Febriane A. Everdine
2022
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi length of stay (LOS) di RS Hermina
Manado belum pernah dilakukan sebelumnya. Indikator ini merupakan salah satu indikator mutu
di RS Hermina Manado, yang belum mencapai target yang sudah ditentukan. Berdasarkan uraian
diatas, maka penulis ingin melakukan penelitian tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
length of stay pasien section caesarea di perawatan ibu RS Hermina Manado periode Juni-
Desember 2022.
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi length of stay pasien section caesarea di
perawatan ibu RS Hermina Manado periode Juni-Desember 2022.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi karakteristik pasien sectio caesarea meliputi usia, indikasi SC,
pemberian antibiotic profilaksis, nyeri post operasi dan jaminan atau pembayaran
yang digunakan.
2. Mengidentifikasi faktor yang paling mempengaruhi length of stay pasien section
caesarea di perawatan ibu RS Hermina Manado
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Sectio Caesarea (SC)
Sectio Caesarea adalah melahirkan janin yang sudah mampu hidup (beserta plasenta dan
selaput ketuban) secara transabdominal melalui insisi uterus. Sectio Caesarea merupakan salah
satu tindakan pembedahan yang tergolong pembedahan bersih kontaminasi. WHO memperkirakan
bahwa angka kejadian persalinan dengan bedah sesar sekitar 10-15% dari semua proses
persalinan.(2)
Persalinan sectio caesarea sering dikaitkan dengan komplikasi luka seperti infeksi luka,
hematoma/seroma, dehiscence luka, dan endometritis. Dibandingkan dengan persalinan
pervaginam, wanita yang menjalani operasi caesar memiliki risiko komplikasi terkait lima hingga
sepuluh kali lipat terhadap infeksi. Komplikasi luka pasca operasi caesar terjadi pada 2-16%
wanita dan merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas ibu. Komplikasi operasi caesar
juga yang utama penyebab pasien memiliki durasi tinggal yang lebih lama di rumah sakit. Jadi,
luka komplikasi pada wanita yang menjalani operasi caesar juga menjadi beban sistem perawatan
kesehatan negara.
Persalinan yang dilakukan dengan operasi membutuhkan rawat inap yang lebih lama di
rumah sakit. Hal ini tergantung dari cepat lambatnya kesembuhan ibu akibat proses pembedahan.
Biasanya, hal ini membutuhkan waktu sekitar 3-5 hari setelah operasi. Ibu yang baru menjalani
SC lebih aman bila diperbolehkan pulang pada hari keempat atau kelima post partum dengan syarat
tidak terdapat komplikasi selama masa nifas. Komplikasi setelah tindakan pembedahan dapat
memperpanjang lama perawatan dan memperlama masa pemulihan di rumah sakit
diperbolehkan.(5)
4
ancaman gawat janin (fetal disterss), janin abnormal, faktor plasenta seperti: plasenta previa,
plasenta lepas, plasenta accreta, vasa previa, kelainan tali pusat seperti: Prolapsus tali pusat (tali
pusat menumbung), terlilit tali pusat, bayi kembar (multiple pregnancy).
b. Indikasi ibu
1) Usia Ibu yang melahirkan untuk pertama kali pada usia sekitar 35 tahun
memiliki resiko melahirkan operasi. Apalagi usia 40 tahun keatas. Pada
usia ini, biasanya seseorang memiliki penyakit yang beresiko, misalnya
tekanan darah tinggi, penyakit jantung, kencing manis, dan preeklampsia.
2) Tulang Panggul
Cephalopelvic disproportion (CPD) adalah ukuran lingkar panggul ibu
tidak sesuai dengan ukuran lingkar kepala janin yang dapat menyebabkan
ibu tidak dapat melahirkan secara alami.
3) Persalinan sebelumnya dengan Operasi Secar
Sebenarnya, persalinan melalui bedah caesar tidak mempengaruhi
persalinan selanjutnya harus berlangsung secara operasi atau tidak.
Apabila memang ada indikasi yang mengharuskan dilakukannya tindakan
pembedahan, seperti bayi terlalu besar, panggul terlalu sempit, atau jalan
lahir yang tidak mau membuka, operasi bisa saja dilakukan.
4) Faktor hambatan jalan lahir
Adanya gangguan jalan lahir, misalnya jalan lahir yang kaku sehingga
tidak memungkinkan adanya pembukaan, adanya tumor dan kelainan
bawaan pada jalan lahir, tali pusat pendek, dan ibu sulit bernafas. Keadaan ini
menyebabkan persalinan terhambat atau macet, yang biasa disebut
distosia.
5) Kelainan kontraksi rahim
Jika kontraksi rahim lemah dan tidak terkoordinasi (inkordinate uterin
action) atau tidak elastisnya leher rahim sehingga tidak dapat melebar pada
proses persalinan, menyebabkan kepala bayi tidak terdorong dan tidak
dapat melewati jalan lahir dengan lancar.
