Disusun Oleh :
HARMAYANTI
NIM: 210115116
Disusun Oleh :
HARMAYANTI
NIM: 210115116
PENDAHULUAN
Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dalam
meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan selama masa
kehamilan sehingga hal ini menjadi masalah yang besar di Indonesia. Angka
kehamilan sampai dengan pasca persalinan yang dipengaruhi oleh status gizi ibu,
Kematian dan kesakitan pada ibu hamil dan bersalin serta bayi baru lahir
tahun 2019, menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) angka kematian ibu
(AKI) masih tinggi, sekitar 295.000 per 100.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI,
2020).
tahun 2020 sebesar 4627 kematian. Sedangkan jumlah kematian ibu di Provinsi
DKI Jakarta sebesar 129 kematian pada tahun 2021 meningkat dibanding tahun
2020 sebesar 117 kematian (Kemenkes RI, 2022). Angka kematian ibu di RSPI
Prof Dr Sulianti Saroso pada bulan April 2021-April 2022 tercatat sebanyak 6
kematian.
hipertensi dalam kehamilan (1.066 kasus), infeksi (207 kasus), gangguan system
peredaran darah (200 kasus), gangguan metabolic (157 kasus), lainnya (1.311
itu dikaitkan dengan risiko kehidupan bagi ibu dan janin bila ada gangguan parah
parameter fisiologis dari normal. Kasus gawat darurat obstetric apabila tidak
segera ditangani akan akan berakibat kematian pada ibu dan janinnya. Cara
yang baik, mengikuti panduan yang baik dan melakukan pemantauan yang terus
menerus terhadap ibu. Lebih awal identifikasi penyakit kritis selama kehamilan
dan persalinan membantu dalam mencegah morbiditas dan mortalitas untuk kedua
dirancang untuk menjawab temuan dari berbagai tinjauan mortalitas bahwa respon
klinis terhadap perburukan akut pada pasien obstetrik sering kali terlambat atau
menurunkan derajat penyakit dan kematian ibu serta meningkatkan keluaran klinis
yang terjadi selama kehamilan. Tujuan dari MEWS adalah untuk meningkatkan
deteksi wanita hamil yang berisiko mengalami penurunan kondisi klinis dan
memfasilitasi intervensi dini jika terjadi penurunan kondisi klinis (Nair et al.,
2018).
penting. Pengumpulan data yang tidak akurat akan mengarah pada identifikasi
kebutuhan perawatan klien yang tidak tepat dan akibatnya diagnosa keperawatan
yang dibuat tidak akurat dan tidak lengkap. Diagnosa yang dibuat tidak lengkap
dilakukan. Salah satu yang dapat digunakan adalah penggunaan lembar balik
pada perawat dan bidan di Ruang Rawat RSPI Prof Dr Sulianti Saroso. Dari 11%
sampel perawat dan bidan Ruang Rawat didapatkan data bahwa perawat dan
bidan ruang rawat belum tahu tentang Maternal Early Warning Score dan merasa
Sulianti Saroso.
pembelajaran standar lembar balik efektif untuk digunakan guru dan siswa
kelas. Penelitian Suaib, (2019) yang menyatakan ada pengaruh antara penggunaan
sehingga dapat disimpulkan bahwa lembar balik elektronik PAT efektif terhadap
dan bidan sebaiknya mengetahui penerapan MEWS di tatanan klinik. Namun pada
studi pendahuluan yang penulis lakukan didapatkan bahwa perawat dan bidan
ruang rawat di RSPI Prof Dr Sulianti Saroso belum tahu mengenai MEWS.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini
dan sikap penanganan kegawatdaruratan maternal pada perawat dan bidan ruang
pendidikan dan masa kerja) pada perawat dan bidan ruang rawat RSPI
perawat dan bidan ruang rawat lebih mudah dan cepat dalam melakukan
dan bidan di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso. Penelitian quasi eksperimen
pre post design without control group. Sampel penelitian adalah perawat
dan bidan di ruang rawat yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
TINJAUAN PUSTAKA
mengancam jiwa yang terjadi dalam kehamilan atau selama dan sesudah
persalinan dan kelahiran. Kasus gawat darurat obstetric adalah kasus obstetric
yang apabila tidak segera ditangani akan akan berakibat kematian pada ibu
2022).
