Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

PENCEGAHAN DAN PENANGANAN


KANKER PAYUDARA

OLEH :

M. SYAEFUL B

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI

LUHUR CIMAHI

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya


menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Allah
SWT mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui proses pemecahan
dan pengayakan yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai
sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu
yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan
penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya Makalah ini
dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang ”PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
KANKER PAYUDARA”. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada
guru/dosen pembimbing yang telah banyak membantu penyusun agar dapat
menyelesaikan Makalah ini.
Semoga Makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun Makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun
mohon untuk saran dan kritiknya.

Cimahi, 07 April 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah............................................................................1

B. Rumusan Masalah......................................................................................3

C. Tujuan Penulisan........................................................................................3

D. Manfaat Penulisan......................................................................................3

BAB II TINJAUAN TEORITIS..............................................................................5

A. Konsep Dasar Penyakit..............................................................................5

1. Definisi...............................................................................................5

2. Etiologi...............................................................................................5

3. Manifestasi Klinik..............................................................................7

4. Stadium Kanker Payudara..................................................................8

5. Pemeriksaan Penunjang......................................................................8

B. Distribusi Kanker Payudara.......................................................................9

1. Distribusi Menurut Orang...................................................................9

2. Distribusi Menurut Tempat...............................................................10

3. Distribusi Menurut Waktu................................................................10

C. Pencegahan dan Penatalaksanaan............................................................11

1. Pencegahan.......................................................................................11

2. Penatalaksanaan................................................................................16

iii
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................18

A. Kesimpulan..............................................................................................18

B. Saran........................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kanker merupakan kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel


yang tumbuh secara terus-menerus, tidak terbatas, tidak terkoordinasi dengan
jaringan sekitarnya dan tidak berfungsi fisiologis. Kanker terjadi karena
timbul dan berkembang biaknya jaringan sekitarnya (infiltratif) sambil
merusaknya (dekstrutif), dapat menyebar kebagian lain tubuh, dan umumnya
fatal jika dibiarkan. Pertumbuhan sel-sel kanker akan menyebabkan jaringan
menjadi besar dan disebut sebagai tumor. Tumor merupakan istilah yang
dipakai untuk semua bentuk pembengkakan atau benjolan dalam tubuh. Sel-
sel kanker yang tumbuh cepat dan menyebar melalui pembuluh darah dan
pembuluh getah bening. Penjalarannya kejaringan lain disebut sebagai
metastasis. Kanker mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Ada yang
tumbuh secara cepat, ada yang tumbuh tidak terlalu cepat, seperti kanker
payudara.
Price (2016) mendefinisikan kanker payudara adalah kanker yang sering
terjadi pada kaum wanita (diluarkan kerkulit). Kanker payudara memperlihat
kanproliferasi keganasan sel epitel yang membatasi duktus atau lobus
payudara. Pada awalnya hanya terdapat hiperplasi yang kemudian berlanjut
menjadi karsinoma in situ dan menginvasi stroma.
Kanker payudara (Carcinoma mammae) adalah suatu penyakit
neoplasma yang ganas berasal dari parenchyma. Penyakitini oleh World
Health Organization (WHO) dimasukkan kedalam International
Classification of Diseases (ICD) dengan nomor kode 174. Kanker ini mulai
tumbuh di dalam jaringan payudara, jaringan payudara terdiri dari kelenjar
susu (kelenjar pembuat air susu) saluran kelenjar (saluran air susu) dan
jaringan penunjang payudara (WHO, 2014)

1
2

Kanker payudara merupakan penyebabutama kematian diantara semua


penyakit kanker yang dialami wanita diIndonesia. Penyakit kanker adalah
salah satu masalah kesehatan seluruh dunia, meningkatnya angka kematian
kanker payuda salah satunya karena terdeteksi pada stadium lanjut
(WHO,2014).
Menurut WHO (WorldHealthOrganization) data jumlah penderita
kanker diseluruh dunia saat ini mencapai14 juta kasus,dengan 8,2juta
kematian setiap tahun (PUSDATIN,2015). Menurut data Pathologica lBased
Registration, kanker payuda ramerupakan jenis kanker yang paling banyak
ditemukan dengan frekuensi relative 18,6% dengan estimasi insiden sebesar
12 kasus dari setiap 100.000 wanita diIndonesia. WHO juga menyebutkan
bahwa terjadi peningkatan yang signifikan dalam kasus kanker payudara,
yaitu 1,7 juta kasus baru setiap tahun (Kemenkes RI,2015).
Penyebab kanker payudara termasuk multifaktorial yang penyebab
utamanya belum diketahui dengan jelas. Ada beberapa faktor yang
diperkirakan memiliki pengaruh terhadap kanker payudara, diantaranya yaitu
usia, usia melahirkan anak pertama, menarche dini, menopause terlambat,
riwayat menderita tumor jinak payudara, riwayat menyusui, riwayat
melahirkan, paparan radiasi sebelumnya, penggunaan hormon, riwayat
keluarga, obesitas, kanker pada salah satu payudara, konsumsi makanan tinggi
lemak, alkohol, perokok, dan kepadatan payudara (Bray F, et al, 2018).
Kanker payudara merupakan penyakit yang dapat menyebabkan
kematian pada wanita, kanker payudara terjadi karena adanya kerusakan pada
gen yang mengatur pertumbuhan dan diferensiasi sehingga sel itu tumbuh dan
berkembang biak tanpa dapat dikendalikan.Sel-sel kanker payudara ini dapat
menyebar melalui aliran darah ke seluruh tubuh.Tanda dan gejala kanker
payudara sepertiv adanya benjolan pada payudara, adanya cairan atau
perubahan dari puting susu, nodul, atau pun perubahan kulit sekitar payudara.
Berdasarkan hasil penelitian tahun 2009 ditemukan bahwa sebagian besar
wanita yang terdiagnosa stadium lanjut kanker payudara pada awalnya
menemukan adanya benjolan di payudara namun menganggap benjolan
3

