Disusun oleh :
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN SUTOMO SURABAYA
TAHUN 2023/2024
i
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Komprehensif dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Ny. S P1A0H1 Dengan
2 Jam Postpartum Fisiologis” yang disusun oleh mahasiswa semester V Prodi DIII
Kebidanan Sutomo Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Surabaya Tahun Akademik
2023/2024 ini sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Mengetahui
NIP. 198103232008012014
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada penulis sehingga laporan kebidanan komprehensif ini daat
terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Dalam penulisan laporan ini, tidak terlepas dari
bantuan dan bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, penulis
mengucapkan banyak terimakasih kepada :
3. Dwi Wahyu Wulan S., SST., M.Keb selaku ketua Jurusan Kebidanan Kampus
Poltekkes Kemenkes Surabaya.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih banyak kekurangannya, oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun demi laporan ini sangat dibutuhkan.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
3.2.3. Program therapi yang diperoleh............................................................. 32
3.2.4. Data Penunjang ....................................................................................... 32
3.3. Analisa Data ..................................................................................................... 32
3.4. Penatalaksanaan ............................................................................................. 33
BAB 4................................................................................................................................ 36
KESIMPULAN ................................................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... vi
v
1
BAB I
PENGKAJIAN
1
2
1.2 Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Penulis mampu melaksanakan asuhan kebidanan kehamilan secara
komprehensif pada ibu nifas dengan menggunakan manajemen kebidanan.
1.2.2. Tujuan Khusus
Penulis mampu :
1. Melakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada ibu nifas
2. Menginterpretasikan data serta menentukan diagnosa kebidanna,
masalah, dan kebutuhan ibu nifas
3. Mengidentifikasi diagnosa potensial pada ibu nifas
4. Merencanakan tindakan segera yang dibutuhkan ibu nifas
5. Melaksanakan asuhan kebidanan berdasarkan kebutuhan ibu nifas
6. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang dilakukan pada ibu nifas
7. Melakukan pendokumentasian hasil asuhan kebidanan pada ibu nifas
1.3 Pelaksanaan
2
3
Kemudian, pada bab 3 berisi tinjauan kasus, menguraikan tentang soap yaitu data
subjektif, data objektif, analisa data, dan penatalaksanaan.
Pada bab 4 dituliskan kesimpulan dari asuhan yang telah dilakukan. Kemudian
terdapat daftar pustaka, bagian ini memuat daftar literatur ilmiah yang telah ditelaah
dan dijadikan rujukan dalam penulisan.
3
4
BAB II
LANDASAN TEORI
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat
keberhasilan upaya kesehatan ibu. AKI adalah rasio kematian ibu selama masa
kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan,
dan nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti
kecelakaan atau terjatuh di setiap 100.000 kelahiran hidup. Selain untuk menilai
program kesehatan ibu, indikator ini juga mampu menilai derajat kesehatan
masyarakat, karena sensitifitasnya terhadap perbaikan pelayanan kesehatan,
baik dari sisi aksesibilitas maupun kualitas. Menurut World Health
Organization(WHO) setiap hari di seluruh dunia sekitar 800 wanita meninggal
5
akibat komplikasi pada saat kehamilan atau melahirkan (WHO, 2023). Pada
Tahun 2022 AKI mencapai 183 per 100.000 kelahiran (BPS, 2022). Sustainable
Development Goals(SDGs) memiliki target yaitu Angka Kematian Ibu (AKI)
ditargetkan lebih rendah dari 70/100.000 kelahiran hidup serta Angka Kematian
Bayi (AKB) lebih rendah dari 12/1000 kelahiran hidup (WHO, 2022). Untuk
mencapai target tersebut perlu diupayakan kesadaran Ibu akan pentingnya dan
bagaimana cara memelihara kesehatan sepanjang kehamilan sampai nifas.
Untuk itu diperlukan Pemberian KIE yakni penyampaian pesan maupun informasi
secara langsung ataupun tidak langsung menggunakan saluran komunikasi
kepada penerima pesan, untuk mendapatkan suatu efek pemahaman terhadap
informasi yang disampaikan (Rifki Naharani, Erniyati Berkah Pamuji, & Agustina
Hadiningsih, 2021).
