Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PKK II

PENDOKUMENTASIAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI


BARU LAHIR DENGAN PREMATUR DENGAN BBLR DAN
ASFIKSIA RINGAN DI KLINIK DIANA SIREGAR MEDAN
PERIODE 17 SEPTEMBER-06 OKTOBER 2012

D
I
S
U
S
U
N

OLEH:

ANGGER PRATIWI RAHMAN (1011180018)


AYU PRATIWI ( 1011180031)
AULANA MELATI (1011180028)
NOVI MARISKA SAGALA (1011180193)

DOSEN PEMBIMBING
HJ.MEY ELISA SAFITRI,SKM

AKADEMI KEBIDANAN HELVETIA


MEDAN
2012
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Hasil Kegiatan Praktek Belajar Lapangan


Mahasiswi Akademi Kebidanan Helvetia Medan
Di Klinik Diana Siregar
Periode 31 Oktober- 19 September 2012

Telah Mendapat Persetujuan Dari :

Dosen Pembimbing Pembimbing


Lapangan

( Hj. Mey Elisa Safitri,SKM) ( SITI


AISYAH, SST)

Diketahui Oleh
Direktris AKBID Helvetia Medan

(Hj.Mey Elisa Safitri, SKM)


Akademi Kebidanan Helvetia
Medan

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah ini dalam rangka
program Akademi Kebidanan Helvetia Medan pada tanggal 31 Oktober – 19
November 2012 di Klinik Diana Siregar.

Adapun tujuan pembuatan laporan kegiatan ini adalah untuk memenuhi


kurikulum dari semester V Akademi Kebidanan Helvetia Medan menerapkan
teori-teori yang kami dapatkan setelah mengikuti perkulihan di kampus Akademi
Kebidanan Helvetia Medan dan kegiatan praktek belajar lapangan di Klinik Diana
Siregar.

Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah


banyak membantu dan telah memberikan bimbingan serta masukan yang sangat
berharga sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.

Semoga makalah ini bisa dimanfaatkan bagi pembaca dan semua pada
umumnya. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Dan kami menerima saran dan kritik guna menjadi lebih baik. Atas perhatiannya
kami ucapkan terima kasih.

Medan, November
2012

Tim Penyusun

Laporan Praktek Kerja Klinik


di Klinik Diana Siregar
Periode 31 Oktober – 19 November 2012 i
Akademi Kebidanan Helvetia
Medan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................... 1
1.2. Tujuan ............................................................................ 1

BAB II TINJAUAN TEORITIS .......................................................... 3


2.1. Definisi .......................................................................... 3
2.2. Etiologi ........................................................................... 4
2.3. Klasifikasi BBLR ........................................................... 5
2.4. Manifestasi Klinis ........................................................... 7
2.5. Patofisiologi .................................................................... 8
2.6. Penatalaksanaan .............................................................. 9
2.7. Faktor Resiko ................................................................. 11
2.8. Gejala ibu ....................................................................... 11
2.9. Komplikasi ..................................................................... 11
2.10. Cara Perawatan ............................................................... 13
2.11. Asuhan Keperawatan ...................................................... 16

BAB III KASUS ....................................................................................... 20


BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 29
4.1. Kesimpulan .................................................................... 29
4.2. Saran ................................................................................ 29
DAFTAR PUSTAKA

Laporan Praktek Kerja Klinik


di Klinik Diana Siregar
Periode 31 Oktober – 19 November 2012 ii
Akademi Kebidanan Helvetia
Medan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

BBLR ialah bayi baru lahir yang berat badan lahirnya pada saat kelahiran kurang dari
2500 gram. Frekuensi BBLR dinegara maju berkisar antara 3,6-10.8%, dinegara berkembang
berkisar antara 10-43%. Rasio antara Negara maju dan Negara berkembang adalah 1:4.

BBLR merupakan masalah kesehatan yang sering dialami pada sebahagian besar
masyarakat yang ditandai dengan berat lahir yang kurang dari 2500 gram. Kejadian BBLR
pada dasarnya berhubungan dengan kurangnya pemenuhan nutrisi pada masa kehamilan ibu
dan hal ini berhubungan dengan banyak factor dan lebih utama pada masalah perekonomian
keluarga sehingga pemenuhan kebutuhan komsumsi makanan pun kurang. Namun, kejadian
BBLR dapat terjadi tidak hanya karena aspek perekonomian, dimana kejadian BBLR dapat
saja terjadi pada mereka dengan status perekonomian yang cukup. Dan hal ini yang terkait
adanya pengaruh dari berbagai factor yang pada penelitian ini mencakup paritas, jarak
kelahiran, kadar haemoglobin dan pemanfaatan pelayanan antenatal.

Dalam beberapa dasawarsa ini perhatian terhadap janin yang mengalami gangguan
pertumbuhan dalam kandungan sangat meningkat. Hal ini disebabkan masih tingginya angka
kematian perinatal neonatal karena masih banyak bayi yang dilahirkan dengan berat badan
lahir rendah, (Mochtar,1998).

Sejak tahun 1961 WHO telah mengganti istilah permatur baby dengan low birth weight
baby( bayi dengan berat lahir rendah = BBLR) hal ini dilakukan karena tidak semua bayi
dengan berat kurang dari 2500 gram pada waktu lahir bayi premature. Keadaan ini dapat
disebabkan oleh :

a. Masa kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat yang sesuai ( masa kehamilan
yang dihitung mulai dari hari pertama haid teratur )
b. Bayi small progestasional age ( SGA ): Bayi yang berat nya kurang dari berat
semestinya menurut masa kehamilan nya ( kecil untuk masa kehamilan )

Laporan Praktek Kerja Klinik


di Klinik Diana Siregar
Periode 31 Oktober – 19 November 2012 1
Akademi Kebidanan Helvetia
Medan

Untuk menentukan bayi baru lahir itu premature ( sesuai masa kehamilan = SMK ),
matur kehamilan, besar utuk masa kehamilan (BMK) dapat dipakai table grow chatr of
weight against gestation.

WHO (1979) membagi umur kehamilan dalam 3 kelompok.

1. Per term : kurang dari 37 minggu lengkap ( kurang dari 259 hari )
2. Term : mulai dari 37 minggu sampai kurang dari 42 minggu lengkap ( 259- 293
hari )
3. Post term : 42 minggu lengkap atau lebih (294 hari atau lebih )

Ciri –ciri dan masalah kedua bentuk BBLR ( SMK dan KMK) ini berbeda-beda. Oleh
karena itu perlu diketahui umur kehamilan dengan mengetahui hari pertama haid terakhir,
bunyi jantung pertama yang dapat didengar ( kehamilan 18- 22 minggu), fetal quecning (
kehamilan 16-18 minggu), TFU, dan fetal ultra sond : diameter biparietal atau bila diduga
KMK ratio lingkaran kepala terhadap lingkaran perut harus dinilai. Secara klinik umur
kehamilan harus diukur dengan berat lahir, panjang badan, lingkar kepala atau dengan cara
balard.

1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menjelaskan Pendokumentasian Kasus Asuhan Kebidanan Bayi
Baru Lahir dengan BBLR di Klinik Diana Siregar Medan Sunggal Tahun 2012.
1.2.2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian Pendokumentasian Kasus Asuhan
Kebidanan Bayi Baru Lahir dengan BBLR pada data Subjektif di Klinik Diana
Siregar.
b. Mahasiswa mampu mengidentifikasi Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Bayi
Baru Lahir dengan BBLR.
c. Mahasiswa mampu melakukan rencana asuhan kebidanan yang akan dilakukan
pada Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir dengan BBLR pada
data Planning.

