemahan Arifin Gunawijaya. Jakarta: Binarupa Aksara, 1994 : 1-32. Cormark DH, Ham Histologi, jilid 1, edisi 9, terjemahan Jam Tambojang, Jakarta: Binarupa Aksara, 1987 : 100-135.

http://e-p-o-t.blogspot.com/2012/09/sistem-integumen-adalah-salah-satu.html sistem integumen manusia Sistem Integumen adalah salah satu materi Semester 4 akper manokwari, namun yang di bahas di sini adalah hanya sistem integumen KULIT saja. selamat membaca dan belajar

SISTEM INTEGUMENT

CIRI-CIRI KULIT

1. Pembungkus yang elastis yang melindungi kulit dari pengaruh lingkungan. 2. Alat tubuh yang terberat : 15 % dari berat badan. 3. Luas : 1,50 1,75 m. 4. Tebal rata rata : 1,22mm. 5. Daerah yang paling tebal : 66 mm, pada telapak tangan dan t. kaki dan paling tipis : 0,5 mm.pada daerah penis.

ANATOMI FISIOLOG KULIT

KULIT TERBAGI MENJADI 3 LAPISAN: 1. EPIDERMIS Terbagi atas 4 lapisan: a. Lapisan basal / stratum germinativum

* terdiri dari sel sel kuboid yang tegak lurus terhadap dermis. * Tersusun sebagai tiang pagar atau palisade. * Lapisan terbawah dari epidermis. * Terdapat melanosit yaitu sel dendritik yang yang membentuk melanin( melindungi kulit dari sinar matahari.

b. lap. Malpighi/ stratum spinosum.

* Lapisan epidermis yang paling tebal. * Terdiri dari sel polygonal * Sel sel mempunyai protoplasma yang menonjol yang terlihat seperti duri.

c. lap. Granular / s. granulosum.

* Terdiri dari butir butir granul keratohialinyang basofilik.

d. lapsan tanduk / korneum.

* Terdiri dari 20 25 lapis sel tanduk tanpa inti.

Setiap kulit yang mati banyak mengandung keratin yaitu protein fibrous insoluble yang membentuk barier terluar kulit yang berfungsi:

1. Mengusir mikroorganisme patogen. 2. Mencegah kehilangan cairan yang berlebihan dari tubuh. 3. Unsure utam yang mengerskan rambut dan kuku.

Setiap kulit yang mati akan terganti tiap 3- 4 minggu. Dalam epidermis terdapat 2 sel yaitu : 1. Sel merkel. Fungsinya belum dipahami dengan jelastapi diyakini pembentukan kalus dan klavus pada tangan dan kaki. 2. Sel langerhans. Berperan dalam respon respon antigen kutaneus. Epidermis akan bertambah tebal jika bagian tersebut sering digunakan. Persambungan antara epidermis dan dermis di sebut rete ridge yang berfunfgsi sebagai tempat pertukaran nutrisi yang essensial. Dan terdapat kerutan yang disebut fingers prints. berperan dalam

2. DERMIS.( korium)

* merupakan lapisan dibawah epidermis.

* Terdiri dari jaringan ikat yang terdiri dari 2 lapisan:pars papilaris.( terdiri dari sel fibroblast yang memproduksi kolagen DAN Retikularis YG Terdapat banyak p. darah , limfe, dan akar rambut, kelenjar kerngat dan k. sebaseus.

3. JARINGAN SUBKUTAN ATAU HIPODERMIS / SUBCUTIS.

* Lapisan terdalam yang banyak mengandung sel liposit yang menghasilkan banyak lemak. * Merupakn jaringan adipose sebagai bantalan antara kulit dan setruktur internal seperti otot dan tulang. * Sebagai mobilitas kulit, perubahan kontur tubuh dan penyekatan panas. * Sebagai bantalan terhadap trauma. * Tempat penumpukan energi.

4. RAMBUT.

Terdapat di seluruh kulit kecuali telapak tangan kaki dan bagian dorsal dari falang distal jari tangan, kaki, penis, labia minora dan bibir. Terdapat 2 jenis rambut : a. rambut terminal ( dapat panjang dan pendek.) b. Rambut velus( pendek, halus dan lembut). Fungsi rambut

1. melindungi kulit dari pengaruh buruk:Alis mata melindungi mata dari keringat agar tidak mengalir ke mata, bulu hidung (vibrissae) 2. menyarig udara.

3. serta berfungsi sebagai pengatur suhu, 4. pendorong penguapan kerngat dan 5. indera peraba yang sensitive.

RaMbut terdiri dari akar ( sel tanpa keratin) dan batang ( terdiri sel keratin ) Bagian dermis yang masuk dalam kandung rambut disebut papil. Terdapat 2 fase : 1. fase pertumbuhan (Anagen) kecepatan pertumbuhan rambut bervariasi rambut janggut tercepat diikuti kulit kepela. Berlangsung sampai dengan usia 6 tahun. 90 % dari 100.000 folikel rambut kulit kepala normal mengalami fase pertumbuhan pada satu saat. 2. Fase Istirahat( Telogen) Berlangsung + 4 bulan, rambut mengalami kerontokan 50 100 lembar rambut rontok dalam tiap harinya. Gerak merinding jika terjadi trauma , stress, dsbt Piloereksi. Warna rambut ditentukan oleh jumlah melanin . Pertumbuhan rambut pada daerah tertentu dikontrol oleh hgormon seks( rambut wajah, janggut, kumis, dada, punggung, di kontrol oleh H. Androgen. Kuantitas dan kualitas distribusi ranbut ditentukan oleh kondisis Endokrin. Hirsutisme ( pertumbuhan rambut yang berlebihan pada S. Cushing(wanita).

5. KUKU Permukaan dorsal ujung distal jari tangan atau kaki tertdapat lempeng keatin yang keras dan transparan.tumbuh dari akar yang disebut kutikula. Berfungsi mengangkat benda benda kecil.

Pertumbuhan rata- rata 0,1 mm / hari.pembaruan total kuku jari tangan : 170 hari dan kuku kaki: 12- 18 bulan.

