Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN KOMPREHENSIF ASUHAN KEBIDANAN KESEHATAN REPRODUKSI

DENGAN SUSPEK KANKER OVARIUM KEGIATAN PRAKTIK KLINIK


KEBIDANAN DI RSUD BANGIL

TANGGAL : 8 Januari 2024 s/d 2 Februari 2024

Disusun Oleh :

ASYA SYIFA AHMAD AL HADI


P27824121012

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN SUTOMO SURABAYA
TAHUN 2023/2024
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Dokumentasi Komprehensif dengan judul “Asuhan Kebidanan Gangguan


Kesehatan Reproduksi dengan Kanker Ovarium” yang disusun oleh mahasiswa semester VI
Prodi DIII Kebidanan Sutomo Jurusan Kebid\anan Poltekkes Kemenkes Surabaya Tahun
Akademik 2023/2024 ini sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

Tempat praktik : RSUD Bangil Pasuruan

Tanggal praktik : 8 Januari s/d 2 Februari 2024

Dosen Pembimbing Pembimbing Lahan

Titi Maharrani , SST, M.Keb ……………………………………………


NIP. 198503202006042003 NIP. ……………………………………

ii
Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1


1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................................................... 2
1.4 Manfaat penulisan ...................................................................................................... 2
1.5 Sistematika Penulisan ................................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................... 3
2.1 Definisi ............................................................................................................................. 3
2.2 Etiologi ............................................................................................................................. 3
2.4 Manifestasi Klinik ............................................................................................................. 4
2.5 Pemeriksaan Penunjang ................................................................................................... 4
2.6 Penatalaksanaan .............................................................................................................. 6
BAB III TINJAUAN KASUS ......................................................................................................... 9
BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................................................ 14
4.1 Analisis Data Subjektif dan Objektif ............................................................................... 14
4.2 Analisis Diagnosa dan Masalah Pasien .......................................................................... 15
4.3 Penatalaksanaan............................................................................................................ 15
4.4 Evaluasi ......................................................................................................................... 16
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................................... 17
5.1 Kesimpulan .................................................................................................................... 17
5.2 Saran .............................................................................................................................. 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kanker ovarium adalah tumor yang berasal dari sel-sel ovarium yang bersifat ganas. Tumor
ganas atau kanker merupakan pertumbuhan sel-sel baru secara abnormal yang dapat
menyerang bagiantubuh dan menyebar ke organ lain. Penyakit keganasan semakin meningkat
setiap tahun khususnya penyakit keganasan ovarium. Berdasarkan data International Agency
of Research on Cancer (GLOBOCAN) tahun 2020, kanker ovarium memiliki jumlah kasus baru
sejumlah 313.959 orang kasusdi dunia dengan angka mortalitas sejumlah 207.252 orang. Kasus
kanker ovarium di Indonesia menempati urutan ke 10 sebagai kanker paling umum terjadi
dengan kasus baru sebesar 14.979 orang dengan angka mortalitas sebesar 9.581 orang (Sung
H., et.al., 2021).

Tingkat kematian yang tinggi tersebut disebabkan karena tidak adanya tanda pasti
sehingga kebanyakan pasien datang sudah didiagnosis pada stadium lanjut dikarenakan
keganasan ovarium tumbuh dan membesar biasanya tanpa disertai keluhan yang spesifik
sehingga kanker ini baru terdiagnosa setelah mencapai pada stadium lanjut. Oleh karena itu,
kanker ovarium dikenal sebagai penyakit The Silent Killer.

Penyebab kanker ovarium belum ditemukan secara pasti, namun penelitian menunjukkan
adanya faktor-faktor yang meningkatkan risiko kejadiannya di antaranya yakni: usia, usia
menarche, paritas, riwayat keluarga, Indeks Massa Tubuh (IMT), dan riwayat kontrasepsi.
Menurut (Zheng et al, 2018), kasus kanker ovarium mengalami peningkatan seiring dengan
bertambahnya usia, kasus terbanyak ditemukan pada usia di atas 50 tahun. Semakin tua usia
seseorang, maka semakin tinggi juga kasus kanker ovarium ditemukan dan juga semakin kecil
usia harapan hidup dari wanita yang terkena. Berdasarkan penelitian (Kamajaya et al, 2021).