tersebut sebagai satu hal yang biasa saja (Bray F, et al, 2018). Tingginya
angka kematian yang disebabkan oleh kanker payudara disebabkan karena
kurangnya kesadaran penderita akan gejala yang dialami serta pengetahuan
yang kurang (71,43%) terkait tanda, pemeriksaan dini dan waktu pemeriksaan
dini. Terkait dengan sikap dalam melakukan pemeriksaan dini terdapat
hampir 100% mereka yang menderita stadium lanjut memiliki sikap negative
(Narisuari, 2020).
Diagnosis kanker payudara pada awal stadium memberikan kesempatan
yang baik untuk longer msurvival. Upaya untuk mengurangi angka mortalitas
dari kanker payudara diperlukan program skirining yang efektif (Shiryazdi,S,
Kholasehzadeh,2014). Program deteksi dini memungkinkan untuk penemuan
diagnosis dini yang lebih efektif dan meningkatkan kemungkinan kesuksesan
dari keberhasilan penanganan pada kanker payudara. Terdapat tiga metode
deteksi dini pada kanker payudara, yaitu pemeriksaan payudara
sendiri(SADARI) breastself examination (BSE) pemeriksaan payudara klinik
(SADANIS) clinicalbreast examination (CBE) dan mamografi
(Siddharth,Gupta,Narang,&Singh2016).
Berdasarkan fenomena di atas maka peneliti merasa tertarik untuk
melakukan kajian tentang pencegahan dan penatalaksanaan kanker payudara.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka
rumusan masalah dalam Karya Tulisini adalah : Bagaimanakah pencegahan
dan penatalaksanaan kanker payudara

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dalam karya tulis ini adalah untuk mengetahui
pencegahan dan penatalaksanaan kanker payudara
4

D. Manfaat Penulisan

1. Manfaat Bagi Perawat

Penulisan karya tulis ilmiah ini dapat dijadikan bahan informasi bagi

perawat tentang pencegahan terjadinya kanker payudara, sehingga

perawat dapat meningkatkan kemampuan dalam melakukan asuhan

keperawatan.

2. Manfaat Bagi Pasien Dan Keluarga

Pasien dan keluarga mampu mengaplikasikan asuhan keperawatan

lanjutan sehingga pasien dan keluarga mampu melakukannya secara

mandiri.

3. Manfaat Bagi Instansi Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi instansi

kesehatan dalam meningkatkan program pencegahan dan

penatalaksanaan penyakit kanker payudara.


BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar Penyakit

1. Definisi
Kanker payudara atau yang biasa disebut carcinoma mamae adalah
penyakit seluler yang dapat timbul dari jaringan payudara dengan
manifestasi yang dapat mengakibatkan kegagalan untuk mengontrol
proliferasi dan maturase sel (Wijaya, Dkk. 2013).
Carcinoma mamae adalah suatu penyakit yang menggambarkan
gangguan partumbuhan seluler dan merupakan kelompok penyakit bukan
penyakit tunggal. Kanker payudara merupakan penyakit keganasan yang
paling banyak menyerang wanita, penyakit ini disebabkan karena
terjadinya pembelahan sel - sel tubuh secara tidak teratur sehingga
pertumbuhan - pertumbuhan sel tidak dapat dikendalikan dan akan tumbuh
menjadi benjolan tumor (kanker). Apabila tumor ini tidak diangkat,
dikwatirkan akan masuk dan menyebar dalam jaringan yang sehat. Ada
kemungkinan sel - sel tersebut melepaskan diri dan menyebar ke seluruh
tubuh. Kanker payudara umumnya menyerang kelompok wanita umur 40-
70 tahun tetapi resiko terus meningkat dengan tajam dan cepat sesuai
dengan pertumbuhan usia (Wijaya,dkk 2013)

2. Etiologi
Ada beberapa faktor yang berkaitan erat dengan munculnya keganasan
kanker payudara yaitu :
a. Usia
Kanker payudara umumnya menyerang wanita kelompok usia 40
– 70 tahun,tetapiresiko terus meningkat dengan tajam dan cepat ssesuai
dengan pertumbuhan usia (Wijaya, dkk, 2013)hal ini disebabkan oleh
kemampuan pengendalian sel dan fungsi organ tubuh yang sudah
menurun sehingga menyebabkan sel tumbuh tidak terkendali menurut