KELENJAR KELENJAR PADA KULIT 1. Kelenjar Sebasea berfungsi mengontrol sekresi minyak ke dalam ruang antara folikel rambut dan batang rambut yang akan melumasi rambut sehingga menjadi halus lentur dan lunak. 2. Kelenjar keringat diklasifikasikan menjadi 2 kategori: a. kelenjar Ekrin terdapat disemua kulit. Melepaskan keringat sebgai reaksi penngkatan suhu lingkungan dan suhu tubuh. Kecepatan sekresi keringat dikendalkan oleh saraf simpatik.pengekuaran keringat oada tangan, kaki, aksila, dahi, sebagai reaksi tubuh terhadap setress, nyeri dll. b. kelenjar Apokrin. Terdapat di aksil, anus, skrotum, labia mayora, dan berm,uara pada folkel rambut. Kelenjar ininaktif pada masa pubertas,pada wanit a akan membesar dan berkurang pada sklus haid. K.Apokrin memproduksi keringat yang keruh seperti susu yang diuraikan oleh bajkteri menghasilkan bau khas pada aksila. Pada telinga bagian luar terdapat kelenjar apokrin khusus yang disebut K. seruminosa yang menghasilkan serumen(wax).

FUNGSI KULIT SECARA UMUM.

1. SEBAGAI PROTEKSI.

* Masuknya benda- benda dari luar(benda asing ,invasi bacteri.) * Melindungi dari trauma yang terus menerus.

* Mencegah keluarnya cairan yang berlebihan dari tubuh. * Menyerap berbagai senyawa lipid vit. Adan D yang larut lemak. * Memproduksi melanin mencegah kerusakan kulit dari sinar UV.

2. PENGONTROL/PENGATUR SUHU.

* Vasokonstriksi pada suhu dingn dan dilatasi pada kondisi panas peredaran darah meningkat terjadi penguapan keringat.

3 proses hilangnya panas dari tubuh:

* Radiasi: pemindahan panas ke benda lain yang suhunya lebih rendah. * Konduksi : pemindahan panas dari ubuh ke benda lain yang lebih dingin yang bersentuhan dengan tubuh. * Evaporasi : membentuk hilangnya panas lewat konduksi * Kecepatan hilangnya panas dipengaruhi oleh suhu permukaan kulit yang ditentukan oleh peredaran darah kekulit.(total aliran darah N: 450 ml / menit.)

3. SENSIBILITAS

* mengindera suhu, rasa nyeri, sentuhan dan rabaaan.

4. KESEIMBANGAN AIR

* Sratum korneum dapat menyerap air sehingga mencegah kehilangan air serta elektrolit yang berlebihan dari bagian internal tubuh dan mempertahankan kelembaban dalam jaringan subcutan. * Air mengalami evaporasi (respirasi tidak kasat mata)+ 600 ml / hari untuk dewasa.

5. PRODUKSI VITAMIN.

* Kulit yang terpejan sinar Uvakan mengubah substansi untuk mensintesis vitamin D.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK GANGGUAN SISTEM INTEGUMENT

1. BIOPSI KULIT. Mendapatkan jaringan untuk dilakukan pemeriksaan mikroskopik dengan cara eksisi dengan scalpel atau alat penusuk khusus ( skin punch) dengan mengambil bagian tengah jaringan. INDIKASI Pada nodul yang asal nya tidak jelas untuk mencegah malignitas. Dengan warna dan bentuk yang tidak lazim. Pembentukan lepuh.

2. PATCH TEST Untuk mrngenali substansi yang menimbulkan alergi pada pasien dibawah plester khusus ( exclusive putches ) INDKASI Dermatitis, gejalak kemerahan, tonjolan halus, gatal- gatal. Reaksi + lemah. Blister yang halus, papula dan gatal gatal yang hebat reaksi + sedang. Blister/bullae, nyeri, ulserasi reaksi + kuat.

Penjelasan pada pasien sebelum dan sesudah pelksanaan patch test. Jangan menggunakan obat jenis kortison selam satu minggu sebelum tgl pelaksanaan. Sample masing masing bahan tes dalam jumlah yang sedikit dibubuhkan pada plester berbentuk cakaram kemudian ditempel pada punggung,dengan jumlah ynag bervariasi.( 20 30 buah.) Pertahankan agar daerah punggung tetap kering pada saat plester masih menempel. Prosedur dilaksanakan dalam waktu 30 menit. 2- 3 hari setelah tes plester dilepas kemudian lokasi dievaluasi.

3. PENGEROKAN KULIT. Sampel kulit dikerok dari lokasi lesi, jamur, yang dicurigai.dengan menggunakan skatpel yang sudah dibasahi dengan minyak sehingga jaringan yang dikerok menempel pada mata pisau hasil kerokan dipindahkan ke slide kaca ditutup dengan kaca objek dan dipriksa dengan mikroskop.

4. PEMERIKSAAN CAHAYA WOOD ( LIGHT WOOD). Menggunakan cahaya UV gelombang panjang yang disebut black light yang akan menghasilakan cahaya berpedar berwarna ungu gelap yang khas.cahaya akan terlihat jelas pada ruangan yang gelap, digunakan untuk memebedakan lesi epidermis dengan dermis dan hipopigmentasi dengan hiperpigmentasi.

5. APUS TZANCK. Untuk memeriksa sel sel kulit yang mengalami pelepuhan. INDIKASI Herpes zoster,varisella, herpes simplek dan semua bentuk pemfigus. Secret dari lesi yang dicurigai dioleskan pada slide kaca diwarnai dan periksa.

Anatomi Sistem Integumen


Uraian Materi Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas yang berkontribusi terhadap total beat tubuh sebanyak 7 %. Keberadaan kulit memegang peranan penting dalam mencegah terjadinya kehilangan cairan yang berlebihan, dan mencegah masuknya agen-agen yang ada di lingkungan seperti bakteri, kimia dan radiasi ultraviolet. Kulit juga akan menahan bila terjadi kekuatan-kekuatan mekanik seperti gesekan (friction), getaran (vibration) dan mendeteksi perubahan-perubahan fisik di lingkungan luar, sehingga memungkinkan seseorang untuk menghindari stimulistimuli yang tidak nyaman. Kulit membangun sebuah barier yang memisahkan organ-organ internal dengan lingkungan luar, dan turut berpartisipasi dalam berbagai fungsi tubuh vital.

