Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN PENDAHULUAN

PRAKTIK KEBIDANAN
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN FISIOLOGIS

DISUSUN OLEH :

PUJI LESTARI
NIM : 22390150

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
TAHUN 2023

i
HALAMAN PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA KEHAMILAN FISIOLOGIS


DI PMB PUJI LESTARI LAMPUNG TENGAH

Disusun Oleh:
Nama : Puji Lestari
NPM : 22390150

Tanggal Pemberian Asuhan 10 Januari 2023

Disetujui:

Pembimbing Lapangan
Tanggal :
Di :
(PRIMA DEVI HAZNITA, S.Tr.Keb)

Pembimbing Akademik
Tanggal :
Di :
(ASTRIANA, S.ST., Bdn.,M.Kes)

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan kami dengan tepat waktu yang
berjudul : “Praktik Kebidanan Asuhan Kebidan Pada Kehamilan Fisiologis”. Harapan kami
sebagaimana penyusun adalah agar pembaca dapat memahami tentang bagaimana Praktik
Kebidanan Asuhan Kebidan Pada Kehamilan Fisiologis.

Tugas ini dapat terselesaikan berkat antuan berbagai fihak, maka dengan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Achmad Farich, dr., MM. Selaku Rektor Universitas Malahayati

2. Riyanti, M.Kes. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

3. Vida Wira Utami, S.ST., M.Kes. Selaku Ketua Prodi Profesi Bidan

4. ASTRIANA, S.ST., Bdn.,M.Kes. Selaku Pembimbing I yang meluangkan waktunya


untuk membimbing dalam penyusunan Laporan Pendahuluan ini.

Penulis menyadari sepenuhnya dalam menyusun Laporan Pendahuluan Praktik Kebidanan


Asuhan Kebidan Pada Kehamilan Fisiologis ini masih terdapat banyak kekurangan, baik
dalam sistematika penulisan maupun penggunaan bahasa. Kami berharap semoga dengan
adanya Laporan Pendahuluan ini dapat menambah ilmu wawasan kita mengenai bagaimana
cara kita dalam melakukan Praktik Kebidanan Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan
Fisiologis.

Akhir kata kami mengucapkan terima kasih

Bandar Lampung, Januari 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. iv
BAB I : PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ........................................................................................................... 1
2. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 2
3. Tujuan ....................................................................................................................... 2
4. Manfaat ....................................................................................................................... 2
BAB II : TINJAUAN TEORI
1. Pengertian Kehamilan ................................................................................................ 4
2. Tanda Dan Gejala Kehamilan ..................................................................................... 4
3. Diagnosa Banding Kehamilan .................................................................................... 7
4. Fisiologis Proses Kehamilan ...................................................................................... 7
5. Perubahan Anatomi Dan Fisiologis Pada Trimester I ................................................ 13
6. Perubahan Anatomi Dan Fisiologis Pada Trimester II ................................................ 14
7. Perubahan Anatomi Dan Fisiologis Pada Trimester III .............................................. 16
8. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kehamilan ...................................................... 17
9. Tanda Bahaya Kehamilan ........................................................................................... 19
10. Komplikasi Kehamilan ............................................................................................... 20
11. Penyulit Yang Menyertai Kehamilan ......................................................................... 21
12. Suplemen Yang Dianjurkan Selama Kehamilan.......................................................... 22
13. Konsep Antenatal Care .............................................................................................. 23
BAB III : KASUS
1. Asuhan Kebidanan ..................................................................................................... 29
BAB IV : PEMBAHASAN
1. Pembahasan ................................................................................................................ 35
BAB V : PENUTUP
1. Kesimpulan ................................................................................................................. 37
2. Saran .......................................................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... vi

iv
LAMPIRAN ..................................................................................................................... vii
Lampiran 1 : Journal
Lampiran 2 : Journal Reading
Lampiran 3 : Journal Refleksi
Lampiran 4 : Foto kegiatan
Lampiran 5 : Lembar Bimbingan

v
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang hampir selalu terjadi pada setiap
wanita. Kehamilan terjadi setelah bertemunya sperma dan ovum, tumbuh dan
berkembang didalam uterus selama 259 hari atau 37 minggu atau sampai 42 minggu
(Nugroho dan Utama, 2014 ). Kehamilan merupakan suatu keadaan yang fisiologis
namun dalam prosesnya terdapat kemungkinan suatu keadaan yang dapat mengancam
jiwa ibu dan bayi bahkan dapat menyebabkan kematian. Di Indonesia tujuan asuhan
kebidanan secara komprehensif untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan
Angka Kematian Bayi (AKB) yang masih belum teralisasikan dengan baik.

Angka Kematian Ibu(AKI) disebabkan oleh beberapa penyebab seperti gangguan


hipertensi sebanyak 33,07%, perdarahan obstetrik 27,03%, komplikasi non obstetric
15,7%, komplikasi obstetric lainnya 12,04% infeksi pada kehamilan 6,06% dan
penyebab lainnya 4,81%. Sementara penyebab kematian neonatal tertinggi disebabkan
oleh komplikasi kejadian intraparum tercatat 28,3%, akibat gangguan respiratori dan
kardiovaskular 21,3%, BBLR dan premature 19%, kelhiran kongenital 14,8%, akibat
tetanus neonatorum 1,2%, infeksi 7,3% dan akibat lainnya 8,2%.(Rakernas 2019).

Asuhan Kehamilan atau asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan
kesehatan obstetric untuk optimalisasi luaran marernal dan neonatal melalui
serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan.(Sarwono, 2016). Faktor lain
yang menyebabkan tingginya angka kematian ibu di Indonesia juga dikarenakan oleh
factor 3 terlambat, yaitu: 1) terlambat dalam mengenali tanda bahaya kehamilan dan
persalinan, 2) terlambat dalam pengambilan keputusan klinik, serta 3) terlambat dalam
mencapai fasilitas kesehatan (jarak). Berbagai upaya telah dilakukan untuk menurunkan
angka kematian ibu, salah satunya dengan cara melakukan pendeteksian terhadap
Preeklamsi antara lain dengan memeriksa faktor-faktor pada masa kehamilan.

Frekuensi pelayanan Antenatal Care adalah minimal 4 kali selama kehamilan, dengan
ketentuan waktu pemberian pelayanan yang dianjurkan yaitu minimal 1 kali pada
triwulan pertama, 1 kali pada triwulan kedua, dan 2 kali pada triwulan ketiga (Dinkes
Jember, 2019).

1
Salah satu indikator untuk melihat keberhasilan dari ANC adalah dari besarnya capaian
cakupan K1 dan K4 kunjungan ibu hamil ke tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan
khususnya bidan harus mampu memberikan pelayanan kesehatan asuhan kebidanan
secara menyeluruh yang berfokus pada asuhan sayang ibu dan sayang bayi yang sesuai
dengan standar pelayanan kebidanan yang berkualitas serta memberikan kepuasan dan
menambah pengetahuan klien mengenai kondisi kesehatan dirinya dan bayinya.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan diatas, penulis ingin melanjutkan
upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk mencapai target penurunan AKI dan
AKB dengan ikut serta memberikan Asuhan Kebidanan secara Komprehensif yang
diberikan pada masa antenatal care. Upaya ini dilakukan supaya klien mendapatkan
pelayanan asuhan kebidanan yang sesuai dengan standart dengan pendekatan asuhan
kebidanan yang didokumentasikan dalam bentuk SOAP.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah diatas penulis merumuskan masalah sebagai berikut : Semua ibu
hamil mendapatkan pelayanan standar dan dapat melahirkan dengan selamat di
fasilitas kesehatan yang tersedia.

3. Tujuan Penulisan

a. Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil
fisiologis dengan pendekatan manajemen kebidanan dan pendokumentasian
SOAP.
b. TujuanKhusus
1) Mampu melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil
fisiologis trimester I.
2) Mampu melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil
fisiologis trimester II.
3) Mampu melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil
fisiologis trimester III.

4. Manfaat Penulisan

a. Manfaat Teoritis
Meningkatkan pengetahuan dalam pelaksanaan asuhan kebidanan secara
komprehensif yang berkualitas pada ibu hamil trimester yang bersifat fisiologis

2
dengan menggunakan pendokumentasian SOAP.
b. Manfaat Praktis
Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi tenaga kesehatan dalam
memberikan asuhan kebidanan kehamilan secara komprehensif.
1) Bagi Penulis
Mendapat pengalaman serta dapat menerapkan teori yang telah diterima
dan didapat dalam perkuliahan kedalam kasus nyata dalam melaksanakan
asuhan kebidanan kehamilan fisiologis.
2) Bagi Institusi
Digunakan sebagai dokumentasi dan referensi untuk institusi dalam rangka
meningkatkan kualitas proses belajar mmengajar asuhan kebidanan
kehamilan fisiologis.
3) Bagi Lahan Praktik
Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi tenaga kesehatan dalam
memberikan asuhan kebidanan kehamilan fisiologis secara komprehensif.

