Anda di halaman 1dari 45

MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. A DENGAN DIAGNOSA MEDIS


KANKER SERVIKS DI RUANG PINUS RUMAH SAKIT UNIVERSITAS
ANDALAS PADANG

DISUSUN OLEH :
MIFTAHUL AISYAH
NIM 2214201146
KELAS III C KEPERAWATAN

DOSEN PENGAMPU : Ns. LEDIA RESTIPA, M.Kep


MATA KULIAH : KEPERAWATAN MATERNITAS

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

dan karunia-Nya, dengan membuka pintu hati dan pikiran penulis sehingga penulisan

makalahyang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. A DENGAN

DIAGNOSA MEDIS KANKER SERVIKS DI RUANG PINUS RUMAH SAKIT

UNIVERSITAS ANDALAS PADANG” dapat diselesaikan tepat waktu dan disusun

dengan baik.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Keperawatan Maternitas. Selain

itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi pembaca maupun

penulis. Dalam pembuatan makalah ini penulis telah banyak dibantu oleh berbagai

pihak dan pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ayah dan Ibu tercinta yang telah memberikan dorongan moril dan materil

kepada penulis.

2. Ibu Ns. Ledia Restipa, M.Kep selaku dosen pembimbing mata kuliah

Keperawatan Maternitas.

3. Serta semua pihak yang telah membantu dan tidak bisa penulis sebutkan

satu per satu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan dan saran yang

bersifat membangun agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi nantinya.

Padang, Desember 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 3

1.3 Tujuan......................................................................................................... 3

1.4 Manfaat ....................................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kanker Serviks ......................................................................... 5

2.2 Etiologi Kanker Serviks ............................................................................. 7

2.3 Anatomi Fisiologi Kanker Serviks ............................................................. 7

2.4 Manifestasi Klinis Kanker Serviks ............................................................. 9

2.5 Stadium Kanker Serviks ............................................................................. 11

2.6 Patofisiologi Kanker Serviks ..................................................................... 12

2.7 Pencegahan dan Pemeriksaan Penunjang Kanker Serviks ........................ 13

2.8 Penatalaksanaan Kanker Serviks ............................................................... 15

BAB III TINJAUN KASUS

3.1 Tinjauan Kasus .......................................................................................... 28

3.2 Pengkajian Keperawatan ........................................................................... 33

3.3 Analisis Data ............................................................................................. 34

iii
3.4 Diagnosa Keperawatan .............................................................................. 34

3.5 Intervensi Keperawatan ............................................................................. 34

3.6 Implementasi Keperawatan ....................................................................... 35

3.7 Evaluasi Keperawatan ............................................................................... 35

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan................................................................................................ 36

4.2 Saran .......................................................................................................... 37

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 38

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Alat Reproduksi Bagian Luar ................................................................... 9

Gambar 2. Alat Reproduksi Bagian Dalam ............................................................... 9

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Stadium Kanker Serviks............................................................................. 14

Tabel 2. Pemeriksaan Laboratorium Kanker Serviks .............................................. 29

Tabel 3. Pemeriksaan Laboratorium Kanker Serviks .............................................. 29

Tabel 4. Pemeriksaan Laboratorium Kanker Serviks .............................................. 29

Tabel 5. Pemeriksaan Laboratorium Kanker Serviks .............................................. 29

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kanker serviks adalah suatu proses keganasan yang terjadi pada serviks dalam

keadaan ini terdapat kelompok sel yang abnormal yang terbentuk oleh jaringan yang

tumbuh secara terus-menerus dan tidak terbatas, tidak terkoordinasi, dan tidak

berguna bagi tubuh sehingga tidak dapat melaksanakan fungsi sebagaimana mestinya

(Hasdianah dkk, 2019). Kanker serviks atau kanker leher rahim ini, merupakan jenis

tumor ganas yang mengenai lapisan permukaan (epitel) leher rahim. Kanker ini dapat

terjadi karena sel-sel permukaan tersebut mengalami penggandaan dan berubah sifat

tidak seperti yang normal. Penggandaan sel yang tidak normal dapat membentuk

tumor yang memberi keluhan atau gejala keputihan berbau dan perdarahan. (Astrid

dkk, 2019). Untuk mengobati kanker serviks, kemoterapi bisa digabung dengan

radioterapi.

Pada kanker stadium akhir, kemoterapi dilakukan untuk memperlambat

penyebaran dan mengurangi gejala yang muncul. Pengobatan ini disebut sebagai

kemoterapi paliatif. (Hasdianah dkk, 2019). Pengobatan kemoterapi memiliki

berbagai efek antara lain anemia dan trombositopenia. Anemia adalah turunannya

hemogloblin (Hb) dibawah nilai terendah. Sebagaimana diketahui hemoglobin orang

normal 13 – 16 g%. Terjadinya anemia pada kanker serviks dikarenakan tidak

cukupnya tempat didalam sumsum tulang untuk membentuk eritrosit, karena rongga

sumsum tulang diisi oleh sel-sel karsinoma. Akibatnya, produksi eritrosit akan

1
berkurang. Trombositopenia adalah berkurangnya jumlah sel-sel keeping darah

(trombosit) di dalam tubuh karena suatu hal seperti kanker dan efek kemoterapi.

Menurut WHO, terdapat 490.000 perempuan di dunia terkena kanker

serviks pada tiap tahunnya dan 80 persen diantaranya berada di Negara-negara

berkembang, salah satunya adalah Indonesia. Di Indonesia, pada tiap harinya muncul

40 – 45 kasus baru dan sekitar 20 – 25 orang meninggal akibat kanker serviks. Angka

kematian kanker serviks tergolong tinggi dan sebagian besar disebabkan oleh

keterlambatan dalam diagnosis (Hasdianah, 2017). Provinsi Sumatera Barat memiliki

estimasi jumlah penderita kanker serviks terbanyak no. 7 yaitu sekitar 5.668 kasus

(Menkes RI, 2019) dalam jurnal (Nessia & Atoillah, 2020). Penulis mengambil data

dari ruang Pinus Rumah Sakit Universitas Andalas Padang pada tahun 2021 kasus

kanker serviks tergolong tinggi dengan jumlah kasus 552. Jumlah pasien di ruang

Pinus RS Unand yang menderita Kanker Serviks per- tanggal 1 juni 2021 sampai 28

juni 2021 berjumlah 58 orang.

