PROGRAM KERJA:
PENGELOLAN KESEHATAN IBU NIFAS
MELALUI PENINGKATAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI
EKSKLUSIF DAN MPASI DI DESA KADUAGUNG TIMUR
KABUPATEN LEBAK
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mata Kuliah Kegiatan Kuliah Kerja Nyata Pada
Program Studi Sarjana Kebidanan
Disususn Oleh :
NAMA : Legita Ireda Sumarna
NIM : 12120422115
i
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN KULIAH KERJA NYATA (KKN)
PENGELOLAN KESEHATAN IBU NIFAS
PROGRAM KERJA:
PENGELOLAN KESEHATAN IBU NIFAS
MELALUI PENINGKATAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI
EKSKLUSIF DAN MPASI DI DESA KADUAGUNG TIMUR
KABUPATEN LEBAK
Disusun Oleh:
Laporan Individu Kuliah Kerja Nyata telah mendapatkan persetujuan serta dapat
dilaksanakan sesuai yang telah direncanakan, pada :
Hari : ................................
Tanggal : ................................
Pembimbing Lapangan
............................................
NPP. ...................
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat
dan karunianya-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kegiatan
Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan judul “Peningkatan Pengetahuan Ibu Tentang Asi
Eksklusif dan MPASI di Desa Kaduagung Timur
Kabupaten Lebak”.
Laporan KKN ini disusun sebagai syarat telah melaksanakan Kegiatan KKN
di Stikes Bakti Utama Pati. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih atas tersusunnnya Laporan KKN ini kepada:
1. Irfana Tri Wijayanti, S.Si.T., M.Kes., M.Keb. selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kebidanan Bakti Utama Pati.
2. Ana Rofika, S.S.T., M.Kes. selaku dosen pembimbing lapangan dalam menyusun
Laporan KKN.
3. Semua Dosen dan Staff Sekolah Tinggi Ilmu Kebidanan Bakti Utama Pati.
4. Semua pihak yang telah membantu terselesainya Laporan KKN ini yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
Harapan penulis semoga Laporan KKN ini dapat dimanfaatkan untuk
pengembangan ilmu pengetahuan. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan
Laporan KKN ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran sangat
penulis harapkan.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ ii
KATA PENGANTAR......................................................................................... iii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Tujuan Kegiatan................................................................................. 2
C. Manfaat.............................................................................................. 3
BAB II ................................................................................................................. 4
A. Kehamilan.......................................................................................... 4
1. Definisi......................................................................................... 4
2. Tanda-Tanda Kehamilan.............................................................. 4
3. Perubahan Hormon Selama Kehamilan....................................... 5
4. Perubahan Anatomis dan Fisiologi Kehamilan............................ 5
B. Nutrisi Sehat dan Gizi Seimbang....................................................... 7
1. Definisi......................................................................................... 7
2. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Gizi Seimbang .......... 7
3. Manfaat Gizi dalam Kehamilan................................................... 9
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 11
A. Fase Persiapan.................................................................................... 11
B. Fase Kerja.......................................................................................... 15
BAB III PENUTUP ............................................................................................ 17
A. Kesimpulan ...................................................................................... 17
B. Saran ................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 18
LAMPIRAN
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ASI eksklusif adalah pemberian air susu ibu saja kepada bayi selama enam
bulan pertama kehidupan bayi tanpa memberikan makanan atau cairan lain,
kecuali vitamin, mineral, dan obat yang telah diizinkan (WHO, 2010). Pada
tahun 2006, World Health Organization (WHO) mengeluarkan standar
pertumbuhan anak yang kemudian diterapkan diseluruh belahan dunia. Isinya
adalah menekankan pentingnya pemberian ASI saja kepada bayi sejak lahir
sampai usia 6 bulan, ini berarti bahwa bayi hanya menerima ASI dari ibu, tanpa
tambahan cairan atau makanan padat lain.
Peningkatam kualitas sumber daya manusia dimulai sejak hamil, bayi,
anak sekolah, dewasa, sampai usia lanjut atau yang dikenal dengan perjalanan
siklus kehidupan. Setiap saat dari siklus tersebut manusia memerlukan makanan
yang berbeda-beda dan harus dipenuhi secara tepat. Pola pemberian makanan
terbaik bagi bayi dan anak menurut para ilmuwan dunia dan telah menjadi
rekomendasi organisasi kesehatan dunia World Health Organization (WHO)
adalah memberikan hanya ASI saja kepada bayi sejak lahir sampai dengan umur
6 bulan (ASI eksklusif), meneruskan pemberian ASI sampai anak berumur 24
bulan dan memberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) kepada bayi mulai
usia 6 bulan (Kemenkes RI, 2011).
