KANKER PAYUDARA
Nama Dosen :
Nur Apriyan, S.K.M.
Disusun Oleh :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala Yang Maha
Kuasa karena dengan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, kami dapat menyusun makalah
tentang “Kanker Payudara”. Kami juga berterimakasih kepada Nur Apriyan, S.K.M.
Selaku dosen mata kuliah Epidemiologi Penyakit Tidak Menular yang telah
memberikan tugas ini.
Harapan kami, makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kepada pembaca dan yang terpenting yaitu kepada kami mengenai
“Kanker Payudara”. Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih terdapat
kekurangan dan jauh dari kata yang sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan
adanya kritikan dan saran serta usulan demi perbaikan makalah ini di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami oleh siapapun yang membacanya dan kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan.
Kelompok
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR..................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................................4
A. Latar Belakang............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................4
C. Tujuan P`enulisan........................................................................................................5
BAB III.......................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.....................................................................................................................6
A. Definisi Kanker...........................................................................................................6
B. Anatomi Payudara.......................................................................................................6
E. Pengobatan Sistemik..................................................................................................17
F. Prognosis...................................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tubuh kita terdiri dari sel-sel yang selalu tumbuh. Kadang-kadang pertumbuhan
tersebut tidak terkontrol dan membentuk suatu gumpalan. Kebanyakan tidak
menimbulkan bahaya. Bila pada suatu tempat di badan kita terdapat pertumbuhan sel-
sel yang berlebihan, maka akan terjadi benjolan atau tumor. Tumor ini dapat bersifat
jinak maupun ganas. Tumor yang ganas inilah yang disebut dengan kanker. Tumor
ganas mempunyai sifat yang khas, yaitu dapat menyebar luas ke bagian lain di seluruh
tubuh untuk berkembang menjadi tumor yang baru. Penyebaran ini disebut metatase.
B. Rumusan Masalah
Kanker diakibatkan oleh berbagai macam faktor, antara lain faktor genetik,
lingkungan, makanan, obat-obatan, hormon dan beberapa pemicu lainnya. Masih
banyak masyarakat dewasa khususnya wanita yang belum paham tentang penyakit
kanker payudara dan faktor-faktor yang mengakibatkan kanker payudara tersebut.
Sehingga, saat ini kanker masih menjadi penyakit yang menjadi keprihatinan di dunia
karena menduduki peringkat lima besar penyakit penyebab kematian.
C. Tujuan Penulisan
I. Tujuan Khusus
Untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Epidemiologi Penyakit Tidak
menular mengenai penyakit kanker payudara.
A. Definisi Kanker
Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel tidak
normal/terus-menerus dan tidak terkendali yang dapat merusak jaringan sekitarnya
serta dapat menjalar ke tempat yang jauh dari asalnya yang disebut metastasis. Sel
kanker bersifat ganas dapat berasal atau tumbuh dari setiap jenis sel di tubuh manusia
(Depkes RI, 2009).
Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan
tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker akan berkembang dengan cepat, tidak
terkendali, dan terus membelah diri, selanjutnya menyusup ke jaringan di sekitarnya
(invasive) dan terus menyebar melalui jaringan ikat, darah, dan menyerang organ-organ
penting serta saraf tulang belakang. Dalam keadaan normal, sel hanya akan membelah
diri jika ada penggantian sel-sel yang telah mati dan rusak. Sebaliknya, sel kanker akan
membelah terus meskipun tubuh tidak memerlukannya, sehingga akan terjadi
penumpukan sel baru. Penumpukan sel tersebut mendesak dan merusak jaringan
normal, sehingga mengganggu organ yang ditempatinya (Mangan, 2009).
Kanker adalah suatu jenis penyakit berupa pertumbuhan jaringan yang tidak
terkendali kerena hilangnya mekanisme kontrol sel sehingga pertumbuhan menjadi
tidak normal.Penyakit ini dapat menyerang semua bagian organ tubuh. Baik pada orang
dewasa maupun anak-anak. Akan tetapi, lebih sering menyerang orang yang berusia 40
tahun (Uripi, 2002).
B. Anatomi Payudara
Payudara pada pria dan wanita adalah sama sampai masa pubertas (11-13 tahun)
karena hormon estrogen dan hormon lainnya mempengaruhi perkembangan payudara
pada wanita. Pada wanita perkembangan payudara aktif, sedangkan pada pria kelenjar
dan duktus mammae kurang berkembang dan sinus berkembang tidak sempurna.
