Anda di halaman 1dari 29

TUGAS KELOMPOK MATERNITAS ASUHAN KEPERAWATAN DIABETES

PADA KEHAMILAN

NAMA KELOMPOK :
1. ASTARI FEBRIYANI
2. DANIATUN HASANAH
3. JUNI RIZKY A.
4. LUSI YULIANA
5. NI PUTU WULAN
6. PHIAN G.
7. PUTRI WULANDARI
S. RIZKI ANDHINI D.
9. SURYA NIAGA
10. WAWA W.

AKADEMI KEPERAWATAN FATMAWATI


JAKARTA
2010
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Diabetes melitus merupakan suatu sindrom klinik yang khas ditandai oleh
adanya hiperglikemia yang disebabkan oleh defisiensi atau penurunan
efektivitas insulin. Gangguan metabolik ini mempengaruhi metabolism dari
karbohidrat, protein, lemak, air, dan elektrolit. Diabetes mellitus bukan
merupakan penyakit yang tunggal tetapi merupakan sekelompok penyakit.

Diabetes mellitus (DM) pada kehamilan tidak jarang ditemukan,


prevalensinya 1-2%, DM yang diketahui sebelum hamil (DM pra-gestasional)
0,1-12% (tergantung pada tempat dan criteria diagnostic yang digunakan). Di
Indonesia, prevalensi DM yang ditentukan pada saat kehamilan 1,9-3,6%
pada kehamilan umumnya. Pada ibu hamil dengan riwayat keluarga DM,
prevalensinya 5,1% (Waspadi. dalam pertemuan Ilmiah Tahunan llmu
Penyakit Dalam, 1997). Penyakit ini menyebabkan perubahan-perubahan
metabolik dan hormonal pada ibu yang dipengaruhi oleh kehamilan dan
persalinan. Diagnosa diabetes sering dibuat untuk pertama kali dating kepada
dokter atau diabetes menjadi jelas oleh kehamilan.

Beberapa wanita dengan GDM memperlihatkan gejala-gejala klasik diabetes


rasa haus, rasa lapar, urinasi dan kelemahan yang berlebihan. Namun, karena
sekitar 70 % GDM terjadi dalam bentuk asimptomatik, skrining universal
pada semua wanita hamil sangat perlu dilakukan untuk menegakkan
diagnosis dan menetapkan terapi (ADA, 1990).

Diabetes dalam kehamilan menimbulkan banyak kesulitan, penyakit ini akan


menyebabkan perubahan-perubahan metabolik dan pada pasien yang juga
dipengaruhi oleh kehamilan sebaliknya diabetes akan mempengaruhi
kehamilan dan persalinan. Peran perawat dalam hal ini adalah memberikan
perawatan bila sudah di rawat dan memberikan penyuluhan kesehatan kepada
pasien. Serta perawat harus selalu memantau makanan yang di konsumsi oleh
klien yang menderita diabetes mellitus.

Berdasarkan masalah diatas yang begitu kompleks, sehingga kelompok


tertarik untuk membahas dan mengangkat masalah seminar yang berjudul
"Asuhan Keperawatan Diabetes pada kehamilan".

B. Tujuan penulisan
l. Tujuan Umum
Mahasiswa/i dapat memahami tentang bahaya diabetes dalam kehamilan
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus makalah ini adalah mahasiswa/i diharapkan
mampu :
a. Memahami pengertian diabetes melitus
b. Memahami etiologi dan pengobatan diabetes melitus
c. Memahami bahaya diabetes dalam kehamilan
d. Memahami asuhan keperawatan pada diabetes dalam kehamilan

C. Metode Penulisan
Metode penulisan yang kelompok gunakan dalam menyusun makalah ini
menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan daftar pustaka dengan
mencari berbagai literatur atau sumber lewat buku dan internet yang
membahas tentang diabetes kehamilan.
D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini meliputi :
BAB I PENDAHULUAN
Terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan dan
sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORI
Terdiri dari konsep dasar diabetes pada kehamilan.
BAB III
Kesimpulan dan Saran
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Diabetes Melitus


Diabetes Melitus adalah kelainan metabolism karbohidrat, dimana glukosa
darah tidak dapat digunakan dengan baik, sehingga menyebabkan keadaan
hiperglikemia. Dengan kata lain, Diabetes Melitus adalah penyakit yang
ditandai oleh kadar gula darah yang tinggi melebihi batas-batas normal.

B. Anatomi fisiologi pankreas

Pankreas adalah sebuah kelenjar yang letaknya di belakang lambung. Di


dalamnya terdapat kumpulan sel yang berbentuk seperti pulau pada peta,
karena itu disebut pulau-pulau Langerhans yang berisi sel beta yang
mengeluarkan hormone insulin, yang sangat berperan dalam mengatur kadar
glukosa darah.

