Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KEPERAWATAN

KANKER PAYUDARA
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pembimbing

Suradinah, S. Pd

Disusun Oleh

Citra Pramesti

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AL-ISLAM YOGYAKARTA

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "KANKER PAYUDARA".
Makalah ini terdiri atas 3 bab, yaitu pendahuluan, pembahasan dan penutup. Setiap isi dari bab
tersebut terangkai secara komprehensif untuk membahas mengenai keseluruhan kanker
payudara.

Makalah ini disusun sesuai dengan ketentuan teknis penyusunan yang ada diprogram Studi
Diploma III Keperawatan, STIKES Al-Islam Yogyakarta. Penulis sangat berharap supaya
makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi kami selaku mahasiswa Keperawatan.

Saya sangat menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kami sangat
terbuka atas kritik dan saran positif bagi Bapak/Ibu sekalian.

Yogyakarta, 8 Desember 2022

Citra Pramesti
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................i

KATA PENGANTAR............................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................1

1. 1 Latar Belakang.........................................................................1

1. 2 Rumusan Masalah...................................................................2

1. 3 Tujuan.......................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................3

2. 1 Gambaran Umum Kanker Payudara.......................................3

2. 2 Gejala Kanker Payudara............................................................5

2. 3 Faktor Resiko Kanker Payudara...............................................7

2. 4 Upaya Pencegahan Dan Pengobatan Kanker Payudara........9

BAB III PENUTUP...............................................................................12

3. 1 Kesimpulan..............................................................................12

3. 2 Saran.........................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................14
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kanker payudara umumnya terdiagnosa atau ditemui pada stadium yang lebih lanjut.
Kanker payudara merupakan kanker yang paling sering terjadi dan penyebab kematian
utama karena kanker pada wanita, walaupun kanker payudara juga dapat menyerang pria
namun pravelensi terbanyak terjadi pada kaum wanita (Putra, 2015). Kanker berawal dari
pertumbuhan sel yang tidak terkendali, yang dapat menyerang dan menyebar ke tempat yang
jauh dari tubuh. Kanker dapat menjadi penyakit yang parah dan merupakan penyebab utama
kematian di dunia (WHO, 2016).

Dari uraian diatas ternyata kanker payudara sangat berbahaya khususnya pada kaum
wanita. Perkembangan kanker payudra mengalami peningkatan yang cukup tinggi di dunia
bahkan sampai mengalami kematian pada penderitanya. Bukan hanya di ruang lingkup
internasional saja yang terjadi peningkatan kanker payudra. Adapun data kanker payudra di
Asia menempati urutan pertama penyakit yang terjadi pada wanita. Jumlah kasus kanker
payudara di Asia sekitar 48,4% atau sekitar 8.751.000 orang. Prevalensi kanker di Indonesia
pada tahun 2018 sebesar 1,8%. Insiden kanker diperkirakn pada tahun 2030 mencapai 26
juta orang dan 17 juta di antaranya meninggal disebabkan oleh kanker.

Kondisi ini diperparah karena sebanyak 60–70% pasien yang datang ke RS sudah berada
pada kondisi stadium lanjut, bahkan hal utama terlambat untuk memeriksakan yaitu
kurangnya pengetahuan terhadap kanker payudara. Hal ini pada umumnya terjadi pada
kelompok perempuan pasca menoupause, namun sampai saat ini ternyata sudah banyak
ditemukan pada usia muda, seperti kurang dari usia 25 tahun.

Dengan demikian ternyata kanker payudara merupakan penyakit yang sangat serius jika
tidak di tangani dengan cepat. Dengan begitu pentingnya pemahaman pengetahuan kanker
payudara dan upaya-upaya pencegahan terhadap kanker payudara, maka penulis ini sangat
tertarik untuk melakukan penulisan atau lebih menggali lagi tentang "Kanker Payudara".
Dengan adanya penulisan ini diharapkan tingkat pengetahuan tentang kanker payudara dapat
lebih luas lagi sebagai pencegahan terhadap kanker payudara tingkat lanjut.
2.1 Rumusan Masalah

Ada beberapa rumusan masalah yang akan dibahas selanjutnya pada makalah ini,
dantaranya:

1. Bagaimana gambaran umum kanker payudara?


2. Apa saja gejala kanker payudara?
3. Apa saja faktor resiko dari kanker payudara?
4. Bagaimana upaya pencegahan dan pengobatan kanker payudara?