1. Struktur Lapisan2 Kulit a. Epidermis

Terbentuk dari epitel-epitel skuamous yang terstratifikasi Terdapat sedikit suplay darah & reseptor saraf (hanya pada lapisan yang plg dkt dermis) Membentuk lapisan paling luar dengan ketebalan 0,1 5 mm.

Lapisan eksternalnya tersusun dari keratinosit (zat tanduk) Lapisan eksternal ini akan diganti setiap 3-4 minggu sekali. Epidermis terbagiani menjadi 5 lapisan (korneum, lusidum, granulosum, spinosum & germinativum) 1). Stratum Korneum (Lapisan tanduk) Merupakan lapisan epidermis terluar yang tersusun atas beberapa lapis sel-sel gepeng yang mati & tidak berinti & protoplasma telah berubah menjadi keratin(zat tanduk) Lebih tebal pada area-area yang banyak terjadi gesekan (friction) dengan permukaan luar, terutama pada tangan & kaki. 2). Stratum Lusidum Merupakan lapisan sel gepeng yang tidak berinti. Lapisan ini banyak terdapat pada telapak tangan & kaki. 3). Stratum Granulosum 2/3 lapisan ini merupakan lapisan gepeng, dimana sitoplasma berbutir kasar. Mukosa tidak punya lapisan inti. 4). Stratum Spinosum (lapisan malphigi) Terdapat beberapa lapis sel berbentuk polyangona & besar karena terdapat proses mitosis (pembelahan sel). 5). Stratum Germinativum (Basale) Lapisan sel berbentuk kubus/kolumnar & vertikal yang merupakan perbatasan dengan dermis, tersusun seperti pagar, mengadakan mitosis. Pada sitoplasmanya mengandung melanin. Persambungan antara epidermis & dermis menghasilkan kerutan pada permukaan kulit. Pada ujung2 jaringani tangan, kerutan ini dinamakan sidik jaringani (fingerprints). 1. b. Dermis Merupakan lap dibawah epidermis yang jauh lebih tebal.

Lapisan ini elastis & tahan lama, berisi jaringan kompleks ujung2 syaraf, kelenjar sudorifera, kelenjar. Sebasea, folikel jaringan rambut & pembuluh darah yang juga merupakan penyedia nutrisi bagi lapisan dalam epidermis. Tersusun atas 2 lapisan : 1). Stratum Papillare : banyak mengandung kapiler & makrofag, limfosit, sel mast & lekosit. 2). Stratum Retikulare : merupakan bagian dalam dermis, lebih tebal dibanding stratum papilare, terdapat sel lemak dalam kelompok besar/kecil. 1. c. Subdermis Lapisan ini terutama berupa jaringan adiposa yang memberikan bantalan antara lapisan kulit dengan struktur internal seperti otot & tulang. Terdapat pembuluh darah, saraf & limfe dengan jaringan penyambung yang terisi sel lemak. Jaringan lemak bekerja sebagai penyekat panas & menyediakan penyangga bagi lapisan kulit diatasnya. 1. 2. Struktur rambut dan kuku 1. a. Rambut

Merupakan suatu pertumbuhan keluar dari kulit. Terdapat di seluruh permukaan tubuh, kecuali telapak tangan & kaki. Terdiri atas akar rambut yang terbentuk dalam dermis & batang rambut yang menjulur keluar dari dalam kulit. Tumbuh dalam rongga yang dinamakan folikel rambut. Folikel rambut akan mengalami siklus pertumbuhan & istirahat. Kecepatan pertumbuhan rambut bervariasi : pertumbuhan rambut janggut paling cepat, diikuti oleh rambut pada kulit kepala, aksila, paha serta alis mata. Fase pertumbuhan (anagen) dapat berlangsung sampai 6 tahun dengan kecepatan 0,35 mm/hari untuk rambut kulit kepala. Fase istirahat (telogen) 4 bln. Selama fase telogen rambut akan rontok dari tubuh.

1. b. Kuku Kuku tumbuh dari akarnya yang terletak di bawah lapisan tipis kulit yang dinamakan kutikula. Pertumbuhan kuku berlangsung sepanjang hidup dengan pertumbuhan rata-rata 0,1 mm/hari. Pembaruan total kuku jaringan tangan memerlukan waktu sekitar 170 hari, sedangkan kaki sekitar 12 18 bulan. 1. 3. Jenis-jenis kelenjar kulit Kelenjar kulit terdapat di dalam dermis, terdiri dari 3 jenis, yaitu : Glandula Sudorifera(kelenjar keringat), glandula Sebasea (kelenjar minyak), dan kelenjar Seruminus. 1. Glandula Sudorifera (kelenjar keringat) Ditemukan pada kulit sebagian besar permukaan tubuh, kecuali glans penis, bagian tepi bibir, telinga luar & dasar kuku. Terutama terdapat pada telapak tangan & kaki. Terbagi menjadi 2 kategori, yaitu kelenjar ekrin & apokrin. 1). Kelenjar Ekrin Ditemukan pada semua daerah kulit Saluranya bermuara langsung ke permukaan kulit. 2). Kelenjarn Apokrin Berukuran lebih besar. Terdapat diaksila, anus, skrotum & labia mayora. Saluran kelenjarnya bermuara ke dalam folikel rambut. Menjadi aktif setelah pubertas, & merproduksi odorius sekret (sekret yang berbau khas). 1. Glandula Sebasea (kelenjar minyak) Kelenjar minyak mensekresi substansi yang berminyak yang disebut sebum(tersusun atas trigliserida, asam lemak bebas & kolesterol) ke folikel rambut, shg kelenjar ini melubrikasi folikel & batang rambut.