Pemberian ASI diatur didalam Peraturan pemerintah Republik Indonesia
nomor 33 tahun 2012 tentang pemberian Air Susu Ibu ekslusif. Pasal 6
menegaskan bahwa setiap ibu yang melahirkan harus memberikan ASI ekslusif
kepada bayi yang dilahirkannya. Dengan kata lain, pemerintah sebenarnya
mengharapkan bahwa pemberian ASI eksklusif adalah 100% untuk warganya.
Tidak hanya sampai di sana, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 128 ayat 1 menyatakan bahwa setiap bayi
berhak mendapatkan air susu ibu eksklusif sejak dilahirkan selama 6 (enam)
bulan, kecuali atas indikasi medis. Selanjutnya pelayanan yang mendukung
1
pemberian air susu ibu eksklusif juga tercantum pada peraturan pemerintah
Republik Indonesia Nomor 61 tahun 2014 tentang kesehatan reproduksi pasal 2
17 ayat 1. ASI Ekslusif juga termasuk kedalam intervensi spesifik dalam
kegiatan atau tindakan untuk mensukseskan program pemerintah 1000 hari
pertama kehidupan. Yang memprioritaskan memperbaiki gizi masyarakat
Indonesia.
ASI memiliki manfaat yang begitu besar namun sangat disayangkan masih
sedikit ibu yang mau meberikan ASI eksklusif selama 6 bulan seperti yang
disarankan WHO. Berdasarkan data yang dikeluarkan UNICEF di negara
berkembang hanya 38% bayi berusia 6 bulan yang diberikan ASI eksklusif.
Secara nasional cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi sampai 6 bulan
turun dari 28,6% pada tahun 2007 menjadi 24,3% pada tahun 2008 (Kemenkes
RI, 2010).
Pencapaian ASI Eksklusif di Indonesia belum mencapai 80%. Berdasarkan
laporan SDKI tahun 2013 pencapaian ASI eksklusif adalah 42%. Persentase bayi
yang mendapat ASI eksklusif untuk umur bayi dibawah 6 bulan sebesar 41%,
dan melanjutkan menyusui sampai anak umur 2 tahun sebesar 55% (Kemenkes
RI, 2015). Berdasarkan laporan Riskesdas tahun 2021 pencapaian ASI eksklusif
di Indonesia belum mencapai target yaitu sebesar 37,3% (Riskesdas, 2021).
Pemberian ASI sangat bermanfaat bagi ibu, keluarga, dan negara. Manfaat
pemberian ASI antara lain, mencegah perdarahan pasca persalinan, mengurangi
risiko terjadinya anemia, mengurangi risiko kanker ovarium dan payudara,
memperkuat ikatan batin seorang ibu dengan bayi yang dilahirkan,sebagai salah
satu metode KB badan sementara. Manfaat ASI bagi keluarga antara lain, mudah
pemberiannya seperti tidak perlu mencuci botol dan mensterilkan sebelum
digunakan, menghemat biaya, bayi sehat dan jarang sakit sehingga menghemat
pengeluaran keluarga. Manfaat ASI bagi Negara antara lain, menurunkan angka
kesakitan dan kematian anak, mengurangi subsidi untuk rumah sakit,
mengurangi devisa untuk membeli susu formula, meningkatkan kualitas generasi
penerus bangsa (Astutik, 2014). Bayi yang diberikan ASI eksklusif akan
terhindar dari risiko kematian akibat diare sebesar 3,9 kali dan infeksi saluran
2
pernapasan akut (ISPA) sebesar 2,4 kali (Arifeen dkk, 2011). Besarnya manfaat
dari pemberian ASI ini mendorong pemerintah di seluruh dunia agar mendukung
praktik pemberian ASI eksklusif.
Makanan pendamping ASI (MP-ASI) harus diberikan sebagai makanan
tambahan diberikan apabila ASI tidak mencukupi nutrisi. Perubahan kebutuhan
dari ASI eksklusif ke makanan pendamping umumnya terjadi pada usia 6-24
bulan, dan periode ini sangat sensitif untuk terjadinya malnutrisi pada anak.1
Pemberian MP-ASI harus dimulai pada usia 6 bulan; nilai gizi MP harus adekuat
seperti kandungan dalam ASI, bersih, rasa dan bentuk yang menarik dalam
jumlah yang cukup. WHO menyarankan bahwa bayi harus menerima MP pada
usia 6 bulan 2-3 kali sehari disamping ASI sampai usia 8 bulan, dan meningkat
menjadi 3-4 kali pada usia 9-11 bulan dan pada usia 12-24 bulan tambahan MP
1-2 kali perhari.2 Makanan pendamping tidak menggantikan ASI, tetapi secara
bertahap memberi tambahan sesuai kebutuhan gizi bayi. Keberhasilan pemberian
MP ini dipengaruhi juga oleh perkembangan fungsi sistem syaraf, saluran cerna
dan ginjal bayi.3
Air susu ibu mengandung enzim-enzim yang membantu pencernaan dan
juga enzim yang berfungsi sebagai antibakteri seperti lisozim, katalase dan
peroksidase. Selain itu ASI mengandung hormon-hormon seperti ACTH, TRH,
TSH, EGH, prolaktin, kortikosteroid, prostaglandin dll. Pemberian ASI,
mempunyai dampak pada ibu yaitu mengurangi perdarahan postpartum,
mempercepat involusi uterus dan menunda kembalinya kesuburan.4,5 Pemberian
ASI dianjurkan sampai anak berusia 2 tahun yaitu saat anak dapat makan
makanan padat dengan baik. Diet ibu mempengaruhi kandungan nutrien dalam
ASI. Diet ibu yang mengandung rendah vitamin A dan DHA akan menyebabkan
kandungan vitamin A dan DHA dalam ASI rendah.
