Anda di halaman 1dari 20

TUGAS PERAWATAN PALIATIF

KONSEP DAN TEORI KANKER PAYUDARA

DISUSUN OLEH
SURYA NINGSIH
2220243138

DOSEN PEMBIMBING
Ns. Lisa Mustika Sari M.Kep

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT, berkat rahmat dan karunia_Nya kami
dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada teman-
teman dan keluarga yang membantu memberikan semangat dan dorongan demi terwujudnya
karya ini, yaitu makalah Keperawatan paliative ini.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing Ns. Lisa Mustika
Sari M.Kep yang telah membantu kami, sehingga kami merasa lebih ringan dan lebih mudah
menulis makalah ini. Atas bimbingan yang telah berikan, kami juga mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang juga membantu kami dalam penyelesaian makalah ini.

Saya menyadari bahwa teknik penyusunan dan materi yang kami sajikan masih kurang
sempurna.Untuk itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang mendukung dengan tujuan
untuk menyempurnakan makalah ini.Dan saya berharap, semoga makalah ini dapat di
manfaatkan sebaik mungkin, baik itu bagi diri sendiri maupun yang membaca makalah ini.

Bukittinggi, 25 Desember 2022

Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................ 1
B. Perumusan Masalah................................................................................................ 2
C. Tujuan......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian................................................................................................................5
2.2 Etiologi ...................................................................................................................5
2.3 Klasifikasi ...............................................................................................................5
2.4 Manifestasi klinis.....................................................................................................5
BAB 111 ASKEP TEORITIS
3.1 Pengkajian .. ...........................................................................................................6
3.2 Diagnosa .................................................................................................................6
3.3 intervensi.................................................................................................................6
3.4 Implementasi...........................................................................................................6
3.5 Evaluasi...................................................................................................................6
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan ............................................................................................................7
4.2 Saran .......................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................7
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Salah satu penyebab kematian utama di dunia adalah kanker. Kanker


payudara menempati urutan tertinggi dalam jumlah kasus kanker sekaligus menjadi penyebab
kematian terbesar akibat kanker di dunia setiap tahunnya. Kanker payudara merupakan
keganasan pada jaringan payudara yang dapat berasal dari epitel duktus maupun lobulusnya
( Kemenkes RI, 2015).
Menurut WHO (2012) prevalensi kanker payudara sebesar 1.677.000
kasus, dimana kanker ini paling banyak diderita oleh kaum wanita. Terdapat 794.000 kasus di
negara berkembang dan menyebabkan 324.000 kematian akibat kanker payudara. Insiden
penyakit ini diperkirakan semakin tinggi di seluruh dunia. Sedangkan menurut data
GLOBOCAN tahun 2012, diketahui bahwa kanker payudara merupakan penyakit kanker
dengan persentase kasus baru tertinggi, yaitu sebesar 43,3%, dan persentase kematian akibat
kanker payudara sebesar 12,9%2 (Kemenkes RI, 2015). Menurut data World Health
Organization (WHO), pengidap kanker payudara.diIndonesia mencapai 40 per 100.000
penduduk di tahun 2012. Kanker payudara memiliki persentase kasus baru paling tinggi
sebesar 43,3%. Sedangkan pada tahun 2013, prevalensi kanker payudara di Indonesia adalah
adalah sebesar 61.682 kasus (Indrayani, 2020).
Menurut Global Cancer Statistic (2018), penyebab kanker payudara
termasuk multifaktorial yang penyebab utamanya belum diketahui dengan jelas. Ada
beberapa faktor yang memiliki pengaruh terhadap kanker payudara, diantaranya yaitu usia,
usia melahirkan anak pertama, menarche dini, menopause terlambat, riwayat menderita tumor
jinak payudara, riwayat menyusui, riwayat melahirkan, paparan radiasi, penggunaan hormon,
riwayat keluarga, obesitas, kanker pada salah satu payudara, konsumsi makanan tinggi lemak,
alkohol, merokok, dan kepadatan payudara (Bray, 2018).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang dijelaskan, maka rumusan masalah dalam penulisan ini
adalah adalah “Bagaimanakah Asuhan Keperawatan pada Klien Kanker payudara.