Payudara yang sensitif terhadap pengaruh hormonal mengakibatkan payudara
cenderung mengalami pertumbuhan neoplastik baik yang bersifat jinak maupun ganas.
Puting dan areola biasanya mempunyai warna dan tekstur yang berbeda dari kulit di
sekelilingnya. Warnanya bermacam-macam dari yang merah muda pucat, sampai hitam
dan gelap selama masa kehamilan dan menyusui. Puting susu biasanya menonjol keluar
dari permukaan payudara.
III. Situasi Global Penyakit Kanker
Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia. Pada
tahun 2012, kanker menjadi penyebab kematian sekitar 8,2 juta orang. Kanker paru, hati, perut,
kolorektal, dan kanker payudara adalah penyebab terbesar kematian akibat kanker setiap
tahunnya.
C. Kanker Payudara
I. Definisi
Kanker payudara adalah jenis lain dari kanker yang terjadi pada jaringan sel
payudara. Ketika sel abnormal membagi dan tidak terkontrol, mereka dapat menjadi
besar dengan membentuk jaringan ekstra, atau tumor, yang dapat menjadi jinak atau
ganas. Sel tumor jinak tidak menyebar ke jaringan tubuh yang lain, biasanya dapat
diangkat dan tidak akan timbul kembali.
Sel tumor ganas (kanker) dapat menyebar ke jaringan tubuh yang terdekat dan
melepaskan diri dari bentuk tumor primer menjadi bentuk tumor sekunder dimanapun
di bagian tubuh.
Kanker payudara (karsinoma payudara) adalah tumor ganas yang tumbuh di
jaringan payudara.Jenis kanker ini sering terjadi pada wanita dan tidak menutup
kemungkinan jika terjadi pada kaum pria, hanya saja kasusnya sangat jarang.
Carsinoma mammae adalah neolasma ganas dengan pertumbuhan jaringan
mammae abnormal yang tidak memandang jaringan sekitarnya, tumbuh infiltrasi dan
destruktif dapat bermetastase (Soeharto Resko Prodjo, 1995).
Carsinoma mammae merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel normal
mammae dimana sel abnormal timbul dari sel-sel normal, berkembang biak dan
menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah (Lynda Juall Carpenito, 1995).
Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang terbanyak ditemukan di
Indonesia. Biasanya kanker ini ditemukan pada umur 40 - 49 tahun dan letak terbanyak
di kuadran lateral atas (Smart Doctor v2.0).
Jenis kanker payudara menurut Tim Cancer Helps (2010) antara lain:
Faktor risiko terbanyak yang menyebabkan kematian akibat kanker berbeda pada
negara-negara di dunia. Berdasarkan Gambar 3 dapat dilihat bahwa faktor risiko
penyebab kematian akibat kanker berbeda pada penduduk di negara berpenghasilan
rendah-menengah dan negara berpenghasilan tinggi. Merokok merupakan faktor risiko
terbesar penyebab kematian akibat kanker di dunia, negara berpenghasilan rendah-
menengah, maupun negara berpenghasilan tinggi. Pada penduduk di negara
berpenghasilan rendah-menengah, konsumsi alkohol, rendahnya konsumsi buah dan
sayur, serta infeksi virus human papilloma (HPV) menyebabkan lebih banyak kematian
akibat kanker dibandingkan pada penduduk di negara berpenghasilan tinggi. Namun,
merokok serta kelebihan berat badan dan obesitas merupakan faktor risiko yang lebih
dominan pada penduduk di negara berpenghasilan tinggi.
Gambar 3. Kontribusi Faktor Risiko terhadap Kematian Akibat Kanker di
Dunia, Negara Berpenghasilan Rendah-Menengah, dan Negara
Berpenghasilan Tinggi
V. Situasi Penyakit Kanker di Indonesia
Pada kuesioner Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilaksanakan oleh Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI tahun 2013, salah satu
pertanyaan adalah apakah penduduk pernah didiagnosis oleh dokter. Berdasarkan wawancara
tersebut, didapatkan prevalensi penderita kanker pada penduduk semua umur di Indonesia
sebesar 1,4‰. Prevalensi kanker tertinggi berada pada Provinsi DI Yogyakarta, yaitu sebesar
4,1‰, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan angka nasional. Prevalensi tertinggi berikutnya
berada pada Provinsi Jawa Tengah dan Bali, yaitu sebesar 2,1‰ dan 2,0‰. Informasi mengenai
prevalensi kanker di Indonesia tahun 2013 menurut provinsi dapat dilihat pada Gambar 7 di
bawah ini.