Tidak semua ibu memproduksi ASI yang cukup, sehingga diperlukan
makanan pendamping ataupun makanan pengganti. Pemerintah telah membuat
standar nutrisi susu formula yang boleh masuk ke Indonesia. Pemberian
makanan pendamping ini harus disesuaikan dengan maturasi saluran cerna bayi
dan kebutuhannya.
3
MP-ASI merupakan peralihan asupan yang semata berbasis susu menuju ke
makanan yang semi padat. Untuk proses ini juga dibutuhkan ketrampilan
motorik oral. Ketrampilan motorik oral berkembang dari refleks menghisap
menjadi menelan makanan yang berbentuk bukan cairan dengan memindahkan
makanan dari lidah bagian depan ke lidah bagian belakang
Berdasarkan uraian diatas, penelitian tersebut hanya menjelaskan secara
umum tentang Pemberian Asi Ekslusif dan MPASI. Melihat hal tersebut ibu
nifas perlu mendapatkan penyuluhan tentang Peningkatan pengetahuan ibu nifas
dalam peningkatan pengetahuan tentang Asi Ekslusif dan makanan pendamping
ASI (MP-ASI).
B. Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan KKN di desa blaru kabupaten pati ini diharapan:
1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan pengetahuan ibu nifas dalam peningkatan pengetahuan
tentan ASI ekslusif dan makanan pendamping ASI (MP-ASI).
2. Tujuan Khusus
a) Agar ibu hamil mengetahui tentang pengertian ASI ekslsusif dan
makanan pendamping ASI (MP-ASI)
b) Agar ibu hamil mengetahui tentang macam-macam ASI Eksklusif dan
makanan pendamping ASI (MP-ASI)
c) Agar ibu hamil mengetahui pentingnya pemberian waktu yang tepat untuk
ASI Eksklusif dan makanan pendamping ASI (MP-ASI).
C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Dengan hasil KKN ini diharapka dapat menambah pengetahuan,
wawasan dan penambahan dalam mengaplikasikan ilmu bagi mahasiswa
khususnya ilmu yang menyangkut ASI Eksklusif dan makanan pendamping
ASI (MP-ASI).
4
2. Bagi Masyarakat
Untuk masyarakat Desa Kaduagung Timur Kabupatan Lebak khususnya
ibu nifas diharapkan dapat berguna untuk memotivasi ibu dan keluarga dalam
memenuhi kebutuhan ASI Eksklusif dan Makanan pendamping ASI (MP-
ASI).
3. Bagi Institusi
Hasil KKN ini diharapkan dapat dijadikan media informasi dan studi
pustaka tambahan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Utama Pati yang
nantinya dapat digunakan sebagai acuan untuk bekal praktik yang baik dan
benar di lahan praktik selanjutnya yang berkaitan dengan ASI eksklusif dan
makanan pendamping ASI (MP-ASI).
5
BAB II
KERANGKA TEORI
A. ASI EKSLUSIF
1. Definisi
Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein,
laktosa dan garam-garam anorganik yang sekresi oleh kelenjar mamae ibu,
yang berguna sebagai makanan bagi bayinya.
Air susu ibu (ASI) adalah minuman alamiah untuk semua bayi cukup
bulan selama usia bulan-bulan pertama. ASI selalu mudah tersedia pada suhu
yang sesuai dan tidak memerlukan waktu untuk persiapannya. Susunya segar
dan bebas dari kontaminasi bakteri, yang akan mengurangi peluang gangguan
gastrointestinal.
Asi Eksklusif adalah pemberian Air Susu Ibu saja kepada bayi umur 0
– 6 bulan tanpa diberikan makanan atau minuman tambahan selain obat untuk
terapi (pengobatan penyakit).
