Anda di halaman 1dari 8

Postural Drainage (PD) 

merupakan cara klasik untuk mengeluarkan sekret


dari paru dengan mempergunakan gaya berat dari sekretnya itu sendiri .
Tahun 1953 Palmer dan. Sellick telah menunjukkan manfaat PD yang disertai
dengan perkusi dada untuk mencegah terjadinya atelektasis paru setelah
pembedahan . Sejak itu pula PD telah diterapkan secara intensif pada
perawatan penderita-penderita penyakit paru akut maupun kronik .
Mengingat kelainan pada paru bisa terjadi pada berbagai lokasi maka PD
dilakukan pada berbagai posisi disesuaikan dengan kelainan parunya.
Dengan PD dapat dilakukan pencegahan terkumpulnya sekret dalam saluran
nafas terutama pada mereka yang tergolong "high risk" , disamping untuk
mempercepat pengeluaran cairan patologik lainnya yang berasal dari saluran
nafas maupun perenkhim paru yang viskositasnya kental Keberhasilan dari
PD sering segera dapat dirasakan oleh penderitanya, yaitu dengan adanya
perbaikan ventilasi.

PATOFISIOLOGI

Pada PD posisi penderita ditempatkan sedemikian rupa sehingga dari lokasi


kelainan paru terjadi pengeluaran secret dengan bantuan gaya beratnya.
Pada umumnya dalam keadaan demikian, juga dilakukan perkusi dan vibrasi.
Perkusi dan vibrasi merupakan energi gelombang mekanik yang diterapkan
pada dinding dada dan diteruskan kedalam paru. Dengan gelombang energi
mekanik tersebut sekret akan bergetar dan turun. Dengan demikian
diharapkan bertambahnya pembersihan sputum dari saluran nafas oleh
pengaruh gaya beratnya serta pengaruh perkusi dan vibrasi. Setelah
dilakukan PD, dalam jangka pendek diharapkan sputum bertambah banyak
"expiratory flow rate" bertambah, ventilasi bertambah, tahanan aluran nafas
berkurang, kapasitas vital bertambah serta terjadi perbaikan oksigenisasi.
Dan dalam angka panjang diharapkan pula perbaikan tanda-tanda klinik dan
foto toraks bertambah cepat, adanya perbaikan faal paru dan pertukaran gas
pada alveoli. Namun Peterson dkk dan Graham mengatakan bahwa pada
kasus-kasus seperti pneumonia atau eksaserbasi akut dari bronkhitis kronik,
adanya perbaikan hal-hal tersebut diatas tidak selalu terjadi. Dari penyelidikan
mereka pada kasus-kasus seperti diatas ternyata tidak terjadi kenaikan
volume sputum, maupun hal-hal seperti pertambahan "flow rate" , resolusi
yang bertambah cepat pada foto toraks, perbaikan faal paru dan pertukaran
gas.
Para sarjana mengemukakan bahwa tujuan dari penerapan PD pada kasus-
kasus penyakit paru akut maupun kronik perlu dijelaskan lebih dahulu, sebab
volume, viskositas dan karakteristik dari sputum merupakan faktor yang
sangat penting. Frownfelter berpendapat bahwa PD tidak saja bisa dilakukan
pada mereka yang produksi sputumnya banyak tetapi juga pada penderita
yang sputumnya sedikit PD dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya
akumulasi sekret agar tidak terjadi atelektasis. Dan pada penderita dengan
produksi sputum yang banyak PD lebih efektif bila disertai dengan perkusi
dan vibrasi dada. Maka dari itu PD sebagai bentuk pengobatan mempunyai
tujuan mencegah akumulasi sekret dan mengeluarkan sekret/cairan patologik
yang tertampung.

