Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PERAN FISIKA PADA ANATOMI/STRUKTUR DAN FUNGSI


SISTEM KULIT/INTEGUMEN, SERTA DAMPAK PAPARAN
SINAR, PANAS DAN ZAT RADIOAKTIF

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
Muhammad Firmansyah
Rohama Alfina Sinaga
Sri Rahayu
Titi Purwati
Yasin Suhaeri

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem integumen merupakan sistem yang membentuk lapisan terluar pada


tubuh. Integumen terdiri dari kulit beserta derivat-derivatnya yang terspesialisasi
seperti rambut, kuku, dan beberapa jenis kelenjar.

Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar menutupi dan
melindungi permukaan tubuh.

Kulit merupakan alat pertahanan eksternal yang dirancang untuk


mencegah penetrasi mikroba apabila jaringan tubuh terpajan ke lingkungan
eksternal.

Tubuh mengadakan kontak langsung dengan lingkungannya melalui


integumennya yakni kulit. Oleh karena itu kulit memiliki peran untuk melindungi
tubuh dari kerusakan mekanis atau fisik yang diakibatkan lingkungan sekitar.

1.2 Rumusan Masalah

• Apa yang dimaksud dengan kulit / integumen ?

• Bagaimana anatomi kulit / integumen ?

• Apa fungsi kulit / integumen ?

1.3 Tujuan

• Mengetahui apa yang dimaksud dengan kulit.

• Mengetahui fungsi-fungsi dari kulit.

• Mengetahui langkah pemeriksaan kulit/integumen..

2
BAB II

PEMBAHASAN

SISTEM INTEGUMEN

2.1. Komponen Integumen

Integumen terdiri dari beberapa komponen, komponen tersebut adalah:

1. Kulit, merupakan organ terbesar tubuh. Pada laki-laki dengan berat badan
75 kg, kulit dapat memiliki berat lebih kurang 4,5 kg yang menutupi area
seluas 1,67 m2.
2. Kuku jari, yakni salah satu bentuk derivatif kulit yang ditemukan hanya
pada ordo primata.
3. Rambut, adalah spesialisasi kulit yang hanya terdapat pada kelas mamalia.
4. Kelenjar kulit, meliputi kelenjar minyak, kelenjar keringat, dan kelenjar
susu.

2.2. Fungsi Integumen

Adapun fungsi dari sistem integumen adalah sebagai berikut:

1. Melindungi, kulit melindungi tubuh dari ancaman mikroorganisme,


kehilangan cairan, dan dari zat-zat kimia penyebab iritasi maupun
mekanik. Kulit juga mengandung pigmen melanin yang mampu
melindungi dari radiasi sinar ultraviolet.
2. Mengatur suhu tubuh, pembuluh darah serta kelenjar keringat pada kulit
berfungsi untuk mempertahankan serta mengatur suhu tubuh.
3. Pengekskresi zat berlemak, air, serta ion-ion Na+.
4. Metabolisme, proses sintesis vitamin D yang penting untuk tulang
dilakukan di kulit dengan bantuan sinar matahari.
5. Komunikasi, kulit menerima stimulus dari lingkungan dengan reseptor
khusus yang dapat mendeteksi suhu, sentuhan, tekanan, dan nyeri. Kulit

3
juga merupakan media ekspresi wajah dan refleks vaskuler yang penting
dalam komunikasi.

2.3. Kulit Sebagai Organ

Kulit merupakan organ yang tersusun dari 4 jaringan dasar:

1. Kulit mempunyai berbagai jenis epitel, terutama epitel berlapis gepeng


dengan lapisan tanduk. Penbuluh darah pada dermisnya dilapisi oleh endotel.
Kelenjar-kelenjar kulit merupakan kelenjar epitelial.
2. Terdapat beberapa jenis jaringan ikat, seperti serat-serat kolagen dan elastin,
dan sel-sel lemak pada dermis.
3. Jaringan otot dapat ditemukan pada dermis. Contoh, jaringan otot polos,
yaitu otot penegak rambut (m. arrector pili) dan pada dinding pembuluh
darah, sedangkan jaringan otot bercorak terdapat pada otot-otot ekspresi
wajah.
4. Jaringan saraf sebagai reseptor sensoris yang dapat ditemukan pada kulit.

2.4. Struktur Kulit

Kulit dapat dibedakan menjadi dua lapisan yaitu lapisan Epidermis dan
Dermis. Tepat dibawah dermis terdapat lapisan hipodermis yang banyak disusun
oleh jaringan adiposa (jaringan lemak).