5
6

Benson, (2013), faktor risiko sedang terjadi pada wanita yang telah
mengalami menopause >50 tahun.
b. Genetik
Jika seseorang memiliki riwayat keluarga yang mengidap kanker
payudara, maka kemungkinan besar akan berisiko bagi keturunanya
(Nurharyanto, 2009) ada riwayat ca mamae pada ibu/saudari perempuan
(Adra dkk, 2013) tubuh manusia normal memiliki gen yang
mengendalikan pertumbuhan tumor yang disebut GEN BRCA1 dan
BRCA2. apabila gen ini bermutasi maka pertumbuhansel tidak dapat
dikendalikan dan akhirnya timbul sel kanker
c. Riwayat Menstruasi
Early Menarche (sebelum 12 tahun) dan menopause (setelah 55
tahun) menstruasi pertama sebelum usia 12 tahun dan yang mengalami
menopause setelah usia 55 tahun memiliki faktor resiko tinggi terkena
kanker payu dara karena jangka panjang terhadap estrogen dan progesteron
meningkatkan resiko pengembangan kanker payudara.
d. Riwayat Kesehatan
Pernah mengalami atau menderita otipikal hyperplasia atau
Benigna proliveratif yang pada biopsy payudara, ca endometrial
e. Riwayat Reproduksi
Melahirkan anak pertama di atas usia 30 tahun.Wanita yang hamil
di atas usia 30 tahuan memiliki resiko 40 persen menderita kanker
payudara dibanding wanita yang hamil dan melahirkan di usia 20 tahun
hingga 25 tahun hal ini disebabkan karena mutasi genetik menjadi
menjadi lebih umum seiring bertambahnya usia dan setiap mutasi
genetik menjadi lebih umum seiring bertambahnya usia dan setiap
mutasi dipayudara akan berlipatganda dan tumbuh saat hamil.
f. MenggunakanObatKontrasepsi
Peningkatan risiko kanker payudara sebagai efek pil KB terjadi
karena akibat tingginya kadar estrogen dan progesteron yang
menyebabkan jaringan kelenjar payudara bertumbuh secara cepat
7

pertumbuhan jaringan ini dapat berwujud sebagai sel abnormal atau


tumor sehingga akan berkembang sebagai kanker.
g. PenggunaanTerapiEstrogen
Kanker payudara paling sering terjadi pada wanita paska
menopause jaringan payudara mengandung sel-sel lemak yang
memproduksienzim yang disebut dengan aromatase yang memproduksi
estrogen. Semakin tua seorang wanita,sel-sel lemak dipayudara
cenderung akan menghasilkan enzim aromatase dalam jumlah yang
besar yang pada akhirnya akan menimgkatkan kadar estrogen local.
Estrogen yang diproduksi secara local. Inilah yang berperan dalam
memicu kanker payudara pada wanita.

3. ManifestasiKlinik
Gejala awal berupa sebuah benjolan yang biasanya dirasakan
berbeda dari jaringan payudara sekitarnya, tidak menimbulkan dan
biasanya memiliki pinggiran yang tidak teratur. Awalnya benjolan ini
berukuran kecil, tetapi lamakelamaan membesar dan melekat pada kulit
atau menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau putting susu.
Gejala kanker payudara yang akan terjadi seperti adanya benjolan
pada payudara yang berubah bentuk dan ukuran, kulit payudara berubah
dari warna merah muda menjadi cokelat hingga seperti kulit jeruk, puting
susu masuk kedalam (retraksi). Bila tumor sudah besar salah satu putting
akan tiba-tiba lepas atau menghilang, muncul rasa sakit yang hilang
timbul, kulit payudara seperti terbakar, payudara mengeluarkan darah atau
cairan lain tanpa menyusui, adanya borok (ulkus), ulkus akan semakin
membesar dan mendalam hingga dapat menghancurkan selurauh payudara
hingga payudara berbau dan mudah berdarah.
8

4. Stadium KankerPayudara
Stadium I: Tumor terbatas pada payudara dengan ukuran < 2cm,
tidak terfiksasi pada kulit atau otot pektoralis. Pada stadium I ini,
kemungkinan untuk sembuh secara sempurna adalah 70%. Untuk
memeriksa ada atau tidaknya metastase kebagian tubuh yang lain, harus
diperiksa di laboratorium. Stadium II: Tumor dengan diameter < 2 cm,
dengan metastatis aksila atau tumor dengan diameter 2-5 cmdengan atau
tanpa metastase aksila. Pada stadium ini, kemungkinan untuk sembuh
hanya 30-40%, tergantung luasnya penyebaran sel. Pada stadium I dan II
biasanya dilakukan operasi untuk mengangkat sel-sel kanker yang ada
pada seluruh bagian penyebaran, dan setelah dilakukan pemyinaran untuk
memastikan tidak ada lagi sel-sel kanker yang tertinggal. Stadium IIIa:
Tumor dengandiameter > 5cm, tetapi masih bebas dari jaringan sekitarnya
dengan/tanpa metastatis ansila yang melekat. Stadium IIIb: Tumor dengan
metastatis infra atau supraklavikula atau tumor yang telah menginfiltrasi
kulit atau dinding toraks, stadium IV: Tumor yang telah mengadakan
metasis jauh (Mansjoer, 2016).

