Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN KOMPREHENSIF

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI


PADA Ny. A P1A0H1 USIA 29 TAHUN 6 JAM POSTPARTUM FISIOLOGIS
DI PUSKESMAS DUKUH KUPANG KOTA SURABAYA

TANGGAL : 18 SEPTEMBER 2023 s/d 27 OKTOBER 2023

Disusun oleh :

ASYA SYIFA AHMAD AL HADI


NIM. P27824121012

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN SUTOMO SURABAYA
TAHUN 2023/2024

i
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Komprehensif dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Ny. S P1A0H1 Dengan
2 Jam Postpartum Fisiologis” yang disusun oleh mahasiswa semester V Prodi DIII
Kebidanan Sutomo Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Surabaya Tahun Akademik
2023/2024 ini sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

Tempat praktik : Puskesmas Dukuh Kupang


Tanggal praktik : 18 September s/d 27 Oktober 2023

Pembimbing Pendidikan Pembimbing Ruangan

Evi Yunita Nugrahini, S.ST., M.Keb Dita Harlidha, S.ST

NIP. 198006212002122001 NIP.198209272008012007

Mengetahui

Ka. Prodi DIII Kebidanan

Kharisma Kusumaningtyas, S.SiT., M.Keb

NIP. 198103232008012014

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada penulis sehingga laporan kebidanan komprehensif ini daat
terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Dalam penulisan laporan ini, tidak terlepas dari
bantuan dan bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, penulis
mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Luthfi Rusyadi, SKM, M.Sc, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Surabaya

2. dr. Khusnus Khowatin selaku Kepala Puskesmas Dukuh Kupang Surabaya

3. Dwi Wahyu Wulan S., SST., M.Keb selaku ketua Jurusan Kebidanan Kampus
Poltekkes Kemenkes Surabaya.

4. Kharisma Kusumaningtyas, S. Si. T,. M. Keb. selaku ketua program studi D3


Kebidanan Sutomo Poltekkes Kemenkes Surabaya.

5. Dita Harlidha, S.ST selaku pembimbing praktik klinik kebidanan.

6. Evi Yunita Nugrahini, S.ST., M.Keb, selaku pembimbing pendidikan Prodi D3


Kebidanan Sutomo Poltekkes Kemenkes Surabaya.

7. Seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih banyak kekurangannya, oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun demi laporan ini sangat dibutuhkan.

Surabaya, 28 September 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ iii


DAFTAR ISI ........................................................................................................................ iv
BAB I................................................................................................................................... 1
PENGKAJIAN ..................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................................. 2
1.3 Pelaksanaan ....................................................................................................... 2
1.4 Sistematika Penulisan ....................................................................................... 2
BAB 2.................................................................................................................................. 4
LANDASAN TEORI ............................................................................................................ 4
2.1 Konsep Dasar Masa Nifas ................................................................................. 4
2.2 Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas ............................................................. 14
2.2.2 Diagnosa/Masalah ....................................................................................... 24
2.2.3 Diagnosa Potensial ..................................................................................... 24
2.2.4 Tindakan Segera .......................................................................................... 24
2.2.5 Rencana Tindakan dan Rasional ................................................................ 25
2.2.6 Pelaksanaan Rencana Tindakan ................................................................ 26
2.2.7 Evaluasi/Follow Up ...................................................................................... 27
2.2.8 Dokumentasi Asuhan .................................................................................. 27
BAB III............................................................................................................................... 28
TINJAUAN KASUS ........................................................................................................... 28
3.1. Subyektif .......................................................................................................... 28
3.1.1. Biodata ..................................................................................................... 28
3.1.2. Keluhan .................................................................................................... 28
3.1.3. Riwayat Penyakit Sekarang .................................................................... 28
3.1.4. Riwayat Penyakit Dahulu ........................................................................ 28
3.1.5. Data Lain Yang Mendukung .................................................................... 29
3.2. Obyektif ............................................................................................................ 31
3.2.1. Pemeriksaan Umum ................................................................................ 31
3.2.2. Pemeriksaan Fisik ................................................................................... 31

iv
3.2.3. Program therapi yang diperoleh............................................................. 32
3.2.4. Data Penunjang ....................................................................................... 32
3.3. Analisa Data ..................................................................................................... 32
3.4. Penatalaksanaan ............................................................................................. 33
BAB 4................................................................................................................................ 36
KESIMPULAN ................................................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... vi

v
1

BAB I

PENGKAJIAN

1.1 Latar Belakang


Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta
selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum
hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu. Masa nifas atau yang disebut juga masa
puerperium, berasal dari bahasa latin, yaitu puer yang artinya bayi dan partus yang
artinya melahirkan atau berarti masa sesudah melahirkan. Asuhan kebidanan masa
nifas adalah penatalaksanaan asuhan yang diberikan pada pasien mulai dari saat
setelah lahirnya bayi sampai dengan kembalinya tubuh dalam keadaaan seperti
sebelum hamil atau mendekati keadaan sebelum hamil. Periode masa nifas adalah
periode waktu selama 6-8 minggu setelah persalinan. Proses ini dimulai setelah
selesainya persalinan dan berakhir setelah alat-alat reproduksi kembali seperti keadaan
sebelum hamil/tidak hamil sebagai akibat dari adanya perubahan fisiologi dan psikologi
karena proses persalinan (Septianti, et al., 2018).
Masa ini merupakan masa yang cukup penting bagi tenaga kesehatan untuk selalu
melakukan pemantauan karena pelaksanaan yang kurang maksimal dapat
menyebabkan ibu mengalami berbagai masalah, bahkan dapat berlanjut pada
komplikasi masa nifas, seperti sepsis puerperalis. Jika ditinjau dari penyebab kematian
para ibu, infeksi merupakan penyebab kematian terbanyak nomor dua setelah
perdarahan sehingga sangat tepat jika para tenaga kesehatan memberikan perhatian
yang tinggi pada masa ini. Adanya permasalahan pada ibu akan berimbas juga kepada
kesejahtaraan bayi yang dilahirkan karena bayi tersebut tidak akan mendapatkan
perawatan maksimal dari ibunya. Dengan demikian, angka morbiditas dan mortalitas
bayi pun akan semakin meningkat (Septianti, et al., 2018).

1
2

1.2 Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Penulis mampu melaksanakan asuhan kebidanan kehamilan secara
komprehensif pada ibu nifas dengan menggunakan manajemen kebidanan.
1.2.2. Tujuan Khusus
Penulis mampu :
1. Melakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada ibu nifas
2. Menginterpretasikan data serta menentukan diagnosa kebidanna,
masalah, dan kebutuhan ibu nifas
3. Mengidentifikasi diagnosa potensial pada ibu nifas
4. Merencanakan tindakan segera yang dibutuhkan ibu nifas
5. Melaksanakan asuhan kebidanan berdasarkan kebutuhan ibu nifas
6. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang dilakukan pada ibu nifas
7. Melakukan pendokumentasian hasil asuhan kebidanan pada ibu nifas
1.3 Pelaksanaan

Praktik Klinik Kebidanan dilaksanakan pada :

Tanggal Praktik : 18 September 2023 s/d 27 Oktober 2023

Tempat Praktik : Puskesmas Dukuh Kupang

1.4 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan asuhan kebidanan ini terdiri
dari bab 1 yang menguraikan tentang latar belakang kasus, tujuan penulisan
pelaksanaan, tanggal pelaksanaan, dan sistematika penulisan.
Pada bab 2 landasan teori menguraikan mengenai konsep dasar tentang masa
nifas, dan asuhan kebidanan pada masa nifas yang meliputi tentang pengkajian data,
diagnosa/masalah, diagnosa potensial, tindakan segera, rencana tindakan dan rasional,
pelaksanaan rencana tindakan, evaluasi serta dokumentasi asuhan kebidanan.

