D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
1. ARMANISAH 1901031008
2. ANNISA NIKMATUL HASANAH 1901031006
3. BUNGA CAMELIA PUTRI TARIGAN 1901031011
4. CITRA DEWI ANGGRAINI 1901031012
Disahkan oleh :
Koordinator Lapangan
Diketahui Oleh:
Ka. Prodi Sarjana Kebidanan Helvetia Medan
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kekuatan, kasih sayang, rahmat dan karunia Nya sehingga
penyusunan pendokumentasian asuhan kebidanan ini dapat terselesaikan.
Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan alam nabi
Muhammad SAW, yang memberi petunjuk ilmu sebagai perantara agar manusia
bisa hidup bahagia dunia dan akhirat. Makalah ini di susun dalam rangka sebagai
salah satu tugas Asuhan Kebidanan Komprehensif. Adapun judul makalah ini
adalah “ Manajemen Asuhan Kebidanan pada pasien dengan Berat Badan Lahir
rendah.”
Semoga laporan tugas ini dapat memberikan manfaat bagi penulis
khususnya dan pembaca pada umumnya.
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1
1.1. Latar Belakang..................................................................... 2
1.2. Rumusan Masalah ............................................................... 2
1.3. Tujuan................................................................................... 2
1.4. Manfaat Kegiatan Asuhan Kebidanan.................................. 2
BAB V PENUTUP..................................................................................... 33
5.1. Kesimpulan........................................................................... 33
5.2. Saran..................................................................................... 33
5.2.1. Institusi..................................................................... 33
5.2.2. Petugas Kesehatan.................................................... 33
5.2.3. Mahasiswa................................................................ 33
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 34
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bayi lahir dengan bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu
factor resiko yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada
masa perinatal. Selain itu bayi berat lahir rendah dapat mengalami gangguan
mental dan fisik pada usia tumbuh kembang selanjutnya, sehingga membutahkan
biaya perawatan yang tinggi.
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah salah satu hasil dari ibu hamil yang
menderita energi kronis dan akan mempunyai status gizi buruk. BBLR berkaitan
dengan tingginya angka kematian bayi dan balita, juga dapat berdampak serius
pada kualitas generasi mendatang, yaitu akan memperlambat pertumbuhan dan
perkambangan anak, serta berpengaruh pada penurunan kecerdasan.
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi saat lahir dengan berat
badan 1.500 s/d 2.500 gram, tanpa memandang masa gestasi. Kejadian BBLR
dapat meningkatkan angka kematian neonatal. Berdasarkan hasil Survey
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka Kematian
Neonatal (AKN) pada tahun 2012 sebesar 19 per 1.000 kelahiran hidup.Padahal
target AKN dalam Sustainable Development Goals (SDGs) adalah menurunkan
AKN hingga 12 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2030. Kejadian bayi BBLR
di Indonesia tahun 2014 yaitu 14% atau 710.000 dari 5 juta bayi lahir pertahun.
Sedangkan menurut survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2015 terdapat 7,5% atau 355.000 bayi lahir dengan BBLR.
1.3. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan studi kasus ini, agar penulis dapat menerapkan asuhan kebidanan
pada bayi (BBLR) berat badan lahir rendah di RSU Haji Medan.
2. Tujuan Khusus
a. Diperoleh data subyktif Pasien dengan BBLR di RSU Haji Medan.
b. Diperoleh data objektif
c. Ditegakkan analisa dan menemukan kebutuhan terhadap pasien di
RSU Haji Medan.
d. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian asuhan kebidanan pada
Pasien dengan BBLR di RSU Haji Medan
e. Mahasiswa mampu menerapkan pengetahuan kebidanan berdasarkan
standar asuhan kebidanan dan menegakkan diagnosa dalam mengambil
tindakan kebidanan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan lahir kurang
dari 2500 gram (Arief, 2009). Dahulu bayi baru lahir yang berat badan lahir
kurang atau sama dengan 2500 gram disebut premature. Untuk mendapatkan
keseragaman pada kongres European Perinatal Medicine II di London (1970),
telah disusun definisi sebagai berikut:
1. Preterm (premature) atau bayi kurang bulan : bayi dengan masa kehamilan
kurang dari 37 minggu (259 hari).
2. Aterm atau bayi cukup bulan : bayi dengan masa kehamilan mulai 37 minggu
sampai dengan 42 minggu (259-293 hari).
3. Postterm atau bayi lebih bulan : bayi dengan masa kehamilan mulai 42
minggu atau lebih (294 hari atau lebih).
Menurut World Health Organization (WHO) Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR) didefinisikan sebagai bayi yang lahir dengan berat < 2500 gram. Berat
lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam waktu 1 (satu) jam pertama setelah
lahir. Pengukuran dilakukan di tempat fasilitas (Rumah sakit, Puskesmas, dan
Polindes), sedang bayi yang lahir di rumah waktu pengukuran berat badan dapat
dilakukan dalam waktu 24 jam.