6) Ketuban pecah dini
5
Robeknya kantung ketuban sebelum waktunya dapat menyebabkan bayi
harus segera dilahirkan. Apabila air ketuban habis sama sekali, padahal
bayi masih belum waktunya lahir, biasanya dokter akan berusaha
melahirkan bayi dari dalam kandungan, baik melalui kelahiran biasa
maupaun secara operasi caesarea. Air ketuban yang pecah sebelum
waktunya akan membuka rahim sehingga memudahkan masuknya bakteri
dari vagina.
7) Rasa takut kesakitan
Umumnya, seorang wanita yang melahirkan secara alami akan mengalami
proses rasa sakit, yaitu berupa rasa mulas, disertai rasa sakit dipinggang
dan pangkal paha yang semakin kuat dan menggigit. Akibatnya, untuk
menghilangkan itu semua mereka berfikir melahirkan dengan cara operasi. (6)
a) Masalah muncul akibat obat bius selama pembedahan dan obat penghilang
nyeri sesudah Sectio Caesarea
6
2.1.3 Nyeri pada Ibu Post Operasi Sectio Caesarea
7
Antibiotik adalah obat yang digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri. Antibiotik
profilaksis terbukti mengurangi kejadian Infeksi Luka Operasi (ILO) dan dianjurkan untuk
diberikan pada tindakan dengan infeksi risiko yang tinggi seperti pada infeksi bersih-
terkontaminasi dan terkontaminasi. Operasi sectio caesarea merupakan salah satu contoh operasi
yang termasuk infeksi bersih-terkontaminasi sehingga memerlukan antibiotik profilaksis sebelum
dilakukan tindakan pembedahan. Berdasarkan pedoman antibiotik bahwa sefalosporin golongan I
- II disarankan untuk digunakan sebagai antibiotik profilaksis. Namun pada praktiknya,
sefalosporin generasi III lebih banyak digunakan sebagai antibiotik profilaksis. (1)
LOS di rumah sakit adalah interval waktu antara masuk dan keluar dari rumah sakit dan
mengevaluasi hunian tempat tidur dan efisiensi bangsal rumah sakit. Dengan sedikit
memperhatikan biaya tahunan tempat tidur rumah sakit tanpa mempertimbangkan biaya yang tidak
dapat dihindari, jumlah biaya yang tidak efektif dan dibebankan, yang dipaksakan ke dalam sistem
kesehatan karena ketidaktepatan tinggal di rumah sakit.
Untuk mengurangi biaya rumah sakit, berbagai bagian sistem kesehatan berusaha keras
untuk mengurangi LOS pasien yang tidak perlu. Namun, harus dipertimbangkan bahwa overstay
pasien atau tinggal kurang dari apa yang benar-benar dibutuhkan mempengaruhi biaya dan kualitas
perawatan yang diberikan. Rawat inap yang berlebihan meningkatkan penggunaan sumber daya
dan biaya yang terbatas, sedangkan rawat inap yang kurang menyebabkan hasil pengobatan yang
tidak memuaskan. Dengan demikian, pengurangan masa inap pasien yang tidak tepat di rumah
sakit tidak hanya menurunkan biaya dan meningkatkan kinerja rumah sakit tetapi juga mengurangi
tingkat hunian tempat tidur palsu dan meningkatkan produktivitas rumah sakit. (4)
Lama perawatan/Length of Stay (LOS) sebuah istilah yang didefinisikan sebagai periode
waktu pasien dirawat di rumah sakit dihitung dari hari masuk sampai hari pasien keluar rumah
sakit. Pada Standar Prosedur Operasional rumah sakit tempat dilakukannya penelitian, pasien
dengan SC dinyatakan mengalami perpanjangan LOS apabila waktu perawatan >4 hari. (7)
Hari rawat pasien sejak menjalani operasi sampai pada saat pasien pasca operasi perlu
mendapatkan perhatian yang besar karena beberapa komplikasi dapat terjadi setelah operasi
apabila tidak ditangani dengan baik, sehingga lama dirawat pasien menjadi panjang yang akhirnya
dapat menyebabkan dampak biaya perawatan menjadi meningkat baik terhadap pasien maupun
8
terhadap pihak rumah sakit. Lama hari rawat yang panjang akan menimbulkan kerugian antara lain
:1) menambah beban biaya perawatan pasien atau keluarga pasien, 2) Mengurangi cakupan
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit (BOR menjadi meningkat, BTO menjadi rendah, dan TOI
menjadi besar), 3) Merupakan pemborosan bagi rumah sakit (biaya operasional rumah sakit akan
lebih besar). Angka lama dirawat dibutuhkan oleh pihak rumah sakit untuk menghitung tingkat
penggunaan sarana dan kepentingan financial. Dari aspek medis semakin panjang lama hari rawat
maka bisa menunjukkan kinerja kualitas medis yang kurang baik, karena pasien harus dirawat
lebih lama (lama sembuhnya). Dan dari aspek ekonomis, semakin panjang lama dirawat maka
semakin tinggi pula biaya yang nantinya harus dibayarkan oleh pasien dan diterima oleh pihak
rumah sakit.