2
3

Kemudian, pada bab 3 berisi tinjauan kasus, menguraikan tentang soap yaitu data
subjektif, data objektif, analisa data, dan penatalaksanaan.
Pada bab 4 dituliskan kesimpulan dari asuhan yang telah dilakukan. Kemudian
terdapat daftar pustaka, bagian ini memuat daftar literatur ilmiah yang telah ditelaah
dan dijadikan rujukan dalam penulisan.

3
4

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Masa Nifas


2.1.1 Pengertian
Masa nifas (purperium) dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai
dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Puerperium yaitu dari kata puer yang
artinya bayi dan parous melahirkan (Pamuji dalam Naharani, 2021). Masa nifas
merupakan masa yang beresiko terjadi kematian pada ibu, sekitar 60% kematian
ibu terjadi setelah melahirkan dan hampir 50% dari kematian pada masa nifas
terjadi pada 24 jam pertama setelah persalinan. Penyebab kematian ibu dalam
masa nifas diantaranya disebabkan oleh adanya komplikasi masa nifas.
Penyebab tidak diketahuinya masalah bahaya masa nifas yaitu kurangnya
pengetahuan ibu nifas, sehingga ibu nifas tidak menyadari jika mengalami tanda
bahaya pada masa nifas (Rifki Naharani, Erniyati Berkah Pamuji, & Agustina
Hadiningsih, 2021) .

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat
keberhasilan upaya kesehatan ibu. AKI adalah rasio kematian ibu selama masa
kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan,
dan nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti
kecelakaan atau terjatuh di setiap 100.000 kelahiran hidup. Selain untuk menilai
program kesehatan ibu, indikator ini juga mampu menilai derajat kesehatan
masyarakat, karena sensitifitasnya terhadap perbaikan pelayanan kesehatan,
baik dari sisi aksesibilitas maupun kualitas. Menurut World Health
Organization(WHO) setiap hari di seluruh dunia sekitar 800 wanita meninggal
5

akibat komplikasi pada saat kehamilan atau melahirkan (WHO, 2023). Pada
Tahun 2022 AKI mencapai 183 per 100.000 kelahiran (BPS, 2022). Sustainable
Development Goals(SDGs) memiliki target yaitu Angka Kematian Ibu (AKI)
ditargetkan lebih rendah dari 70/100.000 kelahiran hidup serta Angka Kematian
Bayi (AKB) lebih rendah dari 12/1000 kelahiran hidup (WHO, 2022). Untuk
mencapai target tersebut perlu diupayakan kesadaran Ibu akan pentingnya dan
bagaimana cara memelihara kesehatan sepanjang kehamilan sampai nifas.
Untuk itu diperlukan Pemberian KIE yakni penyampaian pesan maupun informasi
secara langsung ataupun tidak langsung menggunakan saluran komunikasi
kepada penerima pesan, untuk mendapatkan suatu efek pemahaman terhadap
informasi yang disampaikan (Rifki Naharani, Erniyati Berkah Pamuji, & Agustina
Hadiningsih, 2021).
2.1.2 Tahapan Masa Nifas
Beberapa tahapan masa nifas adalah sebagai berikut:
1. Puerperium dini
Puerperium dini merupakan kepulihan, dimana ibu diperbolehkan berdiri
dan berjalan, serta menjalankan aktivitas layaknya wanita normal lainnya.
2. Puerperium intermediate
Puerperium intermediet merupakan masa kepulihan menyeluruh alat-alat
genitalia yang lamanya sekitar 6-8 minggu.
3. Puerperium remote
Remote puerperium yakni masa yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama apabila selama hamil atau persalinan mempunyai
komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna dapat berlangsung berminggu-
minggu, bulanan, bahkan tahunan (Azizah & Rosyidah, 2019).

2.1.3 Tujuan Asuhan Kebidanan Masa Nifas


Berdasarkan standart pelayanan kebidanan untuk ibu nifas meliputi perawatan
bayi baru lahir ( standard 13), penangnan 2 jam pertama setelah persalinan
6

(standard 14), serta pelayanan bagi ibu dan bayi pada masa nifas (standard
15). Apabila merujuk pada kompetensi 5 (standar kompetensi bidan), maka
prinsip asuhan kebidanan bagi ibu pada masa nifas dan menyusui harus yang
bermutu tinggi serta tanggap terhadap budaya setempat.
Asuhan yang diberikan kepada ibu nifas bertujuan untuk :
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis.
2. Melaksanakan skrinning secara komprehensif, deteksi dini, mengobati atau
merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi.
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi,
KB, cara dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi serta perawatan bayi
sehari-hari.
4. Memberikan pelayanan keluarga berencana (Septianti, et al., 2018).

2.1.4 Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa Nifas


Bidan memiliki beberapa peran pada Ibu dalam masa nifas, sebagai
berikut:
a. Teman terdekat, sekaligus pendamping ibu nifas dalam menghadapi
situasi kritis saat masa nifas. Pada awal masa nifas, ibu mengalami masa-
masa sulit. Saat itulah ibu sangat membutuhkan teman dekat yang bisa
diandalkan oleh ibu untuk mengatasi kesulitan yang dialami. Bagaimana
pola hubungan yang terbentuk antara ibu dan bidan akan sangat
ditentukan oleh keterampilan bidan dalam memberikan asuhan, serta
sebagai teman dekat pendamping ibu. Jika pada tahap ini hubungan yang
terburuk sudah baik maka tujuan dari asuhan akan lebih mudah tercapai.
b. Pendidik dalam usaha pemberian pendidikan kesehatan terhadap ibu dan
keluarga Masa nifas merupakan masa yang paling efektif bagi bidan
dalam menjalankan perannya sebagai pendidik. Dalam hal ini, tidak
hanya ibu yang mendapatkan materi kesehatan, tetapi juga keluarga. Hal
ini merupakan salah satu teknik yang tepat dalam pemberian pendidikan
7

kesehatan, selain itu setiap pengambilan keputusan yang berhubungan


dengan kesehatan ibu dan bayi bidan harus melibatkan keluarga dalam
pelaksanaan pemberian asuhan.
c. Pelaksana asuhan kepada pasien dalam hal tindakan perawatan,
pemantauan, penanganan masalah, rujukan, dan deteksi dini komplikasi
masa nifas. Dalam menjalankan peran dan tanggung jawabnya, bidan
sangat di tuntut kemampuannya dalam menerapkan teori yang sesuai
kepada pasien. Perkembangan ilmu dan pengetahuan yang paling
terbaru yang harus diikuti agar bidan dapat memberikan pelayanan yang
berkualitas kepada pasien. Penguasaan bidan dalam pengambilan
keputusan yang tepat mengenai kondisi pasien sangatlah penting,
terutama menyangkut penentuan kasus rujukan, bidan harus menguasai
pengetahuan sehingga dapat mendeteksi dini adanya kelainan dan
komplikasi, agar dapat dicegah atau dapat ditangani secara cepat
sehingga tidak terjadi suatu keterlambatan.

Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena marupakan masa
kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu
termasuk kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas
terjadi dalam 24 jam. Oleh karena itu, peran dan tanggung jawab bidan untuk
memberikan asuhan kebidanan ibu nifas dengan pemantauan mencegah
beberapa kematian ini. Peran bidan antara lain sebagai berikut:

a) Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas


sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan
psikologis selama masa nifas.
b) Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi, serta keluarga
c) Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa
nyaman
8

d) Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan


ibu dan anak, serta mampu melakukan kegiatan administrasi
e) Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan
f) Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara
mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi
yang baik, serta mempraktikkan kebersihan yang aman
g) Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data,
menetapkan diagnosis dan rencana tindakan juga melaksanakannya
untuk mempercepat proses pemulihan, serta mencegah komplikasi
dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama periode nifas
(Azizah & Rosyidah, 2019).
2.1.5 Perubahan Fisiologis Masa Nifas
1. Proses Involusi Uteri
Proses involusi Uterus adalah
a. Autolisis
merupakan proses penghancuran diri otot uterin, enzim proteolitik akan
mengecilkan jaringan otot yang terlah sempat mengendor hingga 10 kali
panjangnya dari semula dan lima kali lebar dari selama kehamilan

b. terdapat polymorph phagolitik dan macrophages di dalam system


vaskuler dan system limpatik

c. efek oksitosin

Efek oksitosin penyebab kontraksi dan retraksi otot Rahim sehingga akan
memproses pembuluh darah yang menyebabkan akan mengurangi suplai
darah ke uterus, proses ini akan mengakibatkan ukuran Rahim semakin
berkurang. Pada saat bayi lahir, TFU menjadi setinggi pusat. Setelah
plasenta lahir TFU menjadi dua jari di bawah pusat. Setelah satu pekan
9

TFU menjadi pertengahan simfisis-pusat. Setelah dua pekan TFU menjadi


tidak teraba (Aulia R, 2021).

2. Perubahan Lochea
Lochea adalah ekskresi cairan Rahim selama masa nifas dan mempunyai
reaksi basa yang dapat membuat organisme berkembang lebih ceoat dari
pada kondisi asam yang ada pada vagina normal, Lochea adalah kotoran
yang keluar dari liang senggama dan terdiri dari jaringan mati dan lender
berasal dari Rahim dan liang senggama (vagina). (Aulia R, 2021).
Pengeluaran lochea dapat dibagi berdasarkan waktu dan warnanya, yaitu:
a. Lochea Rubra (Cruenta)
Lochea mera terang sampai merah tua mengandung desidua. Cairan
ini berupa cairan bercampur darah dan sisa ketuban berbau amis.
Terjadi pada hari ke 1-3 postpartum.
b. Lochea Sangunolenta
Lochea merah kuning berisi darah dan lencir karena pengaruh plasma
darah, pengeluarannya pada hari ke 3-5 hari postpartum
c. Lochea Serosa
Sekret merah muda sampai kecoklatan terjadi pada hari kelima sampai
ke Sembilan postpartum, mengandung cairan seorsa, jaringan
desidua, leukosit dan eritrosit.
d. Lochea Alba
Lochea ini muncul lebih dari sepuluh hari postpartum, warnanya pucat,
putih kekuningan, serta lebih banyak mengandung leukosit, selaput
lender serviks, dan serabut jaringan yang mati.
e. Lochea Purulenta
10

Merupakan lochea yang patologis dilihat dari rilis, bau dan debitnya.
Hal ini terjadi karena penyakit, pasien seharusnya dirujuk ke spesialis.
(Aulia R, 2021)
2.1.6 Tanda Bahaya Masa Nifas
Ada beberapa tanda bahaya yang harus diperhatikan, sebagai berikut:
1. Demam >37,5 derajat celcius
2. Perdarahan aktif dari jalan lahir
3. Perdarahan lebih dari perdarahan haid biasa atau bila memerlukan
penggantian pembalut dua kali dalam setengah jam
4. Muntah
5. Rasa sakit waktu buang air kecil (berkemih)
6. Pusing atau sakit kepala yang terus menerus atau masalah pengelihatan
kabur
7. Lochea berbau yakni pengeluaran vagian yang baunya menusuk
8. Sulit menyusui atau payudara berubah menjadi merah, panas, dan sakit
9. Sakit perut yang hebat di bagian bawah abdomen atau punggung dan nyeri
uluh hati.
10. Merasa sangat letih atau napas terengah-engah
11. Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh bayinya sendiri atau
dirinya sendiri
12. Pembengkakan di wajah atau lengan serta rasa sakit, ,merah, lunak dan
pembengkakan di kaki
13. Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama (Aulia R, 2021).
2.1.7 Komplikasi pada Masa Nifas
Komplikasi pada masa nifas biasanya jarang ditemukan selama pasien
mendapatkan asuhan yang berkualitas, mulai dari masa kehamilan sampai
dengan persalinannya. Jika pasien sering bertatao muka dengan bidan melalui
pemeriksaan antenatal maka bidan mempunyai banyak kesempatan untuk
11

melakukan penapisan terhadap berbagai kemungkinan komplikasi yang


mungkin muncul pada masa inpartu dan nifas.
Beberapa kemungkinan komplikasi masa nifas dapat dideteksi oleh bidan
secara dini melalui observasi, wawancara, maupun pemeriksaan.
1. Perdarahan Pervaginam

perdarahan pevaginam atau perdarahan postpartum atau postpartum


hemoragik atau PPH adalah kehilangan darah sebanyak 500 cc atau lebih
dari traktus genetalia setelah melahirkan. Hemorargi postpartum primer
mencakup semua kejadian perdarahan dalam 24 jam setelah kelahiran.

2. Infeksi Masa Nifas


Infeksi masa nifas mencakup semua peradangan yang disebabkan infeksi
pdaa alat genital pada waktu persalinan dan nifas. Demam dalam nifas
sering disebabkan infeksi nifas, ditandai dengan suhu 38ºC yang terjadi
selama dua hari berturut-turut. Bakteri penyebab infeksi dapat berasal dari
eksogen atau endogen, seperti streptococcus, bacil coli, dan
staphylococcus.
Faktor predisposisi diantaranya perdarahan, trauma persalinan, partus
lama, retensio plasenta, dan anemia atau malnutrisi. Patologi infeksi nifas
sama dengan infeksi luka. Infeksi dapat terbatas pada lukanya (infeksi luka
perineum, vagina, serviks, datau endometrium) dan infeksi menjalar dari
luka ke jaringan sekitarnya (thrombophlebitis, parametritis, salpingitis,
peritonitis).
3. Preeklamsia/eklamsia Postpartum
Tekanan darah tinggi pada periode postpartum seringkali terjadi pada
wanita dengan hipertensi antenatal namun hipertensi postpartum juga
dapat timbul pada waktu postpartum saja. Mayoritas kasus preeklamsia
atau eklamsia post partum yang murni baru terjadi saat postpartum muncul
12