Terdapat pada hampir setiap folikel rambut, kecuali pada papila mamae, labia minora, & sudut mulut. 1. Kelenjar Seruminosa Merupakan kelenjar apokrin yang khusus, yang hanya terdapat pada meatus auditorius contohternal tempat kelenjar tersebut memproduksi serumen (waxy). 1. 4. Fungsi kulit 1. Perlindungan terhadap dehidariasi n Keratin yang ada pada epidermis & sebum merupakan jaringan hidariopobik yang dapat mencegah keluarnya cairan & elektrolit. n Trauma pada epidermis yang luas akibat luka bakar/injuri/temperatur ruangan terlalu tinggi dapat menyebabkan dehidariasi. b. Perlindungan terhadap gangguan fisik & mekanik n Bagianian stratum korneum epidermis merupakan barier yang paling efektif terhadap berbagai faktor lingungan seperti bahan-bahan kimia, sinar matahari (UV), virus, bakteri, fungus, gigitan serangga, & gangguan fisik/mekanik baik tekanan, gesekan, tarikan & infeksi luar. c. Persepsi (penerima rangsang) n Kulit bertanggung jawab sebagai indaria terhadap rangsangan dari luar (tekanan, raba, suhu & nyeri) n n n n n n Reseptor rangsangan pada kulit : Raba : Benda Meissner, Diskus Merkelenjaringanl & korpuskulum Golgi Tekanan : Korpuskulum Pacini Suhu panas : korpuskulum Ruffini Suhu dingin : Benda Krauss Nyeri : Nervous End Plate.

d. Pengatur Suhu Tubuh n Dua reflek pusat yang ada di Hypothalamus bertanggung jawab terhadap kontrol temperatur. Satu indaria peningkatan Core Temperatur & satu indaria penurunan.

n Core temperatur adalah temperatur yang ada pada darah, dalam dada, abdomen & kepala. n n n Produksi panas > kehilangan panas = Core temperatur naik. Produksi panas < kehilangan panas = Core temperatur turun. Idealnya : produksi panas = kehilangan panas.

n Ketika core temperatur turun, tubuh akan menggigil & vasokonstriksi pembuluh darah. n Ketika core temperatur naik maka terjadi vasodilatasi pembuluh darah.

e. Pengeluaran (Eksresi) n Kulit membantu organ-organ utama sistem eksresi seperti hati, ginjal & usus untuk menyingkirkan sisa-sisa metabolisme yang tidak diperlukan oleh tubuh. n n Keringat mengandung urea dengan konsentrasi 1/130 dari urea urin. Proses pembentukan keringat :

Suhu tubuh / lingkungat meningkat menyebabkan pembuluh darah di kulit akan melebar, maka semakin banyak darah mengalir kedaerah tersebut. Karena pangkal kelenjar keringat b.d pembuluh darah maka terjadilah penyerapan air, garam & sedikit urea oleh kelenjar keringat kemudian keringat keluar melalui pori-pori kulit. f. Sintesis Vitamin D n Kulit dapat merbuat vit D dari bahan baku 7-dihidarioksi kolesterol dengan bantuan sinar matahari (UV). n Vit D merupakan unsur esensial untuk mercegah penyakit riketsia (suatu keadaan yang terjadi akibat defisiensi vitamin D, kalium serta fosfor yang menyebabkan deformitas tulang). g. Absorbsi n n Material yang larut dalam lemak, mudah diabsorbsi kulit. Sejumlah obat juga dapat diserap mell kulit, contoh : salep.

http://lembahsemut.blogspot.com/2012/11/sistem-integumen-pada-manusia.html

Integumen berasal dari bahasa Latin "integumentum", yang berarti "penutup". Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan menginformasikan hewan/manusia terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem integumen mencakup kulit, rambut, bulu, sisik, kuku, kelenjar keringat dan produknya (keringat atau lendir).

Anatomi Sistem Integumen pada Manusia


Kulit Struktur Lapisan Kulit : a. Epidermis Terbentuk dari epitel-epitel skuamous yang terstratifikasi. Terdapat sedikit suplay darah dan reseptor saraf (hanya pada lapisan yang paling dekat dermis). Membentuk lapisan paling luar dengan ketebalan 0,1 5 mm. Lapisan eksternalnya tersusun dari keratinosit (zat tanduk). Lapisan eksternal ini akan diganti setiap 3-4 minggu sekali. Epidermis terbagi menjadi 5 lapisan (korneum, lusidum, granulosum, spinosum, dan germinativum). 1. Stratum Korneum (Lapisan tanduk) : Merupakan lapisan epidermis terluar yang tersusun atas beberapa lapis sel-sel gepeng yang mati & tidak berinti & protoplasma telah berubah menjadi keratin (zat tanduk). Lebih tebal pada area-area yang banyak terjadi gesekan (friction) dengan permukaan luar, terutama pada tangan dan kaki. 2. Stratum Lusidum : Merupakan lapisan sel gepeng yang tidak berinti. Lapisan ini banyak terdapat pada telapak tangan dan kaki. 3. Stratum Granulosum : 2/3 lapisan ini merupakan lapisan gepeng, dimana sitoplasma berbutir kasar. Mukosa tidak punya lapisan inti. 4. Stratum Spinosum (lapisan malphigi) : Terdapat beberapa lapis sel berbentuk polyangona dan besar karena terdapat proses mitosis (pembelahan sel). Lapisan Malpighi mengandung pigmen melanin yang memberi warna pada kulit. 5. Stratum Germinativum (Basale) : Lapisan sel berbentuk kubus/kolumnar dan vertikal yang merupakan perbatasan dengan dermis, tersusun seperti pagar, mengadakan mitosis. Pada sitoplasmanya mengandung melanin. Persambungan antara epidermis dan dermis menghasilkan kerutan pada permukaan kulit. Pada ujung-ujung jari tangan, kerutan ini dinamakan sidik jari (fingerprints). b. Dermis Merupakan lapisan di bawah epidermis yang jauh lebih tebal. Lapisan ini elastis dan tahan lama, berisi jaringan kompleks ujung-ujung syaraf, kelenjar sudorifera, kelenjar. Sebasea, folikel jaringan rambut dan pembuluh darah yang juga merupakan penyedia nutrisi bagi lapisan dalam epidermis. Tersusun atas 2 lapisan: 1. Stratum Papillare : banyak mengandung kapiler dan makrofag, limfosit, sel mast dan leukosit. 2. Stratum Retikulare : merupakan bagian dalam dermis, lebih tebal dibanding stratum papilare, terdapat sel lemak dalam kelompok besar/kecil. c. Subdermis