2.1.2 Tahapan Masa Nifas
Beberapa tahapan masa nifas adalah sebagai berikut:
1. Puerperium dini
Puerperium dini merupakan kepulihan, dimana ibu diperbolehkan berdiri
dan berjalan, serta menjalankan aktivitas layaknya wanita normal lainnya.
2. Puerperium intermediate
Puerperium intermediet merupakan masa kepulihan menyeluruh alat-alat
genitalia yang lamanya sekitar 6-8 minggu.
3. Puerperium remote
Remote puerperium yakni masa yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama apabila selama hamil atau persalinan mempunyai
komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna dapat berlangsung berminggu-
minggu, bulanan, bahkan tahunan (Azizah & Rosyidah, 2019).
(standard 14), serta pelayanan bagi ibu dan bayi pada masa nifas (standard
15). Apabila merujuk pada kompetensi 5 (standar kompetensi bidan), maka
prinsip asuhan kebidanan bagi ibu pada masa nifas dan menyusui harus yang
bermutu tinggi serta tanggap terhadap budaya setempat.
Asuhan yang diberikan kepada ibu nifas bertujuan untuk :
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis.
2. Melaksanakan skrinning secara komprehensif, deteksi dini, mengobati atau
merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi.
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi,
KB, cara dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi serta perawatan bayi
sehari-hari.
4. Memberikan pelayanan keluarga berencana (Septianti, et al., 2018).
Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena marupakan masa
kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu
termasuk kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas
terjadi dalam 24 jam. Oleh karena itu, peran dan tanggung jawab bidan untuk
memberikan asuhan kebidanan ibu nifas dengan pemantauan mencegah
beberapa kematian ini. Peran bidan antara lain sebagai berikut:
c. efek oksitosin
Efek oksitosin penyebab kontraksi dan retraksi otot Rahim sehingga akan
memproses pembuluh darah yang menyebabkan akan mengurangi suplai
darah ke uterus, proses ini akan mengakibatkan ukuran Rahim semakin
berkurang. Pada saat bayi lahir, TFU menjadi setinggi pusat. Setelah
plasenta lahir TFU menjadi dua jari di bawah pusat. Setelah satu pekan
9
2. Perubahan Lochea
Lochea adalah ekskresi cairan Rahim selama masa nifas dan mempunyai
reaksi basa yang dapat membuat organisme berkembang lebih ceoat dari
pada kondisi asam yang ada pada vagina normal, Lochea adalah kotoran
yang keluar dari liang senggama dan terdiri dari jaringan mati dan lender
berasal dari Rahim dan liang senggama (vagina). (Aulia R, 2021).
Pengeluaran lochea dapat dibagi berdasarkan waktu dan warnanya, yaitu:
a. Lochea Rubra (Cruenta)
Lochea mera terang sampai merah tua mengandung desidua. Cairan
ini berupa cairan bercampur darah dan sisa ketuban berbau amis.
Terjadi pada hari ke 1-3 postpartum.
b. Lochea Sangunolenta
Lochea merah kuning berisi darah dan lencir karena pengaruh plasma
darah, pengeluarannya pada hari ke 3-5 hari postpartum
c. Lochea Serosa
Sekret merah muda sampai kecoklatan terjadi pada hari kelima sampai
ke Sembilan postpartum, mengandung cairan seorsa, jaringan
desidua, leukosit dan eritrosit.
d. Lochea Alba
Lochea ini muncul lebih dari sepuluh hari postpartum, warnanya pucat,
putih kekuningan, serta lebih banyak mengandung leukosit, selaput
lender serviks, dan serabut jaringan yang mati.
e. Lochea Purulenta
10
Merupakan lochea yang patologis dilihat dari rilis, bau dan debitnya.
Hal ini terjadi karena penyakit, pasien seharusnya dirujuk ke spesialis.