Klasifikasi BBLR :
1) Berdasarkan BB lahir
a. BBLR : BB < 2500 gr
b. BBLSR : BB 1000-1500 gr
c. BBLASR : BB <1000 gr
2) Berdasarkan umur kehamilan
a. Prematur
Adalah bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu dan
mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan
atau disebut Neonatus Kurang Bulan – Sesuai Masa Kehamilan ( NKB-
SMK).
b. Dismaturitas
Adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya
untuk masa kehamilan, dismatur dapat terjadi dalam preterm, term, dan
post term. Dismatur ini dapat juga Neonatus Kurang Bulan – Kecil untuk
Masa Kehamilan (NKB- KMK), Neonatus Cukup Bulan-Kecil Masa
Kehamilan ( NCB-KMK ), Neonatus Lebih Bulan-Kecil Masa Kehamilan
( NLB- KMK ).
2.2. Etiologi
Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran premature. Faktor
ibu yang lain adalah umur, parietas, dan lain-lain. Faktor plasenta seperti penyakit
vaskuler, kehamilan kembar/ganda, serta faktor janin juga merupakan penyebab
terjadinya BBLR
BBLR dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
1. Faktor Ibu
a. Penyakit:
1) Toksemia gravidarum
2) Perdarahan antepartum
3) Trauma fisik dan psikologis
4) Nefritis akut
5) Diabetes mellitus
b. Usia Ibu
1) Usia <16 tahun
2) Usia >35 tahun
3) Multigravida yang jarak kelahirannya terlalu dekat
c. Keadaan social
1) Golongan social ekonomi rendah
2) Perkawinan yang tidak sah
d. Sebab lain Penyakit
1) Ibu yang perokok
2) Ibu peminum alcohol
3) Ibu pecandu narkotik
2. Faktor janin
a. Hidramnion
b. Kehamilan ganda
c. Kelainan kromosom
3. Faktor lingkungan
a. Tempat tinggal dataran tinggi
b. Radiasi
c. Zat-zat racun.
2.5. Penatalaksanaan
1. Medikamentosa
Pemberian vitamin K1:
a. Injeksi 1 mg IM sekali pemberian, atau
b. Per oral 2 mg sekali pemberian atau 1 mg 3 kali pemberian (saat lahir,
umur 3-10 hari, dan umur 406 minggu).
2. Diatetik
Pemberian nutrisi yang adekuat
a. Apabila daya isap belum baik, bayi dicoba untuk menetek sedikit demi
sedikit.
b. Apabila bayi belum bisa meneteki pemberian ASI diberikan melalui
sendok atau pipet.
c. Apabila bayi belum ada reflek menghisap dan menelan harus dipasang
siang penduga/ sonde fooding.
Bayi premature atau BBLR mempunyai masalah menyusui karena refleks
menghisapnya masih lemah. Untuk bayi demikian sebaiknya ASI dikeluarkan
dengan pompa atau diperas dan diberikan pada bayi dengan pipa lambung atau
pipet. Dengan memegang kepala dan menahan bawah dagu, bayi dapat dilatih
untuk menghisap sementara ASI yang telah dikeluarkan yang diberikan
dengan pipet atau selang kecil yang diberikan dengan pipet atau selang kecil
yang menempel pada putting. ASI merupakan pilihan utama:
1) Apabila bayi mendapat ASI, pastikan bayi menerima jumlah yang cukup
dengan cara apapun, perhatikan cara pemberian ASI dan nilai kemampuan
bayi menghisap paling kurang sehari sekali.
2) Apabila bayi sudah tidak mendapatkan cairan IV dan beratnya naik 20
g/hari selama 3 hari berturut-turut, timbang bayi 2 kali seminggu.
Pemberian minum bayi berat lahir rendah (BBLR) menurut berat badan
lahir dan keadaan bayi adalah sebagai berikut:
1. Berat lahir 1750-2500 gram
a. Bayi sehat
1) Biarkan bayi menyusu pada ibu semau bayi. Ingat bahwa bayi
kecil lebih mudah merasa letih dan malas minum, anjurkan
bayi menyusu lebih sering (contoh; setiap 2 jam) bila perlu.
2) Pantau pemberian minum dan kenaikan berat badan untuk
menilai efektifitas menyusui. Apabila bayi kurang dapat
menghisap tambahkan ASI peras dengan menggunakan salah
satu alternative cara pemberian minum.
b. Bayi sakit
1) Apabila bayi dapat minum per oral dan tidak memerlukan
cairan IV, berikan minum seperti pada bayi sehat.
2) Apabila bayi memerlukan cairan intravena:
a. Berikan cairan intravena hanya selama 24 jam pertama
b. Mulai berikan minum per oral pada hari ke-2 segera setelah
bayi stabil. Anjurkan pemberian ASI apabila ibu ada dan
bayi menunjukkan tanda-tanda siap untuk menyusu.
3) Apabila masalah sakitnya menghalangi proses menyusui
(contoh; gangguan nafas, kejang), berikan ASI peras melalui
pipa lambung:
a. Berikan cairan IV dan ASI menurut umur
b. Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; 3 jam sekali).
