Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
b. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem integumen?
2. Apa fungsi dari sistem integumen?
c. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari sistem integumen.
2. Untuk mengetahui fungsi dari sistem integumen.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Integumen

Integumen berasal dari bahasa Latin yaitu “integumentum” yang berarti


penutup. Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan,
melindungi, dan menginformasikan makhluk hidup (manusia dan hewan) terhadap
lingkungan sekitarnya.

Sistem integumen terdiri dari kulit dengan struktur adneksa seperti rambut dan
glandula-glandula, hoof, kuku dan modifikasi lainnya terutama pada bagian epitelium
kulit. Kulit mempunyai peranan penting sebagai pelindung tubuh pertama terhadap
patogen atau mikroorganisme, mengurangi pengeluaran air dan elektrolit, membantu
mengatur suhu dan tekanan darah serta melindungi organ di bawahnya jika terjadi
trauma (Frandson et al., 2007).
Sistem integumen terdiri dari beberapa komponen, yaitu :
a. Kulit merupakan organ terbesar tubuh. Pada laki-laki dengan berat badan 75
kg memiliki berat kulit  4,5 kg di mana menutupi area seluas 1,67m².
b. Kuku jari yakni salah satu bentuk derivatif kulit yang ditemukan hanya pada
ordo primata.
c. Rambut adalah spesialisasi kulit yang hanya terdapat pada kelas mamalia.
d. Kelenjar kulit yang meliputi kelenjar minyak, kelenjar keringan, dan kelenjar
susu.
Adapun fungsi dari sistem integumen adalah sebagai berikut :
a. Melindungi kulit tubuh dari ancaman mikroorganisme, kehilangan cairan, dan
dari zat-zat kimia penyebab iritasi maupun mekanik. Kulit juga mengandung
pigmen melanin yang mampu melindungi dari radiasi sinar ultraviolet.
b. Mengatur suhu tubuh, pembuluh darah serta kelenjar keringat pada
kulit berfungsi untuk mempertahankan serta mengatur suhu tubuh.
c. Pengekskresi zat berlemak, air, serta ion-ion Na.
d. Metabolisme di mana proses sintesis vitamin D yang penting untuk tulang
dilakukan di kulit dengan bantuan sinar matahari.
e. Komunikasi saat kulit menerima stimulus dari lingkungan dengan reseptor
khusus yang dapat mendeteksi suhu, sentuhan, tekanan, dan nyeri. Kulit juga
merupakan media ekspresi wajah dan refleks vaskuler yang penting dalam
komunikasi.
2.2 Anatomi dan Fisiologi Integumen (Kulit)
Kulit adalah selimut yang menutupi permukaan tubuh dan memiliki fungsi
utama sebagai pelindung dari berbagai macam gangguan dan rangsangan luar. Luas
kulit pada manusia rata-rata  2 meter persegi, dengan berat 10 kg jika dengan lemaknya
atau 4 kg tanpa lemak (Tranggono, 2007). Kulit terbagi menjadi dua lapisan utama,
yaitu epidermis (kulit ari) sebagai lapisan yang paling luar dan dermis (korium, kutis,
kulit jangat). Subkutis atau jaringan lemak terletak di bawah dermis.
Ketebalan epidermis berbeda-beda pada berbagai bagian tubuh. Bagian
epidermis yang paling tebal yaitu berukuran 1 milimeter, misalnya pada telapak kaki
dan telapak tangan. Untuk lapisan epidermis yang paling tipis berukuran 0,1 milimeter
terdapat pada kelopak mata, pipi, dahi, dan perut. Karena ukurannya yang tipis, jika
terluka biasanya mengenai dermis yang merupakan bagian setelah epidermis. Dermis
tersusun dari bahan dasar serabut kolagen dan elastin. Serabut kolagen dapat mencapai
72% dari keseluruhan berat kulit manusia bebas lemak (Tranggono, 2007).
Pada bagian dalam dermis terdapat epidermis adneksa-adneksa kulit. Adneksa
kulit merupakan struktur yang berasal dari epidermis tetapi berubah bentuk dan
fungsinya, di mana terdiri dari folikel rambut, papila rambut, kelenjar keringat, saluran
keringat, kelenjar sebasea, otot penegak rambut, ujung pembuluh darah, serabut saraf,
dan sebagian serabut lemak yang terdapat pada lapisan lemak bawah kulit
(subkutis/hipodermis).

