Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

KOMUNIKASI, KONSELING, DAN SWAMEDIKASI


“KANKER PAYUDARA”

DISUSUN
OLEH:
KELOMPOK 11

O1B12213
NUR AISYAH ABDULLAH
2
O1B12213
NUR KHASANAH MANDANI
3
O1B12213
NUR MUMINAT ALIMIN
4
O1B12213
NUR SALMA
5
O1B12213
NURHALIZA UKKAS
6
PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.Shalawat serta salam semoga senantiasa
terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Penyusunan makalah ini
dimaksudkan untuk memenuhi tugas ini.
Sehubungan dengan penyelesaian makalah ini, dengan rasa rendah penulis
disampaikan rasa terimakasih yang setulus-tulusnya.Semoga amal baik dari semua
pihak mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT.
Disadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna oleh karena itu, kritik
dan saran dari semua pihak sangat diharapkan guna penyempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Kendari, 19 Maret2023

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG...................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.........................................................................5
C. TUJUAN...................................................................................................6
BAB II.....................................................................................................................7
PEMBAHASAN.....................................................................................................7
1. PENGERTIAN KANKER PAYUDARA..................................................7
2. ETIOLOGI KANKER PAYUDARA....................................................7
3. PATOFISIOLOGIKANKER PAYUDARA.........................................8
4. KLASIFIKASIKANKER PAYUDARA..............................................10
5. TANDA DAN GEJALAKANKER PAYUDARA...............................12
6. MANIFESTASI KLINIS KANKER PAYUDARA............................13
7. TATA LAKSANA TERAPIKANKER PAYUDARA........................13
BAB III..................................................................................................................21
PENUTUP.............................................................................................................21
A. KESIMPULAN......................................................................................21
B. SARAN...................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................22

iv
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyakit kanker merupakan masalah kesehatan utama baik di dunia maupun
di Indonesia. Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2013 dalam
Depkes RI (2015), insidens kanker pada tahun 2008 sampai 2012 mengalami
peningkatkan dari 12,7 juta kasus meningkat menjadi 14,2 juta kasus.Pada tahun
2015 jumlah pasien yang dirawat inap di Rumah berjumlah 610 pasien kanker
payudara, sedangkan jumlah pasien rawat jalan 1540 pasien.Angka kejadian
kanker payudara tertinggi terdapat pada usia 40-49 tahun, sedangkan untuk usia
dibawah 35 tahun insidennya hanya kurang dari 5%. Kanker payudara pada pria
jarang terjadi dan terhitung sebanyak 1% dari seluruh kasus kanker payudara.
Upaya pencegahan yang menyeluruh mulai dari upaya pendidikan masyarakat
sampai upaya rehabilitasi perlu dilakukan sesuai porsinya masing-masing untuk
mengatasi masalah kanker payudara (Yulianti dkk., 2016).
Kanker merupakan penyakit tidak menular dimana terjadi pertumbuhan dan
perkembangan yang sangat cepat, tanpa terkendali dari sel maupun jaringan.
Pertumbuhan ini dapat menggangu proses metabolisme tubuh dan menyebar
antarsel dan jaringan tubuh. Kanker payudara disebut juga dengan Carcinoma
Mammae adalah sebuah tumor (benjolan abnormal) ganas yang tumbuh dalam
jaringan payudara. Tumor ini dapat tumbuh dalam kelenjar susu, saluran kelenjar,
dan jaringan penunjang payudara (jaringan lemak, maupun jaringan ikat
payudara). Tumor ini dapat pula menyebar ke bagian lain di seluruh tubuh.
Kanker payudara merupakan penyakit yang menakutkan bagi wanita, karena
kanker payudara sering ditemukan pada stadium yang sudah lanjut. Namun,
dengan deteksi dini maka angka kematian akibat kanker payudara telah menurun
di sebagian besar negara Barat dalam beberapa tahun terakhir (Ketut dan Sari.,
2022).
Sel kanker dapat timbul apabila telah terjadi mutasi genetik sebagai akibat
dari adanya kerusakan DNA pada sel normal. Stadium dalam kanker merupakan
deskripsi mengenai kondisi kanker agar dapat ditentukan cara pengobatan yang