C. Etiologi Diabetes Melitus


1. Pola makan
2. Obesitas (kegemukan)
3. Faktor genetik
4. Bahan-bahan kimia dan obat-obatan
5. Penyakit dan infeksi pada pankreas
6. Pola hidup

D. Manifestasi Klinis
Adanya gejala khas yang berupa :
1. Polifagia
2. Poliuria
3. Polidipsia
4. Lemas
5. Berat badan turun

E. Patofisiologi
Pengolahan bahan makanan dimulai dari mulut kemudian ke lambung clan
selanjutnya ke usus. Di dalam saluran pencernaan itu makanan dipecah
menjadi bahan dasar dari makanan itu. Karbohidrat menjadi glulaosa, protein
menjadi asam amino clan lemak menjadi asam lemak. Ketiga zat makanan itu
akan diserap oleh usus kemudian masuk ke dalam pembuluh darah clan
diedarkan ke seluruh tubuh untuk dipergunakan oleh organ-organ di dalam
tubuh sebagai bahan bakar. Dalam proses metabolisme itu insulin memegang
peran penting yaitu bertugas memasukkan glukosa ke dalam sel, untuk
selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan bakar. Dalam keadaan normal
artinya kadar insulin cukup clan sensitif, pada diabetes dimana didapatkan
jumlah insulin yang kurang atau pada keadaan kualitas insulinnya kurang
baik (resistensi insulin). Meskipun insulin ada clan reseptor juga ada, tapi
karena ada kelainan di dalam sel itu sendiri pintu masuk sel tidak dapat
terbuka tetap tertutup hingga glukosa tidak dapat masuk sel untuk dibakar.
Akibatnya glukosa tetap berada di luar sel, hingga kadar glukosa dalam darah
meningkat.
PATOFLOW DIABETES MELITUS
F. Klasifikasi Diabetes Melitus
1. Menurut anjuran PERKENI yang sesuai dengan anjuran ADA, 1997,
Diabetes melitus diklasifikasikan secara etiologi menjadi :
a. Diabetes Tipe 1
Yang dikenal dengan nama Insulin Dependent Diabetes Mepitus
(IDDM). Terjadi karena kerusakan sel B pancreas (reaksi auto imuri).
b. Diabetes Tipe 2
Dikenal sebagai Non Insulin Dependent Diabetes Melitus (NIDqM).
Terjadi karena penurunan kemampuan insulin bekerja dijaritigan perifer
(Insulin resistence)
c. Diabetes Melitus Dalam Kehamilan
Dikenal sebagai Diabetes Melitus Gestasional (DMG) adalah
kehamilan normal yang disertai dengan peningkatan insulin resistonce
(ibu hamil gagal mempertahankan englyocemia).
d. Diabetes Tipe Lain
Subkelas Diabetes Melitus dimana individu mengalami hiperglikemia
akibat kelainan spesifik (kelainan genetic fungsi sel beta),
endokrinopati (penyakit Cushing's, Akromegali), penggunaan obat yang
mengganggu fungsi sel beta (dilantia), penggunaan obat yang
mengganggu kerja insulin (badrenergik), dan infeksi/sindroma genetic
(Down's syndrome, Klinefelter's).
2. Klasifikasi diabetes dalam kehamilan menurut King's College Hospital
tahun 1971 ada tiga golongan :
a. Golongan 1
Diabetes yang didiagnosis selama kehamilan (sinonim dengan diabetes
gestasional pada sebagian besar penerbitan).
b. Golongan 2
Diabetes yang menetapkan dengan enam mikroaneurisma atau kUrang
yang ditemukan pada oftalmoskopi.
c. Golongan 3
Diabetes yang menetap dengan lebih dari enam mikroaneurisma latau
retinopati proliferative dan/atau nefropati.

G. Pencegahan Diabetes Melitus


Pada penyakit diabetes mellitus adanya usaha pencegahan, terdiri dari:
1. Pencegahan primer : mencegah agar tidak timbul penyakit DM
2. Pencegahan sekunder : mencegah agar walaupun sudah terjadi
penyalkit, komplikasinya tidak terjadi.
3. Pencegahan tersier : usaha mencegah agar tidak terjadi kecacatan
jebih lanjut walaupun sudah terjadi lebih lanjut

H. Penatalaksanaan Diabetes Melitus


1. Perencanaan makan
2. Latihan jasmani
3. Obat berkhasiat hipoglikemik
4. Penyuluhan

I. Pengertian Kehamilan
Masa dimana seorang wanita membawa embrio atau fetus didalam tubuhnya

J.Anatomi Fisiologi
K. Diabetes Dalam Kehamilan
Diabetes dalam kehamilan biasa di sebut Diabetes Melitus Gestasional
(DMG) merupakan jenis diabetes yang menyerang selama kehamilani dan
biasanya lenyap setelah persalinan bayi. Munculnya diabetes pada masa
kehamilan biasanya terkait untuk pertama kalinya saat ibu hamil. Diabetes
Melitus Gestasional (DMG) didefinisikan sebagai intoleransi karboh~drat
dengan keparahan bervariasi dan awiten/serangan atau pertama kali diketahui
saat hamil

L. Penyebab GDM
l. Riwayat Obstetri Mencurigakan
a. Riwayat abortus spontan berulang
b. Riwayat melahirkan bayi mati yang tidak diketahui penyebabnya yang
jelas
c. Riwayat melahirkan bayi besar (besar lahir diatas 4000 gram)
d. Riwayat preklamsia/eklamsia
e. Polihidramnion (cairan ketuban berlebihan)
2. Riwayat Medis Mencurigakan/hati-hati
a. Usia ibu saat hamil diatas 30 tahun
b. Riwayat diabetes melitus ibu hamil, atau riwayat diabetes melitos di
dalam keluarganya untuk diabetes tipe 2 (terkait faktor genetik).,
c. Ibu yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas pada
umumnya terjadi pada wanita dari etnis tertentu seperti India, Asia,
Kepulauan Pasifik dan Timur Tengah.
d. Riwayat infeksi saluran kemih berulang selam hamil
e. Riwayat hipertensi
f. Riwayat berat badan lahir ibu diatas 4000-4500 gram.