Laporan Praktek Kerja Klinik


di Klinik Diana Siregar
Periode 31 Oktober – 19 November 2012 2
Akademi Kebidanan Helvetia
Medan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi

2.1.1. Berat Badan Lahir Rendah

Bayi lahir rendah ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari
2500 gram ( WHO,1961). Berat badan pada kehamilan khusus apapun sangat bervariasi dan
harus digambarkan pada grafik percentile. Bayi yang berat badannya diatas percentile 90
dinamakan besar untuk umur kehamilan yang dibawah precentil 10 dinamakan ringan untuk
umur kehamilan. Berdasarkan itu bahwa 10% semua bayi ringan untuk umur kehamilan. Bayi
yang berat badannya kurang dari 2500 gram pada saat lahir dinamakan berat badan lahir
rendah. Ada beberapa definisi mengenai bayi dengan berat badan lahir rendah yang perlu
diktehui oleh bidan dan perawat.

1. Neontaus/ bayi baru lahir dengan memiliki berat badan kurang dari 2500 gram atau
sampai dengan 2499 gram (ALIMUL,2005)
2. WHO Pada tahun 1961 menyatakan bahwa semua bayi baru lahir yang berat badan
nya kurang atau sama dengan 2500 gram disebut bayi berat badan lahir rendah
(surasmi,dkk,2003)

Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya bayi berat rendah dibedakan
dalam:

1. Bayi berat lahir rendah (BBLR) Berat lahir 1500-2500 gram


2. Bayi berat badan sangat rendah (BBLSR) berat lahir <1500 gram
3. Bayi berat badan lahir ekstrem (BBLER) berat lahir <1000 gram

Laporan Praktek Kerja Klinik


di Klinik Diana Siregar
Periode 31 Oktober – 19 November 2012 3
Akademi Kebidanan Helvetia
Medan

2.2. Etiologi

Ada 3 faktor yang menjadi penyebab kelahiran bayi BBLR yakni :

1. Factor ibu
a. Toksenia gravidarum yaitu pereklamsi dan eklamsi
b. Kelainan bentuk uterus ( misalnya: uterus bicornis, incompeten serviks)
c. Tumor ( misalnya mioma uteri, sistoma)
d. Ibu yang menderita penyakit antara lain :
1. Akut dengan gejala panas dingin ( misalnya tifus, abdominalis, malaria)
2. Kronis ( Misalnya TBC, penyakit jantung, )
e. Trauma pada masa kehamilan antara lain :
1. Fisik ( misalnya jatuh)
2. Psikologis ( stress)
f. Usia ibu pada waktu hamil kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun

2. Faktor janin

a. kehamilan ganda
b. hidraamnion
c. ketuban pecah dini
d. cacat bawaan
e. infeksi( misalnya: rubeol, sifilis, toksoplasmosis)
f. insufisiensi plasenta
g. inkomplitibilitas darah ibu dan janin( factor rhesus, golongan darah A, B, O)

3. Faktor plasenta
a. plasenta previa
b. solusio plasenta

Laporan Praktek Kerja Klinik


di Klinik Diana Siregar
Periode 31 Oktober – 19 November 2012 4
Akademi Kebidanan Helvetia
Medan

2.3. Klasifikasi BBLR


Neonatus atau bayi termasuk dalam berat badan lahir rendah merupakan salah satu
dari keadaan yaitu NKB SMK ( neonatus kurang bulan sesuai masa kehamilan) adalah bayi
premature dengan berat badan lahir kurang dari normal menurut usia kehamilan, NCB KMK
( neonatus cukup bulan kecil untuk masa kehamilan ) adalah bayi yang lahir cukup bulan
dengan berat badan lahir kurang dari normal. Bayi berat badan lahir ( BBLR) dapat
dikelompokkan menjadi :

2.3.1.Permatur murni

Premature murni adalah neonatus dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dan
mempunyai berat badan yang sesuai dengan masa kehamilan atau disebut neonatus pre
term/BBLR/SMK. Factor-faktor yang mempengaruhi terjadinya persalinan premature atau
BBLR adalah:

a. Faktor ibu
1. Riwayat kelahiran premature sebelumnya
2. Gizi saat hamil kurang
3. Umur kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
4. Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat
5. Penyakit menahun ibu: hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah ( perokok)
6. Perdarahan ante partum, kelainan uterus, hidramnion
7. Factor pekerja terlalu berat
8. Primigravida
9. Ibu muda
b. Factor kehamilan
Hamil dengan hidramnion, hamil ganda, perdarahan antepartum, komplikasi hamil
seperti preeklamsi, ketuban pecah dini,
c. Factor janin
Cacat bawaan, infeksi dalam rahim, dan kehamilan ganda
d. Factor kebiasaan
Pekerjaan yang melelahkan, merokok,

Laporan Praktek Kerja Klinik


di Klinik Diana Siregar
Periode 31 Oktober – 19 November 2012 5
Akademi Kebidanan Helvetia
Medan

Karakteristik yang dapat ditemukan pada premature murni adalah

1. Berat badan kurang dari 2500 gram.PB <45 cm,LK < 33 cm, LD<30 cm
2. Gerakan kurang aktif otot masih hipotonis,
3. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
4. Kepala lebih besar dari badan, rambut tipis dan halus,
5. Tulang-tulang tengkorak lunak, fontanela dan sutura besar.
6. Telinga sedikit tulang rawan dan berbentuk sederhana
7. Jaringan payudara tidak ada dan putting susu kecil
8. Pernafasan belum teratur dan sering mengalami apnue
9. Kulit tipis dan transparan, lanugo (bulu halus) banyak terutama pada dahi dan pelipis
dahi dan lengan
10. Lemak subkutan kurang
11. Genitalia belum sempurna, pada wanita labia minor belum tertutup oleh labia mayor
12. Reflex menghisap dan menelan serta reflex batuk masih lemah.

Bayi premature mudah sekali mengalami infeksi karena daya tahan tubuh masih lemah,
kemampuan leokosit masih kurang dan pembentukan antibody belum sempurna. Oleh karena
itu tindakan preventif sudah dilakukan sejak antenatal sehingga tidak terjadi persalinan
dengan prematuritas atau BBLR.

2.3.2.Dismature

Dismature atau IUGR adalah bayi lahir dengan berat kurang dari berat badan
seharusnya untuk masa kehamilan dikarenakan mengalami gangguan pertumbuhan dalam
kandungan. Menurut Renfield (1975) IUGR dibedakan menjadi 2 yaitu :

a. Proportionate IUGR
Janin yang menderita distress yang lama dimana gangguan pertumbuhan terjadi
berminggu-minggu sampai berbulan-bulan sebelum bayi lahir sehingga berat,panjang
dada, lingkar kepala dalam proporsi yang seimbang, akan tetapi keseluruhan nya
masih dibawa masa gestasi yang sebenarnya. Bayi ini tidak menunjukkan adanya
wasstet oleh karena retardasi pada janin terjadi sebelum terbentuknya adiposetissue.

Laporan Praktek Kerja Klinik


di Klinik Diana Siregar
Periode 31 Oktober – 19 November 2012 6
Akademi Kebidanan Helvetia
Medan

b. Disporporpotiunate IUGR
Terjadi karena distress subakut gangguan terjadi beberapa minggu sampai beberapa
hari sampai janin lahir. Pada keadaan ini panjang lingkar kepala normal akan tetapi
berat tidak sesuai dengan masa gestasi. Bayi tanpa wastet dengan tanda-tanda
sedikitnya jaringan lemak dibawah kulit, kulit kering keriput dan mudah diangkat.
Bayi kelihatan kurus dan lebih panjang.