1
1.2 Rumusan Masalah
a. Berdasarkan data pengkajian pasien, apakah diagnose dan masalah yang pasien?
b. Secara evidence based, bagaimanakah tatalaksana yang seharusnya diberikan kepada
pasien

1.3 Tujuan Penulisan


a. Memberikan informasi diagnose kerja pasien berdasarkan data pengkajian yang
didapatkan pada proses anamnesis dan pemeriksaan objektif
b. Memberikan tatalaksana yang sesuai dengan yang perlukan pasien berdasarkan
diagnosis yang diderita pasien

1.4 Manfaat penulisan


a. Mendapatkan diagnose yang sesuai dengan data pengkajian pasien
b. Mendapatkan tatalaksana yang sesuai dengan diagnosis yang sesuai dengan diagnose
pasien

1.5 Sistematika Penulisan


a. BAB I berisi pendahuluan
b. BAB II berisi tinjauan pustaka
c. BAB III berisi tinjauan kasus
d. BAB IV berisi pembahasan
e. BAB V berisi kesimpulan dan saran

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Kanker ovarium adalah tumor ganas pada ovarium (indung telur) yang paling sering
ditemukan pada wanita berusia 50-70 tahun. Kanker ovarium bisa menyebar ke bagian lain
seperti, panggul dan perut melalui sistem getah bening dan melalui sistem pembuluh darah
menyebar ke hati dan paru-paru (Padila, dalam Kurnianti 2022). Kanker ovarium adalah kanker
ginekologi yang paling mematikan sebab pada umumnya baru bisa dideteksi ketika sudah
parah, tidak ada tes skrining awal yang terbukti untuk kanker ovarium, tidak ada tanda-tanda
awal yang pasti. Beberapa wanita mengalami ketidaknyamanan pada abdomen dan bengkak
(Digiulio, dalam Kurnianti 2022).

2.2 Etiologi
Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Menurut (Manuaba, dalam kurniyanti
2022) faktor resiko terjadinya kanker ovarium sebagai berikut:

a. Menstruasi dini Jika seorang wanita mengalami haid sejak usia dini maka akan memiliki
resiko tinggi terkena kanker ovarium.
b. Faktor usia Wanita usia lebih dari 45 tahun lebih rentan terkena kanker ovarium.
c. Faktor reproduksi
1) Meningkatnya siklus ovulatori berhubungan dengan tingginya risiko menderita
kanker ovarium karena tidak sempurnanya perbaikan epitel ovarium.
2) Induksi ovulasi dengan menggunakan chomiphene sitrat meningkatkan resiko
dua sampai tiga kali.
3) Kondisi yang dapat menurunkan frekuensi ovulasi dapat mengurangi risiko
terjadinya kanker.
4) Pemakaian pil KB menurunkan resiko hingga 50% jika dikonsumsi selama 5
tahun lebih.
d. Wanita mandul atau tidak bisa hamil Wanita yang belum pernah hamil akan memiliki
resiko tinggi terkena kanker ovarium.
e. Faktor genetic

3
1) Sebesar 5% sampai dengan 10% adalah herediter.
2) Angka resiko terbesar 5% pada penderita satu saudara dan meningkat menjadi 7%
bila memiliki dua saudara yang menderita kanker ovarium.
f. Makanan Terlalu banyak mengkonsumsi makanan berlemak hewani yang dapat
meningkatkan risiko terkena kanker ovarium.
g. Obesitas Wanita yang mengalami obesitas (kegemukan) memiliki resiko tinggi terkena
kanker ovarium.

2.4 Manifestasi Klinik


Menurut (Prawiroharjo, 2014), tanda dan gejala pada kanker ovarium seperti, perut
membesar/merasa adanya tekanan, dyspareunia, berat badan meningkat karena adanya
massa/asites, peningkatan lingkar abdomen, tekanan panggul, kembung, nyeri punggung,
konstipasi, nyeri abdomen, urgensi kemih, dyspepsia, perdarahan abnormal, flatulens.
peningkatan ukuran pinggang, nyeri tungkai, nyeri panggul.