Gambar 7. Prevalensi Kanker pada Penduduk Semua Umur di Indonesia,
Tahun 2013
Sumber : Riset Kesehatan Dasar 2013, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI.
Tingginya prevalensi kanker di Indonesia perlu dicermati dengan tindakan pencegahan dan
deteksi dini yang telah dilakukan oleh penyedia layanan kesehatan. Kasus kanker yang
ditemukan pada stadium dini serta mendapat pengobatan yang cepat dan tepat akan
memberikan kesembuhan dan harapan hidup lebih lama. Oleh karena itu, penting dilakukan
pemeriksaan rutin secara berkala sebagai upaya pencegahan dan deteksi dini kanker.
Berdasarkan data rutin Subdit Kanker Direktorat Penyakit Tidak Menular, Direktorat Jenderal
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kementerian Kesehatan RI, sampai
dengan tahun 2013, program deteksi dini kanker serviks dan kanker payudara baru
diselenggarakan pada 717 Puskesmas dari total 9.422 Puskesmas di 32 provinsi.
Dengan demikian, dapat dilihat bahwa Puskesmas yang memiliki program deteksi dini masih
sangat sedikit atau sekitar 7,6%.
Estimasi jumlah penderita kanker serviks dan kanker payudara di Indonesia pada tahun
2013 berdasarkan Tabel 1, diketahui bahwa Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat
memiliki estimasi jumlah penderita kanker serviks dan kanker payudara terbesar, sementara itu
Provinsi Gorontalo dan Papua Barat memiliki estimasi jumlah penderita terkecil dari seluruh
provinsi.
Tingginya jumlah penderita kanker serviks dan payudara di Indonesia idealnya diimbangi
dengan tingginya jumlah provider (pelaksana program, yang terdiri dari dokter umum dan bidan)
dan skrining di Puskesmas. Sampai dengan tahun 2013, terdapat 1.682 provider deteksi dini
kanker serviks dan kanker payudara di Indonesia dengan estimasi jumlah kanker serviks
sebanyak 98.692 kasus dan kanker payudara sebanyak 61.682 kasus. Berdasarkan Tabel 1
dapat dilihat bahwa provider deteksi dini terbanyak berada pada provinsi DKI Jakarta, Jawa
Tengah dan Bali, sedangkan di beberapa provinsi lainnya seperti Kalimantan Selatan dan
Sulawesi Utara belum ada provider deteksi dini sementara jumlah penderita kanker di provinsi
tersebut cukup tinggi.
Prevalensi dan Estimasi Jumlah Penderita Penyakit Kanker Serviks dan
Payudara pada Perempuan, Kanker Prostat pada Laki-laki (‰) Menurut Provinsi
Tahun 2013
IV. Patologi
Proses terjadinya kanker karena terjadi perubahan struktur sel, dengan ciri :
proliferasi yang berlebihan dan tak berguna, yang tak mengikuti pengaruh jaringan
sekitarnya. Proliferasi abnormal sel kanker akan menggangu fungsi jaringan normal
dengan menginfiltrasi dan memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar ke
organ-organ yang jauh. Di dalam sel tersebut telah terjadi perubahan secara biokimiawi
terutama dalam intinya. Hampir semua tumor ganas tumbuh dari suatu sel yang
mengalami transformasi maligna dan berubah menjadi sekelompok sel ganas diantara
sel normal.
V. Diagnosis
1. Pemeriksaan Klinis
a. Anamnesis
Kebanyakan dari kanker ditemukan jika telah teraba, biasanya oleh wanita
itu sendiri. Biasanya pasien datang dengan keluhan rasa sakit yang tidak
enak atau tegang di daerah sekitar payudara.
b. Pemeriksaan Fisik
Kanker payudara dapat ditemukan secara dini dengan pemeriksaan sadari,
pemeriksaan klinik dan pemeriksaan mamografi. Deteksi dini dapat
menekan angka kematian sebesar 25 %- 30%.
