Integumen merupakan kata yang berasal dari bahasa Latin “integumentum“, yang berarti “penutup”.
Sesuai dengan fungsinya, organ-organ pada sistem integumen berfungsi menutup organ atau
jaringan dalam manusia dari kontak luar.
Sistem integumen-Kulit merupakan lapisan terluar dari tubuh dan suatu wadah penutup, perasa,
untuk melindungi bagi tubuh manusia, dan masih banyak lagi mengenai fungsi dari sistem
integumen.
Sistem integumen adalah sistem organ yang paling luas.Sistem ini terdiri atas kulit dan aksesorisnya,
termasuk kuku, rambut, kelenjar (keringat dan sebaseous), dan reseptor saraf khusus (untuk stimuli
perubahan internal atau lingkungan eksternal).Sistem integumen terdiri dari organ terbesar dalam
tubuh yaitu kulit, yang melindungi struktur internal tubuh dari kerusakan, mencegah dehidrasi,
lemak toko dan menghasilkan vitamin dan hormon.
Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan,dan menginformasikan kita
dari lingkungan sekitar. Sistem ini seringkali merupakan bagian dari sistem organ terbesar yang
mencakup kulit, rambut, kuku,Kelenjar keringat, kelenjar minyak dan kelenjar susu. Sistem
integumen mampu memperbaiki dirinya sendiri apabila terjadi kerusakan yang tidak terlalu parah
(self-repairing) dan mekanisme pertahanan tubuh pertama (pembatas antara lingkungan luar tubuh
dengan dalam tubuh). Lapisan kulit dibagi menjadi 3 Lapisan yakni epidermis, dermis dan subkutis
(hipodermis) (Andriyani, Triana & Juliarti, 2015).
Kulit terdiri dari tiga lapisan, yaitu : epidermis (kulit ari), dermis (kulit jangat ataukorium)dan lapisan
subkutan/hipodermis
1. Epidermis . Epidermis sering kita sebut sebagai kuit luar. Epidermis merupakan
lapisanteratas pada kulit manusia dan memiliki tebal yang berbeda-beda : 400-600 μm untuk
kulit tebal (kulit pada telapak tangan dan kaki) dan 75-150 μm untuk kulit tipis (kulitselain
telapak tangan dan kaki, memiliki rambut). Selain sel-sel epitel, epidermis jugatersusun atas
lapisan:a.
b. Sel Langerhans : Yaitu sel yang merupakan makrofag turunan sumsum tulang,
yangmerangsang sel Limfosit T, mengikat, mengolah, dan merepresentasikan antigenkepada
sel Limfosit T. Dengan demikian, sel Langerhans berperan penting dalamimunologi kulit.Sel-
sel imun yang disebut sel Langerhans terdapat di seluruhepidermis. Sel Langerhans
mengenali partikel asing atau mikroorganisme yangmasuk ke kulit dan membangkitkan
suatu serangan imun. Sel Langerhans mungkin bertanggungjawab mengenal dan
menyingkirkan sel-sel kulit displastik danneoplastik. Sel Langerhans secara fisik berhubungan
dengan saraf-sarah simpatis ,yang mengisyaratkan adanya hubungan antara sistem saraf dan
kemampuan kulitmelawan infeksi atau mencegah kanker kulit. Stres dapat memengaruhi
fungsi selLangerhans dengan meningkatkan rangsang simpatis. Radiasi ultraviolet
dapatmerusak sel Langerhans, mengurangi kemampuannya mencegah kanker.
c. Sel Merkel : Yaitu sel yang berfungsi sebagai mekanoreseptor sensoris dan berhubungan
fungsi dengan sistem neuroendokrin difus.
d. Keratinosit Yang secara bersusun dari lapisan paling luar hingga paling dalamsebagai berikut:
1) Stratum Korneum
Atau lapisan tanduk, terdiri atas 15-20 lapis sel gepeng, tanpa intidengan sitoplasma
yang dipenuhi keratin. Lapisan ini merupakan lapisan terluar dimana eleidin berubah
menjadi keratin yang tersusun tidak teratur sedangkanserabut elastis dan retikulernya
lebih sedikit sel-sel saling melekat erat.
