Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seluruh tubuh manusia bagian terluar terbungkus oleh suatu sistem yang disebut
sebagai sistem integumen. Sistem integumen adalah sistem organ yang paling luas.Sistem
ini terdiri atas kulit dan aksesorisnya, termasuk kuku, rambut, kelenjar (keringat dan
sebaseous), dan reseptor saraf khusus (untuk stimuli perubahan internal atau lingkungan
eksternal).

Sistem integumen terdiri dari organ terbesar dalam tubuh, kulit. Ini sistem organ yang
luar biasa melindungi struktur internal tubuh dari kerusakan, mencegah dehidrasi, lemak
toko dan menghasilkan vitamin dan hormon. Hal ini juga membantu untuk
mempertahankan homeostasis dalam tubuh dengan membantu dalam pengaturan suhu
tubuh dan keseimbangan air. Sistem integumen adalah garis pertama pertahanan tubuh
terhadap bakteri, virus dan mikroba lainnya. Hal ini juga membantu untuk memberikan
perlindungan dari radiasi ultraviolet yang berbahaya. Kulit adalah organ sensorik dalam hal
ini memiliki reseptor untuk mendeteksi panas dan dingin, sentuhan, tekanan dan nyeri.
Komponen kulit termasuk rambut, kuku, kelenjar keringat, kelenjar minyak, pembuluh
darah, pembuluh getah bening, saraf dan otot. Mengenai anatomi sistem yg menutupi, kulit
terdiri dari lapisan jaringan epitel (epidermis) yang didukung oleh lapisan jaringan ikat
(dermis) dan lapisan subkutan yang mendasari (hypodermis atau subcutis).

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimanakah struktur anatomi kulit ?

1.2.2 Bagaimanakah fungsi kulit

1.2.3 Bagaimanakah mekanisme pengeluaran kulit?

1.2.4 Apa sajakah penyakit dalam kulit?

1.3 Tujuan

Makalah ini bertujuan untuk :

1.3.1 Untuk mengetahui struktur anatomi kulit.

1.3.2 Untuk mengetahui fungsi kulit.

1
2

1.3.3 Untuk mengetahu mekanisme pengeluaran kulit.

1.3.4 Untuk mengetahui penyakit dalam kulit.

1.4 Manfaat

1.4.1 Agar mengetahui struktur anatomi kulit .

1.4.2 Agar mengetahui fungsi kulit.

1.4.3 Agar mengetahui mekanisme pengeluaran kulit.

1.4.4 Agar mengetahui penyakit dalam kulit.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Struktur Anatomi Kulit

Kulit merupakan organ hidup yang mempunyai ketebalan yang sangat bervariasi.
Bagian yang sangat tipis terdapat di kelopak mata dan yang paling tebal pada telapak
kaki dan telapak tangan yang mempunyai ciri khas (dermatoglipic pattern) yang berbeda
pada setiap orang yaitu berupa garis lengkung yang berbelok-belok, hal ini berguna untuk
mengidentifikasi seseorang.

2.1.1 Lapisan Kulit

Kulit dapat dibedakan menjadi dua lapisan utama yaitu kulit ari (epidermis) dan
kulit jangat (dermis/kutis). Kedua lapisan ini berhubungan dengan lapisan yang ada di
bawahnya dengan perantara jaringan ikat bawah kulit (hipodermis/subkutis). Dermis atau
kulit mempunyai alat tambahan atau pelengkap yang terdiri dari rambut dan kuku.

2.1.1.1 Epidermis

Epidermis sering kita sebut sebagai kuit luar.Epidermis merupakan lapisan


teratas pada kulit manusia yang terdiri dari lapisan epitel gepeng unsur utamanya
adalah sel-sel tanduk (keratinosit) dan sel melanosit. Epidermis terdiri dari
beberapa lapis sel, sel-sel ini berbeda dalam beberapa tingkat pembelahan sel
secara mitosis. Lapisan permukaan dianggap sebagai akhir keaktifan sel lapisan
tersebut, terdiri dari lima lpis yaitu:

2.1.1.1.1 Stratum korneum.

Terdiri dari banyak lapisan sel tanduk (keratinasi), gepeng, kering, dan tidak
berinti. Zat tanduk merupakan keratin lunak yang susunan kimianya berada dalam
sel-sel keratin keras.