1) Sadari (periksa payudara sendiri atau Breast self examination)
Semua wanita di atas usia 20 tahun sebaiknya melakukan sadari setiap
bulan dan segera periksakan diri ke dokter bila ditemukan benjolan. Jika
Sadari dilakukan secara rutin, seorang wanita akan dapat menemukan
benjolan pada stadium dini. Sebaiknya Sadari dilakukan pada waktu
yang sama setiap bulan. Bagi wanita yang masih mengalami menstruasi,
waktu yang paling tepat untuk melakukan Sadari adalah 7-10 hari
sesudah hari 1 menstruasi. Bagi wanita pasca menopause, Sadari bisa
dilakukan kapan saja, tetapi secara rutin dilakuka setiap bulan (misalnya
setiap awal bulan).
2) Gejala dan Tanda Keganasan
Pada usia 20-39 tahun setiap wanita sebaiknya memeriksakan
payudaranya ke dokter tiap 3 tahun sekali. Pada usia 40 tahun ke atas
sebaiknya dilakukan tiap tahun. Secara kasat mata ada tanda dan gejala
yang khas menunjukkan adanya suatu keganasan, gejala-gejalanya
diantaranya adalah :
a) Adanya retraksi/inversi nipple ( dimana puting susu tertarik ke
dalam atau masuk ke dalam payudara) berwarna merah muda
atau kecoklat-coklatan sampai menjadi oedema hingga kulit
kelihatan seperti kulit jeruk (peau d’orange), mengkerut, atau
timbul borok (ulkus) pada payudara. Borok itu makin lama
makin besar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan
seluruh payudara, sering berbau busuk, dan mudah berdarah
b) Keluarnya cairan dari puting susu. Yang khas adalah cairan
keluar dari muara duktus satu payudara dan mungkin berdarah
c) Timbul pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, bengkak
(edema) pada lengan, dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh
(Handoyo, 1990). Kanker payudara lanjut sangat mudah dikenali
dengan mengetahui kriteria operbilitas Heagensen sebagai
berikut :
benjolan pada payudara Umumnya berupa benjolan yang
tidak nyeri pada payudara. Benjolan itu mula-mula kecil,
makin lama makin besar, lalu melekat pada kulit atau
menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau pada
puting susu
adanya nodul satelit pada kulit payudara; kanker
payudara jenis mastitis karsinimatosa; terdapat model
parasternal; terdapat nodul supraklavikula; adanya edema
lengan; adanya metastase jauh.
terdapat dua dari tanda-tanda locally advanced, yaitu
ulserasi kulit, edema kulit, kulit terfiksasi pada dinding
toraks, kelenjar getah bening aksila berdiameter lebih 2,5
cm, dan kelenjar getah bening aksila melekat satu sama
lain
2. Ultrasonografi (USG)
Pemeriksaan tumor payudara dengan ultrasonografi (USG) mulai
dikembangkan oleh Wild dan Reid pada tahun 1952 dan sampai saat ini
pemeriksaan dengan USG sudah semakin popular dan berkembang dengan
pesat. Ultrasonografi merupakan alat bantu pemeriksaan yang menggunakan
gelombang suara dan tidak menggunakan sinar roentgen dan tidak
menimbulkan rasa sakit pada pasien. USG payudara biasanya digunakan untuk
mengevaluasi abnormalitas yang ditemukan pada pemeriksaan skrining maupun
diagnostik mammografi. USG memiliki resolusi kontras yang sangat baik,
misalnya dapat membedakan bayangan cairan (kista) dengan struktur normal
jaringan payudara, Namun USG tidak memilki resolusi spatial sebaik
mammografi sehingga tidak dapat memberikan gambaran struktur payudara
sedetail mammografi. USG juga tidak dapat memberikan mikrokalsifikasi yang
merupakan predicton adanya keganasan pada payudara. Namun
makrokalsifikasi dapat terlihat pada USG.