5. PemeriksaanPenunjang
Pemeriksaan Laboratorium meliputi: Morfologi sel darah, dilakukan
pemeriksaan untuk eritrasit, leukosit, dan trombosit. Pemeriksaan LED
(Laju Edapan Darah) dilakukan untuk memantau keberadaan radang atau
infeksi di dalam tubuh. Tes fal marker (CEA) dalam serum/plasma
dilakukan untuk mengetahui adanya tumor. Pemeriksaan sitologi
dilakukan untuk mendeteksi kanker payudara dengan cairan antara selaput
pembungkus paru (Cairan Pluera). Pemeriksaan sitologi cairan Pleura
adalah salah satu cara mendetekdsi adanya sel kanker. Pemeriksaan
monografi dilakukan untuk menemukan kanker insito yang kecil yang
tidak dapat dideteksi dengan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan Scan (CT,
MRI, galfum), Ultra sound dilakukan untuk tujuan diagnostik, identifikasi
metastatic, dan respon pengobatan.
9

Pemeriksaan biopsy (aspirasi dan eksisi) dilakukan untuk diagnosis


banding dan menggambarkan pengobatan. Pemeriksaan penanda tumor
dilakukan untuk zat yang dihasilkan dan disekresi dalam serum, dapat
menambah dalam mendiagnosis kanker tetapi lebih bermanfaat sebagai
prognosis. Reseptor esterogen/progessteron assay yang dilakukan pada
jaringan payudara untuk memberikan informasi tentang manipulasi
hormonal. Selain tes diagnosis diatas, maka dilakukan juga tes skrining
kimia, elektrolit, tes hepar, hitung sel darah untuk mendeteksi adanya sel
kanker, foto toraks dilakukan untuk menggambarkan secara radiografi
organ pernafasan yang terdapat didalam rongga dad. USG (Ultrasonografi)
dilakukan untuk menampilkan gambaran atau citra dari kondisi bagian
dalam tubuh dan digunakan untuk membedakan kista (kantong berisi
cairan) dengan benjolan padat. Pemeriksaan mammografi digunakan sinar
X dengan meletakan semacam piringan pada payudara untuk menemukan
daerah abnormal pada payudara. Pemeriksaan staging dilakukan untuk
menentukan stadium kanker sebagai panduan pengobatan dan
menentukanprognosis. Pemeriksaan SADARI (Periksa Payudara Sendiri)
dilakukan dengan menggunakan tangan dan pengelihatan untuk memeriksa
adanya kelainan pada payudara. Jika dilakukan secara rutin, seorang
wanita akan dapat menemukan benjolan pada payudara.

B. DistribusiKankerPayudara

1. DistribusiMenurut Orang
Umur merupakan faktor penting yang ikut menentukan insiden atau
frekuensi kanker payudara. American Cancer Society melaporkan selama
tahun 2000-2004, insiden kanker payudara paling tinggi pada wanita yang
berumur 75-79 tahun yaitu 464,8 per 100.000 perempuan. Di Indonesia
sebanyak 30,35% kanker payudara ditemukan pada umur 40-49 tahun,
demikian juga di Jepang sebanyak 40,6% kanker payudara ditemukan pada
umur 40-49 tahun (Kemenkes RI, 2015).
10

Semua perempuan memiliki risiko terkena kanker payudara,


penyakitini juga bias terjadi pada laki-laki dengan perbandingan1 : 100
antara laki-laki dan perempuan. American Cancer Society melaporkan
pada tahun 2005 di Amerika perempuan yang didiagnosis menderita
kanker payudara sebanyak 269.730 perempuan. American Cancer Society
juga memperkirakan pada tahun 2002 sebanyak 1500 laki-laki didiagnosa
terkena kanker payudara dan 400 akan meninggal (Kemenkes RI, 2015).

2. Distribusi Menurut Tempat


Kanker payudara sering ditemukan di seluruh dunia dengan insidens
relatif tinggi, yaitu 20% dari seluruh keganasan. Dari 600.000 kasus
kanker payudara baru yang didiagnosis setiap tahunnya, sebanyak 350.000
di antaranya ditemukan di negara maju, sedangkan 250.000 di negara yang
sedang berkembang(Kemenkes RI, 2015).
Menurut Tjindarbumi yang dikutip oleh Wahyuni (2001), insiden
kanker payudara bervariasi pada setiap negara. Di Amerika insidennya
71,7 per 100.000 penduduk, di Australia insidennya 55,6 per 100.000
penduduk. Sedangkan untuk negara Asia misalnya di Indonesia insidennya
22,2 per 100.000 penduduk dan di Jepang 16 per 100.000 penduduk
(Kemenkes RI, 2015).
Di Asia, insidens berdasarkan Age Standardized Ratio (ASR) masih
rendah di kebanyakkan negara walaupun angka mencakupi lebih dari 50
per 100.000 penduduk (world standardized rate) di Manila, Philippines dan
South Karachi, Pakistan (Bray, 2004). Menurut Park (2008) salah satu
perkara yang harus diberi perhatian adalah dimana penderita kanker
payudara di negara-negara Asia relative lebih muda (Kemenkes RI, 2015).