Karakteristik yang ditemukan pada bayi dismature

a. Kulit pucat, mekonium kering


b. Verniks caseosa tipis / tidak ada
c. Jaringan lemak dibawah kulit tipis
d. Bayi tampak gesit, aktif dan kuat.
e. Tali pusat berwarna kuning kehijauan

2.4. Manifestasi Klinis

Tanda klinis atau penampilan yang tampak sangat bervariasi, tergantung pada usia
kehamilan saat bayi dilahirkan. Makin permatur atau makin kecil umur kehamilan saat
dilahirkan makin besar pula perbedaan nya dengan bayi yang lahir cukup bulan.

Adapun tanda dan gejala dari bayi premature adalah :

a. Umur kehamilan sama dengan atau kurang dari 37 minggu


b. Berat badan sama dengan atau kurang dari 2500 gram
c. Panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm
d. Kuku panjang nya belum lewati ujung jari
e. Batas dahi dan rambut kepala tidak jelas
f. Lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm
g. Lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30 cm
h. Rambut halus atau lanugo masih banyak
i. Jaringan lemak sub kutan tipis atau kurang
j. Tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhan nya, sehingga seolah-
olah tidak teraba tulang rawan daun telinga
k. Tumit mengkilat dan telapak kaki halus

Laporan Praktek Kerja Klinik


di Klinik Diana Siregar
Periode 31 Oktober – 19 November 2012 7
Akademi Kebidanan Helvetia
Medan

l. Alat kelamin pada bayi laki-laki pigmentasi dan ruge pada skrotum kurang, testis
belum turun kedalam skrotum. Untuk bayi perempouan klitoris menonjol, labia
minor belum tertutup oleh labia mayor.
m. Tonus otot lemah, sehingga bayi kurang aktif dan pergerakan nya lemah
n. Fungsi syaraf yang belum atau kurang matang, mengakibatkan reflex hisap,
menelan dan batuk masih lemah, atau tidak efektif dan tangis nya lemah.
o. Jaringan kelenjar mamae masih kurang akibat pertumbuhan otot dan jaringan
lemak masih kurang.
p. Verniks kaseosa tidak ada atau sedikit

2.5. Patofisiologi

Berdasarkan beberapa factor etiologi yang disebutkan, hal itu akan menyebabkan
gangguan sirkulasi utero plasenta. Akibatnya akan terjadi insufisiensi plasenta, yang
menyebabkan suflai nutrisi dan oksigen ke janin tidak adekuat. Hal ini lama kelamaan akan
menyebabkan gangguan pertumbuhan intra uterin dan lahir lah bayi BBLR.

Neonatus dan imaturitas pertumbuhan dan perkembangan atau bayi BBLR tidak dapat
menghasilkan kalori melalui peningkatan metabolisme. Hal ini disebabkan karena respon
menggigil bayi tidak ada atau kurang, sehingga tidak dapat menambah aktifitas. Sumber
utama kalori bila ada stress, dingin atau suhu lingkungan rendah adalah termogenesis non
sifer. Sebagai respon terhadap ruangan dingin tubuh bayi akan mengeluarkan neropinetrin
yang menstimulus metabolisme lemak dari cadangan lemak coklat untuk menghasilkan kalori
yang kemudian dibawah oleh darah kejaringan. stresa dingin dapat menyebabkan
hipoksia,metabolisme asidosis dan hipoglikemia. peningkatan metabolisme sebagai respon
terhadap stress dingin akan meningkatkan kebutuhan kalori dan oksigen. Bila oksigen yang
tersedia tidak dapat memenuhi kebutuhan, tekanan oksigen berkurang (hipoksia) dan keadaan
ini akan menjadi lebih buruk karena volume paru menurun akibat berkurangnya oksigen
darah dan kelainan paru ( paru imatur). Keadaan ini dapat sedikit tertolong oleh haemoglobin
fetal (HbF) yang dapat mengikat oksigen lebih banyak sehingga bayi dapat bertahan lebih
lama pada kondisi tekanan oksigen yang kurang.

Laporan Praktek Kerja Klinik


di Klinik Diana Siregar
Periode 31 Oktober – 19 November 2012 8
Akademi Kebidanan Helvetia
Medan

2.6. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan pada bayi berat badan lahir rendah atau premature dapat dilakukan
dengan berbagai cara yaitu:

a. Perawatan bayi dalam incubator.


Incubator adalah suatu alat untuk membantu terciptanya suatu lingkungan yang
optimal, dengan demikian dapat terciptanya suatu suhu lingkungan yang normal. suhu
lingkungan yang netral adalah suatu keadaan dimana panas yang dihasilkan dapat
mempertahankan suatu suhu tubuh yang tetap.
b. Perawatan post resusitasi
Dilakukan untuk mengatasi terjadinya asfiksia,yang dapat memperburuk keadaan bayi
premature.
c. Perawatan bayi dengan terapi sinar
Dalam perawatan ini yang perlu diperhatikan tidak hanya terapi, tetapi juga perangkat
yang digunakan. Lampu yang digunakan sebaiknya tidak dipergunakan lebih dari 500
jam untuk menghindari turunnya energy yang dihasilkan oleh lampu yang
dipergunakan.
d. Menyiapkan bayi untuk tranfusi tukar
Yang dimaksud dengan transfuse tukar adalah mengeluarkan darah dari tubuh bayi
untuk ditukar dengan darah yang tidak sesuai atau patologis untuk mencegah
peningkatan kadar bilirubin dalam darah.
e. Menolong bayi dalam keadaan kejang
Adapun cara penatalaksanaan pada BBLR yaitu, pemberian ASI : asi mempunyai
keuntungan, zat kekebalan tubuh, factor pertumbuhan usus, dari hubungan psikologis
pemberian ASI dapat meningkatan hubungan antara ibu dan bayi, pengaturan suhu
badan, bayi dengan berat badan lahr rendah (BBLR) terutama yang kurang bulan
membutuhkan suatu termoregulasi yaitu suatu pengontrolan suhu badan.

Prinsip umum pemberian makan pada BBLR sering mengalami kesulitan pemberian
makan semata karena mereka tidak cukup matang makan yang baik. Kemampuan menyusui
yang baik biasanya dapat dilakukan pada pasca menstruasi 34-35 minggu. Sampai masa itu,
upaya keras mungkin dibutuhkan memastikan pemberian makan yang adekuat.berikan
dukungan dan perhatian khusus pada ibu selama periode yang sulit ini.

Laporan Praktek Kerja Klinik


di Klinik Diana Siregar
Periode 31 Oktober – 19 November 2012 9
Akademi Kebidanan Helvetia
Medan

Penangangan umum perawatan BBLR atau premature setelah lahir adalah


mempertahankan suhu bayi agar tetap normal, pemberian minum, dan pencegahan infeksi.
Bayi dengan BBLR juga sangat rentan terjadinya hipotermi karena tipisnya cadangan lemak
dibawah kult dan masih belum matangnya pusat pengatur panas di otak. Untuk itu, BBLR
harus selalu dijaga kehangatan tubuhnya.

Upaya paling efektif mempertahankan suhu tubuh normal adalah sering memeluk dan
menggendong bayi. Ada suatu cara yang disebut metode kangguru atau pearwatan bayi lekat,
yaitu bayi sellau didekat ibu atau orang lain dengan kontak langsung kulit bayi dengan kulit
ibu atau pegasuh nya dengan cara menggendongnya.Cara lain bayi jangan langsung
dmandikan sebelum 6 jam setleah lahir, bayi selalu diselimuti dan ditutupi kepalannya, serta
menggunakan lampu penghangat atau alat pemancar panas.