pada 7-10 hari pertama postpartum. Gejala yang umum muncul adalah
sakit kepala. Cara penanganannya adalah pemberian agen anti-hipertensi,
magnesium dan diuresis. Kehamilan pada usia tua, ras kulit hitam,
kehamilan obesitas, dan persalinan sesar memiliki resiko yang lebih tinggi
untuk preeklamsia postpartum (Wulandari, Ernawati, & Nuswantoro, 2021)
4. Bendungan ASI
Bendungan ASI adalah pembendungan air susu karena penyempitan
ductus laktiferi atau oleh kelenjar yang tidak dikosongkan dengan
sempurna atau karena kelainan pada putting susu. Faktor predisposisi
terjadinya bendungan ASI antara lain adalah factor hormone, hisapan bayi,
pengosongan payudaram cara menyusui, factor gizi, dan kelainan putting
susu. Patofisiologinya adalah gejala yang biasa terjadi pada bendungan
ASI antara lain payudara penuh terasa panas, berat dan keras, terlihat
mengkilat meski tidak kemerahan. ASI biasanya mengalir tidak lancer,
namun ada pula payudara yang terbendung membesar, membengkak dan
sangat nyeri, putting susu menjadi rata. SI tidak mengalir dengan mudah
dan bayi sulit mengenyut untuk menghisap ASI. Ibu kadang-kadang
menjadi demam, tapi biasanya akan hilang dalam 24 jam. (Yuliana
Wahida, 2020)
5. Post partum Blues
Penyakit psikiater yang bersifat non-psikotik ini merupakan morbiditas yang
paling umum pada kehamilan dan periode perinatal. Kelainan ini memiliki
diagnose banding depresi post-partum, ansietas, Post Traumatic Stress
Disorder (PTSD) dan personality disorder. Post partum blues merupakan
gejala mood rendah dan depresi moderat. Gejala depresinya adalah sedih,
menangis, merasa letih, merasa mudah tersinggung, cemas, kurang tidur,
kurang konsentrasi dan mood labil. Gejala ini biasanya berkembang dalam
dua atau tiga hari, memuncak pada beberapa hari setelahnya dan sembuh
dengan sendirinya dalam dua minggu (Yuliana Wahida, 2020).
13

Penanganan postpartum blues ini sendiri lebih ditekankan pada proses


perawatan untuk meningkatkan kepercayaan ibu agar mampu
menyeimbangkan keadaan terhadap kelahiran bayinya (Astika, et al.,
2020)

2.1.6 Kunjungan Masa Nifas


Tabel 1. Kunjungan Masa Nifas
KUNJUNGAN WAKTU TUJUAN
6-8 jam a. Mencegah perdarahan karena
1
postpartum atonia uteri
b. Mendeteksi dan merawat
penyeban lain perdarahan, rujuk
bila perdarahan berlanjut
c. Memberikan konseling pada ibu
dan salah satu anggota keluarga
bagaimana mencegah perdarahan
d. Pemberian ASI awal
e. Membina hubungan baik antara ibu
dan bayi baru lahir
f. Menjaga bayi tetap sehat dengan
penatalaksanaan mencegah
hipotermi
g. Bila petugas kesehatan yang
menolong persalinan harus tinggal
dengan ibu dan bayi 2 jam pertama
setelah kelahiran atau sampai ibu
dan bayi dalam keadaan stabil
14

6 hari postpartum a. Memastikan involusi uterus


2
berjalan normal
b. Menilai adanya tanda-tanda
infeksi, demam, atau perdarahan
abnormal
c. Memastikan ibu menyusui dengan
baik dan tidak ada tanda-tanda
penyulit
d. Memberikan konseling KB secara
mandiri
e. Memastikan ibu cukup makanan,
cairan, dan istirahat
2 minggu Sama dengan tujuan kunjungan hari ke-
3
postpartum 6
6 minggu a. Menanyakan pada ibu tentang
4
postpartum penyulit yang dialami ibu nifas atau
bayinya
b. Memberikan konseling untuk KB
secara dini (Azizah & Rosyidah,
2019)

2.2 Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas


2.2.1 Pengkajian Data

Pengkajian adalah tahap awal dari proses kebidanan dan merupakan


suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber
data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien.
Pengumpulan data ini meliputi:
15

1) Data Subyektif

Data subyektif adalah data yang di dapat dari klien sebagai suatu
pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian, informasi tersebut tidak
dapat ditentukan oleh tenaga kesehatan secara independen tetapi melalui
suatu interaksi atau komunikasi (Widya Sari & Anggraini, 2019). Data
subyektif meliputi

1. Identitas Klien dan Suami

a. Nama

Untuk menetapkan identitas pasti pasien yang mungkin


memiliki nama yang sama dengan alamat dan nomor telepon
yang berbeda

b. Umur

Umur primigravida kurang dari 16 tahun atau lebih dari 35


tahun merupakan batas awal dan akhir reproduksi yang sehat

c. Agama

Dikaji sebagai dasar bidan dalam memberikan dukungan


mental dan spiritual pada pasien dan keluarga.

d. Suku/Bangsa

Berhubungan dengan sosial dan budaya yang dianut oleh


pasien dan keluarga yang berkaitan dengan kehamilan sampai
persalinan

e. Pendidikan
16

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien, sehingga


mempermudah dalam memberikan pendidikan kesehatan.
Tingkat pendidikan mempengaruhi sikap dan perilaku ibu

f. Pekerjaan

Untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan terhadap


permasalahan kesehatan, serta dapat menunjukkan tingkat
keadaan ekonomi keluarga

g. Alamat

Untuk mengetahui tempat tinggal pasien yang mungkin


memiliki nama yang sama, serta mempermudah pemantauan

2. Keluhan Utama
Untuk mengetahui keluhan ibu saat datang, yang biasanya
disampaikan oleh ibu nifas adalah :
a. Keluar lokheanya tidak lancar
b. Rasa nyeri jika ada jahitan perineum atau robekan pada jalan
lahir
c. Adanya bendungan ASI
d. Rasa takut BAK dan BAB akibat adanya luka jahitan
e. Kurangnya pengetahuan ibu tentang cara meyusui yang benar
f. Kurangnya pengetahuan ibu tentang merawat bayi
3. Riwayat Menstruasi
Dikaji untuk mengetahui riwayat menstruasi antara lain adalah
menarche, siklus menstruasi, lamanya menstruasi, banyaknya darah,
teratur atau tidak teratur, sifat darah, keluhan utama yang dirasakan
saat menstruasi terakhir yang mungkin mengakibatkan perdarahan
saat persalinan dan nifas
17

