DIABETES MILLETUS
Di susun oleh :
Kelompok 12
1
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan
karunia – Nya penulis dapat menyusun Tugas ini dalam bentuk makalah Medical Science
Diabetes Milletus.
Dalam penulisan ini, penulis sangat menyadari bahwa masih banyak kekurangan.
Oleh sebab itu, penulis mohon pembaca untuk memberikan saran dan kritik yang bersifat
membangun untuk membantu penulis dalam menyelesaikan tugas ini sehingga lebih
sempurna di masa yang akan datang.
Semoga tugas ini dapat bermanfaat di masa sekarang maupun masa yang akan datang.
Atas segala perhatiannya penulis ucapkan Terima kasih.
Kelompok 12
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 1
BAB II PEMBAHASAN
3. Gejala Klinis 3
7. Strategi Pencegahan 9
LAMPIRAN 13
A. Kesimpulan 14
DAFTAR PUSTAKA 15
3
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat
kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Suyono, 1995). DM merupakan
penyakit yang menjadi masalah pada kesehatan masyarakat.
Diabetes adalah salah satu diantara penyakit tidak menular yang akan meningkat
jumlahnya dimasa mendatang. Diabetes merupakan salah satu ancaman utama bagi
kesehatan umat manusia abad 21. Diabetes mellitus tipe II merupakan tipe diabetes
yang lebih umum, lebih banyak penderitanya dibandingkan Diabetes Mellitus tipe I.
Penderita diabetes mellitus tipe II mencapai 90-95 % dari keseluruhan populasi
penderita DM (Anonim,2005).
Diabetes Milletus sering disebut sebagai the great imitator, karena penyakit ini
dapatmengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam keluhan.
Diabetes Milletusdapat timbul secara perlahan-lahan sehingga pasien tidak menyadari
akan adanya perubahan seperti minum yang menjadi lebih banyak, buang air kecil lebih
sering ataupun berat badan menurun. Gejala tersebut dapat berlangsung lama tanpa
diperhatikan, sampai kemudian orang tersebut pergi ke dokter dan diperiksa kadar gula
darahnya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian Diabetes Mellitus itu ?
2. Bagaimana Klasifikasi Diabetes Mellitus itu ?
3. Apa saja Gejala Klinis itu?
4. Bagaimana Komplikasi Diabetes Milletus itu ?
5. Langkah-langkah yang dapat dikerjakanitu ?
6. Bagaimana Strategi Pencegahanitu ?
7. Bagaimana Penggunaan Obat Rasionalitu ?
C. TUJUAN
1. MengetahuiPengertian Diabetes Mellitus
2. MengetahuiKlasifikasi Diabetes Mellitus
3. Mengetahui Gejala Klinis
4. Mengetahui Komplikasi Diabetes Milletus
5. Mengetahui Langkah-langkah yang dapat dikerjakan
6. Mengetahui Strategi Pencegahan
7. Mengetahui Penggunaan Obat Rasional
BAB II
1
PEMBAHASAN
Diabetes Melitus adalah penyakit yang ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi
yang disebabkan oleh gangguan pada sekresi dan kinerja insulin yaitu tidak dapat
memproduksi atau tidak dapat merespon hormone insulin yang dihasilakan oleh pancreas,
sehingga menyebabkan kdar gula meningkat dan dapat menyebabkan komplikasi jangka
pendek maupun jangka panjang. Penyakit ini membutuhkan perawatan seumur hidup dan
tidak ada pengobatan yang pasti untuk menyembuhkannya.
Diabetes kehamilan atau diabetes gestational adalah diabetes yang terjadi karena
faktor kehamilan. Diabetes kehamilan dapat menyebabkan kadar gula darah menjadi tinggi
yang dapat menimbulkan masalah bagi penderita, dan dapat mengancam kesehatan bayi yang
belum lahir. Diabetes kehamilan dapat dikelola dengan baik dengan makan makanan yang
sehat, berolahraga secara teratur dan jika perlu minum obat. Menjaga kadar gula yang normal
selama masa kehamilan dapat memastikan kehamilan yang sehat bagi ibu dan anaknya.