Minum sangat diperlukan pada BBLR dan premature selain untuk pertumbuhan juga
harus ada cadangan kalori untuk mengejar ketinggalan beratnya.minuman utama dan pertama
adalah ASI. Yang sudah tidak diragukan keuntungan atau kelebihan nya. Disarankan bayi
menyusui ASI ibunya sendiri terutama pada bayi premature. ASI ibu emang paling cocok
untuknya. Karena didalamnya terkandung kalori dan protein tinggi serta elektrolit minimal

Biasanya bayi ini mempunyai reflex mengisap dan menelan BBLR biasanya masih
sangat lemah untuk itu diperlukan pemberian ASI peras yang disendokkan kemulut nya
apabila sangat terpaksa dengan pipa lambung. Susu formula khusus BBLR bisa diberikan bila
ASI tidak dapat diberikan karena berbagai sebab.

BBLR dan bayi premature sangat rentan terjadinya infeksi maka dari itu cuci tangan
sesudah dan sebelum memegang bayi. Segera membersihkan bayi bila kencing atau buang
air besar tidak mengizinkan menjenguk bayi bila sedang menderita sakit, terutama infeksi
saluran pernafasan atas, dan pemberian imunisasi sesuai dengan jadwal.

Untuk tumbuh dan berkembang sempurna bayi BBLR dan premature harus mendapat
asupan nutrient berupa minuman mengandung karbohidrat, protein, lemak serta vitamin yang
lebih dari bayi bukan BBLR . penting diperhatikan agar zat tersebut betul-betul dapat
digunakan hanya untuk tumbuh, tidak dipakai untuk melawan infeksi. Biasanya BBLR dapat
mengejar ketinggalannya paling lambat dalam enam bulan.

Laporan Praktek Kerja Klinik


di Klinik Diana Siregar
Periode 31 Oktober – 19 November 2012 10
Akademi Kebidanan Helvetia
Medan

2.7. Faktor Resiko

Beberapa factor resiko pada BBLR adalah dapat terjadi hipotermia, hipoglikemia,
paru-paru belum berkembang, gangguan pencernaan, mudah terkena infeksi, anemia,
perdarahan otag, gangguan jantung, bayi dengan BBLR mempunyai system kekbalan tubuh
yang terbatas, sering kali memungkinkan bayi tersebut lebih rentan terhadap infeksi daripada
bayi cukup bulan. Pada bayi BBLR mempunyai masalah pada system perkemihannya,
dimana ginjal bayi tersebut belum matang maka tidak mampu mengelola air elektrolit dan
asam basah, tidak mampu mengeluarkan hasil metabolisme dan obat-obatan. Dengan
memadai serta tidak mampu meningkatkan urine. Bayi yang BBLR mempunyai struktur kulit
yang sangat tipis dan transparan sehingga mudah terjadi gangguan integritas kulit. Bagi orang
tua respon yang terjadi yang mempunyai BBLR Nya umumnya akan mengalami pearsaamn
sedih, khawatir, cemas, takut karena memikitkan keadaan bayi nya.

2.8. Gejala Ibu dengan BBLR

Kita dapat melihat dari gejala dan masalah kedua bentuk BBLR ini berbeda-beda.
Oleh karena itu perlu diketahui umur kehamilan dengan mengetahui hari pertama haid
terakhir, bunyi jantung pertama yang dapat didengar ( kehamilan 18-22 minggu), tinggi
fundus secara klinik umur kehamilan dapat diketahui dengan mengukur berat lahir, panjang
badan, lingkaran kepala(sarwono,2006)

Bayi dengan BBLR lebih cenderung mengalami masalah bila dibandingkan dengan
bayi yang cukup bulan. Penyebabnya antara lain adalah karena bayi BBLR terutama yang
kurang bulan, usia sel darah merah nya lebih pendek. Pembentukan sel darah merah yang
lambat, deposi vitamin E yang rendah, terlahir cukup bulan dengan berat badan lahir kurang
dari normal. Selain itu, BBLR dibagi lagi menurut berat badan lahir, yaitu bayi yang dengan
berat lahir sangat rendah adalah bayi yang lahir dengan berat badan lahir antara lain 1000-
1500 gram dan bayi yang lahir amat sangat rendah adalah bayi yang lahir dengan berat< 1000
gram.

Laporan Praktek Kerja Klinik


di Klinik Diana Siregar
Periode 31 Oktober – 19 November 2012 11
Akademi Kebidanan Helvetia
Medan

2.9. Komplikasi pada BBLR

Komplikasi pada bayi dengan BBLR adalah :

a. Dismature pretem terutama bila masa gestasinya kurang dari 35 minggu.


b. Hipotermia
c. Gangguan pembekuan darah
d. Hipoglekemia sintomatik

Keadaan ini terutama terdapat pada bayi laki-laki penyebab ini belum jelas tetapi
mungkin disebabkan oleh persendian glikogen yang sangat kurang pada bayi dismaturitas.

2.10. Faktor Predisposisi

Menurut maryunani (2009), beberapa hal berikut ini merupakan factor predisposisi
kehilangan panas pada bayi yaitu :

a. Luas permukaan tubuh yang besar dibanding dengan berat badan ( kehilangan suhu
tubuh 4 kali lebih besar pada bayi naeonatus cukup bulan dan 5 kali lebih besar pada
bayi premature BBLR dibanding orang dewasa)
b. Lemak subkutan yang lebih tipis terutama pada bayi premature atau BBLR. Suhu inti
dari tubuh lebih cepat ditarnsfer kepermukaan
c. Postur bayi mempengaruhi kehilangan panas tubh, fleksi ekstremitas mengurangi area
ekpose atau paparan terhadap lingkungan. Kemampuan untuk fleksi akan meningkat
sesuai dengan pertambahan masa kehamilan.
d. Bayi terutama bayi premature atau BBLR tidak bias memproduksi panas dengan
mekanisme menggigil seperti pada orang dewasa
e. Hipotalamus bayi premature atau BBLR sudah berkembang biak tetapi bayi baru lahir
mempunyai rentan yang lebih sempit dibanding dengan manusia biasa

2.11. Gambaran Klinik

Tampak luar tingkah laku bayi premature tergantung dari tua nya usia kehamilan.
Makin muda umur kehamilan makin jelas tanda-tanda immaturitas. Karakteristik bayi
premature adalah :

a. Berat lahir sama dengan atau kurang dari 2500 gram


b. Panjang badan kurang atau sama dengan 45 cm
Laporan Praktek Kerja Klinik
di Klinik Diana Siregar
Periode 31 Oktober – 19 November 2012 12
Akademi Kebidanan Helvetia
Medan

c. Lingkar dada kurang dari 30 cm


d. Lingkaran kepala kurang dari 33 cm
e. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu

2.12. Cara Perawatan dan Pengawasan Bayi BBLR

Hal yang paling dikhawtir kan adalah terjadinya infeksi. Berikut ini beberapa tanda
bahaya yang harus diperhatikan :

a. Perubahan suhu : perubahan suhu bisa tinggi atau rendah. Kalau suhu nya tidak
stabil,segera bawa ke dokter. Perubahan suhu merupakan salah satu terjadinya infeksi
pada bayi
b. Rintihan : cermati lah suara tangis sekecil. Bila suara tangis nya menyerupai rintihan,
maka bias dipastikan bahwa ada yang tidak beres didalam tubuhnya. Rintihan ini bisa
menjadi sinyal awal terjadinya infeksi
c. Reflex hisap, kecurigaan berikutnya bila reflex hisap berikutnya menjadi lemah, orang
tua bias mendeteksi sendiri biasanya minum susu nya seperti apa, sehingga perubahan
sedikit apa bisa terdeteksi.