3
BAB II
TINJUAN PUSTAKA

1. Pengertian Kehamilan

Kehamilan normal adalah keadaan ibu sehat, tidak ada riwayat obstetrik buruk, ukuran
uterus sesuai dengan usia kehamilan, pemeriksaan fisik dan laboratorium normal
(Saifudin, 2012).
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal
280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir.
Kehamilan dibagi tiga triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai
3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga ketujuh
sampai 9 bulan (Saifuddin, 2012).
Kehamilan dibagi menjadi 3 trimester, yaitu :
a. Trimester pertama dari 0 sampai 12 minggu
b. Trimester kedua dari kehamilan 13 minggu sampai 28 minggu
c. Trimester ketiga dari kehamilan 29 minggu sampai 40 minggu (Saifuddin, 2012).

2. Tanda dan Gejala Kehamilan

Tanda-tanda kehamilan adalah sekumpulan tanda atau gejala yang timbul pada
wanita hamil dan terjadi akibat adanya perubahan fisiologis dan psikologi pada masa
kehamilan (Nugroho, 2014).
a. Tanda Dugaan Kehamilan
Menurut Manuaba (2012), untuk dapat mengatakan kehamilan ditetapkan dengan
melakukan penelitian terhadap beberapa tanda dan gejala kehamilan, yaitu sebagai
berikut:
1) Amenore
Pada wanita hamil terjadi kosepsi dan nidasi yang menyebabkan tidak terjadi
pembentukan Folikel de graff dan ovulasi. Hal ini menyebabkan terjadinya
amenore pada seseorang wanita yang sedang hamil. Dengan mengetahui hari
pertama haid terakhir (HPHT) dengan perhitungan Neagle dapat di tentukan hari
perkiraan lahir (HPL) yaitu dengan menambah tujuh pada hari, memgurangi tiga
pada bulan dan menanba satu pada tahun.
2) Mual dan Muntah
Pengaruh ekstrogen dan progesteron menyebabakan pengeluaran asam lambung

4
yang berlebihan. Mual dan muntah di pagi hari disebut morning sickness.
Dalam batas yang fisilogis keadaan ini dapat diatasi. Akibat mual dan muntah
nafsu makan berkurang
3) Ngidam
Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang di
inginkan disebut ngidam.
4) Sinkope atau pingsan
Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskema
susunan saraf pusat dan menimbulkan sinkope
atau pingsan. Keadaan ini menghilang setelah usia kehamilan 16 minggu.
5) Payudara Tegang
Pengaruh hormon ekstrogen, progesteron dan somatomamotrofin menimbulkan
deposit lemak ,air dan garam pada payudara. Payudara membesar dan tegang.
Ujung saraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama.
6) Sering Miksi (Sering BAK)
Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dan
sering miksi. Pada triwulan kedua, gejala ini sudah menghilang.
7) Konstipasi atau Obstipasi
Pengaruh hormon progesteron dapat menghambat Peristaltik usus,
menyebabkan kesulitan untuk buang air besar
8) Pigmentasi Kulit
Terdapat Pigmentasi kulit di sekitar pipi (cloasma gravidarum). Pada dinding
perut terdapat striae albican, striae livide dan linea nigra semakin
menghitam. Pada sekitar payudara terdapat hiperpigmintasi pada bagian areola
mammae, puting susu makin menonjol.
9) Epulis
Hipertrofi gusi yang disebut epulis, dapat terjadi saat kehamilan.
10) Varices
Karena pengaruh dari hormon ekstrogen dan progesteron terjadi penampakan
pembuluh darah vena, terutama pada mereka yang mempunyai bakat.
Penampakan pembuluh darah menghilang setelah persalinan.
b. Tanda kemungkinan Kehamilan
1) Uterus Membesar
Terjadi perubahan bentuk, besar dan konsistensi rahim. Pada pemeriksaan dalam

5
diraba bawah uterus membesar dan makin lama makin bundar bentuknya
(Manuaba, 2012).
2) Tanda Hegar
Konsistensi rahim dalam kehamilan berubah menjadi lunak, terutama daerah
ismus. Pada minggu-minggu pertama ismus uteri mengalami hipertrofi seperti
korpus uteri. Hipertrofi ismus pada triwulan pertama mengakibatkan ismus
terjadi panjang dan lebih lunak. Sehingga kalau kita letakan 2 jari dalam
fornix posterior dan tangan satunya pada dinding perut di atas simpisis, maka
ismu ini teraba seolah-olah korpus uteri sama sekali terpisa dari uterus
(Wiknjosastro, 2014).
3) Tanda Chadwick
Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih merah,
agak kebiru-biruan (livide). Warna porsiopun tampak livide, hal ini disebabakan
oleh pengaruh hormon ekstrogen (Ibnu, 2014).
4) Tanda Piscaseck
Uterus mengalami pembesaran, kadang-kadang pembesaran tidak rata tetapi
di daerah indung telur bernidasi lebih cepat tumbuhnya. Hal ini menebabkan
uterus membesar ke salah satu jurusan pembesaran tersebut (Nugroho, 2014).
5) Tanda Braxton Hicks
Bilah uterus dirangsang akan mudah berkontraksi. Walaupun palpasi atau
pemeriksaan dalam uterus yang tadinya lunak akan menjadi keras kerena
kontraksi. Tanda ini keras untuk uterus dalam masa kehamilan (Astuti,
2012).
6) Goodell Sign
Di luar kehamilan kosistensi servik keras, kerasnya seperti kita merasa ujung
hidung, dalam kehamilan serviks menjadi lunak dalam perabaan selunak bibir
atau ujung bawah daun telinga (Marmi, 2014).
7) Reaksi Kehamilan Positif
Cara khas yang di pakai dengan menentukan adanya human chorionic
gonadotropin pada kehamilan mudah adalah air kencing pertama pada pagi hari.
Dengan tes ini dapat membentu menentukan diagnosa kehamilan sedini mungkin
(Manuaba, 2012)
c. Tanda pasti hamil

6
Menurut Sifudin (2010), Gerakan janin yang dapat dilihat, dirasa atau diraba juga
bagian janin:
1) Didengar dengan stetoskop-monoral laennec
2) Dicatat dan di dengar oleh alat dopler
3) Dicatat dengan feto-elektro kardiogram
4) Dilihat pada ultrasonograf
5) Terlihat tulang-tulang janin dalam foto-rontgen

3. Diagnosis Bandingan Kehamilan

a. Hamil Palsu
Dijumpai tanda dugaan hamil tetapi dengan pemeriksaan alat canggih dan tes
bialogis yang menunjukan kehamilan (Prawihardjo, 2014).
b. Tumor Kandungan atau Mioma Uteri
Terdapat pembesaran rahim tetapi tidak disertai tanda-tanda hamil, bentuk
pembesaran tidak merata dan perdarahan banyak saat menstruasi (Manuaba, 2012).
c. Kista Ovarium
Terjadi pembesaran perut tetapi tidak disertai tanda-tanda hamil, datang bulan terus
berlansung, lamanya pembesaran perut menentukan umur kehamilan, dan
pemeriksaan tes biologis kehamilan dengan tes negatif (Saifudin, 2012).
d. Hematometra
Terlambat datang bulan dapat melampaui umur kehamilan, perut terasa sakit setiap
bulan, terjadi tumpukan darah dalam rahim, tanda dan pemeriksaan hamil, tanda dan
pemeriksaan hamil tidak menunjukan hasil yang positif (Manuaba, 2012).
e. Kandung Kemih yang penuh
Dengan melakukan kateterisasi, maka pembesaran perut akan menghilang
(Prawirohardjo, 2014).

4. Fisiologis Proses Kehamilan

Proses kehamilan sampai persalinan merupakan mata rantai satu kesatuan dari
konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi, pemeliharaan kehamilan, perubahan endokrin
sebagai persiapan dalam kelahiran bayi, dan persalinan dengan kesiapan pemeliharaan
bayi (Sitanggang dkk, 2012).
a. Ovulasi

7
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem hormonal yang
kompleks. Selama masa subur berlangsung 20-35 tahun, hanya 420 buah ovum yang
dapat mengikuti proses pematangan dan terjadi ovulasi (Manuaba, 2012). Setiap
bulan wanita melepaskan satu sampai dua sel telur dari indung telur (ovulasi) yang
ditangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke dalam sel telur (Dewi dkk,
2014). Pelepasan telur (ovum) hanya terjadi satu kali setiap bulan, sekitar hari ke-14
pada siklus menstruasi normal 28 hari.
b. Spermatozoa
Sperma bentuknya seperti kecebong terdiri atas kepala berbentuk lonjong agak
gepeng berisi inti (nucleus). Leher yang menghubungkan kepala dengan bagian
tengah dan ekor yang dapat bergetar sehingga sperma dapat bergerak dengan cepat.
Panjang ekor kira-kira sepuluh kali bagian kepala. Secara embrional,
spermatogonium berasal dari sel-sel primitive tubulus testis. Setelah bayi laki-laki
lahir, jumlah spermatogonium yang ada tidak mengalami perubahan sampai akil
balig (Dewi dkk, 2014).
Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses yang kompleks,
spermatogonium berasal dari primitive tubulus, menjadi spermatosid pertama,
menjadi spermatosit kedua, menjadi spermatid, akhirnya spermatozoa. Sebagian
besar spermatozoa mengalami kematian dan hanya beberapa ratus yang dapat
mencapai tuba falopii. Spermatozoa yang masuk ke dalam alat genetalia wanita
dapat hidup selama tiga hari, sehingga cukup waktu untuk mengadakan konsepsi
(Manuaba, 2012).
c. Pembuahan (Konsepsi/Fertilisasi)
Pada saat kopulasi antara pria dan wanita (sanggama/koitus) terjadi ejakulasi sperma
dari saluran reproduksi pria di dalam vagina wanita, dimana akan melepaskan cairan
mani berisi sel sel sperma ke dalam saluran reproduksi wanita. Jika senggama terjadi
dalam masa ovulasi, maka ada kemungkinan sel sperma dalam saluran reproduksi
wanita akan bertemu dengan sel telur wanita yang baru dikeluarkan pada saat
ovulasi. Pertemuan sel sperma dan sel telur inilah yang disebut sebagai
konsepsi/fertilisasi (Dewi dkk, 2014).
Fertilisasi adalah penyatuan ovum (oosit sekunder) dan spermatozoa yang biasanya
berlangsung di ampula tuba (Saifuddin, 2012). Menurut Manuaba dkk (2012),
keseluruhan proses konsepsi berlangsung seperti uraian dibawah ini:

8
1) Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh korona radiate yang
mengandung persediaan nutrisi.
2) Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metaphase di tengah sitoplasma yang
vitelus.
3) Dalam perjalanan, korona radiata makin berkurang pada zona pelusida. Nutrisi
dialirkan ke dalam vitelus, melalui saluran zona pelusida.
4) Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba, tempat yang paling luas yang
dindingnya penuh jonjot dan tertutup sel yang mempunyai silia. Ovum
mempunyai waktu hidup terlama di dalam ampula tuba.
5) Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam.
d. Nidasi atau implantasi
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium.
Umumnya nidasi terjadi pada depan atau belakang rahim dekat fundus uteri.
Terkadang pada saat nidasi terjadi sedikit perdarahan akibat luka desidua yang
disebut tanda Hartman (Dewi dkk, 2014). Pada hari keempat hasil konsepsi
mencapai stadium blastula disebut blastokista, suatu bentuk yang di bagian luarnya
adalah trofoblas dan di bagian dalamnya disebut massa inner cell. Massa inner cell
ini berkembang menjadi janin dan trofoblas akan berkembang menjadi plasenta.
Sejak trofoblas terbentuk, produksi hormone hCG dimulai, suatu hormone yang
memastikan bahwa endometrium akan menerima (reseptif) dalam proses implantasi
embrio (Saifuddin, 2012).
e. Plasentasi
Plasenta adalah organ vital untuk promosi dan perawatan kehamilan dan
perkembangan janin normal. Hal ini diuraikan oleh jaringan janin dan ibu untuk
dijadikan instrumen transfer nutrisi penting (Afodun et al, 2015). Plasentasi adalah
proses pembentukan struktur dan jenis plasenta. Setelah nidasi embrio kedalam
endometrium, plasentasi dimulai. Pada manusia plasentasi berlangsung sampai 12-
18 minggu setelah fertilisasi (Saifuddin, 2012). Pertumbuhan plasenta makin lama
makin besar dan luas, umumnya mencapai pembentukan lengkap pada usia
kehamilan sekitar 16 minggu. Plasenta dewasa/lengkap yang normal memiliki
karakteristik berikut:
1) Bentuk bundar /oval
2) Diameter 15-25 cm, tebal 3-5 cm
3) Berat rata-rata 500-600 gr.

9
4) Insersi tali pusat (tempat berhubungan dengan plasenta) dapat di
tengah/sentralis, disamping/lateralis, atau tepi ujung tepi/marginalis.
5) Di sisi ibu, tampak daerah-daerah yang agak menonjol (katiledon) yang
diliputi selaput tipis desidua basialis.
6) Di sisi janin, tampak sejumlah arteri dan vena besar (pembuluh korion) menuju
tali pusat. Korion diliputi oleh amnion.
7) Sirkulasi darah ibu di plasenta sekitar 300 cc/menit (20 minggu) meningkat
sampai 600-700 cc/ menit (aterm) (Dewi dkk, 2014).
f. Pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi.
Menurut Dewi dkk (2014) pertumbuhan dan perkembangan embrio dari trimester 1
sampai dengan trimester 3 adalah sebagai berikut:
1) Trimester 1
a) Minggu ke-1
Disebut masa germinal. Karekteristik utama masa germinal adalah sperma
membuahi ovum yang kemudian terjadi pembelahan sel.
b) Minggu ke-2
Terjadi diferensiasi massa seluler embrio menjadi dua lapis (stadium
bilaminer). Yaitu lempeng epiblast (akan menjadi ectoderm) dan hipoblast
(akan menjadi endoderm). Akhir stadium ini ditandai alur primitive (primitive
streak).
c) Minggu ke-3
d) Terjadi pembentukan tiga lapis/lempeng yaitu ectoderm dan endoderm dengan
penyusupan lapisan mesoderm diantaranya diawali dari daerah primitive
streak.
e) Minggu ke-4
Pada akhir minggu ke-3/awal minggu ke-4, mulai terbentuk ruas- ruas
badan(somit) sebagai karakteristik pertumbuhan periode ini. Terbentuknya
jantung, sirkulasi darah, dan saluran pencernaan.
f) Minggu ke-8
Pertumbuhan dan diferensiasi somit terjadi begitu cepat, sampai dengan akhir
minggu ke-8 terbentuk 30- 35 somit, disertai dengan perkembangan berbagai
karakteristik fisik lainnya seperti jantungnya mulai memompa darah. Anggota
badan terbentuk dengan baik.
g) Minggu ke -12

10
Beberapa system organ melanjutkan pembentukan awalnya sampai dengan
akhir minggu ke-12 (trimester pertama). Embrio menjadi janin. Gerakan
pertama dimulai selama minggu ke 12. Jenis kelamin dapat diketahui. Ginjal
memproduksi urine.
2) Trimester II
a) Sistem Sirkulasi
Janin mulai menunjukkan adanya aktivitas denyut jantung dan aliran darah.
Dengan alat fetal ekokardiografi, denyut jantung dapat ditemukan sejak
minggu ke-12.
b) Sistem Respirasi
Janin mulai menunjukkan gerak pernafasan sejak usia sekitar 18 minggu.
Perkembangan struktur alveoli paru sendiri baru sempurna pada usia 24-26
minggu. Surfaktan mulai diproduksi sejak minggu ke-20, tetapi jumlah dan
konsistensinya sangat minimal dan baru adekuat untuk pertahanan hidup
ekstrauterin pada akhir trimester III.
c) Sistem gastrointestinal
Janin mulai menunjukkan aktivitas gerakan menelan sejak usia gestasi 14
minggu. Gerakan mengisap aktif tampak pada 26-28 minggu. Secara normal
janin minum air ketuban 450 cc setiap hari. Mekonium merupakan isi yang
utama pada saluran pencernaan janin, tampak mulai usia 16 minggu.
Mekonium berasal dari :
- Sel-sel mukosa dinding saluran cerna yang mengalami deskuamasi dan
rontok.
- Cairan/enzim yang disekresi sepanjang saluran cerna, mulai dari saliva
sampai enzim enzim pencernaan.
- Cairan amnion yang diminum oleh janin, yang terkadang mengandung
lanugo (rambut-rambut halus dari kulit janin yang rontok). Dan sel-sel dari
kulit janin/membrane amnion yang rontok.
- Penghancuran bilirubin.
d) Sistem Saraf dan Neuromuskular
Sistem ini merupakan sistem yang paling awal mulai menunjukkan
aktivitasnya, yaitu sejak 8-12 minggu, berupa kontraksi otot yang timbul jika
terjadi stimulasi lokal. Sejak usia
9 minggu, janin mampu mengadakan fleksi alat-alat gerak, dengan refleks-

11
refleks dasar yang sangat sederhana.
e) Sistem Saraf Sensorik Khusus/Indra
Mata yang terdiri atas lengkung bakal lensa (lens placode) dan bakal bola
mata/mangkuk optic (optic cup) pada awalnya menghadap ke lateral,
kemudian berubah letaknya ke permukaan ventral wajah.
f) Sistem Urinarius
Glomerulus ginjal mulai terbentuk sejak umur 8 minggu. Ginjal mulai
berfungsi sejak awal trimester kedua dan dalam vesika urinaria dapat
ditemukan urine janin yang keluar melalui uretra dan bercampur dengan cairan
amnion.
g) Sistem Endokrin
Kortikotropin dan Tirotropin mulai diproduksi di hipofisis janin sejak usia 10
minggu mulai berfungsi untuk merangsang perkembangan kelenjar suprarenal
dan kelenjar tiroid. Setelah kelenjar-kelenjar tersebut berkembang, produksi
dan sekresi hormon-hormonnya juga mulai berkembang
3) Trimester III
a) Minggu ke-28
Pada akhir minggu ke-28, panjang ubun-ubun bokong adalah sekitar 25 cm
dan berat janin sekitar 1.100 g. Masuk trimester ke- 3, dimana terdapat
perkembangan otak yang cepat, sistem saraf mengendalikan gerakan dan
fungsi tubuh, mata mulai membuka (Saifudin, 2012). Surfaktan mulai
dihasilkan di paru-paru pada usia 26 minggu, rambut kepala makin panjang,
kuku-kuku jari mulai terlihat (Varney, 2013).
b) Minggu ke-32
Simpanan lemak coklat berkembang di bawah kulit untuk persiapan
pemisahan bayi setelah lahir. Bayi sudah tumbuh 38-43 cm dan panjang ubun-
ubun bokong sekitar 28 cm dan berat sekitar 1.800 gr Mulai menyimpan zat
besi, kalsium, dan fosfor. Bila bayi dilahirkan ada kemungkinan hidup 50-70
%.
c) Minggu ke-36
Berat janin sekitar 1.500-2.500 gram. Lanugo mulai berkurang, saat 35
minggu paru telah matur, janin akan dapat hidup tanpa kesulitan. Seluruh
uterus terisi oleh bayi sehingga ia tidak bisa bergerak atau berputar banyak.
Kulit menjadi halus tanpa kerutan, tubuh menjadi lebih bulat lengan dan

12
tungkai tampak montok. Pada janin laki-laki biasanya testis sudah turun ke
skrotum
d) Minggu ke-38
Usia 38 minggu kehamilan disebut aterm, dimana bayi akan meliputi seluruh
uterus. Air ketuban mulai berkurang, tetapi masih dalam batas normal.