Umumnya diabetes kehamilan akan hilang setelah sang ibu melahirkan.
2
1) Diabetes Mellitus mencakup 3 sub kelompok diagnostik, yaitu :
Kehamilan normal yang disertai dengan peningkatan insulin resistan (ibu hamil
gagal mempertahankan euglycemia). Faktor risiko GDM: riwayat keluarga DM,
kegemukan, dan glikosuria. GDM ini meningkatkan morbiditas neonatus,
misalnya hipoglikemia, ikterus, polisitemia, dan makrosomia. Hal ini terjadi
karena bayi dari ibu GDM mensekresi insulin lebih besar sehingga merangsang
pertumbuhan bayi dan makrosomia. Frekuensi GDM kira-kira 3--5% dan para ibu
tersebut meningkat risikonya untuk menjadi DM di masa mendatang.
2) Toleransi Glukosa yang terganggu merupakan klasifikasi yang cocok untuk para
penderita yang mempunyai kadar glukosa plasma yang abnormal namun tidak
memenuhi kriteria diagnostik.
3) Diabetes Mellitus Gestasional : istilah ini dipakai terhadap pasien yang menderita
hiperglikemia selama kehamilan. Ini meliputi 2-5% dari seluruh diabetes. Jenis ini
sangat penting diketahui karena dampaknya pada janin kurang baik bila tidak
ditangani dengan benar (Suyono, 2006). Pada pasien-pasien ini toleransi glukosa
dapat kembali normal setelah persalinan (Anonim, 1995).
3. Gejala Klinis
3
a. Kesemutan, rasa baal
b. Kelemahan tubuh
c. Luka atau bisul yang tidak sembuh-sembuh
d. Infeksi saluran kemih
a. rasa gatal pada daerah genetal atau daerah lipatan tubuh lain seperti ketiak dan bawah
payudara
b. timbulnya bisul-bisul atau luka yang lama tidak mau sembuh
c. timbulnya keputihan yang disebabkan oleh jamur candida pada wanita
d. Rasa baal dan kesemutan akibat
e. Lemah dan merasa mudah lelah
f. Keluhan impotensi pada laki-laki
g. Mata kabur yang disebabkan katarak, ataupun gangguan refraksi akibat perubahan-
perubahan pada lensa oleh hiperglikemia
h. Diplopia binocular akibat kelumpuhan sementara otot bola mata
4
hormon pertumbuhan dan hormon chorionik somatomamotropin (HCS). Hormon ini
meningkat untuk mensuplai asam amino dan glukosa ke fetus.
Melalui difusi terfasilitasi dalam membrane plasenta, pada sirkulasi janin juga
ikut terjadi komposisi sumber energy yang abnormal yang dapat menyebabkan
kemungkinan terjadi berbagai komplikasi. Selain itu terjadi juga hiperinsulinemia,
hipokolosemia, hiperbilirubinemia, dan sebagainya). Dalam hal ini terjadi berbagai
kelainan yang menyebabkan pelbagai komplikasi pada ibu dan janin. Pada intinya,
Diabetes Melitus pada kehamilan dapat terjadi karena proses kehamilan itu sendiri,
Namun juga dapat terjadi karena Diabetes Melitus tipe 1 atau 2 yang baru diketahui
pada saat hamil. Bila Diabetes Melitus terjadi karena proses kehamilan itu sendiri,
setelah melahirkan kadar gula darahnya akan kembali menjadi normal dan dalam
5
beberapa tahun kemudian kemungkinan baru akan benar-benar menetap menjadi
Diabetes Melitus.
Sejak ditemukannya insulin oleh Banting dan Best tahun 1921 serta kemudian
dikembangkan dan diterapkannya pada pengelolaan pasien DM, gambaran komplikasi DM
bergeser dari komplikasi akut kearah komplikasi kronik.