2.1.1.1.2 Stratum lusidum.

Selnya pipih, bedanya dengan stratum granulosum adalah sel-sel sudah


banyak yang kehilangan inti dan butir-butir sel telah menjadi jernih dan tembus sinar.
Lapisan ini hanya terdapat pada telapak tangan dan telapak kaki.

2.1.1.1.3 Stratum granulosum.


Lapisan ini terdiri dari 2-3 lapis sel pipih seperti kumparan dengan inti ditengah

3
4

dan sitoplasma berisi butiran (granula) keratohiali atau gabungan keratin dengan hialin.
Lapisan ini menghalangi benda asing, kuman dan bahn kimia masuk ke dalam tubuh.

2.1.1.1.4 Stratum spinosum/stratum akantosum.

Terdiri dari banyak lapisan sel yang berbentuk kubus dan poligonal. Sel-selnya
disebut spinosum karena jika dilihat di bawah mikroskop, sel-selnya terdiri dari sel
yang bentuknya polygonal/banyak sudut dari mempunyai tanduk (spina). Lapisan ini
berfungsi untuk menahan gesekan dan tekanan dari luar. Bentuknya tebal dan terdapat
di daerah tubuh yang banyak bersentuhan atau menahan beban dan tekanan seperti
tumit dan pangkal telapak kaki. Disebut akantosum sebab sel-selnya berduri.

2.1.1.1.5 Stratum Basal/Germinativum


Merupakan lapisan paling bawah pada epidermis, tersusun dari selapis sel-sel
pigmen basal , berbentuk silindris dan dalam sitoplasmanya terdapat melanin. Pada
lapisan basile ini terdapat sel-sel mitosis.

2.1.1.2 Dermis

Dermis atau cutan (cutaneus), yaitu lapisan kulit di bawah epidermis. Penyusun
utama dari dermis adalah kolagen. Derivat (turunan) dermis terdiri dari bulu, kelenjar
minyak, kelenjar lendir, dan kelenjar keringat yang membenam jauh ke dalam dermis.
Kulit jangat bersifat ulet dan elastis yang berguna untuk melindungi bagian yang lebih
dalam.

Lapisan dermis terdiri dari:

2.1.1.2.1 Lapisan Papila

Mengandung lekuk-lekuk papila sehingga stratum malfigi juga ikut


berlekuk. Lapisan ini mengandung lapisan pengikat longgar membentuk lapisa
bunga karang disebut lapisan spongeosum. Lapisan papila terdiri dari serat kolagen
halus, alastin, dan retikulin, yang tersususn membentuk jaring halus terdapat
dibawah epidermis. Pada umumnya paipil-papil kulit jangat rendah tetapi pada
telapak kaki dan telapak tangan papil tinggi tebal dan banyak sehingga tampak
berhimpitan membentuk rigi-rigi yang menonjol di permukaan kulit ari dan
membentuk pola sidik jari tangan dan jari kaki.
5

2.1.1.2.2 Lapisan Retikulosa

Mengandung jaringan pengikat rapat dan serat kolagen. Sebagian besar


lapisan ini tersusun bergelombang, sedikit serat retikulin, dan banyak serat elastin.
Lapisan ini terdiri dari anyaman jaringan ikat yang lebih tebal. Dalam lapisan ini
ditemukan sel-sel fibrosa, sel histiosit, pembuluh darah pembuluh getah bening, saraf
kandungan rambut kelenjar sebasea, kelenjar keringat, sel lemak, dan otot penegak
rambut.