3.1 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, didapatkan beberapa tujuan:

1. Mengetahui gambaran umum kanker payudara.


2. Mengetahui gejala kanker payudara.
3. Mengetahui faktor resiko dari kanker payudara.
4. Mengetahui upaya pencegahan dan pengobatan kanker payudara.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Gambaran Umum Kanker Payudara

Kanker payudara merupakan salah satu kanker penyebab kematian pada wanita. Hal
tersebut dapat terjadi karena, rata-rata para wanita terlambat menyadari ternyata ia sudah
terserang kanker. Keadaan tersebut, biasanya baru disadari setelah kanker masuk pada
stadium lanjut sehingga tidak ada proses deteksi dini yang dapat memperlambat atau bahkan
menyembuhkan kanker tersebut sejak dini (Savitri, 2015).

Kanker payudara adalah suatu jenis tumor ganas yang berkembang pada sel-sel payudara.
Kanker ini dapat tumbuh jika terjadi pertumbuhan yang abnormal dari sel-sel pada
payudara. Sel-sel tersebut membelah diri lebih cepat dari sel normal dan berakumulasi, yang
kemudian membentuk benjolan atau massa. Pada stadium yang lebih parah, sel-sel abnormal
ini dapat menyebar melalui kelenjar getah bening ke organ tubuh lainnya. kanker payudara
tergolong jenis kanker yang memiliki perkembangan yang cepat, status kanker payudara dari
stadium 1 hingga stadium lebih lanjut sampai tidak tertolong hanya membutuhkan waktu
sekitar satu tahun, awalnya sel kanker yang pertama akan muncul menjadi tumor sebesar 1
cm dalam kurun waktu 8-12 tahun, sel pemicu tersebut hanya diam dalam tubuh inang,
ketika sudah aktif, sel ini bergerak menyebar ke tubuh melalui aliran darah. Penanganan
yang lambat, dapat berakibat pada ketidaktahuan kapan penyebaran tersebut terjadi, sel-sel
ini terus menjadi parasit dan bersembunyi hingga bertahun-tahun lamanya semakin lama sel
ini akan berkembang dan berubah menjadi tumor ganas atau kanker (Savitri, 2015).

Kanker payudara ternyata merupakan penyakit yang sangat membahayakan selain


perkembangan yang cepat ternyata kanker payudara dapat menyebar ke bagian tubuh lain.
Untuk bisa memahami kanker payudara, sangatlah penting memahami beberapa dasar dari
struktur atau bagian-bagian normal dari payudara. Payudara wanita terbentuk dari beberapa
bagian, yaitu kelenjar-kelenjar yang memproduksi susu payudara yang disebut lobula,
pembuluh-pembuluh atau duct (tabung kecil yang membawa susu dari lobula ke puting),
jaringan lemak konektif, pembuluh darah, dan pembuluh limfa. Kanker payudara ini
bermula berkembang dalam sel-sel yang ada pada pembuluh-pembuluh atau duct (kanker
duktal), meski sebagian juga bermula pada lobula-lobula (kanker lobula) dan sejumlah kecil
bermula pada jaringanjaringan yang lain (Pamungkas, 2011).

Dalam hal ini, sistem limfa menjadi penting karena ia menjadi salah satu cara dimana
kanker payudara bisa menyebar. Sistem ini mempunyai beberapa bagian yaitu, simpul-
simpul limfa yang adalah sekumpulan sel-sel sistem kekebalan yang terbentuk butiran dan
kecil kebanyakan pembuluh limfa pada payudara mengarah pada simpul-simpul limfa
dibawah lengan, inilah yang disebut dengan simpul-simpul getah bening di ketiak. Jika sel
kanker payudara mencapai simpul limfa bawah lengan ini dan terus tumbuh berkembang
maka kebanyakan benjolan pada payudara disebabkan oleh perubahan-perubahan fibrosistik
yaitu kantung-kantung yang berisi cairan sedangkan, fibrosis adalah formasi jaringan seperti
jaringan parut. Perubahan-perubahan ini bisa menyebabkan pembesaran payudara dan
menyebabkan rasa sakit, payudara akan terasa tidak halus dan kadang ada kotoran puting
yang bening atau agak kabur (Pamungkas, 2011). Sistem limfa menjadi salah satu hal
dimana kanker payudara berkembang, pada saat sel-sel kanker berkembang maka perubahan
pun akan nampak seperti benjolan dan jaringan parut dan perubahan ini pun dapat
menyebabkan pembesaran pada payudara.