5
tepat. Pada kanker payudara, dikenal stadium dini yang dimulai sebelum
terjadinya kanker hingga stadium II, serta stadium lanjut yang terdiri dari stadium
III dan stadium IV. Stadium kanker payudara ketika pertama kali ditemukan
digunakan untuk memperkirakan penanganan secara tepat sehingga merupakan
penentu keberhasilan dari pengobatan kanker payudara tersebut(Dewi dan Lucia.,
2015).
Penyebab timbulnya kanker payudara belum diketahui secara pasti, namun
bersifat multifaktorial atau banyak faktor. Beberapa hal yang dapat menjadi
penyebab kanker payudara, yaitu adanya kelemahan genetik pada sel tubuh
sehingga mempermudah timbulnya sel kanker, iritasi dan inflamasi kronis yang
selanjutnya dapat berkembang menjadi kanker, radiasi sinar matahari dan sinar-x,
senyawa kimia, seperti aflatoxin B1, asbestos, nikel, arsen, arang, asap rokok,
kontrasepsi oral, dan sebagainya, serta makanan yang bersifat karsinogenik,
misalnya makanan kaya karbohidrat yang diolah dengan digoreng, ikan asin, dan
sebagainya (Dewi dan Lucia., 2015).
Gejala umum kanker payudara adalah adanya benjolan pada payudara yang
dapat diraba dan biasanya semakin mengeras, tidak beraturan, serta terkadang
menimbulkan nyeri. Gejala lain yang tampak, misalnya perubahan bentuk dan
ukuran, kerutan pada kulit payudara sehingga tampak menyerupai kulit jeruk,
adanya cairan tidak normal berupa nanah, darah, cairan encer, atau air susu pada
ibu tidak hamil atau tidak sedang menyusui yang keluar dari puting susu. Gejala
kanker payudara umumnya juga tampak dari adanya pembengkakan di salah satu
payudara, tarikan pada puting susu atau puting susu terasa gatal, serta nyeri. Pada
kanker payudara stadium lanjut, dapat timbul nyeri tulang, pembengkakan lengan,
ulserasi kulit, atau penurunan berat badan (Dewi dan Lucia., 2015).

B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah pada makalah ini adalah:
1. Apa Pengertian darikanker payudara?
2. Bagaimana Etiologi darikanker payudara?
3. Bagaimana Patofisiologi darikanker payudara?

6
4. Apa saja Klasifikasi darikanker payudara?
5. Bagaimana Tanda dan Gejala Klinik darikanker payudara?
6. Bagaimana Manifestasi klinik darikanker payudara?
7. Bagaimana Tatalaksana Terapi darikanker payudara?

C. TUJUAN
Tujuan Penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk Mengetahui Pengertian darikanker payudara
2. Untuk Mengetahui Etiologi darikanker payudara
3. Untuk MengetahuiPatofisiologi darikanker payudara
4. Untuk Mengetahui Klasifikasi darikanker payudara
5. Untuk MengetahuiTanda dan Gejala Klinik darikanker payudara
6. Untuk MengetahuiManifestasi klinik darikanker payudara
7. Untuk Mengetahui Tatalaksana Terapi darikanker payudara.

7
BAB II

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN KANKER PAYUDARA


Kanker adalah penyakit akibat terjadinya perubahan sel-sel normal dalam
tubuh yang menyebabkan pertumbuhan yang tidak terkendali melalui mekanisme
molekuler yang mempengaruhi sifat normal sel dan menyebabkan adanya
benjolan yang disebut tumor, hal tersebut terjadi pada semua kanker kecuali
leukemia (kanker darah). Tumor dapat tumbuh dan menyebar ke jaringan normal
di sekitarnya, atau ke bagian lain dari tubuh melalui aliran darah, sistem limfatik,
dan dapat mempengaruhi pencernaan, sistem saraf serta peredaran darah. Sel-sel
kanker kehilangan kemampuan dalam mengatur ploriferasi (pertumbuhan sel) dan
apoptosis (kematian sel) yang terprogram, sehingga ditandai dengan pertumbuhan
sel tidak terkontrol bersamaan dengan invasi jaringan dan menyebar menjadi
selsel ganas (malignant cell) (Angahar, 2017; Illiana dkk., 2019).
Kanker payudara merupakan sebuah tumor ganas yang tumbuh dalam
jaringan payudara. Pertumbuhan dan penyebaran sel payudara terjadi secara
abnormal dan tidak terkendali. Tumor ini dapat tumbuh dalam kelenjar susu,
jaringan lemak, maupun pada jaringan ikat payudara. Kanker payudara terjadi
akibat kerusakan DNA dan mutasi genetik yang dipengaruhi oleh paparan
estrogen. Selain itu, dapat disebabkan oleh riwayat turunan DNA yang cacat
(Agustina, 2015; Fristiohady, 2019).

2. ETIOLOGIKANKER PAYUDARA
Etiologi kanker belum diketahui secara pasti, namun terdapat beberapa
faktor yang memicu terjadinya kanker payudara. Kanker dapat disebabkan oleh
faktor eksternal yang berasal dari lingkungan, dan faktor internal yang berasal dari
tubuh. Faktor yang menunjukkan kaitan erat yaitu riwayat keluarga dan gen
terkait kanker payudara, reproduksi, kelainan kelenjar payudara, penggunaan obat,
paparan radiasi, stres, diet, obesitas, dan komsumsi alkohol. Berdasarkan
penelitian pada wanita dengan saudara yang menderita kanker payudara, memiliki

8
kemungkinan terkena kanker payudara lebih tinggi 2-3 kali dibanding wanita
tanpa riwayat keluarga yang menderita kanker ini (Kaponiva dkk., 2018).
Dari 5-10% semua kanker payudara yang dianggap disebabkan oleh mutasi
pada gen penetrasi tinggi yang diturunkan. Risiko kanker payudara secara
konsisten dikaitkan dengan usia, riwayat keluarga atau pribadi kanker payudara,
faktor reproduksi dan hormonal (yaitu, menstruasi dini, usia lanjut saat kehamilan
pertama, jumlah kehamilan yang sedikit, periode menyusui yang singkat atau
tidak ada sama sekali, dan menopause), terapi penggantian hormon (HRT),
obesitas (hanya untuk kanker payudara pascamenopause), konsumsi alkohol,
aktivitas fisik, paparan radiasi pengion, dan predisposisi genetik (Angahar, 2017;
Sibio dkk., 2016).

