OLEH :
M. SYAEFUL B
LUHUR CIMAHI
2021
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................3
C. Tujuan Penulisan........................................................................................3
D. Manfaat Penulisan......................................................................................3
1. Definisi...............................................................................................5
2. Etiologi...............................................................................................5
3. Manifestasi Klinik..............................................................................7
5. Pemeriksaan Penunjang......................................................................8
1. Pencegahan.......................................................................................11
2. Penatalaksanaan................................................................................16
iii
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................18
A. Kesimpulan..............................................................................................18
B. Saran........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
tersebut sebagai satu hal yang biasa saja (Bray F, et al, 2018). Tingginya
angka kematian yang disebabkan oleh kanker payudara disebabkan karena
kurangnya kesadaran penderita akan gejala yang dialami serta pengetahuan
yang kurang (71,43%) terkait tanda, pemeriksaan dini dan waktu pemeriksaan
dini. Terkait dengan sikap dalam melakukan pemeriksaan dini terdapat
hampir 100% mereka yang menderita stadium lanjut memiliki sikap negative
(Narisuari, 2020).
Diagnosis kanker payudara pada awal stadium memberikan kesempatan
yang baik untuk longer msurvival. Upaya untuk mengurangi angka mortalitas
dari kanker payudara diperlukan program skirining yang efektif (Shiryazdi,S,
Kholasehzadeh,2014). Program deteksi dini memungkinkan untuk penemuan
diagnosis dini yang lebih efektif dan meningkatkan kemungkinan kesuksesan
dari keberhasilan penanganan pada kanker payudara. Terdapat tiga metode
deteksi dini pada kanker payudara, yaitu pemeriksaan payudara
sendiri(SADARI) breastself examination (BSE) pemeriksaan payudara klinik
(SADANIS) clinicalbreast examination (CBE) dan mamografi
(Siddharth,Gupta,Narang,&Singh2016).
Berdasarkan fenomena di atas maka peneliti merasa tertarik untuk
melakukan kajian tentang pencegahan dan penatalaksanaan kanker payudara.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka
rumusan masalah dalam Karya Tulisini adalah : Bagaimanakah pencegahan
dan penatalaksanaan kanker payudara
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dalam karya tulis ini adalah untuk mengetahui
pencegahan dan penatalaksanaan kanker payudara
4
D. Manfaat Penulisan
Penulisan karya tulis ilmiah ini dapat dijadikan bahan informasi bagi
keperawatan.
mandiri.
1. Definisi
Kanker payudara atau yang biasa disebut carcinoma mamae adalah
penyakit seluler yang dapat timbul dari jaringan payudara dengan
manifestasi yang dapat mengakibatkan kegagalan untuk mengontrol
proliferasi dan maturase sel (Wijaya, Dkk. 2013).
Carcinoma mamae adalah suatu penyakit yang menggambarkan
gangguan partumbuhan seluler dan merupakan kelompok penyakit bukan
penyakit tunggal. Kanker payudara merupakan penyakit keganasan yang
paling banyak menyerang wanita, penyakit ini disebabkan karena
terjadinya pembelahan sel - sel tubuh secara tidak teratur sehingga
pertumbuhan - pertumbuhan sel tidak dapat dikendalikan dan akan tumbuh
menjadi benjolan tumor (kanker). Apabila tumor ini tidak diangkat,
dikwatirkan akan masuk dan menyebar dalam jaringan yang sehat. Ada
kemungkinan sel - sel tersebut melepaskan diri dan menyebar ke seluruh
tubuh. Kanker payudara umumnya menyerang kelompok wanita umur 40-
70 tahun tetapi resiko terus meningkat dengan tajam dan cepat sesuai
dengan pertumbuhan usia (Wijaya,dkk 2013)
2. Etiologi
Ada beberapa faktor yang berkaitan erat dengan munculnya keganasan
kanker payudara yaitu :
a. Usia
Kanker payudara umumnya menyerang wanita kelompok usia 40
– 70 tahun,tetapiresiko terus meningkat dengan tajam dan cepat ssesuai
dengan pertumbuhan usia (Wijaya, dkk, 2013)hal ini disebabkan oleh
kemampuan pengendalian sel dan fungsi organ tubuh yang sudah
menurun sehingga menyebabkan sel tumbuh tidak terkendali menurut
5
6
Benson, (2013), faktor risiko sedang terjadi pada wanita yang telah
mengalami menopause >50 tahun.