ASI Ekslusif adalah perilaku dimana hanya memberikan Air Susu Ibu
(ASI) saja kepada bayi sampai umur 4 (empat) bulan tanpa makanan dan
ataupun minuman lain kecuali sirup obat.
2. Macam-Macam ASI
Berdasarkan waktu diproduksi, ASI dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
a. Colostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh
kelenjar mamae yang mengandung tissue debris dan redual material
yang terdapat dalam alveoli dan ductus dari kelenjar mamae sebelum
dan segera sesudah melahirkan anak.
- Disekresi oleh kelenjar mamae dari hari pertama sampai hari
ketiga atau keempat, dari masa laktasi
- Komposisi colostrum dari hari ke hari berubah.
- Merupakan cairan kental yang ideal yang berwarna kekuning-
kuningan, lebih kuning dibandingkan ASI Mature.
6
- Merupakan suatu laxanif yang ideal untuk membersihkan
meconeum usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran
pencernaan bayi untuk menerima makanan selanjutnya.
- Lebih banyak mengandung protein dibandingkan ASI Mature,
tetapi berlainan dengan ASI Mature dimana protein yang utama
adalah casein pada colostrum protein yang utama adalah globulin,
sehingga dapat memberikan daya perlindungan tubuh terhadap
infeksi.
- Lebih banyak mengandung antibodi dibandingkan ASI Mature
yang dapat memberikan perlindungan bagi bayi sampai 6 bulan
pertama.
- Lebih rendah kadar karbohidrat dan lemaknya dibandingkan
dengan ASI Mature.
- Total energi lebih rendah dibandingkan ASI Mature yaitu 58
kalori/100 ml colostrum.
- Vitamin larut lemak lebih tinggi. Sedangkan vitamin larut dalam
air dapat lebih tinggi atau lebih rendah.
- Bila dipanaskan menggumpal, ASI Mature tidak.
- PH lebih alkalis dibandingkan ASI Mature.
- Lemaknya lebih banyak mengandung Cholestrol dan lecitin di
bandingkan ASI Mature.
- Terdapat trypsin inhibitor, sehingga hidrolisa protein di dalam
usus bayi menjadi krang sempurna, yangakan menambah kadar
antobodi pada bayi.
- Volumenya berkisar 150-300 ml/24 jam.
b. Air Susu Masa Peralihan (Masa Transisi)
- Merupakan ASI peralihan dari colostrum menjadi ASI Mature.
- Disekresi dari hari ke 4 – hari ke 10 dari masa laktasi, tetapi ada
pula yang berpendapat bahwa ASI Mature baru akan terjadi pada
minggu ke 3 – ke 5.
7
- Kadar protein semakin rendah, sedangkan kadar lemak dan
karbohidrat semakin tinggi.
- Volume semakin meningkat.
c. Air Susu Mature
- ASI yang disekresi pada hari ke 10 dan seterusnya, yang dikatakan
komposisinya relatif konstan, tetapi ada juga yang mengatakan
bahwa minggu ke 3 sampai ke 5 ASI komposisinya baru konstan.
- Merupakan makanan yang dianggap aman bagi bayi, bahkan ada
yang mengatakan pada ibu yangs ehat ASI merupakan makanan
satu-satunya yang diberikan selama 6 bulan pertamabagi bayi.
- ASI merupakan makanan yang mudah di dapat, selalu tersedia,
siap diberikan pada bayi tanpa persiapan yang khusus dengan
temperatur yang sesuai untu bayi.
- Merupakan cairan putih kekuning-kuningan, karena mengandung
casienat, riboflaum dan karotin.
- Tidak menggumpal bila dipanaskan.
- Volume: 300 – 850 ml/24 jam
- Terdapat anti microbaterial factor, yaitu:
Antibodi terhadap bakteri dan virus.
Cell (phagocyle, granulocyle, macrophag, lymhocycle type T)
Enzim (lysozime, lactoperoxidese)
Protein (lactoferrin, B12 Ginding Protein)
Faktor resisten terhadap staphylococcus.
Complecement ( C3 dan C4)
10
e. Perawatan Payudara
Perawatan fisik payudara menjelang waktu laktasi perlu di
lakukan yaitu dengan mengurut payudara selama 6 minggu terakir masa
kehamilan. Pengurutan tersebut diharapkan apabila ada penyumbatan
duktus laktiferus sehingga ASI dapat keluar sesuai waktu nya dengan
lancar.