M. Gejala GDM
1. Gejala Khas
a. Banyak buang air kecil/kencing (poliuria)
Kadar gula darah yang tinggi menyebabkan sqring berkemih/kencing
dalam jumlah banyak.
b. Banyak minum (polidipsia)
Untuk mengimbangi banyak urine/air kencing yang keluar, p4sien .
akan banyak minum (haus).
c. Banyak makan (poliphagia)
Karena sel kekurangan glukosa, timbul keinginan untuk ba0yak
makan.
d. Berat badan yang menurun dengan cepat
Karena tidak terdapat cukup insulin untuk mengubah gula meojadi
tenaga, tubuh menggunakan simpana lemak clan menyebabkan protein
yang menyebabkan hilangnya berat badan.
2. Gejala Tidak Khas
a. Pandangan kabur padahal baru mengganti kacamata (retinopati)
b. Infeksi jamur disekitar kemaluan menyebabkan gatal terutama pada
Wanita clan gatal-gatal pada kulit.
c. Keputihan pada wanita
d. Cepat mengalami lelah, kurang tenanga clan sering mengantuk
e. Terjadinya penurunan daya tahan tubuh terhadap infeksi sehigga luka
sulit sembuh.
f. Infeksi yang berat di kaki mempunyai resiko amputasi dan cacal
g. Bayi lahir dengan berat lebih dari empat kilogram
h. Diabetes merusak jaringan syaraf dan pembuluh darah pada bagian
kemaluan dan kaki (kesemutan dan baal).

N. Patofisiologi GDM
Pada Diabetes Melitus Gestasional, selain terjadi perubahan-perubahan han
fisiologi hormonal dan metabolik yang normal pada kehamilan, didap tkan
keadaan jumlah/fungsi insulin ibu yang tidak optimal. Serta terjadi uga
perubahan kinetika insulin dan resistensi terhadap efek insulin. Akiba~tnya
adalah komposisi sumber energy dalam plasma ibu berubah (kadar jgula
darah tinggi, sementara itu kadar insulin tetap tinggi).
Melalui difusi terfasilitasi dalam membran plasenta, pada sirkulasi janin juga
ikut terjadi komposisi sumber energy yang abnormal yang Oapat
menyebabkan kemungkinan terjadi berbagai komplikasi. Selain itu te~jadi
juga hiperinsulinemia, hipokolosemia, hiperbilirubenemia, dan sebagainya.
Dalam hal ini terjadi berbagai kelainan yang menyebabkan pel~agai
komplikasi pada ibu dan janin.
Pada intinya, diabetes melitus pada kehamilan dapat terjadi karena p~oses
kehamilan itu sendiri, namun juga dapat terjadi karena diabetes meliputi tipe
1 atau 2 yang baru diketahui pada saat hamil. Bila diabetes melitus terjadi
karena proses kehamilan itu sendiri, setelah melahirkan kadar gula darahnya
akan kembali menjadi normal dan beberapa tahun kem kemungkinan baru
akan benar-benar menetap menjadi diabetes me Diabetes melitus pada
kehamilan dapat terjadi karena perubahan metab fisiologik yang terjadi pada
saat kehamilan. Perubahan tersebut men pada terjadinya resistensi insulin.
Bila sel beta pancreas tidak mengimbangi perubahan tersebut, maka akan
terjadi diabetes melitus Oada kehamilan. Setelah melahirkan, karena
perubahan fisiologis pada saat hamil telah hilang, maka ibu akan menjadi
normal kembali. Namun sebaliknya, bila ibu sebelumnya sudah menyandang
diabetes melitus dan 'baru diketahui diabetes melitus saat hamil, maka saat
melahirkan ibu tetap iakan menderita diabetes melitus.
O. Pengaruh-pengaruh yang di timbulkan dari masalah ini, yaitu :
1. Pengaruh timbal balik diabetes mellitus dan kehamilan
a). Hiperglisemia darah ibu terutama trismester I yang dengan bebas dapat
masuk ke darah janin.
b). Kompensasi janin adalah meningkatkan pengeluaran insulin sehingga
dapat mempergunakan situasi hiperglisemia.
c). Situasi hiperglisemia darah janin dapat menimbulkan berbagai penyulit,
yaitu gangguan pertumbuhan alat vital central nervus sistem, kelainan
konginetal, janin besar makrosemia, gangguan system pembuluh darah
plasenta dan menimbulkan kematian janin dalam rahim.
d). Pascapartus situasi hiperglisemia darah menghilang dan menimbulkan
hipoglisemia darah janin.

2. Pengaruh kehamilan terhadap diabetes mellitus


a). Pengendalian diabetes mellitus pada kehamilan karena :
1). Emesis-hiperemesis gravidarum
2). Pemakaian glukosa tambahan :
(a). Tumbuh kembang janin dalam rahim
(b).Hiperplasia dan hipertropi jaringan saat hamil memerlukan
glukosa bertambah
(c). Metabolisme basal ibu meningkat
3). Efek insulin di kurangi oleh perubahan hormon
1). Estrogen-progesteron
2). Plasental laktogen
3). Insulinase plasenta merusak insulin ibu
4). Terjadi konpensasi pengeluaran janin dari pankreas dengan adrenal
b). Situasi hiperglisemia memudahkan infeksi hamil atau kala nifas