Berdasarkan survei studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan Desember 2019, di RSIA
Dian Pertiwi Karanganyar terdapat masalah pada lama perawatan pasien umum dan pasien BPJS
dengan prosedur tindakan caesarean section. Berdasarkan dokumen rekam medis pada formulir
RM 1 Ringkasan Masuk dan Keluar pasien rawat inap dengan prosedur tindakan caesarean section
pada formulir ringkasan masuk dan keluar dengan mengambil 10 sampel pasien umum dan 10
sampel pasien BPJS untuk dihitung rata-rata lama dirawatnya dan diperoleh rata-rata lama dirawat
pasien umum sebanyak 4 hari sedangkan pasien BPJS sebanyak 3 hari. (8)
9
BAB III
DEFINISI OPERASIONAL DAN KERANGKA PENELITIAN
10
No. Variabel Definisi Cara Ukur Alat Hasil Ukur Skala
Operasional Ukur
1. Usia Umur responden dari Telaah Kuesioner 1. Tidak Ordinal
awal kelahiran Rekam Beresiko
sampai pada saat Medis (≤35 Tahun)
penelitian dilakukan 2. Beresiko
(>35 Tahun)
2. Indikasi SC Alasan untuk Telaah Kuesioner - Partus lama Nominal
dilakukannya Rekam - Sungsang
tindakan SC Medis - Riwayat SC
- Post date
- Placenta previa
- Lilitan tali pusat
- Panggul sempit
-
Oligohidramnion
3. Pemberian Diberikannnya Telaah Kuesioner 1. Diberikan Ordinal
Antibiotik antibiotic sebelum Rekam Antibiotik
Profilaksis dilakukan tindakan Medis 2. Tidak
SC diberikan
4. Nyeri post SC Masih dirasakan Telaah Kuesioner 1. Nyeri Ordinal
nyeri post op Rekam 2. Tidak
Medis Nyeri
5. Jaminan/Pembayara Jenis Telaah Kuesioner 1. BPJS Ordinal
n jaminan/pembayaran Rekam 2. Umum
yang dilakukan ke Medis
Rumah Sakit
Hipotesis Penelitian
Ha : Adanya hubungan antara karakterisik pasien post sectio caesarea terhadap length of
stay periode bulan Juni-Desember 2022 di ruang perawatan ibu rumah sakit hermina
manado
11
Ho : Tidak adanya hubungan antara karakterisik pasien post sectio caesarea terhadap
length of stay bulan Juni-Desember 2022 di ruang perawatan ibu rumah sakit hermina
manado
12
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Subjek penelitian yang diwawancara untuk pengisian kuesioner pada penelitian ini
diberikan jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak untuk
menjadi responden.
13
4.5 Instrumen Penelitian
▪ Kuesioner
▪ Rekam Medis
Dilakukan pengambilan data sekunder yang didapatkan melalui rekam medis pasien yang
melakukan tindakan operasi sectio caesarea di ruang perawatan ibu periode Juni-Desember 2022.
Data-data yang telah dikumpulkan diolah melalui proses editing, verifikasi, dan coding, kemudian
data diolah dengan menggunakan program komputer, yaitu program SPSS versi 25.0.
14
Daftar Pustaka
3. Pamilangan ED, Wantani JJE, Lumentut AM. Indikasi Seksio Sesarea di RSUP Prof. Dr.
R. D. Kandou Manado Tahun 2017 dan 2018. e-CliniC [Internet]. 2019 Dec 31;8(1).
Available from: https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/eclinic/article/view/27358
5. Mariati M. Pengaruh pemberian pendidikan kesehatan mobilisasi dini dengan lama hari
rawat pada pasien post operasi sectio caesaria. J Media Kesehat. 2018;8(2):106–12.
6. Chairani N. Asuhan Keperawatan pada Ny.S dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar
Gangguan Rasa Nyaman:Nyeri pada Post Operasi Sectio Caesarea di R.S Fajar Kelurahan
Sari Rejo Medan Polonia. 2017.
8. Amalia M, Pratama BA. Perbedaan Lama Dirawat Pasien Umum dan Pasien BPJS dengan
Prosedur Tindakan Caesarean Section di RSIA Dian Pertiwi Karanganyar Tahun 2019
The Difference in The Length of Stay by General Patients and BPJS Patients with
Caesarean Section Procedures in RSIA. Ijms. 2021;8(1):94–8.
15