6. Cara Pemberian
Dalam memberikan ASI Eksklusif, sebaiknya memperhatikan hal – hal di
bawah ini :
a. Teknik menyusui
Teknik menyusui perlu diperhatikan, karena sangat menentukan
keberhasilan dalam mempertahahankan menyusui dan memperbanyak
produksi ASI
b. Posisi ibu menyusui
- Duduklah dengan posisi enak dan santai kalau perlu pakailah kursi
yang ada sandaran punggung dan lengan
- Gunakan bantal untuk mengganjal bayi, agar jarak bayi tidak terlalu
jauh dari payudara
c. Memasukkan putting susu
- Bila menyusukan mulai dengan payudara kanan, letakkanlah kepala
bayi pada siku bagian dalam lengan kanan, badan bayi mengahadap
ke badan ibu
- Lengan kiri bayi di letakkan di seputar pinggang ibu, tangan kanan
ibu memegang pantat / paha kanan bayi
- Sanggahlah payudara kanan ibu dengan keempat jari tangan kiri
dibawahnya, dan ibu jari diatasnya, tetapi tidak diatas bagian yang
berwarna hitam ( aerola mamae )
12
- Sentuhlah mulut bayi dengan putting susu
- Tunggu sampai bayi membuka mulut lebar-lebar
- Masukkan putting susu secepatnya kedalam mulut sampai daerah
berwarna hitam
d. Melepaskan hisapan bayi
Setelah selesai menyusukan bayi selama 10 menit, lepaskanlah isapan
bayi dengan cara :
- Masukkan jari kelingking ibu yang bersih ke sudut mulut bayi atau
- Dengan menekan dagu bayi kebawah
- Dengan menutup lubang hidung bayi
- Jangan menarik putting susu untuk melepaskannya
e. Menyendawakan bayi
Setelah hisapan bayi dilepaskan . sendawakan bayi sebelum menyusukan
dengan payudara yang lain, dengan cara :
- Sandarkan bayi dipundak ibu tepuklah punggungnya dengan pelan
sampai keluar sendawa
- Bayi ditelungkupkan dipangkuan ibu, sambil digosok punggungnya.
f. Tanda-tanda menyusui yang benar
- Bayi cukup tenang
- Mulut bayi terbuka lebar
- Bayi menempel betul pada ibu
- Mulut dan dagu bayi menempel betul pada payudara ibu
- Seluruh areola tertutup mulut bayi
- Bayi nampak pelan-pelan menghisap dengan kuat
- Putting susu ibu tidak terasa nyeri
- Kuping dengan lengan bayi berada pada satu garis
- Posisi ibu menyusui duduk, berbaring, berdiri dan digendong
g. Hal-hal yang perlu diingat
- Susukanlah bayi dengan kedua payudara secara bergantian
- Sebelum menyusui minumlah 1 gelas air putih / teh
- Selama menyusui berikanlah perhatian yang penuh pada bayi
13
7. Masalah Dalam Menyusui
a. Asi Kurang
Seringkali ibu merasa produksi ASInya kurang padahal sebenarnya
tidak, apalagi bila bayinya seing menangis, ibu tergesa-gesa ingin
memberikan tambahan susu formula.
b. Bayi Bingung Putting
Bayi yang mendapatkan susu formula bergantian dengan ASI akan
mengalami nipple confusion sehingga waktu menyusu ibunya sering
terputus-putus bahkan kadang-kadang menolak menyusu ibunya.
c. Payudara Bengkak
Pada hari-hari pertama, seringkali menyusui kurang efektif sehingga ASI
mengumpul di dalam payudara, menekan pembuluh darah dan saluran
limfe. Hal ini mengakibatkan payudara menjadi bengkak dan nyeri.
Untuk menghindari hal tersebut lakukanlah :
- Susui bayi segera setelah bayi lahir
- Susui menurut kehendak bayi, jangan dijadwalkan
- Susui bayi dengan menggunakan tehnik menyususi yang benar
- Keluarkan sisa ASI dengan tangan atau pompa
d. Putting Susu Nyeri Atau Lecet
Rasa nyeri timbul karena waktu menyusui hanya putting susu yang masuk
ke dalam mulut bayi sedangkan areola tidak masuk mulut. Disamping itu
juga disebabkan karena perawatan yang tidak benar pada payudara.
e. Mastitis
Mastitis adalah peradangan payudara akibat infeksi. Biasanya terjadi pada
minggu-minggu pertama setelah melahirkan yang tersumbat atau luka
pada putting yang terinfeksi.
- Minum anti biotik
- Lakukan perawatan payudara
14
B. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)
1. Definisi
MP-ASI adalah makanan atau minuman selain ASI yang mengandung
nutrien yang diberikan kepada bayi selama periode pemberian makanan
peralihan (complementery feeding) yaitu pada saat makanan/minuman lain
diberikan bersama pemberian ASI.