2.1.1.3 Hipodermis

Subkutis terdiri dari kumpulan-kumpulan sel-sel lemak dan diantara kumpulan


ini terdapat serabut-serabut jaringan ikat dermis. Sel-sel lemak ini bentuknya bulat
dengan intinya terdesak ke pinggir, sehingga membentuk seperti cincin. Lapisan lemak
ini disebut perikulus adiposus, yang tebalnya tidak sama pada tiap-tiap tempat dan juga
pembagian antara laki-laki dan perempuan tidak sama (berlainan). Guna perikulus
adiposus adalah sebagai Shok breker = pegas/bila tekanan trauma mekanis yang
menimpa pada kulit, Isolator panas atau untuk mempertahankan suhu, penimbun kalori,
dan tambahan untuk kecantikan tubuh. Di bawah subkutis terdapat selaput otot
kemudian baru terdapat otot.

2.1.2 Kelenjar-Kelenjar Kulit

2.1.2.1 Kelenjar Sebasea

Kelenjar sebasea terdapat pada seluruh permukaan tubuh, kecuali telapak tangan dan
kaki. Kelenjar sebasea ini hampir selalu berhubungan dengan folikel rambut kecuali
pada papila mamae, labila minora, bibir, sudut mulut dan kelenjar meiboom. Pada kulit
hidung lebih banyak kelenjar sebasea dari folikel rambut. Bentuknya alveoler
sederhana atau bercabang, tipe holokrin. Sel-selnya terdiri dari beberapa lapis sel
diatas membrana basalis dan diluarnya diliputi jaringan ikat halus.

Sekresi dari kelenjar ini disebut sebum yang pembentukannya diawali dari
proliferasi sel-sel basal, pendorongan sel-sel hasil poliferasi kearah lumen, akumulasi
tetesan-tetesan lemak dalam sitoplasma, sehingga sel-sel membesar, nekrosis sel-sel
yang jauh dari basal : inti piknotik atau hilang. Beberapa sel mengandung keratohialin.
Kearah bagian leher kelenjar (saluran keluarnya), sel-sel kelenjar hancur, membentuk
sekret sebum. Sebum terdiri dari lemak, butir-butir keratohialin, keratin dan sisa-sisa
sel. Fungsi sebum untuk meminyaki rambut dan permukaan kulit. Untuk setiap lembar
6

rambut terdapat sebuah kelenjar sebasea yang sekretnya akan melumasi rambut dan
membuat rambut menjadi lunak, serta lentur. Kelenjar sebasea banyak terdapat di
wajah, dada, dan punggung. Testosteron meningkatkan ukuran kelenjar sebasea dan
pembentukan sebum. Kadar testosteron meningkat pada pria dan wanita selama
pubertas.

2.1.2.2 Kelenjar keringat


Kelenjar keringat adalah kelenjar tubular bergelung yang tidak bercabang;
terdapat pada seluruh kulit kecuali pada dasar kuku, batas bibir, glans penis dan
gendang telinga. Kelenjar ini paling banyak terdapat pada telapak tangan dan kaki.
Bagian sekretorisnya terletak di dalam dermis atau hypodermis dan bergabung
membentuk massa tersendiri.

Duktusnya keluar menuju epidermis dan berjalan berkelok-kelok menyatu


dengan epidermis dan berjalan spiral untuk mencapai permukaan kulit. Tempat
bermuaranya disebut pori keringat. Terdapat 2 macam kelenjar keringat yaitu kelenjar
keringat ekrin dan apokrin.

2.1.2.2.1 Kelenjar keringat ekrin.


Tersebar diseluruh kulit tubuh, kecuali kulup penis bagian dalam dan
telinga luar, telapak tangan, telapak kaki dan dahi. Badan kelenjar terdapat diantara
perbatasan kulit ari (epidermis) dan kulit dermis. Salurannya berkelok-kelok keluar
dan berada pada lapisan jangat yang berjalan lurus ke pori-pori keringat.

2.1.2.2.2 Kelenjar keringat apokrin.


Kelenjar keringat yang besar dan hanya dapat ditemukan pada ketiak, kulit
putting susu, kulit sekitar alat kelamin dan dubur. Kelenjar ini terletak lebih dalam
dan saluran keduanya berbelok-belok kemudian lurus menuju epidermis dan
bermuara pada folikel rambut.

