Anda di halaman 1dari 43

ASUHAN KEPERAWATAN

CA SERVIKS

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kuliah ˮKeperawatan Maternitasˮ

Dosen Pengampu :

Yayuk Dwirahayu, S.Kep, Ns., M.Kes

Disusu Oleh :
1. Yayoek dwi agoetina (22632277)
2. Fitria nur habibah (22632287)
3. Nuryani (22632275)
4. Trie Edy Wibowo(22632300)
5. Badrun Ahmadi(22632296)
6. Lutfiana Suryanti(22632290)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan “MAKALAH ASUHAN
KEPERAWATAN MATERNITAS CA SERVIKS” ini. Shalawat serta salam kita
haturkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa umatnya ke alam
yang berilmu pengetahuan seperti saat sekarang ini.
Makalah ini memuat tentang asuhan keperawatan maternitas Ca Serviks.
Dengan adanya makalah ini saya berharap kita semua dapat lebih mengetahui dan
memahami tentang bagaimana ca serviks. Semoga dengan makalah ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas lagi kepada kita semua. Dalam penulisan
makalah ini mungkin masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, oleh
karena itu saya berharap pembaca dapat memberikan kritikan dan saran yang
membangun. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

Wa’alaikummussalam Wr. Wb.

Ponorogo, 29 September 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................1
PEDAHULUAN......................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan masalah.........................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................3
A. Konsep Penyakit Kanker Serviks..................................................................3
1. Definisi Kanker Serviks........................................................................3
2. Anatomi Serviks....................................................................................3
3. Etiologi Kanker.....................................................................................5
4. Stadium Kanker.....................................................................................6
5. Patofisiologi..........................................................................................7
6. Gejala Kanker Serviks...........................................................................9
7. Penatalaksanaan Kanker Serviks...........................................................9
8. Dampak Pengobatan Kanker Serviks..................................................10
9. Pencegahan Kanker Serviks................................................................12
10. Pemeriksaan Diagnostik Kanker Serviks.............................................12
11. Komplikasi Kanker Serviks.................................................................13
B. Konsep Asuhan Keperawatan Pada Kanker Serviks...................................13
1. Pengkajian...........................................................................................13
2. Diagnosis Keperawatan.......................................................................17
3. Intervensi Keperawatan.......................................................................18
4. Implementasi.......................................................................................27
5. Evaluasi...............................................................................................27
BAB III PENUTUP...............................................................................................28
A. Kesimpulan.................................................................................................28
B. Saran............................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................29

ii
iii
BAB I
PEDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ca cerviks atau kanker leher rahim adalah tumor ganas yang tumbuh
di dalam leher rahim/serviks. Serviks adalah bagian terendah dari rahim yang
menempel dipuncak vagina. penyebab utamanya adalah adanya infeksi virus,
yaitu oleh Human Papilloma Virus (HPV) terutama pada tipe 16 dan 18
(Ahmad, 2020).
Penderita kanker cerviks di Indonesia sebesar 23,4 per 100.000
penduduk dengan rata-rata kematian 13,9 per 100.000 penduduk (Kemenkes,
2019). Berdasarkan data yang dikeluarkan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Timur, pada tahun 2019 lalu, angka penderita kanker serviks mencapai
13.078 kasus (Dinas Komunikasi Dan Informatika Provinsi Jawa Timur,
2020).
Gejala awal kanker serviks sering kali tidak begitu disadari oleh
wanita karena tidak ada tanda dan gejala khusus, sehingga 70% dari kasus
serviks yang terjadi ditemukan dalam kondisi stadium lanjut atau stadium
kanker diatas IIIb sehinggaseseorang yang divonis menderita kanker serviks
akan mengalami ketakutan, kecemasan, dan stress yang berlebih. Dengan
kondisi tersebut dapat merangsang hormon katekolamin, yaitu hormon yang
dapat menurunkan nafsu makan (Marsentiani , 2018).
Kanker serviks akan menyebabkan kematian bila tidak segera
ditangani karena adanya kegawatdaruratan yang terjadi pada pasien kanker
serviks. Kegawatdaruratan paling sering terjadi pada pasien kanker serviks
adalah perdarahan hebat pada vagina, vagina berbau busuk keputihan, nyeri
panggul, dan sakit saat buang air kecil. Dalam kasus ini, pasien memerlukan
pengobatan dan asuhan keperawatan secara fisioligis, sosiologis psikologis
dan spiritual (Putri, 2020).

1
B. Rumusan masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan kanker serviks ?
2. Bagaimana etiologi dari kanker serviks ?
3. Bagaimana patofisiologi kanker serviks ?
4. Bagaimana manifestasi klinik kanker serviks ?
5. Apa saja pemeriksaan penunjang pada kanker serviks ?
6. Bagaimana penatalaksanaan kanker serviks ?
7. Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada kanker serviks ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kanker serviks.
2. Untuk mengetahui etiologi dari kanker serviks.
3. Untuk mengetahui patofisiologi kanker serviks.
4. Untuk mengetahui manifestasi klinik kanker serviks.
5. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang pada kanker serviks.
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan kanker serviks.
7. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan pada kanker serviks.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Penyakit Kanker Serviks


1. Definisi Kanker Serviks
Kanker serviks merupakan suatu penyakit akibat dari tumor ganas
yang dapat merusak jaringan-jaringan normal yang ada disekitar mulut
Rahim sehingga pertumbuhan jaringan menjadi tidak terjaga. Kanker
serviks terjadi pada usia tiga pulluh empat tahun hingga emat puluh enam
tahun dimulai dengan adanya perubahan pada sel prainflasi yang
bervariasi (Nurarif & Kusuma, 2015).
Menurut (Purwoastuti & Walyani, 2015) kanker serviks merupakan
kanker yang terjadi pada serviks uterus, suatu dareah pada organ
reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang
terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama.Penyakit kanker
serviks disebabkan oleh bebrapa jenis virus yang disebut human
papilloma virus (HPV). Virus ini menyebar melalui kontak seksual, HPV
dapat menyerang semua perempuan tanpa melihat umur.
Kanker serviks adalah tumor ganas primer yang berasal dari sel
epitel skuomosa. kanker serviks merupakan kanker yang terjadi pada
serviks atau leher rahim, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang
merupakan pintu masuk kearah rahim, letaknya antara rahim dan liang
seggama (vagina) (Riksani & reiMediaservice, 2016).
2. Anatomi Serviks
a. Anatomi Serviks
Menurut Sapriani (2017) anatomi serviks adalah :
1) Serviks : Serviks dikenal sebagai mulut rahim. Disebut demikian
karena serviks memang bagian terdepan dari rahim yang
menonjol ke dalam vagina, suatu dareah pada organ reproduksi
wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak
antara rahim (uterus) dengan liang senggama. Berbentuk kerucut
dengan apeks yang menjurus ke bawah dan belakang dengan

3
sedikit lebar di pertengahanya. Sumbu pajang serviks berbentuk
garis bengkok ke depan. Servik memproduksi cairan berlendir
(mucus). Pada sekitar ovulasi, mukus ini menjadi banyak, elastik,
dan licin. Hal ini membantu spermatoza untuk mencapai uterus.
Saluran yang berdinding tebal ini akan menipis dan membuka
saat proses persalinan dimulai.
Serviks uteri dibagi menjadi 2 bagian :
a) Porsio Supra Vaginalis Dipisahkan dari kandung kemih oleh
parametrium yang memanjang pada sisi lateral uterus antara
ligamentum 9i latum uretra dan uterus, berjalan ke bawah dan
ke depan di dalam perametrium sepanjang 2 cm dari serviks.
Bagian posterior supra vaginalis ditutupi peritoneum.
b) Porsio Vaginalis Terdapat diantara forniks anterior dan
forniks posterior. Pada ujung porsio vaginalis terdapat
orifisium eksterna uteri dimana serviks eksterna uteri dibatasi
oleh suatu bibir (bibir atas dan bibir bawah). Kedua bibir ini
berkontak dengan dinding posterior vagina.
2) Canalis Serviks Sebagai jalur tempat lewatnya sperma saat
berhubungan intim dan bayi saat proses persalinan.
Menghubungkan antara ostium uteri exterenum dan ostium uteri
internum.

