Anda di halaman 1dari 8

NAMA : Nadiatul putri

NIM : 18010019

RINGKASAN MATERI ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWATDARURAT

1. INTEGUMEN

Definisi Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan,


memisahkan,dan menginformasikan kita dari lingkungan sekitar. Sistem ini seringkali
merupakan bagian dari sistem organ terbesar yang mencakup kulit, rambut, kuku.

Kulit terdiri dari 3 lapisan utama yakni:

1. Epidermis:

Epidermis merupakan bagian kulit paling luar. Ketebalan epidermis


berbeda-beda pada setiap bagian tubuh, yang paling tebal berukuran 1 mm
misalnya pada telapak tangan dan telapak kaki, dan yang paling tipis berukuran
0,1 mm terdapat pada kelopak mata, pipi, dahi dan perut. Sel-sel epidermis
disebut keratinosit.

Ada dua jenis kelenjar keringat yaitu

a) Kelenjar keringat ekrin, kelenjar keringat ini mensekresi cairan jernih,


yaitu keringat yang mengandung 95 – 97 persen air dan mengandung
beberapa mineral, seperti garam, sodium klorida, granula minyak,
glusida dan sampingan dari metabolisma seluler. Bentuk kelenjar
keringat ekrin langsing, bergulung-gulung dan salurannya bermuara
langsung pada permukaan kulit yang tidak ada rambutnya.

b) Kelenjar keringat apokrin, yang hanya terdapat di daerah ketiak,


puting susu, pusar, daerah kelamin dan daerah sekitar dubur
menghasilkan cairan yang agak kental, berwarna keputih-putihan serta
berbau khas pada setiap orang.
Kelenjar keringat apokrin jumlahnya tidak terlalu banyak
dan hanya sedikit cairan yang disekresikan dari kelenjar ini.
2. Dermis

Dibawah epidermis terdapat lapisan dermis dimana merupakan jaringan


iregular yang menghubungkan serat-serat kolagen dan terdiri dari lapisan elastis
yang terbentuk dari glycosaminoglycans, glicoprotein dan cairan.

Membentuk bagian terbesar kulit dengan memberikan kekuatan dan


struktur pada kulit, memiliki ketebalan yang bervariasi bergantung pada daerah
tubuh dan mencapai maksimum 4 mm di daerah punggung. Pada stratum ini
didapati fibroblast, sel mast, makrofag, dan leukosit yang keluar dari pembuluh .

Lapisan papila dermis berada langsung di bawah epidermis tersusun


terutama dari sel-sel fibroblas yang dapat menghasilkan salah satu bentuk
kolagen, yaitu suatu komponen dari jaringan ikat. Pada seluruh dermis dijumpai
pembuluh darah, saraf sensorik dan simpatis, pembuluh limfe, folikel rambut,
serta kelenjar keringat dan palit. Lapisan ini tipis mengandung jaringan ikat
jarang.

Stratum retikulare, yang lebih tebal dari stratum papilare dan tersusun atas
jaringan ikat padat tak teratur.

Lapisan dermis juga ini mengandung sel-sel khusus yang membantu


mengatur suhu, melawan infeksi, air menyimpan dan suplai darah dan nutrisi ke
kulit. Sel-sel khusus dari dermis juga membantu dalam mendeteksi sensasi dan
memberikan kekuatan dan fleksibilitas untuk kulit. Komponen dermis meliputi:

a) Pembuluh darah berfungsi sebagai transport oksigen dan nutrisi ke


kulit dan mengeluarkan produk sampah. Kapal ini juga mengangkut
vitamin D dari kulit tubuh.
b) Pembuluh getah bening sebagai pasokan (cairan susu yang
mengandung sel-sel darah putih dari sistem kekebalan tubuh) pada
jaringan kulit untuk melawan mikroba.
c) Kelenjar Keringat untuk mengatur suhu tubuh dengan mengangkut air
ke permukaan kulit di mana ia dapat menguap untuk mendinginkan
kulit.
d) Sebasea (minyak) kelenjar yaitu membantu untuk kulit tahan air dan
melindungi terhadap mikroba. Mereka melekat pada folikel rambut.
e) Folikel rambut, seperti rongga berbentuk tabung yang melampirkan
akar rambut dan memberikan nutrisi pada rambut.
f) Sensory reseptor syaraf yang mengirimkan sensasi seperti sentuhan,
nyeri, dan intensitas panas ke otak.
g) Kolagen protein struktural tangguh yang memegang otot dan organ di
tempat dan memberikan kekuatan dan bentuk ke jaringan tubuh.
h) Elastin protein karet yang memberikan elastisitas dan membuat kulit
merenggang. Hal ini juga ditemukan di ligamen, organ, otot dan
dinding arteri.