3. Distribusi Menurut Waktu


Menurut Asosiasi Kanker Amerika, tahun 1974 di Amerika
dilaporkan 115.000 wanita terdiagnosakan kerpayudara dan 37.300
meninggalkarenapenyakitini. Tahun 1984 dilaporkan 155.900
11

oangterdiagnosakankerpayudaraterdiridari 155.000 wanita dan 900 laki-


laki, darijumlahtersebutdiperkirakan 37.300 wanita dan 300 laki-
lakiakanmeningga. Tahun 1997 terdapat 181.600 kasuskankerpayudara
dan 44.190 orang pasienmeninggalakibatpenyakitini. Tahun 2001 terdapat
192.200 kasus dan 39.600 wanitameninggalkarenapenyakittersebut, tahun
2002 diperkirakanterdapat 203.500 kasusbaru. Tahun 2003
kasusbarumencapai 211.300 orang dan 39.800 orang
meninggalakibatkankerpayudara (Kemenkes RI, 2015).
American Cancer Society memperkirakankankerpayudara di
Amerika akanmencapai 2 juta dan 460.000 di antaranyameninggalantara
1990-2000. Pada tahun 2001, PMR(Proportional Mortality Rate)kanker di
Brunai Darussalam 18,3%, Thailand 18,6% dan Jepang 31,9%. Cause
Spesific Death Rate kankerpayudaraketiga negara tersebut masing-masing
3,3 per 100.000 penduduk, 2 per 100.000 penduduk dan 7,7 per 100.000
penduduk (WHO, 2014).
Sejak 1988 sampai 1992, keganasan tersering di Indonesia tidak
banyak berubah. Kanker payudara merupakan kanker terbanyak kedua
sesudah kanker leher rahim di Indonesia. Selain jumlah kasus yang
banyak, lebih dari 70% penderita kanker payudara ditemukan pada
stadium lanjut.  Data  dari Direktorat  Jenderal  Pelayanan Medik 
Departemen  Kesehatan menunjukkan bahwa Case Fatality Rate (CFR)
akibat kanker payudara menurut golongan penyebab sakit menunjukkan
peningkatan dari tahun 1992-1993, yaitu dari 3,9 menjadi 7,8 (Kemenkes
RI, 2014).

C. Pencegahan dan Penatalaksanaan

1. Pencegahan
a. Pola Hidup
1) Konsumsi
12

Kejadiankankerpayudaradapatdicegahdengancaramembiasakandiri
mengkonsumsimakananseimbang (Healthy Diet), (Soraya,
2012)yaitu:
a) mengurangimakanpadatkalori, seperti cake, biskuit, soft drink,
makanancepatsaji, karenacepatmenaikanberat badan
b) mengkonsumsiproduknabati,sepertikacang-kacangan
c) mengkonsumsidagingmerah 3-4 X/minggu
d) mengkonsumsi minimal sayur dan buahsebanyak 5 porsi/hari
(Go Green)
e) konsumsisumber lemak hewanidikurangi
f) mengkonsumsibahanmakanansumbekalsium dan vitamin D
dalamjumlahcukup
g) dianjurkanuntukmenggunakanbumbubawangputih dan kunyit
dianjurkanmencukupizatgizidarinatural food,
tubuhtidakmemerlukansuplementbilamakananseimbang dan
dikonsumsisesuaikebutuhan.
2) Pangan Yang Terkait
Semakin banyak buah dan sayuran yang dimakan, semakin
berkurang resiko untuk semua kanker, termasuk kanker payudara.
Makanan dari tumbuh-tumbuhan mengandung anti-oksidan yang
tinggi, diantaranya vitamin A, C, E dan mineral selenium, yang
dapat mencegah kerusakan sel yang bisa menjadi penyebab
terjadinya kanker. National Cancer Institute (NCI)
merekomendasikan untuk mengkonsumsi buah dan sayuran paling
tidak 5 (lima) kali dalam sehari. Tapi harus dihindari buah dan
sayuran yang mengandung banyak lemak, seperti kentang goreng
atau pai dengan krim pisang (Soraya, 2012).
Sayur-sayuran yang kaya vitamin A, seperti wortel, labu
siam, ubi jalar, dan sayur-sayuran berdaun hijau tua seperti bayam,
kangkung dan sawi hijau, mungkin dapat membantu. Vitamin A
mencegah pembentukan mutasi penyebab kanker. Sedangkan buah-
13