2) Stratum Lucidum
Tidak jelas terlihat dan bila terlihat berupa lapisan tipis yanghomogen, terang jernih, inti
dan batas sel tak terlihat. Stratum lucidum terdiri dariprotein eleidin. Selnya pipih,
bedanya dengan stratum granulosum adalah sel-selsudah banyak yang kehilangan inti
dan butir-butir sel telah menjadi jernih sekalidan tembus sinar. Lapisan ini hanya
terdapat pada telapak tangan dan telapak kaki.
3) Stratum Granulosum
Atau lapisan keratohialin, terdiri atas 2-4 lapis sel poligonalgepeng yang sitoplasmanya
berisikan granul keratohialin. Pada membran selterdapat granula lamela yang
mengeluarkan materi perekat antar sel, yang bekerja sebagai penyaring selektif
terhadap masuknya materi asing, serta menyediakanefek pelindung pada kulit.
4) Stratum Spinosum/stratum malphigi / pickle cell layer
Tersusun dari beberapalapis sel di atas stratum basale. Sel pada lapisan ini berbentuk
polihedris denganinti bulat/lonjong. Pada sajian mikroskop tampak mempunyai tonjolan
sehinggatampak seperti duri yang disebut spina dan terlihat saling berhubungan dan
didalamnya terdapat fibril sebagai intercellular bridge.Sel-sel spinosum salingterikat
dengan filamen; filamen ini memiliki fungsi untuk mempertahankankohesivitas
(kerekatan) antar sel dan melawan efek abrasi. Dengan demikian, sel-sel spinosum ini
banyak terdapat di daerah yang berpotensi mengalami gesekanseperti telapak kaki.
5) Stratum Basal/Germinativum
Merupakan lapisan paling bawah pada epidermis(berbatasan dengan dermis), tersusun
dari selapis sel-sel pigmen basal , berbentuk silindris dan dalam sitoplasmanya terdapat
melanin. Pada lapisan basal initerdapat sel-sel mitosis.
2.DermisLapisan yang mempunyai ketebalan 4kali lipat dari lapisan epidermis (kira-kira0.25-2.55mm
ketebalannya) tersusun dari jaringan penghubung dan penyokong lapisanepidermis dan
mengikatkannya pada lapisan dalam hipodermis. Lapisan ini terbagi atas :
a. Lapisan papilari
Merupakan lapisan tipis dan terdiri dari jaringan penghubung yang longgar menghubungkan
lapisan epidermis kelapisan subcutis, banyak terdapat sel mast dan selmakrofag yang diperlukan
untuk menghancurkan mikroorganisme
b. Lapisan Retikular,
Merupakan lapisan tebal dan terdiri dari jaringan penghubung padat dengansusunan yang tidak
merata, disebut lapisan retikular karena banyak terdapat serat elastindan kolagen yang sangat
tebal dan saling berangkai satu sama lain menyerupai jaring- jaring. Dengan adanya serat elastin
dan kolagen akan membuat kulit menjadi kuat, utuhkenyal dan meregang dengan baik.
Komponen dari lapisan ini berisi banyak struktur khusus yang melaksanakan fungsi kulit. Terdiri
dari :
1) Kelenjar sebaceous/ sebasea (kelenjar lemak)Menghasilkan sebum, zat semacam lilin,
asam lemak atau trigliserida bertujuan untuk melumasi permukaan kulit dikeluarkan
melalui folikel rambut yang mengandung banyak lipid. Pada orang yang jenis kulit
berminyak maka sel kelenjar sebaseanyalebih aktif memproduksi minyak, dan bila
lapisan kulitnya tertutup oleh kotoran,debuatau kosmetik menyebabkan sumbatan
kelenjar sehingga terjadi pembengkakan. Padagambar dibawah terlihat kelenjar sebasea
yang berwarna kuning dan disebelahkanannya terdapat kelenjar keringat)
2) Eccrine sweat glands atau kelenjar keringat Walaupun stratum korneum kedap air,
namun sekitar 400 mL air dapat keluar dengan cara menguap melalui kelenjar keringat
tiap hari. Seorang yang bekerja dalamruangan mengekskresikan 200 mL keringat
tambahan, dan bagi orang yang aktif jumlahnya lebih banyak lagi
3) Pembuluh darah Dilapisan dermis sangat kaya dengan pembuluh darah yang memberi
nutrisi penting untuk kulit, baik vitamin, oksigen maupun zat-zat penting lainnya
untukmetabolisme sel kulit, selain itu pembuluh darah juga bertugas mengatur suhu
tubuh melalui mekanisme proses pelebaran atau dilatasi pembuluh darah.