3. PATOFISIOLOGIKANKER PAYUDARA
Patofisiologi kanker dapat ditinjau dari tahap karsinogenesis yaitu inisiasi,
promosi dan progresi. Dalam Yale Journal of Biology and Medicine tahun 2006,
dijelaskan mengenai tiga tahapan yang mengubah sel normal menjadi sel ganas
(kanker). Tahap prakarsa (tahap inisiasi), tahap ini memiliki ciri-ciri perubahan
gen dari sel nomal menjadi sel kanker. Tahap promosi, yaitu tahapan tahapan
yang biasanya dipicu oleh sel abnormal yang berhasil hidup dan terus membelah
diri. Tahap progresi (tahap perkembangan), tahapan ketika pertumbuhan yang
terjadi tidak terkendali sel-sel abnormal tersebut sehingga ukuran tumor menjadi
sangat besar dan atau sel kanker mulai menyebar ke jaringan atau organ lain
(Cancer Helps., 2010; Braun dan Anderson., 2011).

9
Gambar Patofisiologi Kanker Payudara
(a) Teori sel induk kanker (b) Teori stokastik (Sun dkk., 2017).

Terdapat dua teori hipotesis pada inisiasi dan perkembangan kanker


payudara: teori sel induk kanker dan teori stokastik. Teori sel induk kanker
menunjukkan bahwa semua subtipe tumor berasal dari sel batang yang sama atau
sel yang memperkuat transit (sel progenitor). Mutasi genetik dan epigenetik yang
didapat dalam sel batang atau sel progenitor akan menyebabkan berbagai fenotipe
tumor (Gambar 1(a)). Teori stokastik menyatakan bahwa setiap subtipe tumor
dimulai dari jenis sel tunggal (sel induk, sel progenitor, atau sel terdiferensiasi)
(Gambar 1(b)). Mutasi acak dapat berangsur-angsur menumpuk di setiap sel
payudara, menyebabkan transformasi sel tersebut menjadi sel tumor ketika mutasi
yang memadai telah menumpuk. Meskipun kedua teori tersebut didukung oleh
banyak data, tidak ada yang dapat sepenuhnya menjelaskan asal usul kanker
payudara manusia (Sun dkk., 2017).

10
4. KLASIFIKASIKANKER PAYUDARA
Klasifikasi kanker payudara Berdasarkan The World Health Organization
(WHO) tahun 2012, kankerpayudara dibagi atas :
1) Karsinoma Non-invasivesering disebut juga dengan in situ breast cancer. In
situbreast cancer adalah type kanker yang mana sel kanker tetap berada
dalam selubung tempat asalnya. Jadi sel kanker tidak menyerang jaringan
disekitarsaluran air susu atau kelenjar air susu. Jenisnya antara lain :
a. Ductal Carsinoma In Situ ( DCIS )
Enlargement Adalah suatu sel abnormal di sepanjang saluran air susu yang
tidak menyerang jaringan sekitar payudara. Ini adalah kanker payudara
stadiumawal. Beberapa ahli menganggap DCIS adalah kondisi sangat awal
darikanker. Hampir semua wanita dengan DCIS ini bisa disembuhkan. Tapi ada
juga yang berkembang menjadi kanker payudara yang invasife. Karsinomaduktus
in situ dapat terjadi baik pada wanita pre-menopause maupun pasca-menopause,
biasanya pada kelompok umur 40-60 tahun.
b. Lobular Carsinoma In Situ ( LCIS )
Enlargement Bahwa suatu sel abnormal masih berada dalam kelenjar air
susu, dantidak menyerang jaringan disekitarnya. LCIS terjadi `terutama pada
wanita pre-menopause. Apabila setelah menopause, biasanya dihubungkan
denganadanya karsinoma infiltratif. LCIS ditemukan pada 6% dari seluruh
karsinoma mamae. Masalah utamanya, tumor ini secara klinis tidak teraba, dan
ditemukan pada hasil biopsi yang dilakukan atas indikasi adanya kista atau lesi
palpabel jinak lainnya. Masih menjadi kontroversi diantara ahli-ahli kanker bahwa
apakah LCIS merupakan suatu stadium sangat awal dari kankerataukah hanya
merupakan penanda bahwa itu dimasa datang akan berubahmenjadi kanker. Tetapi
para ahli juga sepakat bahwa apabila seseorangmempunyai LCIS, berarti di
kemudian hari dia mempunyai resiko untuk mempunyai kanker pada salah satu
payudaranya. Pada payudara yangterdapat LCIS bisa berubah menjadi invasive
lobular breast cancer. Bilakanker berkembang pada payudara yang lain, maka bisa
jadi menjadi Invasife Lobular atau Invasife Ductal Carsinoma.