(Aulia R, 2021)
2.1.6 Tanda Bahaya Masa Nifas
Ada beberapa tanda bahaya yang harus diperhatikan, sebagai berikut:
1. Demam >37,5 derajat celcius
2. Perdarahan aktif dari jalan lahir
3. Perdarahan lebih dari perdarahan haid biasa atau bila memerlukan
penggantian pembalut dua kali dalam setengah jam
4. Muntah
5. Rasa sakit waktu buang air kecil (berkemih)
6. Pusing atau sakit kepala yang terus menerus atau masalah pengelihatan
kabur
7. Lochea berbau yakni pengeluaran vagian yang baunya menusuk
8. Sulit menyusui atau payudara berubah menjadi merah, panas, dan sakit
9. Sakit perut yang hebat di bagian bawah abdomen atau punggung dan nyeri
uluh hati.
10. Merasa sangat letih atau napas terengah-engah
11. Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh bayinya sendiri atau
dirinya sendiri
12. Pembengkakan di wajah atau lengan serta rasa sakit, ,merah, lunak dan
pembengkakan di kaki
13. Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama (Aulia R, 2021).
2.1.7 Komplikasi pada Masa Nifas
Komplikasi pada masa nifas biasanya jarang ditemukan selama pasien
mendapatkan asuhan yang berkualitas, mulai dari masa kehamilan sampai
dengan persalinannya. Jika pasien sering bertatao muka dengan bidan melalui
pemeriksaan antenatal maka bidan mempunyai banyak kesempatan untuk
11
pada 7-10 hari pertama postpartum. Gejala yang umum muncul adalah
sakit kepala. Cara penanganannya adalah pemberian agen anti-hipertensi,
magnesium dan diuresis. Kehamilan pada usia tua, ras kulit hitam,
kehamilan obesitas, dan persalinan sesar memiliki resiko yang lebih tinggi
untuk preeklamsia postpartum (Wulandari, Ernawati, & Nuswantoro, 2021)
4. Bendungan ASI
Bendungan ASI adalah pembendungan air susu karena penyempitan
ductus laktiferi atau oleh kelenjar yang tidak dikosongkan dengan
sempurna atau karena kelainan pada putting susu. Faktor predisposisi
terjadinya bendungan ASI antara lain adalah factor hormone, hisapan bayi,
pengosongan payudaram cara menyusui, factor gizi, dan kelainan putting
susu. Patofisiologinya adalah gejala yang biasa terjadi pada bendungan
ASI antara lain payudara penuh terasa panas, berat dan keras, terlihat
mengkilat meski tidak kemerahan. ASI biasanya mengalir tidak lancer,
namun ada pula payudara yang terbendung membesar, membengkak dan
sangat nyeri, putting susu menjadi rata. SI tidak mengalir dengan mudah
dan bayi sulit mengenyut untuk menghisap ASI. Ibu kadang-kadang
menjadi demam, tapi biasanya akan hilang dalam 24 jam. (Yuliana
Wahida, 2020)
5. Post partum Blues
Penyakit psikiater yang bersifat non-psikotik ini merupakan morbiditas yang
paling umum pada kehamilan dan periode perinatal. Kelainan ini memiliki
diagnose banding depresi post-partum, ansietas, Post Traumatic Stress
Disorder (PTSD) dan personality disorder. Post partum blues merupakan
gejala mood rendah dan depresi moderat. Gejala depresinya adalah sedih,
menangis, merasa letih, merasa mudah tersinggung, cemas, kurang tidur,
kurang konsentrasi dan mood labil. Gejala ini biasanya berkembang dalam
dua atau tiga hari, memuncak pada beberapa hari setelahnya dan sembuh
dengan sendirinya dalam dua minggu (Yuliana Wahida, 2020).