C Tujuan
a. Mengkaji Klien dengan kanker payudara.
b. Menegakkan diagnosa keperawatan pada Klien dengan kanker
payudara.
c. Merencanakan tindakan keperawatan yang sesuai dengan masalah
keperawatan yang ditemukan pada Klien dengan kanker payudara.
d. Melaksanakan implementasi keperawatan yang sesuai dengan
perencanaan keperawatan pada Klien dengan kanker payudara.
e. Mengevaluasi asuhan keperawatan pada Klien dengan kanker
payudara.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Defini kanker payudara


Kanker payudara merupakan keganasan pada jaringan payudara yang dapat berasal
dari epitel duktus maupun lobulusnya ( Kemenkes RI, 2015). Sedangkan menurut
Nurarif & Kusuma (2016), Carsinoma mammae merupakan gangguan dalam
pertumbuhan sel normal mammae dimana sel abnormal timbul dari sel-sel normal,
berkembang biak dan menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah. Kanker
payudara adalah suatu penyakit yang diakibatkan oleh adanya suatu perkembangan
sel kanker pada payudara atau adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol
pada payudara (Liabalingka, 2020). Kanker payudara
umumnya terjadi pada wanita, tetapi tidak menutup kemungkinan laki– laki juga
dapat terkena kanker payudara akan tetapi kasusnya hanya 1 : 1000 dibandingkan
dengan wanita. Kanker payudara termasuk salah satu penyakit yang dapat
menyebabkan kematian terbesar pada seseorang wanita (Nina et all., 2017).

2. Etiologi kanker payudara

Secara konseptual penyebab kanker payudara belum dapat diketahui secara


pasti, akan tetapi terdapat faktor risiko yang diduga berhubungan dengan
kejadian kanker payudara yaitu: riwayat penyakit, riwayat keluarga, usia, usia
menarche, usia menopause, usia melahirkan anak pertama, riwayat kontrasepsi
hormonal, riwayat menyusui, dan obesitas.
A Usia
Usia adalah masa hidup responden yang ditandai dengan ulang tahun
terakhir. Wanita yang berumur lebih dari 30 tahun mempunyai
kemungkinan yang lebih besar untuk mendapat kanker payudara dan
risiko ini akan bertambah sampai umur 50 tahun dan setelah menopause.
B Riwayat keluarga
Terdapat peningkatan risiko keganasan pada wanita yang keluarganya
menderita kanker payudara. Wanita yang memiliki riwayat keluarga
dengan risiko kanker payudara berisiko 2-3 kali lebih besar, sedangkan
apabila yang terkena bukan saudara perempuan maka risiko menjadi 6
kali lebih tinggi.
C Riwayat kontraspepsi hormonal
Kadar hormonal yang berlebihan akan menumbuhkan sel-sel genetic
yang rusak yang akan menyebabkan kanker payudara.
D. Riwayat menyusui
Menyusui dapat memberikan proteksi terhadap ibu, meningkatkan
kesehatan bayi dan juga dapat menghindarkan ibu dari kanker payudara
Pada wanita yang tidak menyusui produksi susu akan berhenti, namun
produksi air susu tidak mudah berhenti begitu saja sehingga
menyebabkan terjadinya pembengkakan payudara yang sering
menimbulkan rasa nyeri.
E Riwayat penyakit
Penderita pernah memiliki riwayat penyakit yang sama yaitu kanker
payudara tetapi masih tahap awal dan sudah melakukan pengangkatan
kanker, maka akan beresiko pula pada payudara yang sehat.
f. Obesitas
Obesitas mempunyai efek perangsang pada perkembangan kanker
payudara. Estrogen disimpan dalam jaringan adiposa). Beberapa kanker
payudara adalah reseptor estrogen positif (ER+), artinya bahwa
estrogen menstimulasi pertumbuhan sel-sel kanker payudara. Maka,
makin banyak jaringan adiposa, makin banyak estrogen yang mengikat
ER+ sel-sel kanker
g. Usia menarche
Jika seorang wanita mengalami menstruasi di usia dini, sebelum 12 tahun
wanita akan memiliki peningkatan risiko kanker payudara (Brunner &
Suddrath, 2013). Hal tersebut dikarenakan semakin cepat seorang wanita
mengalami menarche dini maka makin panjang pula jaringan
payudaranya dapat terkena oleh unsur unsur berbahaya yang
menyebabkan kanker seperti bahan kimia, esterogen, ataupun radiasi
(Desen, 2013).
3. Tanda dan Gejala kanker payudara