11
2) Invasive breast cancer ( Kanker payudara yang invasive )
Invasive ( infiltrating ) breast cancer adalah jenis kanker yang selkankernya
telah keluar/lepas dari mana dia berasal, menyerang jaringan sekitaryang
mendukung saluran dan kelenjar- kelenjar payudara. Sel-sel kanker ini bisa
menyebar keberbagai bagian tubuh, seperti ke kelenjar getah bening. Basement
membrane dianggap sebagai penyebab terbesar kanker payudara yang invasive
(85%). Jikaseorang wanita mempunyai Invasife Ductal Carsinoma (IDC), maka
sel kanker yang berada di sepanjang saluran air susu akan keluar dari dinding
saluran tersebut dan menyerang jaringan disekitar payudara. Sel kanker bisa saja
tetap terlokalisir, berada didekat tempat asalnya atau menyebar ( metastasis )
kebagian tubuh yang lain, terbawa oleh peredaran darah atau system kelenjar
getah bening. Untuk jenis IDC solid tubular, meskipun invasive tapi masih
lumayan terkendali dibanding jenis invasive lain
a. Invasive Lobular Carsinoma ( ILC )
Enlargment Meskipun tidak sebanyak IDC (10%), type ini juga mempunyai
sifat yang mirip ILC, berkembang dari kelenjar yang memproduksi susu dan
kemudian menyerang jaringan payudara disekitarnya. Juga bahkan ke tempat yang
lebih jauh dari asalnya. Dengan ILC, penderita mungkin tidak akan merasakan
suatu benjolan, yang dirasakan hanyalah adanya semacam gumpalan atau suatu
sensasi bahwa ada yangberbeda pada payudara. ILC, bisa diditeksi hanya dengan
menyentuh, dan kadang juga bisa tidak terlihat dalam mammogram. ILC ini
bersifat seperti cermin, kalau payudara kanan ada benjolan, biasanya sebelah kiri
juga ada. Tidak semua type kanker payudara berasal dari saluran air susu atau
kelenjarair susu. Beberapa jenis yang tidak umum adalah :
 Inflammatory Breast Cancer Jenis ini jarang, tapi termasuk type kanker
payudara yang agresive. Kulit pada payudara menjadi merah dan bengkak.
Atau menjadi tebal / besar. Berbintik-bintik menyerupai jeruk yang
terkelupas. Ini dikarenakan oleh sel kanker yang memblock pembuluh getah
bening yang letaknya dekat permukaan payudara.

12
 Medullary Carcinoma Type spesifik pada invasive breast cancer. Dimana
batas tumor jelas terlihat. Sel kanker lebar dan sel system imun terlihat
disekitar batas tumor.
 Tubular carcinoma Jenis kanker yang jarang ini dinamai demikian karena
bentuk sel kanker ketika dilihat dibawah microscope. Meskipun merupakan
invasive breast cancer tapi tampilannya lebih baik dari Invasive Ductal
Carcinoma dan Invasive Lobular Carcinoma.
 Metaplastic carcinoma Mewakili kurang dari 1% dari seluruh pasien yang
baru di diagnosis mempunyai kanker payudara. Perubahan bentuk jaringan
biasanya terlokalisir/terbatas dan berisi beberapa sel yang berbeda, yang
secara typical tidak ditemui pada kanker payudara yang lain
 Sarcoma Tumor yang tumbuh pada sambungan antara jaringan di payudara.
Jenis tumor ini biasanya kemudian menjadi kanker ( malignant).
 Micropapillary carcinoma Type ini cenderung untuk menjadi agresive,
sering menyebarnya kekelenjar getah bening, meskipun ukurannya kecil.
 Adenoid cystic carcinoma Jenis kanker ini penggolongannya dilihat dari
ukurannya, tumor local. Termasuk jenis invasive, tetapi lambat dalam
pertumbuhan dan penyebaran (KPKN, 2015).

5. TANDA DAN GEJALAKANKER PAYUDARA


Gejala Kanker payudara pada beberapa pasien tidak memberikan tanda atau
gejala kanker payudara atau benjolan non-kanker. Namun, beberapa gejala yang
mungkin timbul pada pasien yaitu:
1. Satu payudara mengalami perubahan ukuran atau bentuk.
2. Terdapat benjolan di payudara atau ketiak.
3. Terdapat cekungan pada puting susu atau di tempat lain di payudara.
4. Kulit memerah atau bersisik yang tidak hilang pada payudara.
5. Cairan bening atau darah yang keluar dari puting susu.
Pasien yang mengalami lesi atau gejala yang mengarah ke arah kanker
payudara perlu melakukan pemeriksaan fisik payudara, mammografi 3 dimensi

13
payudara, dan ultrasonografi. Jika ditemukan abnormalitas, perlu dilakukan biopsi
jaringan payudara (Fristiohady, 2019).