2.1.2.2.3 Kelenjar payudara (glandula mamae).

Glandula mamae termasuk kelenjar kulit karena berasal dari lapisan ektodermal
yang secara fungsional termasuk sistem reproduksi. Kelenjar ini terletak di atas fasia
pektoralis superfisilis yang dihubungkan dengan perantaraan jaringan ikat longgar dan
jaringan lemak. Kelenjar ini melekat erat dengan kulit diatasnya. Disekitar putting susu
(papila mamae) terdapat reticulum kutis yang tumbuh dengan baik dan dinamakan
ligamentum suspensorium. Ke dalam putting susu bermuara 15-20 duktuli laktiferus.
7

Disekitar papilla mamae terdapat areala mamae yang mengandung kelenjar sebasea
montgomeri (glandula areola mammae) yang berfungsi untuk melindungi dan
melicinkan putting susu pada waktu bayi mengisap. Pada wanita yang tidak hamil dan
tidak menyusui, alveoli tampak kecil dan padat berisi sel-sel granular. Pada waktu
hamil, alveoli akan membesar dan sel-sel membesar.

2.1.3 Pelengkap Kulit

2.1.3.1 Rambut

Berupa benang keratin elastis yang berkembang dari epidermis dan tersebar
de sekujur tubuh Kecuali telapak kaki, telapak tangan, permukaan dorsal falang
distal, sekitar lubang dubur, dan urogenital.

2.1.3.1 .1 Struktur Rambut:

Rambut terdiri dari : medula yang terdiri dari keratin lunak dan kortex serta
kutikula yang terdiri dari keratin keras.

Medula : Merupakan bagian tengah rambut, terdiri dari sel-sel yang mengalami
keratinisasi.Sel-selnya terpisah satu sama lain, dan antara sel-sel kadang-
kadang terdapat udara / cairan. Bagian ini tak terdapat pada rambut tipis /
halus.

Kortex : Merupakan bagian terbesar dari rambut, terdiri dari sel-sel berbentuk
runcing, yang mengalami keratinisasi dan banyak mengandung pigmen.

Kutikula : Merupakan membran tipis, terdiri dari sel-sel pipih/gepeng yang


mengalami keratinisasi, transparan. Secara mikroskopis tersusun seperti
genting, terdiri dari 1-3 lapis sel-sel yang sebagian mengalami keratinisasi.

2.1.3.1.2 Folikel Rambut

Folikel rambut terdiri dari kompnen dermis dan epidermis. Pada dasarnya
folikel rambut bagian dermis terlihat menonjol, disebut papila yang terdiri dari :
jaringan ikat, pembuluh darah dan sel-sel saraf.

Bagian luar papila diliputi sel-sel epitel yang disebut germinal matri, dan
ujung folikel rambut tampak membesar. Sel-sel germinal matrik (puncak papila)
berproliferasi membentuk rambut yang dapat tumbuh terus.
8

2.1.3.1.3 Warna Rambut

Warna rambut tergantung kualitas dan kuantitas pigmen korteks. Bila sedikit /
kurang tampak putih. Campuran rambut putih dan berpigmen, tampak abu-abu
(uban). Rambut coklat atau hitam disebabkan oleh adanya melanin. Melanosit
terdapat pada matrix folikel rambut, yang dapat mengalami mitosis. Melanosit
kemudian akan terdorong ke atas.

2.1.3.2 Kuku

Kuku merupakan lempeng yang membentuk pelindung pembungkus permukaan


dorsal falang jari tanagn dan jari kaki. Pertumbuhan kuku terjadi sepanjang garis datar
lengkung dan sedikit miring terhadap permukaan pada bagian proksimalnya. Kuku
berproliferasi membentuk matrik kuku. Epidermis yang tepat dibawah menjadi dasar
kukur berbentuk U bila dilihat dari atas, diapit oleh lipatan kulit dinding kuku.