3. Hipodermis:

Lapisan terakhir yakni hipodermis yang merupakan lapisan

penghubung beberapa jaringan yang tebal yang berhubungan dengan lapisan


terakhir dari dermis. Jaringan adiposa yang biasannya terletak antara dermis dan
otot-otot pada tubuh (Standring, et al. 2016).

Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah dan


limfe, saraf-saraf yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit. Cabang-cabang
dari pembuluh-pembuluh dan saraf-saraf menuju lapisan kulit jangat. Jaringan
ikat bawah kulit berfungsi sebagai bantalan atau penyangga benturan bagi organ-
organ tubuh bagian dalam, membentuk kontur tubuh dan sebagai cadangan
makanan.

Fungsi kulit:

1. Proteksi (melindungi) : Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisik atau
mekanis, misalnya terhadap gesekan, tarikan, gangguan kimiawi yang dapat
menimbulkan iritasi (lisol, karbol dan asam kuat). Gangguan panas misalnya radiasi,
sinar ultraviolet, gangguan infeksi dari luar misalnya bakteri dan jamur. Karena adanya
bantalan lemak, tebalnya lapisan kulit dan serabut-serabut jaringan penunjang berperan
sebagai pelindung terhadap gangguan fisis. Melanosit turut berperan dalam melindungi
kulit terhadap sinar matahari dengan mengadakan tanning (pengobatan dengan asam
asetil).

2. Absorbsi (menyerap) : Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda
padat, tetapi cairan yang mudah menguap lebih mudah diserap, begitu juga yang larut
dalam lemak. Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2 dan uap air memungkinkan kulit ikut
mengambil bagian pada fungsi respirasi. Kemampuan absorbsi kulit dipengaruhi tebal
tipisnya kulit, hidrasi, kelembapan dan metabolisme. Penyerapan dapat berlangsung
melalui celah di antara sel, menembus sel-sel epidermis, atau melalui saluran kelenjar dan
yang lebih banyak melalui sel-sel epidermis.
3. Regulasi (Pengatur Panas) : Suhu tubuh tetap stabil meskipun terjadi perubahan suhu
lingkungan. Hal ini karena adanya penyesuaian antara panas yang dihasilkan oleh pusat
pengatur panas, medula oblongata. Suhu normal dalam tubuh yaitu suhu viseral 36-37,5
derajat untuk suhu kulit lebih rendah. Pengendalian persarafan dan vasomotorik dari
arterial kutan ada dua cara yaitu vasodilatasi (kapiler melebar, kulit menjadi panas dan
kelebihan panas dipancarkan ke kelenjar keringat sehingga terjadi penguapan cairan pada
permukaan tubuh) dan vasokonstriksi (pembuluh darah mengerut, kulit menjadi pucat
dan dingin, hilangnya keringat dibatasi, dan panas suhu tubuh tidak dikeluarkan).

4. Ekskresi (Pengeluaran) : Kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna


lagi atau zat sisa metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, urea, asam urat, dan amonia.
Sebum yang diproduksi oleh kulit berguna untuk melindungi kulit karena lapisan sebum
(bahan berminyak yang melindungi kulit) ini menahan air yang berlebihan sehingga kulit
tidak menjadi kering. Produksi kelenjar lemak dan keringat menyebabkan keasaman pada
kulit.

5. Persepsi / Reseptor (Peraba) : Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis


dan subkutis. Respons terhadap rangsangan panas diperankan oleh dermis dan subkutis,
terhadap dingin diperankan oleh dermis, perabaan diperankan oleh papila dermis dan
markel renvier, sedangkan tekanan diperankan oleh epidermis.

6. Pembentukan Pigmen : Sel pembentuk pigmen (melanosit) terletak pada lapisan basal
dan sel ini berasal dari rigi saraf. Melanosit membentuk warna kulit. Enzim melanosum
dibentuk oleh alat golgi dengan bantuan tirosinase, ion Cu, dan O2 terhadap sinar
matahari memengaruhi melanosum. Pigmen disebar ke epidermis melalui tangan-tangan
dendrit sedangkan lapisan di bawahnya dibawa oleh melanofag. Warna kulit tidak
selamanya dipengaruhi oleh pigmen kulit melainkan juga oleh tebal-tipisnya kulit,
reduksi Hb dan karoten.

