Anda di halaman 1dari 6

Epidermis

Epidermis berasal dari ektoderm, terdiri dari beberapa lapis (multilayer). Epidermis sering kita sebut
sebagai kuit luar.Epidermis merupakan lapisan teratas pada kulit manusia dan memiliki tebal yang
berbeda-beda: 400-600 μm untuk kulit tebal (kulit pada telapak tangan dan kaki) dan 75-150 μm untuk
kulit tipis (kulit selain telapak tangan dan kaki, memiliki rambut). Selain sel-sel epitel, epidermis juga
tersusun atas lapisan:

Melanosit, yaitu sel yang menghasilkan melanin melalui proses melanogenesis.Melanosit (sel pigmen)
terdapat di bagian dasar epidermis. Melanosit menyintesis dan mengeluarkan melanin sebagai respons
terhadap rangsangan hormon hipofisis anterior, hormon perangsang melanosit (melanocyte stimulating
hormone, MSH). Melanosit merupakan sel-sel khusus epidermis yang terutama terlibat dalam produksi
pigmen melanin yang mewarnai kulit dan rambut. Semakin banyak melanin, semakin gelap warnanya.
Sebagian besar orang yang berkulit gelap dan bagian-bagian kulit yang berwarna gelap pada orang yang
berkulit cerah (misal puting susu) mengandung pigmen ini dalam jumlah yang lebih banyak. Warna kulit
yang normal bergantung pada ras dan bervariasi dari merah muda yang cerah hingga cokelat. Penyakit
sistemik juga akan memengaruhi warna kulit . Sebagai contoh, kulit akan tampak kebiruan bila terjadi
inflamasi atau demam. Melanin diyakini dapat menyerap cahaya ultraviolet dan demikian akan
melindungi seseorang terhadap efek pancaran cahaya ultraviolet dalam sinar matahari yang berbahaya.

Sel Langerhans, yaitu sel yang merupakan makrofag turunan sumsum tulang, yang merangsang sel
Limfosit T, mengikat, mengolah, dan merepresentasikan antigen kepada sel Limfosit T. Dengan
demikian, sel Langerhans berperan penting dalam imunologi kulit.Sel-sel imun yang disebut sel
Langerhans terdapat di seluruh epidermis. Sel Langerhans mengenali partikel asing atau mikroorganisme
yang masuk ke kulit dan membangkitkan suatu serangan imun. Sel Langerhans mungkin
bertanggungjawab mengenal dan menyingkirkan sel-sel kulit displastik dan neoplastik. Sel Langerhans
secara fisik berhubungan dengan saraf-sarah simpatis , yang mengisyaratkan adanya hubungan antara
sistem saraf dan kemampuan kulit melawan infeksi atau mencegah kanker kulit. Stres dapat
memengaruhi fungsi sel Langerhans dengan meningkatkan rangsang simpatis. Radiasi ultraviolet dapat
merusak sel Langerhans, mengurangi kemampuannya mencegah kanker.

Sel Merkel, yaitu sel yang berfungsi sebagai mekanoreseptor sensoris dan berhubungan fungsi dengan
sistem neuroendokrin difus.

Keratinosit, lapisan eksternal kulit tersusun atas keratinosit (zat tanduk) dan lapisan ini akan berganti
setiap 3-4 minggu sekali. Keratinosit yang secara bersusun dari lapisan paling luar hingga paling dalam
sebagai berikut:

Stratum Korneum, terdiri atas 15-20 lapis sel gepeng, tanpa inti dengan sitoplasma yang dipenuhi
keratin. Lapisan ini merupakan lapisan terluar dimana eleidin berubah menjadi keratin yang tersusun
tidak teratur sedangkan serabut elastis dan retikulernya lebih sedikit sel-sel saling melekat erat.Lebih
tebal pada area-area yang banyak terjadi gesekan (friction) dengan permukaan luar, terutama pada
tangan & kaki. Juga merupakan lapisan keratinosit terluar yang tersusun atas beberapa lapis sel-sel
gepeng yang mati dan tidak berinti.

Stratum Lucidum, tidak jelas terlihat dan bila terlihat berupa lapisan tipis yang homogen, terang jernih,
inti dan batas sel tak terlihat. Stratum lucidum terdiri dari protein eleidin.Merupakan lapisan sel gepeng
yang tidak berinti dan lapisan ini banyak terdapat pada telapak tangan & kaki.

Stratum Granulosum, terdiri atas 2-4lapis sel poligonal gepeng yang sitoplasmanya berisikan granul
keratohialin. Pada membran sel terdapat granula lamela yang mengeluarkan materi perekat antar sel,
yang bekerja sebagai penyaring selektif terhadap masuknya materi asing, serta menyediakan efek
pelindung pada kulit.2/3 lapisan ini merupakan lapisan gepeng, dimana sitoplasma berbutir kasar serta
mukosa tidak punya lapisan inti.