Tanda carsinoma Kanker payudara kini mempunyai ciri fisik yang khas, mirip
pada tumor jinak, massa lunak, batas tegas, mobile, bentuk bulat dan elips,
adanya keluaran dari puting susu, puting eritema, mengeras, asimetik, inversi,
gejala lain nyeri tulang, berat badan turun dapat sebagai petunjuk adanya
metastase . Adapun tanda dan gejala kanker payudara adalah sebagai berikut.
Berikut:
a. Ada benjolan yang keras di payudara dengan atau tanpa rasa sakit
b. Bentuk puting berubah (retraksi nipple atau terasa sakit terusmenerus)
atau puting mengeluarkan cairan/darah (nipple discharge)
c. Ada perubahan pada kulit payudara di antaranya berkerut seperti kulit
jeruk.
d adanya benjolan-benjolan kecil di dalam atau kulit payudara (nodul
satelit)
e. Ada luka puting di payudara yang sulit sembuh (paget disease).
f. Payudara terasa panas, memerah dan bengkak.
g. Terasa sakit/ nyeri (bisa juga ini bukan sakit karena kanker)
h. Benjolan yang keras itu tidak bergerak (terfiksasi) dan biasanya pada
awal-awalnya tidak terasa sakit.
i. Apabila benjolan itu kanker, awalnya biasanya hanya pada satu
payudara
j. Adanya benjolan di aksila dengan atau tanpa massa di payudara

4. Patofisiologi kanker payudara

Payudara wanita mengalami tiga jenis perubahan yang dipengaruhi oleh


hormon. Perubahan pertama dimulai dari masa hidup anak melalui masa
pubertas sampai menopause. Sejak pubertas, estrogen dan progesteron
menyebabkan berkembangnya duktus dan timbulnya sinus. Perubahan kedua,
sesuai dengan daur haid. Beberapa hari sebelum haid, payudara
akanmengalami pembesaran maksimal, tegang, dan nyeri. Oleh karena itu
pemeriksaan payudara tidak mungkin dilakukan pada saat ini. Perubahan ketiga
terjadi pada masa hamil dan menyusui. Saat hamil payudara akan membesar
akibat proliferasi dari epitel duktus lobul dan duktus alveolus, sehingga tumbuh
duktus baru. Adanya sekresi hormon
prolaktin memicu terjadinya laktasi, dimana alveolus menghasilkan ASI dan
disalurkan ke sinus kemudian dikeluarkan melalui duktus ke puting susu.
(Wahyuningsih & Kusmiati, 2017).
Karsinoma muncul sebagai akibat sel sel yang abnormal terbentuk pada
payudara dengan kecepatan tidak terkontrol dan tidak beraturan. Sel tersebut
merupakan hasil mutasi gen dengan perubahan perubahan bentuk, ukuran
maupun fungsinya. Mutasi gen ini dipicu oleh keberadaan suatu benda asing
yang masuk dalam tubuh kita, diantara pengawet makanan, vetsin, radioaktif,
oksidan atau karsinognik yang dihasilkan oleh tubuh sendiri secara alamiah.
Pertumbuhan dimulai didalam duktus atau kelenjar lobulus yang disebut
karsinoma non invasif. Kemudian tumor menerobos keluar dinding duktus atau
kelenjar di daerah lobulus dan invasi ke dalam stroma , yang dikenal dengan
nama karsinoma invasif. Pada pertumbuhan selanjutnya tumor meluas menuju
fasia otot pektoralis atau daerah kulityang menimbulkan 19 perlengketan-
perlengketan. Pada kondisi demikian tumor dikategorikanstadium lanju
inoperabel.
Penyebaran tumor terjadi melalui pembuluh getah bening, deposit dan
tumbuh dikelenjar getah bening sehingga kelenjar getah bening aksiler ataupun
supraklavikuler membersar. Kemudian melalui pembukuh darah, tumor
menyebar ke organ jauh antara lain paru , hati, tulang dan otak . Akan tetapi
dari penelitian para pakar , mikrometastase pada organ jauh dapat juga terjadi
tanpa didahului penyebaran limfogen. Sel kanker dan racun racun yang
dihasilkannya dapat menyebar keseluruh tubuh kita seperti tulang , paru-paru
dan liver tanpa disadari oleh penderita,. Oleh karena itu penderita kanker
payudara ditemukan benjolan diketiak atau dikelenjar getah bening
lainnya.Bahkan muncul pula kanker pada liver dan paru-paru sebagai kanker
metastasisnya.
5.MANIFESTASI KLINIS