2018).
MEWS adalah sebuah instrument yang digunakan untuk membantu
2019).
klinis, dan bukan menggantikannya (Knight et all, 2012 dalam (Kumala &
Apsari, 2019).
seperti skor nyeri, karakteristik lochia dan output urin kadang dimasukkan,
baik dalam bentuk skor atau dicatat dalam rekam medis. Sejumlah variasi
ICNARC MEWS (Knight et all, 2012 dalam (Kumala & Apsari, 2019).
EWS utama adalah: (1) modified early obstetric warning system
Partnership for Maternal Safety, dan (3) Maternal Early Warning Trigger
(MEWT) tool yang digunakan di Dignity Health System dan rumah sakit lain
alert) atau satu parameter abnormal berat (red alert) memicu respon klinis
2018).
1. MEOWS
pada obstetric EWS dari sembilan rumah sakit di Inggris. MEOWS ini
sebuah respon klinis untuk segera menilai status pasien dan membuat
mortalitas dan morbiditas maternal berat (tabel 2.1) (Kumala & Apsari,
2019).
contoh protokol eskalasi intervensi ketika ada trigger pada ibu hamil
2. MEWC
Karena jenis rumah sakit yang beragam, dari rumah sakit komunitas non-
pendidikan kecil hingga rumah sakit pendidikan rujukan tersier berskala
besar, penentuan petugas dan respon protokol yang optimal untuk alarm
obstetrik, anestesi, rumah sakit, dokter ICU, dokter UGD, atau sebuah
rapid response team. Demikian pula, karena setting klinis yang beragam,
Kriteria Nilai
Tekanan darah sistolik, mmHg < 90 atau > 160
Tekanan darah diastolik, > 100
mmHg
Denyut jantung, kali per menit 50 atau > 120
3. MEWT
untuk asesmen dan treatment pasien. Instrumen ini juga berperan sebagai
pengingat bagi klinisi bahwa mungkin ada tumpang tindih dalam clinical
pathway dan bahwa mungkin diperlukan asesmen terhadap lebih dari satu
treatment pasien. Asesmen dan intervensi oleh klinisi dapat dilakukan dalam
waktu <60 menit pada > 80% pasien MEWT positif dan clinical pathway diikuti
perubahan dari waktu ke waktu dapat dikenali dan dinilai secara akurat.
tanda vital yang ada dalam MEWS telah dimodifikasi dan disesuaikan dengan
keadaan pada pasien maternal. Skor pada MEWS disesuaikan dengan hasil
2022).
pada risiko perburukan klinis dan memfasilitasi intervensi dini. Pemicu dalam
sistem MEWS secara teoritis mengarah pada pengenalan lebih awal dari
dalam MEWS adalah detak jantung, laju pernapasan, tekanan darah, dan
tingkat kesadaran (Tabel 2.4). Parameter lain seperti skor nyeri, karakteristik
lokia dan keluaran urin kadang-kadang dimasukkan, baik dalam skor atau
dicatat pada grafik. Tabel 1 adalah contoh dari berbagai parameter fisiologis
yang dicatat sebagai normal, kuning atau merah, tergantung pada seberapa
al., 2018).
pernapasan adalah salah satu parameter yang lebih sensitif ketika mencoba
diaudit untuk respons oleh tim medis terhadap perburukan fisiologi wanita
hamil (Nair et al., 2018).
2016 mengevaluasi MEWS dan menemukan bahwa 27% dari pasien memicu
sebuah respon, dan 17% pasien memenuhi kriteria untuk morbiditas obstetrik.
