NIM : 18010019
1. INTEGUMEN
1. Epidermis:
Stratum retikulare, yang lebih tebal dari stratum papilare dan tersusun atas
jaringan ikat padat tak teratur.
3. Hipodermis:
Fungsi kulit:
1. Proteksi (melindungi) : Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisik atau
mekanis, misalnya terhadap gesekan, tarikan, gangguan kimiawi yang dapat
menimbulkan iritasi (lisol, karbol dan asam kuat). Gangguan panas misalnya radiasi,
sinar ultraviolet, gangguan infeksi dari luar misalnya bakteri dan jamur. Karena adanya
bantalan lemak, tebalnya lapisan kulit dan serabut-serabut jaringan penunjang berperan
sebagai pelindung terhadap gangguan fisis. Melanosit turut berperan dalam melindungi
kulit terhadap sinar matahari dengan mengadakan tanning (pengobatan dengan asam
asetil).
2. Absorbsi (menyerap) : Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda
padat, tetapi cairan yang mudah menguap lebih mudah diserap, begitu juga yang larut
dalam lemak. Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2 dan uap air memungkinkan kulit ikut
mengambil bagian pada fungsi respirasi. Kemampuan absorbsi kulit dipengaruhi tebal
tipisnya kulit, hidrasi, kelembapan dan metabolisme. Penyerapan dapat berlangsung
melalui celah di antara sel, menembus sel-sel epidermis, atau melalui saluran kelenjar dan
yang lebih banyak melalui sel-sel epidermis.
3. Regulasi (Pengatur Panas) : Suhu tubuh tetap stabil meskipun terjadi perubahan suhu
lingkungan. Hal ini karena adanya penyesuaian antara panas yang dihasilkan oleh pusat
pengatur panas, medula oblongata. Suhu normal dalam tubuh yaitu suhu viseral 36-37,5
derajat untuk suhu kulit lebih rendah. Pengendalian persarafan dan vasomotorik dari
arterial kutan ada dua cara yaitu vasodilatasi (kapiler melebar, kulit menjadi panas dan
kelebihan panas dipancarkan ke kelenjar keringat sehingga terjadi penguapan cairan pada
permukaan tubuh) dan vasokonstriksi (pembuluh darah mengerut, kulit menjadi pucat
dan dingin, hilangnya keringat dibatasi, dan panas suhu tubuh tidak dikeluarkan).
6. Pembentukan Pigmen : Sel pembentuk pigmen (melanosit) terletak pada lapisan basal
dan sel ini berasal dari rigi saraf. Melanosit membentuk warna kulit. Enzim melanosum
dibentuk oleh alat golgi dengan bantuan tirosinase, ion Cu, dan O2 terhadap sinar
matahari memengaruhi melanosum. Pigmen disebar ke epidermis melalui tangan-tangan
dendrit sedangkan lapisan di bawahnya dibawa oleh melanofag. Warna kulit tidak
selamanya dipengaruhi oleh pigmen kulit melainkan juga oleh tebal-tipisnya kulit,
reduksi Hb dan karoten.
7. Keratinisasi : Keratinosit dimulai dari sel basal yang mengadakan pembelahan. Sel basal
yang lain akan berpindah ke atas dan berubah bentuk menjadi sel spinosum. Makin ke
atas sel ini semakin gepeng dan bergranula menjadi sel granulosum. Semakin lama
intinya menghilang dan keratonosit ini menjadi sel tanduk yang amorf. Proses ini
berlangsung terus menerus seumur hidup. Keratinosit melalui proses sintasis dan
degenerasi menjadi lapisan tanduk yang berlangsung kira-kira 14-21 hari dan
memberikan perlindungan kulit terhadap infeksi secara mekanis-fisiologik.
2. MUSKULUSLETAL
Angulasi abnormal pada tulang panjang atau gerakan pada titik selain sendi. Biasanya
menunjukkan adanya patah tulang. Bisa teraba krepitus pada titik gerakan abnormal.
3. PSIKIATRIK
Gaduh- GelisahKeadaan gaduh gelisah dapat dimasukkan kedalam golongan
kedaruratan psikiatri, bukan karena frekuensinya yang cukup tinggi, akan tetapi karena
keadaan ini berbahaya bagi pasien sendiri maupun bagi lingkungannya, termasuk orang
lain dan barang-barangnya. Tidak jarang seseorang yang gaduh gelisah dibawa ke rumah
sakit. Yang mengantarnya sering tidak sedikit dan biasanya ialah anggota keluarganya
dan sering mereka juga bingung dan gelisah. Gejala utama ialah psikomotorik yang
sangat meningkat.
