Anda di halaman 1dari 95

SISTEM INTEGUMENTUM

DAN IMUN

Budi Hernawan, dr., M. Sc.


Universitas Muhammadiyah
Surakarta
SISTEM INTEGUMENTUM
Sistem Integumen
Integumen merupakan kata yang berasal dari bahasa
latin “ Integumentum “ yang berarti “ penutup “.
Sistem Integumen adalah sistem organ yang paling
luas. Sistem ini terdiri atas kulit dan aksesorinya,
termasuk rambut, kuku, kelenjar keringat, dan reseptor
saraf khusus.
Fungsi dari sistem integumen
1. Melindungi struktur internal
2. Mencegah masuknya kuman penyebab penyakit
3. Mengatur suhu tubuh
4. Melakukan proses ekskresi melalui keringat
5. Melindungi bahaya sinar matahari
6. Memproduksi vitamin D
Anatomi Sistem Integumen
Kulit terbagi menjadi 3 lapisan
1. Epidermis
Epidermis bagian kulit paling luar. Sel-sel epidermis
disebut keratinosit. Epidermis melekat erat pada dermis
karena secara fungsional epidermis memperoleh zat-zat
makanan dan cairan antar sel dari plasma yang
merembes melalui dinding-dinding kapiler dermis
kedalam epidermis.
Lapisan-lapisan Epidemis
Pada epidermis dibedakan atas lima lapisan kulit, yaitu
1) Stratum corneum
Lapisan ini terdiri dari banyak lapisan tanduk,
gepeng, kering, tidak berinti, inti selnya sudah mati,
dan mengandung zat keratin.
2) Stratum lucidum
Selnya pipih, bedanya dengan stratum granulosum
adalah sel-sel sudah banyak yang kehilangan inti dan
butir-butir sel telah menjadi jernih sekali dan tembus
sinar.
Lanjutan
3) Stratum granulosum
Lapisan ini terdiri dari 2-3 lapis sel pipih
seperti kumparan dengan inti ditengah dan
sitoplasma berisi butiran keratohialin atau
gabungan keratin dengan hialin.
4) Stratum spinosum
Lapisan ini merupakan lapisan yang paling
tebal dapat mencapai 0,2 mm. Lapisan ini
berfungsi untuk menahan gesekan dan tekanan.
5) Stratum germinativum/basal
Disebut stratum basal karena sel-selnya
terletak dibagian basal/basis. Stratum
germinativum menggantikan sel-sel yang
diatasnya dan merupakan sel-sel induk.
2. Dermis
Dermis adalah lapisan kulit yang berada di bawah
epidermis, batas dengan epidermis dilapisi oleh
membran basalis.
Penyusun utama adalah kolagen, serat retikuler, dan serat
elastis.
Dermis menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat
keberadaan kandung rambut, kelenjar keringat, kelenjar
sebacea, pembuluh darah, dan getah bening.
Lapisan dermis lebih tebal, sekitar 1-4 mm berada dibawah
epidermis
Dermis terdiri atas dua lapisan dengan batas yang tidak
nyata
a. Lapisan papilar
Berada disebelah luar, terdiri atas fibroblas, sel mast, dan makrofag.
Lapisan ini mengandung lebih banyak kolagen, pembuluh darah, dan kelenjar keringat

b. Lapisan reticular
Mengandung jarigan ikat yang lebih tebal, sel fibrosa, pembuluh darah,pembuluh getah bening,
saraf, kelenjar sebasea, sel lemak, dan otot peegak rambut.
Pada lapisan ini membentuk sensori yang sensitive terhadap nyeri, sentuhan, dan suhu.
KELENJAR PADA KULIT pada lapisan
Dermis

Hampir diseluruh kelenjar kulit terdapat kelenjar keringat,


kecuali pada dasar kuku, batas bibir, glans penis, dan
gendang telinga.
Kelenjar keringat banyak terdapat pada telapak tangan dan
Kelenjar keringat kaki
Kelenjar ini dibagi menjadi dua yaitu kelenjar ekrin dan
apokrin

Menghasilkan sebum yang berfungsi sebagai pelembut kulit.