2.2. Gejala Kanker Payudara

Dalam kanker payudara ternyata terdapat tanda paling umum yang sering terjadi.
Diantaranya adanya sebuah benjolan atau massa baru. Massa baru tersebut tidak
menimbulkan rasa nyeri, keras dan mempunyai sisi-sisi yang tidak teratur yang
kemungkinan besar itu adalah kanker. Kemudian keluarnya cairan namun kanker payudara
bisa berbentuk lunak, lembut atau bulat, karena itulah sangatlah penting bahwa beberapa
massa baru, benjolan atau perubahan payudara diperiksa oleh tim kesehatan dengan
pengalaman dan mendiagnosis penyakit kanker payudara (Pamungkas, 2011). Benjolan
yang tidak menyebabkan nyeri dan pengeluaran cairan payudara merupakan tanda paling
umum yang terjadi.

Selain tanda tentu ada gejala yang akan dialami. Gejala yang paling umum yang sering
terjadi yaitu, berat badan menurun, demam, perubahan pada kulit, hal ini termasuk dari
gejala yang paling umum. Biasanya gejala ini dirasakan pada awal penyakit kanker.
Penurunan berat badan yang tidak disengaja padahal tidak melakukan diet bisa menjadi
gejala awal penyakit kanker.

Sebagian besar penderita kanker mengalami demam pada saat tertentu. Bisa jadi,
disebabkan oleh penyakit kanker yang mempengaruhi sistem pertahanan tubuh atau sebagai
respon pengobatan, biasanya demam berlangsung saat penyakit kanker sudah diderita
pasien. Bahkan ada perubahan tertentu pada kulit tubuh, kulit menjadi kuning atau gelap,
pertumbuhan rambut tidak normal, kemerahan dan gatal pada kulit juga bisa sebagai
indikasi adanya kanker jenis tertentu, berbeda dengan gejala umum kanker tersebut.
Perubahan-perubahan tersebut seringkali menjadi tanda awal dengan perkembangan kanker
dalam tubuh (Pamungkas, 2011).

Selain gejala umum terdapat gejala klinik. Kanker payudara secara garis besar terbagi
menjadi dua yakni benjolan pada payudara dan erosi atau eksema pada putting susu.
Benjolan pada payudara pada umumnya berupa benjolan yang tidak ada reaksi nyeri pada
payudara benjolan itu mula-mula kecil makin lama semakin membesar lalu melekat pada
kulit atau menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau pada puting susu (Savitri,
2015). Dengan demikian benjolan pada payudara ternyata bukan hanya sekedar tumbuh
namun juga dapat berkembang ke seluruh bagian tubuh.

Erosi atau eksema putting susu. Kulit atau putting susu menjadi tertarik kedalam (retraksi),
berwarna merah muda atau kecoklatan sampai menjadi edema hingga kulit kelihatan seperti
kulit jeruk (peau d’orange), mengkerut, atau timbul borok (ulkus) pada payudara. Semakin
lama, borok itu semakin besar dan mendalam, sehingga dapat menghancurkan seluruh
payudara. Biasanya, berbau busuk dan mudah berdarah (Savitri, 2015). Selain benjolan kulit
pun terjadi perubahan dengan kulit menjadi tertarik kedalam bahkan sampai berkerut selain
itu semakin lama. perkembangan kanker payudara akan terjadinya borok yang dapat
menghancurkan jaringan baik pada payudara. Terdapat benjolan dibawah lengan. Perubahan
bentuk ukuran payudara, puting susu tertekan kedalam, pada umumnya, rasa sakit atau nyeri
baru timbul bila tumor sudah besar, sudah timbul borok, atau ada metastases ketulang-tulang
serta timbul pembesaran kelenjar getah bening diketiak gejala awal terdapat benjolan yang
biasanya dirasakan bebeda dari jaringan payudara disekitarnya, tidak menimbulkan nyeri
dan biasanya memiliki pinggiran yang tidak teratur. Fase awal asimtomatik pada stadium
awal, jika didorong dengan jari tangan, benjolan bisa digerakan dengan mudah dibawah
kulit (Putra, 2015). Benjolan bahkan sampai timbulnya borok yang dapat menimbulkan
nyeri pada payudara merupakan salah satu perubahan yang dapat terjadi pada payudara
ketika terdignosa kanker payudara.