3. Pengaruh diabtes mellitus terhadap kehamilan


a). Dalam kehamilan
1). Insufisiensi plasenta menyebabkan :
(a). Abortus-prematuritas
(b). Kematian janin dalam rahim
(c). Kelainan konginetal meningkat
2). Komplikasi kehamilan dengan D.M
(a). Hidramnion
(b). Mekrosomia diikuti kelainan letak janin
(c). Pre-eklamsia dan eklampsia

b). Pengaruh diabetes mellitus terhadap persalinan


1). Inersia uteri primer dan sekunder
2). Persalinan operatif makrosomia
c). Pengaruh terhadap kala nifas
Mudah terjadi infeksi sampai sepsis.
d). Pengaruh diabetes melitus terhadap janin
Gangguan insufisiensi plasenta :
1). Abortus sampai kematian janin dalam rahim
2). Makrosomia dengan komplikasinya
3). Dismaturitas dan meningkatnya kematian neonatus kelainan
kongenital
4). Kelainan neorologis sampai IQ rendah
5). Kematangan paru terhambat menimbulkan RDS, asfiksia dan lahir
mati.

P. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan Dan Kriteria Diagnosis Diabetes Melitus Dalam Kehamilan
a. Kriteria Diagnosis O'Sullivan-Mahan (1964)
Dilakukan pemeriksan kadar glukosa darah puasa dan kadar
glu~OSa darah 1 jam, 2 jam dan 3 jam setelah pemberian glukosa
100 gr.; Batas nilai normal :
Glukosa darah puasa < 90 mg/dl
1 jam pp < 165 mg/dl
2 jam pp < 145 mg/dl
3 jam pp < 125 mg/dl
b. Kriteria diagnosis WHO ( 1980-1985 )
Sama dengan criteria diagnosis diabetes melitus pada keadaan tidak
hamil.
c. Consensus PERKENI ( 1997 )
Pemeriksaan penyaring pada pertemuan antenatal petama dianjurkan
untuk dilakukan, jika hasilnya positif, dilakukan penatalaksanaan
sebagai diabetes melitus gestasional ( dia$etes melitus kehamilan ).
Jika hasilnya negative, pemeriksaan diulangi kembali pada usia
kehamilan 26-28 minggu.
Cara pemeriksaan :
Pemeriksaan dilakukan pada keadaan puasa, setelah itu ibu diberikan
glukosa sebesar 75 gr ( minum 75 gr glukosa yang dilarutkan dalam
250 ml air ). Kadar gula darah yang dipel -iksa hanya kadar gula
darah pada 2 jam pasca pemberian glulkosa tersebut ( 2 jam post
prondial ).
d. Kriteria diagnosis mod ifikasi WHO-PERKENI (1997 ) Pemeriksaan
yang dilakukan hanya pemeriksaan kadar glukqsa 2 jam pasca beban
glukosa 75 gr (2 jam post prondial).

Glukosa Darah Kriteria


> 200mg/dl  Diabetes mellitus jika baru
diketahui saat hamil/diabetes
melitis gestasional)
140-200 mg/dl  Toleransi glukosa terganggu
(TGT)
Nilai < 140 mg/dl  Normal

Sesuai anjuran WHO, pada temuan toleransi glukosa terggangu/


TGT (yaitu guka darah 2 jam pp 140-200 mg/dl) seharuonya
dilakukan penatalaksanaan sebagai kasus diabetes molitus kehamilan
(Diabetes melitus gestasional) sehingga ibu depgan kadar gula darah
yang lebih rendah (dalam criteria O `Sulliyan') yang termasuk dalam
yang ditangani.
e. Kriteria diagnosis menurut Carpenter dan Coustan
Pada criteria ini dikatakan diabetes gestasional bila ditemukan hasi-1
pemeriksaan sebagai berikut:

Kadar puasa > 95 mg/dl


Kadar 1 jam > 180 mg/dl
Kadar 2 jam > 155 mg/dl
Kadar 3 jam > 145 mg/dl
f. Kriteria diagnosis berdasarkan The National Diabetes data group
konversi dari criteria O `Sullivan' dan Mahan.
Diagnosa diabetes gestasional dibuat apabila dengan criteria se~agai
berikut:
Kadar puasa > 105 mg/dl
Kadar 1 jam > 190 mg/dl
Kadar 2 jam > 165 mg/dl
Kadar 3 jam > 145 mg/dl

2. Pemeriksaan Diagnosa Diabetes Melitus Gestasional


a. Menurut The America Diabetes Assosiation adalah semua ibu
kecuali ibu yang beresiko rendah seharusnya dilakukan skrkning
untuk diabetes melitus gestasional antara usia kehamilan 24-28
minggu.
b. Ibu hamil yang memiliki riwayat yang mengidentifikasi bahwa ia
beresiko tinggi terjadinya perkembangan diabetes molitus
gestasional seharusnya dilakukan skrining pada saat kunjuOgan
antenatal pertama maupun kunjungan antenatal antara ; usia
kehamilan 24-28 minggu. Skrining untuk diabetes m¢litus
gestasional dilakukan dalam satu atau dua tahap berikut ini:
1) Pendekatan dua tahap
Dilakukan dengan pemberian glukosa 50 gram per oral yang
diikuti oleh uji toleransi diagnostic dengan glukosa 100 gram
per oral, apabila hasil melebihi konsentarsi glukosa plasma yang
sudah ditentukan sebelumnya yaitu kadar gula darah > 140
rpg/dl seharusnya diikuti dengan pemeriksaan tes toleransi
glukosaioral.