1. Komplikasi Akut
a. Hipoglikemia
Hipoglikemia (kadar gula darah yang abnormal rendah) terjadi apabila kadar
glukosa darah turun dibawah 50 mg/ dl. Keadaan ini dapat terjadi akibat
pemberian insulin atau preparat oral yang berlebihan, konsumsi makanan yang
terlalu sedikit atau karena aktivitas fisik yang berat.Hipoglikemia dapat terjadi
setiap saat pada siang atau malam hari.Hipoglikemia merupakan komplikasi
komplikasi yang tersering dan paling serius pada terapi insulin. Keparahan dan
lamanya hipoglikemia bisa diperkirakan dari dosis, aktivitas puncak dan lama
aksi jenis insulin yang diberikan secara S.C (Anonim, 1995)
Hipoglikemia ringan
Ketika kadar glukosa darah menurun, sistem saraf simpatis akan
terangsang. Pelimpahan adrenalin kedalam darah menyebabkan gejala
seperti perspirasi, tremor, takikardia, palpitasi, kegelisahan dan rasa
lapar.
6
Hipoglikemia Sedang
Penurunan kadar glukosa darah menyebabkan sel-sel otak tidak
mendapatkan cukup bahan bakar untuk bekerja dengan baik. Tanda-
tanda gangguan fungsi pada sistem saraf pusat mencakup
ketidakmampuan berkonsentrasi, sakit kepala, vertigo, confuse,
penurunan daya ingat, mati rasa didaerah bibir serta lidah, bicara rero,
gerakan tidak terkoordinasi, perubahan emosional, perilaku yang tidak
rasional, penglihatan ganda, dan perasaan ingin pingsan.
Hipoglikemia Berat
Fungsi sitem saraf pusat mengalami gangguan yang sangat berat
sehingga pasien memerlukan pertolongan orang lainuntuk mengatasi
Hipoglikemia yang dideritanya. Gejala dapat mencakup perilaku yang
mengalami disorientasi, serangan kejang, sulit dibangunkan, atau
bahkan kehilangan kesadaran.
b. Diabetes Ketoasidosis
KAD timbul sebagai akibat insufisiensi insulin yang berat (biasanya dengan
bertambah buruknyakebutuhan dasar) dankarena adanya kelebihan hormone
yang pengaruhnya berlawanan dengan insulin (misalnya glucagon).Predisposisi
KAD merupakan ciri khas pada DM tipe 1 dan dapat merupakan gejala yang
mendorong pasien konsultasi ke dokter. Meskipun demikian KAD dapat terjadi
pada setiap pasien DM yang mengalami stress cukup berat. Bila pasien di
diagnosis KAD maka perlu dicari penjelasannya, misalnya penghentian terapi
insulin, terkena stress yang menaikkan dasar insulin.
KAD sering timbul denagan didahului oleh penurunan berat badan, poliuria
dan polidipsia.Gejalanya meliputi muntah-muntah dan nyeri perut yang khas
samar-samar dan tanpa menunjukkan tempatnya (Anonim, 1995).
Sindrom ini timbul terutama pada pasien dengan DM tipe 2 atau jenis lain.
Pada pasien dengan sindroma ini maka hiperglikemia berat dan dehidrasi dapat
timbul tanpa disertai ketoasidosis.
2. Komplikasi kronik :
Komplikasi kronik dari diabetes melitus dapat menyerang semua sistem organ
tubuh. Kategori komplikasi kronik diabetes yang lazim digunakan adalah penyakit
makrovaskuler, mikrovaskuler, dan neurologis.
7
a. Komplikasi Makrovaskuler
Perubahan aterosklerotik dalam pembuluh darah besar sering terjadi pada
diabetes. Perubahan aterosklerotik ini serupa dengan pasien-pasien non diabetik,
kecuali dalam hal bahwa perubahan tersebut cenderung terjadi pada usia yang lebih
muda dengan frekuensi yang lebih besar pada pasien-pasien diabetes. Berbagai tipe
penyakit makrovaskuler dapat terjadi tergantung pada lokasi lesi aterosklerotik.
