Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

“Perawatan Luka”

Disusun Oleh : Kelompok 10


1. Chindy Isnaini Durand (P07220419006)
2. Elysa Sabrina Nurvianty
3. Hanin Nafi’ (P07220419015)
4. Nur Sajida

KEMENTRIAN KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR


POLTEKKES KEMENKES KALTIM
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa kerena dengan
rahmat-nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan sesuai harapan.
Makalah ini membahas tentang “Perawatan Luka” .Makalah ini dibuat dengan
tujuan pemenuhan tugas dari mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia sekaligus
memberikan pemahaman tentang Konsep Perawatan Luka dari berbagai macam
luka. Menuntut agar para pembaca dapat memahaminya dengan baik dan dapat
menerapkan nya dalam kehidupan sehari-hari.

Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen kami yaitu Bapak
Rivan Firdaus yang telah memberikan materi untuk proses pembuatan makalah
ini, serta rekan-rekan sekelompok yang bekerja sama menyelesaikan makalah ini.

Demikian Makalah ini penulis buat agar bermanfaat untuk penulis dan
juga para pembaca, Terima Kasih

Samarinda,29 Agustus 2019

penyusun
Daftar Isi
Kata pengantar
Daftar Isi
Bab I ( PENDAHULUAN)
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan

Bab II ( PEMBAHASAN)
2.1 Anatomi Kulit
2.2 Perawatan Luka
a. Definisi dan Klasifikasi Luka
b. Proses Penyembuhan Luka
c. Faktor – faktor yang mempengaruhi proses
penyembuhan luka
2.3 Macam Macam Luka
2.4 Konsep Perawatan Luka
2.5 Fisiologi Penyembuhan Luka
2.6 Teknik Penyembuhan Luka
2.7 SOP perawatan Luka
Bab III (Penutup)
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Daftara Pustaka
Bab I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh


manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologi maupun psikologis. Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan dasar manusia antara lain
penyakit yaitu keadaan sakit maka beberapa fungsi organ tubuh memer luka
pemenuhan kebutuhan lebih besar dari biasanya.
Luka merupakan keadaan sakit pada kulit manusia yang di sebabkan oleh
beberapa faktor seperti penyakit, turunan dan kecelakaan. Luka banyak macam
dan jenisnya yang semestinya diketahui oleh masyarakat agar dapat merawatnya
dengan benar, baik di rumah sakit maupun peawatan dirumah.
Perawatannya sering kali mengabaikan ketentuan yang seharusnya
dilakukan pada saat perawatannya luknya. Oleh karena itu, kami membahas
perawatan luka tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan di bahas dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana Anatomi Kulit pada Manusia?
2. Apa pengertian dari Luka dan Perawatan Luka?
3. Sebut dan jelaskan macam-macam Luka
4. Bagaimana konsep perawatan luka?
5. Apa fisiologi perawatan luka?
6. Apa saja teknik perawatan luka?
7. Bagaimana SOP perawatan Luka?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Untuk mengerti Anatomi Kulit pada Manusia,
2. Memahami dari Luka dan Perawatan Luka,
3. Mengetahui macam-macam Luka,
4. Mengenali konsep perawatan luka,
5. Mengetahui fisiologi perawatan luka,
6. Mengetahui teknik perawatan luka,
7. Memahami SOP perawatan Luka.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Anatomi Kulit

Kulit merupakan organ tubuh paling luar dan membatasi bagian dalam
tubuh dari lingkungan luar. Luas kulit orang dewasa sekitar1,5m dan beratnya
sekitar 15% dari berat badan secara keseluruhan. Kulit merupakan organ terbesar
pada tubu, mencakup12-15 berat tubuh.
Sistem integumen berperan dalam homeostasis,proteksi,pengaturan suhu,
reseptor, sintesis biokimia dan penyerapan zat, kulit terdisi atas 3 bagian utama
yaitu epidermis,dermis, hipodermis/subdermis.

1. Epidermis
Lapisan Epidermis terdiri atas 4 lapisan,yaitu:
 Lapisan basal/stratum germinativum.
a. Terdiri dari sel-sel kuboid yang tegak lurus terhadap dermis
b. Tersusun sebagai tiang pagar atau palidase
c. Lapisan terbawah dari epidermis
d. Terdapat melanosit yaitu sel dendritik yang membentuk melanin yang
berfungsi untuk melindungi kulit dari sinar matahari,
 Lapisan Malpigi/stratum spinosum
Lapisan Malphigi merupakan:
a. Lapisan epidermis yang paling tebal
b. Terdiri dari sel polygonal
c. Sel-sel mempunyai protoplasma yang menonjol yang terlihat seperti
duri

 Lapisan granula/stratum granulosum


Stratum granulosum terdiri dari butir-butir granula keratohialin yang
basofilik.

 Lapisan tanduk/korneum
Lapisan tanduk (korneum) terdiri dari 20-25 lapis sel tanduk tanpa inti.

2. Dermis/Korium
Dermis merupakan lapisan di bawah epidermis, yang terdiri dari jaringan
ikat yang mempunyai dua lapisan yaitu pars papilaris, yang merupakan sel
fibroblast yang berfungsi memproduksi kolagen dan retikularis yang terdapat
banyak pembuluh darah, limfe, akar rambut, kelenjar keringat , dan kelenjar
sebasea.