2.5 Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk membantu menegakkan diagnosis adalah
pemeriksaan radiografi dan penanda tumor. Pemeriksaan histopatologi umumnya
dilakukan bersamaan dengan operasi laparoskopi untuk menentukan ada tidaknya
keganasan dan tipenya. Lesi ovarium umumnya ditemukan secara insidental pada
pemeriksaan radiografi abdomen atau pelvis untuk indikasi lainnya.

a. Pemeriksaan Radiografi Ultrasonografi merupakan pemeriksaan yang paling


bermanfaat karena dapat menentukan morfologi tumor pelvis, serta menilai ada
tidaknya massa pada bagian lain abdomen. Ultrasonografi transvaginal bermanfaat
untuk menilai struktur dan pendarahan ovarium, membedakan massa kistik dan solid,
serta mendeteksi adanya asites. Tingkat akurasi pemeriksaan ini untuk membedakan
massa jinak dan ganas adalah sensitivitas 86-94%, spesifisitas 94-96%. Walau
demikian, perlu diingat bahwa ultrasonografi sangat dipengaruhi oleh operator
(operator-dependent). Studi dilakukan untuk validasi eksternal sistem skoring
ultrasonografi transvaginal untuk kanker ovarium dan hasilnya menunjukkan bahwa
performa pemeriksaan ini inferior dibandingkan dengan tingkat akurasi yang

4
dilaporkan. Selain itu, ultrasonografi juga memiliki nilai prediksi positif yang rendah
karena tingginya prevalensi lesi ovarium jinak. X-ray thorax atau CT scan rutin
dilakukan untuk membantu eksklusi efusi pleura dan metastasis pulmonar. CT scan
lebih disarankan karena sekaligus digunakan untuk staging kanker. MRI lebih superior
karena dapat menentukan jenis jaringan tumor, termasuk adanya lemak, darah, musin,
cairan, atau jaringan pada massa ovarium. Hal ini bermanfaat untuk menentukan
apakah massa tersebut jinak atau ganas. Walau demikian, pemeriksaan ini tidak umum
dilakukan mengingat harga yang lebih mahal dan ketersediaan alat

b. Pemeriksaan Penanda Tumor


Pemeriksaan penanda tumor yang dilakukan adalah CA 125 pada darah.
Pemeriksaan ini sebaiknya dikombinasikan dengan pemeriksaan radiologis untuk
mendeteksi kanker ovarium. Selain CA 125, assay yang dapat digunakan untuk
pemeriksaan di antaranya adalah apolipoprotein A1, follicle stimulating hormone (FSH)
dan human epididymis protein 4. Walau demikian, pemeriksaan ini memiliki tingkat
akurasi yang rendah. c. Kombinasi Pemeriksaan Ultrasonografi dan Penanda Tumor
Keterbatasan pemeriksaan ultrasonografi dan penanda tumor menjadi dasar penelitian
untuk kombinasi kedua pemeriksaan ini. Studi menunjukkan tingkat akurasi yang lebih
tinggi sehingga kombinasi kedua pemeriksaan ini saat ini menjadi standar diagnosis
kanker ovarium. Walau demikian masih diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai
standar penelitian (apakah penanda tumor terlebih dahulu, ultrasonografi terlebih
dahulu, atau keduanya bersamaan), serta akurasi pemeriksaan

c. Kombinasi Pemeriksaan Ultrasonografi dan Penanda Tumor


Keterbatasan pemeriksaan ultrasonografi dan penanda tumor menjadi dasar
penelitian untuk kombinasi kedua pemeriksaan ini. Studi menunjukkan tingkat akurasi
yang lebih tinggi sehingga kombinasi kedua pemeriksaan ini saat ini menjadi standar
diagnosis kanker ovarium. Walau demikian masih diperlukan penelitian lebih lanjut
mengenai standar penelitian (apakah penanda tumor terlebih dahulu, ultrasonografi
terlebih dahulu, atau keduanya bersamaan), serta akurasi pemeriksaan.

5
d. Pemeriksaan Histopatologi
Biopsi dengan aspirasi jarum halus (fine needle aspiration biopsy) tidak rutin
dilakukan. Pemeriksaan histopatologi dapat dilakukan dengan operasi laparoskopi
untuk mereseksi tumor. Dari pemeriksaan histopatologi dapat diketahui secara pasti
apakah tumor tersebut ganas atau jinak dan tipe dari keganasan tersebut. Berdasarkan
histopatologi, kanker ovarium dibedakan menjadi beberapa jenis di antaranya tipe
epitelial tipe yang terbanyak (90%) yang meliputi subtipe serosa, endometrioid, clear-
cell dan karsinoma musinosa. Dari tipe ini yang paling banyak adalah high-grade
serous carcinoma (HGSC). Tipe kanker ovarium yang lain di antaranya adalah tumor
stromal, tumor sel germinal, karsinoma peritoneal primer dan metastasis tumor
ovarium. Beberapa kanker ovarium diduga berasal dari luar ovarium, banyak kasus
HGSC ovarium ditemukan berasal dari tuba fallopii. Baik ovarium maupun tuba falopii
berasal dari epitel coelomic pada saat perkembangan embrio.(dr. Yelvi Levani, 2019)