mereka tidak menilai efikasi dalam hal (1) mengidentifikasi penyakit kritis
MEWS yang berbeda untuk mengidentifikasi sepsis berat pada pasien wanita
lebih lanjut.11 Skor yang sederhana memiliki reliabilitas yang lebih baik,
kriteria dari CDC dari angka 2,0% pra-implementasi menjadi 1,6% pasca
untuk tetap ada sebelum memicu peringatan, dan (2) ambang batas yang lebih
Pada tahun 2013, Intensive Care National Audit and Research Center
tinggi, dengan kurva AUROC 0.94 (95% CI 0.88– 0.99) (Carle et all dalam
Kumala & Apsari, 2019). Bukti ilmiah yang ada saat ini mendukung pendapat
tinggi untuk kematian. Akan tetapi, data-data ini terutama berasal dari single
generalibilitas dan validitas. Untuk saat ini, belum ada data yang
2015).
kesehatan, sistem ini harus (1) mengidentifikasi pasien yang berisiko untuk
penyakit kritis dan yang akan mendapatkan manfaat dari intervensi dini dan (2)
lebih baik. Akan tetapi, setiap rumah sakit yang berbeda mungkin akan
MEWS hanyalah bagian dari penatalaksanaan pasien ibu hamil kritis. Outcome
ketika ada pemicu MEWS.6 Setiap rumah sakit mungkin akan memerlukan
konsultan, dan ketersediaan terapi intensif. Selain itu, identifikasi pasien yang
yang tepat akan dijalankan berdasarkan hasil skrining positif atau (2) bahwa
dengan diagnosis yang tepat, intervensi yang dilakukan setelahnya akan sesuai.
(Friedman, 2015).
dalam kultur dan praktek rumah sakit, kurangnya support dari leadership,
Istilah media berasal dari bahasa Latin yaitu medius yang berarti “tengah,
adalah segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk sesuatu proses
penyampai atau pengantar, media sering diganti dengan kata mediator, dengan
istilah sebagai mediator media yang memiliki fungsi untuk mengatur hubungan
yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar yaitu peserta didik
pesan yang akan disampaikan dalam suatu kegiatan belajar mengajar yang
3. Sumber belajar bagi peserta didik yang artinya media tersebut berisikan
kelompok.
sama.
2.2.3 Macam Media Pendidikan Kesehatan
baik melalui media cetak, elektronika (berupa radio, TV, komputer dan
1. Media cetak
buku baik berupa tulisan maupun gambar. Leaflet adalah media penyampaian
informasi yang berbentuk selembar kertas yang dilipat. Rubik adalah media
Kemudian poster adalah media cetak yang berisi pesan atau informasi
umum.
2. Media elektronik
VCD.
ruangan secara umum melalui media cetak dan elektronika secara statis,
poster dalam ukuran besar yang dapat dilihat secara umum di pekerjaan.
Spanduk adalah suatu pesan dalam bentuk tulisan dan disertai gambar yang
dibuat pada secarik kain dengan ukuran yang sudah ditentukan. Pada
peserta didik. Hal ini dikarenakan media pembelajaran berperan sebagai alat
mempertinggi daya serap dan resensi peserta didik terhadap materi pelajaran
dari 4 fungsi sebagaimana yang dinyatakan oleh Levie & Lentz diantaranya
(Arsyad, 2015):
1. Fungsi atensi berarti media visual yang merupakan inti, menarik dan
2. Fungsi afektif yaitu media visual yang dapat dilihat dari tingkat
untuk
memahami teks dan membantu peserta didik yang lemah dalam membaca
mata.
