Kedua orang tua yang memberikan bantuan berupa moril dan materil
Pen
ulis
DAFTAR ISI
Kata
pengantar
1
Daftar
isi
2
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
B. Rumusan
Masalah
C. Tujuan
Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. PAP
SMEAR
1. Definisi Pap
Smear
2. Manfaat Pap
Smear
B. IVA
1. Pengertian
IVA
2. Jadwal
IVA
3. Prosedur diagnosis
IVA
10
4. Cara penggunaan
IVA
5. Langkah langkah pemeriksaan
IVA
6. Kategori
IVA
12
12
13
C. KULTUR
1. Definisi
kultur
2. Komponen
kultur
14
14
D. KURET
1. Pengertian
kuret
15
2. Indikasi
kuret
16
3. Persiapan
kuret
16
4. Pelaksanaan
kuret
17
E. ABORSI
1. Pengertian
aborsi
17
2. Jenis jenis
aborsi
18
3. Diagnosis
aborsi
18
4. Penatalaksanaan
aborsi
F.
19
BIOPSI
1. Pengertian
21
2. Prosedur tindakan
biopsi
3. Efek samping terhadap
pasien
22
23
1.
Kesimpulan
24
2.
Saran
24
DAFTAR
PUSTAKA
25
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pap Smear merupakan suatu metode untuk pemeriksaan sel cairan
dinding leher rahim dengan mengunakan mikroskop, yang dilakukan
secara cepat, tidak sakit, dan dengan biaya yang relatif terjangkau serta
hasil yang akurat (Wijaya, 2010). Pemeriksaan Pap Smear bertujuan untuk
mendeteksi sel-sel yang tidak normal yang dapat berkembang menjadi
B. Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui prosedur tindakan pasien yang akan dilakukan pap
smear
2.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pap Smear
1.
Tes Pap Smear adalah pemeriksaan sitologi dari serviks dan porsio untuk
melihat adanya perubahan atau keganasan pada epitel serviks atau porsio
(displasia) sebagai tanda awal keganasan serviks atau prakanker (Rasjidi,
Irwanto, Sulistyanto, 2008).
Pap Smear merupakan suatu metode pemeriksaan sel-sel yang diambil
dari leher rahim dan kemudian diperiksa di bawah mikroskop. Pap Smear
merupakan tes yang aman dan murah dan telah dipakai bertahun-tahun
lamanya untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang terjadi pada sel-sel
leher rahim (Diananda, 2009).
Pemeriksaan ini mudah dikerjakan, cepat, dan tidak sakit, serta bisa
dilakukan setiap saat, kecuali pada saat haid (Dalimartha, 2004).
Pap Smear pertama kali diperkenalkan tahun 1928 oleh Dr. George
Papanicolou dan Dr. Aurel Babel, namun mulai populer sejak tahun 1943
(Purwoto & Nuranna, 2002).
2.
Pap Smear berguna dalam mendeteksi dini kanker serviks, kanker korpus
endometrium, keganasan tuba fallopi, dan mungkin keganasan ovarium.
b.
Pap Smear berguna sebagai perawatan ikutan setelah operasi dan setelah
mendapat kemoterapi dan radiasai.
c.
3.
4.
Bahan yang dapat dijadikan sampel adalah dari cervical/ vaginal smear,
sputum, bronchial washing/ brushing, nasopharyngeal smear/ washing/
brushing, urin, cairan lambung/ pleura/ ascites/ sendi, liquor
cerebrospinal, aspirat AJH, inprint neoplasma. Sampel yang biasa
digunakan adalah dari cervical/ vaginal smear.
6.
B.
1.
Pengertian
2.
Jadwal IVA
b.
Kalau fasilitas memungkinkan lakukan tiap 10 tahun pada usia 35-55
tahun
c.
Kalau fasilitas tersedia lebih lakukan tiap 5 tahun pada usia 35-55
tahun (Nugroho Taufan, dr. 2010:66)
d.
Ideal dan optimal pemeriksaan dilakukan setiap 3 tahun pada wanita
usia 25-60 tahun.
e.
Skrining yang dilakukan sekali dalam 10 tahun atau sekali seumur
hidup memiliki dampak yang cukup signifikan.
f.
Di Indonesia, anjuran untuk melakukan IVA bila : hasil positif (+)
adalah 1 tahun dan, bila hasil negatif (-) adalah 5 tahun
3.
a.
3)
Riwayat pernah mengalami IMS (Infeksi Menular Seksual), seperti
Chlamydia atau gonorrhea, dan khususnya HIV/AIDS
4)
5)
6)
Merokok
7)
8)
9)
b.