6. MANIFESTASI KLINIS KANKER PAYUDARA


Menurut Daniel & Jane, (2012) Fase awal kanker payudara yaitu tanpa ada
tanda dan gejala (asimtomatik) Sebagian terbesar bermanifestasi sebagai :
a. Fase mamae yang tidak nyeri.
b. Sering kali ditemukan secara tak sengaja. Lokasi massa kebanyakan di
kuadran lateral atas, umumnya lesi soliter, konsistensi agak keras, batas
c. tidak tegas, permukaan tidak licin, mobilitas kurang (pada stadium lanjut
dapat terfiksasi ke dinding toraks).
d. Massa cenderung membesar bertahap, dalam beberapa bulan bertambah
besar secara jelas.
Sedangkan menurut Suyatno & Pasaribu (2014) menyebutkan beberapa
tanda dan gejala kanker payudara di antaranya yaitu:
 Ada benjolan yang keras di payudara dengan atau tanpa rasa sakit.
 Bentuk puting berubah (retraksi nipple atau terasa sakit terus- menerus) atau
puting mengeluarkan cairan/darah (nipple discharge).
 Ada perubahan kulit payudara di antaranya berkerut seperti kulit jeruk (peau
d’orange), melekuk ke dalam (dimpling) dan borok (ulkus).
 Adanya benjolan-benjolan kecil di dalam atau kulit payudara (nodul satelit).
 Ada luka puting di payudara yang sulit sembuh.
 Adanya benjolan di aksila dengan atau tanpa masa di payudara.

7. TATA LAKSANA TERAPIKANKER PAYUDARA


Metode penanganan dapat diberikan pada pasien kanker payudara,
disesuaikan dengan stadium yang ditemukan. Penatalaksanaan kanker payudara
didasarkan pada pengobatan lokal dan sistemik. Tujuan utama terapi lokal adalah
untuk menyingkirkan adanya kanker lokal, penatalaksanaan kanker payudara lokal
adalah pembedahan serta dikombinasikan dengan terapi radiasi lalu kemotherapi
(Brunner & Suddarth, 2008).

14
Menurut Jong (2005),penanganan kanker payudara ditetapkan dalam suatu
rencana penanganan, di sini nantinya akan dibahas alasan, tujuan, cara, dan waktu
penanganan. Penanganan baru dimulai bila pasien sudah memahami dengan jelas
mengapa penanganan ini dilakukan, apa yang akan terjadi, dan apa yang dapat
diharapkan daripadanya. Penanganan kanker payudara meliputi terapi kuratif,
penunjang, paliatif, dan simtomatis. Secara berurutan penanganan kanker
payudara ini berarti penyembuhan, penambahan, penunjang, dan memerangi
symtom dikelompokan sebagai berikut:

A. Farmakoterapi
1. Terapi Kuratif
Terapi Kuratif adalah suatu penanganan, operasi, atau penyinaran yang
dilaksanakan apabila di perkirakan penyembuhannya dimungkinkan. Tujuan dari
terapi ini adalah penyembuhan kanker namun hanya kankernya belum tumbuh
terlalu jauh ke jaringan sekitar dan tidak ada penyebaran.
 Masektomi (Pembedahan)

15
Mastektomi dikerjakan pada stadium I, II, dan III bisa berbentuk
mastektomi radikal modifikasi ataupun yang klasik. BCT sebaiknya dikerjakan
oleh ahli bedah konsultan yang berpengalaman dan mempunyai tim yang
berpengalaman juga dan yang memiliki fasilitas pemeriksaan potong beku dan
fasilitas mammografi dan radiasi (yang memenuhi syarat BCT).
Rekonstruksi payudara dapat dilakukan bersamaan dengan mastektomi
(Immediate) atau tertunda (delayed). Teknik rekonstruksi tergantung kemampuan
ahli bedah. SOB dikerjakan pada kanker dengan hormonal positif. Tindakan
metastasektomi dikerjakan apabila diyakini lebih baik dibandingkan bila tidak
dilakukan apa-apa atau tindakan lain. Kemoterapi yang diberikan dapat berupa
obat tunggal atau berupa gabungan beberapa kombinasi obat kemoterapi.
Kemoterapi diberikan secara bertahap, biasanya sebanyak 6 – 8 siklus agar
mendapatkan efek yang diharapkan dengan efek samping yang masih dapat
diterima. Hasil pemeriksaan immunohistokimia memberikan beberapa
pertimbangan penentuan regimen kemoterapi yang akan diberikan. Beberapa
kombinasi kemoterapi yang telah menjadi standar. Pemeriksaan
immunohistokimia memegang peranan penting dalammementukan pilihan kemo
atau hormonal sehingga diperlukan validasi pemeriksaan tersebut dengan baik.
Terapi hormonal diberikan padakasus-kasus dengan hormonal positif.
2. Terapi Penunjang
Dalam dasawarsa terakhir ini terjadi perkembangan yang hebat untuk
memperbaiki angka penyembuhan dengan lebih sering mengkombinasikan
berbagai bentuk terapi, misalnya menambahkan kemoterapi atau penyinaran pada
penanganan bedah. Penanganan semacam ini disebut sebagai penanganan
penunjang, yang diberikan sesudah terapi dasar dengan maksud kuratif guna
membunuh sumber sel kanker atau sel-sel kanker yang terlepas letaknya yang
mungkin ada. Hal ini menyangkut penyebaran yang tidak dapat ditunjukkan lewat
saluran limfe ke kelenjer limfe atau lewat peredaran darah ke organ-organ lain,
seperti hati, paru-paru, atau tulang, yaitu yang di sebut mikrometastasis.