3. Subdermis/hipodermis
Lapisan subdermis merupakan lapisan terdalam yang banyak mengandung
sel liposit yang menghasilkan banyak lemak. Lapisan ini juga berfungsi sebagai
bantatalan antara kulit dan struktural internal seperti otot dan tulang. Fungsi
lainnya adalah :
a. Sebagai mobilitas kulit, perubahan kontur tubuh dan pengaturan panas,
b. Sebagai bantalan terhadap trauma
c. Sebagai tempat penumpukan energi
Warna kulit manusia tergantung dari jumlah pigmen yang dihasilkan oleh
melanosit dan jumlah yang dipindahkan ke keratinosit.Butir-butir melanin
dibentuk dalam bangunan khusus dalam sel yang dinamakan melanosom.
Melanosom berbentuk ovoid dengan ukuran sekitar 0,2-0,6 mikron. Apabila
dalam epidermis tidak ditemukan melanin akan menyebabkan albino.
Melanin di duga berfungsi untuk melindungi tubuh terhadap pengaruh
sinar ultraviolet. Melanin juga dapat ditemukan pada retina dan dalam melanosit
dan melanofor pada dermis.
2.2 Pengertian Luka

A. Definisi dan Klasifikasi Luka


Secara definisi suatu luka adalah terputusnya kontinuitas suatu jaringan
oleh karena adanya cedera atau pembedahan. Luka ini bisa diklasifikasikan
berdasarkan struktur anatomis, sifat, proses penyembuhan dan lama
penyembuhan. Luka adalah rusaknya kesatuan/komponen jaringan, dimana secara
spesifik terdapat substansi jaringan yang rusak atau hilang. Ketika luka timbul,
beberapa efek akan muncul :    

1. Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ                                    


2. Respon stres simpatis                                                     
3. Perdarahan dan pembekuan darah
4. Kontaminasi bakteri
5. Kematian sel
Sedangkan klasifikasi berdasarkan struktur lapisan kulit meliputi:
superfisial, yang melibatkan lapisan epidermis; partial thickness, yang melibatkan
lapisan epidermis dan dermis; dan full thickness yang melibatkan epidermis,
dermis, lapisan lemak, fascia dan bahkan sampai ke tulang. Berdasarkan proses
penyembuhan, dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu:

a.        Healing by primary intention


Tepi luka bisa menyatu kembali, permukan bersih, biasanya terjadi karena suatu
insisi, tidak ada jaringan yang hilang. Penyembuhan luka berlangsung dari bagian
internal ke ekseternal.
b.        Healing by secondary intention
Terdapat sebagian jaringan yang hilang, proses penyembuhan akan berlangsung
mulai dari pembentukan jaringan granulasi pada dasar luka dan sekitarnya. 
c.        Delayed primary healing (tertiary healing)
Penyembuhan luka berlangsung lambat, biasanya sering disertai dengan infeksi,
diperlukan penutupan luka secara manual.
Berdasarkan klasifikasi berdasarkan lama penyembuhan bisa dibedakan
menjadi dua yaitu: akut dan kronis. Luka dikatakan akut jika penyembuhan yang
terjadi dalam jangka waktu 2-3 minggu. Sedangkan luka kronis adalah segala
jenis luka yang tidak tanda-tanda untuk sembuh dalam jangka lebih dari 4-6
minggu. Luka insisi bisa dikategorikan luka akut jika proses penyembuhan
berlangsung sesuai dengan kaidah penyembuhan normal tetapi bisa juga dikatakan
luka kronis jika mengalami keterlambatan penyembuhan (delayed healing) atau
jika menunjukkan tanda-tanda infeksi.

B. Proses Penyembuhan Luka


Luka akan sembuh sesuai dengan tahapan yang spesifik dimana bisa
terjadi tumpang tindih. Proses penyembuhan luka tergantung pada jenis jaringan
yang rusak serta penyebab luka tersebut. Proses penyembuhan luka terdiri dari 3
fase yaitu inflamasi, poliferasi atau epitalisasi dan maturasi atau remodeling.
 Fase Inflamasi
1. Terjadi pada hari ke-0 sampai hari ke-5
2. Respon segera setelah terjadi luka atau pembekuan darah atau untuk
mencegah kehilangan darah.
3. Karakteristiknya adalah terjadi tanda – tanda seperti adanya tumor,
rubor, dolor, kalor, functio laesa ( tanda – tanda inflamasi ).
4. Merupakan fase awal terjadi hemostasis, dan fase akhir terjadinya
fagositosis.
5. Lama fase ini bisa singkat jika tidak terjadi infeksi.
 Fase Poliferasi atau Epitalisasi
1. Terjadi pada hari ke-3 sampai dengan hari ke-14
2. Disebut juga dengan fase granulasi oleh karena adanya pembentukan
jaringan granulasi pada luka atau luka nampak merah segar dan
mengkilat.
3. Jaringan granulasi terdiri dari kombinasi antara fibroblast, sel inflamasi,
pembuluh darah yang baru, fibronektin dan hyularonic acid.
4. Epitalisasi terjadi pada 24 jam pertama ditandai dengan penebalan
lapisan epidermis pada tepian luka, sedangkan pada luka insisi,
epitalisasi terjadi pada 48 jam pertama.
 Fase Maturasi atau Remodeling
1. Berlangsung dari beberapa minggu sampai dengan 2 tahun.
2. Terbentuknya kolagen yang baru yang mengubah bentuk luka serta
peningkatan kekuatan jaringan ( tensile strength )
3. Terbentuknya jaringan parut ( scar tissue ) sekitar 50 – 80% sama
kuatnya dengan jaringan sebelumnya.
4. Terdapat pengurangan secara bertahap pada aktivitas selular dan
vaskularisasi jaringan yang mengalami perbaikan.
C. Faktor – Faktor yang mempengaruhi proses penyembuhan luka
 Status imunologi
 Kadar gula darah
 Hidrasi
 Nutrisi
 Kadar albumin darah
 Suplai oksigen dan vaskularisasi
 Nyeri
 Kortikosteroid

Anda mungkin juga menyukai