Lempeng kuku terdiri dari sisik epidermis yang menyatu erat dan tidak
mengelupas. Badan kuku berwarna bening sehingga kelihatan kemerahan karena ada
pembuluh darah kapiler darah di dalam dasar kuku.

2.2 Fungsi Kulit

Kulit memiliki banyak fungsi, yang berguna dalam menjaga homeostasis tubuh.
Fungsi-fungsi tersebut dapat dibedakan menjadi fungsi proteksi, absorpsi, ekskresi,
persepsi, pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), dan  pembentukan vitamin D.

2.2.1 Fungsi proteksi


Kulit menyediakan proteksi terhadap tubuh dalam berbagai cara sebagai yaitu berikut:
2.2.1.1 Keratin melindungi kulit dari mikroba, abrasi (gesekan), panas, dan zat kimia. Keratin
merupakan struktur yang keras, kaku, dan tersusun rapi dan erat seperti batu bata di
permukaan kulit.

2.2.1.2 Lipid yang dilepaskan mencegah evaporasi air dari permukaan kulit dan dehidrasi;
selain itu juga mencegah masuknya air dari lingkungan luar tubuh melalui kulit.         

2.2.1.3 Sebum yang berminyak dari kelenjar sebasea mencegah kulit dan rambut dari
kekeringan serta mengandung zat bakterisid yang berfungsi membunuh bakteri di
permukaan kulit. Adanya sebum ini, bersamaan dengan ekskresi keringat, akan
9

menghasilkan mantel asam dengan kadar pH 5-6.5 yang mampu menghambat


pertumbuhan mikroba.

2.2.1.4 Pigmen melanin melindungi dari efek dari sinar UV yang berbahaya. Pada stratum
basal, sel-sel melanosit melepaskan pigmen melanin ke sel-sel di sekitarnya. Pigmen
ini bertugas melindungi materi genetik dari sinar matahari, sehingga materi genetik
dapat tersimpan dengan baik. Apabila terjadi gangguan pada proteksi oleh melanin,
maka dapat timbul keganasan.

2.2.1.5 Selain itu ada sel-sel yang berperan sebagai sel imun yang protektif. Yang pertama
adalah sel Langerhans, yang merepresentasikan antigen terhadap mikroba. Kemudian
ada sel fagosit yang bertugas memfagositosis mikroba yang masuk melewati keratin
dan sel Langerhans.

2.2.2 Fungsi absorpsi

Kulit tidak bisa menyerap air, tapi bisa menyerap material larut-lipid seperti
vitamin A, D, E, dan K, obat-obatan tertentu, oksigen dan karbon dioksida.
Permeabilitas kulit terhadap oksigen, karbondioksida dan uap air memungkinkan kulit
ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi. Selain itu beberapa material toksik dapat
diserap seperti aseton, CCl4, dan merkuri. Beberapa obat  juga dirancang untuk larut
lemak, seperti kortison, sehingga mampu berpenetrasi ke kulit dan melepaskan
antihistamin di tempat peradangan.Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal
tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme dan jenis vehikulum. Penyerapan
dapat berlangsung melalui celah antarsel atau melalui muara saluran kelenjar; tetapi
lebih banyak yang melalui sel-sel epidermis daripada yang melalui muara kelenjar.

2.2.3 Fungsi ekskresi

Kulit juga berfungsi dalam ekskresi dengan perantaraan dua kelenjar eksokrinnya,
yaitu kelenjar sebasea dan kelenjar keringat:

2.2.3.1 Kelenjar sebasea


10

Kelenjar sebasea merupakan kelenjar yang melekat pada folikel rambut dan
melepaskan lipid yang dikenal sebagai sebum menuju lumen. Sebum dikeluarkan
ketika muskulus arektor pili berkontraksi menekan kelenjar sebasea sehingga sebum
dikeluarkan ke folikel rambut lalu ke permukaan kulit. Sebum tersebut merupakan
campuran dari trigliserida, kolesterol, protein, dan elektrolig. Sebum berfungsi
menghambat pertumbuhan bakteri, melumasi dan memproteksi keratin.