USG terutama berperan pada payudara yang padat yang biasanya
ditemui pada wanita muda, dimana jenis payudara ini kadang-kadang sulit
dinilai dengan mammografi. USG juga sangat bermanfaat untuk membedakan
apakah tumor itu solid atau kistik, dimana gambarannya pada mammografi
hampir sama, tetapi mikroklasifikasi tak dapat dikenal dengan USG. USG
sering dipergunakan untuk diagnosis kista pada payudara. Akan tetapi dengan
adanya sitologi aspirasi pemakaian USG makin berkurang.
IX. Komplikasi
Karsinoma payudara bisa menyebar ke berbagai bagian tubuh. Karsinoma payudara
bermetastasis dengan penyebaran langsung ke jaringan sekitarnya, dan juga melalui
saluran limfe dan aliran darah. Tempat yang paling sering untuk metastasis yang jauh
atau sistemik adalah paru-paru, pleura, tulang (terutama tengkorak, vertebra dan
panggul), adrenal dan hati. Tempat yang lebih jarang adalah otak, tiroid,
leptomeningen, mata, perikardium, dan ovarium.
X. Pengobatan
Penatalaksanaan kanker payudara dilakukan dengan serangkaian pengobatan
meliputi pembedahan, kemoterapi, terapi hormon, terapi radiasi dan yang terbaru
adalah terapi imunologi (antibodi). Pengobatan ini ditujukan untuk memusnahkan
kanker atau membatasi perkembangan penyakit serta menghilangkan gejala-gejalanya.
Keberagaman jenis terapi ini mengharuskan terapi dilakukan secara individual.
Kanker payudara primer pada beberapa pasien, kanker terbatas di payudara tanpa
penyebaran (metastasis) jauh. Pasien seperti ini yang disebut sebagai kanker payudara
primer, biasanya didiagnosis sewaktu check-up mammografi, dan diharapkan
kemungkinan kesembuhan cukup besar dengan pengobatan lokal dan regional saja.
Namun sekarang ini makin banyak bukti, bahwa sebagian besar pasien kanker payudara
primer tersebut ternyata mempunyai metastasis yang tidak dapat dideteksi secara klinis,
dan sebagian besar yang diobati dengan tindakan bedah (dengan atau tanpa radioterapi)
ternyata kemudian mengalami metastasis.
III. Radioterapi
Radioterapi atau terapi sinar adalah penggunaan sinar berenergi tinggi (seperti
sinar-x) untuk membunuh atau memperkecil sel kanker. Radioterapi sesudah operasi
mengurangi angka kekambuhan sebesar 50-75%. Namun radioterapi dapat
menyebabkan efek samping di kemudian hari. Untuk alasan itu, radioterapi setelah
operasi dianjurkan dibatasi pada pasien dengan risiko tinggi untuk kekambuhan. Yang
dimaksud risiko tinggi adalah pasien dengan tumor yang besar sampai mengenai kulit
payudara atau dinding dada, atau untuk pasien yang mempunyai sebaran kanker di
kelenjar ketiak. Penelitian menunjukkan hasil uji klinik jangka panjang yang
mempelajari pasien risiko tinggi. Satu kelompok diobati dengan teknik radioterapi dan
kemoterapi, dan satu kelompok lain diobati dengan kemoterapi saja. Ternyata yang
mendapat pengobatan kombinasi kemoterapi dan radioterapi menghasilkan
kekambuhan yang lebih sedikit, serta angka ketahanan hidup yang lebih baik. Efek
pengobatan ini tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di sekitar
payudara menjadi hitam, serta Hb dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari
radiasi.
E. Pengobatan Sistemik
I. Hormonal
Sejak awal tahun 1960-an, sewaktu reseptor estrogen pertama kali ditemukan,
diketahui bahwa kanker payudara yang mempunyai reseptor estrogen atau reseptor
progesterone yang memberikan hasil pengobatan yang lebih baik. Karena itu setelah
pembedahan, umumnya sebagian jaringan kanker disisihkan untuk pemeriksaan
reseptor estrogen dan reseptor progesteron.
II. Tamoksifen
Obat ini bekerja langsung terhadap reseptor estrogen yang terdapat di sel kanker
sehingga dapat mengecilkan kanker 30%.
III. Goserelin
Dimana Sekitar 40% wanita premenopause dengan estrogen reseptor positif atau
yang dengan metastatik berespon terhadap goserelin.