4) Serat elastin dan kolagen semua bagian pada kulit harus diikat menjadi satu, dan
pekerjaan ini dilakukanoleh sejenis protein yang ulet yang dinamakan kolagen. Kolagen
merupakankomponen jaringan ikat yang utama dan dapat ditemukan pada berbagai jenis
jaringanserta bagian tubuh yang harus diikat menjadi satu. Protein ini dihasilkan oleh sel-
seldalam jaringan ikat yang dinamakan fibroblast. Kolagen diproduksi dalam bentuk
serabut yang menyusun dirinya dengan berbagai cara untuk memenuhi berbagai
fungsiyang spesifik. Pada kulit serabut kolagen tersusun dengan pola rata yang
salingmenyilang.
5) Syaraf nyeri dan reseptor sentuh, kulit juga seperti organ lain terdapat cabang-cabang
saraf spinal dan permukaanyang terdiri dari saraf-saraf motorik dan saraf sensorik. Ujung
saraf motorik bergunauntuk menggerakkan sel-sel otot yang terdapat pada kulit,
sedangkan saraf sensorik berguna untuk menerima rangsangan yang terdapat dari luar
atau kulit. Pada kulitujung-ujung, saraf sensorik ini membentuk bermacam-macam
kegiatan untuk menerima rangsangan.
Fisiologi Sistem integument
Kulit memiliki banyak fungsi, yang berguna dalam menjaga homeostasis tubuh. Fungsi-fungsi
tersebut dapat dibedakan menjadi fungsi proteksi, absorpsi, ekskresi, persepsi, pengaturan suhu
tubuh (termoregulasi), dan pembentukan vitamin D
.1.Fungsi proteksiKulit menyediakan proteksi terhadap tubuh dalam berbagai cara sebagai yaitu
berikut:
a. Keratin melindungi kulit dari mikroba, abrasi (gesekan), panas, dan zat kimia.Keratin
merupakan struktur yang keras, kaku, dan tersusun rapi dan erat seperti batu bata di
permukaan kulit.
b. Lipid yang dilepaskan mencegah evaporasi air dari permukaan kulit dan dehidrasi;selain itu
juga mencegah masuknya air dari lingkungan luar tubuh melalui kulit.
c. Sebum yang berminyak dari kelenjar sebasea mencegah kulit dan rambut darikekeringan
serta mengandung zat bakterisid yang berfungsi membunuh bakteri di permukaan kulit.
Adanya sebum ini, bersamaan dengan ekskresi keringat, akan menghasilkan mantel asam
dengan kadar pH 5-6.5 yang mampu menghambat pertumbuhan mikroba.
d. Pigmen melanin melindungi dari efek dari sinar UV yang berbahaya. Pada stratum basal, sel-
sel melanosit melepaskan pigmen melanin ke sel-sel di sekitarnya. Pigmenini bertugas
melindungi materi genetik dari sinar matahari, sehingga materi genetik dapat tersimpan
dengan baik. Apabila terjadi gangguan pada proteksi oleh melanin,maka dapat timbul
keganasan.
e. Selain itu ada sel-sel yang berperan sebagai sel imun yang protektif. Yang pertamaadalah sel
Langerhans, yang merepresentasikan antigen terhadap mikroba. Kemudianada sel fagosit
yang bertugas memfagositosis mikroba yang masuk melewati keratindan sel Langerhans.