Kelenjar ini bermuara pada folikel rambut pada area glans
Kelenjar sebasea penis, labium minus, dan kelenjar pada kelopak mata
a. Kelenjar keringat ekrin, mensekresi cairan jernih
yaitu keringat yang mengandung 95-97 persen air
dan beberapa mineral. Bentuk kelenjar keringat
ekrin langsing, bergulung-gulung dan salurannya
bermuara langsung pada permukaan kulit yang
tidak ada rambutnya.
b. Kelenjar keringat apokrin, hanya terdapat di daerah
ketiak, putting susu, pusar, daerah kelamin, dan
daerah sekitar dubur menghasilkan cairan yang
agak kental, berwarna keputih-putihan serta berbau
khas pada setiap orang.
   Kelenjar-Kelenjar Pada Kulit dan Fungsinya :         
a. Kelenjar Sudoriferus atau Kelenjar Keringat
      1. Eccrine atau Mesocrin : fungsinya mengatur suhu
tubuh, mengeluarkan keringat dengan proses
fisiologis.
      2. Apokrin atau Odiferus  : fungsinya menghasilkan
keringat yang mengandung lemak, mengeluarkan
keringat dengan bau menyengat terdapat di ketiak,
areola mamae, labium mayora, anal dan genital.
b. Kelenjar Sebaseous atau Kelenjar Minyak
sekret dari kelenjar ini disebut sebum fungsinya
melembabkan kulit, mencegah terjadinya absorpsi dan
penguapan dari kulit.
C. Lapisan subkutaneus
 Bisa disebut lapisan adiposa karena mengandung lemak
 Berfungsi sebagai simpanan lemak, pencegahan trauma, dan
pengaturan suhu
Derivat dari Kulit :
 Merupakan struktur tubuh yang berkembang dari
epidermis sewaktu janin
Meliputi :
- Rambut
berfungsi sebagai proteksi dari lingkungan luar
- Kuku
bagian terminal lapisan tanduk yang menebal.
STRUKTUR RAMBUT

 Merupakan suatu pertumbuhan keluar


dari kulit.
 Terdapat di seluruh permukaan tubuh,
kecuali telapak tangan & kaki.
 Terdiri atas akar rambut yang
terbentuk dalam dermis & batang
rambut yang menjulur keluar dari
dalam kulit.
 Tumbuh dalam rongga yang
dinamakan folikel rambut.
KUKU antrik

 Merupakan epidermis berbentuk zat


tanduk yang terdapat pada ujung-ujung
jari tangan dan kaki
 Kuku dapat tumbuh karena terdapat
lapisan germinal pada akar kuku
 Umumnya kuku berwarna merah
jambu karena warna merah pada
pembuluh darah yang berada di
bawahnya
Lempeng kuku terdiri dari tiga lapisan horizontal yaitu
1) Lapisan dorsal tipis yang dibentuk oleh matriks
bagian proksimal (1/3 bagian)
2) Lapisan intermediet yang dibentuk oleh matriks
bagian distal (2/3 bagian)
3) Lapisan ventral yang dibentuk oleh lapisan tanduk
dasar kuku dan hiponikium yang mengandung
keratin lunak.
Fisiologi Sistem Integumen
FUNGSI KULIT
Fungsi proteksi

Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis atau mekanis,
misalnya tekanan, gesekan, tarikan, gangguan kimiawi terutama yang bersifat
iritan; lisol, karbol, asam dan alkali kuat, gangguan yang bersifat panas; radiasi,
sengatan UV, gangguan infeksi luar; kuman/bakteri, jamur

Hal di atas terjadi karena adanya bantalan lemak, tebalnya lapisan kulit dan
serabut jaringan penunjang yang berperan sebagai pelindung terhadap gangguan
fisis.
Fungsi absorbsi
Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat,
tapi cairan yang mudah menguap lebih mudah diserap. Permeabilitas
kulit terhadap O2, CO2 dan uap air memungkinkan kulit ikut
mengambil bagian pada fungsi respirasi.
Fungsi ekskresi
Kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau sisa metabolisme dalam tubuh;
NaCl, urea, as urat dan ammonia. Sebum yang diproduksi melindungi kulit juga menahan
evaporasi air yang berlbhan sehingga kulit tidak menjadi kering. Produksi kelenjar lemak dan
keringat di kulit menyebabkan keasaman kulit pd pH 5-6,5