Adapun cara perawatan dan pengawasan bayi BBLR ditunjukkan pada pemberian ASI,
Pengaturan suhu badan metode kangguru, pemijatan bayi.

a. Pemeberian ASI, mengutamakan pemberian ASI adalah hal yang paling penting
karena:
1. ASI mempunyai keuntungan yaitu kadar protein tinggi, laktalal bumin,zat
kekebalan tubuh, lfase dan asam lemak essensial. Laktosa dan oligosakarida.
2. ASI mmepunyai factor pertumbuhan khusus, oligosakarida untuk memacu
motilitas usus dan perlindungan terhadap penyakit
3. Dari segi psikologis, poemberian ASI dapat meningkatkan hubungan antara ibu
dan bayi.
4. Bayi kecil atau berat badan rendah terhadap kekurangan nutrisi, fungsi organ nya
belum matang, kebutuhan nutrisi nya besar dan mudah sakit sehingga pemberian
ASI atau nutrisi yang tepat penting untuk tumbuh kembang yang optimal bagi
bayi

Laporan Praktek Kerja Klinik


di Klinik Diana Siregar
Periode 31 Oktober – 19 November 2012 13
Akademi Kebidanan Helvetia
Medan

b. Pengaturan suhu badan


Bayi dengan berat badan rendah terutama yang kurang bulan membutuhkan suatu
termoregulasi yaitu suatu pengontrolan suhu badan :
1. Fisiologis mengatur pembentukan atau pendistribusian panas
2. Pengaturan terhadap suhu keliling dengan mengontrol kehilangan dan
pertambahan panas
c. Metode kangguru
Metode kangguru merupakan suatu metode peralatan bayi berat lahir rendah untuk
mencegah hipotermi.
1. Tujuan
Tujuannya yaitu menurunkan angka morbiditas dan mortalitas BBLR serta
menurunkan rujukan BBLR kerumah sakit.
2. Manfaat
Bagi bayi metode kangguru bermanfaat mengurangi pemakaian kalori bayi,
memperlama waktu tidur bayi, meningkatkan hubungan bayi dengan ibu,
mengurangi infeksi, menstabilkan suhu bayi, memnstabilkan denyut jantung dan
pernafasan bayi, menurunkan stress pada bayi, meningkatkna perilaku bayi lebih
baik, dimana akan tampak bayi waspada menangis berkurang, lebih sering
menyusu ASI, dan menaikkan berat badan bayi.
Bagi ibu metode kangguru bermanfaat untuk mempermudah pemberian ASI dan
pelaksanaan IMD, meningkatkan produksi ASI, Meningkan rasa percaya diri ibu,
meningkatkan hubungan kedekatan dan kasih saying ibu dengan bayi dan
memberikan pengaruh psikolohis berupa ketenangan pada ibu dan keluarga.

Pemijatan pada bayi baru lahir rendah bertujuan untuk :

1. Memacu pertumbuhan berat badan bayi


2. Membantu bayi melepaskan rasa tegang dan gelisah
3. Menguatkan dan meningkatkan system imunologi
4. Merangsang pencernaan makanan dan pengeluaran kotoran
5. Membuat bayi tidur lebih tenang
6. Menjalin komunikasi dan ikatan antara ibu dan bayi

Laporan Praktek Kerja Klinik


di Klinik Diana Siregar
Periode 31 Oktober – 19 November 2012 14
Akademi Kebidanan Helvetia
Medan

2.13.Jaga Kehangatan Bayi

Bayi baru lahir dapat kehilangan panas tubuhnya melalui cara-cara nya:

a. Evaporasi adalah jalan utama bayi kehilangan panas


Kehilangan panas dapat terjadi penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh
panas tubuh bayi sendiri karena setelah lahir tubuh bayi tidak segera dikeringkan dan
diselimuti.
b. Konduksi adalah kehilangan panas tubuh bayi melalui kontak langsung antara tubuh
bayi dengan permukaan yang dingin. Meja, tempat tidur atau timbangan yang
tempertaurnya lebih rendah dari tubuh bayia akan menyerap panas tubuh bayi melalui
mekanisme konduksi apabila bayi diletakkan diatas benda-benda tersebut
c. Konveksi adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang
lebih dingin. Bayi yang dilahirkan atau ditempatkan didalam ruangan yang dingin
akan cepat mengalami kehilangan panas. Kehilangan panas juga terjadi jika terjadi
konveksi aliran udara dari kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi aau
pendingin ruangan.
d. Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan didekat benda-
benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi. Bayi
kehilangan cairan karena benda-benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi.

2.14.Mencegah infeksi pada BBLR

Cara pencegahan infeksi pada neonates dibagi sebagai berikut :

1. Cara umum
a. Pencegahan infeksi pada bayi sudah harus dimulai dalam masa antenatal
Infeksi ibu harus diobati dengan baik, misalnya infeksi umum, lokarea dll. Dalam
kamar bersalin harus ada pemisahan yang sempurna antara bagian yangs septic
dan bagian yang aseptic, alat yang digunakan harus steril.
a. Dalam bangsal bayi pun harus ada pemisahan yang sempurna antara bayi yang
baru lahire dengan partus aseptic. Sebelum dan sesudah memegang bayi perawat
harus mencuci tangan memakai sabun antiseptic

Laporan Praktek Kerja Klinik


di Klinik Diana Siregar
Periode 31 Oktober – 19 November 2012 15
Akademi Kebidanan Helvetia
Medan

2. Cara khusus
Pemberian antibiotic hanya boleh dibolehkan untuk tujuan dan indikasi yang jelas.
Dalam beberapa hal, misalnya ketuban pecah lama (lebih dari 24 jam), air ketuban
keruh, infeksi pada ibu, partus lama dengan banyak tindakan intravaginal,resusitasi
yang berat dan sebagainya
Berdasarkan hal-hal diatas dapat dipakai kebijaksanaan sebagi berikut :
a. Kalau kemampuan pengamatan klinik dan monitoring laboratorium cukup baik,
sebaiknay tidak perlu diberi antibiotic, sebgai pencegahan,antibiotic baru
diberikan kalau terdappat tanda-tanda infeksi.
b. Kalau kemampuan tersebut tidak ada maka dipertanggung jawabkan untuk
member antibitika sebagai pencegahan berupa ampisilin 100 mg/kg berat badan
dan kanmisin 15 mg/kg, berat badan selam 3 hari sebagi pengganti kanmisin dapat
dipakai gentamisin.

Tindakan pencegahan infeksi pada bayi secara umum :

a. Perawatan umum
b. Cara mengurangi resiko infeksi pada bayi sesudah lahir, petugas kesehatan harus
melakukan tindakan sebgai berikut
c. Gunakan sarung tangan dan clemek plastic atau karet waktu memegang bayi baru
lahir sampai dengan kulit bayi bersih dari darah, mekonium, dan cairan
d. Bersihkan darah dan cairan tubuh bayilainnya dengan menggunakan kapas yang
direndam didalam air hangat kemudian dikeringkan.
e. Bersihkan pantat dan aderah sekitar anus bayi setiap selesai mengganti popok
f. Gunakan sarung tangan waktu merawat tali pusat
g. Ajari ibu merawat payudara dan bagaimana cara mengurangi trauma pada payudara
dan putting agar tidak terjadi mastitis.