13
1) Data Subyektif
Data subyektif adalah data yang di dapat dari klien sebagai suatu
pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian, informasi tersebut tidak
dapat ditentukan oleh tenaga kesehatan secara independen tetapi melalui
suatu interaksi atau komunikasi (Widya Sari & Anggraini, 2019). Data
subyektif meliputi
a. Nama
b. Umur
c. Agama
d. Suku/Bangsa
e. Pendidikan
16
f. Pekerjaan
g. Alamat
2. Keluhan Utama
Untuk mengetahui keluhan ibu saat datang, yang biasanya
disampaikan oleh ibu nifas adalah :
a. Keluar lokheanya tidak lancar
b. Rasa nyeri jika ada jahitan perineum atau robekan pada jalan
lahir
c. Adanya bendungan ASI
d. Rasa takut BAK dan BAB akibat adanya luka jahitan
e. Kurangnya pengetahuan ibu tentang cara meyusui yang benar
f. Kurangnya pengetahuan ibu tentang merawat bayi
3. Riwayat Menstruasi
Dikaji untuk mengetahui riwayat menstruasi antara lain adalah
menarche, siklus menstruasi, lamanya menstruasi, banyaknya darah,
teratur atau tidak teratur, sifat darah, keluhan utama yang dirasakan
saat menstruasi terakhir yang mungkin mengakibatkan perdarahan
saat persalinan dan nifas
17
4. Riwayat Penyakit
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu mengatakan tidak sedang atau sedang menderita penyakit
seperti penyakit jantung, kencing manis, ginjal,
hipertensi/hipotensi, atau hepatitis. Perlu ditanyakan apakah ibu
sedang menderita penyakit menurun seperti kencing manis,
darah tinggi dan jantung (dapat bertambah parah jika ibu
menyusui), maupun TBC (dapat menular ke bayi mealui kontak
langsung dengan bayi), hepatitis (dapat menular ke bayi melalui
kontak langsung dengan sekret ibu)
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Ibu mengatakan tidak pernah atau pernah menderita penyakit
seperti penyakit hipertensi/hipotensi, jantung, kencing manis,
ginjal dan hepatitis. Perlu ditanyakan apakah ibu pernah
menderita penyakit yang mungkin kambuh saat nifas dan
berpengaruh pada masa nifasnya, misalnya :
a. Kencing manis : memperlambat penyembuhan luka
b. Anemia : potensial menyebabkan HPP (Haemorrhage
Postpartum)
c. Penyakit jantung : kemungkinan akan mengalami
perdarahan post partum karena kondisi ibu yang lemah dan
infeksi nifas
d. TBC : resiko penularan pada bayi
e. Hepatitis : resiko penularan pada bayi
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Dikaji untuk mengetahui adanya penyakit menurun dalam
keluarga seperti asma, DM, hipertensi, jantung dan riwayat
penyakit menular seperti TBC dan hepatitis, baik dalam kelurga
ibu maupun ayah yang dapat mempengaruhi.
18
5. Riwayat Pernikahan
Dikaji untuk mengetahui sudah berapa lama ibu menikah, dengan
suami sekarang merupakan istri yang ke berapa, dan mengetahui
berapa jumlah anaknya.
6. Riwayat Keluarga Berencana
Dikaji untuk mengetahui alat kontrasepsi apa yang pernah dipakai
dan berapa lama memakai alat kontrasepsi, dan adakah keluhan
selama menggunakan kontrasepsi.
7. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
a. Kehamilan
Untuk mengetahui berapa umur kehamilan janin.
b. Persalinan
Untuk mengetahui persalinan ibu yang lalu spontan atau
buatan, lahir aterm atau prematur, ada perdarahan, waktu
persalinan di tolong oleh siapa, dimana tempat melahirkan.
c. Nifas
Untuk mengetahui adakah komplikasi pada masa nifas
sebelumnya, untuk dapat melakukan pencegahan atau waspada
terhadap kemungkinan kekambuhan komplikasi.
d. Anak
Untuk mengetahui riwayat anak, jenis kelamin, hidup atau
mati, kalau meninggal pada usia berapa dan sebab meninggal,
berat badan dan panjang badan waktu lahir.
e. Laktasi
Untuk mengetahui berapa lama ibu pernah menyusui, adakah
keluhan atau tidak saat menyusui
8. Pola Kebiasaan Sehari-Hari Sebelum Dan Setelah Melahirkan
a. Nutrisi
Untuk mengetahui status gizi pasien sebelum dan selama
19
Data obyektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur meliputi :
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum
Untuk mengetahui keadaan umum ibu apakah baik, lemah atau
buruk. Pada ibu nifas fisiologis keadaan umum ibu baik.
b. Kesadaran
Untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu apakah
composmentis, apatis, somnolen. Pada ibu nifas fisiologis
21
4. Bendungan ASI
Melakukan kolaborasi dengan dokter.