5. Perubahan anatomi dan fisiologis kehamilan Trimester I

Menurut Hutahaean (2013) kehamilan menyebabkan perubahan secara keseluruhan


dalam tubuh. Khususnya pada alat genetalia eksternal maupun internal. Perubahan
yang terjadai pada ibu hamil antara lain :
a. Uterus
Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama kehamilan karena peningkatan
kadar estrogen dan progesteron sehingga uterus akan meningkat mengikuti sekamin
besar ukuran janin didalam kandungan. Berat normal uterus 30 gr, namun pada akhir
kehamilan 40 minggu uterus menjadi 1000 gram beratnya dengan panjang 20 cm
dan dinding 2,5 cm. Pada usia kehamilan awal bentuk uterus akan membentuk
seperti buah alpukat agak gepeng.
b. Serviks uteri
Serviks uteri pada kehamilan trimester pertama mengalami perubahan dikarenakan
dipengaruhi oleh kadar hormon estrogen. Jika karpus uteri mengandung lebih
banyak otot maka serviks lebih banyak mengandung jaringan ikat, hanya 10%
jaringan ototnya. Kelenjar pada serviks akan mengeluarkan lebih banyak sekresi
sehingga pada ibu hamil trimester I ibu hamil mengeluarkan banyak cairan hal ini
masih termasuk wajar.
c. Vagina dan vulva
Vagina dan vulva juga mengalami perubahan akibat hormon estrogen, adanya tanda
chadwick akan mengakibatkan vulva tampak kemerahan.
d. Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat luteum graviditas sampai terbentuknya
plasenta diusia kehamilan 16 minggu korpus luteum gravididtis berdiameter 3 cm,
kemudian akan mengecil setelah plasenta terbentuk.
e. Payudara
Payudara membesar pada kehamilan awal akibat hormon estrogen dan progesteron,
namun belum mengeluarkan air susu, pada kehamilan 12 minggu keatas payudara

13
akan mengeluarkan colostrum dari kelenjar asinus yang menyebabkan areola lebih
gelap.
f. Kulit
Pada kulit pada kehamilan akan terjafi deposit pigmen karena pengaruh
melanophone stimulating hormon (MSH) yang terjadai di wajah, abdomen maupun
pada kaki.
g. Sistem kardiovaskuler
Sirkulasi daah pada ibu hamil dipengaruhi oleh adanya sirkulasi plasenta, uterus
yang membesar dengan pembuluh darah yang membesar pula, volume darah
bertambah banyak, kira-kira 23 % dengan puncak kehamilan 32 minggu, diikuti
dengan kerja jantung yang meningkat sebanyak 30%.
h. Sistem respirasi
Ibu hamil pada trimester pertama secara fisiologis tidak akan mengalami gangguan
pernapasan, namun seiring bertambahnya usia kehamilan dan semakin besar ukuran
janin dengan usia kehamilan memasuki 32 minggu karena usus-usus tertekan oleh
uterus yang membesar ke arah diafragma sehingga diafragma kurang leluasa
bergerak.
i. Sistem perkemihan
Pada bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh uterus yang membesar,
sehingga timbul keinginan untuk berkemih, hal ini akan hilang seiring bertambah
turun bayi ke dalam ronggo panggul.

6. Perubahan anatomi dan fisiologis kehamilan Trimester II

Perubahan yang terdapat pada ibu hamil trimester II sebagai beriku (Hutahaean, 2013) :
a. Uterus
Uterus akan terus membesar seiring dengan bertambahnya janin dalam rahim.
Selama pembesaran ini, uterus berkomntraksi kekanan, hal ini disebabkan adanya
kolon rektosigmoid disebelah kiri. Setelah bulan keempat kehamilan, kontraksi
uterus dapat dirasakan melalui dinding abdomen yang disebut dengan braxton hick.
b. Serviks uteri
Pada kehamilan trimester dua ini, serviks akan mengeluarkan sekresi lebih banyak.
Terjadi hipervaskularisasi akibat peningkatan hormon estrogen dan progesteron.
Serviks juga masih mengalami perlunakan dan pematangan secara bertahap.
c. Vagina dan vulva

14
Vagina dan vulva mengalami peningkatan vaskularisasi yang disebabkan oleh
peningkatan hormon estrogen dan progesteron. Hal ini menyebabkan sensitivitas
meningkat sehingga dapat membangkitkan keinginan hasrat seksual. Peningkatan
relaksasi dinding pembuluh darah dan semakin besarnya uterus dapat menimbulkan
edema dan varises pada vulva.
d. Ovarium
Bekas pelepasan ovum dalam ovarium disebut korpus liteum. Pada kehamilan
trimester kedua ini korpus luteum mulai menghasilkan hormon estrogen dan
progesteron, namun korpus luteum tergantikan fungsinya setelah plasma terbentuk.
Plasma menjadi sumber dari kedua hormon tersebut. Plasenta membentuk steroid,
human chorionic gonadotropin (HCG), human plasenta laktogen (HPL), atau human
chorionic somatomammothropin (HCS), dan human chorionic thyrotropin (HCT).
Jadi pada ini plasenta mulai menggantikan fungsi korpus luteum.
e. Mammae
Selain payudaya yang membesar sebagian ibu hamil setelah memasuki usia
kehamilan 12 minggu putting susunya mulai mengeluarkan cairan berwarna putih
agak jernih yang disebut colostrum.
f. Kulit
Pada trimester kedua ini sudah mulai terdapat striae gravidarum yang banyak pada
kulit abdomen, yaitu tanda renggang yang terbentuk akibat serabut-serat elastis dari
lapisan kulit terdalam terpisah dan terputus. Hal ini mengakibatkan pruritus atau
rasa gatal pada perut ibu.
g. Sistem kardiovaskuler
Peningkatan volume darah terjadi sekitar 30-50% karena adanya retensi garam dan
air di sebabkan sekresi aldosteron dari adrenal dan estrogen. Peningkatan volume
darah dan curah jantung juga menimbulkan perubahan hasil auskultasi. Pada usia
kehamilan antara minggu ke-24 dan 20 terjadi peningkatan denyut jantung 10-15
kali permenit kemudian menetap sampai aterm.
h. Sistem respirasi
Ibu hamil sering mengalami sesak nafas karena penurunan tekanan karbon dioksida
ketika memasuki usia kehamilantrimester II. Kejadian tersebut dipengaruhi
peningkatan hormon progesteron.
i. Sistem pencernaan
Ibu hamil akan mengalami banyak keluhan yang dikarenakan perubahan anatomi

15
fisiologis sistem pencernaan diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Konstipasi yang disebabkan oleh hormon estrogen yang semakin meningkat.
2) Perut kembung yang disebabkan adanya tekanan uterus yang membesar dalam
rongga perut, sehingga mendesak organ-organ pencernaan kearah atas dan lateral.
3) Hemoroid yang disebabkan oleh konstipasi dan naiknya tekanan vena-vena di
bawah uterus.
4) Panas perut yang terjadi aliran balik asam gastric ke dalam esofagus bagian
bawah
j. Sistem perkemihan
Vaskularisasi meningkat membuat mucosa kandung kemih menjadi mudah luka
dan berdarah. Pembesaran kandung kemih menimbulkan rasa ingin berkemih
walaupun kemih hanya berisi sedikit urine.
k. Sistem muskuloskeletal
Mobilisasi sendi berkurang terutama pada daerah siku dan pergelangan tangan
terjadi penambahan berat badan sehingga bahu lebih tertarik ke belakang dan
tulang belakang lebih melengkung, sendi tulang belakang lebih lentur sehingga ibu
hamil terlihat seperti penderita lordosis. Sering juga ibu hamil mengeluh mengenai
kram kaki yang terjadi akibat tekanan dari rahim pada pembuluh darah terutama
menuju kaki membuat darah mengalir kembali kearah kaki, menyebabkan
terjadinya kram.