Fungsi persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Terhadap rangsangan
panas diperankan oleh badan ruffini di dermis dan subkutis. Terhadap dingin diperankan oleh
badan krause yang terletak di dermis. Badan taktil meissnerr terletak di papila dermis berperan
terhadap rabaan. Terhadap tekanan diperankan oleh badan vater paccini di epidermis.
Fungsi pengaturan suhu tbh
Kulit melakukan peranan ini dengan cara mengeluarkan keringat dan
mengerutkan otot / kontraksi pembuluh darah kulit. Kulit kaya akan pembuluh
darah sehingga memungkinkan kulit mendapat nutrisi yang cukup baik.

Fungsi pembentukan pigmen


Sel pembtk pigmen/melanosit terletak di lapisan basal dan sel ini berasal dari
rigi saraf. Jumlah melanosit menentukan warna kulit ras maupun individu.
Warna kulit tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh pigmen kulit melainkan juga
oleh tebal tipisnya kulit, reduksi Hb, oksi Hb dan karoten.
Fungsi keratinisasi
Proses berlangsung 14-21 hari sebagai perlindungan terhadap
infeksi secara mekanis fisiologik

Fungsi pembentukan vitamin D


Dengan mengubah 7-dihidroksi kolesterol dengan bantuan sinar
matahari.
Sensori persepsi : mengandung reseptor terhadap
panas, dingin, nyeri, sentuhan atau raba, tekanan Fisika
dasar hilangnya panas dari kulit
a. Radiasi (60%) : kehilangan panas dalam bentuk infra
merah (gelombang elektromagnetik)
b. Konduksi (3%) : melalui konduksi langsung dari
permukaan tubuh ke benda-benda lain. Sedangkan
konduksi ke udara (15%) terjadi jika suhu diudara lebih
rendah dari suhu tubuh.
c. Konveksi : terjadi jika udara yang telah panas
bersentuhan dengan tubuh dari proses konduksi
menyebarkan panas ke udara lainnya yang masih dingin.
Kecepatan ini makin meningkat apabila ada angin.

d. Evaporasi : sebagai mekanisme pendinginan yang


penting pada suhu tubuh sangat tinggi.
Warna Pada Integumen dan Fungsi Melanin
Kulit mendapatkan warna dari 3 faktor :
a.  Adanya melanin (pigmen gelap yang diproduksi
melanosit) : Melanin berfungsi untuk melindungi
kulit dari sinar ultraviolet yang berlebih
b. Pigmen berwarna kuning (karoten): Dalam sel lemak
dermis dan hipodermis
c. Warna darah : Dalam pembuluh dermal dibawah
lapisan epidermis
SISTEM IMUN
Fungsi sistem imun
 Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit;
Menghancurkan & menghilangkan mikroorganisme atau
substansi asing (bakteri, parasit, jamur, dan virus, serta
tumor) yang masuk ke dalam tubuh
 Menghilangkan jaringan atau sel yg mati atau rusak
(debris sel) untuk perbaikan jaringan.
 Mengenali / mendeteksi sel yang abnormal, termutasi,
atau ganas dan menghancurkannya
 Untuk keseimbangan fungsi tubuh terutama menjaga
keseimbangan komponen tubuh yang telah tua
Luar tubuh
Inflamasi

Dalam tubuh
Penghalang
misalnya kulit
Non-spesifik

Patogen dalam
tubuh

Fagositosis
Luka
Respon
imun

Imunitas
Pembekuan humoral
darah (antibodi)

Patogen misalnya Spesifik


bakteri

Imunitas
diperantai sel
Lisozim (sel-sel)
dalam
keringat
KEKEBALAN TUBUH NONSPESIFIK