Gambar 2.1
Gambar Anatomi Serviks.
Sumber : https://link.springer.com/chapter/10.1007/978-3-319-
22497-8_3

4
Gambar 2.2
Gambar Kanker Serviks.
Sumber: https://www.crystalrose-v.com/apa-itu-kanker-serviks/
3. Etiologi Kanker
Serviks Menurut (Padila, 2015) etiologi kanker serviks adalah :
a. Umur
Umur pertama kali melakukan hubungan seksual. Penelitian
menunjukkan bahwa semakin muda wanita melakukan hubungan
seksual maka semakin besar kemungkinan mendapat kanker servik.
Menikah pada usia 20 tahun dianggap masih terlalu muda.
b. Jumlah Kehamilan dan Partus
Kanker servik dijumpai pada wanita yang sering partus. Kehamilan
yang optimal adalah kehamilan anak lebih dari tiga. Kehamilan
setelah tiga mempunyai resiko yang meningkat.
c. Jumlah Perkawinan
Wanita yang sering melakukan hubungan seksual dan berganti-ganti
pasanganmempunyai faktor resiko yang sangat besar terhadap
kanker serviks.
d. Infeksi Virus
Infeksi virus human papiloma (HPV) diduga sebagai faktor
penyebab kanker serviks.
e. Sosial ekonomi
Kanker servik banyak dijumpai pada golongan social ekonomi
rendah. Hal inidisebabkan faktor social ekonomi erat kaitannnya
dengan gizi, imunitas, dan kebersihan perorangan. Pada golongan

5
social ekonomi rendah umumnya kuantitas dan kualitasmakanan
kurang, sehingga mempengaruhi imunitas tubuh.
f. Merokok dan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
Merokok akan merangsang terbentuknya sel kanker. Wanita perokok
memiliki resiko 2kali lebih besar terkena kanker serviks
dibandingkan dengan wanita tidak merokok. Penelitian
menunjukkan, lendir serviks pada wanita perokok mengandung
nikotin danzat-zat lainnya yang ada di dalam rokok. Zat-zat tersebut
akan menurunkan daya tahan serviks di samping merupakan ko-
karsinogen infeksi virus. Sedangkan pemakaian AKDR akan
terpengaruh terhadap servik yaitu bermula dari adanya erosi servik
yangkemudian menjadi infeksi yang berupa radang yang terus
menerus. Hal ini dapat sebagai pencetus terbentuknya kanker
serviks.
g. Riwayat kanker serviks pada keluarga
Bila seorang wanita mempunyai saudara kandung atau ibu yang
mempunyai kankerserviks, maka ia mempunyai 14i kemungkinan 2-
3 kali lebih besar untuk juga mempunyaikanker serviks
dibandingkan dengan orang normal. Beberapa peneliti menduga hal
ini berhubungan dengan berkurangnya kemampuan untuk melawan
infeksi HPV.
4. Stadium Kanker
Serviks Menurut Kusuma & Nurarif (2015), yaitu :

Stadium Penyebaran
0 Karsinoma in situ
1 Karsinoma masih terbatas diserviks
invasi kanker ke storma hanya dapat didiagnosis secara
1A
mikroskopis
Invasi ke stoma dengan kedalaman tidak lebih dari 3,0
1 A1
mm lebar horizontal lesi tidak lebih dari 7 mm.
Invasi ke stoma lebih dari 3 mm tetapi kurang dari 5 mm
1 A2
dan horizintal tidak lebih dari 7 mm.
lesi yang tampak terbatas pada serviks atau secara
1B
mikroskopik lesi lebih luas stadium 1 A2.
1 B1 Lesi yang tampak tidak lebih dari 4 cm.
1 B2 Lesi yang tampak lebih dari 4 cm.

6
Tumor telah menginvasi diluar uterus, tetapi belum
2
mengenai dinding panggul.
2A Tanpa menginvasi ke parametrium.
2B Sudah menginvasi ke parametrium.
Tumor telah meluas kedinding panggul atau sepertiga
3
bawah vagina.
Tumor telah meluas ke sepertiga bawah vagina dan tidak
3A
invasi ke parametrium tidak sampai dinding panggul.
Tumor telah meluas ke dinding panggul menyebabkan
3B
tidak berfungsinya ginjal.
4 Tumor meluas keluar dari organ serviks.
Tumor menginvasi ke mukosa kandung kemih atau
4a
rectum atau keluar dari rongga panggul.
Invasi stroma dengan kedalaman 3 mm atau kurang dari
4B membran basalis epitel melekat dengan lesi kanker
serviks.

5. Patofisiologi
Menurut (Firmana, 2017) terbentuknya sel kanker diawali dengan
kerusakan (Dioksiribo Nucleic Acid) DNA akibat interaksi faktor genetik
dengan agen perusak salah satunya virus HPV. Human papiloma
virus( HPV ) merupakan penyebab dari kanker serviks. Virus ini bersifat
eksklusif dan spesifik karena hanya bisa tumbuh dan menyerang sel – sel
manusia, terutama pada sel epitel mulut rahim. Pada serviks terdapat
bagian dalam serviks atau disebut endoserviks dan ada bagian luar
serviks yang disebut ekstoserviks, sedangkan perbatasan antara kedunya
disebut dengan zona transformasi. Pada zona inilah sebagian besar
kanker serviks bermula. Infeksi HPV ini menyebabkan terjadinya
dysplasia, yaitu sel-sel yang sudah mulai berubah atau mulai mengarah
menjadi sel kanker.
Infeksi bisa terjadi karena berbagai penyebab termasuk diketahui
banyak factor pencetus yang bisa menimbulkan kanker serviks dan
penyebab mutlaknya adalah virus HPV . secara garis besar, terdapat tiga
factor penyebab kanker serviks, yaitu :
a. The seed, yang dimaksud adalah HPV. Infeksi HPV merupakan
penyakit menular seksual yang ditularkan malaui aktivitas seksual
dengan psanagan yang sudah terinfeksi HPV.