MP-ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung zat gizi,
diberikan kepada bayi atau anak usia 6-24 bulan guna memenuhi kebutuhan
gizi selain dari ASI.8 MP-ASI merupakan makanan peralihan dari ASI ke
makanan keluarga. Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan
secara bertahap baik bentuk maupun jumlah. Hal ini dimaksudkan untuk
menyesuaikan kemampuan alat pencernaan bayi dalam menerima MP-ASI.
16
3. Pemberian MP-ASI
Pada Global Strategy for Infant ang Young Child Feeding dinyatakan
bahwa MP-ASI harus memenuhi syarat berikut :
- Tepat waktu (Timely) : MP-ASI mulai diberikan saat kebutuhan
energi dan nutrien melebihi yang didapat dari ASI
- Adekuat (Adequate) : MP-ASI harus mengandung cukup energi,
protein, dan mikronutrien
- Aman (Safe) : Penyimpanan, penyiapan dan sewaktu
diberikan, MP-ASI harus higienis.
- Tepat cara pemberian (Properly) : MP-ASI diberikan sejalan dengan
tanda lapar dan nafsu makan yang ditunjukkan bayi serta frekuensi dan
cara pemberiannya sesuai dengan usia bayi.
GSIYFC mengeluarkan prinsip tentang pemberian MP-ASI pada bayi
dengan ASI:
1. Berikan ASI eksklusif sejak lahir sampai usia 6 bulan, selanjutnya
tambahkan MP-ASI mulai usia 6 bulan (180 hari) sementara ASI
diteruskan.
2. Lanjutkan ASI on demand sampai usia 2 tahun atau lebih
3. Lakukan responsive feeding dengan menerapkan prinsip asuhan
psikososial
4. Terapkan perilaku hidup bersih dan higienis serta penanganan
makanan yang baik dan tepat
5. Mulai pemberian MP-ASI pada usia 6 bulan dengan jumlah sedikit,
bertahap dinaiikkan sesuai usia bayi, sementara ASI tetap sering
diberikan
6. Bertahap konsisten dan variasi ditambah sesuai kebutuhan dan
kemampuan bayi
7. Frekuensi pemberian MP-ASI semakin sering sejalan dengan
bertambahnya usia bayi
8. Berikan variasi makanan yang kaya akan nutrien untuk memastikan
bahwa seluruh kebutuhan nutrien terpenuhi
17
9. Gunakan MP-ASI yang diperkaya vitamin-mineral atau berikan
preparat vitamin-mineral bila perlu.
10. Tambahkan asupan cairan saat anak sakit, termasuk lebih sering
menyusu, dan dorong anak untuk makan makanan lunak dan yang
disukainya. Setelah sembuh, beri makan lebih sering dan dorong anak
makan lebih banyak.1
Bayi akan memberikan tanda bahwa dirinya siap menerima makanan
selain ASI. Kita harus mengenali tanda tersebut agar dapat memberikan MP-
ASI tepat waktu dan sesuai perkembangan keterampilan makannya. Ciri-ciri
bayi yang siap mendapat MP-ASI adalah sebagai berikut :
a. Kesiapan fisik :
Refleks ekstrusi telah sangat berkurang atau sudah menghilang
Keterampilan oromotor :
Dari hanya mampu menghisap dan menelan yang cair menjadi
menelan makanan yang lebih kental dan padat.
Memindahkan makanan dari bagian depan ke bagian belakang
mulut.
Mampu menahan kepala tetap tegak
Duduk tanpa/hanya dengan sedikit bantuan dan mampu menjaga
keseimbangan badan ketika tangannta meraih benda di dekatnya
b. Kesiapan psikologis :
Bayi kanan memperlihatkan perilaku makan lanjut :
Dari reflektif ke imitatif
Lebih mandiri dan eksploratif
Pada usia 6 bulan bayi mampu menunjukkan keinginan makan
dengan cara membuka mulutnya, rasa lapar dengan memajukan
tubuhnya ke depan/ ke arah makanan, tidak berminat atau kenyang
dengan menarik tubuh ke belakang/menjauh
18
Tabel 1. Tanda bayi lapar atau kenyang
Lapar Kenyang
19
makanan sebelum diberikan berupa campuran dengan jarak 203 hari (4-7 hari
bila terdapat riwayat alergi) agar bayi dapat mengenali rasa dan aroma setiap
jenis makanan baru. Makanan baru sebaiknya diberikan pada pagi hari agar ada
cukup waktu bila ada reaksi simpang. Cuci semua peralatan sebelum
digunakan.10
Tabel 2. Pedoman pemberian makan pada bayi/anak usia 6-23 bulan yang mendapat
ASI
Umur Tekstur Frekuensi Jumlah rata-rata/kali
makan
6-8 Mulai dengan bubur 2-3x/hari, ASI tetap sering Mulai dengan 2-3
bulan halus,lembut, cukup diberikan. Tergantung sdm/kali
kental, dilanjutkan nafsu makannya, dapat diringkatkan
bertahap menjadi lebih diberikan 1-2x selingan bertahap sampai ½
kasar mangkok (=125 ml)
20
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Fase Persiapan
1. Satuan Acara Penyuluhan
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
“Penyuluhan Asi Ekslusif dan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)”
21
C. Materi
ASI EKSKLUSIF
1. Pengeretian
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja pada bayi sampai usia 6 bulan tanpa
makanan tambahan cairanlain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan
tanpa makanan padat seperti pisang, bubur nasi, pepaya ataupun makanan lain.