4. Riwayat Penyakit
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu mengatakan tidak sedang atau sedang menderita penyakit
seperti penyakit jantung, kencing manis, ginjal,
hipertensi/hipotensi, atau hepatitis. Perlu ditanyakan apakah ibu
sedang menderita penyakit menurun seperti kencing manis,
darah tinggi dan jantung (dapat bertambah parah jika ibu
menyusui), maupun TBC (dapat menular ke bayi mealui kontak
langsung dengan bayi), hepatitis (dapat menular ke bayi melalui
kontak langsung dengan sekret ibu)
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Ibu mengatakan tidak pernah atau pernah menderita penyakit
seperti penyakit hipertensi/hipotensi, jantung, kencing manis,
ginjal dan hepatitis. Perlu ditanyakan apakah ibu pernah
menderita penyakit yang mungkin kambuh saat nifas dan
berpengaruh pada masa nifasnya, misalnya :
a. Kencing manis : memperlambat penyembuhan luka
b. Anemia : potensial menyebabkan HPP (Haemorrhage
Postpartum)
c. Penyakit jantung : kemungkinan akan mengalami
perdarahan post partum karena kondisi ibu yang lemah dan
infeksi nifas
d. TBC : resiko penularan pada bayi
e. Hepatitis : resiko penularan pada bayi
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Dikaji untuk mengetahui adanya penyakit menurun dalam
keluarga seperti asma, DM, hipertensi, jantung dan riwayat
penyakit menular seperti TBC dan hepatitis, baik dalam kelurga
ibu maupun ayah yang dapat mempengaruhi.
18

5. Riwayat Pernikahan
Dikaji untuk mengetahui sudah berapa lama ibu menikah, dengan
suami sekarang merupakan istri yang ke berapa, dan mengetahui
berapa jumlah anaknya.
6. Riwayat Keluarga Berencana
Dikaji untuk mengetahui alat kontrasepsi apa yang pernah dipakai
dan berapa lama memakai alat kontrasepsi, dan adakah keluhan
selama menggunakan kontrasepsi.
7. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
a. Kehamilan
Untuk mengetahui berapa umur kehamilan janin.
b. Persalinan
Untuk mengetahui persalinan ibu yang lalu spontan atau
buatan, lahir aterm atau prematur, ada perdarahan, waktu
persalinan di tolong oleh siapa, dimana tempat melahirkan.
c. Nifas
Untuk mengetahui adakah komplikasi pada masa nifas
sebelumnya, untuk dapat melakukan pencegahan atau waspada
terhadap kemungkinan kekambuhan komplikasi.
d. Anak
Untuk mengetahui riwayat anak, jenis kelamin, hidup atau
mati, kalau meninggal pada usia berapa dan sebab meninggal,
berat badan dan panjang badan waktu lahir.
e. Laktasi
Untuk mengetahui berapa lama ibu pernah menyusui, adakah
keluhan atau tidak saat menyusui
8. Pola Kebiasaan Sehari-Hari Sebelum Dan Setelah Melahirkan
a. Nutrisi
Untuk mengetahui status gizi pasien sebelum dan selama
19

hamil apakah mengalami perubahan, frekuensi makan, jenis


makanan, kualitas dan kuantitas makanan, serta berapa banyak
ibu minum dalam satu hari. Nutrisi pada ibu nifas fisiologis adalah
makanan yang cukup karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan
mineral. Mengkonsumsi makanan tambahan, nutrisi 800
kalori/hari pada 6 bulan pertama.
b. Eliminasi
Untuk mengetahui kebiasaan BAB dan BAK pasien sebelum
dan selama hamil, BAB meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi,
dan bau, serta kebiasaan BAK meliputi frekuensi, warna, dan
jumlah. Pada pola eliminasi terjadi perubahan pada ginjal, terjadi
penurunan aliran darah ke ginjal yang menimbulkan perfusi dan
filtrasi ginjal menurun yang menimbulkan oliguria sehingga
menimbulkan proteinuria. Ibu nifas fisiologis hendaknya dapat
berkemih spontan normal terjadi pada 8 jam post partum dan
BAB tertunda 2-3 hari post partum dianggap fisiologis.
c. Aktivitas
Untuk mengetahui pola aktivitas pasien sehari-hari apakah ibu
mengalami stress, ketegangan psikososial terkait pekerjaan
yang merupakan faktor preeklamsia.
d. Istirahat
Ibu nifas perlu istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang
berlebihan. Ibu dapat berisitirahat atau tidur siang selagi bayi
tidur, pentingnya dukungan dari keluarga/suami. Bila istirahat
kurang akan mempengaruhi ibu:
1. Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi
2. Memperlambat proses involusio uterus dan memperbanyak
perdarahan
3. Menyebabkan depresi dan ketidak mampuan untuk
20

merawat bayi dan diri sendiri


4. Kebersihan Diri/Personal Hygiene
e. Seksualitas
Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu
darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua
jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah
berhenti dan ibu tidak merasa nyeri, aman untuk memulai
melakukan hubungan sexual kapan saja ibu siap.
f. Personal Hygiene
Untuk mengetahui pola hygiene pasien, misalnya berapa kali
ganti pakaian dalam, mandi, gosok gigi dalam sehari, dan
keramas dalam satu minggu. Data ini perlu dikaji karena
bagaimanapun juga ini akan mempengaruhi kesehatan pasien.
g. Psikososial budaya
Dikaji untuk mengetahui bagaimana perasaan ibu dalam
menjalani masa nifas ini dan dukungan dari keluarga. Adakah
pantangan makanan, kebiasaan atau adat istiadat dalam
keluarga
2) Data Obyektif

Data obyektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur meliputi :

1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum
Untuk mengetahui keadaan umum ibu apakah baik, lemah atau
buruk. Pada ibu nifas fisiologis keadaan umum ibu baik.
b. Kesadaran
Untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu apakah
composmentis, apatis, somnolen. Pada ibu nifas fisiologis
21

kesadaran ibu composmentis.


c. Tekanan darah
Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi atau hipotensi
dengan nilai satuannya mmHg. Keadaan ini sebaiknya antara
90/60 – 130/90 mmHg atau peningkatan sistolik tidak lebih dari 30
mmHg dan peningkatan diastolik tidak lebih dari 15 mmHg dari
keadaan normal pasien atau paling sedikit pada pengukuran 2 kali
berturut-turut pada selisih 1 jam. Pasca melaahirkan pada kasus
normal, tekanan darah biasanya tidak berubah. Perubahan
tekanan darah lebih rendah pasca melahirkan bisa disebabkan
oleh perdarahan. Sedangkan tekanan darah tinggi pada post
partum merupakan tanda terjadinya pre eklampsia post partum.
d. Suhu
Untuk mengetahui suhu badan klien kemungkinan demam atau
febris yang merupakan gejala adanya infeksi. Batas normal 36,5 –
37,50C. Dalam 1 hari (24 jam) post partum, suhu badan akan naik
sedikit (37,5 –380 C) akibat dari kerja keras waktu melahirkan,
kehilangan cairan dan kelelahan.Apabila dalam keadaan normal,
suhu badan akan menjadi biasa. Biasanya padahari ketiga suhu
badan naik lagi karena ada pembentukan Air Susu Ibu (ASI).
e. Nadi
Untuk mengetahui denyut nadi pasien yang di hitung dalam 1
menit, denyut nadi normal adalah 60x/menit - 100x/menit. Denyut
nadi ibu nifas akan melambat sampai sekitar 60 kali per menit,
yakni pada waktu habis persalinan karena ibu dalam keadaan
istirahat penuh.
f. Respirasi
Untuk mengetahui frekuensi pernapasan yang di hitung dalam
1 menit, respirasi normal adalah 12x/menit sampai 20x/menit.
22