2) Pendekatan Satu Tahap


Tes toleransi glukosa oral dilakuakan langsung dengan 100 $ram
glukosa tanpa di dahului glukosa 50 gram.
3. Skrining Ibu Terhadap Adanya Diabetes Selama Dalam Kehamilan
Skrinig dilakukan seperti pada kehamilan normal, biasanya dilakukan di
klinik antenatal atau poliklinik rawat ibu jalan. Anamnesa peoting yang
seharusnya ditanyakan bidan/perawat untuk mendapatkan rivuayat pasien
meliputi sebagai berikut:
a. Usia ibu. Apakah ibu berusia diatas 25 tahun?
b. Apakah ibu terdapat riwayat diabetes kehamilan sebelumnya?
c. Apakah ibu pernah mengalami beberapa kali kelahiran bayi 5esar atau
bayi sebelumnya besar (>4 kg) ?
d. Apakah bayi mati dalam kandungan yang tidak dapat dijelaskan pada
minggu-minggu terakhir kehamilan?
e. Apakah ibu pernah mengalami abortus berulang-ulang?
f. Apakah terdapat riwayat keluarga adanya diabetes?
G Apakah diketahui adanya glukosuria (glukosa dalam urin)?
h. Apakah ibu obesitas?
i. Apakah pernah mengalami polihidramnion sebelumnya?
j. Apakah terdapat anomaly congenital?
k. Apakah ibu sering mengalami gatal-gatal pururitas?
Usaha skrining atau deteksi dini ini diharapkan dapat menjoring diabetes
melitus dalam kehamilan sejak pertemuan antenatal perjama agar dapat
di kelola sebaik-baiknya. Tapi dari sudut efektivitas, hasil positif tertinggi
akan diperoleh pada usia kehamilan 26-28 minggu.

3. Penatalaksanaan
l. Prinsip-prinsip penatalaksnaan pada ibu dengan diabetes sebelum, selama
dan setelah kehamilan

a. Pra-Konsepsi
Untuk menormalkan kadar gula darah sampai senormal mungkin
sebelum ibu menjadi hamil.
b. Selama kehamilan
Untuk mempertahankan control yang ketat pada metabolisme!, dan
keseimbangan glukosa insulin dengan tujuan untuk mencegah
komplikasi.
c. Untuk memantau kesejahteraan janin secara hati-hati.
d. Untuk memutuskan waktu dan cara persalinan yang tepat.
e. Untuk merawat bayi baru lahir dengan cara yang tepat.
f. Untuk memastikan kontrasepsi pasca persalinan.
2. Tujuan persalinan diabetes melitus dalam kehamilan adalah untuk :
a. Mencapai sasaran hormoglikemia
b. Mempertahankan kadar glukosa darah puasa <105 mg/dl.
c. Mempertahankan kadar glukosa darah puasa <120 mg/dl.
d. Mempertahankan kadar hemoglobin glikosilat (HbA1C) <6%.
e. Menjaga agar tidak menjadi episode hipoglikemia
f. Mencegah tidak terjadi ketomuria/ketoasidosis diabetic.
g. Mengusahakan tumbuh kembang janin optimal dan normal
3. Suatu pendekatan tim merupakan hal yang paling penting dolam kondisi
ini. Tim bisa meliputidokter endokrin/penyakit dalam, dokter kebidanan,
pasien, bidan, dokter perinatoligi/dokter anak, perawat, ahli gizi dan
pekerja social. Dalam hal ini, sangat penting diman4 ibu mengembangkan
kepercayaannya pada tim dengan tujuan agar ibu benar-benar
berpartisipasi dalam penatalaksanaa.
4. Jika terdapat penyakit ginjal yang berat, atau klasifikasi vaskularisasi
pelvic atau retinopati, ibu dianjurkan untuk tidak hamil. Jika ibu telah
terlanjur hamil, kemungkinan aborsi bias dipertimbangkan tergantung pada
keparahan penyakit.

5. Konseling
Idealnya suatu rumah sakit, seharusnya terdapat klinik diabetes yang
bertujuan agar :
a. Pasien dapat menemui semua anggota tim kesehatan yang dibutuhkan.
b. Ketakutan dan kecemasan pasien dapat diatasi.
6. Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan adalah sangat penting, dalam hal ini ljarus
melibatkan kedua pasangan sehingga para ibu dan pasangaonya mampu
menghadapai kondisi ini dan mengetahui serta memalhami mengenai
pentingnya control penyakit diabetes yang ketat, terutama selama hamil.
Dalam hal ini, pasangan/suami sangat membantu, mendukung dan
mendorong ibu penting bagi pasien untuk menunggu selama 6-12 bulan
untuk menstabilkan diabetes, sebelum me0jadi hamil. Ibu juga harus
memahami jika kemungkinan ibu 4kan mendapatkan terapi insulin selama
kehamilannya.