Tes IVA dapat dilakukan kapan saja dalam siklus menstruasi, termasuk
saat menstruasi, pada masa kehamilan dan saat asuhan nifas atau paska
keguguran. Tes tersebut dapat dilakukan pada wanita yang dicurigai atau
diketahui memiliki IMS atau HIV/AIDS. Bimbingan diberikan untuk tiap
hasil tes, termasuk ketika konseling dibutuhkan. Untuk masing-masing
hasil akan diberikan beberapa instruksi baik yang sederhana untuk ibu
tersebut (mis., kunjungan ulang untuk tes IVA setiap 1 tahun secara
berkala atau 3/5 tahun paling lama) atau isu-isu khusus yang harus
dibahas seperti kapan dan dimana pengobatan dapat diberikan, risiko
potensial dan manfaat pengobatan, dan kapan perlu merujuk untuk tes
tambahan atau pengobatan yang lebih lanjut.
c.
Penilaian Klien.
Riwayat menstruasi
2)
3)
Paritas
4)
5)
d.
Meja periksa
2)
Sumber cahaya/lampu
3)
4)
e.
Bahan-bahan yang diperlukan untuk melakukan tes IVA harus
tersedia di tempat:
1)
Kapas swab digunakan untuk menghilangkan mukosa dan cairan
keputihan dari serviks (leher rahim) dan untuk mengoleskan asam asetat
ke leher rahim.
2)
3)
Spatula kayu; digunakan untuk mendorong dinding lateral dari
vagina jika menonjol melalui bilah spekulum.
4)
Asam asetat; adalah bahan utama cuka. Larutan asam asetat (3-5%)
4.
Cara Penggunaan
a.
IVA test dilakukan dengan cara mengoleskan asam asetat 3-5% pada
permukaan mulut rahim. Pada lesi prakanker akan menampilkan warna
bercak putih yang disebut aceto white epithelium.
b.
Hasil dari pemeriksaan ini adalah bercak putih dapat disimpulkan
bahwa tes IVA positif. Maka jika hal itu terjadi maka dapat dilakukan
biposy.
c.
d.
Pemeriksaan dengan metode ini bisa dilakukan oleh bidan atau
dokter di Puskesmas atau di tempat praktek bidan dengan biaya yang
cenderung lebih ekonomis. (Sukaca, 2009 : 100)
5.
a.
Penilaian Klien
1)
2)
Menjelaskan mengapa tes IVA direkomendasi dan menjelaskan
prosedurnya
3)
Memberitahukan pasien kemungkinan temuan dan apa follow up
atau terapi yang dibutuhkan.
b.
Persiapan
1)
2)
3)
Cek apakah pasien telah mengosongkan kandung kencing dan
mencuci atau membilas daerah genitalnya
4)
Mintakan pasien untuk menanggalkan pakaiannya sampai ke
pinggang
5)
6)
Cuci tangan dengan sabun dan air dan keringkan dengan udara atau
kain bersih. Lalu palpasi perut.
7)
Pakai sepasang sarung tangan bedah yang telah disterilkan dengan
desinfektan tingkat tinggi. Jika tersedia pakai sarung tangna kedua pada
satu tangan.
8)
Atur instrumen dan alat-alat di atas baki yang telah disterilkan, jika
belum dilakukan.
c.
1)
2)
3)
4)
Letakkan spekulum dalam posisi terbuka sehingga spekulum tetap
pada posisi dimana serviks tetap kelihatan. Jika memakai sarung tangan
sebelah luar, masukkan ke dalam larutan klorin 0,5% dan pindahkan
sarung tangan dengan cara memutarnya dari dalam keluar
**Jika membuang sarung tangan, letakkan di dalam satu tas plastik atau
container yang tahan bocor.
**Jika menggunakan kembali sarung tangan, rendam dalam larutan klorin
0,5% selama 10 menit untuk dekontaminasi
5)
Gerakkan sumber cahaya sehingga dapat melihat serviks dengan
jelas
6)
Pariksa serviks apakah ada radang serviks, ekstropion, tumor, kista
nabothi atau ulkus.
7)
Pakai kapas lidi bersih untuk mengambil cairan, darah atau mukus
dari serviks. Buang kapas lidi ke dalam kantong plastik atau kotak yang
tahan bocor
8)
Identifikasi mulut serviks, squamocolumnar junction (SCJ) dan daerah
transformasi.
9)
Celupkan kapas lidi dalam larutan asam asetat dan oleskan pada
serviks.
10) Tunggu 1 menit agar asam asetat diserap dan perubahan aceto white
kelihatan.
11) Periksa SCJ dengan hati-hati, cek apakah serviks mudah berdarah dan
cari aceto white epithelium.
12) Jika perlu, oleskan lagi kapas lidi pada serviks untuk membersihkan
mucus, darah, debris.
13) Jika pemeriksaan visual telah selesai, pakai kapas lidi baru untuk
membersihkan sisa-sisa asam asetat pada serviks dan vagina.