Penyebaran kanker serviks didominasi oleh keberadaan HPV (Human

Papilloma Virus) yang menyerang leher rahim. Biasanya, di awal penderita tidak

mengalami keluhan berarti, bahkan tidak ada gejala yang muncul pada infeksi awal

HPV. Pola hidup yang tidak bertanggung jawab juga menjadi pemicu dari kanker

serviks. Misalnya hubungan seks terlalu dini (di bawah usia 20 tahun). Selain itu,

berganti-ganti pasangan seksual juga meningkatkan potensi terkena PMS (Penyakit

Menular Seksual). (Astrid dkk, 2019). Kanker serviks dapat dicegah sejak dini

dengan mengenalkan vaksin HPV sejak belia dan menghindari faktor risiko misalnya,

menjaga perilaku seksual dengan mulai melakukan aktivitas seksual pada usia yang

2
matang hingga pemilihan kontrasepsi yang matang, menjaga higienitas organ

reproduksi, dan menjaga pola hidup sehat serta melakukan pemeriksaan dini.

Beberapa deteksi dini yang bisa digunakan untuk mengetahui keberadaan kanker

serviks adalah Pap Smear, Pap net, servikografi, tes IVA (Inspeksi Visual Asam), tes

HPV, Kolposkopi, dan sitologi berbasis cairan (thin layer pap smear preparation)

(Astrid dkk, 2019). Oleh karena itu, perawat dapat meningkatkan pengetahuan kepada

pasien dan keluarga tentang kanker serviks dan pencegahan secara dini dengan

memberikan penyuluhan. Berdasarkan uraian diatas, angka kematian kanker serviks

tergolong tinggi maka, penulis tertarik mengambil judul “Asuhan Keperawatan Pada

Ny. A Dengan Diagnosa Medis Kanker Serviks di Ruang Pinus Rumah Sakit

Universitas Andalas Padang”

1.2 RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah pada penulisan makalah ini adalah sebagai berikut,

yaitu :

1. Apakah yang dimaksud dengan kanker serviks ?

2. Apasaja etiologi atau penyebab terjadinya kanker serviks ?

3. Bagaimana anatomi fisiologi dari kanker serviks ?

4. Bagaimana manifestasi klinis dari kanker serviks ?

5. Bagaimana stadium dari kanker serviks ?

6. Bagaimana patofisiologi kanker serviks ?

7. Bagaimana cara pencegahan dan pemeriksaan penunjang dari kanker serviks ?

8. Bagaimana penatalaksanaan dari kanker serviks ?

3
1.3 TUJUAN

Tujuan umum dalam makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan

pengetahuan tentang kanker serviks. Adapun tujuan khusus dari penulisan makalah

ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kanker serviks.

2. Untuk mengetahui apasaja etiologi atau penyebab terjadinya kanker serviks.

3. Untuk mengetahui bagaimana anatomi fisiologi dari kanker serviks.

4. Untuk mengetahui bagaimana manifestasi klinis dari kanker serviks.

5. Untuk mengetahui bagaimana stadium dari kanker serviks

6. Untuk mengetahui bagaimana patofisiologi dari kanker serviks.

7. Untuk mengetahui bagaimana cara pencegahan dan pemeriksaan penunjang

dari kanker serviks.

8. Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan dari kanker serviks.

1.4 MANFAAT

Adapun manfaat pada penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Menambah wawasan tentang kanker serviks.

2. Menambah informasi terkait etiologi dan anatomi fisiologi dari kanker

serviks.

3. Menambah wawasan tentang manifestasi klinis dan stadium kanker serviks.

4. Menambah informasi terkait cara pencegahan dan pemeriksaan penunjang dari

kanker serviks.

5. Dapat menjadi literatur bagi penulis selanjutnya yang berkaitan dengan kanker

serviks

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN KANKER SERVIKS

Kanker serviks (kanker leher rahim) adalah tumbuhnya sel-sel tidak normal

pada leher rahim. Kanker serviks adalah pertumbuhan sel yang bersifat abnormal

yang terjadi pada serviks uterus, yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang

terletak antar rahim (uterus) dengan liang senggama atau di kenal dengan leher rahim

(Andrijono, 2009). Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah

mulut rahim sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol

dan merusak jaringan normal disekitarnya. Kanker merupakan salah satu penyakit

yang menyebabkan kematian terbesar pada abad ini. Pada tahun-tahun ini tampak

adanya peningkatan adanya kasus kanker karena disebabkan oleh pola hidup

diantaranya adalah seperti kebiasan merokok, minum-minuman yang mengandung

alkhohol, makanan yang mengandung lemak jenuh, kehidupan sek bebas dan lain-

lain.

Kanker merupakan suatu jenis penyakit yang di tandai dengan pertumbuhan

abnormal dan tidak terkendali dari sel-sel tubuh. Kanker serviks sering terjadi pada

usia reproduktif yaitu dialami pada usia 30-40 tahun, akan tetapi pada saat ini kanker

serviks menyerang pada usia dini yaitu 18 tahun. Hal tersebut terjadi karena salah

satu penyebab kanker serviks adalah telah melakukan hubungan seksual pada usia

dini yaitu di bawah 20 tahun sudah melakukan hubungan seksual, jumlah pasangan

seksual yang banyak (>4 orang) dan adanya riwayat pernah menderita kondiloma.

5
Melakukan hubungan seksual di bawah usia 20 tahun memiliki hubungan yang erat

dengan infeksi human papiloma virus, wanita yang menderita penurunan sistem imun

atau menggunakan obat untuk menekan sistem imunya sangat berisiko untuk

terjadinya kanker mulut rahim, selain faktor itu, ada faktor lain yaitu bahan

karsinogenik spesifik dari tembakau yang dijumpai dalam lendir dari mulut rahim

pada wanita perokok. Bahan ini dapat merusak DNA sel epitel skuamosa dan

bersama infeksi human papiloma virus dapat mencetus transformasi keganasan.

Infeksi serviks kronis dapat berperan signifikan dalam kanker serviks. Tanda-

tanda klinis penyakit termasuk pertumbuhan besar, kemerahan atau crater yang

mengalami ulserasi cukup dalam sebelum pasien mengalami gejala. Berkembangnya

kanker, jaringan diluar serviks dapat terkena, termasuk kelenjar limfe anterior ke

sakrum. Pada sepertiga pasien dengan kanker servikal invasif, penyakit ini juga

menyerang fundus uteri. Saraf-saraf region ini dapat terkena, yang menyebabkan

nyeri tajam pada punggung dan tungkai yang hilang hanya dengan analgesik opioid

dengan dosis besar. Tahap akhir jika penyakit ini tidak diobati,menyebabkan emasiasi

ekstrim dan anemia, biasanya disertai dengan demam akibat infeksi sekunder dan

abses pada massa yang mengalami ulserasi dan pembentukan fistula (Brunner &

Suddarth, 2001).