7
b. The soil, yaitu perubahan yang terjadi pada sel-sel epitel mulut rahim
terutama pada zona transformasi sebagai mana sudah dipaparkan
sebelumnya.
c. The nutrients, yaitu pengaruh nutrisi dan gaya hidup yang bias
memengaruhi secara langsung imunitas tubuh seseorang secara
spesifik, seperti kebiasaan merokok, penggunaan alat kontrasepsi
terutama pil, termasuk apakah tubuh terinfeksi penyakit yang
menurunkan daya tahan seperti terserang HIV, HSV, atau chalamyda.
Selaian dari infeksi yang disebabkan oleh human papiloma virus
(HPV ) juga terdapat beberapa faktor resiko dan faktor predisposisi
penyebab terjadinya kanker serviks yang menonjol yaitu:
1) Melakukan hubungan seksual pada usia dini
Hal ini dikaitkan dengan pembentukan sel epitel atau lapisan
dinding vagina dan serviks yang belum matang sempurna,
disebabkan ketidakseimbangan hormonal.
2) Jumlah Kehamilan dan Partus
Kanker servik dijumpai pada wanita yang sering partus. Semakin
sering partus semakin besar kemungkinan resiko mendapat
kanker serviks.
3) Jumlah Perkawinan
Wanita yang sering melakukan hubungan seksual dan
bergantiganti pasangan mempunyai faktor resiko yang sangat
besar terhadap kanker serviks
4) Sosial ekonomi
Kanker servik banyak dijumpai pada golongan sosial ekonomi
rendah. Hal ini dikaitkan dengan kemampuan untuk mendapatkan
asupan nutrisi yang baik yang berfungsi untuk menjaga serta
meningkatkan daya tahan tubuh, terutama serangan infeksi virus
dari luar.
5) Hygine dan Sirkumsisi
Diduga adanya pengaruh mudah terjadinya kanker serviks pada
wanita yang pasangannya belum disirkumsisi hal ini karena pada

8
pria non sirkumsisi higine penis tidak terawat sehingga banyak
kumpulankumpulan smegma.
Puncak insedensi karsinoma insitu adalah usia 20 hingga
usia 30 tahun. Faktor resiko mayor untuk kanker serviks adalah
infeksi Human Paipilloma Virus (HPV) yang ditularkan secara
seksual. Faktor resiko lain perkembangan kanker serviks adalah
aktivitas seksual pada usia muda, paritas tinggi, jumlah pasangan
seksual yang meningkat, status sosial ekonomi yang rendah dan
merokok (Price, 2012). Karsinoma sel skuamosa biasanya muncul
pada taut epitel skuamosa dan epitel kubus mukosa endoserviks
(persambungan skuamokolumnar atau zona tranformasi). Pada
zona transformasi serviks memperlihatkan tidak normalnya sel
progresif yang berakhir sebagai karsinoma servikal invasif.
Displasia servikal dan karsinoma in situ atau High-grade
Squamous Intraepithelial Lesion (HSIL) mendahului karsinoma
invasif. Karsinoma serviks terjadi bila tumor menginvasi
epitelium masuk ke dalam stroma serviks. Kanker servikal
menyebar luas secara langsung kedalam jaringan para servikal.
Pertumbuhan yang berlangsung mengakibatkan lesi yang dapat
dilihat dan terlibat lebih progresif pada jaringan servikal.
Karsinoma servikal invasif dapat menginvasi atau meluas ke
dinding vagina, ligamentum kardinale dan rongga endometrium.
Invasi ke kelenjar getah bening dan pembuluh darah
mengakibatkan metastase ke bagian tubuh yang jauh (Price, 2012)

9
10
6. Gejala Kanker Serviks
Pada stadium awal, kanker ini cenderung tidak terdeteksi. Bahkan sang
penderita pun tidak merasa dirinya sudah terkena kanker. Gejala biasanya
muncul ketika sel serviks yang abnormal berubah menjadi keganasan dan
menyusup ke jaringan sekitarnya, menurutHikmah (2014) gejala kanker
serviks adalah:
a. Keputihan yang cukup banyak dan berbau busuk
b. Perdarahan per vaginam abnormal
c. Nyeri panggul dan nyeri saat berkemih.
d. Timbulnya perdarahan setelah menopouse.
e. Pada fase infasif, dapat keluar cairan kekuningan, berbau, dan
bercampur darah.
f. Anemia
g. Nafsu makan berkurang, menurunya berat badan, dan kelelahan.
h. Keluar air kemih tanpa tinja dari vagina.
7. Penatalaksanaan Kanker Serviks
Pengobatan untuk Kanker Serviks tergantung pada lokasi dan ukuran
tumor, stadium, penyakit, usia, keadaan umum penderita, dan rencana
pederita untuk hamil lagi, menurut Hikmah (2014) penatalaksanaan
kanker serviks adalah :
a. Pembedahan pada karisnoma in situ (kanker yang terbatas pada
lapisan serviks paling luar). Seluruh kanker diangkat dengan pisau
bedah ataupun melalui LEEP, namun penderita masih bisa memiliki
anak.
b. Terapi penyinaran (radioterapi) efektif untuk mengobati kanker
invasif yang masih terbatas pada daerah panggul. Menggunakan
sinar berenergi tinggi untuk merusak sel-sel kanker dan
menghentikan pertumbuhanya.

11
c. Radiasi eksternal: sinar berasal dari sebuah mesin besar. Penderita
tidak perlu dirawat di rumah sakit. Penyinaran biasanya dilakukan
sebanyak 5 hari/minggu selama 5-6 minggu.
d. Radiasi internal: zat radioaktif, yang terdapat di dalam sebuah kapsul
dimasukan lansung ke dalam serviks. Kapsul ini dibiarkan selama 1-
3 hari dan selama itu penderita dirawat di rumah sakit.
e. Kemoterapi. Kemoterapi menggunakan obat-obatan untuk
membunuh sel-sel kanker. Bisa diberikan melalui suntikan intravena
atau melalui mulut.
f. Operasi, yaitu dengan mengambil daerah yang terserang kanker,
biasanya uterus beserta leher rahimnya.
8. Dampak Pengobatan Kanker Serviks
Menurut Ambarwati & Wardani (2012)dampak dari pengobatan kanker
serviks adalah :
a. Mual muntah
Dipicu oleh selera, bau, pikiran, atau kecemasan yang berhubungan
dengan kemoterapi. Mual terdiri dari dorongan untuk muntah disertai
dengan gejala otonom seperti pucat, takikardia, diaphoresis dan
mukosa bibir kering
b. Konstipasi
Faktor yang menyebabkan konstipasi yaitu penggunaan analgesik
opioid, berkurangnya intake makanan dan minuman, mobilitas yang
berkurang, usia lanjut dan terkait kondisi keganasan dari kanker itu
sendiri, maka feses menjadi keras dan kering.
c. Toksisitas Kulit
Waktu terjadinya perubahan warna vena adalah saat pemberian
kemoterapi dan akan hilang sekitar 2 sampai 3 hari. Efek samping
sistemik kemoterapi pada kulit dapat berupa eritema atau garis
hiperpigmentasi yang menyebar di sepanjang jaringan vena. Ketika
obat kemoterapi diberikan melalui infus, obat kemoterapi tertentu
dapat menggelapkan kulit sepanjang vena.