2.15.Asuhan Keperawatan pada BBLR

2.15.1. pengkajian umum

1. timbang setiap hari


2. ukur panjang dan lingkar kepala secara priodik
3. observasi bentuk dan ukuran tubuh umum, postur saat istirahat, kemudahan
bernafas, adanya edema dan lokasinya serta adanya depormitas yang nyata.
Laporan Praktek Kerja Klinik
di Klinik Diana Siregar
Periode 31 Oktober – 19 November 2012 16
Akademi Kebidanan Helvetia
Medan

4. Observasi adanya tanda distress : warna buruk, mulut terbuka, kepala terangguk-
angguk, meringis, alis berkerut

2.15.2.Pengkajian penafasan

a. observasi bentuk dada ( barrel, cembung), kesimetrisan,adanya insisi, selang


dada,atau penyimpangan lain
b. observasi otot aksersoris: pernafasn kuping hidung atau substansial,
interpostal,atau retraksi suklavikular.
c. Tentukan frekuensi dan keteraturan pernafasan
d. Auskultasi bunyi penfasan: stridor, reflex,meing, ronkibasa, area yang tidak ada
bulu nya, mengorok, penurunan udara masuk, keseimbangan bunyi nafas.
e. Tentukan satu rasi oksigen dengan oksimetri nadi dan tekananparsial oksigen dan
karbondiaoksida dengan oksigen transkutan dan karbondioksida transkutan

2.15.3.Pengkajian Cardiovaskular

a. tentukan frekuensi, irama jantung, tekanan darah


b. aukultasi bunyi jantung, termasuk adanya mur-mur
c. observasi warna kulit bayi : sianosis, pucat,plethora, modling
d. kaji warna kuku, membrane mukosa, bibir
e. gambar kan nadi feriper, pengisian kapiler( <2-3 detik) perkusi, perifer modling

2.15.4. Pengkajian Gastrointestinal

a. tentukan distensi abdomen : lingkar perut bertambah, kulit mengkilat, tanda-tanda


eritema dinding abdomen, peristaltic yang dapat dilihat, lengkung susu yang dapat
dilihat , status umbilicus
b. tentukan adanya tanda-tanda reguritasi dan waktu yang berhubungan dengan
pemberian makan
c. monitor jumlah, warna, konsistensi, dan bau dari adanya muntah
d. monitor jumlah warna, dan konsistensi feses, periksa adanya darah samar dan atau
penurunan substansi. Bila di instruksi kan atau di indikasi kan dengan tampilan
feses
e. gambarkan bising usus, ada atau tidak ada

Laporan Praktek Kerja Klinik


di Klinik Diana Siregar
Periode 31 Oktober – 19 November 2012 17
Akademi Kebidanan Helvetia
Medan

2.15.5. Pengkajian Kulit

a. monitor adanya perubahan warna, area kemerahan, tanda iritasi,lepuh, abrasi atau
area gundul, khususnya dimana alat pemantau, infuse, atau alat lain kontak dengan
kulit, periksa juga dan perhatikan adanya preparat yang digunakan (misal
plester,providin iodine).
b. Tentukan tekstur dan turgor kulit:kering, halus, pecah-pecah,terkelupas)
c. Monitor adanya ruam,lesi kulit,atau tanda lahir.

2.15.6.Masalah keperawatan yang sering muncul pada BBLR adalah:

a. pola nafas tidak efektif b.d imaturitas paru dan neuromuscular,penurunan energi,
dan keletihan.
b. termoregulas tidak efektif b.d. control suhu yang imatur dan penurunan lemak
tubuh subkutan.
c. ketidakseimbangan nutrisi kurng dari kebutuhan b.d. ketidakmampuan mencerna
nutrisi.
d. ketidak efektipan pola minum.
e. menyusui terputus
f. Resiko infeksi b.d. pertahanan imunologis yang kurang.
g. Resiko kekurangan intergritas kulit b.d imobilitas, penurunan status nutrisi,
kelembaban kulit.

2.16. Pemantauan (Monitoring)

2.16.1. Pemantauan saat dirawat

a. Terapi
Bila diperlukan therapy untuk penyulit tetap diberikan preparat besi sebagai
suplemen mulai diberikan pada usia 2 minggu
b. Tumbuh kembang
Pantau berat badan bayi secara periodic bayi akan kehilangan berat badan selama
7-10 hari pertama ( sampai 10 % untuk bayi dengan berat lahir > 1500 gram dan
15% untuk bayi dengan berat lahir <1500 gram,
Bila bayi sudah mendapatkan ASI secara penuh ( pada semua kategori berat lahir )
dan telah berusia >7 hari.

Laporan Praktek Kerja Klinik


di Klinik Diana Siregar
Periode 31 Oktober – 19 November 2012 18
Akademi Kebidanan Helvetia
Medan

- Tingkatan jumlah ASI dengan 20 ml/kg perhari sampai tercapai jumlah


180ml/kg perhari
- Tingkatan jumlah ASI sesuai dengan peningkatan berat badan bayi agar
jumlah pemberian ASI tetap 180 ml/kg perhari
- Apabila kenaikan berat badan tidak adekuat, tingkatkan jumlah pemberian
ASI hingga 200 ml/kg perhari
- Ukur berat badan setiap hari, panjang badan dan lingkar kepala setiap
minggu.

2.16.2. Pemantauan Setelah Pulang

Diperlukan pemantauan setelah pulang untuk mengetahui perkembangan bayi dan


mencegah/ mengurangi kemungkinan untuk terjadinya komplikasi setelah pulang sebagai
berikut (3,4) :

a. Sesudah pulang hari kedua, kesepuluh, kedua puluh, ketiga puluh, dilanjutkan
setiap bulan.
b. Hitung umur koreksi
c. Pertumbuhan : berat badan, panjang badan dan lingkar kepala.
d. Tes perkembangan, denver develovment skrining test (DDST)
e. Awasi adanya kelainan bawaan.

Laporan Praktek Kerja Klinik


di Klinik Diana Siregar
Periode 31 Oktober – 19 November 2012 19
Akademi Kebidanan Helvetia
Medan

BAB III
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR PREMATUR DENGAN BBLR
DAN ASFIKSIA RINGAN DI KLINIK DIANA SIREGAR MEDAN
No. Register : 001-28567
Masuk tanggal/Jam : 10 November 2012/ 11:05 WIB
Dirawat di : Klinik Diana Siregar

Biodata Ibu Ayah


Nama : Ny. S Tn. J
Umur : 19 tahun 25 tahun
Agama : Islam Islam
Suku/bangsa : Batak/Indonesia Batak/Indonesia
Pendidikan : SMA SMK
Pekerjaan : IRT Wiraswasta
Alamat : Jl.Sunggal Jl. Sunggal
No telepon/HP :

I. DATA SUBJEKTIF
1. Keluhan utama :
Tanggal Anamnesa : 10 november 2012 pukul: 11.10 wib
Bayi baru lahir dengan keadaan sesak (+), Sianosis(+), Bronchi (+), bunyi irama
pernafasan tidak teratur . BB: 2000 gram
2. Riwayat Antenatal
GI,P0,AB0,AH0 umur kehamilan 28 minggu
Riwayat ANC : Tidak teratur, 2 kali , di klinik , Oleh Bidan
a. Keluhan selama hamil
Trimester I : nafsu makan berkurang
Trimester II : susah tidur
Trimester III : tidak ada
b. Imunisasi TT :
TT 1 : Tidak dilakukan
TT 2 : Tidak dilakukan
c. Kenaikan BB :7 kg

Laporan Praktek Kerja Klinik


di Klinik Diana Siregar
Periode 31 Oktober – 19 November 2012 20
Akademi Kebidanan Helvetia
Medan