4
Gambar 2.1. Struktur kulit

2.3.1. Epidermis

Epidermis merupakan lapisan yang mengandung sel pigmen berfungsi


memberi warna pada kulit. Epidermis berfungsi melindungi kulit dari kerusakan
oleh sinar matahari. Epidermis tersusun atas 5 lapisan utama yaitu:

a. Stratum Germinativum
Lapisan ini merupakan lapisan epidermis yang paling bawah, berbatasan
langsung dengan dermis. Melekat pada jaringan ikat. Pada lapisan ini
terjadi pembelahan sel yang sangat cepat dimana sel yang baru dibentuk
akan didorong masuk ke lapisan berikutnya. Sel-sel yang dihasilkan dari
pembelahan tersebut dapat mencapai berjuta-juta sel setiap harinya.
b. Stratum Spinosum
Lapisan ini disatukan oleh tonjolan yang menyerupai spina. Spina ini
merupakan bagian penghubung intraseluler yang disebut desmosom.
c. Stratum Granulosum

5
Lapisan ini merupakan daerah sel-sel mulai mati karena akumulasi
molekul bakal keratin yang memisahkan sel-sel ini dari daerah dermal.
Stratum ini merupakan prekursor pembentukan keratin. Keratin adalah
protein keras dan resilien, bersifat anti air dan melindungi permukaan kulit
yang terbuka. Namun keratin yang terdapat pada epidermis merupakan
keratin yang lunak yang berkadar sulfur rendah. Berbeda dengan keratin
yang ada pada kuku dan rambut.
d. Stratum Lusidum
Lapisan ini terdiri dari sel-sel berbentuk perisai yang jernih dan tembus
cahaya.
e. Stratum Korneum
Lapisan ini merupakan lapisan terluar dari epidermis yang melindungi
tubuh terhadap lingkungan. Lapisan ini disebut lapisan bertanduk karena
tersusun dari sel-sel berkeratin yang merupakan sel mati. Keratin yang
bersifat tahan air akan melindungi jaringan lebih dalam terhadap
kekurangan air. Lapisan ini terus-menerus mengalami gesekan dan
mengelupas, namun akan terus diganti oleh sel-sel yang lebih dalam yaitu
stratum germinativum.

Gambar 2.2. Penampang epidermis

6
2.3.2. Dermis

Dermis merupakan lapisan kulit yang lebih sensitif. Mengandung


pembuluh darah, limfa, saraf, kelenjar, dan folikel rambut yang muncul ke
permukaan dalam bentuk papillae. Lapisan ini dipisahkan dari epidermis dengan
adanya membran dasar atau lamina. Membran ini terdiri dari dua jaringan ikat.

Gambar 2.3. Penampang dermis

a. Lapisan papilar
Lapisan dermal ini terletak paling atas yang terlihat bergelombang.
Merupakan jaringan ikat areolar renggang dengan fibroblas, sel mast, dan
makrofag. Papila dermal adalah proyeksi seperti kerucut yang menjorok ke
arah epidermis.
b. Lapisan retikular
Adalah lapisan kulit paling dalam yang mengandung banyak arteri, vena,
kelenjar keringat, kelenjar minyak, serta reseptor tekanan. Lapisan papilar
dan retikular mengandung banyak serat kolagen dan elastisyang
menyebabkan kulit lebih elastis. Pada orang usia lanjut serat ini menjadi
sangat berkurang sehingga kulitnya mudah keriput.
2.3.3. Lapisan subkutaneus (hipodermis)
Lapisan ini mengandung banyak sel lemak, juga beisi banyak pembuluh
darah dan ujung saraf.

2.4. Derivat-derivat Kulit


Kulit memiliki beberapa derivatif, yaitu:
2.4.1. Rambut

7
Rambut berada hampir di seluruh tubuh. Sebagian berupa rambut vellus,
yang kecil dan tak berwarna. Rambut terminal biasanya kasar dan dapat dilihat,
tertanam di kulit kepala, alis dan bulu mata.
Rambut berasal dari folikel rambut yang sudah terbentuk sebelum lahir.
Rambut terdiri akar yakni bagian yang tertanam dalam folikel, batang rambut
yang berada di atas permukaan kulit. Akar dan batang rambut disusun atas:
a. Kutikula, lapisan terluar yang tersusun sel mati yang bersisik.
b. Korteks, merupakan lapisan yang terkeratinisasi, membentuk bagian
utama batang rambut. Pada bagian ini terdapat pigmen yang menetukan
warna rambut.
c. Sebuah medula, terdiri dari dua sampai tiga lapis sel.
Rambut di kulit kepala tumbuh dalam masa 2 sampai 6 tahun dan
memasuki fase selama 3 bulan sebelum rontok. Rambut tubuh tumbuh
sepanjang 0,05 inci/minggu. Sedangkan rambut kepala butuh waktu 7
minggu untuk tumbuh 1 inci.