12
d. Kerontokan Rambut
Kerontokan rambut terjadi karena kelemahan dan kerusakan dari
batang rambut sehingga mengakibatkan rambut akan mudah rontok
setelah disisir. Kemoterapi jangka panjang juga dapat
mengakibatkan kerontokan pada rambut kemaluan, ketiak, rambut
dan wajah.
e. Penurunan berat badan
Penurunan nafsu makan yang disebabkan oleh mual, muntah, dan
mucositis yang dialami oleh penderita kanker serviks dengan
kemoterapi. Deteksi dini malnutrisi pada pasien kanker sangat
penting dan dapat meningkatkan kelangsungan hidup dan
meningkatkan kualitas hidup. 6. Kelelahan Kelelahan dapat terjadi
karena kebutuhan nutrisi yang kurang sehingga kebutuhan energi
dalam tubuh tidak tercukupi.
f. Penurunan nafsu makan
Kurangnya nafsu makan terkait kanker dapat terjadi karena sinyal
rasa lapar yang berasal dari hipotalamus 19i berkurang dan sinyal
kenyang yang dihasilkan oleh melacortins diperkuat.
g. Nyeri
Rasa nyeri timbul pada bagian perut bawah dan punggung. Rasa
nyeri dapat timbul akibat kanker servik itu sendiri dan dapat juga
karena pengobatan kemoterapi.
h. Kecemasan
Cemas terjadi karena gangguan psikologis pada pasien, pasien
menjadi stres dan sering marah. Efek kemoterapi menjadi perubahan
fisik pada tubuh pasien, seperti kerontokan rambut, kulit menghitam,
perubahan peran juga terjadi pada penderita kanker serviks karena
seorang ibu tidak bisa menjalankan tugasnya, hal tersebut dapat
mengakibatkan kecemasan bagi penderita kanker serviks.
Pengobatan kanker serviks juga memerlukan waktu yang sangat
lama sehingga membuat seseorang cemas akan penyakit kanker
serviks.

13
9. Pencegahan Kanker Serviks
Menurut (Hikmah, 2014) pencegahan pada kanker serviks adalah:
a. Lakukan pemeriksaan
Kebanyakan kanker serviks disebabkan virus HPV sejenis virus yang
tersebar lewat kontak seksual. Namum jika tidak HPV dapat
menyebabkan terbentuknya sel-sel prakanker. Pemeriksaan pap
smear merupakan standar untuk mendeteksi sel-sel ini, tapi bisa
secara lebih mudah menghentikan kanker sebelum dimulai. Jika hasil
test ini positif, dokter akan memperhatikan secara lebih cermat
perubahan-perubahan serviks dan mengangkat sel-sel prakanker
yang mungkin ada.
b. Makan serealia sarapan yang difortifikasi
Makan serealia atau roti yang difortifikasi asam folat sekitar 400mcg
setap, atau dalam bentuk suplemen, dapat membantu.
c. Makan sayuran
d. Makan buah-buahan
e. Jangan merokok
Di dalam rokok terdapat kandungan yang dapat merangsang sel
kanker.
f. Menggunakan pelumas vagina saat berhubungan seks.
10. Pemeriksaan Diagnostik Kanker Serviks
Menurut (Wuriningsih, 2016) terdapat beberapa cara yang dilakukan
untuk pemeriksaan diagnostic kanker serviks yaitu :
a. Tes IVA merupakan pemeriksaan leher rahim dengan mata telanjang
atau melihat langsung kemudian diberikan sedikit larutan asetat 3-
5% dengan hasil abnormal terdapat bercak putih.
b. Tes Pap Smear
Pemeriksaan yang dilakukan dengan waktu yang cepat, tidak sakit,
dan hasil yang akurat. Sebelum dilakukan tes diharapkan penderita
dua hari sebelum pemeriksaan tidak mengunakan pembersih vagina,
mengkonsumsi obat-obatan dalam 24 jam dan tiga hari tidak
melakukan hubungan seksutal agar hasilnya akurat.

14
11. Komplikasi Kanker Serviks
Menurut (Dalifah, 2015) komplikasi pada kanker serviks yaitu :
a. Akibat pertumbuhan kanker terjadinya penipisan pada sel epitel
serviks yang mampu merusak permeabilitas pembuluh darah
sehingga menyebabkan perdarahan dengan manifestasi.
b. Komplikasi secara tidak langsung seperti, demam, berat badan
menurun, anoreksia, anemia, gangguan gizi, gangguan imunologis
maupun hiperklasemia
c. Terjadinya perdarahan karena seringkali dilakukan pemberian
tranfusi dalam kedaan lanjut dan sudah mengalami anemia sehingga
sulit untuk dihentikan.
d. Komplikasi akibat tindakan pemberian kemoterapi, radioterapi
maupun bedah menyebabkan terjadinya penurunan kadar sel darah
putih, perdarahan dan infeksi berdasarkan daya tahan tubuh
penderita

B. Konsep Asuhan Keperawatan Pada Kanker Serviks


1. Pengkajian
Pengkajian merupakan proses keperawatan mengumpulkan data
tentang klien untuk mengidentifikasi masalah- masalah yang dialami
klien (Supratti & Ashriady, 2016). Dalam pengkajian yang pertama kali
dilakukan yaitu pengumpulan data atau informasi pasa klien secara
sistematis. Metode mengumpulkan data seperti wawancara (anamnesa),
mengamati (observasi), serta pemeriksaan fisik (physical assessment)
Terdapat 14 jenis subkategori data yang harus dikaji yaitu respirasi,
sirkulasi, nutrisi atau cairan, eliminasi, aktivitas atau latihan,
neurosensory, reproduksi atau seksualitas, nyeri atau kenyamanan,
integritas ego, pertumbuhan atau perkembangan, kebersihan diri,
penyuluhan atau pembelajaran, interaksi sosial, dan keamanan atau
proyeksi (PPNI, 2016).

15
Pengkajian pada pasien Cancer Cervix:
a. Identitas Pasien
1) Umur :
Prevalensi Cancer Cervix meningkat pada usia pertama
kali menikah < 20 tahun.Hal ini dikarenakan dianggap terlalu
muda untuk melakukan hubungan seksual. Hubungan seks
idealnya dilakukan setelah seorang wanita benar- benar
matang .ukuran kematangan bukan hanya dilihat dari sudah
menstruasi atau belum. Melainkan kematangan juga bergantung
pada sel mukosa yang terdapat pada selaput kulit bagian dalam
rongga tubuh.Umumnya sel mukosa baru matang setelah wanita
berusia 20 tahun keatas. Karena pada usia < 20 tahun masih
rentan terhadap rangsangan sehingga tidak siap menerima
rangsangan dari luar termasuk zat-zat imia yang di bawa
sperma. Dengan adanya rangsangan sel bisa tumbuh lebih
banyak daris el yang mati menyebabkan perubahan yang tidak
seimbang. Kelebihan sel ini akhirnya bisaberubah menjadi sel
kanker (Girsang, Afriani, Saragih, & Octavia, 2021)..
2) Paritas
Frekuensi persalinan atau memiliki nak terlalu banyak
(lebih dari 5 anak) sedikit meningkatkan resiko kanker leher
Rahim (serviks). Pada saat melahirkan secara alami, janin akan
melewati serviks dan menimbulkan trauma pada serviks, yang
dapat memicu aktifnya sel kanker. Semakin seing janin
melewati serviks, semakin sering trauma terjadi, semakin tinggi
resiko kanker serviks.Apa lagi jika jarakpersalinan yang terlalu
pendek. Tingginya frekuensi persalinan meyebabkan penurunan
kemampuanserviks dalam mempertahankan zona transformasi
pada ekstoserviks terhadap infeksi human papilloma virus
(HVP),selain itu karena faktor hormonal (Girsang, Afriani,
Saragih, & Octavia, 2021).