buahan dan sayuran yang kaya akan vitamin C menurunkan risiko


kanker payudara.Selain berfungsi sebagai anti-oksidan, buah dan
sayuran juga mengandung banyak serat. Makanan berserat akan
mengikat estrogen dalam saluran pencernaan, sehingga kadarnya
dalam darah akan berkurang (Soraya, 2012).
Makanan-makanan yang berasal dari kedelai banyak
mengandung estrogen tumbuhan (fito-estrogen). Seperti halnya
tamoksifen, senyawa ini mirip dengan estrogen tubuh, tapi lebih
lemah. Fito-estrogen terikat pada reseptor sel yang sama dengan
estrogen tubuh, mengikatnya keluar dari sel payudara sehingga
mengurangi efek pemicu kanker payudara. Selain menghalangi
estrogen tubuh untuk mencapai sel reseptor, makanan berkedelai
juga mempercepat pengeluaran estrogen dari tubuh. Selain dalam
kedelai, fito-estrogen juga terdapat dalam jenis kacang-kacangan
lainnya (Soraya, 2012).
b. Perilaku
1) Menjaga berat badan. American Cancer Society pernah melakukan
studi yang melibatkan 62 ribu wanita. Para peneliti menemukan
bahwa semakin banyak kenaikan berat badan sejak wanita berumur
18 tahun, semakin besar risiko mengidap kanker payudara di masa
menopause. Mereka yang bertambah berat badan sampai 30
kilogram meningkatkan risikonya dua kali lipat. Kelebihan berat
badan tampaknya meningkatkan estrogen, yang mendukung
pembentukan kanker. World Cancer Research Found tahun 2007
menganjurkan IMT 21-23 kg/m2 (Soraya, 2012)
2) Tidak merokok. Merokok juga akan meningkatkan resiko kanker
payudara. Semakin muda wanita merokok, semakin besar
peluangnya terkena kanker payudara sebelum menopause.
California Environmental Protection Agency juga melaporkan
bahwa merokok pasif, terutama di kalangan wanita muda, adalah
salah satu penyebab kanker payudara(Soraya, 2012).
14

3) Menghindar ialkohol. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa


semakin banyak mengkonsumsi alkohol, maka resiko kanker
payudara semakin bertambah karena alcohol meningkatkan kadar
estrogen dalam darah(Soraya, 2012).
c. Exercise / Olahraga
Sebagai implementasi untuk mengontrol berat badan adalah
dengan cara melakukan aktivitas yang sehat seperti melakukan olahraga
yang teratur. Sangat dianjurkan untuk melakukan olahraga ringan yang
teratur selama 30-45 menit setiap harinya. Penelitian AICR
memaparkan bahwa rata-rata wanita yang melakukan aktivitas fisik
yang teratur dengan intensitas yang tinggi dapat mengurangi
kemungkinan serangan penyakit mematikan kanker payudara dengan
peresentase antara 14-20%(Soraya, 2012).
Dengan melakukan aktivitas fisik yang teratur juga dapat
membantu peningkatan imun tubuh sedangkan seperti yang kita ketahui
dengan baik imun tubuh yang baik dapat membantu tubuh dengan
sendirinya mencegah tubuh dari serangan penyakit termasuk penyakit
kanker payudara. Dengan melakukan aktivitas fisik secara teratur maka
dapat membantu tubuh untuk mengurangi pemproduksian hormon yang
berhubungan dengan hormon insulin dan juga mengurangi
pemproduksian hormon reproduktif(Soraya, 2012).
d. Kebijakan Program Pemerintah
Departemen Kesehatan sebenarnya sudah membuat perencanaan
upaya penanggulangan kanker terpadu, termasuk di dalamnya kanker
payudara. Secara umum, pemerintah pusat bertugas menyiapkan
infrastrukturnya, mulai dari aspek legal, penyediaan modul dan media
promosi, prosedur pelaksanaan dan pengawasannya, hingga
kepenyediaan peralatan dan perlengkapannya (Kemenkes RI, 2015).
Dalam penanganan kanker payudara, ketersediaan alat dan
sumber daya manusia adalah kuncinya. Deteksi dini yang berperan
15

amat penting, misalnya, perlu ditindak lanjuti dengan perangkat


tambahan untuk mengakuratkan pemeriksaan (Kemenkes RI, 2015)
Selanjutnya, pemerintah provinsi bertanggung jawab mengatur
dan mengawasi pelaksanaannya. Mulai dari menilai sarana dan
prasarana, mencukupi kebutuhan sumber daya manusia dan
keahliannya, sampai kepemantauan dan pengolahan datanya. Sementara
pemerintah kabupaten/kotal ebih berperan sebagai pelaksana di
lapangan (Kemenkes RI, 2015)
Dalam Program Penanggulangan Kanker Terpadu Paripurna
yang disusun sebagai pedoman penanggulangan kanker, kebiasaan
hidup sehat dan deteksi dini memang menjadi acuan utama. Selainitu,
sebagai bentuk komitmen program pengendalian kanker nasional,
Kemkes dan semua stakeholder terkait telah menyusun rencana kerja 5
tahun  (2010-2014) berisi kebijakan nasional, strategi, rencana kerja 5
tahun dari seluruh stakeholder terkait. Rencana kerja ini menjad
irekomendasi bagi seluruh pemerintah daerah dalam pengembangan
program pengendalian kanker, sertamengembangkan kemitraan
internasional (Kemenkes RI, 2015).
Tujuan pengendalian kanker di Indonesia yaitu untuk
menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat kanker dan
meningkatkan kualitas hidup penderita. Hal ini dilaksanakan secara
komprehensif, diantaranya melalui pencegahan primer (promosi, gaya
hidup sehat, vaksinasi), pencegahan sekunder (deteksidini dan
pengobatan segera), dan pencegahan tertier (pengobatan, pelayanan
paliatif). Kegiatan penting lainnya adalah, surveilans, penelitian, dan
support dan  rehabilitasi (Kemenkes RI, 2015).
Upaya pencegahan dilakukan melalui penyusunan pedoman,
kampanye dan promosi (komunikasi, informasi, edukasi/KIE) tentang
pengendalian factor risiko, peningkatan komitmen pemerintah dan
pemerintah daerah, vaksinasi Hepatitis B (pencegahan kanker hati)
(Kemenkes RI, 2015).
16