Apabila bayi telah mendapat minum 160 ml/kgBB per hari
tetapi masih tampak lapar berikan tambahan ASI setiap kali
minum. Biarkan bayi menyusu apabila keadaan bayi sudah
stabil dan bayi menunjukkan keinginan untuk menyusu dan
dapat menyusu tanpa terbatuk atau tersedak.
2. Berat lahir 1500-1749 gram
a. Bayi sehat
1) Berikan ASI peras dengan cangkir/sendok. Bila jumlah yang
dibutuhkan tidak dapat diberikan menggunakancangkir/sendok
atau ada resiko terjadi aspirasi ke dalam paru (batuk atau
tersedak), berikan minum dengan pipa lambung. Lanjutkan
dengan pemberian menggunakan cangkir/sendok apabila bayi
dapat menelan tanpa batuk atau tersedak (ini dapat berlangsung
setelah 1-2 hari namun ada kalanya memakan waktu lebih dari
1 minggu).
2) Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (missal setiap 3 jam).
Apabila bayi telah mendapatkan minum 160/kgBB per hari
tetapi masih tampak lapar, beri tambahan ASI setiap kali
minum.
3) Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan
sendok/cangkir, coba untuk menyusui langsung.
b. Bayi sakit
1) Berikan cairan intravena hanya selama 24 jam pertama.
2) Beri ASI peras dengan pipa lambung mulai hari ke-2 dan
kurangi jumlah cairan IV secara perlahan.
3) Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; tiap 3 jam).
Apabila bayi telah mendapatkan minum 160/kgBB per hari
tetapi masih tampak lapar, beri tambahan ASI setiap kali
minum.
4) Lanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/sendok
apabila kondisi bayi sudah stabil dan bayi dapat menelan tanpa
batuk atau tersedak.
5) Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan
cangkir/sendok, coba untuk menyusui langsung
3. Berat lahir 1250-1499 gram
a. Bayi sehat
1) Beri ASI peras melalui pipa lambung
2) Beri minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; setiap 3 jam).
Apabila bayi telah mendapatkan minum 160 ml/kgBB per hari
tetapi masih tampak lapar, beri tambahan ASI setiap kali
minum.
3) Lanjutkan pemberian minum mengguanakan cangkir/sendok
4) Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan
cangkir/sendok, coba untuk menyusui langsung
b. Bayi sakit
1) Beri cairan intravena hanya selama 24 jam pertama.
2) Beri ASI peras melalui pipa lambung mulai hari ke-2 dan
kurangi jumlah cairan intravena secara perlahan.
3) Beri minum 8 kali dalam 24 jam (setiap 3 jam). Apabila bayi
telah mendapatkan minum 160 ml/kgBB per hari tetapi masih
tampak lapar, beri tambahan ASI setiap kali minum.
4) Lanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/sendok.
5) Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan
cangkir/sendok, coba untuk menyusui langsung.
4. Berat lahir (tidak tergantung kondisi)
a. Berikan cairan intravena hanya selama 48 jam pertama.
b. Berikan ASI melalui pipa lambung mulai pada hari ke-3 dan
kurangi pemberian cairan intravena secara perlahan.
c. Berikan minum 12 kali dalam 24 jam (setiap 2 jam). Apabila bayi
telah mendapatkan minum 160 ml/kgBB perhari tetapi masih
tampak lapar, beri tambahan ASI setiap kali minum.
d. Lanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/sendok.
e. Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan
cangkir/sendok, coba untuk menyusui langsung
3. Suportif
Hal utama yang dilakukan adalah mempertahankan suhu tubuh normal:
a. Membersihkan jalan napas
b. Memotong tali pusat dan perawatan tali pusat
c. Membersihkan badan bayi dengan kapas nany oil/minyak
d. Memberikan obat mata
e. Membungkus bayi dengan kain hangat
f. Pengkajian keadaan kesehatan pada bayi dengan berat badan lahir rendah
g. Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan cara:
h. Membungkus bayi dengan menggunakan selimut bayi yang dihangatkan
terlebih dahulu.
i. Menidurkan bayi di dalam incubator buatan yaitu dapat dibuat dari
keranjang yang pinggirnya diberi penghangat dari buli-buli panas atau
botol yang diisi air panas. Buli-buli panas atau botol-botol ini disimpan
dalam keadaan berdiri tutupnya ada disebelah atas agar tidak tumpah dan
tidak mengakibatkan luka bakar pada bayi. Buli-buli panas atau botol
inipun harus dalam keadaan terbungkus, dapat menggunakan handuk atau
kain yang tebal. Bila air panasnya sudah dingin ganti airnya dengan air
panas kembali.
j. Suhu lingkungan bayi harus dijaga
Kamar dapat masuk sinar matahari
Jendela dan pintu dalam keadaan tertutup untuk mengurangi hilangnya
panas dari tubuh bayi melalui proses radiasi dan konveksi
k. Badan bayi harus dalam keadaan kering
l. Gunakan salah satu cara menghangatkandan mempertahankan suhu tubuh
bayi, seperti kontak kulit ke kulit, kangaroo mother care, pemancar panas,
incubator atau ruangan hangat yang tersedia di tempat fasilitas kesehatan
setempat sesuai petunjuk
m. Jangan memandikan atau menyentuh bayi dengan tangan dingin.
