N SIMPANG EMPAT
Jl. Bhakti Depan SPBU Pertamina Simpang Empat, Kab.Pasaman Barat
Handphone : 0812-6670-8304
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA) AL-IHSAN SIMPANG EMPAT
NOMOR: 77/SK-RSIA-A/ARK/VII/2018
TENTANG
PENYELENGGARAAN DAN PENETAPAN DPJP SEBAGAI
TEAM LEADER DAN DPJP UTAMA PADA
RSIA AL- IHSAN SIMPANG EMPAT
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : KEPUTUSAN DIREKTUR TENTANG
PENYELENGGARAAN DAN PENETAPAN DPJP
SEBAGAI TEAM LEADER DAN DPJP UTAMA DI
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA) AL-IHSAN
SIMPANG EMPAT;
dr. Starki
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit adalah institusi tempat memberikan pelayanan kesehata
n kepada masyarakat dengan tujuan penyembuhan penyakit serta terhindar da
ri kematian atau kecacatan. Dalam melaksanakan fungsinya rumah sakit harus
pula mengendalikan atau meminimalkan risiko baik klinis maupun non klinis
yang mungkin terjadi selama proses pelayanan kesehatan berlangsung, sehing
ga terlaksana pelayanan yang aman bagi pasien.
B. Pengertian
DPJP
Penata Anestesi
Nutrisionis/ Dietisie
n
Lainnya
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tercapainya mutu pelayanan yang baik disemua lini pelayanan dengan mence
gah dan meminimalisasi kejadian tidak diharapkan (KTD) dan kejadian nyaris
cidera (KNC) serta meningkatnya kepuasan pasien terhadap rumah sakit.
2. Tujuan Khusus
a) Adanya pedoman bagi seluruh staf rumah sakit (baik medis, keperawata
n maupun penunjang) dalam menerapkan pola operasional DPJP, sehingg
a terjadi persamaan pengertian, keseragaman dalam pelaksanaan, pencata
tan dan pelaporan.
b) Pengelolaan asuhan medis pasien oleh DPJP terlaksana dengan baik sesu
ai kebijakan, SPO dan standar keselamatan pasien yang ditetapkan oleh
Kemenkes dan Komisi Nasional keselamatan pasien.
1. Hak DPJP
a) Mengelola asuhan medis seorang pasien secara mandiri dan otonom, yan
g mengacu pada standar pelayanan medis rumah sakit, secara komprehen
sif mulai dari diagnosa, terapi, tindak lanjut sampai rehabilitasi.
b) Melakukan konsultasi dengan disiplin lain yang dianggap perlu untuk me
minta pendapat atau perawatan bersama,demi kesembuhan pasien.
2. Kewajiban DPJP
a) Membuat rencana pelayanan pasien dalam berkas rekam medis yang me
muat segala aspek asuhan medis yang akan dilakukan, termasuk konsulta
si, rehabilitasi dll.
b) Memberikan penjelasan secara rinci kepada pasien dan keluarga tentang r
encana dan hasil pelayanan baik tentang pengobatan, prosedur maupun k
emungkinan hasil yang tidak diharapkan.
c) Memberikan pendidikan/edukasi kepada pasien tentang kewajibannya ter
hadap dokter dan rumah sakit, yang dicatat dalam berkas rekam medis.
d) DPJP berkewajiban memberikan kesempatan kepada pasien atau keluarg
anya untuk bertanya atas hal-hal yang tidak/belum dimengerti.
Hak dan Kewajiban DPJP Utama :
1. Setiap pasien yang berobat di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Al-Ihsan
Simpang Empat harus memiliki DPJP.
2. Apabila pasien berobat di unit rawat jalan maka DPJP nya adalah dokter kl
inik terkait.
3. Apabila pasien berobat di IGD dan tidak dirawat inap, maka DPJP nya ada
lah dokter jaga IGD
4. Apabila pasien dirawat inap maka DPJP nya adalah dokter spesialis disipli
n yang sesuai.
5. Apabila pasien dirawat bersama oleh lebih dari 1 orang dokter spesialis, m
aka harus ditunjuk seorang sebagai DPJP utama dan yang lain sebagai DPJ
P tambahan.
F. Penentuan DPJP
1. Penentuan DPJP harus dilakukan sejak pertama pasien masuk rumah sakit
(baik rawat jalan, IGD maupun rawat inap) dengan mempergunakan cap ste
mpel pada berkas rekam medis pasien.
2. Cap stempel “ DPJP Dr ...... “ untuk pasien yang dirawat oleh seorang dokte
r.
3. Cap stempel “ DPJP UTAMA Dr ......” untuk pasien yang dirawat bersama b
eberapa dokter.
Apabila dari IGD maupun rawat jalan DPJP belum ditentukan, maka p
etugas ruangan wajib segera melakukan klarifikasi tentang siapa DPJP pasien
tersebut.Apabila pasien dirawat bersama petugas ruangan juga wajib melakuk
an klarifikasi siapa DPJP Utama dan siapa DPJP Tambahannya.