2.2.3.2 Kelenjar keringat

Walaupun stratum korneum kedap air, namun sekitar 400 mL air dapat keluar dengan
cara menguap melalui kelenjar keringat tiap hari. Seorang yang bekerja dalam
ruangan mengekskresikan 200 mL keringat tambahan, dan bagi orang yang aktif
jumlahnya lebih banyak lagi. Selain mengeluarkan air dan panas, keringat juga
merupakan sarana untuk mengekskresikan garam, karbondioksida, dan dua molekul
organik hasil pemecahan protein yaitu amoniak dan urea.Terdapat dua jenis kelenjar
keringat, yaitu kelenjar keringat apokrin dan kelenjar keringat merokrin.

2.2.3.3 Kelenjar keringat apokrin

Terdapat di daerah aksila, payudara dan pubis, serta aktif pada usia pubertas dan
menghasilkan sekret yang kental dan bau yang khas. Kelenjar keringat apokrin
bekerja ketika ada sinyal dari sistem saraf dan hormon sehingga sel-sel mioepitel yang
ada di sekeliling kelenjar berkontraksi dan menekan kelenjar keringat apokrin.
Akibatnya kelenjar keringat apokrin melepaskan sekretnya ke folikel rambut lalu ke
permukaan luar.

2.2.3.4 Kelenjar keringat merokrin (ekrin)

Terdapat di daerah telapak tangan dan kaki. Sekretnya mengandung  air, elektrolit,
nutrien organik, dan sampah metabolisme. Kadar pH-nya berkisar 4.0 – 6.8. Fungsi
dari kelenjar keringat merokrin adalah mengatur temperatur permukaan,
mengekskresikan air dan elektrolit serta melindungi dari agen asing dengan cara
mempersulit perlekatan agen asing dan menghasilkan dermicidin, sebuah peptida kecil
dengan sifat antibiotik.

2.2.4 Fungsi persepsi


11

Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Terhadap


rangsangan panas diperankan oleh badan-badan Ruffini di dermis dan subkutis.
Terhadap dingin diperankan oleh badan-badan Krause yang terletak di dermis, badan
taktil Meissner terletak di papila dermis berperan terhadap rabaan, demikian pula
badan Merkel Ranvier yang terletak di epidermis. Sedangkan terhadap tekanan
diperankan oleh badan Paccini di epidermis. Saraf-saraf sensorik tersebut lebih
banyak jumlahnya di daerah yang erotik.

2.2.5 Fungsi pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)

Kulit berkontribusi terhadap pengaturan suhu tubuh (termoregulasi) melalui dua cara:
pengeluaran keringat dan menyesuaikan aliran darah di pembuluh kapiler. Pada saat
suhu tinggi, tubuh akan mengeluarkan keringat dalam jumlah banyak serta
memperlebar pembuluh darah (vasodilatasi) sehingga panas akan terbawa keluar dari
tubuh. Sebaliknya, pada saat suhu rendah, tubuh akan mengeluarkan lebih sedikit
keringat dan mempersempit pembuluh darah (vasokonstriksi) sehingga mengurangi
pengeluaran panas oleh tubuh.

2.2.6 Fungsi pembentukan vitamin D

Sintesis vitamin D dilakukan dengan mengaktivasi prekursor 7 dihidroksi kolesterol


dengan bantuan sinar ultraviolet. Enzim di hati dan ginjal lalu memodifikasi prekursor
dan menghasilkan calcitriol, bentuk vitamin D yang aktif. Calcitriol adalah hormon
yang berperan dalam mengabsorpsi kalsium makanan dari traktus gastrointestinal ke
dalam pembuluh darah. Walaupun tubuh mampu memproduksi vitamin D sendiri,
namun belum memenuhi kebutuhan tubuh secara keseluruhan sehingga pemberian
vitamin D sistemik masih tetap diperlukan. Pada manusia kulit dapat pula
mengekspresikan emosi karena adanya pembuluh darah, kelenjar keringat, dan otot-
otot di bawah kulit.