Diagnosis dan pengobatan dilakukan dengan penyediaan sarana


dan prasarana diagnosis dan pengobatan, penyediaanpelayanankanker, 
RS, dan sistemrujukan (Kemenkes RI, 2015).
Sedangkan Pelayanan paliatif dilakukan dengan membentuk unit
pelayanan paliatif di RS dan memberikan pelayanan kepada pasien
kanker.

2. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan kanker payudara terdiri dari dua macam yaitu:
kuratif (pembedahan) dan non kuratif. Penanganan kuratif dengan
pembedahan yang dilakukan dengan cara mastektomi parsial, mastektomi
total, dan mastektomi radikal tergantung dri luas, penyebaran kanker
payudara. Penanganan non pembedahan untuk meningkatkan kualitas
hidup pasien, dengan cara kemoterapi dan radioterapi untuk membunuh
sel-sel kanker yang tersisa.
a. TerapiKuratif
Untuk kanker mamae stadium I.II dan III terapi utama adalah
Mastektomi Radikal Modifikasi (MRM) adalah prosedur operasi kanker
payudara untuk menyingkirkan sel kanker, alternative tomoorektomi +
diseksi aksila. Terapi ajuvan (tambahan) meliputi radioterapi pasca
bedah 4.000-6.000 rads dilakukan untuk mengahancurkan sel kanker,
kemoterapi dengan menggunakan Obat kombinasi dari CMF
(Cyclophosphamide 100 mg/m2 dd pos hari ke 1-14, methotrexate 40
mg/m2 IV ke-l siklus diulang tiap 4 minggu dan fiouroracil 600 mg/m2
IV hari ke-l atau CAF (Cyclophoshamide 500 mg/m2 IV hari ke-l,
adryamicin 50 mg/m2 hari ke-ldan flouroracil 500 mg/m2 IV hari ke-l
dan 8 untuk 6 siklus digunakan untuk mengobati kanker payudara.
Hormon terapi untuk pasca menopaus dengan tamoksifen untuk 1-2
tahun digunakan untuk menghambat kemampuan tubuh untuk
memproduksi hormon atau dengan mengganggu aksi hormon untuk
memperlambat atau menghentikan pertumbuhan tumor. Terapi bantuan,
17

roboransia dilakukan sebagai penambah daya tahan tubuh. Terapi


komplikasi pasca bedah misalnya gangguan gerak lengan (fisioterapi)
dilakukan untuk merehabilitasi seseorang agar terhindar dari cacat fisik
melalui serangkaian pencegahan,diagnosis, serta penanganan untuk
menangani gangguan fisik pada tubuh akibat cedera atau penyakit.
b. TerapiPelatif
Terapi paliatif adalah terapi yang diberikan kepada penderita
untukmeningkatkan kualitas hidup pasien yang menderita penyakit
berat seperti kanker payudara. Tujuan sehingga membuat pasien lebih
tenang. Terapi ini juga dapat dilakukan oleh keluarga untuk
memberikan dukungan moral kepada anggota keluarga pasien. Anggota
keluarga pasien pun harus diberikan dukungan psikososial karena bebas
emosional dan fisik yang ditanggungnya untuk merawat pasien.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Kanker payudara terjadi karena adanya pertumbuhan abnormal sel
payudara. Mekanisme etiologi kanker payudara adalah Hormon,
Kontrasepsi oral, dan Reseptor hormon. Faktor resiko yang berpengaruh
terhadap kejadian kanker payudaraTumor Jinak pada Payudara, Aktifitas
Fisik, Pola Konsumsi Makanan Berlemak, Riwayat Kanker Payudara pada
Keluarga, Lama Menyusui, Lama Menggunakan Kontrasepsi Oral, Umur
Janin pada Saat Aborsi, Riwayat Kanker Payudara dan Kanker Ovarium,
Umur Menstruasi Pertama, Perokok Pasif, dan Kanker Ovarium pada
Keluarga.
2. Mencegah kanker payudara dapat dilakukan dengan pola hidup yang baik
seperti membiasakan diri mengkonsumsi makanan seimbang (Healthy
Diet), banyak makan buah dan sayur yang mengandung vitamin A, C, E
dan mineral selenium, menjaga berat badan,tidak merokok, menghindari
alkohol, serta melakukan aktivitas yang sehat seperti melakukan olahraga
yang teratur. Sedangkan pengobatan kanker payudara meliputi Operasi,
Radioterapi, Kemoterapi, Terapi Hormonal, dan Terapi Imunologi.
3. Tujuan pengendalian kanker di Indonesia yaitu untuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian akibat kanker dan meningkatkan kualitas hidup
penderita. Hal ini dilaksanakan secara komprehensif, diantaranya melalui
pencegahan primer (promosi, gaya hidup sehat, vaksinasi), pencegahan
sekunder (deteksi dini dan pengobatan segera), dan pencegahan tertier
(pengobatan, pelayanan paliatif). Kegiatan penting lainnya adalah,
surveilans, penelitian, dan support dan  rehabilitasi.