Pada umumnya respirasi lambat atau bahkan normal. Karena ibu


nifas dalam keadaan pemulihan atau dalam kondisi istirahat.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Muka
Untuk mengetahui apakah simetris atau tidak. Muka pucat atau
tidak, ada oedem dan cloasma gravidarum atau tidak . Normalnya
muka tidak pucat dan tidak ada oedem.
b. Mata
Untuk mengetahui ada oedema atau tidak, keadaan conjungtiva
pucat atau merah muda, warna sclera putih atau kuning, mata
cekung atau tidak. Normalnya sclera berwarna putih dan
konjungtiva berwarna merah muda.
c. Hidung
Untuk mengetahui keadaan hidung ada polip atau tidak.
d. Telinga
Untuk mengetahui keadaan telinga simetris atau tidak, ada
serumen atau tidak.
e. Mulut
Untuk mengetahui keadaan mulut adakah caries, bersih atau
tidak, keadaan bibir kering atau tidak, lidah kotor atau tidak.
Normalnya mulut dan gigi bersih, tidak berbau, bibir merah dan
tidak ada caries.
f. Leher
Untuk mengetahui apakah terdapat pembesaran kelenjar
tyroid, pembesaran kelenjar limfe, parotis, dan vena jugularis.
Normalnya tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan tyroid dan
tidak ada pembengkakan kelenjar parotis dan vena jugularis.
g. Dada
Untuk mengetahui keadaan payudara membesar atau tidak,
23

putting susu menonjol atau tidak, areola hiperpigmentasi atau


tidak, keadaan axilla ada benjolan dan nyeri atau tidak. Normalnya
putting susu menonjol, areola hiperpigmentasi, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada benjolan atau masa pada saat di palpasi, dan
keluar kolostrum.
h. Abdomen
Untuk mengetahui adanya pembesaran abdomen atau perut,
adanya jaringan parut, luka bekas operasi. Tujuan pemeriksaan
abdomen adalah untuk menentukan involusi uterus berjalan
dengan baik melalui pengukuran TFU. Kontraksi uterus dilakukan
dengan observasi kontraksi uterus untuk mengetahui frekuensi
kontraksi, durasi kontraksi, dan intensitas kontraksi yang harus
dinilai secara akurat. Normalnya konsistensi fundus keras dengan
bentuk bundar mulus.
i. Genetalia
Untuk mengetahui adanya varices atau tidak, mengetahui
apakah ada pembengkakan kelenjar bartolini, mengetahui
pengeluaran yaitu perdarahannya, lokhea rubra dan kondisi
jahitannya . Normalnya lochea rubra dan perdarahan yang keluar
<500 cc.
j. Anus
Untuk adanya haemoroid atau tidak adanya varices atau tidak
k. Ekstremitas
Untuk mengetahui adanya oedema atau tidak, adanya varices,
reflek patella positif atau negatif, betis merah lembek atau keras,
tanda homan . Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui
adanya reflek patella yang menunjukkan sistem persyarafan ibu
masih berfungsi dengan baik.
l. Kulit
24

Untuk mengetahui keadaan turgor kulit


3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan pada ibu nifas untuk mengetahui golongan darah,
dan kadar hemoglobin (HB) dalam darah yang berpotensi anemia
(Citra, Romdiyah, Nugraheni, & Alfiah, 2022).
2.2.2 Diagnosa/Masalah
Diagnosa kebidanan adalah hasil dari analisis dan perumusan masalah
yang diputuskan sesuai dengan teori dan masalah yang sering terjadi pada ibu
nifas. Merupakan diagnosa yang ditegakkan setelah melalui hasil pemeriksaan.
Penulisan diagnosa yaitu Ny. “x” P....A..... Postpartum fisiologis ke-....
2.2.3 Diagnosa Potensial
Pada langkah ini mengidentifikasi diagnose potensial berdasarkan
diagnosa/masalah yang sudah diidentifikasi. Diagnosa potensial merupakan
masalah yang berpotensi minor masalah atau diagnosa potensial ditegakkan
berdasarkan diagnosa atau masalah yang telah ditentukan. Masalah yang
berpotensi muncul yaitu perdarahan pascapersalinan, infeksi postpartum,
bendungan ASI dan preeklamsia postpartum .
2.2.4 Tindakan Segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan/dokter dan/untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang
lain sesuai dengan kondisi klien.. Dalam rumusan ini termasuk tindakan segera
yang mampu dilakukan secara mandiri, kolaborasi atau yang bersifat rujukan.
1. Perdarahan Pascapersalinan
Rujukan.
2. Infeksi Postpartum
Kolaborasi dengan dokter untuk diuji sampel urin atau darah
3. Preeklamsia/Eklamsia Postpartum
Melakukan kolabolasi dengan dokter.
25

4. Bendungan ASI
Melakukan kolaborasi dengan dokter.
5. Postpartum Blues
Komunikasi terapeutik
2.2.5 Rencana Tindakan dan Rasional
1. Jelaskan tentang hasil pemeriksaan
R/ Ibu mengetahui keadaannya dan memahami
2. Beritahu gangguan yang mungkin terjadi serta cara mengatasi
R/ mencegah bahaya masa nifas pada ibu
3. Menjelaskan pada ibu bahwa mulas itu adalah kondisi yang normal karena
mulas bertujuan untuk mengembalikan ukuran rahim yang membesar
selama hamil dan kembali mengecil seperti saat sebelum hamil
R/ Ibu mengerti
4. Menganjurkan pada ibu untuk menyusui sesering mungkin untuk
mempercepat proses involusi dan mencegah perdarahan
R/ Ibu mengerti dan bersedia melakukannya
5. Menjelaskan pengertian laktasi pada ibu
R/ Ibu bisa menjelaskan kembali pengertian laktasi
6. Menjelaskan dan mengajari cara menyusui yang benar
R/ Ibu dapat menjelaskan kembali cara menyusui yang benar
7. Menjelaskan kepada ibu cara penyimpanan ASI dan ketahanan ASI saat
disimpan
R/ Ibu mengerti dan dapat menjelaskan kembali
8. KIE tentang pemenuhan kebutuhan nutrisi ibu nifas
R/ nutrisi dibutuhkan untuk menjaga kesehatan dan kondisi ibu dan bayi
9. KIE tentang tanda bahaya masa nifas
R/ mengetahui tanda bahaya masa nifas
10. KIE program keluarga berencana kepada ibu untuk mencegah kehamilan
empat T (terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat dan terlalu banyak).
26

