DISUSUN OLEH :
MIFTAHUL AISYAH
NIM 2214201146
KELAS III C KEPERAWATAN
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya, dengan membuka pintu hati dan pikiran penulis sehingga penulisan
dengan baik.
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi pembaca maupun
penulis. Dalam pembuatan makalah ini penulis telah banyak dibantu oleh berbagai
pihak dan pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ayah dan Ibu tercinta yang telah memberikan dorongan moril dan materil
kepada penulis.
2. Ibu Ns. Ledia Restipa, M.Kep selaku dosen pembimbing mata kuliah
Keperawatan Maternitas.
3. Serta semua pihak yang telah membantu dan tidak bisa penulis sebutkan
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan dan saran yang
bersifat membangun agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi nantinya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan......................................................................................................... 3
iii
3.4 Diagnosa Keperawatan .............................................................................. 34
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan................................................................................................ 36
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Kanker serviks adalah suatu proses keganasan yang terjadi pada serviks dalam
keadaan ini terdapat kelompok sel yang abnormal yang terbentuk oleh jaringan yang
tumbuh secara terus-menerus dan tidak terbatas, tidak terkoordinasi, dan tidak
berguna bagi tubuh sehingga tidak dapat melaksanakan fungsi sebagaimana mestinya
(Hasdianah dkk, 2019). Kanker serviks atau kanker leher rahim ini, merupakan jenis
tumor ganas yang mengenai lapisan permukaan (epitel) leher rahim. Kanker ini dapat
terjadi karena sel-sel permukaan tersebut mengalami penggandaan dan berubah sifat
tidak seperti yang normal. Penggandaan sel yang tidak normal dapat membentuk
tumor yang memberi keluhan atau gejala keputihan berbau dan perdarahan. (Astrid
dkk, 2019). Untuk mengobati kanker serviks, kemoterapi bisa digabung dengan
radioterapi.
penyebaran dan mengurangi gejala yang muncul. Pengobatan ini disebut sebagai
berbagai efek antara lain anemia dan trombositopenia. Anemia adalah turunannya
cukupnya tempat didalam sumsum tulang untuk membentuk eritrosit, karena rongga
sumsum tulang diisi oleh sel-sel karsinoma. Akibatnya, produksi eritrosit akan
1
berkurang. Trombositopenia adalah berkurangnya jumlah sel-sel keeping darah
(trombosit) di dalam tubuh karena suatu hal seperti kanker dan efek kemoterapi.
berkembang, salah satunya adalah Indonesia. Di Indonesia, pada tiap harinya muncul
40 – 45 kasus baru dan sekitar 20 – 25 orang meninggal akibat kanker serviks. Angka
kematian kanker serviks tergolong tinggi dan sebagian besar disebabkan oleh
estimasi jumlah penderita kanker serviks terbanyak no. 7 yaitu sekitar 5.668 kasus
(Menkes RI, 2019) dalam jurnal (Nessia & Atoillah, 2020). Penulis mengambil data
dari ruang Pinus Rumah Sakit Universitas Andalas Padang pada tahun 2021 kasus
kanker serviks tergolong tinggi dengan jumlah kasus 552. Jumlah pasien di ruang
Pinus RS Unand yang menderita Kanker Serviks per- tanggal 1 juni 2021 sampai 28
Papilloma Virus) yang menyerang leher rahim. Biasanya, di awal penderita tidak
mengalami keluhan berarti, bahkan tidak ada gejala yang muncul pada infeksi awal
HPV. Pola hidup yang tidak bertanggung jawab juga menjadi pemicu dari kanker
serviks. Misalnya hubungan seks terlalu dini (di bawah usia 20 tahun). Selain itu,
Menular Seksual). (Astrid dkk, 2019). Kanker serviks dapat dicegah sejak dini
dengan mengenalkan vaksin HPV sejak belia dan menghindari faktor risiko misalnya,
menjaga perilaku seksual dengan mulai melakukan aktivitas seksual pada usia yang
2
matang hingga pemilihan kontrasepsi yang matang, menjaga higienitas organ
reproduksi, dan menjaga pola hidup sehat serta melakukan pemeriksaan dini.