2.6 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan kanker ovarium utama adalah pembedahan. Saat operasi, juga
dilakukan pemeriksaan histopatologi untuk menentukan ada tidaknya keganasan serta jenis
kanker, dan juga penentuan staging kanker. Kemoterapi ajuvan dilakukan pada pasien
setelah pembedahan, kecuali jika penyakit terbatas hanya pada ovarium, serta pada kanker
yang tidak dapat dioperasi.

a. Operasi dengan Sitoreduksi


Operasi bertujuan untuk menentukan staging kanker, sitoreduksi untuk
meningkatkan keberhasilan kemoterapi, serta untuk tujuan kuratif pada kanker yang
terbatas hanya pada ovarium saja. Dengan pembedahan, diharapkan kontrol
kanker dapat maksimal dan harapan hidup dapat dipertahankan selama mungkin.
Operasi dengan sitoreduksi oleh ahli ginekologis onkologi merupakan pilihan utama
pada pasien kanker ovarium. Seberapa luas operasinya bergantung dari stadium
kanker, misalnya wanita dengan kanker stadium lanjut akan menjalani ooforektomi

6
bilateral sedangkan pada stadium I dapat dilakukan ooforektomi unilateral.
Tindakan operasi sering kali mereseksi organ lain yang terlibat secara makroskopis
misalnya reseksi usus besar, uterus, massa adneksa dan peritonektomi.
b. Penambahan Kemoterapi
Penambahan kemoterapi dengan menggunakan dasar platinum setelah
operasi direkomendasikan pada pasien kanker ovarium stadium awal (stadium 2 ke
atas) dan/atau pada pasien yang memiliki karakter histologi spesifik (HGSC atau
karsinoma clear-cell). Kemoterapi diberikan setelah pembedahan atau pada pasien
yang tidak dapat dioperasi. Penambahan kemoterapi setelah pembedahan dapat
meningkatkan angka harapan hidup pasien. Pada tahun 2011, European Medicines
Agency merekomendasikan penambahan bevacizumab selain carboplatin dan
paclitaxel. Berdasarkan rekomendasi dari National Comprehensive Cancer Network
(NCCN), kemoterapi primer yang disarankan adalah:
1) Stadium IA, IB atau IC dari kanker ovarium epitel : 3-6 siklus taxan/carboplatin
kemoterapi ajuvan intravena
2) Stadium II-IV: Kemoterapi intraperitoneal atau 6-8 siklus taxan/carboplatin
intravena Pada pasien yang mengalami rekurensi dapat diberikan kombinasi
kemoterapi platinum dengan docetaxel atau etoposide atau gemcitabine atau
liposomal doxorubicin + bevacizumab atau paclitaxel + bevacizumab atau
Topotecan + bevacizumab. Selain itu bisa diberikan PARP inhibitor (poly-ADP-
ribose polymerase) yang berfungsi untuk menghalangi homeostasis sel dan
menyebabkan kematian sel, di antaranya termasuk olaparib, rucaparib dan
niraparib.
c. Pengawasan Setelah Terapi
Rekomendasi pengawasan setelah terapi dari the Society of Gynecologic
Oncologist pada tahun 2011 di antaranya:
1) Pemeriksaan fisik termasuk pemeriksaan pelvis dan kelenjar getah bening setiap
3 bulan dalam 2 tahun pertama, setiap 4-6 bulan pada tahun ketiga, dan setiap 6
bulan pada tahun keempat dan seterusnya

7
2) Pemeriksaan CA 125 bersifat opsional 3) Lakukan CT scan hanya bila dicurigai
ada kekambuhan (rekurensi) (dr. Yelvi Levani, 2019).

8
BAB III
TINJAUAN KASUS

Tanggal Pengkajian : 29 Januari 2024


Pukul : 08:00 WIB
Tanggal MRS : 29 Januari 2024
Pukul MRS : 08:00 WIB
Nama Mahasiswa : Asya Syifa Ahmad Al Hadi

3.1 Data Subjektif


1. Biodata
Nama Pasien : Nn. D
Tanggal Lahir : Pasuruan/ 25 Juni 1999
Usia : 24 tahun
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Agama : Islam
Alamat : Gadingrejo
Status Pernikahan : Belum Pernah Menikah

2. Alasan Kunjungan
Ibu datang untuk control hasil CT SCAN abdomen dengan kontras, ibu mengeluh ada
rasa nyeri perut, dan ibu merasa bertambah mual.