(Roesli, 2019).
ASI Eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI selama 6 bulan tanpa makanan
(pisang, bubur susu, biskuit, nasi tim, dll) maupun cairan (susu formula, air jeruk,
madu, air putih) kecuali vitamin, mineral dan obat. (Khamzah, 2012).
23
MP-ASI
1. Pengertian
Makanan pendamping ASI adalah makanan yang diberikan kepada bayi selain
ASI dan jenis ataupun tekstur makanan disesuaikan dengan umur bayi. Usia
pemberian MP – ASI dimulai dari 6 bulan kelahiran bayi.
6 – 9 Bulan Bayi tetap diberi ASI dan mulai diberi bubur encer, buah –
buahan yang dibuat jus, sayur – sayuran yang di rebus lalu
dilumatkan, biscuit dan roti.
9 – 12 Bulan Bayi tetap diberi ASI dan makanan bubur, nasi dan menginjak
10 bulan mulai diperkenalkan makanan keluarga
24
D. Metode
Metode dalam penyuluhan ini yaitu ceramah, diskusi dan tanya jawab
E. Media
1.Leaflet
F. Kegiatan
No. Tahap Kegiatan Waktu
25
G. Evaluasi
1. Evaluasi ketercapaian sasaran penyuluhan
a. Target sasaran peserta penyuluhan minimal 100% dan total yang
direncanakan
b. Peserta penyuluhan datang tepat waktu
2. Evaluasi keberhasilan penyampaian materi penyuluhan
Peserta dapat menjawab minimal 4 sd 5 pertanyaan yang diajukan.
Daftar pertanyaan untuk evaluasi:
a. Apakah yang dimaksud Asi Eksklusif?
b. Apa yang dimaksud dengan MP-ASI?
c. Apa manfaat ASI Eksklusif?
d. Bagaimana cara memperbanyak ASI?
e. Kapan waktu pemberian yang tepat untuk makanan pendamping ASI??
3. Evaluasï penyelenggara kegiatan
a. Penyaji telah menyampaikan penyuluhan dengan baik
b. Sarana dan prasarana yang disiapkan sesuai dengan kebutuhan.
c. Waktu kegiatan dilaksanakan sesuai jadwal yang ditetapkan.
H. Sumber
Khamzah, Siti Nur. 2012. Segudang kkeajaiban ASi yang Harus Anda
Ketahui. Yogyakarta : FlashBooks.
http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2021/05/pengertian-asi-eksklusif-
dan-manfaat.htm|?=1
http://kokorinotomoo13.blogspot.com/2021/05/satuan-acara-
penyuluhansap-mp-asi.html|?=1
B. Fase Kerja
Kegiatan KKN pelaksanaan pada hari Senin tanggal 13 Juni 2023 pukul
14.00 WIB- 16.00 WIB di Aula serbaguna Desa Kaduagung Timur dengan cara
memberikan materi, pemeriksaan TD, BB, dan informasi tentang Asi Eksklusif
26
dan makanan pendamping ASI (MP-ASI). Pelaksanaan kegiatan dengan teknik
diskusi, ceramah, tanya jawab, dan pemeriksaan. Peserta yang hadir 10 orang.
Untuk mengetahui keberhasilan pemberian penyuluhan dilakukan evaluasi
dengan mengunakan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan materi
yang telah disampaikan oleh penyaji.
Kegiatan ini berkaitan langsung dengan status kesehatan dan peran serta
ibu hamil. Hasil kegiatan ini dapat meningkatkan kesehatan dan pengetahuan ibu
hamil tentang pentingnya ASI Eksklusif dan pemberian makanan pendamping
ASI jika diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga status kesehatan
menjadi lebih baik.