14) Lepaskan spekulum. Jika tes IVA negatif, masukkan ke dalam larutan
klorin 0,5% selama 10 menit untuk dekontaminasi. Jika tes IVA positif,
masukkan spekulum ke dalam kotak desinfektan tingkat tinggi.
15) Lakukan pemeriksaan bimanual dan rektovaginal (jika ada indikasi)
6.
Kategori IVA
b.
IVA radang = Serviks dengan radang (servisitis), atau kelainan jinak
lainnya (polip serviks).
c.
IVA positif = ditemukan bercak putih (aceto white epithelium).
Kelompok ini yang menjadi sasaran temuan skrining kanker serviks
dengan metode IVA karena temuan ini mengarah pada diagnosis Servikspra kanker (dispalsia ringan-sedang-berat atau kanker serviks in situ).
d.
IVA-Kanker serviks = Pada tahap ini pun, untuk upaya penurunan
temuan stadium kanker serviks, masih akan bermanfaat bagi penurunan
kematian akibat kanker serviks bila ditemukan masih pada stadium invasif
dini (stadium IB-IIA).
C. Kultur
1.
2.
Sekret vagina terdiri dari beberapa komponen yang meliputi air, elektrolit,
mikroorganisme, sel-sel epitel dan senyawa organik seperti asam lemak,
protein dan karbohidrat. Komponen-komponen ini bergabung untuk
menghasilkan sekret vagina dengan pH kurang dari 4,5. Sel epitel berasal
dari epitel toraks serviks dan epitel gepeng vagina. Flora vagina yang
normal terdiri dari mikroorganisme yang mengkolonisasi cairan vagina
dan sel epitel. Leukosit, meskipun normalnya terdapat pada fase sekresi
siklus menstruasi, biasanya hanya ditemukan dalam jumlah kecil.
3.
Persiapan dan Prosedur Dalam Pengambilan Cairan Pervaginam dan Sekre
t
1. Persiapan dan Prosedur Dalam Pengambilan Cairan Pervaginam
a. Persiapan alat
1. Sarung tangan steril
10. Mengambil sekret Vagina dengan kapas lidi tangan yang dominan ses
uai dengan kebutuhan.
11. Menghapuskan sekret vagina pada objek glass yang disediakan.
12. Membuang kapas lidi dalam bengkok.
13. Masukan objek glass dalam piring petri atau kedalam tabung kimia da
n di tutup.
14. Memberi label dan mengisi formulir pengiriman spesimen untuk dikiri
m `ke laboratorium.
15. Membereskan alat.
16. Mencuci sarung tangan: klorin 0,5%, lepas sarung tangan secara terba
lik dan rendam dalam klorin selama 10 menit.
17. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mengeringkannya de
ngan handuk bersih.
18. Melakukan dokumentasi tindakan yang telah dilakukan
D. Kuret
1.
Pengertian
2. Indikasi
Terapi perdarahan misalnya pada :
a.
Abortus incipiens
b.
c.
Diagnsotik
3.
Persiapan
Alat
Alat steril
Satu set alat kuret yang berisi :
Speculum sim / I
Tenaculum
Pinset anatomis panjang
Tampon tang
Sonde uterus
Abortus tang
Sendok kuret tajam dan tumpul
Duk lubang
Kain kasa
Sarung tangan
Semprit 2,5 cc, 5 cc, 10 cc
Kateter
Tampon
Kapas antiseptik
Alat tidak steril
Bengkok
Perlak
Ember/tempat sampah
Pembalut wanita
Tempat untuk jaringan PA + cairan pengawet
Obat-obatan
Uterotonica
Analgetik
Sedativa
Obat anastesi
Obat dan alat kesehatan untuk mengatasi syok
Cairan desinfektan
Formulir
Formulir PA
Formulir tindakan
o.
Pasien
Pelaksanaan
a.
Mengukur :
Tekanan darahNadi
Suhu
pernafasan
b. Memindahkan pasien ke meja ginekologi kemudian mengatur posisi
litotomi
c.
d.
g.
h.
i.
Tingkat kesadaran
perdarahan
j.
k.
b.
Nama pasien
d.
e.
Diagnosa pasien
f.
Tanggal pengembalian/pengiriman
g.
Nama ruangan
E. Aborsi
1.
Pengertian Aborsi
Jenis-jenis Aborsi :
Abortus spontan :
a.
Abortus imminens
Abortus Insipiens
Abortus Inkomplit
Abortus Komplit
Abortus Buatan
Abortus Infeksiosa
3.
Diagnosis
4. Penatalaksanaan
1. Penanganan Awal
Untuk penanganan yang memadai, segera lakukan penilaian dari:
2. Penanganan Spesifik
1.
Abortus Imminens
Bila:
2.
Abortus Insipiens
3.