Kutikul
Kutikula
bag
akar dalam
bag. Lap.
dalam
Lap.
Akar bag
luar

Jaringan
ikat
Zona
keratinis
asi
Melanosi
Sel
Celah papila
dermal

Gambar 2.4. Struktur rambut

8
2.4.2. Kuku
Kuku adalah lempeng pelindung yang berasal dari perpanjangan epidermis
ke dermis. Kuku mengandung keratin keras yang berlekuk yang terletak di atas
kuku. Kuku mendapat nutrisi dari pembuluh darah. Kuku dapat tumbuh 0,5 mm
perminggu dan lebih cepat di musim panas.
Bagian-bagian kuku antara lain: akar kuku, badan kuku, kutikel,
hiponikium, dan lunula.
Badan kuku tumbuh dari akar kuku yang tertanam di dalam kulit. Kutikel
adalah lipatan epidermis berlekuk yang menutup akar kuku. Hiponikium adalah
stratum korneum tebal di bawah ujung lepas kuku. Sedangkan lunula adalah area
berwarna putih berbentuk melengkung dekat kutikel.

Badan kuku

Akar
kuku Kutikel
Lunula

Tulang
jari
Gambar 2.5. Struktur kuku

2.4.3. Kelenjar pada Kulit

1. Kelenjar Keringat (Sudorifera)

Terbagi atas dua jenis berdasarkan strukturnya:

9
a. Kelenjar keringat ekrin, kelenjar ini tersebar luas di seluruh tubuh.
Tidak berhubungan dengan folikel rambut. Sekresi kelenjar ini
berguna mempertahankan suhu tubuh.
b. Kelenjar keringat apokrin, kelenjar ini penyebarannya terbatas.
Ditemukan di aksila, areola payudara, dan regia anogenital. Kelenjar
apokrin di ketiak dan anogenital pada masa pubertas menghasilkan
sekresi sebagai respon stres atau gembira. Biasanya tidak berbau,
namun akan berbau saat bereaksi dengan bakteri. Kelenjar apokrin
seruminosa, tertelatak di telinga sebagai getah telinga dan kelenjar
siliaris Moll yang terletak pada mata. Sementara kelenjar mamae
adalah kelenjar apokrin yang termodifikasi menghasilkan susu.

Gambar 2.6. Penampang kelenjar keringat

2. Kelenjar Minyak (Sebasea)

Kelenjar ini mengeluarkan sebum yang dialirkan ke folikel rambut.

a. Kelenjar sebasea adalah kelenjar holokrin


b. Sebum adalah campuran lemak, zat lilin, minyak dan pecahan-pecahan
sel.
c. Jerawat adalah gangguan pada kelenjar sebasea dimana kulit menjadi
terinfeksi karena reaksi kelenjar minyak dengan bakteri menyebabkan
kulit menjadi meradang dan bernanah.

10
Gambar 2.7. Penampang kelenjar minyak

2.5. Peran Fisika Pada Anatomi/Struktur dan Fungsi Sistem


Kulit/Integumen

1. Proteksi (melindungi) : Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap


gangguan fisik atau mekanis, misalnya terhadap gesekan, tarikan,
gangguan kimiawi yang dapat menimbulkan iritasi (lisol, karbol dan asam
kuat). Gangguan panas misalnya radiasi, sinar ultraviolet, gangguan infeksi
dari luar misalnya bakteri dan jamur. Karena adanya bantalan lemak,
tebalnya lapisan kulit dan serabut-serabut jaringan penunjang berperan
sebagai pelindung terhadap gangguan fisis. Melanosit turut berperan dalam
melindungi kulit terhadap sinar matahari dengan mengadakan tanning
(pengobatan dengan asam asetil).
2. Absorbsi (menyerap) : Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan
dan benda padat, tetapi cairan yang mudah menguap lebih mudah diserap,
begitu juga yang larut dalam lemak. Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2
dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada
fungsi respirasi. Kemampuan absorbsi kulit dipengaruhi tebal tipisnya kulit,
hidrasi, kelembapan dan metabolisme. Penyerapan dapat berlangsung
melalui celah di antara sel, menembus sel-sel epidermis, atau melalui
saluran kelenjar dan yang lebih banyak melalui sel-sel epidermis.
3. Regulasi (Pengatur Panas) : Suhu tubuh tetap stabil meskipun terjadi
perubahan suhu lingkungan. Hal ini karena adanya penyesuaian
antara panas yang dihasilkan oleh pusat pengatur panas, medula oblongata.
Suhu normal dalam tubuh yaitu suhu viseral 36-37,5 derajat untuk suhu
kulit lebih rendah. Pengendalian persarafan dan vasomotorik dari arterial