6
2.2 ETIOLOGI KANKER SERVIKS

Penelitian telah menemukan beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko

kanker serviks atau leher rahim. HPV adalah penyebab utama kanker serviks. Infeksi

HPV dan faktor risiko lainnya secara bersama-sama dapat meningkatkan risiko yang

lebih besar. Penyebab terjadinya kelainan pada sel-sel serviks tidak diketahui secara

pasti tetapi terdapat beberapa faktor resiko yang berpengaruh terhadap kejadian

kanker serviks di antaranya (Nanda, 2013) :

a. HPV (Human Papiloma Virus) adalah virus penyebab kutil genetalis,

(kondiloma akuminata) yang ditularkan melalui hubungan seksual. Varian

yang sangat berbahaya adalah HPV tipe 16, 18, 45, dan 56. HPV yang sudah

dapat teridentifikasi sampai saat ini yaitu sebanyak 138 jenis dan 40

diantranya dapat ditularkan melaui hubungan seksual. HPV risiko tinggi yang

menyebabkan pertumbuhan abnormal pada sel serviks adalah tipe 16, 18, 31,

33, 35, 39, 45, 51, 52, 56, 58, 59, 68, 69.

b. Merokok tembakau merusak sistem kekebalan tubuh.

c. Hubungan seksual pertama yang di lakukan pada usia dini.

d. Berganti-ganti pasangan seksual.

e. Suami / pasangan seksualnya melakukan hubungan seksual pertama pada usia

dibawah 18 tahun, berganti-ganti pasangan dan pernah menikah dengan

wanita dengan yang menderita kanker serviks.

f. Pemakaian DES (dietilstilbestrol) pada wanita hamil untuk mencegah

keguguran (banyak digunakan pada tahun 1940-1970).

g. Gangguan sistem kekebalan tubuh.

7
h. Pemakaian pil KB.

i. Infeksi herpes genitalis atau infeksi klamidia menahun.

j. Golongan ekonomi lemah (karena tidak mampu melakukan pap smear secara

rutin). Pap smear merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi

dini gejala prakanker servik. Pemeriksaan ini di anjurkan oleh departement

kesehatan menganjurkan bahwa semua wanita yang telah berhubungan

seksual yang berusia 20-60 tahun harus melakukan pap smear.

2.3 ANATOMI FISIOLOGI KANKER SERVIKS

Secara anatomi fisiologis, organ reproduksi wanita terbagi menjadi dua bagian

yaitu alat reproduksi bagian luar dan alat reproduksi bagian dalam :

1. Alat Reproduksi Bagian Luar

Gambar 1. Alat Reproduksi Wanita Bagian Luar

Sumber : Hadi, M. Saiful & Iskandar, T. Mirza. (2022).

8
Fungsi utama organ luar reproduksi wanita adalah sebagai jalan masuk

sperma ke dalam rahim wanita dan sebagai perisai yang melindungi organ dalam dari

organisme penyebab infeksi. Organ ini terdiri dari monsveneris, labia mayor (bibir

besar), labia minor (bibir kecil), klitoris, vestibulum, kelenjar bartholin, dan himen

atau bisa kita kenal dengan nama selaput dara.

2. Alat Reproduksi Bagian Dalam

Gambar 2. Alat Reproduksi Bagian Dalam

Sumber : Hadi, M. Saiful & Iskandar, T. Mirza. (2022).

Bagian kedua dari alat reproduksi wanita adalah bagian dalam. Bagian dalam

ini membentuk sebuah alur yang terdiri dari ovarium (indung telur), tuba fallopi

(oviduct), rahim (uterus), parametrium (penyangga rahim), dan vagina.

9
2.4 MANIFESTASI KLINIS KANKER SERVIKS

Infeksi HPV dan kanker serviks pada tahap awal berlangsung tanpa gejala.

Bila kanker sudah mengalami progresivitas atau stadium lanjut, maka gejalanya dapat

berupa :

1. Keputihan : makin lama makin berbau busuk dan tidak sembuh-sembuh,

terkadang tercampur darah.

2. Perdarahan spontan : perdarahan yang timbul akibat terbukanya pembuluh

darah dan semakin lama semakin sering terjadi.

3. Anemia.

4. Gagal ginjal sebagai efek dari infiltrasi sel tumor ke ureter yang menyebabkan

obstruksi total.

5. Perdarahan vagina yang tidak normal seperti : Perdarahan diantara periode

regular menstruasi, Periode menstruasi yang lebih lama dan lebih banyak dari

biasanya, Perdarahan setelah berhubungan seksual atau pemeriksaan panggul

dan Perdarahan pada wanita menopause.

6. Nyeri saat berhubungan seksual, kesulitas atau nyeri dalam berkemih, nyeri

didaerah sekitar panggul. Bila sudah mencapai stadium III ke atas, maka akan

terjadi pembengkakan di berbagai anggota tubuh seperti betis, paha, dan

sebagainya.

7. Perdarahan yang terjadi diluar senggama (tingkat II dan III)

10
2.5 STADIUM KANKER SERVIKS

Stadium kanker serviks menunjukkan tahapan atau periode kanker serviks.

Penetapan stadium ini merupakan upaya hati-hati guna mengetahui dan memilih

perawatan yang terbaik untuk mengobati penyakit. Stadium kanker serviks

didasarkan atas pemeriksaan klinis, antara lain kolposkopi, yaitu teropong leher tes

penanda tumor melalui pengambilan contoh darah (Dedeh, 2015). Klasifikasi stadium

kanker serviks menurut FIGO (International Federation of Gynecologi) adalah :

Tabel 1. Stadium Kanker Serviks


Sumber : FIGO (International Federation of Gynecologi)

11
2.6 PATOFISIOLOGI KANKER SERVIKS

Dalam buku Cegah dan Deteksi Kanker Serviks, Dr. Andrijono, SpOG, dkk

menjelaskan bahwa perjalanan penyakit kanker serviks didahului dengan infeksi HPV

Onkogenik (Virus HPV ganas) yang menyebabkan sel serviks normal menjadi sel

prakanker, dan berkembang lagi menjadi sel kanker. Untuk menjadi sel kanker dan

menjadi kanker serviks dibutuhkan waktu yang tidak singkat, setidak butuh waktu

bertahun-tahun tetapi tidak menutup kemungkinan bisa berlangsung dalam waktu

kurang dari setahun (Ria & Re, 2016). Kanker serviks dimulai dalam sel pada

permukaan serviks atau leher rahim. Dengan berjalannya waktu, kanker dapat

menyerang lebih jauh ke dalam serviks dan jaringan di dekatnya. Sel-sel kanker dapat

menyebar dengan melepaskan diri dari tumor aslinya.