GAMBAR LOBUS DAN SEGMEN

CARA MELAKUKAN POSTURAL DRAINAGE

Untuk melakukan PD, tidak ada persiapan khusus dari penderita. Yang
penting adalah perlu diketahui lokasi kelainan pada paru serta keadaan umum
penderita. Untuk mengetahui dengan cepat perubahan klinik penderita yang
mungkin terjadi selama dilakukan PD maka sebaiknya kita yang mengerjakan
PD berada di muka penderita. PD dilakukan dengan mengatur penderita pada
posisi tertentu yaitu pada posisi supaya terjadi pengeluaran (drainage)
sputum yang cepat karena pengaruh gaya beratnya disertai pengaruh perkusi
dan vibrasi dada . Posisi penderita yang diharapkan terjadi drainage sesuai
dengan lokasi kelainan paru adalah sebagai berikut :
1. Tidur dengan beberapa bantal, kepala letak tinggi untuk drainage kedua
lobus atas dari segmen apikal.
2. Tidur dengan satu bantal bawah kepala dan satu bantal bawah lutut untuk
drainage lobus atas kanan segmen anterior, dan beberapa bantal tanpa
bantal bawah lutut untuk drainage lobus atas kiri segmen anterior.
3. Tidur menelungkup pada bantal untuk drainage lobus atas segmen
posterior.
4. Tidur pada sisi kiri dengan 3/bagian badan tidur, untuk drainage lobus
tengah kanan dan lobus bawah kanan segmen anterior. Kepala lebih bawah
dari bagian tubuh lainnya.
5. Tidur pada sisi kanan dengan ¾ bagian badan tidur, untuk drainage lingula
dan lobus bawah kiri segmen anterior. Letak kepala sama seperti No. 4.
6. Tidur dengan satu bantal bawah kepala dan satu bantal bawah lutut
dengan letak kepala seperti no. 4, untuk drainage kedua lobus bawah segmen
anterior.
7. Tidur pada sisi kiri, letak kepala sama seperti no. 4, untuk drainage lobus
bawah kanan segmen lateral.
8. Tidur pada sisi kanan dengan letak kepala sama seperti no. 4, untuk
drainage lobus bawah kiri segmen lateral dan lobus bawah kanan segmen
kardiak.
9. Tidur menelungkup dengan satu bantal dibawah perut dengan letak kepala
atau beberapa bantal di bawah perut untuk drainage kedua lobus bawah.
10. Tidur pada sisi kiri dengan ¾ bagian badan miring, letak kepala sama
seperti no. 4, untuk drainage lobus bawah kanan segmen posterior.

Untuk penderita dengan kelainan paru pada beberapa tempat PD dapat


dilakukan pada beberapa posisi. Setiap posisi sebaiknya dilakukan selama 5
-- 10 menit. Keadaan ini bisa diperpanjang bila penderita tahan lama,
sekret/cairan patologik jumlahnya banyak atau kental sehingga drainage
memerlukan waktu yang lebih lama. Bila PD dilakukan pada beberapa posisi,
maka seluruh waktu untuk melakukan PD sebaiknya tidak lebih dari 40 menit
supaya tidak melelahkan penderita. Setiap hari dapat dilakukan dua kali.
Pada umumnya bila PD dilakukan untuk tujuan mengeluarkan sekret yang
tertampung, maka perkusi dan vibrasi dada serta latihan nafas termasuk
didalamnya (3, 10). Perkusi atau lebih cocok dengan istilah penepukan dan
vibrasi dilakukan pada dinding dada diatas daerah paru yang diharapkan
terjadi drainage yang cepat. Penepukan dikerjakan dengan kedua telapak
tangan yang dicekungkan (seperti sedang menampung air), dilakukan
bergantian kiri dan kanan, dengan kekuatan yang sama. Kekuatan diatur
supaya tidak melelahkan dan tidak menimbulkan rasa sakit pada penderita.
Vibrasi dilakukan dengan menggetarkan telapak tangan yang diletakkan pada
dinding dada, dilanjutkan dengan penekanan sewaktu penderita
mengeluarkan nafas (11).
INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI

Untuk tujuan mencegah akumulasi sekret, PD dapat dilakukan pada


penderita-penderita berikut (3) : • yang melakukan tirah baring yang lama,
khususnya pada mereka yang tergolong "high risk" yaitu penderita penyakit
paru kronik, penderita pasca bedah yang mengalami imobilisasi dan mereka
yang telah dilakukan sayatan pada toraks dan abdomen yang sputumnya
banyak, seperti bronkhoektasis atau fibrosis.

Berikut macam-macam posisi postural drainage :

Kedua lobus atas - segmen apikal

Lobus atas kanan - segmen anterior

Lobus atas kiri - segmen anterior


Lobus atas kanan – segmen posterior ( dipandang dari depan )

Lobus atas kanan – segmen posterior – dipandang dari belakang

Lobus atas kiri – segmen posterior

lobus atas kiri - segmen posterior ( posisi lain )


Lobus tengah kanan
Perhatikan : pasien ¾ bagian badannya terlentang.

Lingula ( dipandang dari belakang )

Kedua lobus bawah – segmen anterior


Lobus bawah kanan – segmen lateral

Lobus bawah kiri – segmen lateral dan Lobus bawah kanan – segmen kardiak
( medial )

Kedua lobus bawah – segmen posterior


Perhatikan : bantal di bawah perut dan lutut, kepala tanpa bantal
Lobus bawah kanan – segmen posterior ( Posisi dimodifikasi untuk
penekanan khusus )

Kedua lobus bawah – segmen posterior ( Dengan beberapa bantal di bawah


perut )

Anda mungkin juga menyukai