7. Perubahan anatomi dan fisiologis kehamilan Trimester III

Perubahan yang terdapat pada ibu hamil trimester III sebagai beriku (Hutahaean, 2013)
:
a. Uterus
Pada usia gestasi 30 minggu, fundus uteri dapat di palpasi di bagian tengah antara
umbilicus dan startum. Pada usia kehamilan 38 minggu, uterus sejajar dengan
tratum. Tuba uteri tampak agak terdorong ke dalam di atas bagian tengah uterus.
Frekuensi dan kekuatan kontraksi otot segmen atas rahim semakin meningkat.
b. Serviks uteri
Serviks akan mengalami pelunakan atau pematangan secara bertahap akibat
bertambahnya aktivitas uterus selama kehamilan, dan akan mengalami dilatasi
sampai pada kehamilan trimester III.
c. Vagina dan vulva

16
Pada kehamilan trimester III kadang peningkatan rabas vagina. Peningkatan cairan
vagina selama kehamilan adalah normal. Cairan biasanya jernih. Pada awal
kehamilan, cairan ini biasanya agak kental, sedangkan pada mendekati persalinan
cairan tersebut lebih cair.
d. Mammae
Pada hamil trimester III, terkadang rembesan cairan berwarna kekuningan dari
payudara ibu disebut dengan kolostrum. Hal ini tidak berbahaya dan merupakan
pertanda bahwa payudara sedang menyiapkan untuk menyusui bayinya nanti.
e. Kulit
Perubahan warna kulit menjafi gelap terjadi pada 90% ibu hamil. Hiperpigmentasi
terlihat lebih nyata pada wanita berkulit gelap dan terlihat area sekiat areola,
perineum, dan umbilikus juga area yang cenderung mengalami gesekan seperti
aksila dan pada bagian dalam.
f. Sistem kardiovaskuler
Posisi terlentang dapat menurunkan curah jantung hingga 25%. Kompresi vena cava
interior oleh uterus yang membesar selama trimester ketiga mengakibatkan
menurunnya aliran balik vena. Sirkulasi uteroplasma menerima prtoporsi curah
jantung yang terbesar, dengan aliran darah meningkat dari 1-2% pada trimester
pertama hingga 17% pada kehamilan cukup bulan.

8. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kehamilan

Ada tiga faktor yang mempengaruhi kehamilan yaitu faktor fisik, faktor psikologis,
dan faktor sosial budaya dan ekonomi (Marmi, 2014).
a. Faktor Fisik
1) Status kesehatan
Status kesehatan wanita hamil akan berpengaruh pada kehamilan, mempengaruhi
tumbuh kembang zigot, embrio, dan janin termasuk kenormalan letak janin. Status
kesehatan yang perlu diperhatikan adalah faktor usia, riwayat kesehatan, kehamilan
ganda, dan kehamilan dengan HIV.
2) Status gizi
Pemenuhan kebutuhan nutrisi yang adekuat sangat mutlak dibutuhkan oleh ibu
hamil agar dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bagi pertumbuhan dan
perkembangan bayi yang dikandungnya dan persiapan fisik ibu untuk menghadapi
persalinan dengan aman.

17
3) Gaya hidup
Selain pola makan yang dihubungkan dengan gaya hidup masyarakat sekarang
ternyata ada beberapa gaya hidup lain yang cukup merugikan kesehatan seorang
wanita hamil, misalnya kebiasaan begadang, bepergian jauh dengan berkendara
motor, merokok, obat- obatan dan lain lain.
Gaya hidup ini akan mengganggu kesejahteraan bayi yang dikandungnya karena
kebutuhan istirahat mutlak harus dipenuhi.
b. Faktor Psikologis
1) Stress
Stress yang terjadi pada ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin.
Janin dapat mengalami keterlambatan perkembangan atau gangguan emosi saat
lahir nanti jika stress pada ibu tidak tertangani dengan baik.
2) Dukungan keluarga
Merupakan andil yang besar dalam menentukan status kesehatan ibu. Jika seluruh
keluarga mengharapkan kehamilan., mendukung bahkan memperlihatkan
dukungannya dalam berbagai hal, maka ibu hamil akan merasa lebih percaya diri,
lebih bahagia dan siap dalam menjalani kehamilan, persalinan dan masa nifas.
3) Partner abuse
Setiap bentuk kekerasan yang dilakukan oleh pasangan harus selalu diwaspadai
oleh tenaga kesehatan jangan sampai kekerasan yang terjadi akan membahayakan
ibu dan bayinya.
c. Faktor lingkungan sosial, budaya dan ekonomi
Faktor ini mempengaruhi kehamilan dari segi gaya hidup, adat istiadat, fasilitas
kesehatan dan tentu saja ekonomi. Gaya hidup sehat adalah gaya hidup yang
digunakan ibu hamil. Seorang ibu hamil sebaiknya tidak merokok, bahkan kalau perlu
selalu menghindari asap rokok, kapan dan dimana pun ia berada. Perilaku makan juga
harus di perhatikan, terutama yang berhubungan dengan adat istiadat. Jika ada
makanan yang di pantang adat padahal baik untuk gizi ibu hamil, maka sebaiknya
tetap dikonsumsi. Demikian juga sebaliknya. Yang tak kalah penting adalah personal
hygiene. Ibu hamil harus selalu menjaga kebersihan dirinya, mengganti pakaian
dalamnya setiap kali terasa lembab, menggunakan bra yang menunjang payudara, dan
pakaian yang menyerap keringat. Keluarga dengan ekonomi yang cukup dapat
memeriksakan kehamilannya secara rutin, merencanakan persalinan di tenaga
kesehatan dan melakukan persiapan lainnya dengan baik. Namun dengan adanya

18
perencanaan yang baik sejak awal, membuat tabungan bersalin, maka kehamilan dan
proses persalinan dapat berjalan dengan baik.

9. Tanda Bahaya Kehamilan

Tanda-tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang mengindikasikan adanya bahaya


yang dapat terjadi selama kehamilan atau priode antenatal,yang apa bila tidak dilaporkan
atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu (Nugroho, 2014).
a. Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala yang menetap dan tidak hilang dengan istrahat Ibu akan menemukan
bahwa penglihatannya menjadi kabur.
b. Masalah penglihatan
Perubahan visual yang mengidentifikasi keadaan yang mengancam jiwa adalah
perubahan visual mendadak. Perubahan visual misalnya pandangan kabur atau
berbayang dan ibu akan sakit kepala yang hebat dan mungkin merupakan suatu tanda
preeklamsia.
c. Bengkak pada muka dan tangan
Masalah serius jika muncul bengkak pada kaki, tangan dan wajah, tidak hilang setelah
istrahat,dan di sertai dengan keluhan fisik yang lain. Merupakan tanda anemia,gagal
jantung atau preeklamsia.
d. Nyeri abdomen yang hebat
Masalah yang mengancam keselamatan jiwa adalah nyeri yang hebat, menetap dan
tidak hilang setelah istrahat.
e. Gerakan janin berkurang
Gerakan janin sudah dirasakan oleh ibu pada kehamilan 10 minggu. Bayi harus
bergerak paling sedikit 3 kali dalam 3 jam.
f. Perdahan Pervagina
Perdarahan dari vagina dalam kehamilan adalah jarang yang normal. Perdarahan yang
tidak normal adalah merah, banyak, dan kadang-kadang, tetapi tidak selalu disertai
nyeri. Perdarahan semacam ini bisa berarti plasenta privia, solusio plasenta dan ruptur
uteri. (Nugroho, 2014).
g. Solusio plasenta (ablotio plasenta)
Merupakan suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya normal terlepas sebelum
janin keluar, biasanya di hitung sejak kehamilan 28 minggu ( Astuti, 2012).
h. Plasenta previa

19
Keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat abnormal, yaitu pada sekmen
bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir (Marmi , 2011).

10. Komplikasi Kehamilan

Komplikasi kehamilan adalah keadaan patologis yang erat kaitanya dengan kematian ibu
atau janin (Nugroho, 2014). Menurut Depkes RI, jika tidak melakukan ANC sesui aturan
dikhawatirkan akan terjadi komplikasi- komplikasi sebagai berikut:
a. Perdarahan
Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi setelah kehamilan 28 minggu.
Biasaanya lebih banyak dan berbahanya dari pada perdarahan kehamilan sebelum 28
minggu.
b. Preeklamsia dan Eklamsia
Kondisi ibu yang disebabkan oleh kehamilan tersebut dengan keracunan kehamilan,
yang ditandai dengan odem, terutama pada tungkai dan muka, tekanan dara tinggi dan
proteinuria pada pemeriksaan urine dari laboraterium. Kematian karena eklamsia
meningkat dengan tajam di bandingkan dengan tingkat preeklamsia.
c. Kelainan Letak ( Letak lintang atau letak sungsang)
Letak lintang merupakan kelainan letak janin di dalam rahim dengan kepala ada
disamping kanan atau kiri dalam rahim ibu.Sedangkan letak sungsang merupakan
kelainan letak janin dalam rahim dengan kepala diatas dan bokong atau kaki di
bawah.
d. Hidramnion
Kehamialn dengan jumlah air ketuban lebih dari 2 liter. Pada kehamilan normal
jumlah air ketuban 0,5-1 liter.
e. Ketuban Pecah Dini
Keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan berusia 22 minggu.
Ketuban dinyakan pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan berlangsung.
Pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan preterm sebelum kehamilan
37 minggu maupun kehamilan aterm.

11. Penyulit Yang Menyertai Kehamilan

Menurut (Manuanba, 2012) sebagai berikut:


a. Keluhan ringan hamil muda
Keluhan hamil muda ini adalah emisis gravidarum dan hipersalivasi (ptialismus).