KULIT
RINTANGAN
SELAPUT LENDIR
MEKANIS

RAMBUT-RAMBUT HALUS

HASIL SEKRESI
RINTANGAN
KIMIAWI
BAKTERI YANG TERDAPAT DI PERMUKAAN TUBUH

SISTEM PERTAHANAN TUBUH YANG KEDUA

SEL AKAN MENCEGAH BENDA ASING MASUK LEBIH JAUH LAGI KE DALAM TUBUH
DARAH PUTIH
MENGHANCURKAN SETIAP BENDA ASING DENGAN CARA FAGOSITOSIS

ADA 2  AGRANULOSIT DAN GRANULOSIT

MENGHASILKAN OPSONIN, KEMOTOKIN, DAN KININ


PROTEIN
KOMPLEMEN BERPERAN DALAM PROSES PENGHANCURAN MEMBRAN SEL MIKROORGANISME

MENSTIMULASI SEL DARAH PUTIH AGAR MENJADI LEBIH AKTIF

SEKUMPULAN PROTEIN YANG DIEKSKRESIKANOLEH BEBERAPA SEL DI DALAM TUBAH

INTERFERON BERTINDAK SEBAGAI ANTIVIRUS DAN BEREAKSI DENGAN SEL YANG BELUM TERINFEKSI VIRUS

DAPAT MERANGSANG LIMFOSIT UNTUK MENGHANCURKAN DAN MEMBUNUH SEL-SEL YANG TERINVEKSI

DEMAM DAN RADANG


Pertahanan Tubuh Alami

Lisozim pada air mata


Lisozim pada mukus dalam hidung
Lisozim pada ludah

Asam lemak dan Mukus dan silia pada


bakteri alami saluran udara

Asam pada lambung


Lisozim pada usus
halus
Bakteri pada usus
besar

Lisozim pada urin


Bakteri alami pada
vagina
Pertahanan Tubuh Alami
• Pertahanan fisik: Kulit
• Pertahanan Mekanik: Rambut hidung, silia
• Pertahanan Kimia : Enzim, asam lambung Silia
• Pertahanan Biologis

Pertahan
mekanik
berupa sel-sel
bersilia dalam
saluran
pernapasan

Pertahanan Tubuh oleh Sel Darah Putih


Pertahanan Lapis Pertama
Kulit & membran mukosa yang utuh
Kelenjar keringat, sebum, & airmata  mensekresi zat
kimia & bersifat bakterisid
Mukus, silia, tight junction, desmosom, sel keratin & lysozim
di lapisan epitel
Rambut pd lubang hidung
Bakteri tertentu, misalnya yang ada di vagina