2.3 Mekanisme Pengeluaran Keringat

Proses pengeluaran keringat tersebut dipengaruhi oleh hipotalamus. Hipotalamus


merupakan sistem saraf pusat pengatur suhu badan yang menghasilkan enzim bradikinin.
Enzim bradikinin mempengaruhi kerja kelenjar keringat untuk mengeluarkan keringat.
Selain dipengaruhi hipotalamus, kerja kelenjar keringat juga dipengaruhi oleh perubahan
suhu lingkungan dan pembuluh darah. Suhu pembuluh darah yang tinggi (karena suhu
12

lingkungan tinggi) akan memberikan rangsangan terhadap hipotalamus. Oleh rangsangan


tersebut, hipotalamus segera mempengaruhi kelenjar keringat untuk menyerap air, garam,
urea, dan berbagai zat sisa metabolisme dari pembuluh kapiler darah.

Berbagai zat ini dikeluarkan melalui saluran keringat dan pori-pori kelenjar keringat
ke permukaan kulit dalam bentuk keringat. Keringat segera menguap dan suhu tubuh
turun sehingga normal kembali. Apabila keringat yang keluar terlalu berlebihan, kadar
garam yang berada dalam darah bisa berkurang. Akibatnya, otot bisa mengalami
kekejangan atau mungkin bisa pula pingsan. Selain itu karena pembuluh darah pada
lapisan dermis mengembang, kulit wajah bisa menjadi merah. Keadaan ini dapat terjadi
saat kita melakukan aktivitas fisik yang berat. Namun, sebaliknya kulit kita dapat
memucat bila pembuluh darah pada dermis menyempit, misalnya saja saat kita ketakutan.

2.4 Penyakit Kulit

2.4.1 Eksim(ekzema)

Ditandai dengan kulit kemerah-merahan, bersisik, pecah-pecah, terasa gatal terutama


pada malam hari, timbul gelembung kecil yang berisi air atau nanah, bengkak,
melepuh, berwarna merah, sangat gatal dan terasa panas. Penyebabnya karena alergi
terhadap rangsangan zatkimia tertentu, maupun kepekaan terhadap makanan tertentu
seperti udang, ikan laut, alkohol, vetsin, dll Pencegahan : Menghindari hal-hal atau
bahan-bahan yang dapat menimbulkan alergi.

2.4.2 Kudis (Skabies)


Gejala : timbul gatal hebat di malam hari, terutama di sela-sela jari tangan, di bawah
ketiak, pinggang, alat kelamin, sekeliling siku, aerole (sekeliling puting payudara),
dan permukaan depan pergelangan.Kudis mudah menular ke orang lain baik secara
langsung maupun tidak langsung(handuk, pakaian, dll).Pencegahan : kudis lebih
sering terjadi di daerah yang higienisnya buruk, jadimemelihara kebersihan tubuh
adalah wajib bila ingin terhindar dari penyakit kulit ini.

2.4.3 Kurap
Penyebab : jamur Gejala : kulit menjadi tebal dan timbul lingkaran-lingkaran, bersisik,
lembab, berair,dan terasa gatal. kemudian timbul bercak keputihan.Pencegahan : jaga
kebersihan kulit terutama di area tengkuk, leher, dan kulit kepala.

2.4.4 Bisul (Furunkel)


Bisul disebabkan karena adanya infeksi bakteri Stafilokokus aureus pada kulit melalui
13

folikel rambut, kelenjar minyak, kelenjar keringat yang kemudian menimbulkan


infeksi lokal. Faktor yang meningkatkan risiko terkena bisul antara lain kebersihan
yang buruk, luka yang terinfeksi, pelemahan diabetes, kosmetika yang menyumbat
pori dan pemakaian bahan kimia.

2.4.5 Campak (Rubella)


Gejala dari penyakit ini adalah demam, bersin, pilek, sakit kepala, badan terasa lesu,
tidak nafsu makan, dan radang mata. Setelah beberapa hari dari gejala tersebut timbul
ruam merah yang gatal, bertambah besar, tersebar ke beberapa bagian tubuh.