20
b. Kehamilan Remaja
Masyarakat menghadap kenyataan bahwa kehamilan pada remaja makin meningkat
dan menjadi malalah terdapat dua faktor yang mendasar perilaku seks pada remaja.
Pertama, harapan untuk nikah dalam usia yang relatif muda (20 tahun) dan
kedua, makin banyaknya informasi yang dapat menimbulkan rangsangan seksual
remaja terutama remaja daerah perkotaan yang mendorong remaja melakukan
hubungan seksual pranikah yang akhirnya memberikan dampak berupa penyakit
hubungan seks dan kehamilan di luar pernikahan pada remaja.
c. Anemia pada Kehamilan
Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kurang zat besi dan merupakan
jenis anemia yang pengobatanya relatif mudah bahkan murah.
d. Kehamilan Dengan Resiko Tinggi
Kedaan yang dapat mempengaruhi optimalisasi ibu maupun janin pada kehamilan
yang dihadapi.
e. Perdarahan Antepartum
Perdarahan antepartum adalah perdarahan pervaginam pada kehamilan di atas 28
minggu atau lebih.
f. Preeklamsia dan Eklamsia
Preeklamsia merupakan gambaran klinis mulai dengan kenaikan berat badan diikuti
edema kaki atau tangan, peningkatan tekanan darah dan terakhir terjadi proteinuria.
g. Kehamilan Kembar
Kehamilan kembar adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih. Kehamilan
kembar dapat resiko yang lebih tinggi terhadap ibu dan bayi.
h. Ketuban Pecah Dini
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan
dan setelah di tunggu satu jam belum di mulainya tanda persalinan.

12. Suplemen yang dianjurkan selama kehamilan

a. Asam folat. Asam folat yang dikonsumsi sebelum hamil dan selama kehamilan
melindungi dari gangguan saraf pada janin (anensefali, spina bifida). Wanita hamil
disarankan mengkonsumsi asam folat 400 μg/hari selama 12 minggu kehamilan
karena kebutuhan asam folat tidak dapat dipenuhi hanya dari makanan (Almatsier,
2011).
b. Zat besi. Zat besi adalah komponen utama dari hemoglobin yang bekerja mengangkut

21
oksigen di dalam darah.Selama kehamilan, suplai darah meningkat untuk
memberikan nutrisi ke janin. Suplemen besi yang dibutuhkan adalah 30 – 50 mg/hari
dan disarankan pada wanita hamil dengan hemoglobin < 10 atau 10,5 g/dl pada akhir
kehamilan. Selain suplemen, zat besi juga terkandung pada daging, telur, kacang,
sayuran hijau, gandum, dan buah-buahan kering. Suplemen besi sebaiknya
dikonsumsi diantara waktu makan dengan perut yang kosong atau diikuti jus jeruk
untuk meningkatkan penyerapan (Almatsier, 2011).
c. Kalsium. Kalsium penting di dalam mengatur kekuatan tulang wanita hamil dan
pertumbuhan tulang bagi janin.Kalsium yang disarankan sebanyak 1.200 mg untuk
memenuhi kebutuhan ibu dan janin. Kalsium sebaiknya dikonsumsi ketika sedang
makan, diikuti dengan jus buah yang kaya vitamin C untuk meningkatkan
penyerapan (Almatsier, 2011).
Ibu hamil membutuhkan konsumsi energi dan zat-zat yang adekuat guna menopang
pertumbuhan dan kesehatan janin dan dirinya sendiri. Kehamilan yang berjarak kurang
dari setahun dari kehamilan sebelumnya akan menguras cadangan zat-zat gizi,
pertumbuhan janin mungkin dapat dilindungi namun kesehatan ibu dapat menurun.
Selama kehamilan kebutuhan gizi ibu meningkat karena terjadi peningkatan beberapa
komponen dari jaringan ibu seperti cadangan lemak, darah, uterus dan kelenjar susu,
serta komponen janin seperti janin, ketuban dan plasenta. Kebutuhan gizi yang
meningkat tersebut digunakan untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan janin
bersama-sama dengan perubahan-perubahan yang berhubungan pada struktur dan
metabolisme yang terjadi pada ibu.Malnutrisi bukan hanya melemahkan fisik dan
membahayakan jiwa ibu, tetapi juga mengancam keselamatan janin.

13. Konsep Antenatal Care

a. Definisi Asuhan Antenatal care


Asuhan antenatal adalah asuhan yang diberikan pada ibu hamil sejak konfirmasi
konsepsi hingga awal persalinan (Marmi, 2014).
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh tenaga
kesehatan kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai standar pelayanan antenatal
yang ditetapkan. Istilah kunjungan ibu hamil tidak mengandung arti bahwa ibu hamil
yang berkunjung ke fasilitas kesehatan, tetapi setiap kontak tenaga
kesehatan/mendapat akses (di Posyandu, Pondok Bersalin Desa, kunjungan rumah)
dengan ibu hamil untuk memberikan pelayanan antenatal sesuai standar (Depkes RI,

22
2013).
Asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan obstetrik
untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan
pemantauan rutin selama kehamilan (Prawirohardjo, 2014).

b. Tujuan Antenatal Care


Tujuan utama asuhan antenatal adalah untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan
positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya
dengan ibu, mendeteksi komplikasi- komplikasi yang dapat mengancam jiwa,
mempersiapkan kelahiran, dan memberikan pendidikan. Asuhan antenatal penting
untuk menjamin agar proses alamiah tetap berjalan normal selama kehamilan
(Marmi, 2014).
1) Tujuan umum
a) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan Ibu dan tumbuh
kembang bayi.
b) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu
dan bayi.
c) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar
dapat tumbuh kembang secara normal.
d) Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dna mental ibu dna bayi dengan
pendidikan, nutrisi, kebersihan diri, dan proses kelahiran bayi.
e) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin
terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan
pembedahan,
f) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, Ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin,
g) Mempersiapkan peran Ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar
dapat tumbuh kembang secara normal (Marmi, 2014).
2) Tujuan khusus
a) Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit-penyulit yang terdapat
saat kehamilan, persalinan dan nifas
b) Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil, persalinan dan
nifas
c) Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal. (Marni, 2014)

23
c. Ruang lingkup Antenatal Care
Adapun lingkup asuhan pada ibu hamil antara lain (Marmi, 2014) :
1) Mengumpulkan data riwayat kesehatan dan kehamilan serta menganalisa tiap
kunjungan pemeriksaan ibu hamil
2) Melaksanakan pemeriksaan fisik secara sistematis dan lengkap
3) Melakukan pemeriksaan abdomen termasuk pemeriksaan tinggi fundus uteri
(TFU) posisi atau presentasi dan penurunan janin.
4) Melakukan penilaian pelvic, ukuran dan penurunan janin.
5) Menilai keadaan janin selama kehamilan termasuk denyut jantung janin
dengan fetoskope atau pinar dan gerakan janin dengan palpasi
6) Menghitnug usia kehamilan dan hari perkiraan lahir
7) Mengkaji status nutrisi dan hubungan dengan pertumbuhan janin.
8) Mengkaji kenaikan berat badan ibu dan hubungan dengan komplikasi
9) Memberikan penyuluhan tanda-tanda bahaya dan bagaimana menghubungi
bidan
10) Melakukan penatalaksanaan kehamilan dengan anemia ringan, hiperemesis
gravidarum tingkat 1, abortus iminens, dan pre eklamsi ringan
11) Menjelaskan dan mendemonstrasikan cara mengurangi ketidak nyamanan
kehamilan.
12) Memberikan imunisasi
13) Mengidentifikasi penyimpangan kehamilan normal dan penanganannya
termasuk rujukan tepat.
14) Memberikan bimbingan dan persiapan persalinan kelahiran dan menjadi
orang tua
15) Bimbingan dan penyuluhan tentang perilaku kesehatan selama kehamilan
seperti nutrisi, latihan, keamanan, dan merokok.
16) Penggunaan secara aman jamu dan obat-obatan tradisional yang tersedia.
d. Jadwal Pemeriksaan Kehamilan
Menurut Saifudin (2012), kunjungan antenatal untuk pemantauan dan pengawasan
kesejahteraan ibu dan anak minimal empat kali kunjungan atau dikenal dengan (K1-
K4) selama kehamilan dalam waktu sebagai berikut : sampai dengan kehamilan
trimester pertama (<14 minggu) satu kali kunjungan (K1), dan kehamilan trimester
kedua (14-28 minggu) satu kali kunjungan (K2), dan kehamilan trimester ketiga
dua kali kunjungan yaitu pada umur kahamilan 28-36 minggu satu kali kunjungan

24
(K3) dan sesudah minggu ke-36 (K4) satu kali kunjungan.
1) Tujuan kunjungan K1
K1 Kehamilan adalah kontak ibu hamil yang pertama kali dengan petugas
kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kesehatan seorang ibu hamil sesuai
standar pada Trimester pertama kehamilan, dimana usia kehamilan 1 sampai 12
minggu dengan jumlah kunjungan minimal satu kali
Meliputi :
a) Identitas/biodata
b) Riwayat kehamilan
c) Riwayat kebidanan
d) Riwayat kesehatan
e) Pemeriksaan kehamilan
f) Pelayanan kesehatan
g) Penyuluhan dan konsultasi
serta mendapatkan pelayanan 7T yaitu :
a) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
b) Ukur Tekanan Darah
c) Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan Imunisasi Tetanus Toxoid (TT)
bila diperlukan
d) Ukur tinggi fundus uteri
e) Pemberian Tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan
f) Test Laboratorium (rutin dan Khusus)
g) Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan.
Atau yang terbaru 10T yaitu dengan menambahkan 7T tadi dengan:
h) Nilai status Gizi (ukur lingkar lengan atas)
i) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
j) Tata laksana kasus.
Cakupan K1 yang rendah berdampak pada rendahnya deteksi dini kehamilan
berisiko, yang kemudian mempengaruhi tingginya AKB dan AKI.
Tujuan K1 :
a) Menjalin hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan klien.
b) Mendeteksi komplikasi-komplikasi/masalah yang dapat diobati sebelum
mengancam jiwa ibu.