Beberapa deteksi dini yang bisa digunakan untuk mengetahui keberadaan kanker
serviks adalah Pap Smear, Pap net, servikografi, tes IVA (Inspeksi Visual Asam), tes
HPV, Kolposkopi, dan sitologi berbasis cairan (thin layer pap smear preparation)
(Astrid dkk, 2019). Oleh karena itu, perawat dapat meningkatkan pengetahuan kepada
pasien dan keluarga tentang kanker serviks dan pencegahan secara dini dengan
tergolong tinggi maka, penulis tertarik mengambil judul “Asuhan Keperawatan Pada
Ny. A Dengan Diagnosa Medis Kanker Serviks di Ruang Pinus Rumah Sakit
Adapun rumusan masalah pada penulisan makalah ini adalah sebagai berikut,
yaitu :
3
1.3 TUJUAN
Tujuan umum dalam makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan
pengetahuan tentang kanker serviks. Adapun tujuan khusus dari penulisan makalah
1.4 MANFAAT
serviks.
kanker serviks.
5. Dapat menjadi literatur bagi penulis selanjutnya yang berkaitan dengan kanker
serviks
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kanker serviks (kanker leher rahim) adalah tumbuhnya sel-sel tidak normal
pada leher rahim. Kanker serviks adalah pertumbuhan sel yang bersifat abnormal
yang terjadi pada serviks uterus, yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang
terletak antar rahim (uterus) dengan liang senggama atau di kenal dengan leher rahim
(Andrijono, 2009). Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah
mulut rahim sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol
dan merusak jaringan normal disekitarnya. Kanker merupakan salah satu penyakit
yang menyebabkan kematian terbesar pada abad ini. Pada tahun-tahun ini tampak
adanya peningkatan adanya kasus kanker karena disebabkan oleh pola hidup
alkhohol, makanan yang mengandung lemak jenuh, kehidupan sek bebas dan lain-
lain.
abnormal dan tidak terkendali dari sel-sel tubuh. Kanker serviks sering terjadi pada
usia reproduktif yaitu dialami pada usia 30-40 tahun, akan tetapi pada saat ini kanker
serviks menyerang pada usia dini yaitu 18 tahun. Hal tersebut terjadi karena salah
satu penyebab kanker serviks adalah telah melakukan hubungan seksual pada usia
dini yaitu di bawah 20 tahun sudah melakukan hubungan seksual, jumlah pasangan
seksual yang banyak (>4 orang) dan adanya riwayat pernah menderita kondiloma.
5
Melakukan hubungan seksual di bawah usia 20 tahun memiliki hubungan yang erat
dengan infeksi human papiloma virus, wanita yang menderita penurunan sistem imun
atau menggunakan obat untuk menekan sistem imunya sangat berisiko untuk
terjadinya kanker mulut rahim, selain faktor itu, ada faktor lain yaitu bahan
karsinogenik spesifik dari tembakau yang dijumpai dalam lendir dari mulut rahim
pada wanita perokok. Bahan ini dapat merusak DNA sel epitel skuamosa dan
Infeksi serviks kronis dapat berperan signifikan dalam kanker serviks. Tanda-
tanda klinis penyakit termasuk pertumbuhan besar, kemerahan atau crater yang
kanker, jaringan diluar serviks dapat terkena, termasuk kelenjar limfe anterior ke
sakrum. Pada sepertiga pasien dengan kanker servikal invasif, penyakit ini juga
menyerang fundus uteri. Saraf-saraf region ini dapat terkena, yang menyebabkan
nyeri tajam pada punggung dan tungkai yang hilang hanya dengan analgesik opioid
dengan dosis besar. Tahap akhir jika penyakit ini tidak diobati,menyebabkan emasiasi
ekstrim dan anemia, biasanya disertai dengan demam akibat infeksi sekunder dan
abses pada massa yang mengalami ulserasi dan pembentukan fistula (Brunner &
Suddarth, 2001).