2.3. Faktor Resiko Kanker Payudara

Ada beberapa faktor resiko yang dapat menyebabkan dengan terjadinya kanker payudara.
Faktor resiko bisa di lihat dari jenis kelamin, usia, genetik, ASI, obesitas, periode haid, KB,
merokok. Tampaknya wanita merupakan resiko utama dari kanker payudara ini, meskipun
kaum pria juga bisa mengidap kanker payudara (Pamungkas, 2011). Walaupun laki-laki
dapat mengidap penyakit kanker payudara namun para perempuan lebih besar tingkat faktor
terjadinya kanker payudara.

Selain dari jenis kelamin, usia juga menjadi peluang mengidap kanker payudara. Kanker
payudara lebih meningkat pada wanita yang usianya sudah tua. Sekitar 3 dari 7 penderita
kanker payudara invasif ditemukan pada wanita yang berusia di bawah empat puluh lima
tahun, sedangkan 2 dari 3 wanita yang mengidap kanker payudara invasif berusia 55 ke atas
ketika kanker tersebut terdeteksi. Kanker payudara ternyata juga terjadi tidak hanya pada
usia diatas 50 tahun, ternyata usia di bawah 40 tahun juga dapat terjadi kanker payudara.
Faktor resiko genetik juga suatu hal dengan kejadian kanker payudara terjadi. Kanker
payudara dianggap terkait erat dengan perubahan gen (yang disebut mutasi) warisan pada
gen-gen tertentu yang diwarisi dari orang tua.
Pada sel normal, gen-gen ini membantu mencegah kanker dengan membuat protein yang
membantu menjaga selsel tersebut dari pertumbuhan secara tidak normal. Jika terwarisi
salinan gen bermutasi dari orang tua, maka beresiko lebih besar terkena kanker payudara.
warisan gen mempunyai peluang hingga 80% berkembangnya kanker payudara selama
kehidupan mereka dan hal ini terjadi sering kali pada usia yang lebih muda dibandingkan
wanita yang tidak terlahir dengan salah satu mutasi gen ini.

Tidak memberikan ASI juga salah satu faktor memicu kanker payudara. Memberikan ASI
merupakan sebagian kajian yang telah menunjukkan bahwa pemberian ASI bisa mengurangi
resiko terkena kanker payudara. Khususnya jika pemberian ASI tersebut berlangsung satu
setengah hingga dua tahun. Hal ini terjadi karena pemberian ASI mengurangi jumlah total
periode menstruasi wanita, seperti halnya pada saat menjalani kehamilan bahkan dengan
tidak memberikan ASI. ASI yang seharusnya keluar kini tertampung secara terus menerus
dalam payudara. Dengan tidak memberikan ASI perkembangan resiko kanker payudara
dapat terjadi.

Mempunyai berat badan berlebih atau obesitas salah satu faktor terjadinya kanker
payudara. Bisa juga dikaitkan dengan peningkatan resiko kanker payudara yang lebih tinggi,
khususnya bagi wanita setelah mengalami perubahan kehidupan (menopause) jika perolehan
berat badan tersebut terjadi selama masa dewasa. Mempunyai jaringan lemak yang berlebih
setelah menopause bisa meningkatkan tingkat hormon esterogen karenanya kemungkinan
juga bisa meningkatkan perkembangan kanker payudara.

Adapun periode menstruasi wanita. Periode menstruasi wanita yang mulai mempunyai
periode awal yaitu (sebelum usia 13 tahun) atau yang telah melalui perubahan kehidupan
(fase menopause) setelah usia 50 tahun mempunyai resiko terkena kanker payudara yang
sedikit lebih tinggi karena mempunyai lebih banyak hormon estrogen dan progesteron.

Faktor yang lain yaitu kontrasepsi pemakaian pil KB dan terapi sulih esterogen. Hal ini
juga dapat meningkatkan terjadinya resiko kanker payudara, hal ini tergantung pada usia
lamanya pemakaian dan faktor lainnya, terapi sulih esterogen yang pemakaiannya selama
lebih dari 5 tahun pemakaian tampaknya sedikit meningkatkan resiko kanker payudara dan
resikonya akan terus meningkat jika pemakaiannya lebih lama lagi (Wijaya, 2013).

Perokok berat juga memiliki resiko terkena kanker payudara yang tinggi. Dalam sebatang
rokok mengandung racun yang bisa meningkatkan pertumbuhan sel kanker, rokok
mengandung suatu zat karsinogen yang berbahaya bagi tubuh yaitu hidrokarbon aromatik
polisiklik PAH yang dapat meningkatkan resiko kanker payudara.