3. Riwayat Penyakit Sekarang


Ibu mengalami nyeri perut bawah, lalu masuk rumah sakit tanggal pertama kali tanggal
17 Januari 2024 pukul 12:15 di poli Penyakit Dalam dengan keluhan nyeri perut bawah
dan mual. Ibu menyampaikan sudah berobat dua kalim namun keluhan tetap sama. Ibu
telah minum obat domperidone tab 10 dosis (3x1) sebelum makan, omeprazole 20 mg

9
kapsul lepas tunda dosis 2x1 sebelum makan. Diagnose Ibu : Dispepsia dan
dismenorea. Mendapatkan rencana asuhan diagnostic USG abdomen dengan hasil
temuan massa solid di ovarium. Serta mendapatkan advis CT scan dengan kontras.
Tanggal 26/01/2024 ibu melakukan kunjungan poli Obgyn untuk CT scan dengan
kontras. Hasil belum ada, rencana control ulang mengambil hasil CT scan tanggal
29/1/2024.
4. Penyakit Lainnya
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit lainnya sebelumnya maupun saat
ini
5. Riwayat Pemberian Obat
a. Tanggal 17 Januari 2024
i. Asmef 500 mg tab dosis 3x1 k/p nyeri,
ii. cefradoxil monohydrate 500 mg kapsul dosis 3x1
iii. Metronidazole tab 500 mg dosis 3x1
b. Tanggal 26 Januari 2024
asmef 500 mg tab dosis: 3x1 bila nyeri perut

6. Riwayat Pernikahan
Belum pernah menikah
7. Riwayat Menstruasi
Pasien mengatakan tidak rutin menstruasi selama satu tahun
8. Pola Pemenuhan Kebutuhan Dasar Sehari-hari
a. Nutrisi
Pasien makan 3x kali sehari sayur-mayur, lauk protein nabati dan hewani, dan nasi
sebagai sumber karbohidrat utama. Serta dalam hal kebutuhan cairan pasien
minum 2 liter sehari.
b. Eliminasi
Pasien mengatakan pasien eliminasi uri sekitar 5 kali sehari, dan alvi 1 kali sehari
c. Istirahat

10
Pasien mengatakan pasien memiliki pola istirahat yang cukup dan tidak pernah
memaksakan diri dalam beraktifitas. Pasien tidur 6 jam sehari minimal di malam
hari mulai jam 9 malam sampai jam 3 atau 4 pagi.
d. Aktifitas
Pasien mengatakan pasien beraktifitas utama kuliah dan tidak memiliki aktifitas
sampingan.
e. Personal hygiene
Pasien mengatakan mandi 2 kali sehari pagi dan sore, sikat gigi sehari 3 kali pagi,
siang dan malam sebelum tidur, serta saat menstruasi 4 jam sekali ganti pembalut.

3.2 Data Objektif

1. Pemeriksaan Antropometri
BB : 53 kg
TB : 159 cm
2. Tanda-Tanda Vital
TD : 120/80 mmHg
S : 36,5
N : 83 x/menit

3. Pemeriksaan Fisik

i. Kepala : tidak dilakukan


ii. Leher : tidak dilakukan
iii. Dada : tidak dilakukan
iv. Abdomen : terdapat benjolan dengan nyeri tekan di perut bawah
kanan dan
kiri
v. Genitalia : tidak dilakukan
vi. Ekstremitas atas : tidak dilakukan

11
vii. Ekstremitas bawah : tidak dilakukan

4. Pemeriksaan Penunjang
Radiologi :
a. USG Abdomen tanggal 17 Januari 2024
Massa solid dengan kesan curiga tumor solid ovarium
Diagnose banding: tuboovarial abses

b. CT Scan tanggal 26 Januari 2024


Kista kompleks ovarium bilateral kesan maligna (ORADS 4)
disertai ascites dan penebalan noduler peritoneum sesuai Ca
Ovarium T3N1MX / FIGO IIIA Hidrouteronefrosis ringan kanan et
causa desakan massa.