Mereka memasuki pembuluh darah atau pembuluh getah bening yang

mempunyai cabang ke seluruh jaringan tubuh. Sel-sel kanker dapat menempel dan

tumbuh pada jaringan lain untuk membentuk tumor baru yang dapat merusak jaringan

tersebut. Penyebaran kanker disebut metastasis (Sofi, 2015). Pada umumnya kanker

serviks berkembang dari sebuah kondisi prakanker. Pra-kanker ini timbul ketika

serviks terinfeksi oleh HPV (Human Papilloma Virus) ganas selama waktu tertentu.

Kebanyakan pra-kanker lenyap dengan sendirinya, tetapi jika ia bertahan dan tidak

diobati, ia dapat menjadi kanker (Sofi, 2015).

12
2.7 PENCEGAHAN DAN PEMERIKSAAN PENUNJANG KANKER

SERVIKS

Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan kaum perempuan dalam

hal mencegah kanker servik agar tidak menimpa dirinya menurut Departemen

Kesehatan RI (2019) yaitu :

a. Pencegahan yang utama adalah tidak berperilaku seksual beresiko untuk

terinfeksi HVP seperti tidak brganti-ganti pasangan seksual dan tidak

melakukan hubungan seksual pada usia dini (kurang dari 18 tahun).

b. Menghindari faktor resiko lain yang dapat memicu terjadinya kanker seperti

paparan asap rokok, dan meningkatkan daya tahan tubuh dengan

mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan banyak mengandung

vitamin C, A dan asam folat.

c. Melakukan skrining atau penapisan untuk menentukan apakah mereka telah

terinfeksi HPV atau mengalami lesi pra kanker yang harus dilanjutkan

dengan pengobatan yang sesuai bila ditemukan lesi. Penapisan harus

dilakukan karena kanker leher rahim adalah jenis kanker kedua yang paling

sering terjadi prempuan diseluruh dunia, juga termasuk di Indonesia. Selain

itu, kanker leher rahim merupakan salah satu kanker yang dapat deketahui

sejak dini bahkan belum calon kanker pada keadaan lesi pra kanker. Adapun

yang dianjurkan untuk melakukan penapisan adalah semua perempuan yang

telah melakukan hubungan seksual secara aktif, terutama yang telah berusia

30-50 tahun. Dianjurkan untuk melakukan penapisan 5 tahun sekali, dan bila

memungkinkan 3 tahun sekali.

13
Berikut beberapa pemeriksaan penunjang atau tes penapisan untuk kanker serviks

atau kanker leher rahim, yaitu sebagai berikut :

1. Tes HPV

Tes HPV merupakan tes penapisan dengan menggunakan teknik pemeriksaan

molekuler, DNA yang sudah terkait dengan HPV diuji dari sebuah contoh sel

yang diambil dari leher rahim.

2. Tes Pap/Pap Smear

Tes Pap Smear merupakan pemeriksaan sitologis dari apusan sl-sel yang

diambil dari leher rahim. Slide diperiksa oleh teknii sitology atau dokter ahli

yang mengindikasikan terjadinya inflamasi, dysplasia atau kanker.

3. Tes IVA

Tes IVA merupakan pemeriksaan inspeksi visual dengan mata telanjang

(tanpa pembesaran) seluruh permukaan leher rahim dengan bantuan asam

asetat/cuka yang diencerkan. Pemeriksaan dilakukan tidak dalam keadaan

hamil maupun haid.

4. Servikografi

Tes servikografi merupakan kamera khusus digunakan untuk memfoto leher

rahim. Film dicetak dan foto diinterpretasi oleh petugas terlatih. Pemeriksaan

ini terutama digunakan sebagai tambahan dari deteksi dini dengan

menggunakan IVA, tetapi dapat juga sebagai metode panapisan primer.

14
5. Kolposkopi

Tes kolposkopi Merupakan pemeriksaan visual bertenaga tinggi (pembesaran)

untuk melihat leher rahim, bagian luar dan kanal bagian leher rahim. Biasanya

disertai biopsy jaringan ikat yang tampak abnormal. Terutama diunakan

untuk mendiagnosa.

9. Vaksinasi HPV

Vaksinasi HPV yang saat ini telah dikembangkan untuk beberap tipe yaitu

bivalea (tipe 16 dan 18) atau kuadrivalen (tipe 6, 11, 16, 18). Namun kendala

utama pelaksaan vaksin saat ini adalah kendala biaya. Dari beberapa tes diatas

yaitu tes IVA atau Pap dapat dilakukan di Rumah Sakit, Puskesmas atau

bidan/dokter atau jajaran kesehatan lainya.

2.8 PENATALAKSANAAN KANKER SERVIKS

Menurut Arumaniez (2010) dan Corner (2013) dalam buku Asuhan Ibu

Dengan Kanker Serviks (Dedeh, 2015) ada beberapa pengobatan serviks, antara lain

sebagai berikut :

1. Cerclage serviks yaitu prosedur bedah dengan menjahit tertutup seluruh

serviks selama kehamilan. Prosedur ini dilakukan pada wanita dengan

inkompetensi serviks untuk mencegah pembukaan awal serviks selama

kehamilan yang dapat menyebabkan persalinan premature.

2. Terapi antibiotik yaitu pemberikan obat yang dapat membunuh bakteri yang

menyebabkan infeksi pada serviks dan organ reproduksi.

3. Metode krioterapi yaitu membekukan serviks yang terdapat lesi prakanker

pada suhu yang amat dingin (dengan gas CO2), sehingga sel-sel pada area

15
tersebut mati dan luruh dan selanjutnya akan tumbuh sel-sel baru yang sehat.

(Samadi Priyanto. H, 2010).

4. Terapi penyinaran (radioterapi) efektif yaitu untuk mengobati kanker invasive

yang masih terbatas pada daerah panggul. Terapi radioterapi menggunakan

sinar berenergi tinggi untuk merusak sel-sel kanker dan menghentikan

pertumbuhannya. (Aqila,2013)

5. Kemoterapi yaitu biasanya diberikan untuk kanker serviks yang diyakini telah

menyebar ke seluruh tubuh dan sudah parah.

6. Histerektomi total : operasi pengangkatan uterus dan serviks. Jika kanker

serviks belum menyebar, histerektomi merupakan pengobatan terbaik.

7. Biopsi kerucut : biopsi serviks yang menghilangkan sepotong jaringan

berbentuk kerucut dari serviks dengan menggunakan prosedur eksisi

elektrosurgikal melingkar atau prosedur biopsi kerucut pisau dingin. Oleh

karena sebagian besari dari serviks dihapus, bipsi kerucut dapat membantu

mencegah atau mengobati kanker serviks (Dedeh, 2015).