faal_imun/ikun/2006 41
Mekanisme perlindungan tubuh
Kulit
Mukosa orofaring
Saluran pencernaan
Saluran pernafasan
Sawar pertahanan lain
Radang sebagai pertahanan
Pembuluh limfe pada infeksi
Pertahanan terakhir
Kulit
Batas utama antara lingkungan dan tubuh host
Barier mekanis yang baik:
Lapisan keratin/lapisan tanduk
Epitel berlapis gepeng
Agen infeksius sulit menembus barier mekanis,
kecuali:
Luka iris
Abrasi
Maserasi (lipatan tubuh yg selalu basah)
Kulit
Dekontaminasi fisik
Pada waktu lapisan kulit mengelupas  akan
melepaskan agen yang menempel
Dekontaminasi kimiawi
Berkeringat dan sekresi kelenjar sebasea 
membersihkan permukaan kulit
Dekontaminasi biologis
Flora normal  menghalangi pembiakan agen
Mukosa orofaring
Serupa dengan kulit
Barier mekanis
Lemah di sepanjang gusi dan daerah tonsil
Dekontaminasi fisik
Aliran saliva  menghanyutkan agen
Dekontaminasi kimiawi
Zat-zat dalam saliva menghambat pertumbuhan agen
Dekontaminasi biologis
Flora normal
Saluran pencernaan
Mukosa lambung bukan barier mekanis yang baik
Sering luka atau erosi
Suasana lambung  asam
Tidak sesuai utk pertumbuhan mikroorganisme
Lambung cenderung memindahkan isinya ke usus
dengan proses yang relatif cepat
Saluran pencernaan
Usus halus juga bukan barier mekanis yang baik
Gerakan peristaltik untuk mendorong isi usus
berlangsung cepat sekali
Populasi bakteri dipertahankan tetap sedikit
Dibantu oleh sekresi mukus yang banyak dari sel lapisan
usus halus
 Membentuk selimut yang kental pada permukaan usus
 Menangkap bakteri
 Mendorong ke distal oleh gerakan peristaltik
 Adanya antibodi dalam sekret  menghambat perlekatan bakteri
pada permukaan mukosa
Saluran pencernaan
Usus besar juga bukan barier mekanis yang baik
Pendorongan tidak cepat dan ada stagnasi dari isi usus
Pertahanan utama  flora normal
Menghalangi kerja kuman
Berkompetisi mendapatkan makanan
Mengeluarkan zat-zat anti bakteri
Saluran pernafasan
Epitel terdiri dari sel-sel tinggi  mengeluarkan
mukus (terdapat antibodi)
Permukaan dilapisi silia  cambuk getar, ke arah luar
tubuh
Mikroba masuk  menempel mukus  digerakkan
keluar
Sawar pertahanan lain
Saluran kemih
Barier mekanis  saluran memiliki epitel berlapisan
banyak
Pertahanan utama  kerja aliran kemih dalam
menghalau mikroba keluar
Penyumbatan ureter, menahan kencing  mengganggu
kelancaran aliran kemih  mudah infeksi
Sawar pertahanan lain
Konjungtiva mata
Mekanis
Air mata
Mukosa vagina
Epitel kuat, berlapis banyak
Flora normal
Sekresi mukus
Sistem Kekebalan Non-spesifik
Dapat mendeteksi adanya benda asing & melindungi tubuh
dari kerusakan yang diakibatkannya, namun tdk dpt
mengenali benda asing yang masuk ke dalam tubuh.
Yang termasuk dlm sistem ini:
1. Reaksi inflamasi/peradangan
2. Protein antivirus (interferon)
3. Sel natural killer (NK)
4. Sistem komplemen

faal_imun/ikun/2006 58
Radang sebagai pertahanan
Jika agen berhasil masuk  reaksi peradangan akut
Aspek humoral (antibodi)
Aspek selular
Jika peradangan akut gagal  infeksi menyebar luas
ke seluruh tubuh
Pembuluh limfe pada infeksi
Aliran limfe dipercepat pada
keadaan radang akut
Agen menular dengan cepat
difagositosis oleh makrofag
Dapat menyebarkan agen menular
sepanjang pembuluh limfe
Pertahanan terakhir
Jika melalui kelenjar limfe gagal 
Bakteremia
Ditangani secara cepat dan efektif oleh
makrofag
Bila gagal  septikemia, sepsis
Organisme berjumlah sangat besar
Cukup resisten
KEKEBALAN TUBUH SPESIFIK