Stratum Spinosum,tersusun dari beberapa lapis sel di atas stratum basale. Sel pada lapisan ini berbentuk
polihedris dengan inti bulat/lonjong. Pada sajian mikroskop tampak mempunyai tonjolan sehingga
tampak seperti duri yang disebut spinadan terlihat saling berhubungan dan di dalamnya terdapat fibril
sebagai intercellularbridge.Sel-sel spinosum saling terikat dengan filamen; filamen ini memiliki fungsi
untuk mempertahankan kohesivitas (kerekatan) antar sel dan melawan efek abrasi. Dengan demikian,
sel-sel spinosum ini banyak terdapat di daerah yang berpotensi mengalami gesekan seperti telapak kaki.

Stratum Basal/Germinativum, merupakan lapisan paling bawah pada epidermis, tersusun dari selapis
sel-sel pigmen basal, berbentuk silindris dan dalam sitoplasmanya terdapat melanin.Pada lapisan basile
ini terdapat sel-sel mitosis.

Setiap kulit yang mati akan terganti tiap 3- 4 minggu. Epidermis akan bertambah tebal jika bagian
tersebut sering digunakan. Persambungan antara epidermis dan dermis di sebut rete ridge yang
berfunfgsi sebagai tempat pertukaran nutrisi yang essensial. Dan terdapat kerutan yang disebut fingers
prints.

Pada daerah kulit terdapat juga kelenjar keringat. Kelenjar keringat terdiri dari fundus (bagian yang
melingkar) dan duet yaitu saluran semacam pipa yang bermuara pada permukaan kulit membentuk
pori-pori keringat. Semua bagian tubuh dilengkapi dengan kelenjar keringat dan lebih banyak terdapat
dipermukaan

telapak tangan, telapak kaki, kening dan di bawah ketiak. Kelenjar keringat mengatur suhu badan dan
membantu membuang sisa-sisa pencernaan dari tubuh. Kegiatannya terutama dirangsang oleh panas,
latihan jasmani, emosi dan obat-obat tertentu.
Ada dua jenis kelenjar keringat yaitu :

Kelenjar keringat ekrin, kelenjar keringat ini mensekresi cairan jernih, yaitu keringat yang mengandung
95 – 97 persen air dan mengandung beberapa mineral, seperti garam, sodium klorida, granula minyak,
glusida dan sampingan dari metabolisma seluler. Kelenjar keringat ini terdapat di seluruh kulit, mulai
dari telapak tangan dan telapak kaki sampai ke kulit kepala. Jumlahnya di seluruh badan sekitar dua juta
dan menghasilkan 14 liter keringat dalam waktu 24 jam pada orang dewasa.Bentuk kelenjar keringat
ekrin langsing, bergulung-gulung dan salurannya bermuara langsung pada permukaan kulit yang tidak
ada rambutnya.

Kelenjar keringat apokrin, yang hanya terdapat di daerah ketiak, puting susu, pusar, daerah kelamin dan
daerah sekitar dubur (anogenital) menghasilkan cairan yang agak kental, berwarna keputih-putihan
serta berbau khas pada setiap orang. Sel kelenjar ini mudah rusak dan sifatnya alkali sehingga dapat
menimbulkan bau. Muaranya berdekatan dengan muara kelenjar sebasea pada saluran folikel rambut.
Kelenjar keringat apokrin jumlahnya tidak terlalu banyak dan hanya sedikit cairan yang disekresikan dari
kelenjar ini. Kelenjar apokrin mulai aktif setelah usia akil baligh dan aktivitas kelenjar ini dipengaruhi
oleh hormon.

2. Dermis

Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap sebagai “True Skin” karena 95%
dermis membentuk ketebalan kulit.Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan
menghubungkannya dengan jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi, yang paling tebal pada telapak
kaki sekitar 3 mm.Kulit jangat atau dermis menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat keberadaan
kandung rambut, kelenjar keringat, kelenjar-kelenjar palit atau kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh
darah dan getah bening, dan otot penegak rambut (muskulus arektor pili). Lapisan ini elastis & tahan
lama, berisi jaringan kompleks ujung-ujung syaraf, kelenjar sudorifera, kelenjar. Sebasea, folikel jaringan
rambut & pembuluh darah yang juga merupakan penyedia nutrisi bagi lapisan dalam epidermis.