n. Ukur suhu tubuh dengan berkala.
o. Yang juga harus diperhatikan untuk penatalaksanaan suportif ini adalah:
Jaga dan pantau patensi jalan nafas,
Pantau kecukupan nutrisi, cairan dan elektrolit
p. Bila terjadi penyulit, harus dikoreksi dengan segera (contoh; hipotermia,
kejang, gangguan nafas, hiperbilirubinemia).
q. Berikan dukungan emosional pada ibu dan anggota keluarga lainnya.
r. Anjurkan ibu untuk tetap bersama bayi. Bila tidak memungkinkan, biarkan
ibu berkunjung setiap saat dan siapkan kamar untuk menyusui.
4. Pemantauan (Monitoring)
a. Pemantauan saat dirawat
a) Terapi
Bila diperlukan terapi untuk penyulit tetap diberikan
Preparat besi sebagai suplemen mulai diberikan pada usia 2
minggu
b) Tumbuh kembang
Pantau berat badan bayi secara periodic
Bayi akan kehilangan berat badan selama 7-10 hari pertama
(sampai 10% untuk bayi dengan berat lahir ≥1500 gram dan 15%
untuk bayi dengan berat lahir <1500>.
Bila bayi sudah mendapatkan ASI secara penuh (pada semua
kategori berat lahir) dan telah berusia lebih dari 7 hari:
- Tingkatkan jumlah ASI dengan 20 ml/kg/hari sampai tercapai
jumlah 180 ml/kg/hari
- Tingkatkan jumlah ASI sesuai dengan penigkatan berat badan
bayi agar jumlah pemberian ASI tetap 180 ml/kg/hari
- Apabila kenaikan berat badan tidak adekuat, tingkatkan jumlah
pemberian ASI hingga 200 ml/kg/hari
- Ukur berat badan setiap hari, panjang badan dan lingkar kepala
setiap minggu.
b. Pemantauan saat dirawat
Diperlukan pemantauan setelah pulang untuk mengetahui perkembangan
bayi dan mencegah/mengurangi kemungkinan untuk terjadinya komplikasi
setelah pulang sebagai berikut:
a) Setelah pulang hari ke-2,10,20,30, dilanjutkan setiap bulan.
b) Hitung umur koreksi.
c) Pertumbuhan, berat badan, panjang badan dan lingkar kepala.
d) Tes perkembangan, Denver development screening test (DDST).
e) Awasi adanya kelainan bawaan.
f) Mengajarkan ibu/orang tua cara:
Membersihkan jalan napas
Mempertahankan suhu tubuh
Mencegah terjadinya infeksi
Perawatan bayi sehari-hari:
- Memandikan
- Perawatan tali pusat
- Pemberian ASI
- Dll
g) Menjelaskan pada ibu (orang tua)
Pemberian ASI
Makanan bergizi bagi ibu
Mengikuti program KB segera mungkin
h) Observasi keadaan umum bayi selama 3 hari, apabila tidak ada
perubahan atau keadaan umum semakin menurun bayi harus dirujuk ke
rumah sakit. Berikan penjelasan kepada keluarga bahwa anaknya harus
dirujuk ke rumah sakit.
2.6. Diagnosis
Menegakkan diagnosis BBLR adalah dengan mengukur berat lahir bayi
dalam jangka waktu 1 jam setelah lahir, dapat diketahui dengan dilakukan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
1. Anamnesis
Riwayat yang perlu ditanyakan pada ibu dalam anamnesis untuk menegakkan
mencari etiologi dan factor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya
BBLR:
a. Umur ibu
b. Riwayat hari pertama haid terakhir
c. Riwayat persalinan sebelumnya
d. Parietas, jarak kelahiran sebelumnya
e. Kenaikan berat badan selama hamil
f. Aktivitas
g. Penyakit yang diderita selama hamil
h. Obat-obatan yang diminum selama hamil
2. Pemeriksaan fisik
Yang dapat dijumpai saat pemeriksaan fisik pada bayi BBLR antara lain:
a. Berat badan
b. Tanda-tanda prematuritas (pada bayi kurang bulan)
c. Tanda bayi cukup bulan atau lebih bulan (bila bayi kecil untuk masa
kehamilan)
3. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain:
a. Pemeriksaan skor ballard
b. Tes kocok (shake test), dianjurkan untuk bayi kurang bulan
c. Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa
kadar elektrolit dan analisa gas darah
d. Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan umur
kehamilan kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau didapat/
diperkirakan akan terjadi sindrom gawat napas.
e. USG kepala terutama pada bayi dengan umur kehamilan.
2.7. Pencegahan
Pada kasus bayi berat lahir rendah (BBLR) pencegahan/preventif adalah
langkah yang penting. Hal-hal yang dapat dilakukan:
1. Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama
kurun kehamilan dan dimulai sejak umur kehamilan muda. Ibu hamil yang
diduga berisiko, terutama factor resiko yang yang mengarah melahirkan bayi
BBLR harus cepat dilaporkan, dipantau dan dirujuk pada institusi pelayanan
kesehatan yang lebih mampu.
2. Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin dalam
rahim, tanda-tanda bahaya selama kehamilan dan perawatan diri selama
kehamilan agar mereka dapat menjaga kesehatnnya dan janin yang dikandung
dengan baik.
3. Hendaknya ibu dapat merencanakan persalinannya pada kurun umur
reproduksi sehat (20-34 tahun).
4. Perlu dukungan sector lain yang terkait untuk turut berperan dalam
meningkatkan pendidikan ibu dan status ekonomi keluarga agar mereka dapat
meningkatkan akses terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal dan status gizi
ibu selama hamil.
2.8. Perawatan
Perawatan yang dilakukan pada bayi BBLR meliputi :
1. Mempertahankan suhu tubuh optimal.
2. Mempertahankan oksigenasi.
3. Memenuhi kebutuhan nutrisi.
4. Mencegah dan mengatasi infeksi
5. Mengatasi hiperbilirubinemia
6. Memenuhi kebutuhan psikologis
7. Melibatkan program imunisasi
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA BAYI NY. R
DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSU HAJI
MEDAN TANGGAL 01 DESEMBER 2022
I. PENGKAJIAN DATA
A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
a. Bayi
Nama Bayi : Bayi Ny.R
Umur : 1 Jam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Anak Ke : Pertama
b. Orang Tua
Nama Ibu : Ny.R Nama Ayah : Tn.I
Umur : 19 Tahun Umur : 20 Tahun
Suku/ Bangsa : Batak Suku/ Bangsa : Nias
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Belum Bekerja
Penghasilan/ : - Penghasilan/ Bulan : -
Bulan
c. Riwayat Antenatal
1) Ibu mengatakan
hamil anak ke : Pertama (1)
2) Lama masa
: 38 Minggu
kehamilan
3) ANC pertama : Tidak ada
kali
4) Kunjungan ANC :
a) Trimester I : Tidak ada
b) Trimester II : Tidak ada
c) Trimester III : Tidak ada
5) Status Imunisasi : TT 1 : Tidak dilakukan
TT 2 : Tidak dilakukan
TT 3 : Tidak dilakukan
TT 4 : Tidak dilakukan
TT 5 : Tidak dilakukan
6) Kenaikan BB
selama : -
kehamilan
7) Masalah atau
komplikasi
selama hamil : Emesis : Tidak Ada
Perdarahan : Tidak Ada
Hipertensi : Tidak Ada
Preeklamsi : Tidak Ada
Diabetes : Tidak Ada
Penyakit Jantung : Tidak Ada
Penyakit Hati : Tidak Ada
Penyakit Ginjal : Tidak Ada
Malaria : Tidak Ada
Lain-lain : Tidak Ada
8) Kebiasaan saat : Merokok : Tidak pernah
hamil
Minum Alkohol : Tidak Pernah
Obat-obatan/ Jamu : Tidak Pernah
Lain-lain : Tidak Pernah
9) Pantangan saat : Makanan : Tidak ada
hamil
Lain-lain : Tidak ada
d. Riwayat Antenatal
1) Lahir Tanggal/ : 1 Desember 2022 Pukul: 04.13 wib
Waktu
2) Jenis Persalinan : Spontan :
Tindakan/ atas indikasi : -
SC : -
3) Penolong : Bidan :
Dokter : -
Lain-lain : -
3. Resusitasi :
a. Pengisapan lender : Dilakukan Rangsangan :-
b. Ambu :- Lamanya :- menit
c. Massage jantung :- Lamanya :- menit
d. Intubasi Endotracheal :- Nomor :-
e. Oksigen :- Lamanya :- lt/menit
f. Therapi :-
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum Bayi/Ibu :Baik/Baik
b. Tanda-tanda vital Bayi : Tanda Vital Ibu :
1) Nadi : 135 x/menit 1).TD : 115/75 mmhg
2) Suhu : 360C
2).Hr : 93x/menit
3) RR : 48 x/ menit
3).RR : 22x/menit
2. Pemeriksaan Antropometri
a. PB : 49 cm
b. BB : 2300 gram
c. Lingkar Lengan :10 cm
d. Lingkar Kepala : 31 cm
1) FO (Fronto Occipito) :- cm
2) MO (Mento Occipito) :- cm
3) SOB (Sub Occipito Bregmatica) :- cm
e. Lingkar Dada :30 cm
3. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
1) Kepala
a) Rambut : Hitam Lurus
b) Ubun-ubun : Sedikit lunak
c) Benjolan : Ada/Tidak ada
d) Caput Succedenum : Ada/Tidak ada
e) Cephal Hematoma : Ada /Tidak ada
f) Hydrosefhalus : Ada/Tidak ada
2) Wajah
a) Warna Kulit : Biru/ Pucat/ Kemerahan
b) Moon Face : Postif/ Negatif