1. Surat rujukan langsung kepada konsulen, dokter spesialis yang dituju otom
atis menjadi DPJP pasien tsb, kecuali dokter yang dituju berhalangan, ma
ka beralih ke konsulen jaga hari itu.
2. Surat rujukan langsung dari konsulen, dokter spesialis yang mengirim
rujukan pasien, otomatis menjadi DPJP pasien tsb.
3. Atas permintaan keluarga, pasien dan keluarga berhak meminta salah seora
ng dokter spesialis untuk menjadi DPJP nya sepanjang sesuai dengan disip
linnya. Apabila penyakit yang diderita pasien tidak sesuai dengan disiplin
dokter dimaksud, maka diberi penjelasan kepada pasien atau keluarga, dan
bila pasien atau keluarga tetap pada pendiriannya maka dokter spesialis ya
ng dituju yang akan mengkonsulkan kepada disiplin yang sesuai.
4. Pasien yang akan dirawat inap masuk melalui IGD atau poliklinik dokter
umum, maka akan ditawarkan kepada pasien atau pihak keluarga untuk
memilih salah satu dokter spesialis yang dikehendaki menjadi DPJPnya.
Jika pasien dan keluarganya tidak ingin memilih atau menyerahkan
penunjukan DPJP kepada pihak rumah sakit maka dokter spesialis yang
visite pertama yang ditetapkan sebagai DPJP pasien yang bersangkutan.
5. Hasil rapat Komite medis pada kasus tertentu pada kasus yang sangat kom
pleks atau sangat spesifik maka penentuan DPJP berdasarkan rapat komite
medis.
Perubahan DPJP utama:
1. DPJP Utama di OK
Adalah dokter operator yang melakukan operasi dan bertanggung jawa
b atas seluruh kegiatan pembedahan, sedangkan dokter anestesi sebagai DPJ
P tambahan. Dalam melaksanakan tugas mengikuti SPO masing-masing, ak
an tetapi semua harus mengikuti prosedur Save Surgery check list (sign in, ti
me out dan sign out) serta dicatat dalam berkas rekam medis.
2. Pengalihan DPJP di IGD
Pada pelayanan di IGD, dalam memenuhi respons time yang adekwat dan d
emi keselamatan pasien, maka apabila konsulen jaga tidak dapat dihubungi
dapat dilakukan pengalihan DPJP kepada konsulen lain yang dapat segera di
hubungi.
BAB II
RUANG LINGKUP
Pedoman ini berlaku pada semua lini pelayanan rumah sakit yang meliputi:
IGD, Rawat Jalan, Rawat Inap, Ruang tindakan (OK dan VK) dan sarana penunja
ng medis.
BAB III
TATA LAKSANA
A. Asuhan Medis
Asuhan pasien dalam konteks Pelayanan Fokus pada Pasien (Patient
Centered Care), dilakukan oleh dokter, perawat, ahli gizi, apoteker dsb, disebut
sebagai Tim interdisipliner.
Asuhan pasien yang dilakukan oleh masing-masing pemberi asuhan,
terdiri dari 2 blok kegiatan : Asesmen pasien dan Implementasi rencana
1. Setiap dokter yang bekerja di rumah sakit yang melakukan asuhan medis,
termasuk pelayanan interpretative harus memiliki SK dari direktur / kepala
Rumah sakit berupa surat penugasan klinis/ SPK ( clinical appointment)
dengan lampiran rincian kewengan klinis / RKK ( clinical privilege ).
Penerbitan SPK dan RKK tersebut harus melalui proses kredensial dan
rekredensial yang mengacu kepada Permenkes 755/2011 tentang
penyelenggaraan komite medic di Rumah Sakit.
2. Regulasi tentang pelaksaan asuhan medis oleh lebih dari satu DPJP dan
penunjukkan DPJP utama, tugas dan kewenangannya ditetapkan Direktur /
kepala Rumah Sakit.
3. Kriteria penunjukkan DPJP utama untuk seorang pasien dapat digunakan
butir-butir sebagai berikut :
a. DPJP utama dapat merupakan DPJP yang pertama kali mengelola pasien
pada awal perawatan.
c. DPJP utama dapat ditentukkan melalui kesepatan antar para DPJP terkait
BAB IV
DOKUMENTASI
Bila seorang DPJP menemukan masalah lain dari pasien yang dirawat oleh
nya dan bukan bagian dari kewenangan klinisnya, maka DPJP melakukan kon
sul/rawat bersama/alih rawat kepada dokter spesialis lain yang mempunyai ke
wenangan klinis terhadap masalah pasien tersebut. Pendokumentasian hal ini d
engan menggunakan formulir Permohonan Konsultasi.
Bila DPJP cuti atau berhalangan hadir, DPJP dapat melimpahkan ke dokte
r spesialis lain yang mempunyai kewenangan klinis untuk menangani pasien te
rsebut. Dalam hal ini DPJP tersebut disebut sebagai DPJP pengganti. Informas
i cuti di isi melalui fornulir cuti dokter dan menunjuk dokter pengganti untuk
pelayanan di rawat jalan dan rawat inap.
dr. Starki