PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas yang berkontribusi terhadap
total beat tubuh sebanyak 7 %. Keberadaan kulit memegang peranan penting
dalam mencegah terjadinya kehilangan cairan yang berlebihan, dan mencegah
masuknya agen-agen yang ada di lingkungan seperti bakteri, kimia dan radiasi
ultraviolet. Kulit juga akan menahan bila terjadi kekuatan-kekuatan mekanik
seperti gesekan (friction), getaran (vibration) dan mendeteksi perubahanperubahan fisik di lingkungan luar, sehingga memungkinkan seseorang untuk
menghindari stimuli-stimuli yang tidak nyaman. Kulit membangun sebuah
barier yang memisahkan organ-organ internal dengan lingkungan luar, dan
turut berpartisipasi dalam berbagianai fungsi tubuh vital.
Banyak masalah atau penyakit yang terjadi pada kulit, permasalahan
tersebut disebabkan alergi pada kulit dan penyebab lain. Yang sering ditandai
dengan nyeri, itching ( gatal-gatal), dryness, lumps, lessi ( luka), massa,
kerusakan integritas, sianosis. Makalah ini membahas mengenai pengkajian
kita pada kulit.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Anatomi Kulit ?
2. Apa yang dimaksud dengan Fisiologi Kulit ?
3. Bagaimana Pengkajian pada Sistem Integumen ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Anatomi Kulit
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Fisiologi Kulit
3. Untuk mengetahui Pengkajian pada Sistem Integumen
BAB II
PEMBAHASAN
1
A. Anatomi Kulit
Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh,
merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya
sekitar 16% berat tubuh, pada orang dewasa sekitar 2,7 3,6kg, Luasnya
sekitar 1,5 1,9 meter persegi. Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5 -6 mm
tergantung dari letak, umur dan jenis kelamin.Kulit tipis : kelopak mata, penis,
labium minus dan kulit bagian medial lengan atas, Kulit tebal
: telapak
metabolisme,
tidak
berwarna
dan
sangat
sedikit
berlepasan, maka
taju normal,
atas
jaringan
ikat
yang
menyokong
epidermis
dan
4. Vaskularisasi Kulit
4
pengaruh atau rangsangan panas, dingin, tekanan sakit, nyeri, dan emosi,
penyempitan dan pelebaran ini terjadi secara refleks.
7. Susunan Saraf Kulit
Kulit juga seperti organ lain terdapat cabang cabang saraf spinal dan
permukaan yang terdiri dari saraf-saraf motorik dan saraf sensorik.Ujung
saraf motorik berguna untuk menggerakkan sel sel otot yang terdapat
pada kulit, sedangkan saraf sensorik berguna untuk menerima rangsangan
yang terdapat dari luar atau kulit.Pada kulit ujung ujung saraf sensorik
ini membentuk bermacam macam kegiatan untuk menerima rangsangan.
Ujung ujung saraf yang bebas untuk menerima rangsangan sakit/nyeri
banyak terdapat di epidermis, disini ujung ujung sarafnya mempunyai
bentuk yang khas yang sudah merupakan suatu organ.
B. Fisiologi Kulit
6
Kulit merupakan organ yang berfungsi sangat penting bagi tubuh diantaranya:
1. Fungsi Proteksi
Kulit punya bantalan lemak, ketebalan, serabut jaringan penunjang yang
dapat melindungi tubuh dari gangguan :
a. fisis/ mekanis : tekanan, gesekan, tarikan.
b. kimiawi : iritan seperti lisol, karbil, asam, alkali kuat
c. panas : radiasi, sengatan sinar UV
d. infeksi luar : bakteri, jamur
Beberapa macam perlindungan :
a. Melanosit melindungi kulit dari pajanan sinar matahari dengan
mengadakan tanning (penggelapan kulit)
b. Stratum korneum impermeable terhadap berbagai zat kimia dan air.
c. Keasaman kulit kerna ekskresi keringat dan sebum perlindungan
kimiawi terhadap infeksi bakteri maupun jamur
d. Proses keratinisasi sebagai sawar (barrier) mekanis karena sel mati
melepaskan diri secara teratur.
2. Fungsi Absorpsi
Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2, dan uap air memungkinkan kulit
ikut mengambil fungsi respirasi. Kemampuan absorbsinya bergantung
pada ketebalan kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme, dan jenis
vehikulum. Penyerapan dapat melalui celah antar sel, menembus sel
epidermis, melalui muara saluran kelenjar.