2.Fungsi absorpsiKulit tidak bisa menyerap air, tapi bisa menyerap material larut-lipid sepertivitamin
A, D, E, dan K, obat-obatan tertentu, oksigen dan karbon dioksida. Permeabilitaskulit terhadap
oksigen, karbondioksida dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi
respirasi. Selain itu beberapa material toksik dapat diserap sepertiaseton, CCl4 , dan merkuri.
3. Fungsi ekskresiKulit juga berfungsi dalam ekskresi dengan perantaraan dua kelenjar eksokrinnya,
yaitukelenjar sebasea dan kelenjar keringat
Menurut Wong and Whaley's 2003, tanda dan gejala pada luka bakar adalah:
1. Grade I
Kerusakan pada epidermis (kulit bagian luar), kulit kering kemerahan, nyeri sekali, sembuh
dalam 3-7 hari dan tidak ada jaringan parut.
2. Grade II
Kerusakan pada epidermis (kulit bagian luar) dan dermis (kulit bagian dalam), terdapat
vesikel (benjolan berupa cairan atau nanah) dan oedem sub kutan (adanya penimbunan
dibawah kulit), luka merah dan basah, mengkilap, sangat nyeri, sembuh dalam 21-28 hari
tergantung komplikasi infeksi.
3. Grade III
Kerusakan pada semua lapisan kulit, nyeri tidak ada, luka merah keputih-putihan (seperti
merah yang terdapat serat putih dan merupakan jaringan mati) atau hitam keabu-abuan
(seperti luka yang kering dan gosong juga termasuk jaringan mati), tampak kering, lapisan
yang rusak tidak sembuh sendiri (perlu skin graf).
Metode Rule of Nines untuk menentukan daerah permukaan tubuh total (Body surface Area: BSA)
untuk orang dewasa adalah
100%
Kartu Penilaian Luka Bakar menurut Nelson, 1992
PATHWAY
Panas
Luka Bakar
Inflamasi
Kerusakan Jaringan
Epidermis / dermis
Alarm Nyeri
N
MK : Nyeri Akut
G
MK : Gangguan Pola Tidur MK : Gangguan Rasa Nyaman
Contoh kasus:
Pada tanggal 15 Juni jam 05.30 Tn.M berusia 30 th datang ke RS diantar istrinya dengan luka
bakar akibat terkena air panas pada daerah kaki dan tangannya, hampir seluruh luka terdapat
bulla / melepuh. Ia mengatakan begitu kejadian langsung di bawa ke RS. Pasien
mengeluhkan nyari pada luka, panas, dan terlihat pula kulit tidak rata (melepuh), kemerahan,
dan pasien tampak gelisah menahan nyeri. Pasien juga bertanya apakah lukanya nanti bisa
sembuh dan dapat kembali semula. Pasien juga terlihat kesulitan tidur karena terus
memperhatikan lukanya. Setelah dilakukan pemeriksaan TTV didapati BB 50 kg, TD 130/80
mmHg, RR 20 x/mnt, N 90 x/mnt, Suhu 37,5 ℃.
1. PENGKAJIAN
1.1 Identitas
1) Identitas Pasien
Nama : Tn. M
Umur : 30
Agama : Islam
Jenis Kelamin : laki-laki
Status Marital : Sudah Menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Asuransi : BPJS Kesehatan
Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : Ds.Wonosari, Kediri
Tanggal Masuk : 15 Juni 2022
Tanggal Pengkajian : 15 Juni 2022
No.Register :-
Diagnosa Medis : Gangguan Sistem Integumen
2. Pola Nutrisi – Metabolik Makan: 3x1 hari dangan lauk Makan : makan lebih
pauk (nasi putih, ikan, sayuran) sedikit sekitar 3/4porsi
biasanya
Minum : air putih Minum : Air putih
4. Pola Aktivitas dan Latihan Sebelum sakit pasien dapat sakit kegiatan pasien
melakukan mandi, makan , dibantu sebagian oleh
eliminasi, ganti pakaian, secara keluarga karena pasien
mandiri. merasakan nyeri sehingga
mengganggu aktivitas
7. Pola Tidur dan Istirahat Sebelum sakit klien Klien mengatakan ia hanya
mengatakan bahwa cukup tidur tidur beberapa jam selama
yaitu selama 8 jam sehari sakit.