3. Riwayat Intranatal
Lahir Tanggal : 10 November 2012 Pukul : 11.05 Wib
a. Jenis persalinan : spontan
b. Di tolong oleh : Bidan
c. Lama persalinan
Kala I : 6 jam
Kala II : 30 menit
Kala III : 10 menit
Kala IV : 2 jam
d. Komplikasi
a. Ibu :
Hipertensi/hipotensi,partus lama,penggunaan obat,infeksi/suhu badan naik
KPD,perdarahan : tidak ada
b. Janin :
Prematur/postmatur, malposisi,malpresentasi,gawat janin, ketuban campur
mekonium, prolaps tali pusat : prematur

II. DATA OBJEKTIF


1. Keadaan bayi baru lahir
BB/PB : 2000 gram/ 46 cm
Nilai APGAR : 1 menit/5 menit/10 menit : 6/7/7
No Kriteria 1 menit 5 menit 10 menit
1. Denyut Jantung 2 2 2
2. Usaha Nafas 1 2 2
3. Tonus Otot 1 1 1
4. Refleks 1 1 1
5. Warna Kulit 1 1 1
TOTAL 6 7 7

Caput Succedenum : Tidak ada


Cepal Haematoma : Tidak ada
Cacat Bawaan : Tidak ada
Resusitasi : Rangsangan : ya

Laporan Praktek Kerja Klinik


di Klinik Diana Siregar
Periode 31 Oktober – 19 November 2012 21
Akademi Kebidanan Helvetia
Medan

Penghisapan lendir : ya
Ambubag : tidak
Resusitasi : ya
2. Pemeriksaan Umum
Pernafasan : 84 x/i
Warna kulit : agak kebiruan
Denyut jantung : 136 x/i
Suhu aksiler : 35,5 C
Postur dan gerakan : kurang aktif
Tonus otot : lemah
Kesadaran : Compos mentis
Ekstremitas : lemah
Kulit : bersih, terdapat verniks caseosa dan lanugo
Tali pusat : kering, di tutup kasa steril, tidak ada perdarahan
BB sekarang : 2000 gram
3. Pemeriksaan fisik
Kepala : Ubun ubun terbuka rata, tidak ada caput succedenum dan tidak ada
cephal Hematoma
Muka : simetris kiri dan kanan, tidak ada oedema
Mata : Conjungtiva pucat, sklera tidak ada ikterus dan tidak ada infeksi
Telinga : Daun telinga lengkap, simetris kiri dan kanan, Lubang telinga ada
Mulut : Bibir merah, tidak ada labio palato skizis
Hidung : Lubang hidung dibatasi sekat, tidak ada kelainan Pada lubang
hidung dan tidak ada sekret
Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar limfe
Dada : Bentuk simetris dan tidak ada pembengkakan
Tali pusat : Terawat dan terbungkus dalam kassa steril dan tidak ada tanda -
tanda infeksi
Punggung : Tidak ada kelainan
 Ekstremitas
Ekstremitas atas :
 Jari jari tangan lengkap Tidak ada pembengkakan
 ada sianosis di ujung ujung jari

Laporan Praktek Kerja Klinik


di Klinik Diana Siregar
Periode 31 Oktober – 19 November 2012 22
Akademi Kebidanan Helvetia
Medan

 Telapak tangan kanan terbalik kebelakang


Ekstrimitas bawah :
 Jari - jari kaki lengkap
 tidak ada odema
 ada sianosis di ujung ujung jari.
 Genitalia : vagina, uretra berlubang, labia mayor belum menutupi labia minor
 Anus : berlubang dan tidak ada hemeroid
4. Reflek
Reflek morro : bila dikejutkan bayi kurang refleks memeluk
Reflek rooting : diletakkan tangan didekat bibir bayi tidak ada respon
Reflek walking : gerakan telapak kaki lemah
Reflek sucking : menghisap lemah
Reflek tonic neck : bayi bisa menggerakkan lehernya
5. Antropometri
PB : 46 cm
LK : 29 cm
LD : 27 cm
LILA : 10 cm
6. Pemeriksaan Penunjang/Laboratorium
Tidak ada
III. ASSESMENT
1. Diagnosis Kebidanan : Bayi baru lahir spontan dengan keadaan Prematur dengan
BBLR dan asfiksia ringan.
Data Dasar : gestasi : 28 minggu
Lahir Tgl : 10 November 2012 Pukul ; 11.05 WIB
JK : Perempuan
APGAR : 6/7/7
RR : 84 x/i
Pols : 136 x/i
Temp : 35,5 C
Masalah : BBLR
Data dasar : Bayi lahir dengan BB : 2000 gram, PB : 46 cm, LK: 29
cm, LD : 27 cm, LILA : 10 cm, APGAR : 6/7/7

Laporan Praktek Kerja Klinik


di Klinik Diana Siregar
Periode 31 Oktober – 19 November 2012 23
Akademi Kebidanan Helvetia
Medan

Kebutuhan :
 Perawatan Bayi Baru Lahir
 Perawatan Tali Pusat
 Pemberian Therapy
 Perawatan di incubator
Diagnosis Potensial
Hipotermi, infeksi
2. Masalah Potensial
Sianosis, apnue
3. Kebutuhan tindakan segera berdasarkan kondisi Klien
a. Mandiri :
 Merawat bayi baru kahir
 Merawat bayi dalam incubator
 Merawat tali pusat
 Memberikan ASI peras
 Memantau nilai APGAR skor
 Menjaga suhu kehangatan bayi
b. Kolaborasi : melakukan kolaborasi dengan dr.
c. Merujuk : tidak ada dilakukan

IV. PLANNING(termasuk Pendokumentasian, Implementasi dan Evaluasi)


Tanggal : 10 November 2012 pukul 11.20 WIB
PLANNING
1. Beritahu hasil pemeriksaan Bayi Baru Lahir kepada ibu dan keluarga
2. Perlihatkan bayi pada orang tuanya
3. Tempatkan bayi pada incubator untuk mencegah terjadi nya hipotermi
4. Lakukan perawatan tali pusat pada bayi
5. Pemberian ASI peras
6. Pemberian therapy
7. Mempertahankan suhu tubuh tetap hangat
8. Melakukan tindakan pencegahan infeksi

Laporan Praktek Kerja Klinik


di Klinik Diana Siregar
Periode 31 Oktober – 19 November 2012 24
Akademi Kebidanan Helvetia
Medan

IMPLEMENTASI
Tanggal : 10 November 2012 pukul : 11.25 Wib
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan dan keadaan umum bayi pada ibu bahwa
keadaan bayi kurang baik, dengan BB 2000 gram, PB 46 cm, LK 29 cm, LD
27 cm, LILA 10 cm, RR 84 x/I, Pols 136 x/I, JK perempuan dan nilai APGAR
6/7/7. Ini menyatakan bahwa bayi butuh pengawasan khusus.
2. Memperlihatkan bayi kepada ibu, suami dan keluarga nya. Dan menyuruh ibu
untuk mencium baby nya karena ini merupakan asuhan sayang ibu.
3. Menempatkan bayi baru lahir di incubator dengan suhu 32 C. Pemberian
inkubator dilakukan dalam keadaan terbuka saat pemberian perawatan pada
bayi, Menggunakan lampu pemanas untuk memberikan keseimbangan suhu
normal dan kehangatan, Membungkus dengan selimut hangat, Dinding
keranjang ditutup dengan kain atau yang lain untuk mencegah aliran udara,
Kepala bayi harus ditutup karena banyak panas yang hilang melalui kepala.
Pengaturan suhu inkubator disesuaikan dengan berat badan sesuai dengan
ketentuan di bawah ini.
4. Melakukan perawatan tali pusat pada bayi yaitu tali pusat di keringkan lalu
dibungkus dengan kasa steril.
5. Memberikan ASI pada bayi karena Refleks menghisap masih lemah,sehingga
pemberian minum sebaiknya sedikit demi sedikit, tetapi frekwensi yang lebih
sering. ASI merupakan makanan yang paling utama,sehingga ASI lah yang
paling dahulu diberikan. Bila faktor menghisapnya kurang maka ASI dapat
diperas dan diminumkan dengan sendok perlahan-lahan pada bayi.
6. Memberikan therapy :
 Injeksi neo K (IM)
 Injeksi amikasin 10 mg/12 jam
 Gentamicine 1x1
7. Tetap mempertahankan suhu tubuh bayi agar tetap hangat dengan meletakkan
bayi dalam incubator, membungkus bayi dengan kain, mencegah hal-hal yang
dapat mengurangi kalori pada bayi, dan segera mengganti pakaian bayi jika
sudah basah.
8. Melakukan tindakan pencegahan infeksi pada bayi seperti mencuci tangan
dengan sabun hingga bersih saat sebelum dan sesudah memegang bayi.