16
3) Pendidikan
Tingkat pendidikan ibu yang rendah mengakibatkan
kurangnya pengetahuan ibu dalam mengahadapi masalah,
sedangkan ibu-ibu yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi
umumnya menerima perubahan dalam memelihara
kesehatannya.dengan pendidikan tinggi, maka wawasan
pengetahuan semakin bertambah dan semakin menyadari bahwa
begitu pentingnya kesehatan bagi kehidupansehingga
termotivasi untuk melakukan kunjungan ke pusat layanan
kesehatan yang lebih baik (Girsang, Afriani, Saragih, & Octavia,
2021).
b. Keluhan Utama:
Keluhan utama yang dirasakan pada pasien cancer cervix
yaitu adanya keputihan, nyeri pada perut bagian bawah, dan
perdarahan pervaginam (Naufaldi, Gunawan, & Halim, 2022).
c. Riwayat Kesehatan dahulu:
Riwayat Kesehatan Dahulu Menceritakan kronologi pasien,
sejak kapan pasien merasakan tanda dan gejala kanker serviks
sehingga pasien dirawat. Biasanya pada stadium 3 dan 4 pasien baru
merasakan tanda dan gejala seperti perdarahan, keputihan dan rasa
nyeri intra karnial (Naufaldi, Gunawan, & Halim, 2022).
d. Riwayat Kesehatan Sekarang
Mengkaji adanya tanda keputihan, nyeri pada perut bagian
bawah dan perdarahan pervaginam (Naufaldi, Gunawan, & Halim,
2022).
Untuk memperoleh pengkajian lengkap tentang rasa nyeri
pada klien menggunakan OPQRSTUV:
O (Onset): menentukan kapan terjadinya rasa nyaman dimulai, nyeri
yang dirasakan akut atau bertahap.
P (Proving Incident): apakah terdapat kejadian yang menjadi faktor
timbulnya nyeri. Seperti nyeri nyeri berkurang jika beristirahat, nyeri
bertambah jika beraktivitas.

17
Q (Quality of Pain): rasa nyeri yang dirasakan klien (apakah seperti
terbakar, berdenyut, tajam atau menusuk).
R (Region, radiation, relief): lokasi nyeri yang dirasakan oleh klien
dan apakah rasa sakitnya menjalar, bisa reda, atau menyebar.
S (Severuty (scale) of Pain): nyeri yang dirasakan klien berdasarkan
skala nyeri dan klien menerangkan sejauh mana rasa sakit
mempengaruhi kemampuan fungsinya.
T (Treatment): usaha untuk meredakan nyeri seperti tindakan apa
yang dilakukan pasien untuk mengatasi nyerinya.
U (Understanding): apakah pernah merasakan nyeri seperti ini
sebelumnya, jika pernah ini disebabkan oleh apa.
V (Values) : tujuan dan harapan untuk nyeri yang diderita oleh
pasien (Yudiyanta & dkk, 2015).
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Menanyakan apakah pasien pernah menderita penyakit
ginekologi, keturunan seperti hipertensi dan jantung, riwayat
abortus, infeksi pasca arbotus, imfeksi masa nifas, riwayat operasi
kandungan, serta adanya tumor.Riwayat keluarga yang menderita
kanker (Naufaldi, Gunawan, & Halim, 2022).
f. Riwayat kebidanan
1) Kelainan menstruasi, lama menstruasi, jumlah dan warna darah.
2) Riwayat pernikahan
Untuk mengetahui suami, umur nikah dan berapa lama.
3) Riwayat kehamilan
Persalinan nifas, kehamilan yang lalu ditolong siapa dengan usia
kehamilan berapa minggu, melahiran spontan atau tidak,
perdarahan atau tidak.
4) Riwayat Kontrasepsi
Alat kontrasepsi yang digunakan, lamanya, dan alasan
menggunakan alat kontrasepsi.
g. Pemeriksaan Penunjang
Biasanya dengan pap smear, tes IVA, dll

18
2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosa keperawatan ialah penilaian klinis terhadap respon dari
pasien di permasalahan kesehatan yang dialami dan berlangsung secara
aktual ataupun potensial (PPNI, 2016).Diagnosa keperawatan merupakan
dasar dalam penyusunan rencana tindakan asuhan keperawatan (Dinarti
& Muyanti, 2017).
Diagnosa keperawatan yang muncul pada cancer cervix yaitu:
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (prosedur
oprasi).
b. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan proses desakan
pada jaringan intraservikal.
c. Kecemasan berhubungan dengan terdiagnosa kanker serviks akibat
kurangnya pengetahuan tentang kanker serviks dan pengobatanya.
d. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna
makanan.
e. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan struktur /
bentuk tubuh.

19
3. Intervensi Keperawatan

Tujuan dan
Diagnosis Keperawatan
No Kriteria Hasil Intervensi (SIKI)
(SDKI)
(SLKI)
1 Nyeri Akut (D.0077) Setelah MANAJEMEN
dilakukan NYERI (I. 08238)
Definisi : tindakan
keperawatan Observasi:
Pengalaman sensorik atau 3x24 jam, a. lokasi,
emosional yang berkaitan diharapkan tidak karakteristik,
dengan kerusakan jaringan ada nyeri akut durasi,
aktual atau fungsional, dengan kriteria frekuensi,
dengan onset mendadak atau hasil : kualitas,
lamat dan berintensitas Tingkat Nyeri intensitas nyeri
ringan hingga berat yang (L.08066) :
berlangsung kurang 3 bulan a. Keluhan b. Identifikasi
nyeri skala nyeri
Penyebab: menurun
b. Tidak ada c. Identifikasi
meringis respon nyeri
a. Agen pencedera non verbal
fisiologis (mis. infarmasi, c. Tidak gelisah
lakemia, neoplasma) d. Tidak ada d. Identifikasi
b. Agen pencedera kimiawi kesulitan faktor yang
(mis. terbakar, bahan tidur memperberat
kimia iritan) e. Pola nafas dan
membaik memperingan
c. Agen pencedera fisik f. Tekanan nyeri
(mis.abses, amputasi, darah
terbakar, terpotong, membaik e. Identifikasi
mengangkat berat, pengetahuan
prosedur operasi, trauma, dan keyakinan
latihan fisik berlebihan) tentang nyeri

Gejala dan Tanda Mayor f. Identifikasi


pengaruh
Subjektif: budaya
terhadap
respon nyeri
(tidak tersedia)
g. Identifikasi
Objektif: pengaruh nyeri
pada kualitas
a. Tampak meringis hidup
b. Bersikap protektif (mis.
waspada, posisi h. Monitor
menghindari nyeri) keberhasilan
terapi
komplementer

20
c. Gelisah yang sudah
diberikan
d. Frekuensi nadi
meningkat i. Monitor efek
samping
e. Sulit tidur
penggunaan
analgetik
Gejala dan Minor
j. Terapeutik
Subjektif:
k. Berikan teknik
(tidak tersedia) nonfarmakolog
is untuk
Objektif: mengurangi
rasa nyeri (mis.
a. Tekanan darah TENS,
meningkat hypnosis,
b. pola napas berubah akupresur,
terapi musik,
c. nafsu makan berubah biofeedback,
d. proses berpikir terapi pijat,
terganggu aroma terapi,
teknik
e. Menarik diri imajinasi
terbimbing,
f. Berfokus pada diri kompres
sendiri hangat/dingin,
g. Diaforesis terapi bermain)
l. Control
Kondi Klinis Terkait:
lingkungan
yang
a. Kondisi pembedahan
memperberat
b. Cedera traumatis
rasa nyeri (mis.
c. Infeksi Suhu ruangan,
pencahayaan,
d. Sindrom koroner akut kebisingan)
e. Glaukoma m. Fasilitasi
istirahat dan
tidur
n. Pertimbangkan
jenis dan
sumber nyeri
dalam
pemilihan
strategi
meredakan
nyeri