18
19

B. Saran
1. Perawat dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam
memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif pada pasien kanker
payudara, dan turut serta dalam memberikan promosi kesehatan tentang
deteksi dini kanker payudara pada masyarakat khususnya wanita usia
subur di setiap kesempatan yang ada.
2. Setiap wanita berisi komengalami kanker payudara. Karena itu, kenali dan
pahami tentang payudara. Semakin dini mengetahui adanya kelainan pada
payudara, semakin besar harapan kesembuhannya.Terdapat tiga cara
utama untuk melakukan deteksi dini terhadap kanker payudara, yaitu
SADARI (Periksa Payudara Sendiri) atau breast selfexa mination,
sebaiknya mulai biasa dilakukan pada sekitarusia 20 tahun,minimal sekali
sebulan. SADARI dilakukan 3 hari setelah haid berhenti atau 7 hingga 10
hari dari haid Anda. Kedua, lakukan pemeriksaan oleh tenaga kesehatan
atau (clinical breast examination). Dan ketiga,lakukan Mamografi, yaitu
pemeriksaan penunjang dengan X-ray pada payudara. Tujuannya untuk
memastikan ada-tidaknya perubahan pertanda kanker payudara yang tidak
terlihat saat pemeriksaan fisik. Pemeriksaan ini cukup efektif untuk wanita
berusia di atas 40 tahun.
3. Peran pemerintah dalam penanggulangan kanker payudara besar sekali,
tentu diperlukan alokasi dana untuk upaya upaya tersebut diatas, yang
perlu disertai dengan ketersedian tenaga terlatih dan dokter spesialis serta
akses pengobatan sebagai tindak lanjut, setelah diagnosis ditegakkan. Oleh
karena itu, pemerintah diharapkan dapat mengembangkan perencanaan
penanggulangan kanker dengan benar. 
DAFTAR PUSTAKA

Azamris. 2006. Jurnal: Analisis Faktor Risiko pada Pasien Kanker Payudara di
Rumah Sakit Dr. M. Djamil Padang . http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/
17_152_Analisafaktorresikopasienkanker.pdf/17_152_Analisafaktorresikopas
ienkanker.html
Bray F, Ferlay J, Soerjomataram I, Siegel RL, Torre LA, Jemal A. Global cancer
statistics (2018): GLOBOCAN estimates of incidence and mortality
worldwide for 36 cancers in 185 countries. CA Cancer J Clin.
2018;68(6):394-424
Kemenkes RI (2015)., Panduan Program Nasional Gerakan Pencegahan dan
Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara., Kemenkes RI;
Jakarta
Narisuari I Dewa Ayu, (2020)., Prevalensi dan gambaran karakteristik penderita
kanker payudara di poliklinik bedah onkologi RSUP Sanglah, Bali, Indonesia
tahun 2016., Intisari Sains Medis 2020, Volume 11, Number 1: 183-189 P-
ISSN: 2503-3638, E-ISSN: 2089-9084: Directory of Open Access Journals.
Mansjoer., (2016)., Kapita Selekta Kedokteran Edisi 4., Jakarta : Medica
Aesculpalus, FKUI
Price and Wilson (2016)., Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.,
Jakarta: EGC
PUSDATIN. (2015). Situasi PenyakitKanker.InfoDATINKanker.
Benson Ralph C, Pernoll Marun L. 2013. Karsinoma Payudara, Buku Saku
Obstetri Dan Genekologi. Penerbit Buku Kodekteran EGC: Jakarta.
Shiryazdi,S,Kholasehzadeh,G.(2014).HealthBeliefsandBreastCancer
ScreeningBehaviorsamongIranianFemaleHealthWorkers.AsianPacJCancerPr
ev, 15(22), 9817–9822
Siddharth,R.,Gupta,D.,Narang,R.,&Singh,P.(2016).Knowledge,attitude
andpracticeaboutbreastcancerandbreastself-examinationamong women
seekingout-patientcareinateachinghospitalincentralIndia.IndianJournalof
Cancer, 53(2), 226–230. https://doi.org/10.4103/0019-509X .197 710
Soraya Lessy., (2012) Kanker Payudara., https://www.academia.edu/28533269/
MAKALAH_KANKER_PAYUDARA
WHO. (2014). Cancer country profile, 22–23.
http://www.who.int/cancer/country-profiles/idn_en.pdf
Wijaya, Andra S &Putri, Yesi M., (2013)., Keperawatan Medikal Bedah.
Yogyakarta: Nuha Medika.

20

Anda mungkin juga menyukai