11
kutan ada dua cara yaitu vasodilatasi (kapiler melebar, kulit menjadi panas
dan kelebihan panas dipancarkan ke kelenjar keringat sehingga terjadi
penguapan cairan pada permukaan tubuh) dan vasokonstriksi (pembuluh
darah mengerut, kulit menjadi pucat dan dingin, hilangnya keringat
dibatasi, dan panas suhu tubuh tidak dikeluarkan).
4. Ekskresi (Pengeluaran) : Kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang
tidak berguna lagi atau zat sisa metabolisme dalam tubuh berupa NaCl,
urea, asam urat, dan amonia. Sebum yang diproduksi oleh kulit berguna
untuk melindungi kulit karena lapisan sebum (bahan berminyak
yang melindungi kulit) ini menahan air yang berlebihan sehingga kulit tidak
menjadi kering. Produksi kelenjar lemak dan keringat menyebabkan
keasaman pada kulit.
5. Persepsi / Reseptor (Peraba) : Kulit mengandung ujung-ujung saraf
sensorik di dermis dan subkutis. Respons terhadap rangsangan
panas diperankan oleh dermis dan subkutis, terhadap dingin diperankan
oleh dermis, perabaan diperankan oleh papila dermis dan markel renvier,
sedangkan tekanan diperankan oleh epidermis.
6. Pembentukan Pigmen : Sel pembentuk pigmen (melanosit) terletak pada
lapisan basal dan sel ini berasal dari rigi saraf. Melanosit membentuk warna
kulit. Enzim melanosum dibentuk oleh alat golgi dengan bantuan tirosinase,
ion Cu, dan O2 terhadap sinar matahari memengaruhi melanosum.
Pigmen disebar ke epidermis melalui tangan-tangan dendrit sedangkan
lapisan di bawahnya dibawa oleh melanofag. Warna kulit tidak selamanya
dipengaruhi oleh pigmen kulit melainkan juga oleh tebal-tipisnya kulit,
reduksi Hb dan karoten.
7. Keratinisasi : Keratinosit dimulai dari sel basal yang mengadakan
pembelahan. Sel basal yang lain akan berpindah ke atas dan berubah
bentuk menjadi sel spinosum. Makin ke atas sel ini semakin gepeng dan
bergranula menjadi sel granulosum. Semakin lama intinya menghilang dan
keratonosit ini menjadi sel tanduk yang amorf. Proses ini berlangsung terus
menerus seumur hidup. Keratinosit melalui proses sintasis dan degenerasi
menjadi lapisan tanduk yang berlangsung kira-kira 14-21 hari dan
memberikan perlindungan kulit terhadap infeksi secara mekanis-fisiologik.

12
2.6. Kulit sebagai Pengatur Suhu Tubuh

Mekanisme pengaturan suhu tubuh oleh pusat pengatur suhu dalam


hipotalamus bila suhu tubuh meningkat dapat dilihat pada skema berikut:

Suhu pusat tubuh


meningkat

Termoreseptor pusat (dalam hipotalamus, korda spinalis


organ abdominal)

Pusat Pengintegrasi Termuregulatori


Hipotalamik

Sistem Saraf Sistem Saraf


Simpatetik Simpatetik

Pembuluh darah Kelenjar keringat


kulit

Vasodilatasi Berkeringat

Kulit menguapkan keringat


dengan mengambil panas
dari darah

Suhu pusat tubuh


kembali normal

Gambar 2.8. Skema pengturan suhu oleh kulit

13
Bila suhu pusat tubuh meningkat, maka perubahan suhu ini akan diterima
oleh termoreseptor pusat. Sinyal ini di teruskan ke pusat integrasi termoregulatori
hipotalamik yang kemudian mengurangi pengiriman sinyalnya lewat saraf
simpatetik ke pembuluh darah bawah kulit. Akibatnya, darah panas mengalir ke
bawah kulit. Disamping itu, sinyal juga di sampaikan ke kelenjar keringat untuk
mengekskresikan keringat ke permukaan kulit. Berikutnya adalah menguapkan
keringat dengan mengambil panas dari darah yang mengakibatkan suhu pusat
tubuh kembali normal.