Dermis atau cutan (cutaneus), yaitu lapisan kulit di bawah epidermis. Penyusun utama dari dermis
adalah kolagen. Membentuk bagian terbesar kulit dengan memberikan kekuatan dan struktur pada kulit,
memiliki ketebalan yang bervariasi bergantung pada daerah tubuh dan mencapai maksimum 4 mm di
daerah punggung. Dermis terdiri atas dua lapisan dengan batas yang tidak nyata, yaitu stratum papilare
dan stratum reticular.

Stratum papilare, yang merupakan bagian utama dari papila dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar.
Pada stratum ini didapati fibroblast, sel mast, makrofag, dan leukosit yang keluar dari pembuluh
(ekstravasasi). Lapisan papila dermis berada langsung di bawah epidermis tersusun terutama dari sel-sel
fibroblas yang dapat menghasilkan salah satu bentuk kolagen, yaitu suatu komponen dari jaringan ikat.
Dermis juga tersusun dari pembuluh darah dan limfe, serabut saraf , kelenjar keringat dan sebasea, serta
akar rambut. Suatu bahan mirip gel, asam hialuronat, disekresikan oleh sel-sel jaringan ikat. Bahan ini
mengelilingi protein dan menyebabkan kulit menjadi elastis dan memiliki turgor (tegangan). Pada
seluruh dermis dijumpai pembuluh darah, saraf sensorik dan simpatis, pembuluh limfe, folikel rambut,
serta kelenjar keringat dan palit. Lapisan ini tipis mengandung jaringan ikat jarang.

Stratum retikulare, yang lebih tebal dari stratum papilare dan tersusun atas jaringan ikat padat tak
teratur. Terdiri atas serabut-serabut penunjang (kolagen, elastin, retikulin), matiks (cairan kental asam
hialuronat dan kondroitin sulfat serta fibroblas). Serta terdiri dari sel fibroblast yang memproduksi
kolagen dan retikularis yang terdapat banyak pembuluh darah , limfe, akar rambut, kelenjar keringat dan
kelenjar sebaseus.

Lapisan dermis juga ini mengandung sel-sel khusus yang membantu mengatur suhu, melawan infeksi, air
menyimpan dan suplai darah dan nutrisi ke kulit. Sel-sel khusus dari dermis juga membantu dalam
mendeteksi sensasi dan memberikan kekuatan dan fleksibilitas untuk kulit. Komponen dermis meliputi:

Pembuluh darah berfungsi sebagai transport oksigen dan nutrisi ke kulit dan mengeluarkan produk
sampah. Kapal ini juga mengangkut vitamin D dari kulit tubuh.

Pembuluh getah bening sebagai pasokan (cairan susu yang mengandung sel-sel darah putih dari sistem
kekebalan tubuh) pada jaringan kulit untuk melawan mikroba.

Kelenjar Keringat untuk mengatur suhu tubuh dengan mengangkut air ke permukaan kulit di mana ia
dapat menguap untuk mendinginkan kulit.

Sebasea (minyak) kelenjar yaitu membantu untuk kulit tahan air dan melindungi terhadap mikroba.
Mereka melekat pada folikel rambut.

Folikel rambut, seperti rongga berbentuk tabung yang melampirkan akar rambut dan memberikan
nutrisi pada rambut.

Sensory reseptor syaraf yang mengirimkan sensasi seperti sentuhan, nyeri, dan intensitas panas ke otak.

Kolagen protein struktural tangguh yang memegang otot dan organ di tempat dan memberikan
kekuatan dan bentuk ke jaringan tubuh.

Elastin protein karet yang memberikan elastisitas dan membuat kulit merenggang. Hal ini juga
ditemukan di ligamen, organ, otot dan dinding arteri.

3. Subkutan atau Hipodermis

Pada bagian subdermis ini terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak di dalamnya.Pada lapisan
ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah dan getah bening. Untuk sel lemak pada subdermis,
sel lemak dipisahkan oleh trabekula yang fibrosa. Lapisan terdalam yang banyak mengandung sel liposit
yang menghasilkan banyak lemak. Disebut juga panikulus adiposa yang berfungsi sebagai cadangan
makanan. Berfungsi juga sebagai bantalan antara kulit dan setruktur internal seperti otot dan tulang.
Sebagai mobilitas kulit, perubahan kontur tubuh dan penyekatan panas.Sebagai bantalan terhadap
trauma. Tempat penumpukan energi.

Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah dan limfe, saraf-saraf yang berjalan
sejajar dengan permukaan kulit. Cabang-cabang dari pembuluh-pembuluh dan saraf-saraf menuju
lapisan kulit jangat. Jaringan ikat bawah kulit berfungsi sebagai bantalan atau penyangga benturan bagi
organ-organ tubuh bagian dalam, membentuk kontur tubuh dan sebagai cadangan makanan.