Lapisan ini terutama berupa jaringan adiposa yang memberikan bantalan antara lapisan kulit dengan struktur internal seperti otot & tulang. Terdapat pembuluh darah, saraf & limfe dengan jaringan penyambung yang terisi sel lemak. Jaringan lemak bekerja sebagai penyekat panas & menyediakan penyangga bagi lapisan kulit diatasnya. Fungsi kulit: 1. Proteksi (melindungi) : Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisik atau mekanis, misalnya terhadap gesekan, tarikan, gangguan kimiawi yang dapat menimbulkan iritasi (lisol, karbol dan asam kuat). Gangguan panas misalnya radiasi, sinar ultraviolet, gangguan infeksi dari luar misalnya bakteri dan jamur. Karena adanya bantalan lemak, tebalnya lapisan kulit dan serabut-serabut jaringan penunjang berperan sebagai pelindung terhadap gangguan fisis. Melanosit turut berperan dalam melindungi kulit terhadap sinar matahari dengan mengadakan tanning (pengobatan dengan asam asetil). 2. Absorbsi (menyerap) : Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat, tetapi cairan yang mudah menguap lebih mudah diserap, begitu juga yang larut dalam lemak. Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2 dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi. Kemampuan absorbsi kulit dipengaruhi tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembapan dan metabolisme. Penyerapan dapat berlangsung melalui celah di antara sel, menembus sel-sel epidermis, atau melalui saluran kelenjar dan yang lebih banyak melalui sel-sel epidermis. 3. Regulasi (Pengatur Panas) : Suhu tubuh tetap stabil meskipun terjadi perubahan suhu lingkungan. Hal ini karena adanya penyesuaian antara panas yang dihasilkan oleh pusat pengatur panas, medula oblongata. Suhu normal dalam tubuh yaitu suhu viseral 36-37,5 derajat untuk suhu kulit lebih rendah. Pengendalian persarafan dan vasomotorik dari arterial kutan ada dua cara yaitu vasodilatasi (kapiler melebar, kulit menjadi panas dan kelebihan panas dipancarkan ke kelenjar keringat sehingga terjadi penguapan cairan pada permukaan tubuh) dan vasokonstriksi (pembuluh darah mengerut, kulit menjadi pucat dan dingin, hilangnya keringat dibatasi, dan panas suhu tubuh tidak dikeluarkan). 4. Ekskresi (Pengeluaran) : Kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau zat sisa metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, urea, asam urat, dan amonia. Sebum yang diproduksi oleh kulit berguna untuk melindungi kulit karena lapisan sebum (bahan berminyak yang melindungi kulit) ini menahan air yang berlebihan sehingga kulit tidak menjadi kering. Produksi kelenjar lemak dan keringat menyebabkan keasaman pada kulit. 5. Persepsi / Reseptor (Peraba) : Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Respons terhadap rangsangan panas diperankan oleh dermis dan subkutis, terhadap dingin diperankan oleh dermis, perabaan diperankan oleh papila dermis dan markel renvier, sedangkan tekanan diperankan oleh epidermis. 6. Pembentukan Pigmen : Sel pembentuk pigmen (melanosit) terletak pada lapisan basal dan sel ini berasal dari rigi saraf. Melanosit membentuk warna kulit. Enzim melanosum dibentuk oleh alat golgi dengan bantuan tirosinase, ion Cu, dan O2 terhadap sinar matahari memengaruhi

melanosum. Pigmen disebar ke epidermis melalui tangan-tangan dendrit sedangkan lapisan di bawahnya dibawa oleh melanofag. Warna kulit tidak selamanya dipengaruhi oleh pigmen kulit melainkan juga oleh tebal-tipisnya kulit, reduksi Hb dan karoten. 7. Keratinisasi : Keratinosit dimulai dari sel basal yang mengadakan pembelahan. Sel basal yang lain akan berpindah ke atas dan berubah bentuk menjadi sel spinosum. Makin ke atas sel ini semakin gepeng dan bergranula menjadi sel granulosum. Semakin lama intinya menghilang dan keratonosit ini menjadi sel tanduk yang amorf. Proses ini berlangsung terus menerus seumur hidup. Keratinosit melalui proses sintasis dan degenerasi menjadi lapisan tanduk yang berlangsung kira-kira 14-21 hari dan memberikan perlindungan kulit terhadap infeksi secara mekanis-fisiologik. Kelenjar-kelenjar pada kulit: 1. Kelenjar keringat (Glandula Sudorifera) : Ditemukan pada kulit sebagian besar permukaan tubuh, Terutama terdapat pada telapak tangan dan kaki. Kecuali glans penis, bagian tepi bibir, telinga luar dan dasar kuku. Terbagi menjadi 2 kategori, yaitu kelenjar ekrin & apokrin. (1) Kelenjar Ekrin : Terdapat di semua daerah kulit. Saluranya bermuara langsung ke permukaan kulit. Melepaskan keringat sebagai reaksi peningkatan suhu lingkungan dan suhu tubuh. Kecepatan sekresi keringat dikendalkan oleh saraf simpatik. Pengeluaran keringat pada tangan, kaki, aksila, dahi, sebagai reaksi tubuh terhadap setress, nyeri, dll. (2) Kelenjar Apokrin. : Terdapat di aksil, anus, skrotum, labia mayora, dan bermuara pada folikel rambut. Kelenjar ini aktif pada masa pubertas, pada wanita akan membesar dan berkurang pada siklus haid. Kelenjar Apokrin memproduksi keringat yang keruh seperti susu yang diuraikan oleh bakteri menghasilkan bau khas pada aksila. Pada telinga bagian luar terdapat kelenjar apokrin khusus yang disebut Kelenjar seruminosa yang menghasilkan serumen(wax). 2. Kelenjar minyak (Glandula Sebasea) : Kelenjar minyak mensekresi substansi yang berminyak yang disebut sebum (tersusun atas trigliserida, asam lemak bebas & kolesterol). Terdapat pada hampir setiap folikel rambut, kecuali pada papila mamae, labia minora, dan sudut mulut. Berfungsi mengontrol sekresi minyak ke dalam ruang antara folikel rambut dan batang rambut yang akan melumasi rambut sehingga menjadi halus lentur dan lunak. 3. Kelenjar Seruminosa : Merupakan kelenjar apokrin yang khusus, yang hanya terdapat pada meatus auditorius contoh ternal tempat kelenjar tersebut memproduksi serumen (waxy).