ANTIGEN

ZAT KIMIA ASING YANG MASUK KE DALAM TUBUH DAN MERANGSANG TERBENTUKNYA ANTIBODI

MEMILIKI STRUKTUR 3 DIMENSI DENGAN DUA ATAU LEBIH DETEMINANT SITE

DETERMINANT SITE  BAGIAN DR ANTIGEN YG DAPAT MELEKAT PADA BAGIAN SISI PENGIKATAN DARI ANTIBODI

DAPAT BERUPA PROTEIN DI DALAM MEMBRAN SEL BAKTERI / SELUBUNG SEL VIRUS

DAPAT BERUPA ZAT KIMIA YANG DIKELUARKAN OLEH MIKKROORGANISME YANG BERSIFAT RACUN

PERMUKAAN SEL BAKTERI MEMILIKI JUMLAH ANTIGEN YANG BERBEDA-BEDA

HAPTEN

DETERMINANT SITE YANG LEPAS DARI STRUKTUR ANTIGEN

TIDAK DAPAT MERANGSANG PEMBENTUKAN ANTIBODI

DAPAT BERIKATAN DENGAN ANTIBODI APABILA DISUNTIKKAN KE DALAM TUBUH

ANTIBODI

ZAT KIMIA YANG DAPAT MENGIDENTIFIKASI ANTIGEN

UMUMNYA TERDAPAT PADA PERMUKAAN SEL LIMFOSIT B

ADA 2  ANTIBODI POLIKLONAL DAN ANTIBODI MONOKLONAL


Sistem Kekebalan Spesifik
Atau sistem kekebalan adaptif dapat menghancurkan
patogen yang lolos dari sistem kekebalan non-
spesifik.
Mencakup:
(1) kekebalan humoral  produksi antibodi oleh
limfosit B (sel plasma)
(2) kekebalan selular  produksi limfosit T yg
teraktivasi
Harus dapat membedakan sel asing yg harus dirusak
dari sel-diri  antigen (molekul besar, kompleks, &
unik yg memicu respons imun spesifik jika masuk ke
dalam tubuh)
Sistem Kekebalan Humoral
Antigen (Ag) merangsang sel B berubah menjadi sel plasma yg
memproduksi antibodi (Ab).
Ab disekresi ke darah atau limf  lokasi sel plasma yg
teraktivasi; semua Ab akan mencapai darah  gamma globulin
= imunoglobulin (Ig)
Reaksi Ag-Ab
Sumsum tulang
Respon Imun
Spesifik
Limfosit berasal dari sel-sel stem
• Antibody-Mediated di dalam tulang Sel stem
Immunity
• Cell-Mediated Immunity
Limfosit
Sel T matang di kelenjar timus Sel B matang di limfa nodus

Sel T

Sel B
Sel T pembunuh Sel T pembantu

Mengaktivasi

Reseptor permukaan spesifik Sel B merespon terhadap antigen. Sel


untuk anitgen “asing” B menggandakan diri, membentuk
klon-klon sel plasma yang
mensekresikan antibodi

Imunitas yang disebabkan sel Imunitas humoral

Antigen pada permukaan organisme


penginfeksi

Sel T pembunuh
Antibodi berikatan dengan
Memori mikroorganisme untuk
membunuhnya. Sel B tidak
terlibat secara langsung.
Sel T dan sel B tetap hidup sebagai sel
memori. Infeksi kedua oleh antigen yang sama
akan menghasilkan respon sekunder yang
lebih cepat
Sel dlm Sistem Imun
Pencegahan Penyakit

• Kekebalan tubuh
• aktif  alami (aktivasi karena infeksi patogen), buatan (injeksi
antigen ke dalam tubuh atau vaksinasi)
• pasif  alami (antibodi yang diberikan dari Ibu ke bayinya), buatan
(antibodi diekstrak dari individu lain kemudian disuntikkan ke tubuh
orang lainnya atau serum)
IMUNISASI AKTIF