Pasien kanker payudara biasanya datang dengan keluhan adanya benjolan atau
massa di payudaranya, terasa sakit, dan adanya cairran yang keluar dari puting
susu, tanpak adanya kelainan pada kulit (dimpling, kemerahan, ulserasi, kulit
keriput seperti kulit jeruk), terjadi pembesaran kelenjar getah bening. Dalam
anamnesis juga ditanyakan adanya faktor – faktor resiko pada pasien, dan
pengaruh siklus haid terhadap keluhan atau perubahan ukuran tumor. Untuk
meminimalkan pengaruh dari hormon estrogen dan progresteron, sebaiknya
pemeriksaan pada payudara dilakukan kurang lebih 1 minggu setelah haid dan
dihitung dari hari pertama saat menstruasi terjadi (Olfah, 2017).

6 PENCEGAHAN KANKER PAYUDARA

Pencegahan kanker payudara Olfah et all (2017). Beberapa hal yang bisa
mengurangi risiko kanker payudara adalah sebagai berikut:

A.Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) merupakan suatu tindakan


yang dilakukan secara mandiri guna membantu mengecek kondisi
payudara pada seseorang apakah terdapat benjolan ataupun perubahan
lainnya yang dapat menjadi tanda terjadinya tumor atau kanker payudara.

B. Aktivitas Fisik

Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa aktivitas fisik dapat


menurunkan resiko kanker payudara. Terutama yang rajin berolahraga
secara rutin akan mengalami penundaan menarche (menstruasi pertama-
kali) sedangkan perempuan yang berusia kurang dari 40 tahun dan
aktivitas fisik dibandingkan dengan perempuan yang tidak melakukan
aktivitas rutin akan mnurunkan resiko terkena penyakit kanker payudara.
Aktivitas fisik yang dianjurkan yang dapat menurunkan resiko kanker
payudara yaitu latihan fisik intensitas sedang, sebanyak 5x/minggu
dengan durasi masing masing 30 menit.
C.Berat badan

Selama masa awal menuju kedewasaan (remaja) berat badan yang


berlebih dikaitkan dengan resiko rendah kanker payudara pada saat
seseorang tersebut menopause nantinya. Dan sebaliknya, penambahan
berat badan yang terjadi pada saat setelah usia 18 tahun ada hubungannya
dengan peningkatan resiko terjadi kanker payudara pada saat menopause
kelak. Berat badan yang berlebih atau obesitas setelah menopause
meningkatkan resiko kanker payudara karena terjadi peningkatan hormon
reproduksi yaitu estrogen pada jaringan lemak.

D. Cukupi kebutuhan vitamin D

Vitamin D bermanfaat sebagai anti kanker terus bermunculan. Seseorang


yang kekurangan vitamin D maka kanker payudara lebih cepat menyebar
dibandingkan dengan mereka yang cukup akan vitamin D dalam
tubuhnya.

E. Batasi alkohol

Data terbaru dari National Cancer Institute menunjuk- kan perempuan


yang minum satu atau dua gelas alkohol setiap harinya memiliki resiko
kanker payudara sebanyak 32% lebih besar.

7 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

A Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan darah rutin dan pemeriksaan kimia darah sesuai dengan


perkiraan metastasis serta Tes Tumor marker (carsino Embrionyk
Antigen/CEA) dalam serum atau plasma

b. Mamografi Payudara

Mamografi adalah pencitraan menggunakan sinar X pada jaringan


payudara yang dikompresi Mammografi dikerjakan pada wanita usia
diatas 35 tahun, namun karena payudara orang Indonesia lebih padat
maka hasil terbaik mamografi sebaiknya dikerjakan pada usia >40 tahun.

C Ultrasonografi

Penggunaan USG untuk tambahan mamografi meningkatkan akurasinya


sampai 7,4 %. Namun USG tidak dianjurkan untuk digunakan sebagai
modalitas skrining oleh karena didasarkan penelitian ternyata USG gagal
menunjukan efikasinya.

d. MRI dan CT-SCAN

Walaupun dalam beberapa hal MRI lebih baik daripada mamografi,


namun secara umum tidak digunakan sebagai pemeriksaan skrining
karena biaya mahal dan memerlukan waktu pemeriksaan yang lama.

e Biopsi kelenjar sentinel

Biopsi kelenjar sentinel ( Sentinel lymph node biopsy ) adalah prosedur


pengangkatan kelenjar getah bening aksila sentinel sewaktu operasi.
Kelenjar getah bening sentinel adalah kelenjar getah bening yang
pertama kali menerima aliran limfatik dari tumor, menandakan mulainya
terjadi penyebaran dari tumor primer.

f Pemeriksaan Immunohistokimia

Pemeriksaan Imunohistokimia (IHK) adalah metode pemeriksaan


menggunakan antibodi sebagai probe untuk mendeteksi antigen dalam
potongan jaringan (tissue sections) ataupun bentuk preparasi sel

lainnya.