25
c) Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia karena
(-) Fe atau penggunaan praktek tradisional yang merugikan.
d) Memulai mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan.
Asuhan itu penting untuk menjamin bahwa proses alamiah dari kalahiran
berjalan normal dan tetap demikian seterusnya.
e) Mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan dan kebersihan, istirahat dan
sebagainya) bertujuan untuk mendeteksi dan mewaspadai.
f) Memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu maupun bayinya dengan
jalan menegakkan hubungan kepercayaan dengan ibu.
g) Mengidentifikasi faktor risiko dengan mendapatkan riwayat detail kebidanan
masa lalu dan sekarang, riwayat obstetrik, medis, dan pribadi serta keluarga.
h) Memberi kesempatan pada ibu dan keluarganya mengekspresikan dan
mendiskusikan adanya kekhawatiran tentang kehamilan saat ini dan
kehilangan kehamilan yang lalu, persalinan, kelahiran atau puerperium
K1 ini mempunyai peranan penting dalam program kesehatan ibu dan anak yaitu
sebagai indikator pemantauan yang dipergunakan untuk mengetahui jangkauan
pelayanan antenatal serta kemampuan program dalam menggerakkan masyarakat
(Kemenkes RI, 2013).
2) Tujuan Kunjungan K2
K2 adalah kunjungan ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya pada trimester
II (usia kehamilan 12 – 28 minggu) dan mendapatkan pelayanan 7T atau 10T
setelah melewati K1.
Tujuan K2 :
1) Menjalin hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan klien.
2) mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa.
3) Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia karena
(-) Fe atau penggunaan praktek tradisional yang merugikan.
4) Memulai mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan.
Asuhan itu penting untuk menjamin bahwa proses alamiah dari kalahiran
berjalan normal dan tetap demikian seterusnya.
5) Mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan dan kebersihan, istirahat dan
sebagainya) bertujuan untuk mendeteksi dan mewaspadai.
6) Kewaspadaan khusus mengenai PIH (Hipertensi dalam kehamilan), tanyakan
gejala, pantau TD (tekanan darah), kaji adanya edema dan protein uria.

26
7) Pengenalan koplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya
8) Penapisan pre-eklamsia, gameli, infeksi, alat rerproduksi dan saluran
perkemihan.
9) Mengulang perencanaan persalinan.
3) Tujuan Kunjungan K3 dan K4
K3 dan K4 adalah kunjungan ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya pada
trimester III (28-36 minggu dan sesudah minggu ke-36) dua kali kunjungan akhir)
dan mendapatkan pelayanan 7T setelah melewati K1 dan K2.
Tujuan K4
1) Sama dengan kunjungan I dan II
2) Palpasi abdomen
3) Mengenali adanya kelainan letak dan persentase yang memerlukan
kehahiran RS.
4) Memantapkan persalinan Mengenali tanda-tanda persalinan.
Menurut Muchtar (2012), jadwal pemeriksaan antenatal yang dianjurkan adalah :
1) Pemeriksaan pertama kali yang ideal yaitu sedini mungkin ketika haid
terlambat satu bulan.
2) Periksa ulang 1 kali sebulan sampai kehamilan 7 bulan.
3) Periksa ulang 2 kali sebulan sampai kehamilan 9 bulan
4) Pemeriksaan ulang setiap minggu sesudah kehamilan 9 bulan
5) Periksa khusus bila ada keluhan atau masalah
e. Standar asuhan kehamilan
Menurut Marmi (2014), Standar pelayanan antenatal ada 14 T yaitu:
1) Tanya dan sapa ibu.
2) Timbang BB dan ukur TB.
3) Ukur tekanan darah.
4) Temukan kelainan.
5) Tekan payudara.
6) Ukur TFU.
7) Test Leopold dan DJJ.
8) Test laboratorium.
9) Tentukan keadaan (palpasi) liver dan limpa
10) Imunisasi TT.
11) Pemberian tablet Fe.

27
12) Tingkatkan senam hamil.
13) Tingkatkan pengetahuan.
14) Temu wicara.

BAB III
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL FISIOLOGIS
PADA Ny. DM USIA 28 TAHUN G2 P1 A0 USIA HAMIL 5 MINGGU
DI PMB PUJI LESTARI, S.Tr.Keb LAMPUNG TENGAH

1. PENGKAJIAN
DATA SUBJEKTIF (DS)
A. Identitas
Istri Suami
Nama istri : Ny. DM Nama suami : Tn. ES
Umur : 28 tahun Umur : 32 tahun
Suku : Jawa Suku : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Kesumajaya, Bekri

B. Anamnesa pada tanggal 10 Januari 2023 pukul 07:00 WIB


1. Alasan kunjungan/keluhan utama
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kahamilannya
2. Riwayat kehamilan saat ini G2P1A0
a. Riwayat menstruasi
- Menarche : 13 tahun
- Lamanya : 7 hari
- Siklus : 28 hari
- Teratur/tidak teratur : Teratur
- Banyaknya : 3-4 kali ganti pembalut

28
- HPHT : 1-12-2022
- TP : 8-09-2023
- Usia kehamilan : ± 5 minggu
b. Tanda-tanda kehamilan
Hasil tes kehamilan : PP TEST Hasil : (+)
c. Pergerakan fetus dirasakan pertama kali :-
d. Pergerakan fetus dalam 24 jam terakhir :-
e. Keluhan yang dirasakan
- Mual muntah yang lama : Tidak ada
- Nyeri perut : Tidak ada
- Panas mengigil : Tidak ada
- Sakit kepala hebat terus menerus : Tidak ada
- Penglihatan kabur : Tidak ada
- Rasa nyeri/panas waktu BAK : Tidak ada
- Rasa gatal pada vagina dan sekitar : Tidak ada
- Pengeluaran cairan pervaginam : Tidak ada
- Nyeri kemerahan,tegang pada tungkai : Tidak ada
- Oedema : Tidak ada
f. Diet/makanan
Makan sehari-hari : 3 kali sehari
g. Pola eliminasi
- BAB sebelum hami : 1 kali sehari
- BAB sesudah hamil : 1 kali sehari
- BAK sebelum hamil : 5-6 kali sehari
- BAK sesudah hamil : 6-7 kali sehari
h. Aktivitas sehari-hari
- Istirahat malam : 7-8 jam
- Istirahat siang : 1-2 jam
i. Status imunisasi : T5
j. Pola Seksual : 1-2 kali seminggu
k. Kotrasepsi yang digunakan
Jenis : Pil

29
Lama : 3 tahun

3. Riwayat kehamilan,nifas yang lalu


Penyulit Anak
Tempat Usia Jenis Penol
No kehamilan
partus kehamilan Partus ong BB PB JK
persalinan
1 Bidan ± 38 mg Normal Bidan Tidak Ada 3100 gr 49 cm L
2 Hamil Ini - - - - - - -

a. Riwayat penyakit yang pernah atau yang sedang diderita


- Jantung : Tidak ada
- Tekanan darah tinggi : Tidak ada
- Hepar : Tidak ada
- Diabetes militus : Tidak ada
- Anemia berat : Tidak ada
- Campak : Tidak ada
- Malaria : Tidak ada
- Gangguan mental : Tidak ada
- Oprasi : Tidak ada
- Lain-lain : Tidak ada
b. Prilaku kesehatan
- Penggunaan alkohol atau obat-obatan : Tidak ada
- Obat-obatan jamu yang sering digunakan : Tidak ada
- Merokok atau makan sirih : Tidak ada
4. Riwayat sosial
- Kehamilan ini di rencanakan : Ya
- Status perkawinan : Sah

DATA OBJEKTIF (DO)


A. Pemeriksaan Umum
- Keadaan umum : Baik
- Kesadaran : Composmentis
- Keadaan emosional : Stabil
B. Tanda-Tanda Vital

30
- Tekanan darah : 110/80 mmhg
- Pernapasan : 20x/m
- Nadi : 80 x/m
- Suhu : 36,5 o c
C. Antopemetri
- Tinggi badan : 150 cm
- BB sebelum hamil : 54 kg
- BB sesudah hamil : 55 kg
- LILA : 27,4 cm
D. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala dan rambut
- Bersih tidak ada ketombe
2. Muka
- Tidak ada cloasma gravidarum
- Tidak oedema
3. Mata
- Konjungtiva : an anemis
- Sklera : an ikterik
4. Hidung
- Simetris dan tidak ada sekret
5. Telinga
- Simetris dan tidak ada sekret
6. Mulut dan gigi
- Lidah bersih
- Gigi tidak ada caries
7. Leher
- Tidak ada pembesaran thyroid
- Tidak ada pembesaran getah bening
- Tidak ada pembesaran vena jugularis
8. Dada
- Jantung : normal
- Paru-paru : normal

31
- Pernapasan : normal
- Payudara : normal
- Puting susu : menonjol
- Pengeluaran : tidak ada
- Simetris : simetris
- Benjolan : tidak ada
- Nyeri : tidak ada
- Kemerahan : tidak ada
9. Punggung dan pinggang
- Keadaan : normal
10. Abdomen
- Luka operasi : tidak ada
- Pembesaran : tidak ada
- Strie : alba
- Linea : nigra
a. Palpasi abdomen
- Leopoid 1 : tidak dilakukan
- Leopoid II : tidak dilakukan
- Leopoid III : tidak dilakukan
- Leopoid IV : tidak dilakukan
11. Ekstermitas
Atas : Tidak odeme,kuku tidak pucat
Bawah : Tidak odeme,kuku tidak pucat, reflek patela (+)

12. Genetalia
Perineum : Normal
Luka parut : Tidak ada
Vulva vagina : Normal
Warna : Normal
Luka : Tidak ada
Varises : Tidak ada
Pengeluaran pervaginam : Tidak ada
Lochea : Tidak ada

32
Anus : Normal

E. Pemeriksaan Penunjang
Haemoglobin : 12,6 gr/dl
Protein urine : (-)
Glukosa urine : (-)

2. ASSASMENT

Diagnosa : Ny. DM usia 29 tahun G2P1A0 hamil ± 5 minggu.