3. Fungsi Ekskresi
Mengeluarkan zat yang tidak berguna bagi tubuh seperti NaCl, urea, asam
urat, dan amonia. Pada fetus, kelenjar lemak dengan bantuan hormon
androgen dari ibunya memproduksi sebum untuk melindungi kulitnya dari
cairan amnion, pada waktu lahir ditemui sebagai Vernix Caseosa.
4. Fungsi Persepsi
Kulit mengandung ujung saraf sensori di dermis dan subkutis. Saraf
sensori lebih banyak jumlahnya pada daerah yang erotik.
a. Badan Ruffini di dermis dan subkutis peka rangsangan panas
7
a. Identitas Klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan
( pada beberapa kasusu penyakit kulit, banyak termkait fajktor
pekerjaan, mis dermatitis, kontak alergi), alamat, status perkawinan,
suku bangsa, nomor register, tanggal masuk rumah sakit dan diagnosa
medis.
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Keluhan utama yang sering muncul pada sistem integument, yaitu
diantaranya: nyeri, itching ( gatal-gatal), dryness, lumps, lessi
( luka), massa, kerusakan integritas, sianosis.
2) Riwayat Kesehatan Dahulu
Kaji adanya masalah kulit, bagian tubuh mana yang pertama kali
terkena, apa penyebabnya serta adakah masalah yang menyertainya
: gatal, rasa terbakar, baal, nyeri, demam, nausea, vomiting. Apa
ada factor pencetus karena makanan, spray baru, sabun baru,
kosmetik. Bagaimana ruam atau lesi dan kapan muncul pertama
kali, apakah ada rasa gatal, terbakar, kesemutan seperti merayap.
Dan apakah klien mempunyai riwayat asma dan alergi.
3) Riwayat Kesehatan Sekarang
Kaji pola PQRST dapat digunakan untuk menanyakan keluhan
klien , misalnya klien dengan keluhan gatal, dapat dikembangkan
pengekajian sebagai berikut :
a) Provocative/ paliatif ( pencetus) : apa penyebab rasa gatal
tersebut ? apa yang meringankan atau memperberat gatal ?
b) Quality/ Quantity ( kualitas) : bagaimana gambaran rasa gatal
tersebut seperti membakar, hilang timbul, atau bercampur nyeri
?
c) Region/ radiasi ( lokasi) : rasa gatal tersebut terasa dimana ?
apakah menjalar sampai dimana ?
d) Severity Scale ( tingkat keparahan)
berapa
lama
kesehatan
klit
seseorang,
bahkan
dapat
aktivitas
sehari-hari,
apakah
mempengaruhi
10
atau
konfluensi
dari
beberapa
papula,
11
5) Nodul
Penonjolan kulit dengan batas tegas, letaknya dalam,
diameternya > 1 cm. Nodul terjadi karena adanya infiltrasi
yang bersifat massif pada dermis dan subkutis.
Yang perlu diketahui adalah bahwa tumor sebenarnya juga
seperti nodul, hanya saja istilah tumor digunakan untuk nodul
dengan diameter yang besar. Tetapi dewasa ini istilah tumor
sering digunakan untuk kelainan-kelainan yang bersifat
neoplastik saja.
6) Kista
Yang dimaksud kista adalah suatu rongga yang dibatasi
oleh epitel dan di dalamnya berisi massa cair atau semisolid
(cairan, sel, produk sel). Kista yang kecil kadang sulit
dibedakan dari nodul
7) Vesikula
Yang dimaksud vesikel adalah suatu penonjolan kulit dengan
batas tegas, berisi cairan serous dan diameternya < 1 cm. Jika
diameter > 1 cm disebut bula.Vesikula dan bula dapat terjadi di
lokasi
yang
berbeda
pada
lapisan
kulit
Vesikel/bula
8) Pustula
Yang dimaksud pustula adalah penonjolan kulit berbatas
tegas, diameter < 1 cm, berisi cairan pus/nanah. Lokasi pus bisa
intra epidermal atau subepidermal.
9) Purpura
Yang dimaksud purpura adalah perubahan warna kulit
menjadi kemerahan yang terjadi karena perdarahan di dalam
kulit. Bedanya dengan makula eritem atau patch eritem adalah
pada purpura jika dilakukan penekanan dengan gelas objek (tes
diaskopi) warna merah tidak akan hilang, sedangkan pada
makula atau patch akan berubah pucat atau warna merah
menghilang.