b. Genetik
Jika seseorang memiliki riwayat keluarga yang mengidap kanker
payudara, maka kemungkinan besar akan berisiko bagi keturunanya
(Nurharyanto, 2009) ada riwayat ca mamae pada ibu/saudari perempuan
(Adra dkk, 2013) tubuh manusia normal memiliki gen yang
mengendalikan pertumbuhan tumor yang disebut GEN BRCA1 dan
BRCA2. apabila gen ini bermutasi maka pertumbuhansel tidak dapat
dikendalikan dan akhirnya timbul sel kanker
c. Riwayat Menstruasi
Early Menarche (sebelum 12 tahun) dan menopause (setelah 55
tahun) menstruasi pertama sebelum usia 12 tahun dan yang mengalami
menopause setelah usia 55 tahun memiliki faktor resiko tinggi terkena
kanker payu dara karena jangka panjang terhadap estrogen dan progesteron
meningkatkan resiko pengembangan kanker payudara.
d. Riwayat Kesehatan
Pernah mengalami atau menderita otipikal hyperplasia atau
Benigna proliveratif yang pada biopsy payudara, ca endometrial
e. Riwayat Reproduksi
Melahirkan anak pertama di atas usia 30 tahun.Wanita yang hamil
di atas usia 30 tahuan memiliki resiko 40 persen menderita kanker
payudara dibanding wanita yang hamil dan melahirkan di usia 20 tahun
hingga 25 tahun hal ini disebabkan karena mutasi genetik menjadi
menjadi lebih umum seiring bertambahnya usia dan setiap mutasi
genetik menjadi lebih umum seiring bertambahnya usia dan setiap
mutasi dipayudara akan berlipatganda dan tumbuh saat hamil.
f. MenggunakanObatKontrasepsi
Peningkatan risiko kanker payudara sebagai efek pil KB terjadi
karena akibat tingginya kadar estrogen dan progesteron yang
menyebabkan jaringan kelenjar payudara bertumbuh secara cepat
7
3. ManifestasiKlinik
Gejala awal berupa sebuah benjolan yang biasanya dirasakan
berbeda dari jaringan payudara sekitarnya, tidak menimbulkan dan
biasanya memiliki pinggiran yang tidak teratur. Awalnya benjolan ini
berukuran kecil, tetapi lamakelamaan membesar dan melekat pada kulit
atau menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau putting susu.
Gejala kanker payudara yang akan terjadi seperti adanya benjolan
pada payudara yang berubah bentuk dan ukuran, kulit payudara berubah
dari warna merah muda menjadi cokelat hingga seperti kulit jeruk, puting
susu masuk kedalam (retraksi). Bila tumor sudah besar salah satu putting
akan tiba-tiba lepas atau menghilang, muncul rasa sakit yang hilang
timbul, kulit payudara seperti terbakar, payudara mengeluarkan darah atau
cairan lain tanpa menyusui, adanya borok (ulkus), ulkus akan semakin
membesar dan mendalam hingga dapat menghancurkan selurauh payudara
hingga payudara berbau dan mudah berdarah.
8
4. Stadium KankerPayudara
Stadium I: Tumor terbatas pada payudara dengan ukuran < 2cm,
tidak terfiksasi pada kulit atau otot pektoralis. Pada stadium I ini,
kemungkinan untuk sembuh secara sempurna adalah 70%. Untuk
memeriksa ada atau tidaknya metastase kebagian tubuh yang lain, harus
diperiksa di laboratorium. Stadium II: Tumor dengan diameter < 2 cm,
dengan metastatis aksila atau tumor dengan diameter 2-5 cmdengan atau
tanpa metastase aksila. Pada stadium ini, kemungkinan untuk sembuh
hanya 30-40%, tergantung luasnya penyebaran sel. Pada stadium I dan II
biasanya dilakukan operasi untuk mengangkat sel-sel kanker yang ada
pada seluruh bagian penyebaran, dan setelah dilakukan pemyinaran untuk
memastikan tidak ada lagi sel-sel kanker yang tertinggal. Stadium IIIa:
Tumor dengandiameter > 5cm, tetapi masih bebas dari jaringan sekitarnya
dengan/tanpa metastatis ansila yang melekat. Stadium IIIb: Tumor dengan
metastatis infra atau supraklavikula atau tumor yang telah menginfiltrasi
kulit atau dinding toraks, stadium IV: Tumor yang telah mengadakan
metasis jauh (Mansjoer, 2016).