5. Postpartum Blues
Komunikasi terapeutik
2.2.5 Rencana Tindakan dan Rasional
1. Jelaskan tentang hasil pemeriksaan
R/ Ibu mengetahui keadaannya dan memahami
2. Beritahu gangguan yang mungkin terjadi serta cara mengatasi
R/ mencegah bahaya masa nifas pada ibu
3. Menjelaskan pada ibu bahwa mulas itu adalah kondisi yang normal karena
mulas bertujuan untuk mengembalikan ukuran rahim yang membesar
selama hamil dan kembali mengecil seperti saat sebelum hamil
R/ Ibu mengerti
4. Menganjurkan pada ibu untuk menyusui sesering mungkin untuk
mempercepat proses involusi dan mencegah perdarahan
R/ Ibu mengerti dan bersedia melakukannya
5. Menjelaskan pengertian laktasi pada ibu
R/ Ibu bisa menjelaskan kembali pengertian laktasi
6. Menjelaskan dan mengajari cara menyusui yang benar
R/ Ibu dapat menjelaskan kembali cara menyusui yang benar
7. Menjelaskan kepada ibu cara penyimpanan ASI dan ketahanan ASI saat
disimpan
R/ Ibu mengerti dan dapat menjelaskan kembali
8. KIE tentang pemenuhan kebutuhan nutrisi ibu nifas
R/ nutrisi dibutuhkan untuk menjaga kesehatan dan kondisi ibu dan bayi
9. KIE tentang tanda bahaya masa nifas
R/ mengetahui tanda bahaya masa nifas
10. KIE program keluarga berencana kepada ibu untuk mencegah kehamilan
empat T (terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat dan terlalu banyak).
26
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1. Subyektif
3.1.1. Biodata
Ibu Ayah
Nama : Ny. A Tn. S
Umur : 24 tahun 31 tahun
Agama : Islam Islam
Suku/Bangsa : Jawa Jawa
Pendidikan : SMK SMK
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Swasta
Alamat : Dukuh Kupang Timur 6/3
3.1.2. Keluhan
Ibu mengatakan merasa letih.
3.1.3. Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu tidak memiliki penyakit yang sedang diderita.
3.1.4. Riwayat Penyakit Dahulu
Ibu dan keluarga tidak memiliki riwayat penyakit menular, menurun maupun
menahun seperti DM, Hipertensi, Hepatitis, HIV, Jantung, Alergi, dll.
29
2) Riwayat Menstruasi
Menarche : 15 tahun
Lama haid : 7 hari
Siklus haid : 28 hari
3) Riwayat Obstetri
Persalinan Anak Nifas KB
Kehamilan
N Sua Ha UK Pen Pen Jen Te Pen L/P BB/ Hid Usi Pen ASI Met
O mi mil yulit olo is mp yulit PB up/ a yulit ode
. ke ke ng at Mat
i
4) Riwayat Persalinan
Tanggal Persalinan : 25 Oktober 2023
Tempat Persalinan : Puskesmas Dukuh Kupang
Jenis Persalinan : Spontan
Penolong : Bidan
Lama Persalinan : 7 jam 45 menit
Kala I : 5 jam
Kala II : 30 menit
30
Suhu : 36,5oC
Nadi : 80 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
3.2.2. Pemeriksaan Fisik
Kepala dan wajah : Rambut bersih tidak ada kelainan, wajah tidak
pucat, tidak oedem, tidak ada cloasma gravidarum,
konjungtiva palpebra tidak pucat, sklera non ikterik
32
3.4. Penatalaksanaan
Tabel 2. Penatalaksanaan
No Kegiatan
3. Menjelaskan tanda dan bahaya masa nifas seperti perdarahan, keluar cairan berbau
dari jalan lahir, demam, bengkak pada muka, tangan atau kaki, sakit kepala atau
kejang, nyeri atau panas daerah tungkai, payudara bengkak, puting lecet, ibu
depresi, jika terjadi hal-hal seperti di atas segera ke fasilitas kesehatan terdekat
4. Menjelaskan HE mengenai nutrisi untuk ibu postpartum yaitu dengan tidak perlu
pantang terhadap makanan, karena nutrisi yang baik sangat dibutuhkan untuk
memulihkan kondisi ibu dan untuk memproduksi ASI. Ibu harus banyak
mengkonsumsi sauran, buah, ikan telur, daging, ayam, tahu, tempe dan bila perlu
ditambah dengan susu.