2.2.1 Epidermis

Epidermis merupakan lapisan yang mengandung sel pigmen berfungsi memberi


warna pada kulit. Epidermis berfungsi melindungi kulit dari kerusakan oleh sinar
matahari. Epidermis tersusun atas 5 lapisan utama, yaitu :

a. Stratum Germinativum
Lapisan ini merupakan lapisan epidermis yang paling bawah, berbatasan
langsung dengan dermis di mana melekat pada jaringan ikat. Pada lapisan ini
terjadi pembelahan sel yang sangat cepat di mana sel yang baru dibentuk akan
didorong masuk ke lapisan berikutnya. Sel-sel yang dihasilkan dari pembelahan
tersebut dapat mencapai berjuta-juta sel setiap harinya.
b. Stratum Spinosum
Lapisan ini disatukan oleh tonjolan yang menyerupai spina. Spina merupakan
bagian penghubung intraseluler yang disebut desmosom.
c. Stratum Granulosum
Lapisan ini merupakan daerah sel-sel mulai mati karena akumulasi molekul
bakal keratin yang memisahkan sel-sel ini dari daerah dermal. Stratum ini
merupakan prekursor pembentukan keratin. Keratin adalah protein keras dan
resilien, bersifat anti air dan melindungi permukaan kulit yang terbuka. Namun
keratin yang terdapat pada epidermis merupakan keratin yang lunak yang
berkadar sulfur rendah. Berbeda dengan keratin yang ada pada kuku dan rambut.
d. Stratum Lusidum
Lapisan ini terdiri dari sel-sel berbentuk perisai yang jernih dan tembus cahaya.
e. Stratum Korneum
Lapisan ini merupakan lapisan terluar dari epidermis yang melindungi tubuh
terhadap lingkungan. Lapisan ini disebut lapisan bertanduk karena tersusun dari
sel-sel berkeratin yang merupakan sel mati. Keratin
yang bersifat tahan air akan melindungi jaringan lebih dalam terhadap
kekurangan air. Lapisan ini terus-menerus mengalami gesekan dan mengelupas,
namun akan terus diganti oleh sel-sel yang lebih dalam yaitu stratum
germinativum.

2.2.2 Dermis
Dermis merupakan lapisan kulit yang lebih sensitif di mana mengandung
pembuluh darah, limfa, saraf, kelenjar, dan folikel rambut yang muncul ke permukaan
dalam bentuk papillae. Lapisan ini dipisahkan dari epidermis dengan adanya membran
dasar atau lamina. Membran ini terdiri dari dua jaringan ikat, yaitu lapisan papilar dan
lapisan retikular.
a. Lapisan Papilar
Lapisan dermal ini terletak paling atas yang terlihat bergelombang. Lapisan
papilar merupakan jaringan ikat areolar renggang dengan fibroblas, sel mast, dan
makrofag. Papila dermal adalah proyeksi seperti kerucut yang menjorok ke arah
epidermis.
b. Lapisan Retikular
Lapisan retikular adalah lapisan kulit paling dalam yang mengandung banyak
arteri, vena, kelenjar keringat, kelenjar minyak, serta reseptor tekanan. Lapisan
papilar dan retikular mengandung banyak serat kolagen dan elastis yang dapat
menyebabkan kulit menjadi terasa elastis. Pada orang usia lanjut serat ini menjadi
sangat berkurang sehingga kulitnya mudah keriput.