Proses yang sama terjadi apabila tubuh menghadapi suhu lingkungan yang
panas, hanya perubahan suhu inimula-mula diterima oleh termoreseptor periferal
pada kulit. Selanjutnya termoreseptor periferal akan menyampaikan sinyalnya ke
pusat pengintegrasi termoregulatori hipotalamik yang meneruskannya ke
pembuluh darah bawah kulit dan kelenjar keringat. Proses selanjutnya sama
seperti bila suhu pusat tubuh meningkat.

Sebaliknya apabila tubuh menghadapi suhu lingkungan yang dingin, maka


hipotalamus akan mengatur penurunan kehilangan panas dan meningkatkan
produksi panas. Penurunan kehilangan panas dilakukan melalui perintah ke
pembuluh darah dibawah kulit, dan kelenjar keringat akan menghentikan ekskresi
keringat.

2.7. Pigmentasi Kulit

Pigmentasi pada kulit berlangsung saat darah membawa asam amino


tirosin yang berasal dari hati ke dalam sel melanosit. Di dalam sel melanosit
terdapat enzim dopaoksidase yang mengubah tirosin menjadi melanin. Butir-butir
melanin disuntikkan melalui uluran uluran sitoplasma sel melanosit ke sel-sel
epitel pada lapisan granulosum sehingga pada lapisan ini banyak dijumpai butir-
butir pigmen yang dapat menentukan warna kulit dan melindungi kulit dari
bahaya sinar ultraviolet ( Suripto, 2000 : 2.8).

2.6.1 Warna kulit

14
Warna pada kulit disebabkan oleh :1. Peningkatan jumlah butir –butir
pigmen disebut warna morfologi. 2. Penyebaran pigmen dalam sitoplasma disebut
warna fisiologi. 3. Interaksi dari beberapa warna serta pengaruh pembiasan dan
refleksi cahaya oleh pigmen disebut warna fisis ( Suripto, 2000 : 2.8).

Produksi melanin meningkat apabila kulit terpapar sinar matahari


langsung. Jumlah melanosit 1.000/mm2 sampai 2.000/mm2, perbedaan genetik
dalam besarnya jumlah produksi melanin dan pemecahan pigmen yang lebih
melebar mengakibatkan perbedaan ras. Pigmentasi terbesar terjadi pada puting
susu, areola, area sirkumanal, skrotum, penis, dan labia mayora dan tempat
pigmen terendah yaitu telapak tangan dan kaki.

Kulit menjadi lebih hitam setelah terkena sinar ultraviolet dari matahari
adalah akibat terjadinya suatu proses sebagai berikut :

 Terjadinya reaksi fisikokimia ialah penggelapan melanin yang telah ada


sebelumnya dan dengan cepat ia dikeluarkan ke dalam keratinosit.
 Kecepatan sintesis melanin pada melanosit dipercepat yang
mengakibatkan peningkatan jumlah pigmen ( Suntoro dan Tanjung, 1993 :
9 ).

Pigmentasi melanin secara umum diatur oleh Melanosit Stimulating


Hormon (MSH) yang diproduksi oleh kelenjar pituitari anterior. Dermis juga kaya
akan pembuluh limfe dan serabut saraf. Banyak ujung saraf berakhir pada dermis
berubah menjadi reseptor khusus, sehingga mampu mendeteksi perubahan yang
terjadi pada lingkungan kemudian disambungkan ke otak.

Adapun ujung-ujung saraf tersebut yaitu:

a. Ruffini, peka terhadap panas


b. Paccini, peka terhadap tekanan
c. Crausse, peka terhadap dingin
d. Meisner, peka terhadap sentuhan berat
e. Merkle, peka terhadap sentuhan ringan

15
Pada orang berkulit putih (Caucasian), darah dalam pembuluh dermal
dibawah lapisan epidermis dapat terlihat menghasilkan pewarnaan lebih merah
muda. Sementara karoten, pigmen kuning, hanya ditemukan pada stratum
korneum dalam sel lemak dermis dan hipodermis.