Adapun hasil yang dinilai sebagai berikut:
No Hasil yang dinilai Cara menilai Hasil Penilaian
1 Input :
a. Sasaran Apakah yang hadir sesuai sasaran Sesuai
b. Jumlah peserta Apakah jumlah peserta sesuai 100% hadir
c. Media rencana Sesuai kebutuhan dan
Apakah media yang digunakan informatif
sudah tepat dan menarik peserta
2 Proses:
a. Keaktifan peserta Apakah dalam penyuluhan peserta Ada interaksi dari
aktif audience secara aktif
b. Penyampaian Apakah dalam penyampaian Jelas, dapat diterima
materi materi sudah jelas dan lengkap dengan baik oleh
audience dan lugas
27
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
ASI eksklusif adalah pemberian air susu ibu saja kepada bayi selama enam
bulan pertama kehidupan bayi tanpa memberikan makanan atau cairan lain,
kecuali vitamin, mineral, dan obat yang telah diizinkan (WHO, 2010). Pada tahun
2006, World Health Organization (WHO) mengeluarkan standar pertumbuhan
anak yang kemudian diterapkan diseluruh belahan dunia. Isinya adalah
menekankan pentingnya pemberian ASI saja kepada bayi sejak lahir sampai usia 6
bulan, ini berarti bahwa bayi hanya menerima ASI dari ibu, tanpa tambahan cairan
atau makanan padat lain
Tidak semua ibu memproduksi ASI yang cukup, sehingga diperlukan
makanan pendamping ataupun makanan pengganti. Pemerintah telah membuat
standar nutrisi susu formula yang boleh masuk ke Indonesia. Pemberian makanan
pendamping ini harus disesuaikan dengan maturasi saluran cerna bayi dan
kebutuhannya. Dalam hal ini pentingnya ibu mengetahui lebih lanjut akan
peningkatan kualitas ASI eksklusif dan pemahaman tentang makanan
pendampaing ASI (MP-ASI).
B. Saran
Pola pemahaman ibu nifas tentang pentingnya ASI Eksklusif dan makanan
pendamping ASI diharapkan ibu bisa memberikan asi sampai 6 bulan dan asi
lanjutannya sampai dengan usia 2 tahun, dan pemberian makanan pendamping
ASI (MP-ASI) bisa diberikan tidak boleh kurang dari 6 bulan. Bagi keluarga bisa
memberikan dukungan dalam bentuk support kepada ibu nifas agar produksi ASI
Eksklusif pada ibu nifas akan berlimpah. Serta menghilangkan budaya
memberikan makan pendamping sebelum usia 6 bulan.
28
DAFTAR PUSTAKA
Friedman, M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori, dan Praktik. Jakarta
: EGC.
Departemen Kesehatan RI. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). 2000.
Departemen Kesehatan RI. Pedoman Umum Pemberian Makanan Pendamping Air Susu
Ibu (MP-ASI Lokal). 2006.
Departemen Kesehatan RI. Peranan Dokter Dalam Peningkatan Penggunaan ASI. 2004.
Nasar, SS. Indonesia Menyusui. IDAI 2010:267-279.
Manssjoer, Arif. Et all.(1999). Kapita selekta. Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI.
Media Ascullpius.
Pitano Soeparto. Dkk. (1007). Gastroenterologi Anak. Surabaya : Garamik Fakultas
Kedokteran Unifersitas Erlangga.
Price, Anderson Sylvia. (1997) Patofisiologi. Edisi. 1. Jakarta. EGC
Mochtar,R, Prof.Dr,MPH (1998). Sinopsis Obstetri. Edisi 2.EGC.Jakarta.
Ida Bagus Gde Manuaba, Sp.OG, (1998).Prof. Ilmu kebidanan,Penyakit Kandungan dan
Keluarga berencana.EGC.Jakarta
Manuaba, IBG. 2012. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2016. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka.
Sulistyawati. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta : Salemba
Medika.
29
Lampiran 1. Jadwal pelaksanaan Kegiatan
Rincian jadwal pelaksanaan action KKN
No Acara Waktu Pembawa
30
Lampiran 2. Berita Acara Pelaksanaan Kegiatan (BAP)
Pada hari........................Tanggal......................Bulan...........................Tahun...........
Bertempat di...................................................telah dilaksanakan kegiatan KKN
dengan tema Peningkatan Kesehatan Ibu Nifas Tahun 2023 meliputi:
1. Waktu Pelaksanaan :........................................
2. Peserta :........................................
Demikian berita acara ini kami buat dengan sesungguhnya untuk digunakan
sebagaimana mestinya.
(......................................)
(......................................)
31
Lampiran 3. Leaflet Kegiatan
32
Lampiran 4. Foto Dokumentasi Kegiatan
DOKUMENTASI KEGIATAN KKN DI DESA KADUAGUNG TIMUR
KECAMATAN CIBADAK KABUPATEN LEBAK
Penyampaian materi
33
Lampiran 5. Daftar Hadir
Pati, .........................
Ketua Kelompok KKN
(......................................)
34
Lampiran 6. Peta Lokasi
Lokasi
J-SIE
studio
35