16
BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 TINJAUAN KASUS

Gambaran nyata tentang pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien Ny. A

dengan diagnosa medis Kanker Serviks dan Anemia didapatkan dari penyaji suatu

kasus yang penulis amati mulai tanggal 27 Juni 2021 sampai 29 Juni 2021 dengan

data pengkajian pada tanggal 27 Juni 2021 pukul 10.00 WIB. Pasien masuk rumah

sakit pada pukul 21.00 WIB melalui Poli Kandungan dengan alasan akan melakukan

kemoterapi ke-6. Anamnesa diperoleh dari pasien, keluarga pasien selaku anak

kandung, dan Rekam Medik No. 43.39.xx sebagai berikut :

3.2 PENGKAJIAN KEPERAWATAN

A. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. A

Tempat/Tgl Lahir : Padang, 21 September 1954

Usia : 67 Tahun

Status Perkawinan : Kawin

Pendidikan : SMP/Sederajat

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

TMRS : 24 Juni 2021 Pukul 21.00 WIB (Poli Kandungan)

17
B. KELUHAN UTAMA

Pasien susah BAB kurang lebih seminggu dan mengeluh nyeri pada bagian

genetalia pasien.

C. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pasien datang ke poli kandungan pada tanggal 24 Juni 2021 pukul 15.00 WIB dengan

alasan akan melakukan kemoterapi ke-6 karena menderita kanker serviks. Di poli

kandungan pasien diperiksa dokter pada bagian vaginanya karena pasien selalu

mengeluh nyeri pada bagian vagina. Setelah itu pasien menyatakan bahwa susah

BAB kurang lebih seminggu. Setelah itu dilakukan penimbangan berat badan dan

hasilnya berat badan klien turun dari 60 kg hingga 52 kg. Klien kehilangan nafsu

makannya karena sering mengeluh nyeri pada bagian vagina. Dilakukan pengecekan

tanda-tanda vital pasien didapatkan data TD : 140/ 90 mmhg, N : 77 x / menit , P

: 23 x / menit, S : 36,9°C.

D. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Pasien mengatakan mengeluh perdarahan pervagina sejak maret 2019 lalu

pasien memeriksakan diri ke Rumah Sakit Yos Sudarso pasien hanya diberi obat, saat

ditanya obat yang diberikan pasien mengatakan lupa. Setelah tiga kali kontrol, dokter

mengatakan ke pasien bahwa pasien sudah sembuh dan tidak perlu kontrol. Setelah 2

tahun tidak kontrol, pasien mengalami keputihan dan berbau dan langsung di

periksakan ke Rumah Sakit Islam Ibnu Sina dan langsung di lakukan USG dengan

hasil Kanker Serviks II B. Pasien dirujuk ke Rumah Sakit Andalas Padang, di RS

Unand pasien berkonsultasi dengan dr. Supriyono dengan hasil pasien melakukan dua

18
kali kemoterapi setelah itu operasi Histerektomi pada tanggal 24 Mei 2021 dan dua

kali kemoterapi lagi. Pasien sudah melakukan 4 tahapan kemoterapi. Pada bulan Juni

2021 pasien akan melakukan kemoterapi ke-6.

E. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang memiliki penyakit kanker.

F. GENOGRAM

19
G. KEBUTUHAN DASAR KHUSUS

1. Pola nutrisi

Pasien mengatakan makan tiga kali sehari tetapi hanya habis 5 (lima) sendok.

Pasien mengatakan kurang nafsu makan karena perut terasa tidak nyaman

(sebah). Saat dirumah pasien hanya makan nasi dan lauk pauk, pasien kurang

suka mengkonsumsi buah karna lidah akan terasa gatal dan tidak suka dengan

sayuran. Keluarga pasien mengatakan pasien sangat sedikit minum air putih

satu hari hanya menghabis 250 ml. Pasien mengatakan hanya suka pisang susu

karena terasa manis.

2. Pola Eliminasi

a. BAK

Pasien mengatakan buang air kecil 3-4 kali, urin berwarna kuning dan

tidak ada keluhan saat buang air kecil

b. BAB

Pasien mengatakan sulit buang air besar sudah kurang lebih satu minggu.

Warna kecoklatan tua dengan bau khas dan konsistensi keras. Pasien

mengeluhkan buang air besar keluar melalui vagina.

3. Pola personal hygiene

Pasien mengatakan saat dirumah pasien mandi dua kali sehari

menggunakan sabun, saat di rumah sakit pasien hanya mandi satu kali

sehari. Pasien menggosok gigi dua kali sehari. Saat dirumah pasien

mencuci rambut tiga kali sehari, saat dirumah sakit pasien belum mencuci

20
rambut.

4. Pola istirahat dan tidur

Pasien mengatakan tidur kurang lebih 8 jam, kebiasaan sebelum tidur

tidak ada. Pasien mengatakan tidak ada keluhan dalam tidurnya.

5. Pola aktifitas dan latihan

Pasien bekerja sebagai petani sayur dan buah, dan bekerja dari pagi

sampai siang. Pasien tidak berolahraga. Saat waktu luang pasien

berbaring di tempat tidur dan berkumpul dengan suami, anak, dan cucu.

Pasien mengatakan mudah lelah tidak seperti dulu.

6. Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan

Pasien mengatakan tidak merokok, minuman keras, dan ketergantungan

obat. Dari keluarga pasien suami merokok tapi sekarang sudah tidak

merokok.

H. PEMERIKSAAN FISIK

1. Pengukuran Umum

a. Berat Badan : 52 kg (Ny. A mengatakan ada penurunan BB

bulan lalu 60 kg menjadi 52 kg)

b. Tinggi/Panjang Badan : 155 cm

c. Lingkar Kepala : 88 cm

d. Lingkar dada : 100 cm

e. Lingkar Lengan Atas : 47 cm

21
2. Tanda Vital

a. Suhu : 36,8 oC

b. Frekuensi Jantung : 84 x/menit

c. Frekuensi Pernafasan : 20 x/menit

d. Tekanan Darah : 120/80 mmHg

3. Kepala

a. Bentuk kepala : Simetris

b. Fontanel anterior : Tertutup

c. Fontanel posterior : Tertutup

d. Warna Rambut : Hitam

e. Tekstur Rambut : Halus

f. Bentuk wajah : Bulat

4. Kebutuhan Oksigenisasi

Hidung

a. Patensi nasal : Kanan: paten Kiri: paten

b. Rabas nasal : Kanan: tidak Kiri: tidak

c. Bentuk : Simetris

d. Tes penciuman : Kanan: baik Kiri: baik

Dada

a. Bentuk : Simetris

b. Retraksi interkostal : Tidak

c. Suara perkusi dinding dada : Sonor

d. Fremitus Vokal : Vibrasi simetrsis

22
e. Perkembangan payudara : Simetris

Paru-paru

a. Pola pernapasan : Reguler

b. Suara nafas tambahan : Tidak

5. Kebutuhan Nutrisi dan Cairan

Mulut

a. Membran Mukosa : Lembab

b. Gusi : Pink

c. Jumlah Gigi : 20 (gigi depan sudah berganti, dan 4 gigi

geraham berlobang)