6
2.2 ETIOLOGI KANKER SERVIKS
kanker serviks atau leher rahim. HPV adalah penyebab utama kanker serviks. Infeksi
HPV dan faktor risiko lainnya secara bersama-sama dapat meningkatkan risiko yang
lebih besar. Penyebab terjadinya kelainan pada sel-sel serviks tidak diketahui secara
pasti tetapi terdapat beberapa faktor resiko yang berpengaruh terhadap kejadian
yang sangat berbahaya adalah HPV tipe 16, 18, 45, dan 56. HPV yang sudah
dapat teridentifikasi sampai saat ini yaitu sebanyak 138 jenis dan 40
diantranya dapat ditularkan melaui hubungan seksual. HPV risiko tinggi yang
menyebabkan pertumbuhan abnormal pada sel serviks adalah tipe 16, 18, 31,
33, 35, 39, 45, 51, 52, 56, 58, 59, 68, 69.
7
h. Pemakaian pil KB.
j. Golongan ekonomi lemah (karena tidak mampu melakukan pap smear secara
Secara anatomi fisiologis, organ reproduksi wanita terbagi menjadi dua bagian
yaitu alat reproduksi bagian luar dan alat reproduksi bagian dalam :
8
Fungsi utama organ luar reproduksi wanita adalah sebagai jalan masuk
sperma ke dalam rahim wanita dan sebagai perisai yang melindungi organ dalam dari
organisme penyebab infeksi. Organ ini terdiri dari monsveneris, labia mayor (bibir
besar), labia minor (bibir kecil), klitoris, vestibulum, kelenjar bartholin, dan himen
Bagian kedua dari alat reproduksi wanita adalah bagian dalam. Bagian dalam
ini membentuk sebuah alur yang terdiri dari ovarium (indung telur), tuba fallopi
9
2.4 MANIFESTASI KLINIS KANKER SERVIKS
Infeksi HPV dan kanker serviks pada tahap awal berlangsung tanpa gejala.
Bila kanker sudah mengalami progresivitas atau stadium lanjut, maka gejalanya dapat
berupa :
3. Anemia.
4. Gagal ginjal sebagai efek dari infiltrasi sel tumor ke ureter yang menyebabkan
obstruksi total.
regular menstruasi, Periode menstruasi yang lebih lama dan lebih banyak dari
6. Nyeri saat berhubungan seksual, kesulitas atau nyeri dalam berkemih, nyeri
didaerah sekitar panggul. Bila sudah mencapai stadium III ke atas, maka akan
sebagainya.
10
2.5 STADIUM KANKER SERVIKS
Penetapan stadium ini merupakan upaya hati-hati guna mengetahui dan memilih
didasarkan atas pemeriksaan klinis, antara lain kolposkopi, yaitu teropong leher tes
penanda tumor melalui pengambilan contoh darah (Dedeh, 2015). Klasifikasi stadium
11
2.6 PATOFISIOLOGI KANKER SERVIKS
Dalam buku Cegah dan Deteksi Kanker Serviks, Dr. Andrijono, SpOG, dkk
menjelaskan bahwa perjalanan penyakit kanker serviks didahului dengan infeksi HPV
Onkogenik (Virus HPV ganas) yang menyebabkan sel serviks normal menjadi sel
prakanker, dan berkembang lagi menjadi sel kanker. Untuk menjadi sel kanker dan
menjadi kanker serviks dibutuhkan waktu yang tidak singkat, setidak butuh waktu
kurang dari setahun (Ria & Re, 2016). Kanker serviks dimulai dalam sel pada
permukaan serviks atau leher rahim. Dengan berjalannya waktu, kanker dapat
menyerang lebih jauh ke dalam serviks dan jaringan di dekatnya. Sel-sel kanker dapat
mempunyai cabang ke seluruh jaringan tubuh. Sel-sel kanker dapat menempel dan
tumbuh pada jaringan lain untuk membentuk tumor baru yang dapat merusak jaringan
tersebut. Penyebaran kanker disebut metastasis (Sofi, 2015). Pada umumnya kanker
serviks berkembang dari sebuah kondisi prakanker. Pra-kanker ini timbul ketika
serviks terinfeksi oleh HPV (Human Papilloma Virus) ganas selama waktu tertentu.