Ekspresi ini mencerminkan gangguan afek-emosi dan proses berpikir yang tidak realistic
lagi. Ia dapat melukai diri sendiri atau mengalami kecelakaan maut dalam kegelisahan
yang hebat itu. Keadaan gaduh gelisah bukanlah merupakan suatu diagnose dalam arti
kata yang sebenarnya, akan tetapi hanya menunjuk kepada suatu keadaan tertentu, suatu
sindrom dengan sekelompok gejala tertentu pula. Keadaan ini bisa disebabkan oleh
bermacam-macam yang harus ditentukan tiap kali pada setiap pasien.
4. INTOKSIKASI
Hipotensi yang terjadi mungkin berat dan bila berlangsung lama dapat menyebabkan
kerusakan ginjal, hipotermia terjadi bila ada depresi mekanisme pengaturan suhu tubuh.
Hanya beberapa racun yang menimbulkan gambaran khas seperti pupil sangat kecil
,muntah,depresi,dan hilangnya pernapasan pada keracunan akut morfin dan alkaloid.
Riwayat menurunnya kesadaran yang jelas dan cepat,disertai dengan gangguan
pernapasan dan kadang-kadang henti jantung pada orang muda sering dihubungkan
dengan keracunan akut dekstroprokposifen,terutama bila digunakan bersamaan dengan
alkohol.
Diagnosis pada keracunan diperoleh melalui analisis laboratorium.
Penatalaksanaan Kegawatan
Walaupun tidak dijumpai adanya kegawatan,setiap kasus keracunan harus diperlakukan
seperti keadaan kegawatan yang mengancam nyawa.
Resusitasi
,nafas buatan,oksigen,hisap lendir dalam saluran pernafasan,hindari obat-obatan depresan
saluran nafas,kalu perlu respirator pada kegagalan nafas berat. Pernafasan buatan hanya
dilakukan dengan meniup face mask atau menggunakan alat bag – valve – mask.
Eliminasi
Emesis, merangsang penderita supaya muntah pada penderita yang sadar atau dengan
pemeberian sirup ipecac 15 - 30 ml. Kumbah lambung atau gastric lavage, pada penderita
yang kesadarannya menurun,atau pada penderita yang tidak kooperatif. pada koma
derajat sedang hingga berat tindakan kumbah lambung sebaiknya dukerjakan dengan
bantuan pemasangan pipa endotrakeal berbalon,untuk mencegah aspirasi pnemonia.
Pemberian antidot/penawar
Atropin sulfat bekerja dengan menghambat efek akumulasi Akh pada tempat
penumpukan. Penghentian yang mendadak dapat menimbulkan rebound effect berupa
edema paru dan kegagalan pernafasan akut yang sering fatal.
Penilaian Klinis
Upaya yang paling penting adalah anamnese atau aloanamnesis yang rinci. Kumpulkan
informasi selengkapnya tentang seluruh obat yang digunakan,termasuk yang sering
dipakai b. Kumpulkan informasi dari anggota keluarga,teman dan petugas tentang obat
yang digunakan. Tanyakan dan simpan sisa obat dan muntahan yang masih ada untuk
pemeriksaan toksikologi d.
Dekontaminasi
Di samping itu,dilakukan dekontaminasi saluran cerna agar bahan yang tertelan hanya
sedikit diabsorpsi,biasanya hanya diberikan pencahar,obat perangsang muntah,dan bilas
lambung.
PENGKAJIAN
Pengkajian difokuskan pada masalah yang mendesak seperti jalan napas dan sirkulasi
yang mengancam jiwa, adaya gangguan asam basa, keadaan status jantung, status
kesadaran.
DAFTAR PUSTAKA
Cah, s. (2019, juni 13). Anatomi dan fisiologi sistem integumen manusia. Retrieved from
artikelmateri: https://www.artikelmateri.com/2016/09/anatomi-danfisiologi-sistem-integumen-
manusia-fungsi-organ-pengertian.html?m=1 Konsil, K. I. (2012). Standar Kompentensi Dokter
Indonesia. Jakarta: Konsil Kedokteran Indonesia.
Andra. 2012. Sistem integumen. Yogyakarta: Graha Nusantara Azis, A. A. 2017. Pengembangan
Media E-learning Berbasis Lms Moodle Pada Matakuliah Anatomi Fisiologi Manusia