2.4. Upaya Pencegahan Dan Pengobatan Kanker Payudara

Pencegahan adalah proses, cara, tindakan, mencegah atau tindakan menahan agar sesuatu
tidak terjadi (Oktavia,2013). Setelah berbagai faktor resiko penyebab kanker payudara
tersebut, tentunya ada upaya pendeteksian, penanganan dan pencegahan kanker payudara.
Diagnosis bermanfaat untuk mengetahui seseorang positif terkena kanker payudara atau
tidak. Selain itu, bermanfaat untuk mendeteksi sedini mungkin adanya gejala kanker
payudara, sehingga dapat dengan mudah diobati, pencegahan kanker payudara termasuk
salah satu upaya menghindari kanker payudara. Dengan mencegah, tentu berupaya
menghindari terkena kanker payudara. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mencegah
kanker payudara. Selain itu, pencegahan juga berkaitan erat dengan faktor resiko penyebab
kanker payudara. Diagnosis pemeriksaan awal atau deteksi dini terhadap adanya gejala
kanker payudara sangat penting dilakukan. Dengan mengetahui adanya kanker payudara
sejak awal, kemungkinan sembuh semakin besar. Sebab, kunci penanganan kanker payudara
adalah pada tahap awal. Bila kanker payudara sudah mencapai tahap lanjutan atau stadium
tinggi (level III dan IV), kemungkinan sembuh sangat kecil. Bisa jadi, penderita akan
mengalami kematian akibat tumor ganas tersebut.

Pencegahan primer pada kanker payudara dilakukan pada orang yang sehat melalui upaya
menghindarkan diri dari berbagai faktor resiko dan melaksanakan pola hidup
sehat.Perubahan gaya hidup sangatlah penting diantaranya, berat badan, aktivitas fisik, dan
pola makan dianggap memiliki kaitan dengan kanker payudara. Lakukan perubahan pada
ketiga hal tersebut untuk menurunkan resiko kanker payudara, obesitas saat dewasa juga
terkait dengan resiko tinggi terkena kanker payudara setelah menopause. Banyak penelitian
telah menunjukan bahwa aktivitas sedang hingga aktivitas fisik yang kuat dihubungkan
dengan resiko kanker payudara lebih rendah. Pola makan yang kaya akan sayuran, buah-
buahan, ikan dan produk susu rendah lemak juga telah dikaitkan dengan rendahnya resiko
kanker payudara pada beberapa studi. Pada saat ini hal terbaik tentang pola makan dan
aktivitas untuk

bisa mengurangi resiko kanker payudara adalah berolahraga rutin dengan teratur,
mengurangi berat badan berlebih dengan membatasi kalori yang masuk melalui olahraga
dan aktivitas fisik secara teratur, dengan tidak melakukan terapi hormon pengganti setelah
menopause dapat membantu menghindari peningkatan resiko kanker payudara, batasi
penggunaan bahan kimia memang hingga saat ini belum jelas apakah bahan kimia
lingkungan yang memiliki sifat seperti estrogen (seperti yang ditemukan dibeberapa botol
plastik atau kosmetik dan produk perawatan tertentu) meningkatkan resiko kanker payudara.
Jika ada peningkatan resiko, namun kemungkinan sangat kecil.

Pemberian ASI juga menunjukan ada hubungan. Dalam pemberian ASI dan menurunnya
resiko perkembangan kanker payudara. Para peneliti mengklaim bahwa lebih muda dan
lebih lama seorang ibu memberikan ASI pada bayinya adalah semakin baik. Hal ini didasari
bahwa kanker payudara sangat berkaitan dengan hormon estrogen. Pemberian ASI secara
berkala akan mengurangi tingkat hormon tersebut.
Berhenti merokok, perokok berat memiliki risiko terkena kanker payudara yang tinggi.
Sebab, berbagai zat dalam sebatang rokok mengandung racun yang bisa meningkatkan
pertumbuhan sel kanker. Hindari stress berat, stress dapat menyebabkan semua jenis
masalah kesehatan. Meskipun masih banyak perdebatan atas temuan ini, menurunkan
tingkat stres akan menguntungkan kesehatan secara menyeluruh, termasuk resiko kanker
payudara.

Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan deteksi dini. Beberapa metode deteksi
dini terus mengalami perkembangan, Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian
oleh kanker payudara lebih sedikit pada wanita yang melakukan pemeriksaan sadari
(pemeriksaan payudara sendiri) dibandingkan dengan yang tidak melakukannya. Beberapa
pilihan pengobatan pada kanker payudara, antara lain: Pembedahan, yang meliputi
pengangkatan kanker atau benjolan, pengangkatan seluruh payudara, pengangkatan jumlah
terbatas dari kelenjar limfe atau pengangkatan beberapa kelenjar limfe. Radioterapi, yang
dilakukan dengan menggunakan energi sinar X dan proton untuk mematikan sel-sel kanker.
Kemoterapi, yang dilakukan dengan menggunakan obat-obatan tertentu untuk mematikan
sel kanker. Terapi hormonal, untuk menghalangi sel kanker untuk mendapatkan hormon
yang mereka butuhkan untuk tumbuh. Terapi biologis, bekerja dengan sistem kekebalan
tubuh pengidap untuk membantu melawan sel kanker, atau untuk mengontrol efek samping
dari perawatan kanker lainnya. Terapi Radiasi, menggunakan sinar berenergi tinggi untuk
membunuh sel kanker.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kanker payudara adalah suatu jenis tumor ganas yang berkembang pada sel-sel payudara.
Kanker ini dapat tumbuh jika terjadi pertumbuhan yang abnormal dari sel-sel pada
payudara. Kanker payudara terjadi akibat pertumbuhan abnormal dari sel-sel pada payudara.
Pertumbuhan abnormal tersebut diduga disebabkan oleh mutasi gen yang diturunkan secara
genetik. Selain itu, terdapat beberapa faktor risiko yang diduga menjadi pemicu kondisi ini
diantaranya seperti, Jenis kelamin wanita jauh lebih tinggi dibandingkan pria, Memiliki
payudara yang padat dengan jaringan ikat yang lebih banyak daripada jaringan ikat, Mulai
menstruasi sebelum usia 12 tahun, Pernah terpapar dengan radiasi, Penggunaan alat
kontrasepsi hormon dan terapi hormon setelah menopause, Kebiasaan merokok atau minum
minuman beralkohol, Kelebihan berat badan atau obesitas. Gejala dari kanker payudara
meliputi Benjolan atau pengerasan pada payudara yang berbeda dari jaringan sekitar,
Kemerahan atau pembesaran pori-pori kulit payudara yang menyerupai kulit jeruk, Nyeri
dan pembengkakan pada payudara, Pengelupasan kulit di sekitar puting payudara,
Perubahan pada kulit payudara, seperti cekungan, Perubahan ukuran, bentuk, atau tampilan
dari payudara dan Puting tertarik masuk. Dengan pengobatan pembedahan, radioterapi,
kemoterapi, terapi hormonal, terapi biologis dan terapi radiasi. Menyusui anak hingga
berusia dua tahun, Pemeriksaan rutin dan teliti, Pengelolaan stres yang baik, Pola makan gizi
seimbang, Tidak merokok atau minum minuman beralkohol.

3.2 Saran

Setelah menyusun makalah terkait "Kanker Payudara", Penulis menyarankan


pencegahan sedini mungkin sebagai bentuk kesadaran terkait kanker payudara agar
kedepannya tingkat kasus dan kematian semakin berkurang. Selain itu harapannya, dengan
mengetahui dan memahami isi dari makalah ini pembaca dapat menambah wawasan dan
bisa terealisasikan guna kesehatan pribadi, keluarga, teman, maupun masyarakat sekitar.
Tentunya penulisan ini masih jauh dari kata sempurna, karna itu saran dan juga komentar
positif dari pembaca sekalian sangat diperlukan bagi penulis.
DAFTAR PUSTAKA

Astrid Savitri Dkk. (2015). Kupas Tuntas Kanker Payudara. Jurnal Tiarsie, 6(2), 37.
Dewi, A. (N. D. . (2014). Faktor Risiko Penyakit Kanker Payudara Di Wilayah Asia. Jurnal
Tiarsie, 4(1), 31.
Pamungkas, S. (2011). Deteksi Dini Kanker Payudara. Jurnal Teknik Mesin, 5(3), 37.
Riyanto, B. (2013). Kapita selekta kuisioner pengetahuan dan sikap dalam penelitian kesehatan.
Jurnal Tiarsie, 5(1), 33.

Anda mungkin juga menyukai