2.4.6 Kusta
Adalah penyakit infeksi kronis yang di sebabkan oleh mycobacteriumlepra yang
interseluler obligat, yang pertama menyerang saraf tepi, selanjutnya dapat menyerang
kulit, mukosa mulut, saluran nafas bagian atas, sistem endotelial, mata,otot, tulang,
dan testis Tanda pasti kusta adalah:

2.4.6.1 Kulit dengan bercak putih atau kemerahan dengan mati rasa
2.4.6.2 Penebalan dalm saraf tepi di sertai kelainan berupa mati rasa dankelemahan
pada otot tangan, kaki, dan mata
2.4.6.3 Pada pemeriksaan kulit BTA +
2.4.7 Lepra
Gejala: biasanya gejala awalnya kulit terlihat mengkerut bahkan jika penyakit tersebut
sudah akut kumannya perlahan-lahan akan memakan kulit dan daging, jika terkena
penyakit kulit jenis ini segera berobat ke dokter karena jika di biarkan penyakit kulit
ini dapat menjadi momok yang menakutkan.

2.4.8 Cacar air (Frambusia)


Penyebab penyakit kulit ini disebabkan oleh sejenis virus bakteriTrypanosoma.
Penyakit ini sangat menular terutama melalui udara, pakaian, tempattidur dan
keropeng penderita. Keterangan : Dari jauh kulit yang terkena Frambusiamirip dengan
buah frambus yang berbintil-bintil ranum. Gejala : Bintil, Frambus, Cacar Air.

2.4.9 Panu
Panu adalah salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur,penyakit panu
ditandai dengan bercak yang terdapat pada kulit disertai rasagatal pada saat
berkeringat. Bercak-bercak ini bisa berwarna putih, coklat atau merahtergantung
warna kulit si penderita.Panau paling banyak dijumpai pada remaja usia belasan.
Meskipun begitu panau juga bisa ditemukan pada penderita berumur tua.
14

Cara pencegahan penyakit kulit Panau dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan
kulit, dan dapat diobati dengan obat anti jamur yang dijual di pasaran, dan dapat juga
diobati dengan obat-obatan tradisional seperti daun sirih yang dicampur dengan kapur
sirih dan dioles pada kulit yang terserang panau.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sistem integumen adalah garis pertama pertahanan tubuh terhadap bakteri, virus dan
mikroba lainnya. Hal ini juga membantu untuk memberikan perlindungan dari radiasi
ultraviolet yang berbahaya. Kulit adalah organ sensorik dalam hal ini memiliki reseptor
untuk mendeteksi panas dan dingin, sentuhan, tekanan dan nyeri. Komponen kulit termasuk
rambut, kuku, kelenjar keringat, kelenjar minyak, pembuluh darah, pembuluh getah bening,
saraf dan otot. Mengenai anatomi sistem yg menutupi, kulit terdiri dari lapisan jaringan
epitel (epidermis) yang didukung oleh lapisan jaringan ikat (dermis) dan lapisan subkutan
yang mendasari (hypodermis atau subcutis).

3.2 Saran

Mengingat pentingnya pembahasan makalah ini maka kami menyarankan agar didalam
pebahasan ini pembaca dapat memahami dan mengerti isi dari makalah ini yaitu tentang
sistem integumen.

15
DAFTAR PUSTAKA

Academia.edu. 2008. Sistem Integumen. Diambil dari:


http://www.academia.edu/6424987/MAKALAH_SISTEM_INTEGUMEN. (24 April 2017)

Drs. H. Syaifuddin,AMK. 2011. Anatomi Fisiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Yulistianty, patricia. 2011. Sistem Anatomi Fisiologi Sistem Integumen. Diambil dari:
http://patriciayulistianty.wordpress.com/2011/09/27/sistem-anatomi-fisiologi-sistem-
integumen-dan-higiene/. ( 25 April 2017)

16

Anda mungkin juga menyukai