16
 Kemoterapy
Kemoterapi adalah terapi untuk membunuh sel-sel kanker dengan obat-obat
anti kanker yang disebut sitostatika. Di mana fungsi utama kemoterapi ini adalah
mencari sel kanker (sel yang pertumbuhannya cepat) dan menghancurkannya
sebelum sel-sel tersebut semakin memperbanyak diri. Diperlukan adanya diskusi
khusus dengan dokter onkologi tentang manfaat dan resiko kemoterapi dan jenis-
jenis obat yang di sediakan bagi masing-masing pasien. Kemoterapi berbeda
dengan terapi radiasi dan pembedahan. Karena ada hal penting yang harus di
perhatikan dalam pengobatan ini yaitu harus di perhatikan dalam penatalaksanaan
intoksikasi obat, reaksi host, tumor, dan agen onkogen serta mekanisme
pertahanan host. Hal penting lainnya adalah penentuan kemoterapi yang sesuai
untuk di berikan pada kanker tertentu, serta kombinasi obat apa yang digunakan
dan juga saat pemberian obat dalam perjalanan penyakitnya apakah sebelum
tindakan pembedahan atau sesudah pembedahan, penggunaan bersamaan dengan
radioterapi (Rasjidi, 2007).

b. Non Farmakoterapi
a) Terapi Paliatif
Terapi ini digunakan apabila pasien tidak dapat disembuhkan, tapi dapat
ditangani dan dirawat. Terapi paliatif tidak menghilangkan penyakitnya tetapi
meniadakan penyulitnya, tentunya dapat ditangani misalnya rasa nyeri atau sesak
nafas termasuk didalamnya. Tujuan dari terapi ini adalah meringankan
penderitaan, dan mendapatkan kualitas hidup yang dapat diterima dengan atau
tanpa memperpanjang kehidupan. Terapi paliatif mencakup pula mengurus
penderita dan keluarganya di saat fase terminal. Disini meliputi aspek paramedik,
perawatan, psikososial, dan kejiwaan.

17
 Radioterapi

Radioterapi merupakan salah satu modalitas penting dalam tata laksana


kanker payudara. Radioterapi dalam tata laksana kanker payudara dapat diberikan
sebagai terapi kuratif ajuvan dan paliatif. Radioterapi seluruh payudara pada pasca
BCS diberikan pada semua kasus kanker payudara.
Radioterapi seluruh payudara dapat diabaikan pada pasien kanker payudara
pasca BCS berusia > 70 tahun dengan syarat yaitu, reseptor estrogen positif, klinis
N0, T1 yang mendapat terapi hormonal. Radioterapi dinding dada pada pasca
MRM diberikan karena dapat menurunkan kekambuhan dan kematian karena
kanker payudara (level 2 evidence) radioterapi dinding dada pada pasca MRM
diberikan pada:
1. Tumor T3-4 (Rekomendasi B);
2. KGB aksilla yang diangkat >/=4 yang mengandung sel tumor dari sediaan
diseksi aksilla yang adekuat (Rekomendasi B);
3. Batas sayatan positif atau dekat dengan tumor;

18
4. KGB aksilla yang diangkat 1-3 yang mengandung sel tumor dari sediaan
diseksi aksilla yang adekuat dengan faktor risiko kekambuhan, antara lain
derajat tinggi (diferensiasi jelek) atau invasi limfo vaskuler.