c) Old Face : Positif/ Negatif
d) Komplikasi lain Tidak ada
yang menyertai :
3) Mata
a) Kesimetrisan : Ya/ Tidak
b) Kelopak Mata : Normal/ Tidak
c) Sekret : Ada/ Tidak ada
d) Komplikasi lain
yang menyertai : Tidak ada
4) Mulut
a) Bibir : Normal/ Tidak
b) Palatum : Ada/ Tidak ada
e) Komplikasi lain Tidak ada
yang menyertai :
5) Hidung
a) Pernapasan : Normal/ Tidak
b) Kesimetrisan cavum : Ya / Tidak
c) Septum : Ada/ Tidak ada
d) Sekret : Ada/ Tidak ada
e) Komplikasi lain Tidak ada
yang menyertai :
6) Telinga
a) Kesimetrisan : Ya/ Tidak
b) Bentuk : Ada/ Tidak ada
c) Sekret : Ada/ Tidak ada
d) Komplikasi lain Tidak ada
yang menyertai :
7) Leher
a) Bentuk : Normal/ Tidak
b) Komplikasi lain
yang menyertai : Tidak ada
8) Dada
a) Bentuk : Normal/ Tidak
b) Gerakan : Normal/ Tidak
c) Komplikasi lain : Tidak ada
yang menyertai
9) Abdomen
a) Bentuk : Normal/ Tidak
b) Gerakan : Normal/ Tidak
c) Tali Pusat : Normal/ Tidak
d) Massa : Ada/ Tidak ada
e) Komplikasi lain Tidak ada
11) Anus
a) Lubang anus : Ada/ Tidak ada
b) Mekonium : Ada/ Tidak ada
c) Komplikasi lain yang Tidak ada
menyertai :
12) Ekstremitas
a) Ektremitas atas
(1) Bentuk : Normal/ Tidak
(2) Warna kuku : Biru / Pucat/ Merah
(3) Pergerakan : Aktif
(4) Refleks grasping : Ada/ Tidak
b) Ekstremitas bawah
(1) Bentuk : Normal/ Tidak
(2) Warna kuku : Biru / Pucat/ Merah
(3) Pergerakan : Aktif
c) Komplikasi lain
yang menyertai : Tidak ada
b. Refleks
1) Moro : Ada
2) Rooting : Ada
3) Sucking : Ada
4) Swallowing : Ada
5) Walking : Ada
6) Grapha : Ada
7) Babinsky : Ada
8) Tonicneck : Ada
c. Eliminasi
1) Miksi
a) Waktu : Pukul 19.40
b) Frekuensi : 1 kali/ 3 jam kelahiran
c) Aroma : Khas mekonium
d) Warna : Hitam
2) Defekasi
a) Waktu : Pukul.06.00
b) Frekuensi : 2 kali/2 jam kelahiran
c) Aroma : Khas urine .
d) Warna : Putih jernih
4. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium : Tidak dilakukan
b. USG : Tidak dilakaukan
c. Rontgen : Tidak dilakukan
d. Terapi
yang didapat : Tidak ada
V. INTERVENSI
Tanggal 01 Desember 2022 pukul : 04.18 WIB
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh bayi
2. Observasi tanda-tanda vital
3. Timbang BB bayi setiap hari
4. Perawatan tali pusat dengan kasa steril dan kering
5. Pertahankan suhu bayi dengan dengan membendong bayi
6. Anjurkan kepada ibu untuk memberikan ASI pada bayinya secara ond demand
7. Anjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi makanan gizi seimbang
8. Anjurkan kepada ibu dan keluarga agar selalu menjaga kebersihan bayinya
dengan mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi.
9. Ajarkan pada ibu cara menyusui yang benar pada bayinya
10. Beritahu ibu tentang tanda-tanda bahaya bagi bayi baru lahir yang harus
diwaspadai.
11. Lakukan pendokumentasian
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal :01 Desember 2022 , pukul : 04.28 Wib
1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh bayi
2. Melakukam observasi tanda-tanda vital pada bayi
3. Melakukan penimbangan berat badan bayi
4. Melakukan perawatan tali pusat dengan kasa steril dan kering
5. Mempertahankan suhu badan bayi dengan membedong bayi
6. Menganjurkan pada ibu untuk memberikan ASI pada bayinya secara ond
demand
7. Menganjurkan kepada ibu untuk mengkonsumsi makanan gizi seimbang
8. Menganjurkan kepada ibu dan keluarga agar selalu menjaga kebersihan
bayinya dengan mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi.
9. Mengajarkan ibu cara menyusui dengan baik dan benar pada bayinya
10. Memberitau ibu tentang tanda-tanda bahaya bagi bayi baru lahir yang harus
diwaspadai.