Terapi Sistemik

1) Radioterapi

Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang pula
merupakan therapi tunggal. Adapun efek samping: kerusakan kulit di sekitarnya,
kelelahan, nyeri karena inflamasi pada nervus atau otot pectoralis, radang
tenggorokan.

2) Kemoterapi

Pemberian obat-obatan anti kanker yang sudah menyebar dalam aliran darah.
Efek samping: lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan, kerontokan membuat,
mudah terserang penyakit.

3) Manipulasi Hormonal

Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker yang sudah


bermetastase. Dapat juga dengan dilakukan bilateral oophorectomy. Dapat juga
digabung dengan therapi endokrin lainnya.

Konsep Asuhan Keperawatan Pasien dengan Kanker Payudara

1. Pengkajian

Biodata pasien

Nama: Ny U

Umur : 30 tahun

jenis kelamin:perempuan

suku :minang

Diaqnostik medis:kanker payudara

Biotada oenanggung jawab

Nama: Tn T

Umur :36 tahun

Hub,klien :suami dari pasien

a. Keluhan Umum

Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya benjolan


yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan
mengeras, bengkak dan nyeri.

b. Riwayat Kesehatan Dahulu

Adanya riwayat karsinoma mammae sebelumnya atau ada kelainan pada


mammae, kebiasaan makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada
bagian dada sehingga pernah mendapatkan penyinaran pada bagian dada,
ataupun mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau
kanker serviks. Pemakaian obat-obatan, hormon, termasuk pil kb jangka
waktu yang lama. Riwayat menarche, jumlah kehamilan,abortus, riwayat
menyusui.

c. Riwayat Kesehatan Keluarga

Adanya keluarga yang mengalami karsinoma mammae berpengaruh pada


kemungkinan klien mengalami karsinoma mammae atau pun keluarga
klien pernah mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium
atau kanker serviks.

d. Pemeriksaan Fisik

Inspeksi, palpasi

- .Kepala : normal, mesochephal , tulang kepala umumnya bulat dengan


tonjolan frontal di bagian anterior dan oksipital dibagian posterior.

- Rambut : tersebar merata, warna, kelembaban

- Mata : tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Konjungtiva agak
anemis, tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan.

- Telinga : bentuk normal , posisi imetris , tidak ada sekret tidak ada
tanda-tanda infeksi dan tidak ada gangguan fungsi pendengaran.

- .Hidung : bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri tekan.

- Mulut : mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.

- Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada kelainan

- Dada : adanya kelainan kulit berupa peau d’orange,ulserasi atau tanda-


tanda radang.

- Hepar : tidak ada pembesaran hepar.

- Ekstremitas : tidak ada gangguan pada ektremitas.

e.Pemeriksaan Diagnostik

1. Scan (mis, MRI, CT, gallium) dan ultrasound. Dilakukan untuk


diagnostik, identifikasi metastatik dan evaluasi. USG payudara
digunakan untuk mengevaluasi abnormalitas yang ditemukan pada
pemeriksaan skrining atau diagnostik mamografi. Tanda tumor ganas
secara USG :

2. biopsi : untuk mendiagnosis adanya BRCA1 dan BRCA2 Dengan


melakukan aspirasi jarum halus sifat massa dapat dibedakan antara kistik
atau padat . biopsi untuk pemeriksaan histopatologi dapat berupa
eksisional ( seluruh masa di angkat ) atau insisional

4. Mammografi,

6. sinar X dada (radiologi )

Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis tentang respons seseorang,


keluarga, atau masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses
kehidupan yang aktual atau potensional.