21
Edukasi:
a. Jelaskan
penyebab,
periode, dan
pemicu nyeri
b. Jelaskan
strategi
meredakan
nyeri
c. Anjurkan
memonitor
nyri secara
mandiri
d. Anjurkan
menggunakan
analgetik
secara tepat
e. Ajarkan teknik
nonfarmakolog
is untuk
mengurangi
rasa nyeri
f. Kolaborasi
g. Kolaborasi
pemberian
analgetik, jika
perlu

2 Gangguan Rasa Nyaman Setelah Terapi Relaksasi


Definisi : dilakukan (I. 09326)
Perasaan kurang senang, legatindakan Observasi
dan sempurna dalam dimensi keperawatan 3 x a. Identifikasi
fisik, psikospirtual, 24 jam, penurunan
lingkungan dan sosial diharapkan tidak tingkat energi,
ada gangguan ketidakmampu
Penyebab: rasa nyaman an
a. Gejala penyakit dengan kriteria berkonsentrasi,
b. Kurang pengendalian hasil : atau gejala lain
situasional/lingkungan Status yang
c. Ketidakaekuatan sumber Kenyamanan mengganggu
daya mis (mis. (L. 08064) kemampuan
dukungan finansial, a. Kesejahteraa kognitif
sosial dan pengetahuan) n fisik b. Identifikasitek

22
d. Kurangnya privasi meningkat nik relaksai
e. Gangguan stimulus b. Kesejahteraa yang pernah
lingkungan n psikologis efektif
f. Efek samping terapi meningkat digunakan
(mis. medikasi, radiasi,
kemoterapi) c. Dukungan c. Identifikasi
g. Gangguan adaptasi sosial dari kesediaan,
kehamilan keluarga kemampuan,
meningkat dan
penggunaan
Gejala dan Tanda Mayor d. Dukungan teknik
Subjektif: sosial dari sebelumnya
a. Mengeluh tidak nyaman teman
Objektif: meingkat d. Periksa
a. Gelisah ketegangan
e. Perawatan otot, frekuensi
Gejala dan Tanda Minor sesuai nadi, tekanan
Subjektif: keyakinan darah, dan
a. Mengeluh sulit tidur budaya suhu sebelum
b. Tidak mampu rileks meningkat dan sesudah
c. Mengeluh f. Perawatan latihan
kedinginan/kepanasan sesuai
d. Merasa gatal e. Monitor respon
kebutuhan terhadap terapi
e. Mengeluh mual meningkat
f. Mengeluh lelah relaksai
Objektif: g. Kebebasan
a. Menunjukan gejala melakukan Terapeutik:
distress ibadah a. Ciptakan
b. Tampak meningkat lingkungan
merintih/menangis yang tenag dan
h. Rileks tanpa
c. Pola eliminasi berubah meningkat
d. Postur tubuh berubah gangguan
e. Iritabilitas i. keluhan tidak dengan
nyaman pencahayaan
Kondisi Klinis Terkait: menurun dan suhu ruang
a. Penyakit kronis nyaman, jika
j. Gelisah memungkinkan
b. Keganasan
menurun b. Berikan
c. Distres psikologis
d. Kehamilan informasi
k. Kebisingan
tertulis tentang
menurun
persiapan dan
l. Keluhan sulit prosedur
tidur teknik
menurun relaksasi
m. Keluhan c. Gunakan
kedinginan pakaian
menurun longgar
n. Gatal d. Gunakan nada

23
menurun suara lembut
dengan irama
o. Mual lambat dan
menurun berirama
p. Lelah e. Gunakan
menurun relaksasi
q. Merintih sebagai strategi
menurun penunjang
dengan
r. Menangis nalgesik atau
menurun tindakan medis
lain, jika sesuai

Edukasi:
a. Jelaskan tujuan
manfaat,
batasan, dan
jenis relaksasi
yang tersedia
(mis. musik,
meditasi, napas
dalam,
relaksasi otot
progresif)
b. Jelaskan secara
rinci intervensi
relaksasi yang
dipilih
c. Anjurkan
mengambil
posisi nyaman
d. Anjurkan
rileks dan
merasakan
sensai
relaksasi 
e. Anjurkan
sering
mengulangi
atau melatih
teknik yang
dipilih

f. Demonstrasika
n dan latih
teknik

24
relaksasi (mis.
napas dalam,
peregangan,
atau imajinasi
terbimbing)
3 Ansietas Setelah REDUKSI
Definisi: dilakukan ANXIETAS
Kondisi emosi dan tindakan (I.09314)
pengalaman subjektif keperawatan 3 x Observasi:
individu terhadap objek yang 24 jam, a. Identifikasi
tidak jelas dan spesifik akibat diharapkan tidak saat tingkat
antisipasi bahaya yang ada ansietas anxietas
memungkinkan individu dengan kriteria berubah (mis.
melakukan tindakan hasil : Kondisi,
untukmenghadapi ancaman. Tingkat waktu,
Ansietas: stressor)
Penyebab: a. Tidak b. Identifikasi
a. Krisis situasional bingung kemampuan
b. Kebutuhan tidak b. Tidak ada mengambil
terpenuhi kekawatiran keputusan
c. Krisis maturasional pada keadaan c. Monitor tanda
d. Ancaman terhadap yang anxietas
konsep diri dihadapi (verbal dan
e. Ancaman terhadap c. Tidak gelisah non verbal)
kematian d. Tidak tegang
f. Kekhawatiran e. Tidak ada Terapeutik:
mengalami kegagalan keluhan a. Ciptakan
g. Disfungsi sistem pusing suasana 
keluarga f. Tidak ada terapeutik
h. Hubungan orang tua annoreksia untuk
anak tidak g. Tidak ada menumbuhka
memuaskan palpitasi n kepercayaan
i. Faktor keturunan h. Tidak tremor b. Temani pasien
( temperamen muda untuk
teragitasi sejak lahir) mengurangi
j. Penyalahgunaan zat kecemasan ,
k. Terpapar bahaya jika
lingkungan memungkinka
(mis.toksin, polutan, n
dan lain-lain) c. Pahami situasi
l. Kurang tepapar yang
informasi membuat
anxietas
Gejala dan Tanda Mayor d. Dengarkan
Subjektif: dengan penuh
a. Merasa bingung. perhatian
b. Merasa khawatir e. Gunakan
dengan akibat. pedekatan

25
c. Sulit berkonsenstrasi. yang tenang
Objektif: dan
a. Tampak gelisah. meyakinkan
b. Tampak tegang. f. Motivasi
c. Sulit tidur mengidentifik
asi situasi
yang memicu
kecemasan
Gejala dan Tanda Minor g. Diskusikan
Subjektif: perencanaan 
a. Mengeluh pusing. realistis
b. Anoreksia. tentang
c. Palpitasi. peristiwa
d. Merasa tidak berdaya yang akan
datang
Objektif:
Edukasi:
a. Frekuensi napas a. Jelaskan
meningkat. prosedur,
b. Frekuensi nadi termasuk
meningkat. sensasi yang
c. Tekanan darah mungkin
meningkat. dialami
d. Diaforesis. b. Informasikan
e. Tremos. secara factual
f. Muka tampak pucat. mengenai
g. Suara bergetar. diagnosis,
h. Kontak mata buruk. pengobatan,
i. Sering berkemih. dan prognosis
j. Berorientasi pada c. Anjurkan
masa lalu. keluarga untuk
tetap bersama
Kondisi Klinis Terkait: pasien, jika
a. Penyakit Kronis. perlu
b. Penyakit akut d. Anjurkan
c. Hospitalisasi melakukan
d. Rencana opersai kegiatan yang
e. Kondisi diagnosis tidak
penyakit belum jelas kompetitif,
f. Penyakit neurologis sesuai
g. Tahap tumbuh kebutuhan
kembang e. Anjurkan
mengungkapka
n perasaan dan
persepsi
f. Latih kegiatan
pengalihan,
untuk