Kanker payudara stadium 0 (TIS/T0, N0M0) pilihan terapi definitif pada T0


bergantung pada pemeriksaan histopatologi. Lokasi didasarkan pada hasil
pemeriksaan radiologik.Kanker payudara stadium dini/operabel (stadium I dan II)
dilakukan tindakan operasi Breast Conserving Therapy (BCT) (harus memenuhi
persyaratan tertentu) lalu dilanjutkan terapi ajuvan operasi kemoterapi atau
radioterapi. Kemoterapi ajuvan bila grade III, TNBC, Ki 67 bertambah kuat, usia
muda, emboli lymphatic dan vascular, atau KGB > 3. Radiasi ajuvan bila setelah
tindakan operasi terbatas (BCT) tepi sayatan dekat atau tidak bebas tumor, tumor
sentral atau medial, atau KGB (+) > 3 atau dengan ekstensi ekstrakapsuler.
Radiasi eksterna diberikan dengan dosis awal 50 Gy. Kemudian diberi booster,
pada tumor bed 10-20 Gy dan kelenjar 10 Gy.
Indikasi untuk BCT adalah tumor tidak lebih dari 3 cm, atau atas permintaan
pasien apabila memenuhi persyaratan tidak multiple dan/atau mikrokalsifikasi
luas dan/atau terletak sentral, ukuran T dan payudara seimbang untuk tindakan
kosmetik, bukan Ductal Carcinoma In Situ (DCIS) atau Lobular Carcinoma In
Situ (LCIS), belum pernah diradiasi dibagian dada, tidak ada Systemic Lupus
Erythematosus (SLE) atau scleroderma. Selain itu, BCT hanya bisa dilakukan bila
memiliki alat radiasi yang adekuat. Kanker payudara lokal lanjut (locally
advanced) untuk kasus operabel (III A) pilihan terapi:
1. Mastekomi simple + radiasi dengan kemoterapi ajuvan dengan atau tanpa
hormonal, dengan atau tanpa terapi target.
2. Mastektomi radikal modifikasi + radiasi dengan kemoterapi ajuvan, dengan
atau tanpa hormonal, dengan atau tanpa terapi target.
3. Kemoradiasi preoperasi dilanjutkan dengan atau tanpa BCT atau
mastektomi simple, dengan atau tanpa hormonal, dengan atau tanpa terapi
target.

19
Kanker payudara lokal lanjut (locally advanced) untuk kasus inoperabel (III
B) pilihan terapi:
1. Radiasi preoperasi dengan atau tanpa operasi + kemoterapi + hormonal
terapi.
2. Kemoterapi preoperasi/neoajuvan dengan atau tanpa operasi + kemoterapi +
radiasi + terapi hormonal + dengan atau tanpa terapi target.
3. Kemoradiasi preoperasi dengan atau tanpa operasi dengan atau tanpa radiasi
ajuvan dengan atau kemoterapo + dengan atau tanpa terapi target.
4. Radiasi eksterna pascamastektomi diberikan dengan dosis awal 50 Gy.
Kemudian diberi booster, pada tumor bed 10-20 Gy dan kelenjar 10 Gy.

Prinsip dari penanganan kanker payudara stadium lanjut adalah sifat terapi
paliatif, terapi sistemik merupakan terapi primer (kemoterapi dan terapi
hormonal), terapi lokoregional (radiasi dan bedah) apabila diperlukan, dan
Hospice home care.

b) Terapi Simtomatis
Terapi ini diarahkan untuk meniadakan atau menekan simptom sehari- hari
yang mengganggu. Misalnya obat-obat untuk memerangi rasa mual, lelah, atau
nyeri. Tujuan dari terapi ini adalah untuk secepat mungkin menghilangkan
keluhan yang dirasakan.

Tatalaksana terapi kanker payudara pada stadium I dan II, stadium III, dan
stadium IV yaitu:

1. Kanker Payudara Stadium Awal (Stadium I dan Stadium II)


Pasien yang mengalami kanker payudara stadium I dan Il dilakukan
radiasi dan operasi (masektomi) dari kanker payudara pada tahapan awal
(stadium 1 dan stadium 2) dapat dilakukan terapi lokal-regional seperti
pembedahan (masektomi), radiasi, atau kombinasi keduanya. Pemberian
terapi sistemik adjuvant merupakan pemberian terapi sistemik yang diikuti
dengan terapi lokal regional dimana tidak terdapat bukti akan adanya
metastatis tetapi memiliki kemungkinan tinggi untuk kambuh. Tujuan dari

20
pemberian terapi sistemik adjuvant untuk menurunkan tingkat kematian dan
resiko kekambuhan kanker. Terapi ini berupa kemoterapi, terapi endokrin,
dan terapi biologis (Fristiohady., 2019).
2. Kanker Payudara Stadium III (Lanjut Lokal)
Kanker payudara stadium III merupakan karsinoma pada payudara
dengan tumor primer dan nodal disease (sel kanker telah menyebar ke dalam
nodus limfa) dengan metastastis yang tidak terdokumentasikan. Pada pasien
stadium ini meskipun terapi lokal-regional dilakukan, kekambuhan sistemik
dan kematian karena kanker berisiko tetap muncul pada pasien sehingga
dibutuhkan kemoterapi neoadjuvant atau kemoterapi primer pada
pasienpasien ini. Regimen kemoterapi yang digunakan persis dengan regimen
yang digunakan pada pasien stadium awal. Terapi hormonal neoadjuvant
dapat diberikan pada pasien yang tidak dapat melakukan kemoterapi. Terapi
radiasi tetap harus diberikan pada pasien stadium III ini untuk meminimalisir
kekambuhan lokal tanpa memperhatikan jenis pembedahan yang dilakukan
pasien (Fristiohady., 2019).
3. Kanker Payudara Stadium IV (Metastatis)
Tujuan terapi pada stadium awal dan stadium II adalah untuk
menyembuhkan penyakit, tetapi pada stadium IV adalah bertujuan untuk
meningkatkan kualitas hidup dan memperpanjang harapan hidup pasien
sehingga sangat penting untuk memilih terapi yang memiliki aktivitas yang
baik dengan toksisitas yang rendah. Pasien pada stadium ini menggunakan
kemoterapi atau terapi hormonal (Fristiohady., 2019).