4. Komplikasi
Pada umumnya, status diabetik pada ibu tidak memburuk karena adonya
kehamilan itu sendiri. Namun, bagi yang tidak terkontrol/memeriksakan diri,
ibu diabetik yang hamil memiliki resiko mengalami komplikasi. Tingkat
komplikasi secara langsung berhubungan dengan kontrol glu~osa ibu
sebelum konsepsi dan selama masa hamil dan komplikasi dipeng4ruhi oleh
keberadaan komplikasi diabeti sebelumnya.
l. Abortus Spontan
Diabetes Melitus meningkatkan resiko terjadinya keguruan berhubungan
dengan ketidakadekuatan kontrol glikemik selama, fase embrionik (usia
kehamilan 7 minggu pertama) diindikasikan dehgan peningkatan HbAlc.
Wanita hamil yang diabetes dengan kontrol ~ang buruk mempunyai resiko
terjadinya abortus spontan 30% sampai 160% (Unger,2001).
2. Preklamsia atau Hipertansi akibat Kehamilan (Pregnancy indudedhi
pertenson)
Ibu hamil dengan diabetes memilki dua kali resiko terja4inya preklmasia
(Garner, 1995). Menurut Garner (1995), angka kem,Otian perinatal
meningkat 20 kali lipat untuk wanita diabetik deogan preklamsia
dibandingkan dengan ibu hamil yang tekanan daranya normal. Faktor
resiko khusus untuk preklamsia adalah s$mua penyakit vaskuler,
proteinuria yang sudah ada sebelumnya dan; atau hipertensi kronik
(Garner dkk, 1990).
3. Pelahiran/Persalinan Prematur
Ibu dengan diabetes beresiko lebih besar terjadi persalinan premature jika
ibu telah mengalami peningkatan volume urine, mesnilki gangguan
hipertensi, berkembang menjadi mengalami infeksi saluran kemih atau
ginjal seta mengalami gangguan vaskuler (Niger. dan Kendrick, 1994).
Magnesium merupakan terapi pilihan dalam melakukan tindakan pelahiran
preterm pada pasien diabetik (Roece, Hamka, 1993).
4. Polihidramnion
Polihidramnion, suatu kelebihan cairan amniotic/ketuban sebesar 2000m1,
terjadi sekitar 10 kali lebih sering dalam kehamilan biukan diabetik.
Hidramnion bias menyebabkan distensi uterus yang berlebihan,
meningkatkan resiko rupture membran yang prerpatur (ketuban pecah
dini/KPD), persalinan prematur, dan hemoragi/perdarahan pascapartum.
Pada ibu dengan polihidralmion berat, amniosentesis terapeutik dapat
dilakukan guna menghilan~kan atau mengurangi tekanan.
5. Infeksi
Infeksi lebih umum terjadi dan lebih berat pada wanita diabetik Yang
hamil. Infeksi yang sering terjadi adalah vulvovaginitis kanoida, infeksi
saluran kemih, infeksi panggul pada masa nifas, dan inteksi pada jalan
lahir. Yang umum terjadi selama hamil, lebih sering tefjadi pada wanita
diabetik bersifat serius karena infeksi ini 4apat menyebabkan peningkatan
resistensi insulin dan ketoasidosis.

6. Nefropati Diabetik
Nefropati diabetik merupakan penyebab utama penyakit ginjal stadium
akhir di Amerika Serikat (American Diabetes Association, 1999).
7. Retinopati Diabetik
Penyakit pembuluh darah retina merupakan penyakit yang sapgat spesifik
pada diabetes tipe 1 dan 2, prevalensi retinopati berk4itan dengan durasi
diabetes, biasanya setelah 15-20 tahun mengalami .diabetes. Retinopati
diabetik bisa terjadi dengan cepat sellama kehamilan terutama jika terjadi
hipoglikemia (ADA, 2001).
8. Neuropati Diabetik
Sebagian wanita hamil akan memperlihatkan neuropati pada sensprik,
motorik dan perifer simetris akibat diabetes. Sementara itugastrcppati
diabetik (gangguan pencernaan) sangat mengganggu pada kehamilan
karena menyebabkan mual muntah, masalah gizi dan kesulitan d4lam
control glukosa.
9. Ketoasidosis Diabetik
Ketoasidosis diabeti dapat terjadi akibat hiperemesis gravidarum
pemakaian obat simpatomimetik untuk tokolisis, infeksi, dan pemakaian
kartikosteroid untuk memicu pematangan paru janin.
10. Persalinan Seksio Caesaria, Persalinan dengan Alat dan Induksi
Ibu hamil dengan diabetes lebih berkemungkinan melahirkan dengan gatan
section caesaria karena adanya komplikasi yang tekjadi bersamaan, gawat
janin, makrosomia janin dan kegagalan inouksi sebelum aterm.
11. Hipoglikemia
The Diabetes Control and Complication Trial Research Group (1996)
menyatakan terdapat resiko yang lebih besar terjadinya hipoglikmia jika
terlalu di usahakan kontrol yang ketat.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
l. Sirkulasi
Nadi pedalis dan pengisian kapiler ekstrenitas mungkin menurun atau
melambat pada diabetes durasi lama. Edema, peningkatan TD.
2. Eliminasi
Dapat mengalami riwayat pielonefritis, infeksi saluran perkemihan
berujlang (ISK), nefropati dan poliuria.
3. Makanan/ cairan
Polidipsia, polifagia, mual, muntah, obesitas (penambahan berat bladan
berlebihan atau tidak adekuat karena klien dengan DMG biasanya
genjmk), nyeri tekan abdomen, dan dapat mengeluh mengalami
hipoglikO,mia, glikosuria.
4. Keamanan
Integritas/sensasi kulit lengan, paha, bokong dan abdomen dapat berpbah
karena injeksi insulin yang sering. Kerusakan penglihatan/retinopati
mur~gkin ada. Riwayat gejala-gejala infeksi dan/atau budaya positif
terhadap inff eksi, khususnya perkemihan atau vagina.
5. Seksualitas
Tinggi fundus mungkin lebih tinggi atau lebih rendah dari normal atau
Jebih rendah dari normal terhadap usia gestasi (hidraminon, ketidaktepatan
pertumbuhan janin). Riwayat neonatus besar terhadap usia gestasi (LQJA),
hidraminon, anomaly congenital, lahir mati tidak jelas.
6. Interaksi Sosial
Masalah/faktor sosio ekonomi dapat meningkatkan resiko komplilCasi.
Ketidakadekuatan atau kurangnya system pendukung yang bertang4ung
jawab (dapat secara negative mempengaruhi kontrol diabetik).
7. Penyuluhan/pembelajaran
Berat badan klien saat lahir kemungkinan 4kg atau lebih. Dapat mengeluh
masalah/perubahan baru pada stabilitas diabetes.
8. Pemeriksaan Diagnostik
a) Hemoglobin glikosida (HBA lc) : Menunjukkan kontrol diabetic (NBA
lc lebih besar dari 8,5%, khusunya sebelum kehamilan, membuat jjanin
pada beresiko anomaly konginetal).
b) Kadar glukosa serum acak : Menentukan kontrol diabetic segera.
c) Kadar keton urin : Menentukan status nutrisi.
d) Budaya urin : Mengidentifikasi ISK asimptomatik.
e) Protein dan klirens kreatinin (24 jam) : Memastikan tingkat fungsi
ginjal, khusus pada diabetes durasi lama.
f) Tes fungsi tiroid : Menentukan data dasar dan/atau mengidentifikasi
yang menyertai hipotiroidisme atau hipertiroidisme.
g) Hemoglobin/hematokrit (Hb/Ht) : Dapat menunjukkan anemia.
h) Kadar estrisol : Mnendakan tingkat fungsi plasenta.
i) Tes toleransi glukosa (GTT) : Meningkatkan pada gestasi minggu kie-
20 atau 28.
j) Kriteria profil biofisik (BPP) : Mengkaji kesejahteraan/maturitas janim.