d. Warna Gigi : Putih kekuningan

e. Warna Lidah : Pink

f. Gerakan lidah : Terkontrol

g. Tonsil : Ada pembesaran tonsil

h. Tes pengecapan : Baik

Abdomen

a. Bentuk : Simteris

b. Umbilikus : Bersih

c. Bising usus : Ada

d. Pembesaran hepar : Tidak ada pembesaran hepar

e. Pembesaran Limpa : Tidak ada

f. Perkusi dinding perut : Timpani

23
6. Kebutuhan Interaksi sosial

Bicara

a. Ketidakfasihan (Gagap) : Tidak

b. Defisiensi artikulasi : Tidak

c. Gangguan Suara : Tidak

Bahasa

a. Memberikan arti pada kata-kata : Ya

b. Mengatur kata-kata ke dalam kalimat : Ya

7. Kebutuhan Higiene Personal

a. Frekuensi mandi : Saat sehat 2x sehari saat sakit sekarang di RS

mandi tapi tidak setiap hari

b. Tempat mandi : Rumah/RS

c. Kebiasaan mandi : Sedikit bantuan, jika dirumah mandiri

d. Frekuensi sikat gigi : 2x sehari

e. Berpakaian : Sedikit bantuan, jika dirumah mandiri

f. Berhias : Sedikit bantuan, jika dirumah mandiri

g. Keramas : Sedikit Bantuan, jika dirumah mandiri

h. Kuku:

1) Warna Kuku : Pink

2) Higiene : Sedikit kotor

3) kondisi kuku : Sedikit panjang

i. Genetalia : Adanya keputihan berbau dan tidak normal

serta rasa nyeri pada bagian vagina.

24
8. Organ Sensoris

Mata

a. Penempatan dan kesejajaran : Simetris

b. Warna sklera : Putih

c. Warna Iris : Hitam

d. Konjungtiva : Anemis

e. Ukuran pupil : Simetri

f. Refleks pupil : Baik

g. Refleks kornea : Baik

h. Refleks berkedip : Baik

i. Gerakan kelopak mata : Baik

j. Lapang Pandang : Baik

k. Penglihatan warna : Baik

l. Jarak pandang (gunakan Snellen Chart) : tidak terkaji

Telinga

a. Penempatan dan kesejajaran pinna: Sejajar

b. Higiene Telinga : Kanan: bersih Kiri: bersih

c. Rabas Telinga : Kanan: tidak Kiri: tidak

d. Tes Pendengaran:

1) Tes Rinne : Tidak terkaji namun pendengaran baik

2) TesWeber : Tidak terkaji namun pendengaran baik

25
Kulit

a. Warna kulit : Sawo matang

b. Tekstur : Sedikit kasar

c. Kelembaban : Lembab

d. Turgor : Baik

e. Integritas Kulit : Utuh

f. Edema : Tidak ada

g. Capillary Refill : Kurang dari 3 detik

I. PEMERIKSAAN PENUNJANG

A. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Tabel 2. Hasil Laboratorium (25 Juni 2021)

Tabel 3. Hasil Laboratorium (25 Juni 2021)

26
Tabel 4. Hasil Laboratorium (27 Juni 2021)

Tabel 5. Hasil Laboratorium (28 Juni 2021)

B. PEMERIKSAAN USG UPPER & LOWER ABDOMEN

Kesan : tampak massa serviks uk 2,23 cm x 1,99 cm x 1,83 cm volume 4,25 cmᶟ.

Hasil patologi anatomi serviks, biopsy : SQUAMOUS CELL CARCINOMA NON

KERATINIZING

C. TERAPI YANG DIDAPAT

1. Tanggal 25 Juni 2021 Sirup Lactulax Lactulose 15 ml x 1 untuk pencahar

untuk mengobati konstipasi.

27
3.3 ANALISA DATA KEPERAWATAN

Nama pasien : Ny. A Ruang/Kamar : Pinus / 4D

Umur : 67 tahun Rekam Medik : 43.39.xx

Data / Faktor Risiko Etiologi Masalah/Problem


Ds :
1. Pasien mengatakan tidak Kanker Serviks Defisit Nutrisi
nafsu makan karena perut
terasa sebah.
2. Pasien mengatakan jika
makan buah lidah terasa Pertumbuhan sel kanker
gatal, pasien hanya tidak terkendali
menyukai pisang susu, dan
tidak suka makan sayur.
3. Keluarga pasien me-
ngatakan pasien sangat Peningkatan kebutuhan
sedikit minum air putih satu metabolism sel kanker
hari hanya menghabis 250
ml
Do : Pengambilan bahan baku
A. BB SMRS = 52 kg metabolism dari jaringan
BB MRS = 45 kg sekitar
IMT = 20
B. Hasil Lab
Hb 7,8 g/dL Nutrisi kurang dari
Trombosit 76 10^3 u/L kebutuhan tubuh
Leukosit 7.24 10^3 u/L
C. Kondisi umum pasien
lemah, konjungtiva anemis,
mukosa bibir pucat
D. Diet lunak, frekuensi makan
3 x sehari, makan habis
hanya 5 sendok

28
Ds :
1. Pasien mengatakan sulit Penyebaran Kanker Konstipasi
BAB kurang lebih Serviks ke jaringan
seminggu sekitar
2. Pasien mengatakan jika
makan buah lidah terasa
gatal, pasien hanya Mempengaruhi sistem
menyukai pisang susu, dan kerja usus halus dan usus
tidak suka makan sayur. besar
3. Keluarga pasien me-
ngatakan pasien sangat
sedikit minum air putih satu
hari hanya menghabis 250 Ketidakcupukan asupan
ml serat
Do :
1. Konsistensi feses keras
2. Keadaan umum lemah
3. Hasil foto : konstipasi
Banyak udara dalam usus
meningkat dengan fekal
material banyak

Ds :
1. pasien mengatakan me- Kanker Serviks Nyeri Akut
ngalami keputihan, berbau,
berwarna bening.
2. Pasien mengatakan nyeri
pada bagian vagina. Pertumbuhan sel abnormal
3. Pasien mengatakan tidak
nyaman karena perut terasa
sebah.
Do :
Nyeri Akut
1. Pasien merasa gelisah
karena kondisi tidak
kunjung sembuh
2. Pasien sulit BAB

29
3.4 DIAGNOSA KEPERAWATAN

Tanggal
No Masalah Keperawatan
Ditemukan Teratasi
1. Defisit nutrisi berhubungan 27 Juni 2021 29 Juni 2021
dengan peningkatan kebutuhan
metabolisme.
2. Konstipasi berhubungan 27 Juni 2021 29 Juni 2021
dengan ketidakcukupan asupan
serat.
3. Nyeri akut berhubungan dengan 27 Juni 2021 29 Juni 2021
gejala penyakit.