7. Keratinisasi : Keratinosit dimulai dari sel basal yang mengadakan pembelahan. Sel basal
yang lain akan berpindah ke atas dan berubah bentuk menjadi sel spinosum. Makin ke
atas sel ini semakin gepeng dan bergranula menjadi sel granulosum. Semakin lama
intinya menghilang dan keratonosit ini menjadi sel tanduk yang amorf. Proses ini
berlangsung terus menerus seumur hidup. Keratinosit melalui proses sintasis dan
degenerasi menjadi lapisan tanduk yang berlangsung kira-kira 14-21 hari dan
memberikan perlindungan kulit terhadap infeksi secara mekanis-fisiologik.
2. MUSKULUSLETAL
Angulasi abnormal pada tulang panjang atau gerakan pada titik selain sendi. Biasanya
menunjukkan adanya patah tulang. Bisa teraba krepitus pada titik gerakan abnormal.

Mengkaji Sistem Persendian


Luas gerakan yang terbatas bias disebabkan karena deformiatas skeletal, patologis sendi,
atau kontraktur otot dan tendon disekitarnya. Pada lansia, keterbatasan gerakan yang
berhubungan denga patologi sendi degenerative dapat menurunkan kemampuan meraka
melakukan aktivitas hidup sehari hari. Suara gemletuk dapat menunjukkan adanya
ligament yang tergelincir di antara tonjolan tulang. Permukaan yang kurang rata, seprti
pada keadaan arthritis, mengakibatkan adanya krepitus karena permukaan yang tidak rata
tersebut yang saling bergeseran satu sama lain.
Benjolan dibawah kulit pada rheumatoid arthritis lunak dan terdapat di dalam dan
sepanjang tendon yang memberikan fungsi ekstensi pada sendi biasanya, keterlibatan
sendi mempunya pola yang simetris. Benjolan pada GOUT keras dan terletak dalam dan
tepat disebelah kapsul sendi itu sendiri. Benjolan osteoatritis keras dab tidak nyeri dan
merupakan pertumbuhan tulang baru akibat destruksi permukaan kartilago dan tulang di
dalam kapsul sendi .
Mengkaji Sistem Otot
Sistem otot dikaji dnegan memperhatikan kemampuan mengubah posisi, kekuatan oto
dan koordinasi, dan ukuran masing –masing otot. Kelemahan otot sekelompok otot
menunjukkan berbagai macam kondisi seperti polyneuropati, gangguan elektrolit ,
miastenia grafis, polio mielitis dandistrupsi otot. Dengan melakukan palpasi otot saat
ekstrimitas rileks digerakkan secara pasif, perawat dapat merasakan tonus otot.
Pengkaji Cara Berjalan
Setiap adanya gerakan yang tidak teratur dan ireguler dianggap tak normal.
Mengkaji Kulit Dan Sirkulasi Perifer
Palpasi kulit dapat menunjukkan adanya perbedaan suhu dan adanya edema. Adanya
luka, memar perubahan warna kulit dan tanda penurunan sirkulasi perifer atau infeksi
dapat mempengaruhi penatalaksanaan keperawatan.
- Rasa kuatir dirinya tidak mampu beraktivitas seperti sebelumnya.
- Tidak bergairah.
Pre Operatif
Nyeri b.d patah tulang/spasme otot, edema, dan/atau kerusakan jaringan lunak.
Kecemasan b.d nyeri, ketidakmampuan dan gangguan mobilitas.
Post Operatif
Nyeri b.d prosedur operasi dan keadaan luka. Hambatan mobilitas fisik b.d perubahan
status ekstremitas bawah sesudah operasi, nyeri dan terapi modalitas fisik. Kurang
pengetahuan tentang perubahan tingkat aktivitas yang boleh dilakukan dan perawatan di
rumah.
Pre Operasi
Instruksikan pasien untuk menginformasikan kepada perawat jika pengurang nyeri tidak
dicapai d. Ajarkan pasien untuk melaporkan gejala yang mungkin perlu penangan medis
d.Pertahankan immobilasasi bagian yang sakit dengan tirah baring d. Dorong partisipasi
klien dalam aktivitas dengan rekreasi.

3. PSIKIATRIK
Gaduh- GelisahKeadaan gaduh gelisah dapat dimasukkan kedalam golongan
kedaruratan psikiatri, bukan karena frekuensinya yang cukup tinggi, akan tetapi karena
keadaan ini berbahaya bagi pasien sendiri maupun bagi lingkungannya, termasuk orang
lain dan barang-barangnya. Tidak jarang seseorang yang gaduh gelisah dibawa ke rumah
sakit. Yang mengantarnya sering tidak sedikit dan biasanya ialah anggota keluarganya
dan sering mereka juga bingung dan gelisah. Gejala utama ialah psikomotorik yang
sangat meningkat.