Ketebalan dan kedalaman jaringan lemak bervariasi sepanjang kontur tubuh, paling tebal di daerah
pantat dan paling tipis terdapat di kelopak mata. Jika usia menjadi tua, kinerja liposit dalam jaringan ikat
bawah

kulit juga menurun. Bagian tubuh yang sebelumnya berisi banyak lemak, lemaknya berkurang sehingga
kulit akan mengendur serta makin kehilangan kontur.

Fungsi kulit:

Proteksi (melindungi) : Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisik atau mekanis,
misalnya terhadap gesekan, tarikan, gangguan kimiawi yang dapat menimbulkan iritasi (lisol, karbol dan
asam kuat). Gangguan panas misalnya radiasi, sinar ultraviolet, gangguan infeksi dari luar misalnya
bakteri dan jamur. Karena adanya bantalan lemak, tebalnya lapisan kulit dan serabut-serabut jaringan
penunjang berperan sebagai pelindung terhadap gangguan fisis. Melanosit turut berperan dalam
melindungi kulit terhadap sinar matahari dengan mengadakan tanning (pengobatan dengan asam
asetil).

Absorbsi (menyerap) : Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat, tetapi
cairan yang mudah menguap lebih mudah diserap, begitu juga yang larut dalam lemak. Permeabilitas
kulit terhadap O2, CO2 dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi.
Kemampuan absorbsi kulit dipengaruhi tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembapan dan metabolisme.
Penyerapan dapat berlangsung melalui celah di antara sel, menembus sel-sel epidermis, atau melalui
saluran kelenjar dan yang lebih banyak melalui sel-sel epidermis.

Regulasi (Pengatur Panas) : Suhu tubuh tetap stabil meskipun terjadi perubahan suhu lingkungan. Hal ini
karena adanya penyesuaian antara panas yang dihasilkan oleh pusat pengatur panas, medula oblongata.
Suhu normal dalam tubuh yaitu suhu viseral 36-37,5 derajat untuk suhu kulit lebih rendah. Pengendalian
persarafan dan vasomotorik dari arterial kutan ada dua cara yaitu vasodilatasi (kapiler melebar, kulit
menjadi panas dan kelebihan panas dipancarkan ke kelenjar keringat sehingga terjadi penguapan cairan
pada permukaan tubuh) dan vasokonstriksi (pembuluh darah mengerut, kulit menjadi pucat dan dingin,
hilangnya keringat dibatasi, dan panas suhu tubuh tidak dikeluarkan).

Ekskresi (Pengeluaran) : Kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau zat
sisa metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, urea, asam urat, dan amonia. Sebum yang diproduksi oleh
kulit berguna untuk melindungi kulit karena lapisan sebum (bahan berminyak yang melindungi kulit) ini
menahan air yang berlebihan sehingga kulit tidak menjadi kering. Produksi kelenjar lemak dan keringat
menyebabkan keasaman pada kulit.

Persepsi / Reseptor (Peraba) : Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis.
Respons terhadap rangsangan panas diperankan oleh dermis dan subkutis, terhadap dingin diperankan
oleh dermis, perabaan diperankan oleh papila dermis dan markel renvier, sedangkan tekanan
diperankan oleh epidermis.

Pembentukan Pigmen : Sel pembentuk pigmen (melanosit) terletak pada lapisan basal dan sel ini berasal
dari rigi saraf. Melanosit membentuk warna kulit. Enzim melanosum dibentuk oleh alat golgi dengan
bantuan tirosinase, ion Cu, dan O2 terhadap sinar matahari memengaruhi melanosum. Pigmen disebar
ke epidermis melalui tangan-tangan dendrit sedangkan lapisan di bawahnya dibawa oleh melanofag.
Warna kulit tidak selamanya dipengaruhi oleh pigmen kulit melainkan juga oleh tebal-tipisnya kulit,
reduksi Hb dan karoten.

Keratinisasi : Keratinosit dimulai dari sel basal yang mengadakan pembelahan. Sel basal yang lain akan
berpindah ke atas dan berubah bentuk menjadi sel spinosum. Makin ke atas sel ini semakin gepeng dan
bergranula menjadi sel granulosum. Semakin lama intinya menghilang dan keratonosit ini menjadi sel
tanduk yang amorf. Proses ini berlangsung terus menerus seumur hidup. Keratinosit melalui proses
sintasis dan degenerasi menjadi lapisan tanduk yang berlangsung kira-kira 14-21 hari dan memberikan
perlindungan kulit terhadap infeksi secara mekanis-fisiologik.

Anda mungkin juga menyukai