21
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan Makala ini kesimpulan yang dapat diambil adalah:
1. Kanker payudara adalah sebuah tumor ganas yang tumbuh dalam jaringan
payudara. Pertumbuhan dan penyebaran sel payudara terjadi secara
abnormal dan tidak terkendali.
2. Kanker dapat disebabkan oleh faktor eksternal yang berasal dari lingkungan,
dan faktor internal yang berasal dari tubuh.
3. Patofisiologi kanker dapat ditinjau dari tahap karsinogenesis yaitu inisiasi,
promosi dan progresi.
4. Klasifikasi dibagi menjadi dua yaitu Karsinoma Non-invasive dan Invasive
breast cancer (Kanker payudara yang invasive)
5. Gejala Kanker payudara pada beberapa pasien tidak memberikan tanda atau
gejala kanker payudara atau benjolan non-kanker
6. Manifestasi klinisdari kanker payudara adalah Fase awal kanker payudara
yaitu tanpa ada tanda dan gejala (asimtomatik).
7. Tatalaksana terapi dari kanker payudara adalah terapi farmakologi dan non
farmakologi.

B. SARAN
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan
makalah di atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna.
Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah itu
dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa
membangun dari para pembaca.

22
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, R., 2015. Peran Derajat Differensiasi Histopatologik dan Stadium
Klinis Pada Rekurensi Kanker Payudara. Majority, Vol. 4(7), 129-134.

Angahar L.T, 2017, An overview of breast cancer epidemiology, risk factors,


pathophysiology, and cancer risks reduction, MOJ Biology and Medicine,
Vol. 1(4).

Braun, Carie dan Cindy Miller Anderson, 2011, Pathophysiology: A Clinical


Approach, Wolters Kluwer/Lippincott Williams & Wilkins Health:
Philadelphia, ISBN : 9781605473048.

Brunner dan Suddarth, 2008, Keperawatan Medikal bedah edisi 8 vol 1,


EGC:Jakarta.

Cancer Helps., 2010, Stop Kanker: Panduan Deteksi Dini & Pengobatan
Menyeluruh Berbagai Jenis Kanker, Agromedia: Jakarta Selatan.

Dewi G.A.T., dan Lucia Y.H., 2015, Analisis Risiko Kanker Payudara Berdasar
Riwayat Pemakaian Kontrasepsi Hormonal Dan Usia Menarche, Jurnal
Berkala Epidemiologi,Vol. 3(1).

Fristiohady, H. 2019. Farmakoterapi Penyakit Kanker. Wahana Resolusi:


Yogyakarta.

Gale, Danielle dan Charrete,Jane, 2012, Rencana Asuhan keperawatan onkologi,


EGC:Jakarta.

Jong,W.D., Sjamjulhidayat, 2005. Ilmu bedah, EGC:Jakarta.

KPKN, 2015, Panduan penatalaksanaan Kanker Payudara, Kemenkes


RI:Jakarta.

Illiana, D. N, Poppy A. Z. H., Sumardi S., Arif N., Ridha W., & Mohammad B.
2019. Anticancer Activity of Polyisoprenoids from Avicennia alba Blume.
In WiDr Cells. Iranian Journal of Pharmaceutical Research, Vol. 18 (3).

Kapinova, A., Kubatka, P., Golubnitschaja, O., Kello, M., Zubor, P., Solar, P., &
Pec, M., 2018, Dietary phytochemicals in breast cancer research: Anticancer
effects and potential utility for effective chemoprevention, Environmental
Health and Preventive Medicine, Vol.23(1).

23
Ketut S., dan Sari L.M.K., 2022, Kanker Payudara: Diagnostik, Faktor Risiko,
Dan Stadium, Ganesha Medicina Journal,Vol. 2(1).

Rasjidi, 2007, Kemoterapi kanker ginekologi dalam praktek sehari hari, CV


sagungseto: Jakarta.

Sibio AD, Graciela A, Rosana B, María V, David F, Mónica SS, 2016, Etiology
of breast cancer (C50) in Central and South America, Lyon: International
Agency for Research on Cancer.

Sun Y.S., Zhao Z., Zhang-Nv Y, Fang X, Hang-Jing L, Zhi-Yong Z, Wen S,


Jianmin J, Ping-Ping Y, Han-Ping Z, 2017, Risk Factors and Preventions of
Breast Cancer, International Journal of Biological Sciences, 13(11).

Suyatno dan Pasaribu,E T 2014, Kanker payudara in bedah onkologi diagnososis


dan terapi,sagung seto:Jakarta.

Yulianti I., Herny S., dan Dwi S., 2016., Faktor-Faktor Risiko Kanker Payudara
(Studi Kasus Pada Rumah Sakit Ken Saras Semarang), Jurnal Kesehatan
Masyarakat, Vol. 4(4).ISSN: 2356-3346.

24

Anda mungkin juga menyukai