Kebanyakan pra-kanker lenyap dengan sendirinya, tetapi jika ia bertahan dan tidak
12
2.7 PENCEGAHAN DAN PEMERIKSAAN PENUNJANG KANKER
SERVIKS
Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan kaum perempuan dalam
hal mencegah kanker servik agar tidak menimpa dirinya menurut Departemen
b. Menghindari faktor resiko lain yang dapat memicu terjadinya kanker seperti
terinfeksi HPV atau mengalami lesi pra kanker yang harus dilanjutkan
dilakukan karena kanker leher rahim adalah jenis kanker kedua yang paling
itu, kanker leher rahim merupakan salah satu kanker yang dapat deketahui
sejak dini bahkan belum calon kanker pada keadaan lesi pra kanker. Adapun
telah melakukan hubungan seksual secara aktif, terutama yang telah berusia
30-50 tahun. Dianjurkan untuk melakukan penapisan 5 tahun sekali, dan bila
13
Berikut beberapa pemeriksaan penunjang atau tes penapisan untuk kanker serviks
1. Tes HPV
molekuler, DNA yang sudah terkait dengan HPV diuji dari sebuah contoh sel
Tes Pap Smear merupakan pemeriksaan sitologis dari apusan sl-sel yang
diambil dari leher rahim. Slide diperiksa oleh teknii sitology atau dokter ahli
3. Tes IVA
4. Servikografi
rahim. Film dicetak dan foto diinterpretasi oleh petugas terlatih. Pemeriksaan
14
5. Kolposkopi
untuk melihat leher rahim, bagian luar dan kanal bagian leher rahim. Biasanya
untuk mendiagnosa.
9. Vaksinasi HPV
Vaksinasi HPV yang saat ini telah dikembangkan untuk beberap tipe yaitu
bivalea (tipe 16 dan 18) atau kuadrivalen (tipe 6, 11, 16, 18). Namun kendala
utama pelaksaan vaksin saat ini adalah kendala biaya. Dari beberapa tes diatas
yaitu tes IVA atau Pap dapat dilakukan di Rumah Sakit, Puskesmas atau
Menurut Arumaniez (2010) dan Corner (2013) dalam buku Asuhan Ibu
Dengan Kanker Serviks (Dedeh, 2015) ada beberapa pengobatan serviks, antara lain
sebagai berikut :
2. Terapi antibiotik yaitu pemberikan obat yang dapat membunuh bakteri yang
pada suhu yang amat dingin (dengan gas CO2), sehingga sel-sel pada area
15
tersebut mati dan luruh dan selanjutnya akan tumbuh sel-sel baru yang sehat.
pertumbuhannya. (Aqila,2013)
5. Kemoterapi yaitu biasanya diberikan untuk kanker serviks yang diyakini telah
karena sebagian besari dari serviks dihapus, bipsi kerucut dapat membantu
16
BAB III
TINJAUAN KASUS
dengan diagnosa medis Kanker Serviks dan Anemia didapatkan dari penyaji suatu
kasus yang penulis amati mulai tanggal 27 Juni 2021 sampai 29 Juni 2021 dengan
data pengkajian pada tanggal 27 Juni 2021 pukul 10.00 WIB. Pasien masuk rumah
sakit pada pukul 21.00 WIB melalui Poli Kandungan dengan alasan akan melakukan
kemoterapi ke-6. Anamnesa diperoleh dari pasien, keluarga pasien selaku anak
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. A
Usia : 67 Tahun
Pendidikan : SMP/Sederajat
17
B. KELUHAN UTAMA
Pasien susah BAB kurang lebih seminggu dan mengeluh nyeri pada bagian
genetalia pasien.