Kuku

Kuku adalah bagian tubuh yang terdapat atau tumbuh di ujung jari. Kuku tumbuh dari sel mirip gel lembut yang mati, mengeras, dan kemudian terbentuk saat mulai tumbuh dari ujung jari. Kulit ari pada pangkal kuku berfungsi melindungi dari kotoran. Fungsi utama kuku adalah melindungi ujung jari yang lembut dan penuh urat saraf, serta mempertinggi daya sentuh. Secara kimia, kuku sama dengan rambut yang antara lain terbentuk dari keratin protein yang kaya akan sulfur. Pada kulit di bawah kuku terdapat banyak pembuluh kapiler yang memiliki suplai darah kuat sehingga menimbulkan warna kemerah-merahan. Seperti tulang dan gigi, kuku merupakan bagian terkeras dari tubuh karena kandungan airnya sangat sedikit.

Rambut

Rambut adalah organ seperti benang yang tumbuh di kulit hewan, terutama mamalia. Rambut muncul dari epidermis (kulit luar), walaupun berasal dari folikel rambut yang berada jauh di bawah dermis. Rambut terdapat di seluruh kulit kecuali telapak tangan/kaki dan bagian dorsal dari falang distal jari tangan/ kaki, penis, labia minora dan bibir. Rambut terdiri dari akar (sel tanpa keratin) dan batang (terdiri sel keratin). Terdapat 2 jenis rambut : 1. Rambut terminal (dapat panjang dan pendek) 2. Rambut velus (pendek, halus dan lembut)

Fungsi rambut : 1. Melindungi kulit dari pengaruh buruk: alis mata melindungi mata dari keringat agar tidak mengalir ke mata, bulu hidung (vibrissae) menyaring udara. 2. 3. 4. Pengatur suhu. Pendorong penguapan keringat. Indera peraba yang sensitive.

Kelainan pada Sistem Integumen


1. Kudis : Kudis adalah penyakit kulit yang menular, penyakit ini dalam bahasa ilmiah disebut scabies, memiliki gejala gatal, dan rasa gatal tersebut akan lebih para pada malam hari. Sering muncul di tempat-tempat lembab di tubuh seperti misalnya, tangan, ketiak, pantat, kunci paha dan terkang di celang jari tangan atau kaki. 2. Kurap : Penyakit Kurap merupakan suatu penyakit kulit menular yang disebabkan oleh fungi. Gejala kurap mulai dapat dikenali ketika terdapat bagian kecil yang kasar pada kulit dan dikelilingi lingkaran merah muda. 3. Panu : Panu atau Panau adalah salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur. Penyakit panau ditandai dengan bercak yang terdapat pada kulit disertai rasa gatal pada saat berkeringat. Bercak-bercak ini bisa berwarna putih, coklat atau merah tergantung warna kulit si penderita. Panau paling banyak dijumpai pada remaja usia belasan. Meskipun begitu panau juga bisa ditemukan pada penderita berumur tua.

http://www.innerbody.com/anatomy/integumentary

The integumentary system is an organ system consisting of the skin, hair, nails, and exocrine glands. The skin is only a few millimeters thick yet is by far the largest organ in the body. The average persons skin weighs 10 pounds and has a surface area of almost 20 square feet. Skin forms the bodys outer covering and forms a barrier to protect the body from chemicals, disease, UV light, and physical damage. Hair and nails extend from the skin to reinforce the skin and protect it from environmental damage. The exocrine glands of the integumentary system produce sweat, oil, and wax to cool, protect, and moisturize the skins surface.

Anatomy of the Integumentary System

Epidermis The epidermis is the most superficial layer of the skin that covers almost the entire body surface. The epidermis rests upon and protects the deeper and thicker dermis layer of the skin. Structurally, the epidermis is only about a tenth of a millimeter thick but is made of 40 to 50 rows of stacked squamous epithelial cells. The epidermis is an avascular region of the body, meaning that it does not contain any

blood or blood vessels. The cells of the epidermis receive all of their nutrients via diffusion of fluids from the dermis.

The epidermis is made of several specialized types of cells. Almost 90% of the epidermis is made of cells known as keratinocytes. Keratinocytes develop from stem cells at the base of the epidermis and begin to produce and store the protein keratin. Keratin makes the keratinocytes very tough, scaly and water-resistant. At about 8% of epidermal cells, melanocytes form the second most numerous cell type in the epidermis. Melanocytes produce the pigment melanin to protect the skin from ultraviolet radiation and sunburn. Langerhans cells are the third most common cells in the epidermis and make up just over 1% of all epidermal cells. Langerhans cells role is to detect and fight pathogens that attempt to enter the body through the skin. Finally, Merkel cells make up less than 1% of all epidermal cells but have the important function of sensing touch. Merkel cells form a disk along the deepest edge of the epidermis where they connect to nerve endings in the dermis to sense light touch.

The epidermis in most of the body is arranged into 4 distinct layers. In the palmar surface of the hands and plantar surface of the feet, the skin is thicker than in the rest of the body and there is a fifth layer of epidermis. The deepest region of the epidermis is the stratum basale, which contains the stem cells that reproduce to form all of the other cells of the epidermis. The cells of the stratum basale include cuboidal keratinocytes, melanocytes, and Merkel cells. Superficial to stratum basale is the stratum spinosum layer where Langerhans cells are found along with many rows of spiny keratinocytes. The spines found here are cellular projections called desmosomes that form between keratinocytes to hold them together and resist friction. Just superficial to the stratum spinosum is the stratum granulosum, where keratinocytes begin to produce waxy lamellar granules to waterproof the skin. The keratinocytes in the stratum granulosum are so far removed from the dermis that they begin to die from lack of nutrients. In the thick skin of the hands and feet, there is a layer of skin superficial to the stratum granulosum known as the stratum lucidum. The stratum lucidum is made of several rows of clear, dead keratinocytes that protect the underlying layers. The outermost layer of skin is the stratum corneum. The stratum corneum is made of many rows of flattened, dead keratinocytes that protect the underlying layers. Dead keratinocytes are constantly being shed from the surface of the stratum corneum and being replaced by cells arriving from the deeper layers.