Dasar : Ibu mengatakan ini kehamilan kedua dan tidak pernah keguguran,
HPHT : 1-12-2022, TP : 8-9-2023
Masalah : Tidak Ada
Kebutuhan : Tidak Ada

3. IMPLEMENTASI/PELAKSANAAN ASUHAN

1. Memberitahu ibu bahwa kondisi nya dalam keadaan baik dengan TD: 110/70 mmhg
RR: 20x/m S: 36,5o c N: 80 x/m
R / Agar ibu mengetahui kondisi nya
Evaluasi : ibu sudah mengetahui kondisinya dalam keadaan baik
2. Memberitahu ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi dan tinggi zat besi
seperti daging, sayur, buah, susu dan makanan bergizi lainnya
R / dengan mengkonsumsi makanan bergizi kebutuhan nutrisi ibu dapat terpenuhi
Evaluasi : ibu telah mengerti dan bersedia mengkonsumsi apa yang dijelaskan
3. Menganjurkan ibu untuk beristirahat yang cukup
R/ dengan istirahat yang cukup ibu terhindar dari kelelahan yang akan mengganggu
pertumbuhan janinnya
Evaluasi : ibu sudah mengerti dan akan istirahat
4. menganjurkan ibu untuk mejaga kebersihan diri dan vulva higiene
R/ Untuk menjaga kebersihan diri ibu
Evaluasi : ibu sudah mengerti dan akan selalu menjaga kebersihan dirinya

33
5. Memberikan ibu terapi tablet tambah darah (Fe + Asam Folat) dengan dosis 1x1
perhari hari pada malam hari sebanyak 30 tablet
R / terapi tablet tambah darah (Fe + Asam Folat) dapat meningkatkan hb sehingga
ibu terhindardai anemia dan kecacatan pada bayi
Evaluasi : ibu telah mengerti dan akan mengkonsumsi tablet tambah darah (Fe+Asam
Folat) yang diberikan
6. Menjadwalkan ibu untuk kunjungan ulang 1 bulan kedepan
R/ Untuk memantau perkembangan janin dan kesehatan ibunya
Evaluasi : ibu sudah mengerti dan akan melakukan kunjungan ulang.
BAB IV
PEMBAHASAN

Selama masa kehamilan, ibu perlu mendapatkan asupan nutrisi yang baik yang bermanfaat
untuk mendukung pertumbuhan bayi di dalam kandungan. Itulah mengapa ibu hamil
dianjurkan untuk mengonsumsi berbagai macam makanan sehat, mulai dari buah-buahan,
sayuran, biji-bijian dan protein tanpa lemak setiap hari. Namun, selain makanan sehat,
mengonsumsi vitamin prenatal setiap hari juga tidak kalah penting. Salah satu vitamin yang
penting untuk dikonsumsi di awal kehamilan adalah asam folat.

Nutrisi ini berperan penting dalam produksi sel darah merah dan membantu tabung saraf bayi
berkembang menjadi otak dan sumsum tulang belakang. Selain dari sumber makanan alami,
asam folat juga dapat ditemukan dalam bentuk suplemen.

Dalam beberapa minggu pertama kehamilan, asam folat membantu tabung saraf embrionik,
pendahulu otak dan sumsum tulang belakang bayi, untuk menutup dengan benar. Nutrisi ini
juga membantu dalam pembentukan jantung bayi dan sistem peredaran darah, serta
mengurangi risiko bayi mengalami cacat lahir tertentu.

Sebagian besar cacat lahir berkembang dalam beberapa minggu pertama kehamilan. Itulah
mengapa sangat penting bagi ibu hamil untuk mendapatkan asam folat yang cukup di awal
kehamilan.

Asuhan kehamilan fisiologis terhadap Ny. DM pada trimester I di PMB Puji Lestari
Kecamatan Bekri, Lampung Tengah pada tanggal 10 Januari 2023 didapatkan hasil
pemeriksaan sebagai berikut umur 28 tahun, G2 P1 A0 dengan usia kehamilan 5 minggu,
berat badan sebelum hamil 54 kg dengan BB sekarang 55 kg, TB 150 cm dan LiLA 27,4 cm.

34
Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital TD 110/80 mmHg, Respirasi 20x/menit, Nadi 80x/menit,
suhu 36,50 C, hasil pemeriksaan umum baik, kesadaran composmentis

Pada Asuhan kebidanan fisiologis yang diberikan pada Ny. DM diberikan suplemen tambah
darah (Fe + Asam Folat) sehari sekali di minum pada malam hari selama 30 hari, dan
selanjutnya dipesan untuk datag kembali pada 1 bulan mendatang, diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan nutrisi selama kehamilan pada trimester 1.

Dalam sebuah artikel “High Dosage Folic Acid Supplementation, Oral Cleft Recurrence
and Fetal Growth “ mengulas tentang pentingnya asam folat selama kehamilan awal pada
trimester 1 dengan pemberian asam folat dapat menurunkan resiko terjadinya cacat bawaan
(bibir sumbing).

35
BAB V
PENUTUP

1. Kesimpulan

a. Hasil pemeriksaan terhadap Ny.”DM” dengan usia kehamilan 5 minggu saat ini
secara umum dalam kondisi baik, tidak ada keluhan yang berlebihan dan tidak
ditemukan adanya kelainan pada ibu.
b. Memberikan motifasi kepada ibu dan suami agar menjaga kecukupan nutrisi dan
suplemen selama awal kehamilan ini, agar ibu dan bayi dalam kondisi tetap sehat dan
terhindar dari cacat bawaan sebagai dampak kekurangan nutrisi pada trimester ini.
c. Ny. “DM” mengalami ketidaknyamanan yang fisiologis yaitu sering BAK yang
dialami selama awal kehamilan ini.

2. Saran

a. Bagi penulis
Mendapat pengalaman serta dapat menerapkan teori yang telah diterima dan didapat
dalam perkuliahan kedalam kasus nyata dalam melaksanakan asuhan kebidanan
kehamilan Fisiologis.
b. Bagi institusi
Digunakan sebagai dokumentasi dan referensi untuk institusi dalam rangka
meningkatkan kualitas proses belajar mmengajar asuhan kebidanan kehamilan
fisiologis.
c. Bagi Lahan Praktik
Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi tenaga kesehatan dalam memberikan

36
asuhan kebidanan kehamilan fisiologis.

37
DAFTAR PUSTAKA

Asrinah, Shinta Siswoyo Putri, dkk. 2010. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Burhan Asmawati, dkk. 2015. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Yogyakarta : Deepublish.

Depkes RI. 2010. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta : Depkes RI.

Depkes RI. 2015. Pedoman Pelayanan Antenatal Care. Depkes RI. Jakarta

Hani, Ummi, dkk. 2014. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis.


Jakarta:Salemba Medika.

Heffner L.J., Schust D.J., 2008, At a Glance, Sistem Reproduksi Edisi Kedua,
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC pp.54-5.

Manuaba, 2012. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan.
Jakarta: EGC.

Murno. 2013. Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC

Nugroho, dkk. 2014. Buku Ajar Askeb 1 Kehamilan. Yogyakarta : Nuha Medika.

Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Romauli, Suryati. 2011. Asuhan Kebidanan 1 Konsep Dasar AsuhanKebidanan.


Yogyakarta : Nuha Medika

Sri Astuti, dkk. 2017. Asuhan Ibu dalam Masa Kehamilan. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Sukarni, K. & Wahyu, P. (2013). Buku Ajar Keperawatan Maternitas.


Yogyakarta: Nuha Medik

Sulistyawati, Ari. 2014. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan.


Jakarta : Salemba Medika.

vi
LEMBAR KONSULTASI

Nama Mahasiswa : PUJI LESTARI


Pembimbing : ASTRIANA, S.ST., Bdn.,M.Kes
Judul : ASUHAN KEBIDANAN PADA KEHAMILAN FISIOLOGIS

NO Hari/Tanggal Catatan Pembimbing Paraf

Pembimbing

(ASTRIANA, S.ST., Bdn.,M.Kes)

vii

Anda mungkin juga menyukai