Pasien datang ke poli kandungan pada tanggal 24 Juni 2021 pukul 15.00 WIB dengan
alasan akan melakukan kemoterapi ke-6 karena menderita kanker serviks. Di poli
kandungan pasien diperiksa dokter pada bagian vaginanya karena pasien selalu
mengeluh nyeri pada bagian vagina. Setelah itu pasien menyatakan bahwa susah
BAB kurang lebih seminggu. Setelah itu dilakukan penimbangan berat badan dan
hasilnya berat badan klien turun dari 60 kg hingga 52 kg. Klien kehilangan nafsu
makannya karena sering mengeluh nyeri pada bagian vagina. Dilakukan pengecekan
: 23 x / menit, S : 36,9°C.
pasien memeriksakan diri ke Rumah Sakit Yos Sudarso pasien hanya diberi obat, saat
ditanya obat yang diberikan pasien mengatakan lupa. Setelah tiga kali kontrol, dokter
mengatakan ke pasien bahwa pasien sudah sembuh dan tidak perlu kontrol. Setelah 2
tahun tidak kontrol, pasien mengalami keputihan dan berbau dan langsung di
periksakan ke Rumah Sakit Islam Ibnu Sina dan langsung di lakukan USG dengan
Unand pasien berkonsultasi dengan dr. Supriyono dengan hasil pasien melakukan dua
18
kali kemoterapi setelah itu operasi Histerektomi pada tanggal 24 Mei 2021 dan dua
kali kemoterapi lagi. Pasien sudah melakukan 4 tahapan kemoterapi. Pada bulan Juni
F. GENOGRAM
19
G. KEBUTUHAN DASAR KHUSUS
1. Pola nutrisi
Pasien mengatakan makan tiga kali sehari tetapi hanya habis 5 (lima) sendok.
Pasien mengatakan kurang nafsu makan karena perut terasa tidak nyaman
(sebah). Saat dirumah pasien hanya makan nasi dan lauk pauk, pasien kurang
suka mengkonsumsi buah karna lidah akan terasa gatal dan tidak suka dengan
sayuran. Keluarga pasien mengatakan pasien sangat sedikit minum air putih
satu hari hanya menghabis 250 ml. Pasien mengatakan hanya suka pisang susu
2. Pola Eliminasi
a. BAK
Pasien mengatakan buang air kecil 3-4 kali, urin berwarna kuning dan
b. BAB
Pasien mengatakan sulit buang air besar sudah kurang lebih satu minggu.
Warna kecoklatan tua dengan bau khas dan konsistensi keras. Pasien
menggunakan sabun, saat di rumah sakit pasien hanya mandi satu kali
sehari. Pasien menggosok gigi dua kali sehari. Saat dirumah pasien
mencuci rambut tiga kali sehari, saat dirumah sakit pasien belum mencuci
20
rambut.
Pasien bekerja sebagai petani sayur dan buah, dan bekerja dari pagi
berbaring di tempat tidur dan berkumpul dengan suami, anak, dan cucu.
obat. Dari keluarga pasien suami merokok tapi sekarang sudah tidak
merokok.
H. PEMERIKSAAN FISIK
1. Pengukuran Umum
c. Lingkar Kepala : 88 cm
21
2. Tanda Vital
a. Suhu : 36,8 oC
3. Kepala
4. Kebutuhan Oksigenisasi
Hidung
c. Bentuk : Simetris
Dada
a. Bentuk : Simetris
22
e. Perkembangan payudara : Simetris
Paru-paru
Mulut
b. Gusi : Pink
geraham berlobang)
Abdomen
a. Bentuk : Simteris
b. Umbilikus : Bersih
23
6. Kebutuhan Interaksi sosial
Bicara
Bahasa
h. Kuku:
24
8. Organ Sensoris
Mata
d. Konjungtiva : Anemis
Telinga
d. Tes Pendengaran:
25
Kulit
c. Kelembaban : Lembab
d. Turgor : Baik
I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
26
Tabel 4. Hasil Laboratorium (27 Juni 2021)
Kesan : tampak massa serviks uk 2,23 cm x 1,99 cm x 1,83 cm volume 4,25 cmᶟ.