Ekspresi ini mencerminkan gangguan afek-emosi dan proses berpikir yang tidak realistic
lagi. Ia dapat melukai diri sendiri atau mengalami kecelakaan maut dalam kegelisahan
yang hebat itu. Keadaan gaduh gelisah bukanlah merupakan suatu diagnose dalam arti
kata yang sebenarnya, akan tetapi hanya menunjuk kepada suatu keadaan tertentu, suatu
sindrom dengan sekelompok gejala tertentu pula. Keadaan ini bisa disebabkan oleh
bermacam-macam yang harus ditentukan tiap kali pada setiap pasien.

4. INTOKSIKASI

Hipotensi yang terjadi mungkin berat dan bila berlangsung lama dapat menyebabkan
kerusakan ginjal, hipotermia terjadi bila ada depresi mekanisme pengaturan suhu tubuh.
Hanya beberapa racun yang menimbulkan gambaran khas seperti pupil sangat kecil
,muntah,depresi,dan hilangnya pernapasan pada keracunan akut morfin dan alkaloid.
Riwayat menurunnya kesadaran yang jelas dan cepat,disertai dengan gangguan
pernapasan dan kadang-kadang henti jantung pada orang muda sering dihubungkan
dengan keracunan akut dekstroprokposifen,terutama bila digunakan bersamaan dengan
alkohol.
Diagnosis pada keracunan diperoleh melalui analisis laboratorium.
Penatalaksanaan Kegawatan
Walaupun tidak dijumpai adanya kegawatan,setiap kasus keracunan harus diperlakukan
seperti keadaan kegawatan yang mengancam nyawa.
Resusitasi
,nafas buatan,oksigen,hisap lendir dalam saluran pernafasan,hindari obat-obatan depresan
saluran nafas,kalu perlu respirator pada kegagalan nafas berat. Pernafasan buatan hanya
dilakukan dengan meniup face mask atau menggunakan alat bag – valve – mask.
Eliminasi

Emesis, merangsang penderita supaya muntah pada penderita yang sadar atau dengan
pemeberian sirup ipecac 15 - 30 ml. Kumbah lambung atau gastric lavage, pada penderita
yang kesadarannya menurun,atau pada penderita yang tidak kooperatif. pada koma
derajat sedang hingga berat tindakan kumbah lambung sebaiknya dukerjakan dengan
bantuan pemasangan pipa endotrakeal berbalon,untuk mencegah aspirasi pnemonia.
Pemberian antidot/penawar
Atropin sulfat bekerja dengan menghambat efek akumulasi Akh pada tempat
penumpukan. Penghentian yang mendadak dapat menimbulkan rebound effect berupa
edema paru dan kegagalan pernafasan akut yang sering fatal.
Penilaian Klinis
Upaya yang paling penting adalah anamnese atau aloanamnesis yang rinci. Kumpulkan
informasi selengkapnya tentang seluruh obat yang digunakan,termasuk yang sering
dipakai b. Kumpulkan informasi dari anggota keluarga,teman dan petugas tentang obat
yang digunakan. Tanyakan dan simpan sisa obat dan muntahan yang masih ada untuk
pemeriksaan toksikologi d.
Dekontaminasi

Di samping itu,dilakukan dekontaminasi saluran cerna agar bahan yang tertelan hanya
sedikit diabsorpsi,biasanya hanya diberikan pencahar,obat perangsang muntah,dan bilas
lambung.
PENGKAJIAN

Pengkajian difokuskan pada masalah yang mendesak seperti jalan napas dan sirkulasi
yang mengancam jiwa, adaya gangguan asam basa, keadaan status jantung, status
kesadaran.

DAFTAR PUSTAKA

Sutrisno. (2013). Keperawatan Kegawat Daruratan. Jakarta: Media Aesculapins.


Wilkinson, Judith M. (2012). Buku Saku: Diagnosis Keperawatan. Edisi 9. Jakarta: EGC.
Boswick, John A. (2013). Perawatan Gawat Darurat. Jakarta: EGC.

Cah, s. (2019, juni 13). Anatomi dan fisiologi sistem integumen manusia. Retrieved from
artikelmateri: https://www.artikelmateri.com/2016/09/anatomi-danfisiologi-sistem-integumen-
manusia-fungsi-organ-pengertian.html?m=1 Konsil, K. I. (2012). Standar Kompentensi Dokter
Indonesia. Jakarta: Konsil Kedokteran Indonesia.

Andra. 2012. Sistem integumen. Yogyakarta: Graha Nusantara Azis, A. A. 2017. Pengembangan
Media E-learning Berbasis Lms Moodle Pada Matakuliah Anatomi Fisiologi Manusia

Anda mungkin juga menyukai