26
mengurangi
ketegangan
g. Latih
penggunaan
mekanisme
pertahanan diri
yang tepat
h. Latih teknik
relaksasi

Kolaborasi:
a. Kolaborasi
pemberian obat
anti anxietas,
jika perlu
TERAPI
RELAKSASI
Observasi:
a. Identifikasi
penurunan
tingkat
energy,
ketidakmamp
uan
berkonsentrasi
, atau gejala
lain yang
menganggu
kemampuan
kognitif
b. Identifikasi
teknik
relaksasi yang
pernah efektif
digunakan
c. Identifikasi
kesediaan,
kemampuan,
dan
penggunaan
teknik
sebelumnya
d. Periksa
ketegangan
otot, frekuensi
nadi, tekanan
darah, dan
suhu sebelum

27
dan sesudah
latihan
e. Monitor
respons
terhadap
terapi
relaksasi

Terapeutik:
a. Ciptakan
lingkungan
tenang dan
tanpa
gangguan
dengan
pencahayaan
dan suhu
ruang
nyaman, jika
memungkinka
n
b. Berikan
informasi
tertulis
tentang
persiapan dan
prosedur
teknik
relaksasi
c. Gunakan
pakaian
longgar
d. Gunakan nada
suara lembut
dengan irama
lambat dan
berirama
e. Gunakan
relaksasi
sebagai
strategi
penunjang
dengan
analgetik atau
tindakan
medis lain,
jika sesuai

28
Edukasi:
a. Jelaskan
tujuan,
manfaat,
batasan, dan
jenis, relaksasi
yang tersedia
(mis. music,
meditasi, napas
dalam,
relaksasi otot
progresif)
b. Jelaskan secara
rinci intervensi
relaksasi yang
dipilih
c. Anjurkan
mengambil
psosisi nyaman
d. Anjurkan
rileks dan
merasakan
sensasi
relaksasi
e. Anjurkan
sering
mengulang
atau melatih
teknik yang
dipilih’
f. Demonstrasika
n dan latih
teknik
relaksasi (mis.
napas dalam,
pereganganm
atau imajinasi
terbimbing )
4 Defisit Nutrisi (D.0019) Setelah
dilakukan Manajemen
Definisi: tindakan Nutrisi (I. 03119)
keperawatan 3 x
Asupan nutrisi tidak cukup 24 jam, Observasi   :
untuk memenuhi kebutuhan diharapkan
metabolism nutrisi terpenuhi a. Identifikasi
dengan kriteria status nutrisi  
Penyebab: hasil :
Status Nutrisi b. Identifikasi

29
a. Ketidakmampuan (L.03030):
menelan makanan a. porsi makan alergi dan
dihabiskan intoleransi
b. Ketidakmampuan b. peningkatan makanan
mencerna makanan kekuatan otot
pengunyah c. Identifikasi
c. Ketidakmampuan c. kekuatan makanan yang
mengabsorbsi ototo disukai
nutrient menelan
meningkat d. Identifikasi
d. Peningkatan d. berat badan kebutuhan
kebutuhan membaik kalori dan jenis
metabolism e. peningkatan nutrient  
frekuensi
e. Faktor ekonomi (mis, makan e. Identifikasi
finansial tidak f. nafsu makan perlunya
mencukupi) meningkat penggunaan
g. IMT selang
membaik nasogastrik  
f. Faktor psikologis
h. Bising usus
(mis, stres,
membaik
keengganan untuk f. Monitor
makan) asupan
makanan  
Gejala dan Tanda Mayor
g. Monitor berat
Subjektif     : (tidak badan
tersedia) 
h. Monitor hasil
Objektif : pemeriksaan
laboratorium
a. Berat badan menurun
minimal 10% di bawah Terapeutik:
rentang ideal .
a. Lakukan oral
Gejala dan Tanda Minor hygiene
sebelum
Subjektif : makan, jika
perlu
a. Cepat kenyang
setelah makan  b. Fasilitasi
menentukan
b. Kram/nyeri abdomen pedoman
diet (mis.
c. Nafsu makan Piramida
menurun.  makanan)

c. Sajikan

30
Objektif :
makanan
a. Bising usus hiperaktif secara
menarik dan
b. Otot pengunyah suhu yang
lemah sesuai

c. Otot menelan lemah d. Berikan


makan tinggi
d. Membran mukosa serat untuk 
pucat mencegah
konstipasi
e. Sariawan
e. Berikan
f. Serum albumin turun makanan
tinggi kalori
g. Rambut rontok dan tinggi
berlebihan protein

h. Diare f. Berikan
suplemen
Kondisi Klinis terkait : makanan, jika
perlu
a. Stroke
g. Hentikan
b. Parkinson pemberian
makan
melalui
c. Mobius syndrome
selang nasoga
strik jika
d. Celebral palsy asupan oral
dapat
e. Cleft lip ditoleransi  

f. Cleft palate Edukasi:

g. Amyotropic lateral a. Anjurkan


sclerosis posisi duduk,
jika mampu
h. Kerusakan
neuromuscular b. Ajarkan diet
yang
i. Luka bakar diprogramkan

j. Kanker Kolaborasi:

a. Kolaborasi

31
k. Infeksi
pemberian
l. AIDS medikasi
sebelum
m. Penyakit Crohn’s makan  (mis.
Pereda nyeri,
n. Enterokolitis antiemetik),
jika perl
o. Fibrosis kistik
b. Kolaborasi
dengan ahli
gizi untuk
menentukan
jumlah  kalori
dan jenis
nutrient yang
dibutuhkan,
jika perlu      

Promosi Berat
Badan

Kolaborasi : 

a. Identifikasi
kemungkinan
penyebab BB
kurang

b. Monitor
adanya mual
dan muntah

Terapeutik:

a. Hidangkan
makan
secara
menarik

b. Berikan
suplemen,
jika perlu

c. Berikan
pujian pada
pasien atau

32
keluarga
untuk 
peningkata
n yang
dicapai

Edukasi:

a. Jelaskan jenis
makanan yang
bergizi tinggi, 
namun tetap
terjangkau

b. Jelaskan
peningkatan
asupan kalori
yang
dibutuhkan

5 Gangguan Citra Tubuh Setelah PROMOSI


(D.0083) dilakukan CITRA TUBUH (
Definisi : tindakan I.09305)
Perubahan presepsi tentang keperawatan 3 x Observasi
penampilan, struktur dan 24 jam, a. Identifikasi
fungsi fisik individu diharapkan tidak harapan citra
ada gangguan tubuh
Penyebab: citra tubuh berdasarkan
a. Perubahan dengan kriteria tahap
struktur/bentuk tubuh hasil : perkembangan
(mis. amputasi, trauma, Citra Tubuh b. Identifikasi
luka bakar, obesitas, (L.09067): budaya,
jerawat) a. Peningkatan agama, jenis
b. Perubahan fungsi tubuh dalam kelami, dan
(mis. proses penyaakit, melihat umur terkait
kehamilan, kelumpuhan) bagian tubuh citra tubuh
c. Perubahan fungsi b. Peningkatan c. Identifikasi
kognitif verbalisasi perubahan citra
d. Ketidaksesuain budaya, kecatatan tubuh yang
keyakinan atau sistem tubuh mengakibatkan
nilai c. Penurunan isolasi sosial
e. Transisi perkembangan perasaan d. Monitor
f. Gangguan psikososial negative frekuensi
g. Efek tentang pernyataan
tindakan/pengobatan perubahan kritik tehadap
(mis. pembedahan, tubuh