KERATINIZING
27
3.3 ANALISA DATA KEPERAWATAN
28
Ds :
1. Pasien mengatakan sulit Penyebaran Kanker Konstipasi
BAB kurang lebih Serviks ke jaringan
seminggu sekitar
2. Pasien mengatakan jika
makan buah lidah terasa
gatal, pasien hanya Mempengaruhi sistem
menyukai pisang susu, dan kerja usus halus dan usus
tidak suka makan sayur. besar
3. Keluarga pasien me-
ngatakan pasien sangat
sedikit minum air putih satu
hari hanya menghabis 250 Ketidakcupukan asupan
ml serat
Do :
1. Konsistensi feses keras
2. Keadaan umum lemah
3. Hasil foto : konstipasi
Banyak udara dalam usus
meningkat dengan fekal
material banyak
Ds :
1. pasien mengatakan me- Kanker Serviks Nyeri Akut
ngalami keputihan, berbau,
berwarna bening.
2. Pasien mengatakan nyeri
pada bagian vagina. Pertumbuhan sel abnormal
3. Pasien mengatakan tidak
nyaman karena perut terasa
sebah.
Do :
Nyeri Akut
1. Pasien merasa gelisah
karena kondisi tidak
kunjung sembuh
2. Pasien sulit BAB
29
3.4 DIAGNOSA KEPERAWATAN
Tanggal
No Masalah Keperawatan
Ditemukan Teratasi
1. Defisit nutrisi berhubungan 27 Juni 2021 29 Juni 2021
dengan peningkatan kebutuhan
metabolisme.
2. Konstipasi berhubungan 27 Juni 2021 29 Juni 2021
dengan ketidakcukupan asupan
serat.
3. Nyeri akut berhubungan dengan 27 Juni 2021 29 Juni 2021
gejala penyakit.
30
meningkatkan
masukan
sesuai dengan
kalori.
7. Meningkatkan
asupan nutrisi.
Penyesuaian
diet untk
memenuhi
kebutuhan
nutrisi.
2. Konstipasi Setelah dilakukan 1. Monitor buang air besar (warna, 1. Sebagai acuan
berhubungan asuhan keperawatan frekuensi, dan konsistensi). rencanan
dengan 3 x 24 jam di penanganan
ketidakcukupan harapkan konstipasi 2. Dorong pasien untuk yang e
asupan serat dapat teratasi dengan mengkonsumsi makanan tinggi 2. Makan tinggi
kriteria hasil : serat serta minum 1,5 liter/hari. serat serta
1. Asupan serat minum banyak
adekuat 3. Anjurkan pasien untuk melakukan dapat
2. Pengeluaran feses aktivitas ringan seperti berjalan mempermudah
mudah dan tuntas dari tempat tidur ke kamar mandi. buang air
3. Pasien 4. Kolaborasi dengan dokter untuk besar.
meningkatkan terapi obat pencahar feses.
aktivitas. 3. Latihan fisik
dapat
meningkatkan
tonus otot
abdominal yang
diperlukan
untuk e
4. Membantu
melancarkan
buang air
besar.
31
3. Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Lakukan pengkajian nyeri secara 1. Sebagai acuan
berhubungan asuhan keperawatan komprehensif, meliputi : lokasi, rencanan
dengan gejala 3 x 24 jam di kualitas, intensitas nyeri dan onset penanganan
penyakit. yang e
harapkan nyeri akut nyeri
3. Memberikan
dapat teratasi dengan 2. Observasi reaksi nonverbal dari obat pereda
kriteria hasil : nyeri nyeri
1. Berkurangnya 3. Ajarkan teknik non-farmakologis
intensitas nyeri (relaksasi)
2. Pasien 4. Kolaborasi pemberian terapi anti
meningkatkan nyeri
aktivitas. 5. Monitor tanda-tanda vital pasien
Tingkatkan istirahat
32
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian obat konstipasi
3. 27 Juni 2021 Nyeri akut Observasi :
berhubungan dengan 1. Mengobservasi reaksi nonverbal dari nyeri.
gejala penyakit. Terapeutik :
1. Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif,
meliputi: lokasi, kualitas, intensitas nyeri, onset nyeri.