B. Diagnosa
l. Gangguan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan kurang dari kebutphan
tubuh.
2. Resiko tinggi cedera terhadap janin berhubungan dengan peningkatan
kladar glukosa maternal.
3. Resiko tinggi cedera terhadap maternal berhubungan dengan perub4han
respon imun.
4. Kurang pengetahuan mengenai kondisi diabetic berhubungan dengan
bidak mengenal informasi.
C. Intervensi
a). Timbang berat badan klien setiap kunjungan prenatal.
Rasional : Penambahan berat badan adalah kunci penunjuk ulntuk,
memutuskan penyesuaian kalori.
b). Kaji masukan kalori dan pola makan dalam 24 jam.
Rasional :Membantu dalam mengevaluasi pemahaman klien tentang
dan/atau mentaati aturan diet.
c). Tinjau ulang pentingnya makan dan kudapan yang teratur (mis, mak;an 3
kali/4 kudapan) bila menggunakan insulin.
Rasional : Makan sedikit dan sering menghindari hiperglikemia
postprandial dan ketosis puasa/kelaparan.
d). Perhatikan adanya mual dan muntah, khusunya pada trimester pertama.
Rasional : Mual dan muntah dapat mengakibatkan defisiensi
karbohiidrat, yang dapat menimbulkan metabolisme lemak dan terjadinya
ketosis.
e). Kaji pemahaman tentang efek stres pada diabetes. Berikan infordnasi
tentang penatalaksanaan stress dan relaksasi.
Rasional : Stress dapat meningkatkan kadar glukosa, mencipt4kan
fluktuasi kebutuhan insulin.
f). Kolaborasi : Sesuaikan diet atau regimen insulin untuk memepuhi
kebutuhan individu.
Rasional : kebutuhan metabolik prenatal berubah selama trimester,, dan
penyesuaian ditentukan oleh penambahan berat badan dan hasili tes
laboratorium. Kebutuhan insulin pada trimester pertama adalah' 0,7
unit/kg dari berat badan. Antara gestasi minggu ke-34, 0,9 unit/kg ~erat
badan, dan 1,0 unit/kg berat badan pada gestasi minggu ke-36.
g) Siapkan untuk perawatan di rumah sakit bila diabetes tidak terkontrol.
Rasional: Morbiditas bayi dihubungkan pada hiperinsulinemia jjanin
karena hiperglikemia maternal.
2. Dx.2 .
a) Kaji kontrol diabetik klien sebelum konsepsi.
Rasional : control ketat (kadar HbAlc normal) sebelum kon$epsi
membantu menurunkan risiko mortalitas janin dan anomaly congenital.
b) Kaji gerakan janin dan denyut nadi jantung janin (DJJ) setiap kunjupgan
sesuai indikasi. (rujik pada MK: trimester ketiga, DK: cedera, risiko tinggi
terhadap, janin.) Anjurkan klien untuk secara periodic
menghitung/mencatat gerakan janin mulai kira-kira gestasi minggu ke-18,
kemudian setiap hari dari gestasi minggu ke-34.
Rasional: terjadinya insufisiensi plasenta dan ketosis maternal murlgkin
secara negative mempengaruhi gerakan janin dan DJJ.
c) Berikan informasi dan kuatkan prosedur untuk pemantauan glukosa, dan
penatalaksanaan diabetic dirumah. (Rujuk pada DK: kurang pengetabuan
(kebutuhan belajar): nutrisi, perubahan, kurang dari kebutuhan tubuh,
risiko tinggi terhadap.)
Rasional: penurunan mortalitas dan komplikasi moriditas janin/bayi Ibaru
lahir dan anomali congenital dihubungkan dengan kadar FBS optimal
antara 70 dan 95 mg/dl, dan kadar glukosa postprandial 2 jam kurang; dari
120 mg/dl. Pemantauan yang sering perlu untuk mempertahankan reltang
yang dekat ini dan menurunkan insiden hipoglikemia atau hiperglikemia.
d) Berikan informasi tentang efek diabetes yang mungkin pada pertumbUhan
dan perkembangan janin.
Rasional : pengetahuan membantu klien membuat keputusan teotang
melaksanakan aturan dan dapat meningkatkan kerja sama.
e) Tinjau ulang prosedur dan rasional untuk NST setiap minggu setelah
gestasi minggu ke-30, NST dua kali seminggu setelah gestasi minggw ke-
36
Rasional : aktivitas dan gerakan janin merupakan pertanda baik dari dari
kesejahteraan janin. Tingkat aktivitas menurun sebelum terjadi perubiahan
pada DJJ.
3. Dx. 3
a) Kaji klien terhadap perdarahan vagina dan nyeri tekan abdomen.
Rasional: perubahan vascular yang dihubungkan dengan diabetes
menempatkan klien pada risiko abrupsi plasenta.
b) Pantau terhadap tanda dan gejala persalinan praterm.
Rasional : Diatensi uterus berlebihan karena makrosomia atau
hidramnion dapat mempredisposisikan klien pada persalinan awal.
c) Kaji terhadap dan/atau pantau adanya edema (Rujuk pada NVIK :
Hipertensi karena kehamilan, DK : Kekurangan volume cairan).
Rasional : Klien diabetic cenderung berlebihan retensi cairan dan iHKK
karena perubahan vascular. Beratnya perubahan vascular sebelum
kehamilan mempengaruhi luas dan waktu awitan HICK.
d) Tentukan tinggi fundus; periksa adanya edema pada ektremias dan
dispnea.
Rasional : Hidramnion terjadi dalam 6%-25% klien diabetic yang hjamil;
kemungkinan berhubungan dengan peningkatan kontribusi janin ; pada
cairan amnion, kerna hiperglikemia meningkatkan haluaran urin janin.
e) Kolaborasi : Pantau kadar glukosa serum setiap kunjungan.
Rasional : Mendeteksi ancaman ketoasidosis; menentukan waktu dalam
sehari dimana klien cenderung hipoglikemia.