Laboratorium :
a. Laboratorium tanggal 17 Januari 2024
BUN : 8,3 mg/dL dalam batas normal
Creatinin : 0,8 mg/dL dalam batas normal

3.3 Analisis

1. Diagnosa Aktual
Malignant neoplasma of ovary
2. Diagnosa Potensial
Cancer Ovary
3. Masalah Aktual
- Benjolan perut bawah
- Nyeri tekan perut bawah
4. Masalah Potensial
- Nyeri perut bawah
- Gangguan istirahat

12
- Gangguan aktifitas

3.4 Penatalaksanaan
Tabel 1. Penatalaksanaan

Tanggal/
No Penatalaksanaan Evaluasi
Waktu
1 29-01-2024/ Memberikan KIE perihal hasil Pasien mengerti KIE yang
08:00 pemeriksaan pasien diberikan
Memberikan KIE perihal diagnose Pasien mengerti KIE yang
pasien saat ini dan diagnose diberikan
potensial yang dimiliki pasien
Memberikan KIE rujukan kepada Pasien mengerti KIE yang
pasien diberikan
Memberikan informed choice untuk Pasien mengerti KIE yang
rujukan yang bias dipilih pasien diberikan
Melakukan rujukan mandiri kepada Pasien telah menerima surat
pasien berdasarkan informed pengantar rujukan
choice yang sudah dipilih oleh
pasien
2 08:30 Melakukan dokumentasi asuhan Dokumentasi telah dilakukan

13
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Analisis Data Subjektif dan Objektif

Berdasarkan data subjektif, pasien Nn. D datang untuk kontrol hasil CT SCAN abdomen
dengan kontras karena mengeluhkan nyeri perut bawah dan mual. Riwayat penyakit sekarang
menunjukkan bahwa pasien telah berobat dua kali dengan keluhan yang sama, yakni nyeri perut
bawah dan mual. Pasien sudah minum obat domperidone dan omeprazole sebelumnya, namun
keluhan tidak mengalami perbaikan. Pada tanggal 26 Januari 2024, pasien menjalani CT scan
dengan kontras, dan hasilnya belum ada. Selain itu, pasien mengatakan tidak memiliki riwayat
penyakit lain sebelumnya maupun saat ini, belum pernah menikah, dan tidak rutin menstruasi
selama satu tahun terakhir.

Data objektif menunjukkan bahwa pasien memiliki berat badan 53 kg dengan tinggi
badan 159 cm. Tanda-tanda vital menunjukkan tekanan darah 120/80 mmHg, suhu 36,5°C, dan
nadi 83 kali per menit. Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya benjolan dengan nyeri tekan di
perut bawah kanan dan kiri.

Pemeriksaan penunjang, seperti USG abdomen pada tanggal 17 Januari 2024,


menunjukkan adanya massa solid dengan kesan curiga tumor solid ovarium. CT scan pada
tanggal 26 Januari 2024 menyatakan bahwa terdapat kista kompleks ovarium bilateral dengan
kesan maligna (ORADS 4) disertai ascites dan penebalan noduler peritoneum sesuai dengan
Ca Ovarium T3N1MX / FIGO IIIA Hidrouteronefrosis ringan kanan et causa desakan massa.
Hasil laboratorium menunjukkan bahwa BUN dan kreatinin dalam batas normal.

14
4.2 Analisis Diagnosa dan Masalah Pasien

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan, diagnosa aktual pasien adalah "Malignant
neoplasma of ovary." Pasien memiliki masalah aktual berupa benjolan perut bawah dan nyeri
tekan perut bawah. Diagnosa potensial yang perlu diperhatikan adalah "Cancer Ovary."

Masalah potensial yang dapat muncul adalah nyeri perut bawah, gangguan istirahat,
dan gangguan aktivitas. Nyeri perut bawah dapat menjadi masalah potensial karena pasien
mengeluhkan nyeri perut bawah. Gangguan istirahat dan aktivitas juga perlu diwaspadai karena
kanker ovarium yang mungkin dihadapi pasien dapat memengaruhi kualitas hidup dan aktivitas
sehari-hari.

4.3 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan kanker ovarium utama adalah pembedahan. Pada pasien ini, rencana
penatalaksanaan yang dapat diambil adalah:

1. Memberikan Edukasi kepada Pasien:

- Memberikan informasi kepada pasien tentang hasil pemeriksaan dan diagnosis yang
diterima.

- Edukasi tentang opsi pengobatan dan langkah-langkah selanjutnya yang dapat diambil.