5. PemeriksaanPenunjang
Pemeriksaan Laboratorium meliputi: Morfologi sel darah, dilakukan
pemeriksaan untuk eritrasit, leukosit, dan trombosit. Pemeriksaan LED
(Laju Edapan Darah) dilakukan untuk memantau keberadaan radang atau
infeksi di dalam tubuh. Tes fal marker (CEA) dalam serum/plasma
dilakukan untuk mengetahui adanya tumor. Pemeriksaan sitologi
dilakukan untuk mendeteksi kanker payudara dengan cairan antara selaput
pembungkus paru (Cairan Pluera). Pemeriksaan sitologi cairan Pleura
adalah salah satu cara mendetekdsi adanya sel kanker. Pemeriksaan
monografi dilakukan untuk menemukan kanker insito yang kecil yang
tidak dapat dideteksi dengan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan Scan (CT,
MRI, galfum), Ultra sound dilakukan untuk tujuan diagnostik, identifikasi
metastatic, dan respon pengobatan.
9
B. DistribusiKankerPayudara
1. DistribusiMenurut Orang
Umur merupakan faktor penting yang ikut menentukan insiden atau
frekuensi kanker payudara. American Cancer Society melaporkan selama
tahun 2000-2004, insiden kanker payudara paling tinggi pada wanita yang
berumur 75-79 tahun yaitu 464,8 per 100.000 perempuan. Di Indonesia
sebanyak 30,35% kanker payudara ditemukan pada umur 40-49 tahun,
demikian juga di Jepang sebanyak 40,6% kanker payudara ditemukan pada
umur 40-49 tahun (Kemenkes RI, 2015).
10
1. Pencegahan
a. Pola Hidup
1) Konsumsi
12
Kejadiankankerpayudaradapatdicegahdengancaramembiasakandiri
mengkonsumsimakananseimbang (Healthy Diet), (Soraya,
2012)yaitu:
a) mengurangimakanpadatkalori, seperti cake, biskuit, soft drink,
makanancepatsaji, karenacepatmenaikanberat badan
b) mengkonsumsiproduknabati,sepertikacang-kacangan
c) mengkonsumsidagingmerah 3-4 X/minggu
d) mengkonsumsi minimal sayur dan buahsebanyak 5 porsi/hari
(Go Green)
e) konsumsisumber lemak hewanidikurangi
f) mengkonsumsibahanmakanansumbekalsium dan vitamin D
dalamjumlahcukup
g) dianjurkanuntukmenggunakanbumbubawangputih dan kunyit
dianjurkanmencukupizatgizidarinatural food,
tubuhtidakmemerlukansuplementbilamakananseimbang dan
dikonsumsisesuaikebutuhan.
2) Pangan Yang Terkait
Semakin banyak buah dan sayuran yang dimakan, semakin
berkurang resiko untuk semua kanker, termasuk kanker payudara.
Makanan dari tumbuh-tumbuhan mengandung anti-oksidan yang
tinggi, diantaranya vitamin A, C, E dan mineral selenium, yang
dapat mencegah kerusakan sel yang bisa menjadi penyebab
terjadinya kanker. National Cancer Institute (NCI)
merekomendasikan untuk mengkonsumsi buah dan sayuran paling
tidak 5 (lima) kali dalam sehari. Tapi harus dihindari buah dan
sayuran yang mengandung banyak lemak, seperti kentang goreng
atau pai dengan krim pisang (Soraya, 2012).