Aterosklerotik yang terjadi pada pembuluh darah arteri koroner, maka akan
menyebabkan penyakit jantung koroner. Sedangkan aterosklerotik yang terjadi pada
pembuluh darah serebral, akan menyebabkan stroke infark dengan jenis TIA
(Transient Ischemic Attack). Selain itu aterosklerotik yang terjadi pada pembuluh
darah besar ekstremitas bawah, akan menyebabkan penyakit okluisif arteri perifer atau
penyakit vaskuler perifer.
b. Komplikasi Mikrovaskeler
Retinopati Diabetik
Disebabkan oleh perubahan dalam pembuluh-pembuluh darah kecil pada
retina mata, bagian ini mengandung banyak sekali pembuluh darah dari
berbagai jenis pembuluh darah arteri serta vena yang kecil, arteriol,
venula dan kapiler.
Nefropati Diabetik
Bila kadar gluoksa darah meninggi maka mekanisme filtrasi ginjal akan
mengalami stress yang mengakibatkan kebocoran protein darah ke dalam
urin. Sebagai akibatnya kenaikan tekanan tersebut diperkirakan berperan
sebagai stimulus untuk terjadinya nefropati.
Neuropati Diabetikum
Neuropati adalah komplikasi kronik yang paling umum pada diabetes
mellitus lanjut usia. Mekanisme yang mendasari.
Menurut WHO tahun 1994, upaya pencegahan pada diabetes ada tiga jenis yaitu :
8
7. Strategi Pencegahan
1) Pencegahan primer
- Menjelaskan kepada masyarakat bahwa mencegah penyakit jauh lebih baik
dari mengobatinya
- Kampanye makanan sehat dengan pola tradisional yang mengndung lemak
rendah atau pola makan seimbang
- Mulai menananamkan pada anak anak sekolah sejak dini tentang makanan
yang bergizi
- Jaga berat badan agar tidak gemuk dengan olahraga teratur
2) Pencegahan sekunder
- Penyuluhan tentang perilaku sehat
- Peningkatan pelayanan kesehatan primer di pusat pusat pelayanan kesehatan
- Penyuluhan kepada pasien dan kelurganya tentang berbagi hal mengenai
penata laksanaan dan pencegahan komplikasi
3) Pencegahan tersier
- Pencegahan komplikasi diabetes, yang pad consensus dimaasukan sebagai
pencegahan sekunder
- Mencegah berlanjutnya (progesi) komplikasi untuk tidak menjurus kepada
penyakit organ
- Mencegah terjadinya kecacatan disebabkan oleh karena kegagalan organ atau
jaringan.
Kehamilan harus diawasi secara teliti sejak dini untuk mencegah komplikasi
pada ibu dan janin. Tujuan utama pengobatan DM dengan hamil:
9
Penyakit DM dapat merupakan kelainan herediter dengan ciri insufisiensi atau
absennya insulin dalam sirkulasi darah, konsentrasi gula darah tinggi dan kurangnya
glikogenesis. Diabetes dalam kehamilan menimbulkan banyak kesulitan. Penyakit ini
akan menyebabkan perubahan-perubahan metabolic dan hormonal pada penderita
yang juga dipengaruhi oleh kehamilan. Sebaliknya, diabetes akan mempengaruhi
kehamilan dan persalinan.
Pada prediabetik dijumpai kelainan anatomic dan metabolic, namun tanpa gejala yang
jelas. Prediabetik dapat menjadi diabetes bila timbul tekanan (stress) seperti adanya
kehamilan, infeksi, obesitas, emosi dan lain-lain.
10
b. Luka-luka jalan lahir lambat pulih / sembuh
Lampiran
11
BAB III
12
PENUTUP
A. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
13
Waspadji, Darwin, 1996,Gambaran Klinis Diabetes Milletus,Jakarta,Balai Penerbit FKUI Jakarta
https://www.google.co.id/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.ums.ac.id/14984/2/BAB_I.pdf&ved=2ahUKEwicjpjiye3fA
hUIKY8KHXykDdIQFjAAegQIBhAB&usg=AOvVaw2RmsokZ-7pZnLVORxpgebD&cshid=1547479489361
14