11. Melakukan pendokumentasian.
VII. EVALUASI
Tanggal : 01 Desember 2022 , pukul :04.40 Wib
1. Petugas sudah mencuci tangan sebelum bersentuhan dengan bayi
2. Observasi tanda-tanda vital sudah dilakukan
HR : 135 x/i, RR : 48 x/i, T : 36˚C,
menangis spontan dan warna kulitnya kemerahan
3. Penimbangan berat badan bayi telah di lakukan oleh bidan pada jam 04.50
BB: 2300 gr, Lila: 10 cm, LK; 33 cm, LD: 32 cm, PB: 49 cm
4. Tali pusat bayi sudah terbungkus dengan kassa steril dan kering.
5. Bayi sudah dalam keadaan terbedong dan suhunya dalam batas normal
6. Ibu sudah memberikan ASI pada bayinya.
7. Ibu bersedia melakukan apa yang dianjurkan bidan tentang mengonsumsi
makanan gizi seimbang.
8. Ibu dan keluarga bersedia melakukan apa yang dianjurkan bidan yaitu
menjaga kebersihan sebelum bersentuhan dengan bayi
9. Ibu bersedia menyusui yang baik dan benar sesusai dengan yang diajarkan
oleh bidan, seperti;
a. Memposisikan posisi ibu senyaman mungkin pada saat akan menyusui
b. Memastikan mulut dan hidung bayi menghadap putting susu.
c. Menyanggah payudara agar tidak menekan dagu bayi
10. Ibu sudah mengerti dan tahu tanda-tanda bahaya bagi bayi seperti
a. Bayi tidak mau menyusu
b. Kejang
c. Sesak napas
d. Pusar kemerahan
e. Demam
f. Kulit bayi kuning
11. Sudah melakukan pendokumentasian.
DATA PERKEMBANGAN
No. Register : 387868
Tanggal lahir :01 Desember 2022 , Jam : 13.45 wib
Tanggal pengkajian :02 Desember 2022 , Jam : 08.00 Wib
SUBJEKTIF
1. Ibu mengatakan bayinya kuat menetek / mengisap.
2. Ibu mengatakan bayinya gerak aktif dan menangis kuat
3. Ibu mengatakan bayinya sudah BAK 5 kali dan BAB 4 kali dalam sehari
4. Ibu mengatakan sudah memberikan ASI pada bayinya secara teratur
OBJEKTIF
1. Keadaan bayi baik
2. Berat badan : 2300 gram
3. Tanda-tanda vital
HR : 135x/menit
RR : 49 x/menit
T : 36,5˚C
4. Konjugtiva tampak merah muda, sclera tidak ikterus.
5. Kulit tampak kemerahan, tipis, dan sedikit lemak.
6. Reflex menghisap dan menelan sudah mulai baik.
7. Gerakan dada sesuai dengan pola nafas bayi.
8. Tali pusat dijepit, masih tampak basah, bersih, tidak ada tanda-tanda
infeksi.
9. Bayi telah di rawat gabung dengan ibunya.
ASSESMENT
By Ny. R lahir normal, cukup bulan usia 1 hari, dengan Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR).
PLANNING
Tanggal : 02 Desember 2022 , jam : 08.00 Wib
1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh bayi
Hasil : petugas sudah mencuci tangan
2. Menganjurkan ibu untuk menjaga kehangatan bayinya
Hasil : bayi dalam keadaan terbedong dan segera mengganti bila lembab
atau basah
3. Mengajarkan ibu cara menyusui yang baik dan benar
Hasil : ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan bidan
4. Menganjukan kepada ibu untuk menyusui bayinya secara on demand Bu
Hasil : ibu bersedia melakukannya
5. Menganjurkan kepada ibu dan keluarga agar selalu menjaga kebersihan
bayinya dengan mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi.
Hasil : ibu dan keluarga bersedia melakukan ajuran yang diberikan
6. Memberikan dukungan psikologi pada ibu
Hasil : ibu sudah tidak merasa cemas dengan keadaan bayinya
7. Mengajarkan dan menganjurkan ibu untuk melakukan perawatan payudara
yang bertujuan untuk meningkatkan produksi asi.
Hasil : ibu mengerti dan bersedia melakukannya
8. Ibu sudah bisa pulang hari ini
Hasil: Ibu senang mendengarnya dan bersiap – siap untuk pulang. Dan ibu
pulang di jam 08.00 WIB
9. Memberikan edukasi perawatan bayi dan perawatan ibu dirumah
4.1 Subjektif
Data Subjektif berasal dari sudut pandang pasien, suami atau keluarga
(identitas umum pasien, keluhan, riwayat kesehatan, riwayat psikososial dan pola
hidup), Mimik wajah pasien mengenai keluhan dan kekhawatirannya dicatat
sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang berhubungan dengan diagnosa.
Berdasarkan kasus diatas data subjektif diperoleh dari ibunya mengatakan
Mules – mules seperti mau melahirkan,dengan adanya keluar lendir bercampur
darah sejak jam 01:41 wib dengan usia kehamilan 38 Minggu kemudian bayi
lahir keadaan bayi yang baru lahir dengan berat badan lahir : 2300 gram, panjang
badan 49 Cm .
4.2 Objektif
Data tersebut menunjukkan bahwa bukti gejala klinis pasien dan fakta
yang berhubungan dengan diagnosa. Data fisiologis, hasil observasi yang jujur,
informasi kajian teknologi (hasil laboratorium, sinar X, USG, dan lain-lain) dan
informasi dari keluarga atau orang lain dapat dimasukkan dalam kategori ini.