2.2.3 Subkutan (Hipodermis)

Lapisan ini mengandung banyak sel lemak dan juga berisi banyak pembuluh
darah dan ujung saraf.

2.3 Derivat-derivat Kulit


Kulit memiliki beberapa derivatif, yaitu :
2.3.1 Rambut

Rambut berada hampir di seluruh tubuh. Sebagian berupa rambut vellus, yang
kecil dan tak berwarna. Rambut terminal biasanya kasar dan dapat dilihat, tertanam di
kulit kepala, alis dan bulu mata. Rambut berasal dari folikel rambut yang sudah
terbentuk sebelum lahir. Rambut terdiri atas akar yakni bagian yang tertanam dalam
folikel, batang rambut yang berada di atas permukaan kulit. Akar dan batang rambut
disusun atas:

a. Kutikula yaitu lapisan terluar yang tersusun sel mati yang bersisik.
b. Korteks merupakan lapisan yang terkeratinisasi, membentuk bagian utama batang
rambut. Pada bagian ini terdapat pigmen yang menetukan warna rambut.
c. Sebuah medula yang terdiri dari dua sampai tiga lapis sel. Rambut di kulit kepala
tumbuh dalam masa 2 sampai 6 tahun dan memasuki fase selama 3 bulan sebelum
rontok. Rambut tubuh tumbuh sepanjang 0,05 inci/minggu. Sedangkan rambut
kepala butuh waktu 7 minggu untuk tumbuh 1 inci.

2.3.2 Kuku

Kuku adalah lempeng pelindung yang berasal dari perpanjangan epidermis ke


dermis. Kuku mengandung keratin keras yang berlekuk yang terletak di atas kuku yang
mendapat nutrisi dari pembuluh darah. Kuku dapat tumbuh 0,5 mm perminggu dan
lebih cepat di musim panas. Bagian-bagian kuku antara lain adalah akar kuku, badan
kuku, kutikel, hiponikium, dan lunula.
Badan kuku tumbuh dari akar kuku yang tertanam di dalam kulit. Kutikel adalah
lipatan epidermis berlekuk yang menutup akar kuku. Hiponikium adalah stratum
korneum tebal di bawah ujung lepas kuku. Sedangkan lunula adalah area berwarna
putih berbentuk melengkung dekat kutikel.

2.3.3 Kelenjar Pada Kulit


1. Kelenjar Keringat (Sudorifera)
Terbagi atas dua jenis berdasarkan strukturnya:
a. Kelenjar keringat ekrin
Kelenjar ini tersebar luas di seluruh tubuh. Tidak berhubungan dengan folikel
rambut. Sekresi kelenjar ini berguna mempertahankan suhu tubuh.
b. Kelenjar keringat apokrin
Kelenjar ini penyebarannya terbatas. Ditemukan di aksila, areola payudara,
dan regia anogenital. Kelenjar apokrin di ketiak dan anogenital pada masa
pubertas menghasilkan sekresi sebagai respon stres atau gembira. Biasanya
tidak berbau, namun akan berbau saat bereaksi dengan bakteri. Kelenjar
apokrin seruminosa, terletak di telinga sebagai getah telinga dan kelenjar
siliaris Moll yang terletak pada mata. Sementara kelenjar mamae adalah
kelenjar apokrin yang termodifikasi menghasilkan susu.
2. Kelenjar Minyak (Sebasea)
Kelenjar ini mengeluarkan sebum yang dialirkan ke folikel rambut :
a. Kelenjar sebasea adalah kelenjar holokrin.
b. Sebum adalah campuran lemak, zat lilin, minyak dan pecahan-pecahan sel.
c. Jerawat adalah gangguan pada kelenjar sebasea dimana kulit menjadi
terinfeksi karena reaksi kelenjar minyak dengan bakteri menyebabkan kulit
menjadi meradang dan bernanah.
.
BAB III

PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Tranggono, Latifah. Buku pegangan ilmu pengetahuan osmetik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
2007;6.

Anda mungkin juga menyukai