R/ Ibu menerima KIE dan sinergis dengan anjuran bidan


11. KIE tentang pola aktivitas dan istirahat
R/ mengetahui dan menghindari aktivitas berat untuk menjaga kondisinya
12. KIE tentang personal hygiene ibu
R/ menjaga personal hygiene agar kesehatan tetap terjaga
13. Beritahu jadwal kunjungan ulang
R/mengetahui jadwal kunjungan dan kontrol nifas tepat waktu
14. Lakukan pendokumentasian
R/menyimpan bukti fisik tindakan yang telah dilakukan (Aulia R, 2021)
2.2.6 Pelaksanaan Rencana Tindakan
Pelaksanaan dilakukan sesuai dengan rencana tindakan yang telah
ditentukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan. Dalam pelaksanaan ini bidan melakukan secara mandiri dan
berkolaborasi dengan tenaga kesehatan yang lain :
1. Jelaskan tentang hasil pemeriksaan
2. Beritahu gangguan yang mungkin terjadi serta cara mengatasi
3. Menjelaskan pada ibu bahwa mulas itu adalah kondisi yang normal karena
mulas bertujuan untuk mengembalikan ukuran rahim yang membesar
selama hamil dan kembali mengecil seperti saat sebelum hamil
4. Menganjurkan pada ibu untuk menyusui sesering mungkin untuk
mempercepat proses involusi dan mencegah perdarahan
5. Menjelaskan pengertian laktasi pada ibu
6. Menjelaskan dan mengajari cara menyusui yang benar
7. Menjelaskan kepada ibu cara penyimpanan ASI dan ketahanan ASI saat
disimpan
8. KIE tentang pemenuhan kebutuhan nutrisi ibu nifas
9. KIE tentang tanda bahaya masa nifas
10. KIE program keluarga berencana kepada ibu untuk mencegah kehamilan
empat T (terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat dan terlalu banyak).
27

11. KIE tentang pola aktivitas dan istirahat


12. KIE tentang personal hygiene ibu
13. Beritahu jadwal kunjungan ulang
14. Lakukan pendokumentasian (Aulia R, 2021)
2.2.7 Evaluasi/Follow Up
Untuk menilai apakah pelayanan kesehatan telah tercapai seluruhnya,
sebagian atau tidak sama sekali dengan membandingkan hasil dengan tujuan
yang akan dicapai. Pada langkah ini dilakukan evaluasi keevektifan dari
asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan
apakah benar – benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana
telah diidentifikasi di dalam masalah dan diagnosa (Aulia R, 2021).
2.2.8 Dokumentasi Asuhan
Pendokumentasian atau catatan managemen kebidanan dapat
diterapkan dengan metode SOAP. Dalam metode SOAP, S adalah data
subyektif, O adalah data obyektif, A adalah analisis dan P adalah planning atau
rencana asuhan. Merupakan catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis, dan
singkat. Prinsip dari metode SOAP ini merupakan proses pemikiran
pelaksanaan managemen kebidanan (Aulia R, 2021).
28

BAB III
TINJAUAN KASUS

Tanggal pengkajian : 25 Oktober 2023


Pukul : 19.47
Oleh : Asya Syifa Ahmad Al Hadi
Tempat : Puskesmas Dukuh Kupang

3.1. Subyektif
3.1.1. Biodata
Ibu Ayah
Nama : Ny. A Tn. S
Umur : 24 tahun 31 tahun
Agama : Islam Islam
Suku/Bangsa : Jawa Jawa
Pendidikan : SMK SMK
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Swasta
Alamat : Dukuh Kupang Timur 6/3

3.1.2. Keluhan
Ibu mengatakan merasa letih.
3.1.3. Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu tidak memiliki penyakit yang sedang diderita.
3.1.4. Riwayat Penyakit Dahulu
Ibu dan keluarga tidak memiliki riwayat penyakit menular, menurun maupun
menahun seperti DM, Hipertensi, Hepatitis, HIV, Jantung, Alergi, dll.
29

3.1.5. Data Lain Yang Mendukung


1) Status Pernikahan
Menikah ke-1
Umur menikah : 23 tahun
Lama menikah : 1 tahun

2) Riwayat Menstruasi
Menarche : 15 tahun
Lama haid : 7 hari
Siklus haid : 28 hari

3) Riwayat Obstetri
Persalinan Anak Nifas KB
Kehamilan
N Sua Ha UK Pen Pen Jen Te Pen L/P BB/ Hid Usi Pen ASI Met
O mi mil yulit olo is mp yulit PB up/ a yulit ode
. ke ke ng at Mat
i

1 1 1 39/ - Bid Nor Pus - P 330 Hid 2 - Eks -


40 an mal kes 00 up jam klus
min ma gra if
ggu s m/4
8
cm

4) Riwayat Persalinan
Tanggal Persalinan : 25 Oktober 2023
Tempat Persalinan : Puskesmas Dukuh Kupang
Jenis Persalinan : Spontan
Penolong : Bidan
Lama Persalinan : 7 jam 45 menit
Kala I : 5 jam
Kala II : 30 menit
30

Kala III : 15 menit


Kala IV : 2 jam
Plasenta : kotiledon dan selaput lengkap
Perienum : ada luka perineum derajat I
Episiotomi : tidak dilakukan
Jahitan : terdapat jahitan
Perdarahan : 150 cc (1x ganti underpad)
5) Keadaan Bayi Baru Lahir
Lahir Tanggal : 25 Oktober 2021
BB/PB/LK lahir : 3300 gram/51 cm/35 cm
Jenis Kelamin : laki-laki
Frekuensi Menyusui : 4 kali menyusui sejak lahir
Durasi : 20 menit
Masalah : tidak ada
Frekuensi BAK : 2-3 kali sejak lahir
Frekuensi BAB : 1 kali sejak lahir
6) Riwayat KB
Ibu belum pernah ber-KB.
7) Pola Kebutuhan Dasar
a) Nutrisi
- Makan : selama 6 jam sudah 2 kali makan. Terakhir makan
pukul 18.30 WIB porsi lengkap (nasi, lauk, sayur)
- Minum : ± 3 gelas air putih
b) Eliminasi
- BAB : (-)
- BAK : 1 kali, terakhir pukul 19.00 WIB.
c) Istirahat
Sejak 6 jam postpartum Ibu belum tidur.
d) Personal hygiene
31

Mandi : selama enam jam postpartum ibu belum mandi


Ganti pakaian : satu kali
Gosok gigi : selama enam jam postpartum ibu belum gosok gigi
Keramas : selama enam jam postpartum ibu belum keramas
Ganti pembalut : selama enam jam postpartum ibu sudah ganti
pembalut satu kali
Keluhan : ibu menyatakan masih takut jika BAB akan
mengganggu luka jahitan ibu
e) Pola Aktivitas
Ambulasi : ibu sudah bisa miring kanan dan kiri, duduk, berdiri,
dan berjalan
Keluhan : ibu mengatakan tidak memiliki keluhan mengenai
mobilisasi dan ambulasi
Pola menyusui : ibu sudah menyusui 3 kali dengan periode 2-3 jam
sekali.
3.2. Obyektif
3.2.1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Composmentis
Tanda-tanda vital : Tekanan darah : 110/70 mmHg

Suhu : 36,5oC

Nadi : 80 x/menit

Respirasi : 20 x/menit
3.2.2. Pemeriksaan Fisik

Kepala dan wajah : Rambut bersih tidak ada kelainan, wajah tidak
pucat, tidak oedem, tidak ada cloasma gravidarum,
konjungtiva palpebra tidak pucat, sklera non ikterik
32

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan tyroid


serta tidak ada pembengkakan kelenjar parotis dan
tidak ada pembendungan vena jugularis

Dada : Payudara simetris, tidak ada benjolan abnormal,


tidak ada kelainan, puting menonjol, areola
hiperpigmentasi, payudara kanan dan kiri
mengeluarkan ASI.