33
kemoterapi, terapi d. Penurunan diri sendiri
radiasi) kekawatiran e. Monitor
padapenolaka apakah pasien
Gejala dan Tanda Mayor n/reaksi bisa melihat
Subjektif: orang lain bagian tubuh
a. Mengungkapkan e. Respon yang berubah
kekacauan/kehilangan nonverbal
bagian tubuh pada Terapiutik
Objektif: perubahan a. Diskusikan
a. Kehilangan bagian tubuh tubuh perubahn
b. Fungsi/struktur tubuh membaik tubuh dan
berubah/hilang fungsinya
b. Diskusikan
Gejala dan Tanda Minor perbedaan
Subjektif: penampilan
a. Tidak mau fisik terhadap
mengungkapkan harga diri
kecacatan/kehilangan c. Diskusikan
bagian tubuh akibat
b. Mengungkapkan perubahan
perasaan negatif tentang pubertas,
perubahan tubuh kehamilan dan
c. Mengungkapkan penuwaan
kekhawatiran pada d. Diskusikan
penolakan/reaksi orang kondisi stres
lain yang
d. Mengungkapkan mempengaruhi
perubahan gaya hidup citra tubuh
Objektif: (mis.luka,
a. Menyembunyikan/ penyakit,
menunjukan bagian pembedahan)
tubuh secara berlebihan e. Diskusikan
b. Menghindari melihat cara
dan/atau menyentuh mengembangk
bagian tubuh an harapan
c. Fokus berlebihan citra tubuh
perubahan tubuh secara realistis
d. Respon nonverbal pada f. Diskusikan
perubahan dan presepsi persepsi pasien
tubuh dan keluarga
e. Fokus pada penampilan tentang
dan kekuatan masa lalu perubahan citra
f. Hubungan sosial tubuh
berubah
Edukasi:
Kondisi Klinis Terkait: a. Jelaskan kepad
a. Mastektomi keluarga
b. Amputasi tentang

34
c. Jerawat perawatan
d. Parut atau luka bakar perubahan citra
yang terlihat tubuh
e. Obesitas b. Anjurka
f. Hiperpigmentasi pada mengungkapka
kehamilan n gambaran
g. Gangguan psikiatrik diri terhadap
h. Program terapi citra tubuh
neoplasma c. Anjurkan
i. Alopecia chemically menggunakan
induced alat bantu( mis.
Pakaian , wig,
kosmetik)
d. Anjurkan
mengikuti
kelompok
pendukung( mi
s. Kelompok
sebaya).
e. Latih fungsi
tubuh yang
dimiliki
f. Latih
peningkatan
penampilan
diri (mis.
berdandan)
g. Latih
pengungkapan
kemampuan
diri kepad
orang lain
maupun
kelompok.

35
4. Implementasi
Pelaksanaan dari rencana tindakan dalam menggapai tujuan yang
khusus.Sesi pelaksanaan diawali sehabis perencanaan tindakan dibuat
serta diperuntukkan pada nursing orders buat menolong pasien mencapai
tujuan yang diharapakan.Sebab itu rencana tindakan yang khusus
dilakukan dalam memodifikasi faktor yang berpengaruh terhadap
masalah kesehatan pasien (Wirdah & Yusuf, 2016).
5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan menyamakan secara sistematik
serta terencana pada kesehtan pasien untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan dengan kenyataan yang ada pada klien, dan melakukannya
secara berkesinambungan antara klien serta tenaga kesehtan lainnya
(Dinarti & Muyanti, 2017).

36
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kanker serviks merupakan suatu penyakit akibat dari tumor ganas yang
menyerang mulut Rahim. Kanker serviks disebabkan oleh virus HPV.
Melakukan pemeriksaan untuk mendeteksi lebih awal adanya kanker serviks.
Jika tidak ditangani dengan tepat kanker serviks dapat menyebabkan
kematian.

B. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan para pembaca dapat lebih
mengetahui tentang Kanker Serviks. Jika ada penulisan kata dalam makalah
ini kami selaku penulis mohon dengan senang hati atas kritik dan saran dari
para pembaca.

37
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, M. (2020). Perilaku Pencegahan Kanker Serviks. Bandung: Penerbit


media sains indonesia.
Dinarti, & Muyanti, Y. (2017). Dokumentasi Keprawatan. Jakarta: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.
Dinas Komunikasi Dan Informatika Provinsi Jawa Timur. (2020, Februari 2020).
Serviks dan Payudara, Dominasi Kanker di Jawa Timur. Retrieved from
https://kominfo.jatimprov.go.id/read/umum/serviks-dan-payudara-dominasi-
kanker-di-jawa-timur-
Firmana, D. (2017). Keperawatan Kemoterapi. Jakarta: Salemba Medika.
Girsang, V. I., Afriani, D., Saragih, F. L., & Octavia, Y. T. (2021). Karakteristik
Pasien Penderita Kanker Serviks Di Rumah Sakit Umum PusatProvinsi
Sumatra Utara. Jurnal Tekesnos Vol 3 No 1 , 129-150.
Hikmah, D. (2014). Kanker Organ Reproduksi. Jogjakarta: A Plus Book.
Kemenkes. (2019, Januari 31). Retrieved from https://www.google.com/search?
q=Data+penderita+kanker+serviks+di+Indonesia
Marsentiani , N. S. (2018). ASUHAN EPERAWATAN PADA PASIEN
KANKER SERVIKS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI
DI RUANG OBSTETRI DAN GINEKOLOGI RSUD BAHTERAMAS
KOTA KENDARI TAHUN 2018.
Naufaldi, M. D., Gunawan, R., & Halim, R. (2022). Gambaran Karakteristik
Penderita Kanker Serviks PadaPasien Rawat Inap Di RSUD Raden Mattaher
Jambi Tahun2018-2020. JOMS, Volume 2, Nomor 1 , 48-58.
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasih Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Daignosa Medis Dan Nanda Nic Noc Jilid 1. Yogyakarta:
Mediaction Publishing.
Padila. (2015). Asuhan Keperawatan Maternitas II. Yogyakarta: Nuha Medika.
PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
Purwoastuti, E., & Walyani, E. S. (2015). Ilmu Kesehatan Masyarakat dalam
Kebidanan. Yogyakarta: Pustaka Bari Press.
Putri, L. I. (2020). STUDI DOKUMENTASI GANGGUAN KECEMASAN
PADA PASIEN DENGAN KANKER SERVIKS.
Riksani, R., & reiMediaservice. (2016). Kenali kanker serviks sejak dini.
Yogyakarta: Rapha Publishing.

38
Supratti, & Ashriady. (2016). PENDOKUMENTASIAN STANDAR ASUHAN
KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MAMUJU,
INDONESIA. Jurnal Kesehatan MANARANG Volume 2, Nomor 1 , 44-51.
Wirdah, H., & Yusuf, M. (2016). PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN
OLEH PERAWAT PELAKSANA DI RUMAH SAKIT BANDA ACEH .
1-7.
Yudiyanta, & dkk. (2015). Assessment Nyeri. CDK-226/ vol. 42 no. 3 , 214-234.

39

Anda mungkin juga menyukai