2.8. Dampak Sistem Kulit/Integument terhadap Radiasi dan Zat


Radioaktif

Efek deterministik pada kulit bergantung pada besarnya dosis. Pada kulit
saat dosis sekitar 3 – 8 Gy menyebabkan terjadinya kerontokan rambut (epilasi)
dan pengelupasan kulit (deskuamasi kering) dalam waktu 3 – 6 minggu
setelah paparan radiasi. Pada dosis yang lebih tinggi, sekitar 12 – 20 Gy, akan
mengakibatkan terjadinya pengelupasan kulit disertai dengan pelepuhan dan
bernanah (blister )serta peradangan akibat infeksi pada lapisan dalam kulit
(dermis) sekitar 4-6 minggu kemudian. Kematian jaringan (nekrosis) timbul
dalam waktu 10 minggu setelah paparan radiasi dengan dosis lebih besar dari 20
Gy, sebagai akibat dari kerusakan yang parah pada kulit dan pembuluh darah. Bila
dosis yang di terima mencapai 50 Gy, nekrosis akan terjadi dalam waktu yang
lebih singkat yaitu sekitar 3 minggu.

Efek stokastik pada kulit adalah kanker kulit. Keadaan ini, berdasarkan
studi epidemiologi, banyak dijumpai pada para penambang uranium yang
menderita kanker kulit di daerah muka akibat paparan radiasi dari debu uranium
yang menempel pada muka

Jenis kanker kulit ini adalah :

1. Benign:

a. Papilloma : tumor epitelial, pada kulit mulut, kantong urin

b. Adenoma : tumor epitelial, menyerang kelenjar, ditemukan dekat


payudara, dan kelenjar tiroid

c. Fibrosa : tumor jaringan fibrosa, dimana saja, kebanyakan langsung


dibawah kulit

16
d. Lipoma : tumor lemak, pada leher, bahu hingga bokong, dimana
terdapat deposit lemak

e. Chondroma : tumor perusak kartilago, terutama pada ujung tulang


dimana ada kartilago

2. Malignant

a. Karsinoma

b. Sarkoma

2.8. Penyakit pada Kulit

1. Ecezema

Merupakan inflamasi superficial, tidak menular, kronis, ditandai erytema,


melepuh, kerak, rasa gatal. Merupakan jenis eksem berupa peradangan
kulit di sekitar lekukan kulit, menyebabkan rasa gatal yang disebabkan
alergi.

2. Urticaria

Merupakan inflamasi akibat reaksi kulit terhadap suatu allergen, yang


disebabkan makanan, obat, logam dan vaksin. Reaksi yang ditimbulkan
meningkatkan permeabilitas sel, menimbuklkan edema, gatal, dan iritasi.

3. Jerawat

Merupakan inflamatoris pada kelenjar minyak yang aktif. Kelenjar sebasea


meningkatkan produksi sebum, yang bereaksi dengan mikroorganisme
mengahsilkan jerawat.

4. Dermatitis
Peradangan kulit kepala, wajah, atau bagian lain yang disebabkan level
hormon, nutrisi, infeksi, dan stres.
5. Psoriasis
Inflamatori kronik yang memiliki ciri-ciri penebalan dan kemerahan.

17
6. Onikomikosis
Peradangan kuku yang disebabkan infeksi jamur.
7. Impertigo
Infeksi permukaan kulit oleh streptococci atau staphylococcihemolytic.
8. Folliculitis
Infeksi folikel rambut oleh staphylococci
Penyakit kulit yang disebabkan virus, antara lain:
1. Herpes simplex ; melepuh, memerah.
2. Herpes zoster ; ruam saraf, sinaganaga.
3. Veruca vulgaris ; kutil

18
BAB II

Kesimpulan

19
DAFTAR PUSTAKA

Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia (Dari Sel ke Sistem). Jakarta: EGC

Sinaga, Erlintan, M. Silitonga. 2011. Anatomi Fisiologi Manusia. Medan:


UNIMED

Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC

Sobotta, Frithjof Hammersen. 1993. Histologi Atlas Bewarna Anatomi


Mikroskopik Edisi III. Jakarta: EGC

Suntoro, Susilo Handari., Tanjung, Harminani S. Djalal. 1993. Anatomi dan


Fisiologi Hewan. Jakarta : Universitas Terbuka

Suripto. 2000. Struktur Hewan. Bandung : Universitas Terbuka

Tim Dosen. 2015. Penuntun Praktikum Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia.
Medan: FMIPA UNIMED

20

Anda mungkin juga menyukai