4. Dx. 4
a) Kaji pengetahuan tentang proses dan tindakan terhadap penyakit dari
klien/pasangan, termasuk hubungan antara diet, latihan, penyakit, stress
dan kebutuhan insulin.
Rasional : Klien dengan diabetes sebelumnya atau DMG berrsiko
terhadap ambilan glukosa yang tidak efektif dalam sel, penggOnaan
lemak/protein untuk energy secara berlebihan, dan dehidrasi selula>r saat
air dialirkan dari sel oleh konsentrasi hipertonik glukosa dan serum.
b) Berikan informasi mengenai dampak kehamilan pada kondisi diabetic
dan harapan masa datang.
Rasional : Peningkatan pengetahuan dapat menurunkan rasa takut
terhalang ketidaktahuan, meningkatkan kemungkinan kerja sama, dan
dapat membantu menurunkan komplikasi janin/maternal.
c) Diskusikan bagaimana supaya klien dapat mengenali tanda-tanda infeksi.
Rasional : penting untuk mencari pertolongan medis awal untuk
menghindari komplikasi.
d) Berikan nomor anggota tim kesehatan untuk dihubungi
rasional : klien perlu diyakinkan bahwa pernyataan akan di jawab dan
masalah akan dihadapi dengan segera dalam 24 jam sehari.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil uraian di atas penyaji menyimpulkan bahwa diabetes merupakan
penyakit keturunan yang sangat komplex. Diabetee's memiliki beberapa tipe,
yaitu diaboes tipe 1, diabetes tipe 2, diabetes melitus dalam kehamilan, dan
diabetes tipe laio. Pada kehamilan sangat berbahaya bagi keadaan janin dan
ibu. Baik dalam sisi kosehatan maupun psikologis. Gejala yang ditimbulkan
pun ada dua, yaitu gejala k$as dan gejala tidak khas. Yang paling sering
adalah banyak buang air kecil (poliuria),banyak minum (polidipsia), banyak
makan (poliphagia), dan berat badan yang menurun dengan cepat.
Pemeriksaan yang dilakukan pada pasien diabetes pada kehamilan bisa
pemoriksaan diagnostik, srining pada ibu serta pemeriksaan diagnosa diabetes
melitus gest4sional. Adapun komplikasi yang bisa di timbulkan pada pasien
diabetes melit4s pada kehamilan adalah abortus spontan, preeklamsia,
persalinan prematur, polihidfamnion dan masih banyak Iagi komplikasi yang
di timbulkan.
Sebagai perawat harus bisa memberikan asuhan keperawatan yang tepat
Prutama pada pemberian intervensi, karena ibu hamil itu memiliki
karakteristik yang berbedabeda. Untuk melakukan inten~ensi yang baik,
perawata harus bisa mengkaji serta menegakkan diagnosa yang benar.

B. Saran
Adapun saran yang diberikan penulis untuk pembaca dan perawat ialah :
1. Ibu hamil harus menjaga kondisinya saat hamil
2. Ibu hamil yang menderita diabetes pada kehamilan harus bisa
mengatur pola makan dan pola hidupnya
3. Perawat harus bisa memberikan intervensi yang tepat untuk klien GDM.

Anda mungkin juga menyukai