34
8. Menganjurkan ibu untuk beristirahat dengan cukup, dengan beristirahat juga apabila
bayi sedang tidur, agar kondisi ibu tetap baik selama masa nifas terutama dengan
pola tidur yang berubah akibat menyusui bayi.
10. Menganjurkan ibu untuk tetap disiplin protokol kesehatan untuk dimasa sekarang ini,
yaitu dengan menerapkan kebiasaan mencuci tangan, menggunakan masker,
menjaga jarak dari kerumunan, mengkonsumsi makanan yang seimbang, dan
melakukan olah raga.
35
11. Menjadwalkan kunjungan ulang nifas pada 4 November 2023 atau apabila ada
keluhan
E/ Telah didokumentasikan
BAB 4
KESIMPULAN
Asuhan kebidanan nifas normal nulipara di Puskesmas Dukuh Kupang, pada data subyektif
bahwa Ny.A mengeluh perut terasa letih. Pada data objektif didapatkan TD 110/70 mmHg, N 80
x/menit, S 36,6’C, RR 20x/menit, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik, kandung kemih
kosong, perdarahan sedikit (lochea rubra). Analisa data Ny.A P1A0H1 6 jam post partum
fisiologis. Penatalaksanaan memberitahu hasil pemeriksaan, memberitahu sebab dari keluhan
yang dirasakan, memberikan KIE mengenai ASI, KB, nutrisi, kebersihan genetalia, tanda
bahaya masa nifas, member terapi oral serta memberitahu kunjungan ulang nifas
36
37
DAFTAR PUSTAKA
Astika, E., Damayanti, F., Sodik, D., Mulyati, T., Pelaksanaan, A., Kesehatan, P., . . . Kesehatan, J.
(2020). Faktor Risiko dan Penatalaksanaan Postpartum Blues (Vol. 4).
Aulia R, A. (2021). Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui di TPMB Kisworo Wilayah Kota Surabaya.
Azizah, N., & Rosyidah, R. (2019). Buku Ajar Mata Kuliah Asuhan Kebidanan NIfas dan Menyusui
Diterbitkan oleh UMSIDA PRESS.
Badan Pusat Statistik. (2022, 12). Profil Kesehatan Ibu dan Anak 2022.
Citra, V., Romdiyah, Nugraheni, N., & Alfiah, N. (2022). Studi Kasus: Asuhan Kebidanan Komprehensif
pada Ny. R Umur 18 Tahun di Puskesmas Watumalang. Retrieved from
https://journal.upp.ac.id/index.php/jmn
Rifki Naharani, A., Erniyati Berkah Pamuji, S., & Agustina Hadiningsih, T. (2021). Pendidikan
Kesehatan Tanda Bahaya Masa Nifas di Desa Kalisapu Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal
(Vol. 2).
Saputri, M. (2020). ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA 6 JAM S/D 6 HARI POSTPARTUM (Vol. XI).
Septianti, T., Nuryani, P., Puji, T., Asuhan, R., Nifas, K., Menyusui, D., . . . Surabaya, K. (2018). Modul
Ajar Nifas dan Menyusui.
Widya Sari, I., & Anggraini, R. (2019). ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS NORMAL KUNJUNGAN II
(4-6 HARI) DI BPM DELIANA PEKANBARU TAHUN 2019.
Wulandari, E., Ernawati, E., & Nuswantoro, D. (2021, 1). Risk Factors of Preeclamsia With Severe
Features and Its Complications (Vol. 5). Universitas Airlangga.
vi