Telah dapat diobservasi oleh bidan akan menjadi komponen yang berarti dari
diagnosa yang akan ditegakkan. Pemeriksaan bisa dilakukan dengan inspeksi,
palpasi, auskultasi, dan perkusi.
Data objektif yang mendukung diagnosa dari kasus tersebut adalah
pemeriksaan Tanda-tanda vital Bayi : HR: 135x/menit, Suhu: 36°c, RR: 48
x/menit Dan melakukan Pemeriksaan Antropometri PB : 49 cm ,BB : 2300 gram,
lingkar lengan :10 cm, lingkar kepala : 31 cm, Apgar score menit 1 : 8, Apgar
score menit 10: 10
34
4.3 Asessment
Dalam SOAP notes untuk tahap assessment mencakup 3 langkah
manajemen kebidanan, yaitu: interpretasi data dasar, identifikasi
diagnosa/masalah potensial, dan menetapkan kebutuhan tindakan/penanganan
segera. Masalah atau diagnosa yang ditegakkan berdasarkan data atau informasi
subjektif maupun objektif yang dikumpulkan atau disimpulkan. Karena keadaan
pasien terus berubah dan selalu muncul informasi baru baik objektif dan subjektif,
dan sering diungkap secara terpisah, maka proses kajian ini adalah sesuatu proses
yang dinamik. Sering menganalisa adalah sesuatu yang penting dalam mengikuti
perkembangan pasien dan menjamin sesuatu perubahan baru cepat diketahui dan
dapat diikuti sehingga dapat diambil tindakan yang tepat.
Pada tahap ini identifikasi masalah atau diagnosa potensial lain
berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Pilihan ini
di butuh antisipasi, mungkin perlunya dilakukan tindakan pencegahan oleh bidan,
sambil mengamati pasien/ klien tersebut, bidan/ petugas kesehatan diharapkan
dapat bersiap-siap bila diagnosa masalah potensial ini benar-benar terjadi. Dari
hasil data subjektif dan objektif pasien, assessment nya diperoleh bahwa By Ny. R
dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
4.4 Planning
Tindakan atau usaha waktu itu atau yang akan datang, untuk
mengusahakan tercapainya keadaan pasien yang sebaik mungkin atau
mempertahankan/menjaga kesejahteraannya. Langkah ini termasuk dalam kriteria
tujuan tertentu dari kebutuhan pasien yang harus dicapai dalam batas waktu
tertentu, tindakan yang diambil harus membantu pasien mencapai kemajuan
dalam kesehatan dan harus mendukung rencana dokter jika melakukan kolaborasi.
Berdasarkan kasus diatas planning yang dilakukan meliputi Mencuci
tangan sebelum dan sesudah menyentuh bayi, Menganjurkan ibu untuk menjaga
kehangatan bayinya, Mengajarkan ibu cara menyusui yang baik dan benar,
Menganjukan kepada ibu untuk menyusui bayinya secara on demand
Menganjurkan kepada ibu dan keluarga agar selalu menjaga kebersihan bayinya
35
dengan mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi,Memberikan
dukungan psikologi pada ibu, Mengajarkan dan menganjurkan ibu untuk
melakukan perawatan payudara yang bertujuan untuk meningkatkan produksi
ASI.
36
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Masa neonatus dan beberapa minggu sesudahnya masih merupakan masa
yang rawan karena disamping kekebalan yang masih kurang juga gejala penyakit
spesifik. Pada periode-periode tersebut tidak dapat dibedakan/sulit dibedakan
dengan penyakit lain sehingga sulit dideteksi pada usia minggu-minggu pertama
kelainanyang timbul banyak yang berkaitan dengan masa kehamilan/proses
persalinan sehingga perlu penanganan segera dan khusus.
Bayi lahir dengan bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu
factor resiko yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada
masa perinatal. Selain itu bayi berat lahir rendah dapat mengalami gangguan
mental dan fisik pada usia tumbuh kembang selanjutnya, sehingga membutahkan
biaya perawatan yang tinggi.
5.2 Saran
5.2.1 Institusi
Harapannya dari penulisan ini dapat memberikan pengetahuan tambahan
bagi para pembaca serta diharapkan perpustakaan institute kesehatan Helvetia
medan memperbanyak referensi atau buku mengenai BBLR.
5.2.2 Petugas Kesehatan
Dengan adanya penulisan ini, disarankan petugas kesehatan agar tetap
dapat memberikan pelayanan terbaik pada setiap pasien di Rumah Sakit Umum
Haji Medan dari awal pasien masuk hingga pasien pulang
5.2.3 Mahasiswa
Diharapkan mampu memahami tentang pengolahan asuhan kebidanan
pada pasien BBLR mulai dari tahap pengkajian/anamnesa hingga planning.
37
DAFTAR PUSTAKA
38
0
I
0
03.00 04.00
05.00
/i
36c
39
40
DOKUMENTASI
41