Sayur-sayuran yang kaya vitamin A, seperti wortel, labu
siam, ubi jalar, dan sayur-sayuran berdaun hijau tua seperti bayam,
kangkung dan sawi hijau, mungkin dapat membantu. Vitamin A
mencegah pembentukan mutasi penyebab kanker. Sedangkan buah-
13
2. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan kanker payudara terdiri dari dua macam yaitu:
kuratif (pembedahan) dan non kuratif. Penanganan kuratif dengan
pembedahan yang dilakukan dengan cara mastektomi parsial, mastektomi
total, dan mastektomi radikal tergantung dri luas, penyebaran kanker
payudara. Penanganan non pembedahan untuk meningkatkan kualitas
hidup pasien, dengan cara kemoterapi dan radioterapi untuk membunuh
sel-sel kanker yang tersisa.
a. TerapiKuratif
Untuk kanker mamae stadium I.II dan III terapi utama adalah
Mastektomi Radikal Modifikasi (MRM) adalah prosedur operasi kanker
payudara untuk menyingkirkan sel kanker, alternative tomoorektomi +
diseksi aksila. Terapi ajuvan (tambahan) meliputi radioterapi pasca
bedah 4.000-6.000 rads dilakukan untuk mengahancurkan sel kanker,
kemoterapi dengan menggunakan Obat kombinasi dari CMF
(Cyclophosphamide 100 mg/m2 dd pos hari ke 1-14, methotrexate 40
mg/m2 IV ke-l siklus diulang tiap 4 minggu dan fiouroracil 600 mg/m2
IV hari ke-l atau CAF (Cyclophoshamide 500 mg/m2 IV hari ke-l,
adryamicin 50 mg/m2 hari ke-ldan flouroracil 500 mg/m2 IV hari ke-l
dan 8 untuk 6 siklus digunakan untuk mengobati kanker payudara.
Hormon terapi untuk pasca menopaus dengan tamoksifen untuk 1-2
tahun digunakan untuk menghambat kemampuan tubuh untuk
memproduksi hormon atau dengan mengganggu aksi hormon untuk
memperlambat atau menghentikan pertumbuhan tumor. Terapi bantuan,
17
A. Kesimpulan
1. Kanker payudara terjadi karena adanya pertumbuhan abnormal sel
payudara. Mekanisme etiologi kanker payudara adalah Hormon,
Kontrasepsi oral, dan Reseptor hormon. Faktor resiko yang berpengaruh
terhadap kejadian kanker payudaraTumor Jinak pada Payudara, Aktifitas
Fisik, Pola Konsumsi Makanan Berlemak, Riwayat Kanker Payudara pada
Keluarga, Lama Menyusui, Lama Menggunakan Kontrasepsi Oral, Umur
Janin pada Saat Aborsi, Riwayat Kanker Payudara dan Kanker Ovarium,
Umur Menstruasi Pertama, Perokok Pasif, dan Kanker Ovarium pada
Keluarga.
2. Mencegah kanker payudara dapat dilakukan dengan pola hidup yang baik
seperti membiasakan diri mengkonsumsi makanan seimbang (Healthy
Diet), banyak makan buah dan sayur yang mengandung vitamin A, C, E
dan mineral selenium, menjaga berat badan,tidak merokok, menghindari
alkohol, serta melakukan aktivitas yang sehat seperti melakukan olahraga
yang teratur. Sedangkan pengobatan kanker payudara meliputi Operasi,
Radioterapi, Kemoterapi, Terapi Hormonal, dan Terapi Imunologi.
3. Tujuan pengendalian kanker di Indonesia yaitu untuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian akibat kanker dan meningkatkan kualitas hidup
penderita. Hal ini dilaksanakan secara komprehensif, diantaranya melalui
pencegahan primer (promosi, gaya hidup sehat, vaksinasi), pencegahan
sekunder (deteksi dini dan pengobatan segera), dan pencegahan tertier
(pengobatan, pelayanan paliatif). Kegiatan penting lainnya adalah,
surveilans, penelitian, dan support dan rehabilitasi.
18
19
B. Saran
1. Perawat dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam
memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif pada pasien kanker
payudara, dan turut serta dalam memberikan promosi kesehatan tentang
deteksi dini kanker payudara pada masyarakat khususnya wanita usia
subur di setiap kesempatan yang ada.