2. Memonitor tanda-tanda vital
3. Menghitung frekuensi nyeri
Edukasi :
1. Mengedukasi pasien tentang teknik relaksasi
2. Menganjurkan pasien untuk beristirahat
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian obat pereda nyeri
33
3. 27 Juni 2021 Nyeri akut S : Pasien mengatakan nyeri pada bagian vagina
berhubungan dengan O : P : Nyeri bagian vagina
gejala penyakit. Q : Terasa ditusuk-tusuk
R : Bagian vagina
S : VAS 7
T : Terus menerus.
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
6. 28 Juni 2021 Nyeri akut S : Pasien mengatakan nyeri pada bagian vagina
berhubungan dengan O : P : Nyeri bagian vagina
gejala penyakit. Q : Terasa ditusuk-tusuk
R : Bagian vagina
S : VAS 5
T : Terus menerus.
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
34
kebutuhan O:
metabolisme. 1. Pasien terpasang infus
2. Pasien sudah lebih mendingan
A : Masalah terastasi
P : Intervensi dihentikan
35
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Kanker serviks (kanker leher rahim) adalah tumbuhnya sel-sel tidak normal
pada leher rahim. Kanker serviks adalah pertumbuhan sel yang bersifat abnormal
yang terjadi pada serviks uterus, yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang
terletak antar rahim (uterus) dengan liang senggama atau di kenal dengan leher rahim
(Andrijono, 2019). Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah
mulut rahim sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol
dan merusak jaringan normal disekitarnya. Kanker merupakan salah satu penyakit
yang menyebabkan kematian terbesar pada abad ini. Pada tahun-tahun ini tampak
adanya peningkatan adanya kasus kanker karena disebabkan oleh pola hidup
alkhohol, makanan yang mengandung lemak jenuh, kehidupan sek bebas dan lain-
lain.
kanker serviks atau leher rahim. HPV adalah penyebab utama kanker serviks. Infeksi
HPV dan faktor risiko lainnya secara bersama-sama dapat meningkatkan risiko yang
lebih besar. Stadium kanker serviks menunjukkan tahapan atau periode kanker
serviks. Penetapan stadium ini merupakan upaya hati-hati guna mengetahui dan
memilih perawatan yang terbaik untuk mengobati penyakit. Stadium kanker serviks
didasarkan atas pemeriksaan klinis, antara lain kolposkopi, yaitu teropong leher tes
36
4.2 SARAN
Diharapkan kepada pembaca agar lebih banyak mempelajari tentang kanker
serviks. Menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah
diatas dengan sumber dan literatur yang lebih banyak dan dapat dipertanggung
jawabkan.
37
DAFTAR PUSTAKA
Dita. (2019). Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Kanker Serviks Post Kemoterapi
tidak dipublikasikan.
Hadi, M. Saiful & Iskandar, T. Mirza. (2022). Hubungan Anemia dan Transfusi
Kementrian Kesehatan, RI. (2020). Infodatin Kanker. Jakarta: Pusat Data dan
Naga, Sholeh S. (2022). Buku Panduan Lengkap Ilmu Penyakit Dalam. Jogjakarta:
DIVA Press.
Rahayu, Dedeh Sari. (2021). Asuhan Ibu Dengan Kanker Serviks. Jakarta: Salemba
Medika.
Riksani, Ria & Re! Media Service. (2020). Kenali Kanker Serviks Sejak Dini.
Intemedia.
38
Samadi, Heru Priyatno. (2021). Yes, I Know Everything about Kanker Serviks. Solo:
Savitri, Astrid et al. (2019). Kupas Tuntas Kanker Payudara, Leher Rahim, dan
ANDI.
39