2. Rujukan:

- Memberikan rujukan kepada pasien untuk konsultasi lebih lanjut dengan spesialis onkologi
atau ginekologi onkologi.

- Memberikan informed choice kepada pasien untuk memilih fasilitas kesehatan yang
diinginkan.

15
3. Dokumentasi Asuhan:

- Melakukan dokumentasi asuhan terkait hasil pemeriksaan, diagnosa, dan tindakan yang
telah diberikan kepada pasien.

4.4 Evaluasi

Evaluasi dilakukan pada setiap langkah penatalaksanaan yang telah dilakukan. Hal ini
melibatkan pengecekan apakah pasien telah memahami informasi yang diberikan, telah
menerima rujukan dengan baik, dan dokumentasi asuhan telah dilakukan dengan benar. Dalam
proses penatalaksanaan, perlu terus memantau perkembangan pasien, termasuk respons
terhadap pengobatan yang diberikan. Evaluasi juga melibatkan penilaian terhadap kualitas
hidup pasien, khususnya terkait dengan nyeri, istirahat, dan aktivitas sehari-hari.

16
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan

Berdasarkan data subjektif dan objektif, pasien Nn. D didiagnosis dengan "Malignant
neoplasma of ovary" dengan masalah aktual berupa benjolan perut bawah dan nyeri tekan perut
bawah. Diagnosa potensial adalah "Cancer Ovary." Penatalaksanaan yang dapat diambil
melibatkan edukasi kepada pasien, rujukan, dan dokumentasi asuhan..
5.2 Saran
Dengan demikian, langkah-langkah ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan
memberikan pelayanan yang optimal bagi pasien yang menghadapi kanker ovarium.
a. Penting untuk terus memberikan dukungan emosional kepada pasien dan keluarga
mengingat kondisi kesehatan yang dihadapi.
b. Melibatkan pasien dalam pengambilan keputusan terkait opsi pengobatan dan rujukan untuk
meningkatkan keterlibatan dan pemahaman pasien.
c. Menjaga komunikasi yang baik antara tim medis, pasien, dan keluarga untuk memastikan
informasi yang diberikan dapat dipahami dengan baik.
d. Melakukan pemantauan terus-menerus terhadap respons pasien terhadap pengobatan dan
kualitas hidupnya.
e. Memberikan edukasi mengenai tanda dan gejala yang perlu diobservasi oleh pasien sehingga
dapat segera berkonsultasi jika ada perubahan atau gejala tambahan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Cai, B., Li, K. & Li, G. Impact of Obesity on Major Surgical Outcomes in Ovarian Cancer: A Meta-
Analysis. Front. Oncol. 12, 1–7 (2022).
Fadhilah S, Oktora MZ, O. D. Profil Tumor Ovarium di RSI Rahmah Padang Tahun 2017-2018
Fadhilah. J. Kesehat. Saintika Meditory 4, (2019).
Fiqhi, Syarifatun Nisa (2021) ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN CA OVARIUM POST
KEMOTHERAPY DIRUANG MATAHARI DI RSUD dr. KANUJOSO DJATIWIBOWO
KOTA BALIKPAPAN. KTI Kelas C Prodi DIII Keperawatan, Perpustakaan Kampus C
Poltekkes Kemenkes Kaltim.
Kamajaya, I. G. N. A. T., Brahmantara, B. N. & Wirawan, A. N. A. P. (2021) Profile of Ovarian
Cancer Patients In Mangusada Badung Regional Public Hospital. Indones. J. Cancer 15,
117 .
Nababan, E. H. F., Sihotang, J., Sasputra, I. N. & Damanik, E. M. B. (2021) Faktor Risiko Kanker
Ovarium Jenis Epitelial Di RSUD Prof. Dr.W.Z Johannes Kota Kupang Nusa Tenggara
Timur Tahun 2016-2019. Cendana Med. J. 9.
Sung, H. et al. (2021). Global Cancer Statistics 2020: GLOBOCAN Estimates of Incidence and
Mortality Worldwide for 36 Cancers in 185 Countries. CA. Cancer J. Clin. 71, 209–249.
World Health Organization. (2020). Indonesia Source GLOBOCAN 2020. International Agency
for Research on Cancer vol. 8581
https://gco.iarc.fr/today/data/factsheets/populations/360-indonesia-fact-sheets.pdf (2020)

18

Anda mungkin juga menyukai