8. Pola Peran – Hubungan Sebelum sakit setiap harinya Saat di rumah sakit pasien
pasien bekerja menjadi hanya dapat berbaring
karyawan swasta. ditempat tidur.
11. Pola Nilai – Kepercayaan Pasien mengatakan sebelum Saat masuk rumah sakit
masuk rumah sakit rajin sholat pasien hanya bisa berdoa
5 waktu. dan terkadang hanya
melakukan sholat beberapa
waktu.
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Nyeri Akut berhubungan dengan Agen Pencedera Fisik
2) Risiko Infeksi berhubungan dengan Kerusakan Integritas Kulit
3) Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan Restrains Fisik
4. INTERVENSI KEPERAWATAN
5. IMPLEMENTASI
Observasi :
1) Memodifikasi lingkungan
2) Memfasilitasi menghilangkan stress sebelum
tidur
3) Menetapkan jadwal rutin tidur
4) Melakukan prosedur untuk meningkatkan
kenyamanan
Edukasi :
6. EVALUASI
O:
Pasien masih nampak meringis dan gelisah
O ( Onset ) : nyeri mulai saat setelah terkena air
panas
P ( Provocating ) : nyeri hilang timbul dan akan
mereda saat dibawa tidur
Q ( Quality ) : nyeri terasa seperti terbakar
R ( Region ) : nyeri hanya terasa pada area yang
terkena air panas
S ( Severity ) : skala nyeri 9
T ( Treatment ) : obat sangat berpengaruh dalam
meredakan nyeri ( analgesik )
P : Intervensi dilanjutkan
1) Identifkasi skala nyeri
2) Monitor efek samping pemberian analgesik
4) Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
nyeri
5) Fasilitasi istirahat atau tidur
6) Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
7) Kolaborasi pemberian analgesik
O:
Terdapat edema pada daerah luka, dan kemerahan,
bengkak
P : Intervensi dilanjutkan
1) Batasi jumlah pengunjung
2) Berikan perawatan kulit pada bagian edema
3) Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
dengan pasien dan lingkungan pasien
4) Pertahankan teknik aseptik pada pasien
berisiko tinggi
16 Juni 2022 / Gangguan Pola Tidur S:
20.00 WIB berhubungan dengan Restrains Pasien mengatakan sulit tidur, pola tidur berubah
Fisik
O: -
P : Intervensi dilanjutkan
1) Modifikasi lingkungan
2) Fasilitasi menghilangkan stress sebelum tidur
3) Tetapkan jadwal rutin tidur
4) Lakukan prosedur untuk meningkatkan
kenyamanan
DAFTAR PUSTAKA
https://fdokumen.com/document/asuhan-keperawatan-integumen
1.
Menurut Naskah Publikasi dari Cornelia Griggs,
Jeremy Goverman, Edward Bittner, and
Benjamin Levi yang berjudul “Sedation and Pain
Management in Burn Patients”, dijelaskan bahwa
kontrol nyeri yang baik adalah dasar dari perawatan
luka bakar yang manjur dari cedera awal hingga
pemulihan jangka panjang. Perawatan yang
dirancang untuk mengobati luka bakar dapat
menimbulkan lebih banyak rasa sakit daripada
cedera awal itu sendiri, sehingga dokter
berkewajiban untuk merangkul pendekatan
perawatan multimodal untuk nyeri bakar. Pedoman
nyeri dan kecemasan standar digunakan di banyak
pusat luka bakar untuk memastikan kenyamanan
pasien yang tepat dan konsisten. Idealnya, pedoman manajemen nyeri harus memastikan
keamanan dan kemanjuran pada berbagai tingkat keparahan luka bakar sambil memberikan
rekomendasi yang jelas untuk pemilihan obat, dosis, dan titrasi. Pengkajian ulang tingkat
nyeri dan kecemasan yang sering dapat melindungi terhadap pengobatan nyeri yang tidak
memadai di unit luka bakar. Penilaian nyeri yang waspada, pemahaman yang bermakna
tentang patofisiologi dan pertimbangan farmakologis di berbagai fase luka bakar, dan
perhatian penuh kasih terhadap kecemasan dan kontributor psikososial lainnya terhadap nyeri
akan meningkatkan kemampuan dokter untuk memberikan manajemen nyeri.