Dermis The dermis is the deep layer of the skin found under the epidermis. The dermis is mostly made of dense irregular connective tissue along with nervous tissue, blood, and blood vessels. The dermis is much thicker than the epidermis and gives the skin its strength and elasticity. Within the dermis there are two distinct regions: the papillary layer and the reticular layer.

The papillary layer is the superficial layer of the dermis that borders on the epidermis. The papillary layer contains many finger-like extensions called dermal papillae that protrude superficially towards the epidermis. The dermal papillae increase the surface area of the dermis and contain many nerves and blood vessels that are projected toward the surface of the skin. Blood flowing through the dermal papillae provide nutrients and oxygen for the cells of the epidermis. The nerves of the dermal papillae are used to feel touch, pain, and temperature through the cells of the epidermis.

The deeper layer of the dermis, the reticular layer, is the thicker and tougher part of the dermis. The reticular layer is made of dense irregular connective tissue that contains many tough collagen and stretchy elastin fibers running in all directions to provide strength and elasticity to the skin. The reticular layer also contains blood vessels to support the skin cells and nerve tissue to sense pressure and pain in the skin.

Hypodermis Deep to the dermis is a layer of loose connective tissues known as the hypodermis, subcutis, or subcutaneous tissue. The hypodermis serves as the flexible connection between the skin and the underlying muscles and bones as well as a fat storage area. Areolar connective tissue in the hypodermis contains elastin and collagen fibers loosely arranged to allow the skin to stretch and move independently of its underlying structures. Fatty adipose tissue in the hypodermis stores energy in the form of triglycerides. Adipose also helps to insulate the body by trapping body heat produced by the underlying muscles.

Hair

Hair is an accessory organ of the skin made of columns of tightly packed dead keratinocytes found in most regions of the body. The few hairless parts of the body include the palmar surface of the hands, plantar surface of the feet, lips, labia minora, and glans penis. Hair helps to protect the body from UV radiation by preventing sunlight from striking the skin. Hair also insulates the body by trapping warm air around the skin.

The structure of hair can be broken down into 3 major parts: the follicle, root, and shaft. The hair follicle is a depression of epidermal cells deep into the dermis. Stem cells in the follicle reproduce to form the keratinocytes that eventually form the hair while melanocytes produce pigment that gives the hair its color. Within the follicle is the hair root, the portion of the hair below the skins surface. As the follicle produces new hair, the cells in the root push up to the surface until they exit the skin. The hair shaft consists of the part of the hair that is found outside of the skin.

The hair shaft and root are made of 3 distinct layers of cells: the cuticle, cortex, and medulla. The cuticle is the outermost layer made of keratinocytes. The keratinocytes of the cuticle are stacked on top of each other like shingles so that the outer tip of each cell points away from the body. Under the cuticle are the cells of the cortex that form the majority of the hairs width. The spindle-shaped and tightly packed cortex cells contain pigments that give the hair its color. The innermost layer of the hair, the medulla, is not present in all hairs. When present, the medulla usually contains highly pigmented cells full of keratin. When the medulla is absent, the cortex continues through the middle of the hair.

Nails Nails are accessory organs of the skin made of sheets of hardened keratinocytes and found on the distal ends of the fingers and toes. Fingernails and toenails reinforce and protect the end of the digits and are used for scraping and manipulating small objects. There are 3 main parts of a nail: the root, body, and free edge. The nail root is the portion of the nail found under the surface of the skin. The nail body is the visible external portion of the nail. The free edge is the distal end portion of the nail that has grown beyond the end of the finger or toe.

Nails grow from a deep layer of epidermal tissue known as the nail matrix, which surrounds the nail root. The stem cells of the nail matrix reproduce to form keratinocytes, which in turn produce keratin protein and pack into tough sheets of hardened cells. The sheets of keratinocytes form the hard nail root that slowly grows out of the skin and forms the nail body as it reaches the skins surface. The cells of the nail root and nail body are pushed toward the distal end of the finger or toe by new cells being formed in the nail matrix. Under the nail body is a layer of epidermis and dermis known as the nail bed. The nail bed is pink in color due to the presence of capillaries that support the cells of the nail body. The proximal end of the nail near the root forms a whitish crescent shape known as the lunula where a small amount of nail matrix is visible through the nail body. Around the proximal and lateral edges of the nail is the eponychium, a layer of epithelium that overlaps and covers the edge of the nail body. The eponychium helps to seal the edges of the nail to prevent infection of the underlying tissues.

Sudoriferous Glands Sudoriferous glands are exocrine glands found in the dermis of the skin and commonly known as sweat glands. There are 2 major types of sudoriferous glands: eccrine sweat glands and apocrine sweat glands. Eccrine sweat glands are found in almost every region of the skin and produce a secretion of water and sodium chloride. Eccrine sweat is delivered via a duct to the surface of the skin and is used to lower the bodys temperature through evaporative cooling.

Apocrine sweat glands are found in mainly in the axillary and pubic regions of the body. The ducts of apocrine sweat glands extend into the follicles of hairs so that the sweat produced by these glands exits the body along the surface of the hair shaft. Apocrine sweat glands are inactive until puberty, at which point they produce a thick, oily liquid that is consumed by bacteria living on the skin. The digestion of apocrine sweat by bacteria produces body odor.

Sebaceous Glands Sebaceous glands are exocrine glands found in the dermis of the skin that produce an oily secretion known as sebum. Sebaceous glands are found in every part of the skin except for the thick skin of the palms of the hands and soles of the feet. Sebum is produced in the sebaceous glands and carried through ducts to the surface of the skin or to hair follicles. Sebum acts to waterproof and increase the

elasticity of the skin. Sebum also lubricates and protects the cuticles of hairs as they pass through the follicles to the exterior of the body.

Ceruminous Glands Ceruminous glands are special exocrine glands found only in the dermis of the ear canals. Ceruminous glands produce a waxy secretion known as cerumen to protect the ear canals and lubricate the eardrum. Cerumen protects the ears by trapping foreign material such as dust and airborne pathogens that enter the ear canal. Cerumen is made continuously and slowly pushes older cerumen outward toward the exterior of the ear canal where it falls out of the ear or is manually removed.