MELIBATKAN PEMBENTUKAN SANTIBODI DI DALAM TUBUH SEBAGAI RESPON TERHADAP MASUKNYA ANTIGEN

BERTUJUAN UNTUK MERANGSANG TUBUH AGAR MEMBENTUK ANTIBODI YANG DAPAT MELAWAN ANTIGEN

DILAKUKAN DENGAN CARA MEMBERIKAN VAKSIN KE DALAM TUBUH

VAKSIN  SUSPENSI MIKROORGANISME YANG SUDAH MATI

DAPAT MENCEGAH TERJADINYA INFEKSI OLEH BAKTERI ATAU VIRUS

IMUNISASI PASIF

SALAH SATU CARA UNTUK MEMPEROLEH KEKEBALAN TUBUH

DENGAN MEMASUKKAN ANTIBODI ATAU SERUM YANG TELAH KEBAL TERHADAP SUATU PENYAKIT

ANTIBODI TIDAK DIBENTUK OLEH TUBUH PENERIMA IMUNISASI,, MAKA DARI ITU DISEBUT IMUNISASI PASIF

BERTUJUAN MEMBERIKAN KEKEBALAN TUBUH SECEPATNYA

UMUMNYA PEMBERIAN IMUNISASI PASIF DILAKUKAN MELALUI SUNTIKAN


Respons Imun
1. Respons imun alami nonspesifik
- ada sejak lahir
- tdk memiliki target tertentu
- terjadi dlm bbrp menit – jam
 Reaksi inflamasi
2. Respons imun didapat spesifik
- spesifik untuk jenis tertentu
- respons thd paparan I tjd dlm bbrp hari,
paparan berikutnya lebih cepat
Inflamasi/ Peradangan
Merupakan respons lokal tubuh thd infeksi atau perlukaan
Tidak spesifik hanya untuk infeksi mikroba, tetapi respons yg
sama juga terjadi pada perlukaan akibat suhu dingin, panas,
atau trauma
Pemeran utama: fagosit,
Yaitu : neutrofil, monosit, & makrofag
Tahap inflamasi
1. Masuknya bakteri ke dalam jaringan
2. Vasodilatasi sistem mikrosirkulasi area yg terinfeksi
meningkatkan aliran darah (RUBOR/kemerahan &
CALOR/panas)
3. Permeabilitas kapiler & venul yang terinfeksi terhadap
protein meningkat  difusi protein & filtrasi air ke
interstisial (TUMOR/bengkak & DOLOR/nyeri)
4. Keluarnya neutrofil lalu monosit dari kapiler & venula ke
interstisial
5. Penghancuran bakteri di jaringan  fagositosis (respons
sistemik: demam)
6. Perbaikan jaringan
Gangguan sistem imun

1. Lack of response (imunodefisiensi)


contoh: AIDS, leukemia
2. Incorrect response (peny. autoimun)
contoh: DM tipe I, miastenia gravis, multiple sclerosis;
penyakit Graves.
3. Overactive response (alergi/ hipersensitivitas)
contoh: asma, rhinitis allergic, rx transfusi
KELAINAN ATAU PENYAKIT PADA SISTEM KEKEBALAN TUBUH

REAKSI ABNORMAL YANG TERJADI PADA SESEORANG

BERSIFAT KHUSUS DAN HANYA MUNCUL JIKA PENDERITA MELAKUKAN KONTAK DENGAN PENYEBAB ALERGI
ALERGI
DAPAT DITURUNKAN DARI ORANG TUA ATAU KELUARGA TERDEKAN PENDERITA

TERJADI KARENA PENDERITA SANGAT SENSITIF TERHADAP ANTIGEN TERTENTU

ANTIGEN TERSEBUT DAPAT BERASAL DARI DEBU, UDARA, ATAU BULU HEWAN YANG DISEBUT SEBAGAI ALERGEN

DISEBABKAN VIRUS HIV ( HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS )

MENYERANG SEL YANG MEMILIKI PROTEIN YANG HANYA TERDAPAT PADA SEL DARAH PUTIH T4

AIDS MANUSIA AKAN MENGALAMI PENURUNAN SISTEM KEKEBALAN TUBUH

SAMPAI SEKARANG BELUM DIKETEMUKAN OBATNYA

PENULARAN TERJADI MELALUI

HUBUNGAN SEKS DENGAN PENDERITA HIV

PEMAKAIAN JARUM SUNTIK BERSAMA-SAMA DENGAN PENDERITA HIV

TRANSFUSI DARAH YANG TERINFEKSI HIV

BAYI YANG MEMINUM ASI PENDERITA HIV

DILAHIRKAN OLEH IBU PENDERITA HIV


Terimakasih
Posttest
1. Di lapisan manakah letak kelenjar apokrin pada
kulit?
a. Epidermis
b. Stratum spinosum
c. Stratum germinativum
d. Dermis
e. Subkutan
2. Barier terluar pada tubuh terhadap infeksi adalah
a. Mukosa orofaring
b. Kulit
c. Saluran pernafasan
d. Saluran pencernaan
e. Limfe
3. Kekebalan imun spesifik yan bersifat humoral,
produksi antibodinya dilakukan oleh...
a. Limfosit B
b. Limfosit T
c. Makrofag
d. Neutrofil
e. Monosit
4. Pada reaksi antigen antibodi, fagosit dilakukan oleh...
a. Sel Plasma
b. Sel T
c. Sel Makrofag
d. Sel Monosit
e. Sel Neutrofil
5. Salah satu tanda radang adalah dolor, artinya...
a. Kemerahan
b. Nyeri
c. Panas
d. Penurunan fungsi
e. Bengkak
selesai

Anda mungkin juga menyukai