3.5 INTERVENSI KEPERAWATAN

N Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional


o Keperawatan Hasil

1. Defisit nutrisi Setelah dilakukan 1. Observasi tanda-tanda vital 1. Mengetahui


berhubungan asuhan keperawatan keadaan
dengan 3 x 24 jam di 2. Identifikasi makanan yang disukai. umum pasien.
peningkatan harapkan kebutuhan
kebutuhan nutrisi tercukupi 3. Monitor asupan makanan. 2. Meningkatkan
metabolisme dengan kriteria hasil nafsu makan.
: 4. Monitor hasil laboratorium dan
1. Pemasukan kolaborasi dengan dokter dalam 3. Mencukupi
nutrisi yang pemberian terapi transfusi. kebutuhan
adekuat. kalori setiap
2. Hasil 5. Anjurkan pasien untuk makan hari.
laboratorium dengan duduk.
dalam rentang 4. Memonitor
normal, Hb > 10 6. Anjurkan pasien makan sedikit tapi kebutuhan
gr%. sering. nutrisi yang
3. Membrane adekuat
mukosa bibir 7. Beri pendidikan kesehatan tentang dengan Hb
lembab dan perbanyak makanan buah dan >10gr%.
konjungtiva tidak sayuran, minum 1,5 liter/hari serta
anemis. suplemen makanan penambah 5. Mencegah
darah. mual dan
8. Melanjutkan kolaborasi dengan muntah.
ahli gizi untuk jenis nutrient yang
dibutuhkan (tinggi kalori dan tinggi 6. Porsi lebih
protein). kecil dapat

30
meningkatkan
masukan
sesuai dengan
kalori.

7. Meningkatkan
asupan nutrisi.
Penyesuaian
diet untk
memenuhi
kebutuhan
nutrisi.

2. Konstipasi Setelah dilakukan 1. Monitor buang air besar (warna, 1. Sebagai acuan
berhubungan asuhan keperawatan frekuensi, dan konsistensi). rencanan
dengan 3 x 24 jam di penanganan
ketidakcukupan harapkan konstipasi 2. Dorong pasien untuk yang e
asupan serat dapat teratasi dengan mengkonsumsi makanan tinggi 2. Makan tinggi
kriteria hasil : serat serta minum 1,5 liter/hari. serat serta
1. Asupan serat minum banyak
adekuat 3. Anjurkan pasien untuk melakukan dapat
2. Pengeluaran feses aktivitas ringan seperti berjalan mempermudah
mudah dan tuntas dari tempat tidur ke kamar mandi. buang air
3. Pasien 4. Kolaborasi dengan dokter untuk besar.
meningkatkan terapi obat pencahar feses.
aktivitas. 3. Latihan fisik
dapat
meningkatkan
tonus otot
abdominal yang
diperlukan
untuk e
4. Membantu
melancarkan
buang air
besar.

31
3. Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Lakukan pengkajian nyeri secara 1. Sebagai acuan
berhubungan asuhan keperawatan komprehensif, meliputi : lokasi, rencanan
dengan gejala 3 x 24 jam di kualitas, intensitas nyeri dan onset penanganan
penyakit. yang e
harapkan nyeri akut nyeri
3. Memberikan
dapat teratasi dengan 2. Observasi reaksi nonverbal dari obat pereda
kriteria hasil : nyeri nyeri
1. Berkurangnya 3. Ajarkan teknik non-farmakologis
intensitas nyeri (relaksasi)
2. Pasien 4. Kolaborasi pemberian terapi anti
meningkatkan nyeri
aktivitas. 5. Monitor tanda-tanda vital pasien
Tingkatkan istirahat

3.6 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No TANGGAL DIAGNOSA IMPLEMENTASI


1. 27 Juni 2021 Defisit nutrisi Observasi :
berhubungan dengan 1. Mengobservasi makanan yang disukai pasien
peningkatan Terapeutik :
kebutuhan
metabolisme. 1. Memonitor asupan nutrisi
2. Memonitor berat badan pasien
3. Menghitung perubahan berat badan
Edukasi :
1. Mengedukasi pasien tentang makanan yang dikonsumsi
2. Memberikan informasi tentang penyakit pasien
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian obat

2. 27 Juni 2021 Konstipasi Observasi :


berhubungan dengan 1. Mengobservasi makanan yang dikonsumsi pasien
ketidakcukupan Terapeutik :
asupan serat 1. Memonitor buang air besar pasien
2. Mendorong pasien untuk minum air putih 1,5 l/hari
3. Menghitung perubahan berat badan
Edukasi :
1. Mengedukasi pasien tentang makanan yang dikonsumsi
2. Memberikan informasi tentang penyakit pasien

32
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian obat konstipasi
3. 27 Juni 2021 Nyeri akut Observasi :
berhubungan dengan 1. Mengobservasi reaksi nonverbal dari nyeri.
gejala penyakit. Terapeutik :
1. Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif,
meliputi: lokasi, kualitas, intensitas nyeri, onset nyeri.
2. Memonitor tanda-tanda vital
3. Menghitung frekuensi nyeri
Edukasi :
1. Mengedukasi pasien tentang teknik relaksasi
2. Menganjurkan pasien untuk beristirahat
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian obat pereda nyeri

3.6 EVALUASI KEPERAWATAN

No TANGGAL DIAGNOSA EVALUASI


1. 27 Juni 2021 Defisit nutrisi S:
berhubungan dengan 1. Pasien menyatakan buah makanan kesukaannya
peningkatan 2. Pasien menyatakan perutnya masih terasa belum nyaman
kebutuhan
metabolisme. O:
1. Pasien terpasang infus
2. Pasien tampak lemah
A : Masalah belum terastasi
P : Intervensi dilanjutkan