2.
Menurut hasil riset dari Neiraja Gnaneswaran, dkk. “Cutaneous chemical burns:
assessment and early management”, Penatalaksanaan dini yang tepat sangat penting dalam
mengurangi periode morbiditas pasien. Pedoman saat ini menyarankan irigasi air adalah
pilihan pengobatan yang paling aman, paling manjur dan tersedia pada tahap awal perawatan
luka bakar kimia Penilaian pasien harus cepat dan dilakukan bersamaan dengan manajemen
darurat dini. Anamnesis yang cepat dan survei primer dan sekunder mungkin diperlukan
untuk menyingkirkan efek samping sistemik dari cedera.
3.
tingkat kematian pasien dengan luka bakar.
Selain itu, faktor lain, seperti adanya syok,
adanya sepsis dan trombositopenia, telah
dilaporkan mempengaruhi angka kematian
selama rawat inap.
Menurut etiologi luka bakar, kelompok
terbesar pasien sembuh dengan
penyembuhan adalah 57 pasien dengan
luka bakar air panas, 22 pasien dengan
luka bakar api, 12 pasien dengan luka
bakar tandoori, 9 pasien dengan luka bakar
listrik rumah, 4 pasien dengan luka bakar
susu, 3 pasien dengan luka bakar air panas,
1 pasien dengan sambaran petir dan 1
pasien dengan luka bakar kontak pasir.
Untuk pasien yang meninggal, 8 pasien
mengalami luka bakar air panas, 14 pasien
mengalami luka bakar api dan 2 pasien
mengalami luka bakar tandoori. Ada
perbedaan yang signifikan secara statistik
antara kedua kelompok mengenai etiologi
luka bakar.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh
Dalam penelitian kami, ketika kami
Albayrak dkk. Yang berjudul “Factors
membandingkan pasien yang selamat dan
affecting the mortality at patients with
pasien yang meninggal, kami
burns: Single centre results”. Yang mana
menyimpulkan bahwa korban luka bakar
Sebanyak 133 pasien dilibatkan dalam
yang meninggal merupakan kelompok
penelitian ini. Dalam penelitian kami,
yang lebih tua dan ini konsisten dalam
hubungan antara kematian pada pasien
literatur. Peningkatan kematian ditemukan
dengan luka bakar dan jenis kelamin, usia,
dengan bertambahnya usia. Tingkat
derajat luka bakar, persentase luka bakar,
kematian tertinggi muncul dari luka bakar
etiologi, menerima suspensi eritrosit,
api kemudian, oleh luka bakar melepuh,
menerima plasma beku segar, albumin,
Dapat disimpulkan bahwa penyebab paling
hemogram dan nilai biokimia dievaluasi.
umum dari kematian pada luka bakar api
Setiap tahun, jutaan orang di dunia terkena
mungkin karena api membakar
luka bakar. Separuhnya adalah anak-anak,
menyebabkan BSA (burn surface area)
dan seperempatnya adalah luka bakar
yang lebih besar dan menyebabkan luka
parah. Oleh karena itu, pasien dengan luka
bakar yang lebih dalam
bakar harus diperlakukan sebagai pasien
trauma serius. Usia lanjut, TBSA (total
burn surface area) besar dan adanya cedera
inhalasi adalah faktor yang mempengaruhi