IV. Kemoterapi
Kemoterapi adalah penggunaan obat antikanker, biasanya melalui injeksi/infus
ataupun secara oral. Tidak hanya sel kanker pada payudara, tapi juga di seluruh tubuh
(Denton, 1996). Obat-obatan ini masuk ke dalam darah dan dapat membunuh sel-sel
kanker yang telah menyebar, namun efek sampingnya adalah bahwa obat-obatan
tersebut juga dapat merusak sel sehat, sehingga pada saat pemberian pasien merasakan
efek samping seperti kelelahan, mual, hilangnya nafsu makan, rambut gugur, perubahan
jadwal menstruasi dan mudah sakit. Kemoterapi biasanya diberikan 1-2 minggu
sesudah operasi. Namun untuk tumor yang terlalu besar, sebaiknya dilakukan
kemoterapi
F. Prognosis
Prognosis pasien ditentukan oleh tingkat penyebaran dan potensi metastasis. Bila
tidak diobati ketahanan hidup lima tahun adalah 16-22%. Sedangkan ketahanan hidup
sepuluh tahun adalah 1-5%. Ketahahan hidup bergantung pada tingkat penyakit saat
mulai pegobatan, gambaran histopatologik, dan uji reseptor estrogen yang bila positif
lebih baik.
Stadium klinis dari kanker payudara merupakan indikator terbaik untuk
menentukan prognosis penyakit ini. Angka kelangsungan hidup 5 tahun pada penderita
kanker payudara yang telah menjalani pengobatan yang sesuai mendekati :
1. 95% untuk stadium 0
2. 88% untuk stadium I
3. 66% untuk stadium II
4. 36% untuk stadium III
5. 7% untuk stadium IV.
Harapan hidup dengan adanya metastasis mencapai 2 sampai 3,5 tahun, walaupun
beberapa pasien (25%-35%) dapat hidup selama 5 tahun, dan lainnya (10%) dapat
hidup lebih dari 10 tahun. Pasien yang mengalami metastasis lama setelah didiagnosa
awal atau yang mengalami metastasis ke tulang atau jaringan lunak memiliki prognosis
yang lebih baik.
2. Kurangi Lemak
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa diet rendah lemak membantu
mencegah kanker payudara. Namun penelitian terakhir menyatakan bahwa yang
lebih penting adalah jenis lemaknya dan bukan jumlah lemak yang dikonsumsi.
Jenis lemak yang memicu kanker payudara adalah lemak jenuh dalam daging,
mentega, makanan yang mengandung susu full-cream (whole-milk dairy foods)
dan asam lemak dalam margarin, yang bisa meningkatkan kadar estrogen dalam
darah.
Jumlah Jumlah
No Provinsi provider Skrining trainer
Kanker Kanker
Serviks Payudara
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kanker payudara adalah jenis lain dari kanker yang terjadi pada jaringan
sel payudara. Ketika sel abnormal membagi dan tidak terkontrol, mereka dapat
menjadi besar dengan membentuk jaringan ekstra, atau tumor, yang dapat
menjadi jinak atau ganas. Sel tumor jinak tidak menyebar ke jaringan tubuh
yang lain, biasanya dapat diangkat dan tidak akan timbul kembali.
Sel tumor ganas (kanker) dapat menyebar ke jaringan tubuh yang terdekat dan
melepaskan diri dari bentuk tumor primer menjadi bentuk tumor sekunder
dimanapun di bagian tubuh.
Kanker payudara (karsinoma payudara) adalah tumor ganas yang
tumbuh di jaringan payudara.Jenis kanker ini sering terjadi pada wanita dan
tidak menutup kemungkinan jika terjadi pada kaum pria, hanya saja kasusnya
sangat jarang.
Carsinoma mammae adalah neolasma ganas dengan pertumbuhan
jaringan mammae abnormal yang tidak memandang jaringan sekitarnya,
tumbuh infiltrasi dan destruktif dapat bermetastase (Soeharto Resko Prodjo,
1995).
Carsinoma mammae merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel
normal mammae dimana sel abnormal timbul dari sel-sel normal, berkembang
biak dan menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah (Lynda Juall
Carpenito, 1995).
Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang terbanyak
ditemukan di Indonesia. Biasanya kanker ini ditemukan pada umur 40 - 49
tahun dan letak terbanyak di kuadran lateral atas (Smart Doctor v2.0).