2. 27 Juni 2021 Konstipasi S:


berhubungan dengan 1. Pasien menyatakan sulit BAB selama seminggu
ketidakcukupan 2. Pasien menyatakan perutnya masih sakit
asupan serat O:
1. Pasien tampak pucat
2. Pasien tampak lemas
A : Masalah belum terastasi
P : Intervensi dilanjutkan

33
3. 27 Juni 2021 Nyeri akut S : Pasien mengatakan nyeri pada bagian vagina
berhubungan dengan O : P : Nyeri bagian vagina
gejala penyakit. Q : Terasa ditusuk-tusuk
R : Bagian vagina
S : VAS 7
T : Terus menerus.
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi

4. 28 Juni 2021 Defisit nutrisi S:


berhubungan dengan 1. Pasien menyatakan buah makanan kesukaannya
peningkatan 2. Pasien menyatakan perutnya masih terasa belum nyaman
kebutuhan
metabolisme. O:
1. Pasien terpasang infus
2. Pasien sudah lebih mendingan
A : Masalah belum terastasi
P : Intervensi dilanjutkan

5. 28 Juni 2021 Konstipasi S:


berhubungan dengan 1. Pasien menyatakan tidak sulit BAB lagi
ketidakcukupan 2. Pasien menyatakan perutnya masih sakit
asupan serat O:
1. Pasien tampak pucat
2. Pasien tampak lemas
A : Masalah belum terastasi
P : Intervensi dilanjutkan

6. 28 Juni 2021 Nyeri akut S : Pasien mengatakan nyeri pada bagian vagina
berhubungan dengan O : P : Nyeri bagian vagina
gejala penyakit. Q : Terasa ditusuk-tusuk
R : Bagian vagina
S : VAS 5
T : Terus menerus.
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi

7. 29 Juni 2021 Defisit nutrisi S:


berhubungan dengan 1. Pasien menyatakan buah makanan kesukaannya
peningkatan 2. Pasien menyatakan perutnya sudah terasa nyaman

34
kebutuhan O:
metabolisme. 1. Pasien terpasang infus
2. Pasien sudah lebih mendingan
A : Masalah terastasi
P : Intervensi dihentikan

8. 29 Juni 2021 Konstipasi S:


berhubungan dengan 1. Pasien menyatakan tidak sulit BAB lagi
ketidakcukupan 2. Pasien menyatakan perutnya sudah tidak sakit lagi
asupan serat O:
1. Pasien sudah tidak tampak pucat
2. Pasien sudah tidak tampak lemas
A : Masalah terastasi
P : Intervensi dihentikan
9. 29 Juni 2021 Nyeri akut S : Pasien mengatakan nyeri pada bagian vagina
berhubungan dengan O : P : Nyeri bagian vagina
gejala penyakit. Q : Terasa ditusuk-tusuk
R : Bagian vagina
S : VAS 3
T : Sudah tidak sering.
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

35
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Kanker serviks (kanker leher rahim) adalah tumbuhnya sel-sel tidak normal

pada leher rahim. Kanker serviks adalah pertumbuhan sel yang bersifat abnormal

yang terjadi pada serviks uterus, yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang

terletak antar rahim (uterus) dengan liang senggama atau di kenal dengan leher rahim

(Andrijono, 2019). Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah

mulut rahim sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol

dan merusak jaringan normal disekitarnya. Kanker merupakan salah satu penyakit

yang menyebabkan kematian terbesar pada abad ini. Pada tahun-tahun ini tampak

adanya peningkatan adanya kasus kanker karena disebabkan oleh pola hidup

diantaranya adalah seperti kebiasan merokok, minum-minuman yang mengandung

alkhohol, makanan yang mengandung lemak jenuh, kehidupan sek bebas dan lain-

lain.

Penelitian telah menemukan beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko

kanker serviks atau leher rahim. HPV adalah penyebab utama kanker serviks. Infeksi

HPV dan faktor risiko lainnya secara bersama-sama dapat meningkatkan risiko yang

lebih besar. Stadium kanker serviks menunjukkan tahapan atau periode kanker

serviks. Penetapan stadium ini merupakan upaya hati-hati guna mengetahui dan

memilih perawatan yang terbaik untuk mengobati penyakit. Stadium kanker serviks

didasarkan atas pemeriksaan klinis, antara lain kolposkopi, yaitu teropong leher tes

penanda tumor melalui pengambilan contoh darah.

36
4.2 SARAN
Diharapkan kepada pembaca agar lebih banyak mempelajari tentang kanker

serviks. Menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,

kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah

diatas dengan sumber dan literatur yang lebih banyak dan dapat dipertanggung

jawabkan.

37
DAFTAR PUSTAKA

Dita. (2019). Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Kanker Serviks Post Kemoterapi

di Ruang Gynekologi-Onkologi Irna Kebidanan RSUP Dr. M. Djamil

Padang. Program Diploma III Poltekkes Kesehatan Kemenkes Padang: KTI

tidak dipublikasikan.

Hadi, M. Saiful & Iskandar, T. Mirza. (2022). Hubungan Anemia dan Transfusi

Darah Terhadap Respon Kemoradiasi pada Karsinoma Serviks Uteri

Stadium IIb-IIIb. Medica Hospitalia. Vol. 1(1):32-36.

Kementrian Kesehatan, RI. (2020). Infodatin Kanker. Jakarta: Pusat Data dan

Informasi Kemenkes RI.

Naga, Sholeh S. (2022). Buku Panduan Lengkap Ilmu Penyakit Dalam. Jogjakarta:

DIVA Press.

Rachma D, Nessia & Isfandiari, M. Atoillah. (2019). „Perbandingan Risiko Ca

Serviks Berdasarkan Personal Hygiene Pada Wanita Usia Subur di Yayasan

Kanker Wisnu Wardhana Surabaya’. Jurnal Promkes. Vol. 4, No. 1:82-91.

Rahayu, Dedeh Sari. (2021). Asuhan Ibu Dengan Kanker Serviks. Jakarta: Salemba

Medika.

Riksani, Ria & Re! Media Service. (2020). Kenali Kanker Serviks Sejak Dini.

Yogyakarta: Rapha Publishing.

Rohan, Hasdianah Hasan et al. (2021). Buku Kesehatan Reproduksi. Malang:

Intemedia.

38
Samadi, Heru Priyatno. (2021). Yes, I Know Everything about Kanker Serviks. Solo:

PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Savitri, Astrid et al. (2019). Kupas Tuntas Kanker Payudara, Leher Rahim, dan

Rahim. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Setiani, Eni. (2019). Waspadai Kanker Ganas Pembunuh Wanita. Yogyakarta:

ANDI.

Smart, Aqila. (2019). Kanker Organ Reproduksi. Jogjakarta: Aplus books.

39

Anda mungkin juga menyukai