1. Benda nyata
2. Bahan yang tidak diproyeksikan, seperti : bahan cetak, papan tulius, baga
audio, film rangkai dengan pita audio, microfilm dengan pita audio,
sehingga dapat dibalikan, yang berisi pesan dan diterangkan dengan gambar
yang menjelaskan suatu topik secara cukup rinci. Setiap topik bahasan
tertentu selalu terdiri dari 2 halaman, satu halaman bergambar dengan teks
balik bergantung metode apa yang akan digunakan. Jika metode yang
digunakan ceramah maka lembar balik langsung dibuka sesuai dengan topik
lembar balik ini diharapkan dapat diperoleh bahan informasi yang bersifat
standard, sehingga penyimpangan informasi mengenai konsep dan subtansi
menjadi lebih mudah dan lebih menarik bagi penerima pesan maupun
pemberi pesan. Bagi penerima pesan gambar dan tulisan serta komposisi
Sedangkan bagi pemberi pesan teks yang tertera pada halaman belakang
lembar balik yaitu langsung dibuka sesuai dengan topik pembicaraan untuk
disampaikan
bahan
persentasi
f. Lebih praktis
persentasi
j. Fleksibilitas
diubah-ubah
dan bidan melalui kegiatan pelatihan, namun di masa pandemic kondisi ini
sulit dilakukan. Pemanfaatan teknology dalam peningkatan pengetahuan
perawat sudah mulai dilakukan. Salah satu yang dapat digunakan adalah
2.3 Pengetahuan
dari luar berupa sarana informasi yang tersedia, serta keadaan sosial
sebelum orang mengadopsi perilaku baru didalam diri orang tersebut terjadi
Stimulasi tersebut bagi dirinya, hal ini berarti sikap responden sudah
1. Tahu (Know)
sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsang
yang diterima. Oleh sebab itu tingkatan ini adalah yang paling rendah
2. Memahami (Comprehension)
lain
3. Aplikasi (Application)
rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam kontak atau situasi yang
lain
4. Analisis (Analysis)
organisasi tersebut dan masih ada kaitan satu sama lain, kemampuan
sebagainya.
5. Sintesis (Synthesis)
baru. Dengan kata lain sintesis ini suatu kemampuan untuk menyusun,
6. Evaluasi (Evaluation)
sebagai berikut:
1. Pendidikan
2. Informasi/media massa
3. Pekerjaan
5. Lingkungan
6. Pengalaman
7. Usia
atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari
(Nursalam, 2020):
berikut:
Faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan: Pengetahuan
Pendidikan Lembar balik
perawat dan
Informasi/media massa edukasi tentang
bidan
Sosial budaya dan ekonomi MEWS
pelaksana
Lingkungan
Pengalaman
Usia
Bagan 2.1
Kerangka Teori
BAB III
konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan
3.3 Hipotesis
data. Uji hipotesis artinya menyimpulkan suatu ilmu melalui suatu pengujian
dan pernyataan secara ilmiah atau hubungan yang telah dilaksanakan penelitian
elektronik.
BAB IV
METODE PENELITIAN
yang digunakan adalah One Group Pretest-Post Test Design tanpa adanya
kelompok kontrol tetapi sudah dilakukan observasi pertama (pre test) yang
O1 X O2
(Pre-Test) (Post-Test)
Keterangan :
Indah 4 RSPI Prof Dr Sulianti Saroso yang beralamat di JL. Baru Sunter
Januari 2023.
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran
yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep
adalah:
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat dan bidan di Nusa
penelitian ini adalah perawat dan bidan. Besaran sampel tergantung dari jenis
1. Kriteria Inklusi
2. Kriteria Inklusi
a. Perawat dan bidan Nusa Indah 3 dan Nusa Indah 4 dengan masa kerja
1. Karakteristik responden
Lembar balik MEWS dalam penelitian ini dibuat dalam format pdf
rawat.
3. Kuesioner pengetahuan
link : .
1. Validitas Instrumen
jika nilai koefisien score dan skala ordinal (tingkatan) digunakan teknik
korelasi product moment, untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (df = n-2),
rhitung rtabel
Valid : jika ≥
rhitung rtabel
Tidak valid : jika <
2. Reliabilitas Instrumen
sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap asas bila
dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama
reliabilitas yang digunakan untuk variabel tanpa skor dalam skala ordinal
(tingkatan) adalah teknik koefisien reliabilitas cronbach alpha (Arikunto,
2016). Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberi nilai cronbach alpha >
0,6 (konstanta).
Uji validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini akan dilakukan terhadap
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses
(terlampir).
Saroso.
keperawatan.
1. Editing Data
2. Coding Data
4. Cleaning Data
5. Tabulating Data
Data yang sudah melalui tahap editing, coding, entry dan cleaning
disusun dan data sudah dapat ditampilkan sesuai kebutuhan baik bentuk
1. Analisa Univariat
(persentase).
2. Analisa Bivariat
menggunakan shapiro-wilk test (data < 60), jika data berdistribusi normal
maka menggunakan uji parametrik yaitu Uji T dependen dan jika data