Abdomen : Kontraksi uterus baik, TFU 2 jari di bawah pusat

Genetalia : Lochea rubra warna merah sebanyak ±150 cc,


jahitan basah bersih di perineum.

Ekstrimitas : Tidak ada oedem

3.2.3. Program therapi yang diperoleh


Fe : 2x1 hari setelah makan
Paracetamol : 3x1 hari setelah makan
Amoxicillin : 3x1 hari setelah makan
Vit A : 1x1 hari setelah makan
Vit C : 3x1 hari setelah makan
Vit B Kompleks : 1x1 hari setelah makan

3.2.4. Data Penunjang


Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang

3.3. Analisa Data


Ny. A P1A0H1 usia 24 tahun dengan masa nifas fisiologis 6 jam postpartum.
33

3.4. Penatalaksanaan
Tabel 2. Penatalaksanaan

No Kegiatan

1. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu

E/ Ibu mengerti hasil pemeriksaan dan ibu dalam keadaan baik

2. Memberitahu ibu untuk menjaga kebersihan genetalia, mulai dari membersihkan


area kemaluan dengan menggunakan air yang bersih setiap selesai BAK dan juga
mengganti celana dalam agar alat genetalia dalam keadaan bersih dan tidak
lembab. Serta perihal keluhan takut BAB, ibu hanya dianjurkan untuk lebih
menggunakan WC duduk atau apabila mengenakan WC jongkok maka dianjurkan
agar ibu sedikit membantu penopangan berat badan ibu dengan otot kaki selain
pada otot bokong, sehingga otot perineum ibu bekerja lebih ringan saat BAB.

E/ Ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran yang diberikan

3. Menjelaskan tanda dan bahaya masa nifas seperti perdarahan, keluar cairan berbau
dari jalan lahir, demam, bengkak pada muka, tangan atau kaki, sakit kepala atau
kejang, nyeri atau panas daerah tungkai, payudara bengkak, puting lecet, ibu
depresi, jika terjadi hal-hal seperti di atas segera ke fasilitas kesehatan terdekat

E/ Ibu mengerti apa yang dijelaskan

4. Menjelaskan HE mengenai nutrisi untuk ibu postpartum yaitu dengan tidak perlu
pantang terhadap makanan, karena nutrisi yang baik sangat dibutuhkan untuk
memulihkan kondisi ibu dan untuk memproduksi ASI. Ibu harus banyak
mengkonsumsi sauran, buah, ikan telur, daging, ayam, tahu, tempe dan bila perlu
ditambah dengan susu.
34

E/ Ibu mengerti dan dapat menjelaskan kembali

5. Menjelaskan HE mengenai perawatan payudara, yaitu menggunakan baby oil dan


kapas saat membersihkan putting.

E/ Ibu mengerti dan dapat menjelaskan kembali.

6. Menjelaskan HE pemberian ASI eksklusif selama enam bulan kepada Ibu

E/ Ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran yang diberikan

7. Menjelaskan HE keluarga berencana untuk mencegah kehamilan terlalu dekat


kepada Ibu

E/ Ibu mengerti dan menyatakan akan segera mendiskusikan kepada suaminya

8. Menganjurkan ibu untuk beristirahat dengan cukup, dengan beristirahat juga apabila
bayi sedang tidur, agar kondisi ibu tetap baik selama masa nifas terutama dengan
pola tidur yang berubah akibat menyusui bayi.

E/ Ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran yang diberikan.

9. Menganjurkan ibu untuk tetap rutin melanjutkan mengkonsumsi vitamin yang


diberikan.

E/ Ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran yang diberikan.

10. Menganjurkan ibu untuk tetap disiplin protokol kesehatan untuk dimasa sekarang ini,
yaitu dengan menerapkan kebiasaan mencuci tangan, menggunakan masker,
menjaga jarak dari kerumunan, mengkonsumsi makanan yang seimbang, dan
melakukan olah raga.
35

E/ Ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran yang diberikan

11. Menjadwalkan kunjungan ulang nifas pada 4 November 2023 atau apabila ada
keluhan

E/ Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang

12. Melakukan pendokumentasian

E/ Telah didokumentasikan
BAB 4

KESIMPULAN

Asuhan kebidanan nifas normal nulipara di Puskesmas Dukuh Kupang, pada data subyektif
bahwa Ny.A mengeluh perut terasa letih. Pada data objektif didapatkan TD 110/70 mmHg, N 80
x/menit, S 36,6’C, RR 20x/menit, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik, kandung kemih
kosong, perdarahan sedikit (lochea rubra). Analisa data Ny.A P1A0H1 6 jam post partum
fisiologis. Penatalaksanaan memberitahu hasil pemeriksaan, memberitahu sebab dari keluhan
yang dirasakan, memberikan KIE mengenai ASI, KB, nutrisi, kebersihan genetalia, tanda
bahaya masa nifas, member terapi oral serta memberitahu kunjungan ulang nifas

36
37
DAFTAR PUSTAKA

Astika, E., Damayanti, F., Sodik, D., Mulyati, T., Pelaksanaan, A., Kesehatan, P., . . . Kesehatan, J.
(2020). Faktor Risiko dan Penatalaksanaan Postpartum Blues (Vol. 4).

Aulia R, A. (2021). Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui di TPMB Kisworo Wilayah Kota Surabaya.

Azizah, N., & Rosyidah, R. (2019). Buku Ajar Mata Kuliah Asuhan Kebidanan NIfas dan Menyusui
Diterbitkan oleh UMSIDA PRESS.

Badan Pusat Statistik. (2022, 12). Profil Kesehatan Ibu dan Anak 2022.

Citra, V., Romdiyah, Nugraheni, N., & Alfiah, N. (2022). Studi Kasus: Asuhan Kebidanan Komprehensif
pada Ny. R Umur 18 Tahun di Puskesmas Watumalang. Retrieved from
https://journal.upp.ac.id/index.php/jmn

Rifki Naharani, A., Erniyati Berkah Pamuji, S., & Agustina Hadiningsih, T. (2021). Pendidikan
Kesehatan Tanda Bahaya Masa Nifas di Desa Kalisapu Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal
(Vol. 2).

Saputri, M. (2020). ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA 6 JAM S/D 6 HARI POSTPARTUM (Vol. XI).

Septianti, T., Nuryani, P., Puji, T., Asuhan, R., Nifas, K., Menyusui, D., . . . Surabaya, K. (2018). Modul
Ajar Nifas dan Menyusui.

WHO. (2022). SDGs Sustainable Development Goals. Retrieved from


http://apps.who.int/bookorders.

Widya Sari, I., & Anggraini, R. (2019). ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS NORMAL KUNJUNGAN II
(4-6 HARI) DI BPM DELIANA PEKANBARU TAHUN 2019.

Wulandari, E., Ernawati, E., & Nuswantoro, D. (2021, 1). Risk Factors of Preeclamsia With Severe
Features and Its Complications (Vol. 5). Universitas Airlangga.

vi

Anda mungkin juga menyukai