a.Nyeri akut berhubungan dengan agen injury biologis ( penekanan masa

tumor )

b. Kerusakan integritas jaringan

c. Gangguan body image (citra tubuh )

d. Kurang pengetahuan tentang kodisi, prognosis dan pengobatan penyakitnya

e. Cemas berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh , krisis situasional

f. Resiko Infeksi berhubungan dengan luka operasi

g. Ketidak efektifan pola nafas

h. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Implementasi Keperawatan

Implementasi merupakan tahap ke empat dari proses keperawatan yang dimulai


setelah perawat menyusun rencana keperawatan (Potter & Perry, 2010).
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu pasien dari masalah status kesehatan yang dihadapi
kestatus kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan. Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada kebutuhan
pasien, faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan, strategi
implementasi

keperawatan, dan kegiatan komunikasi (Dinarti & Muryanti, 2017)

Evaluasi Keperawatan

Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses keperawatan.Evaluasi adalah


kegiatan yang disengaja dan terus menerus denganmelibatkan pasien, perawat
dan anggota tim kesehatan lainnya(Padila, 2012).

Menurut Setiadi (2012) dalam buku Konsep & penulisan Asuhan Keperawatan,
Tahap evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan terencana tentang
kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara
berkesinambungan dengan melibatkan pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan
lainnya.Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan pasien dalam
mencapai tujuan yang disesuaikan dengan kriteria hasil pada tahap perencanaan
(Setiadi, 2012).
BAB III

PENUTUP

A KESIMPULAN

Kanker payudara adalah salah satu penyakit yang dianggap serius dan

menakutkan bagi penderita dan masyarakat. Secara etiologi penyebab kanker

payudara menurut penderita berkaitan dengan hal-hal yang bersifat naturalistik,

yaitu adanya gangguan keseimbangan pada unsur-unsur alami di dalam tubuh.

Sedangkan menurut masyarakat penyakit kanker payudara dikaitkan dengan

penyebab personalistik yaitu adanya gangguan dari makhluk ghaib. Etiologi

yang berbeda menyebabkan adanya perbedaan pemahaman tentang pengobatan

yang harus dijalani oleh penderita kanker payudara. Pemahaman yang berbeda

tersebut berhubungan dengan aspek sosial dan budaya terkait penyakit kanker

payudara.

Pada penelitian ini ditemukan bahwa ada pengaruh aspek sosial dan budaya

dalam upaya penyembuhan penyakit tersebut. Hampir semua informan pernah

menjalani pengobatan tradisional dan pengobatan menggunakan ramuan herbal

yang dianggap lebih aman. Pemilihan metode pengobatan tersebut dipengaruhi

oleh jaringan sosial yang dimiliki penderita, yaitu keluarga inti, keluarga luas,

tetangga dan teman penderita. Pada umumnya mereka menyarankan penderita

untuk menjalani pengobatan tradisional atau pengobatan menggunakan ramuan

herbal. Meskipun pada akhirnya tidak ada penderita yang berhasil sembuh,
malahan

penyakit kanker payudara yang dialaminya menjadi bertambah parah


B SARAN

sebaiknya disediakan wadah bagi penderita kanker payudara agar mereka lebih
leluasa saling berbagi pengalaman dengan sesama penderita lainnya.Karena
bercerita dengan sesama penderita akan memberikan kepuasan tersendiri
dibandingkan dengan yang bukan penderita sebab mereka yang tidak
mengalaminya tidak akan tahu bagaimana rasanya menjadi penderita.
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, R. (2015). Peran Derajat Differensiasi Histopatologik dan Stadium

Klinis Pada Rekurensi Kanker Payudara. Journal Majority Volume 4 Nomor 7 Juni
2015

http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/1461Bray, F. (2018).

Global Cancer Statistics 2018: GLOBOCAN Estimates of Incidence and Mortality

Worldwide for 36 Cancers in 185 Countries. CLIN 2018; 68:394–424.

https://doi.org/10.3322/caac.21492Desmawati. (2019). Teori Model Konseptual


Keperawatan.Distinarista, H., Wuriningsih A. Y., & Laely, A. J. (2020). Potres
Kecemasan Pada KlienKanker Payudara.

Jurnal Unissula, 2(1) / 2020.http://dx.doi.org/10.26532/unc.v2i1.15453

DKK Balikpapan. (2018). Profil Kesehatan Kota Balikpapan Tahun 2018.

Keperawatan Sriwijaya, 2(2) Juli 2015, 77-83. Indrayani, E., Mutoharoh, S., &
Astutiningrum, D. (2020). Deteksi Dini Kanker Payudara Dengan Sadanis Dan Kanker
Serviks Dengan Iva Di Kecamatan Sempor.

http://repository.urecol.org/index.php/proceeding/article/view/1060

Anda mungkin juga menyukai