Laporan Praktek Kerja Klinik


di Klinik Diana Siregar
Periode 31 Oktober – 19 November 2012 25
Akademi Kebidanan Helvetia
Medan

Karena bayi dengan berat badan lahir rendah sangat rentan terhadap infeksi
serta hindari bayi dari orang-orang yang sedang sakit.
EVALUASI
Tanggal 10 November 2012 pukul 11.35
1. Ibu dan keluarga sudah mengetahui hasil pemeriksaan dan keadaan umum bayi
2. Ibu dan keluarga sudah melihat bayi nya dan ibu sudah mencium bayi nya.
3. Bayi sudah diletakkan didalam incubator
4. Perawatan tali pusat sudah dilakukan bayi dan tali pusat sudah di bungkus dengan
kasa steril.
5. ASI sudah diperas dan sudah diberikan pada bayi
6. Bayi sudah diberikan therapy
7. Bayi telah dijaga kehangatan nya.
8. Dan pencegahan infeksi pada bayi telah dilakukan

CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal 11 November 2012 pukul 16.00 wib
DATA SUBJEKTIF
1. Keluarga dan orang tua bayi sangat menyambut baik kelahiran bayi
2. Ibu sangat khawatir terhadap kondisi bayi nya

DATA OBJEKTIF
1. Memantau keadaan umum bayi
 Kesadaran compos mentis
 Sesak (+)
 Menghisap lemah
 BB : 2000 gram
 Temp : 36,5 C
 RR : 84 x/i
 Pols : 120 x
 APGAR : 7/7/7
 Menangis Lemah
 Gerak kurang aktif

Laporan Praktek Kerja Klinik


di Klinik Diana Siregar
Periode 31 Oktober – 19 November 2012 26
Akademi Kebidanan Helvetia
Medan

ASSESMENT
Bayi baru lahir rendah, respiratory distrees, NKB

PLANNING
 Memantau keadaan umum bayi
 Melakukan perawatan tali pusat dengan kasa steril
 Memberikan ASI yang sudah diperas dengan menggunakan sendok secara perlahan-
lahan
 Menjaga kehangatan bayi baru lahir dengan mengganti pakaian bayi jika basah
 Tetap melakukan tindakan pencegahan infeksi yaitu mencuci tangan setelah dan
sesudah memegang bayi

CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal 10 November 2012 pukul 22.00 wib
DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan bahwa ibu masih merasa khawatir dengan kondisi bayi
DATA OBJEKTIF
Memantau keadaan umum bayi
 Kesadaran compos mentis
 BB 2000 gram
 HR 120 x/i
 RR 50 x/i
 Temp 36 C
 Menghisap agak kuat
 Gerakan agak kuat
 Menangis lemah
 APGAR skore 7/7/8
ASSESSMENT
Bayi baru lahir rendah, Respiratory Distress, NKB
PLANNING
 Melakukan pemantauan keadaan umum bayi
 Melakukan perawatan tali pusat dengan kasa steril

Laporan Praktek Kerja Klinik


di Klinik Diana Siregar
Periode 31 Oktober – 19 November 2012 27
Akademi Kebidanan Helvetia
Medan

 Tetap menjaga kehangatan pada bayi mengganti pakaian bayi jika basah
 Memberikan ASI yang sudah diperas kepada bayi dengan menggunakan dot 20 cc

CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal 11 November 2012 pukul 09.00 WIB
DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan bahwa ibu telah menyusui bayi nya.
DATA OBJEKTIF
Memantau keadaan umum bayi
Kesadaran : compos mentis
Sesak (-)
HR 120 x/i
RR 50 x/1
BB 2000 gram
APGAR : 7/7/8
Temp : 36,5 C
Menangis kuat
Menghisap kuat
ASSESSMENT
Bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah
PLANNING
1.Melakukan pemantauan keadaan umum bayi
2.melakukan perawatan tali pusat dengan menggunakan kasa steril
3. memberikan bayi kepada ibu untuk menyusui
4.menjaga kehangatan bayi
5. Mengeluarkan bayi dari incubator
6. dan bayi boleh pulang

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

Laporan Praktek Kerja Klinik


di Klinik Diana Siregar
Periode 31 Oktober – 19 November 2012 28
Akademi Kebidanan Helvetia
Medan

4.1. KESIMPULAN
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi baru lahir yang berat badan lahirnya pada
saat kelahiran kurang dari 2500gr. BUR dapat dibagi 2 golongan yaitu prematuritas murni
dan dismaturitas. Bayi yang lahir dengan berat badan lahir rendah sering mengalami masalah
sukar bernafas, sukar dalam pemberian minum ,ikterus berat dan infeksi.Bayi juga rentan
mengalami hipotermi jika tidak dalam incubator. Bayi ini memerlukan perawatan khusus.
Bila fasilitas tempat bayi dilahirkan tidak memadai untuk perawatan bayi, maka bayi harus
segera dirujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitas khusus untuk bayi yang lahir dengan
berat badan rendah. Selama perjalanan ke tempat rujukan pastikan bahwa bayi terjaga tetap
hangat. Bungkus bayi dengan kain lembut,kering,selimuti dan pakai topi untuk menghindari
kehilangan panas. Prognosis BBLR akan baik bila ditangani dengan cepat dan perawatan
yang intensif.

4.2.SARAN

1. Diharapkan kepada tenaga kesehatan khususnya bidan agar selalu memantau keadaan
pada bayi.
2. Diharapkan kepada bidan untuk benar-benar mengerti tentang penatalaksanaan pada
setiap kelainan kepala yang mungkin terjadi pada neonatus.
3. Diharapkan kepada setiap orang tua untuk melakukan perawatan bayinya secara rutin
dirumah guna mencegah kemungkinan terjadinya infeksi dan iritasi.

DAFTAR PUSTAKA

Laporan Praktek Kerja Klinik


di Klinik Diana Siregar
Periode 31 Oktober – 19 November 2012 29
Akademi Kebidanan Helvetia
Medan

1. United Nations Children’s Fund/World Health Organization. Low Birthweight. UNICEF,


New York, 2004. Avaliable from : http://www.childinfo.org/areas/birthweight.htm. Last
Update : Nov 2007 [diakses tanggal 2 Desember 2007].
2. Setyowati T. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bayi Lahir dengan Berat Badan Rendah
(Analisa data SDKI 1994). Badan Litbang Kesehatan, 1996. Avaliable from :
http://www.digilib.litbang.depkes.go.id. Last Update : 2003 [diakses tanggal 2 Desember
2007].

Laporan Praktek Kerja Klinik


di Klinik Diana Siregar
Periode 31 Oktober – 19 November 2012 30

Anda mungkin juga menyukai