Purpura dibedakan berdasarkan diameternya:
a. petechie
: diameter < 1 cm
b. echymosis
: diameter > 1 cm
Kadang purpura berdiameter sangat besar dan menonjol akibat
perdarahan yang massif dan letaknya dalam (pada dermis
maupun
subkutis),
disebut
hematom.
Contoh
purpura:
vaskulitis alergika
10) Skuama (squama)
Yang dimaksud skuama adalah stratum korneum yang
terkelupas dan tampak pada permukaan. Yang dimaksud krusta
adalah bahan cair ,eksudat, darah atau serum maupun jaringan
nekrotik yang mengering. Contoh: impetigo krustosa
11) Erosi
13
dermis
atau
subkutis,
sehingga
pada
proses
dan
hipo
atau
14
18) Likenifikasi
Yang dimaksud likenifikasi adalah penebelan kulit yang
ditandai dengan penegasan gambaran garis-garis permukaan
kulit baik longitudinal maupun transfersal, biasanya disertai
hiperpigmentasi. Proses likenifikasi terjadi sebagai akibat
garukan kronis dan hebat. Contoh: lichen simplex
19) Hiperkeratosis
Yang dimaksud hiperkeratosis adalah penebalan kulit yang
terjadi karena menebalnya stratum korneum. Proses penebalan
stratum korneum akan lebih jelas apabila dilihat secara
mikroskopis.
Contoh: keratoderma palmaris
a) Nevus pigmentosus adalah andeng-andeng atau tahi lalat,
hiperrpigmentasi pada suatu daerah kulit dengan batas
tegak
b) Tattoo adalah hiperpigmentasi buatan dengan memasukkan
zat warna dengan tusukan tusukan jarum
c) Hemmangioma adalah suatu bercak kemerahan akibat
pelebaran pembuluh pembuluh darah setempat yang
biasanya konginetal
d) Spider nevi adalah suatu pelebaran pembuluh pembuluha
darah arteriola di kulit yang khas bentuk dan arah aliran
darahnya (keluar)
e) Mongolian spot adalah suatu bercak kebiruan yang sering
di dapat di daerah gluteal lumbal bayi bayi
f) Uremic frost adalah bedak ureum, salju ureum dikulit
merupakan Kristal halus ureum yang terjadi akibat
menguapnya keringat pasien uremia sehingga dikulit
tertinggal bedak ureum
g) Alopecia adalah kondisi yang menyebabkan hilangnya
rambut
c. Melakukan pemeriksaan vaskularitas pada kulit :
Perubahan vascular yang lazim ditemukan adalah petechie,
ekimosis, telangiektasis, angioma, venous star.
15
yang
diagnosis penyakit kulit karena alergi atau penyakit kulit karena reaksi
imunologis baik humoral maupun selular disebut tes kulit.
1. Maksud Tes kulit
17
nilai
(-)
(+)
(++)
bula
(+++)
nilai
sama dg kontrol
sama dg kontrol
(-)
(+)
(++)
Ada
(+++)
Ada
ada, dg pseudopodi
(++++)
3.
20
4.
Bentuk reaksi
nilai
(-)
Eritem < 20 mm
(+)
Eritem > 20 mm
(++)
(+++)
(++++)
21
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
yaitu : Patch test ( test temple), Intrakutan Test, Skin Prick Test (Tes tusuk
kulit).dan RAST (Radio Allergo Sorbent Test) merupakan pemeriksaan
penunjang dalam menegakan diagnose keperawatan.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Arif Muttaqin, Kumala Sari. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem
Integumen. Jakarta : Salemba Medika
Debora, Oda. 2011. Proses Keperawatan dan Pemeriksaan Fisik. Malang :
Salemba Medika
Hermawan. 2012. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Dermatitis.
(http://www.dokterumum.net/arsip/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengangangguan-dermatitis-com.html) diakses pada 9 Maret 2015
Muttaqin, Arif. 2010.Pengkajian Keperawatan Jakarta : Salemba Medika
Potter, Patricia A. 2010. Fundamental Keperawatan Edisi 7 Buku 2. Jakarta :
Salemba Medika
Rahariyani, Lutfia D. 2007. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan
Sistem Integumen. Jakarta : EGC
Syaifuiddin.2010. Anatomi dan Fisiologi : Kurikulum berbasis Kompetensi untuk
Keperawatan dan Kebidanan, Edisi 4. Jakarta ; EGC
23