2. Setiap wanita berisi komengalami kanker payudara. Karena itu, kenali dan
pahami tentang payudara. Semakin dini mengetahui adanya kelainan pada
payudara, semakin besar harapan kesembuhannya.Terdapat tiga cara
utama untuk melakukan deteksi dini terhadap kanker payudara, yaitu
SADARI (Periksa Payudara Sendiri) atau breast selfexa mination,
sebaiknya mulai biasa dilakukan pada sekitarusia 20 tahun,minimal sekali
sebulan. SADARI dilakukan 3 hari setelah haid berhenti atau 7 hingga 10
hari dari haid Anda. Kedua, lakukan pemeriksaan oleh tenaga kesehatan
atau (clinical breast examination). Dan ketiga,lakukan Mamografi, yaitu
pemeriksaan penunjang dengan X-ray pada payudara. Tujuannya untuk
memastikan ada-tidaknya perubahan pertanda kanker payudara yang tidak
terlihat saat pemeriksaan fisik. Pemeriksaan ini cukup efektif untuk wanita
berusia di atas 40 tahun.
3. Peran pemerintah dalam penanggulangan kanker payudara besar sekali,
tentu diperlukan alokasi dana untuk upaya upaya tersebut diatas, yang
perlu disertai dengan ketersedian tenaga terlatih dan dokter spesialis serta
akses pengobatan sebagai tindak lanjut, setelah diagnosis ditegakkan. Oleh
karena itu, pemerintah diharapkan dapat mengembangkan perencanaan
penanggulangan kanker dengan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Azamris. 2006. Jurnal: Analisis Faktor Risiko pada Pasien Kanker Payudara di
Rumah Sakit Dr. M. Djamil Padang . http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/
17_152_Analisafaktorresikopasienkanker.pdf/17_152_Analisafaktorresikopas
ienkanker.html
Bray F, Ferlay J, Soerjomataram I, Siegel RL, Torre LA, Jemal A. Global cancer
statistics (2018): GLOBOCAN estimates of incidence and mortality
worldwide for 36 cancers in 185 countries. CA Cancer J Clin.
2018;68(6):394-424
Kemenkes RI (2015)., Panduan Program Nasional Gerakan Pencegahan dan
Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara., Kemenkes RI;
Jakarta
Narisuari I Dewa Ayu, (2020)., Prevalensi dan gambaran karakteristik penderita
kanker payudara di poliklinik bedah onkologi RSUP Sanglah, Bali, Indonesia
tahun 2016., Intisari Sains Medis 2020, Volume 11, Number 1: 183-189 P-
ISSN: 2503-3638, E-ISSN: 2089-9084: Directory of Open Access Journals.
Mansjoer., (2016)., Kapita Selekta Kedokteran Edisi 4., Jakarta : Medica
Aesculpalus, FKUI
Price and Wilson (2016)., Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.,
Jakarta: EGC
PUSDATIN. (2015). Situasi PenyakitKanker.InfoDATINKanker.
Benson Ralph C, Pernoll Marun L. 2013. Karsinoma Payudara, Buku Saku
Obstetri Dan Genekologi. Penerbit Buku Kodekteran EGC: Jakarta.
Shiryazdi,S,Kholasehzadeh,G.(2014).HealthBeliefsandBreastCancer
ScreeningBehaviorsamongIranianFemaleHealthWorkers.AsianPacJCancerPr
ev, 15(22), 9817–9822
Siddharth,R.,Gupta,D.,Narang,R.,&Singh,P.(2016).Knowledge,attitude
andpracticeaboutbreastcancerandbreastself-examinationamong women
seekingout-patientcareinateachinghospitalincentralIndia.IndianJournalof
Cancer, 53(2), 226–230. https://doi.org/10.4103/0019-509X .197 710
Soraya Lessy., (2012) Kanker Payudara., https://www.academia.edu/28533269/
MAKALAH_KANKER_PAYUDARA
WHO. (2014). Cancer country profile, 22–23.
http://www.who.int/cancer/country-profiles/idn_en.pdf
Wijaya, Andra S &Putri, Yesi M., (2013)., Keperawatan Medikal Bedah.
Yogyakarta: Nuha Medika.
20