Physiology of the Integumentary System

Keratinization Keratinization, also known as cornification, is the process of keratin accumulating within keratinocytes. Keratinocytes begin their life as offspring of the stem cells of the stratum basale. Young keratinocytes have a cuboidal shape and contain almost no keratin protein at all. As the stem cells multiply, they push older keratinocytes towards the surface of the skin and into the superficial layers of the epidermis. By the time keratinocytes reach the stratum spinosum, they have begun to accumulate a significant amount of keratin and have become harder, flatter, and more water resistant. As the keratinocytes reach the stratum granulosum, they have become much flatter and are almost completely filled with keratin. At this point the cells are so far removed from the nutrients that diffuse from the blood vessels in the dermis that the cells go through the process of apoptosis. Apoptosis is programmed cell death where the cell digests its own nucleus and organelles, leaving only a tough, keratin-filled shell behind. Dead keratinocytes moving into the stratum lucidum and stratum corneum are very flat, hard, and tightly packed so as to form a keratin barrier to protect the underlying tissues.

Temperature Homeostasis Being the bodys outermost organ, the skin is able to regulate the bodys temperature by controlling how the body interacts with its environment. In the case of the body entering a state of hyperthermia, the skin is able to reduce body temperature through sweating and vasodilation. Sweat produced by sudoriferous

glands delivers water to the surface of the body where it begins to evaporate. The evaporation of sweat absorbs heat and cools the bodys surface. Vasodilation is the process through which smooth muscle lining the blood vessels in the dermis relax and allow more blood to enter the skin. Blood transports heat through the body, pulling heat away from the bodys core and depositing it in the skin where it can radiate out of the body and into the external environment.

In the case of the body entering a state of hypothermia, the skin is able to raise body temperature through the contraction of arrector pili muscles and through vasoconstriction. The follicles of hairs have small bundles of smooth muscle attached to their base called arrector pili muscles. The arrector pili form goose bumps by contracting to move the hair follicle and lifting the hair shaft upright from the surface of the skin. This movement results in more air being trapped under the hairs to insulate the surface of the body. Vasoconstriction is the process of smooth muscles in the walls of blood vessels in the dermis contracting to reduce the flood of blood to the skin. Vasoconstriction permits the skin to cool while blood stays in the bodys core to maintain heat and circulation in the vital organs.

Vitamin D Synthesis Vitamin D, an essential vitamin necessary for the absorption of calcium from food, is produced by ultraviolet (UV) light striking the skin. The stratum basale and stratum spinosum layers of the epidermis contain a sterol molecule known as 7-dehydrocholesterol. When UV light present in sunlight or tanning bed lights strikes the skin, it penetrates through the outer layers of the epidermis and strikes some of the molecules of 7-dehydrocholesterol, converting it into vitamin D3. Vitamin D3 is converted in the kidneys into calcitriol, the active form of vitamin D.

Protection The skin provides protection to its underlying tissues from pathogens, mechanical damage, and UV light. Pathogens, such as viruses and bacteria, are unable to enter the body through unbroken skin due to the outermost layers of epidermis containing an unending supply of tough, dead keratinocytes. This protection explains the necessity of cleaning and covering cuts and scrapes with bandages to prevent infection. Minor mechanical damage from rough or sharp objects is mostly absorbed by the skin before it can damage the underlying tissues.

Epidermal cells reproduce constantly to quickly repair any damage to the skin. Melanocytes in the epidermis produce the pigment melanin, which absorbs UV light before it can pass through the skin. UV light can cause cells to become cancerous if not blocked from entering the body.

Skin Color Human skin color is controlled by the interaction of 3 pigments: melanin, carotene, and hemoglobin. Melanin is a brown or black pigment produced by melanocytes to protect the skin from UV radiation. Melanin gives skin its tan or brown coloration and provides the color of brown or black hair. Melanin production increases as the skin is exposed to higher levels of UV light resulting in tanning of the skin. Carotene is another pigment present in the skin that produces a yellow or orange cast to the skin and is most noticeable in people with low levels of melanin. Hemoglobin is another pigment most noticeable in people with little melanin. Hemoglobin is the red pigment found in red blood cells, but can be seen through the layers of the skin as a light red or pink color. Hemoglobin is most noticeable in skin coloration during times of vasodilation when the capillaries of the dermis are open to carry more blood to the skins surface.

Cutaneous Sensation The skin allows the body to sense its external environment by picking up signals for touch, pressure, vibration, temperature, and pain. Merkel disks in the epidermis connect to nerve cells in the dermis to detect shapes and textures of objects contacting the skin. Corpuscles of touch are structures found in the dermal papillae of the dermis that also detect touch by objects contacting the skin. Lamellar corpuscles found deep in the dermis sense pressure and vibration of the skin. Throughout the dermis there are many free nerve endings that are simply neurons with their dendrites spread throughout the dermis. Free nerve endings may be sensitive to pain, warmth, or cold. The density of these sensory receptors in the skin varies throughout the body, resulting in some regions of the body being more sensitive to touch, temperature, or pain than other regions.

Excretion In addition to secreting sweat to cool the body, eccrine sudoriferous glands of the skin also excrete waste products out of the body. Sweat produced by eccrine sudoriferous glands normally contains mostly water with many electrolytes and a

few other trace chemicals. The most common electrolytes found in sweat are sodium and chloride, but potassium, calcium, and magnesium ions may be excreted as well. When these electrolytes reach high levels in the blood, their presence in sweat also increases, helping to reduce their presence within the body. In addition to electrolytes, sweat contains and helps to excrete small amounts of metabolic waste products such as lactic acid, urea, uric acid, and ammonia. Finally, eccrine sudoriferous glands can help to excrete alcohol from the body of someone who has been drinking alcoholic beverages. Alcohol causes vasodilation in the dermis, leading to increased perspiration as more blood reaches sweat glands. The alcohol in the blood is absorbed by the cells of the sweat glands, causing it to be excreted along with the other components of sweat.

Prepared by Tim Taylor, Anatomy and Physiology Instructor

Anda mungkin juga menyukai