Abortus Inkomplit
Tentukan besar uterus (taksir usia gestasi), kenali dan atasi setiap
komplikasi (perdarahan hebat, syok, infeksi/sepsis).
Bila pasien tampak anemik, berikan Sulfas ferosus 600 mg per hari
selama 2 minggu (untuk anemia sedang) atau transfusi darah (untuk
anemia berat).
Oksitosin drip
4.
Abortus Komplit
Apabila kondisi pasien baik, cukup diberi tablet Ergometrin 3x1 tablet
per hari untuk 3 hari.
5.
Abortus Infeksiosa
Jika ada riwayat abortus tidak aman, beri ATS dan TT.
6. Missed Abortion
Missed abortion seharusnya ditangani di Rumah Sakit atas pertimbangan:
F.
Biopsi
plastik tipis atau perangkat logam berbentuk tabung melalui leher rahim
ke dalam rahim untuk menghapus sepotong kecil dari jaringan lapisan
dalam.
3. Efek samping terhadap pasien
Adapun efek samping dari biopsy endometrium:
Resiko utama adalah rasa sakit atau kram, tetapi ini biasanya mereda
cepat mengikuti prosedur.
Setelah prosedur, beberapa pasien mungkin mengalami pendarahan.
Sebuah perforasi rahim atau infeksi komplikasi jarang terjadi.
Risiko lainnya kurang umum seperti pingsan atau pusing, infeksi mungkin,
perdarahan, dan jarang, perforasi rahim.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan :
Adapun kesimpulan dari pembahasan dari makalah ini ialah Pap smear
merupakan suatu metode untuk pemeriksaan sel cairan dinding leher
rahim dengan menggunakan mikroskop, yang dilakukan secara cepat,
tidak sakit, serta hasil yang akurat (Wijaya, 2010). Pap smear merupakan
cara yang mudah, aman dan untuk mendeteksi kanker serviks melalui
pemeriksaan getah atau lendir di dinding vagina (Dianada, 2008).
IVA adalah kegiatan mempersiapkan alat dan pasien untuk melakukan
tindakan kuratage pada kasus kegawatan obstetrik dan ginekologi serta
diagnostik
Dalam kondisi normal, kelenjar pada serviks menghasilkan suatu cairan
yang jernih yang keluar, bercampur dengan bakteri, sel sel vagina yang
terlepas dan sekresi dari kelenjar Bartolin. Selain itu sekret vagina juga
disebabkan karena aktivitas bakteri yang hidup pada vagina yang normal,
pada perempuan, sekret vagina ini merupakan suatu hal yang alami dari
tubuh untuk memnbersihkan diri, sebagai pelicin dan pertahanan dari
berbagai infeksi. Dalam kondisi normal, sekret vagina tersebut lebih
jernih, putih keruh atau berwarna kekuningan ketika mengering pada
pakaian.
Kuret adalah kegiatan mempersiapkan alat dan pasien untuk melakukan
tindakan kuratage pada kasus kegawatan obstetrik dan ginekologi serta
diagnostik
Pada akhirnya, dapat kita katakan bahwa perilaku aborsi di kalangan
remaja ini senantiasa terus meningkat dan bervariasi untuk persebaran
usianya. Hal ini tentu menjadi suatu keprihatinan bagi kita semua yang
ujung-ujungnya menjadi sebuah momok yang mengerikan bagi rupa
generasi muda penerus bangsa Indonesia di kemudian hari. Mau dibawa
kemana masa depan bangsa Indonesia jika kondisi para pemuda-
pemudinya saat ini adalah mereka yang hidupnya bebas tanpa kontrol
yang signifikan dari berbagai pihak dan selanjutnya adalah penjajahan
yang terus menerus abadi di bumi Indonesia dalam bentuk bukan
penjajahan fisik melainkan penjajahan di bidang mode, ekonomi,
pendidikan, keilmuan, hingga akhlak dan moralitas.
Biopsy endometrium di gunakan untuk melakukan pemeriksaan terhadap
rahim dengan mengambil sedikit bagian dari endometrium dengan
menggunakan tekhnologi. Selain itu, juga untuk pemeriksaan histologis
misalnya untuk biakan terhadap tuberkulosis, pertumbuhan endometrium
yang tidak memadai (defek fase luteal), atau pertumbuhan endometrium
yang berlebihan (hiperplasia endometrium).
2. Saran :
Adapun saran yang dapat dikemukakan oleh penulis ialah sebaiknya seorang wanita
yang telah menikah harus melakukan Pap Smear sedini mungkin. Agar bila terdapat
gejala-gejala kanker dapat diketahui sejak dini.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, AAA dan Uliyah , M (2008), Keterampilan Dasar praktik Klinik
untuk kebidanan, Jakarta, Salemba Medika.
Ambarwati, RE dan Sunarsih, T (2009), KDPK KEBIDANAN, Jogjakarta,
Noha Medika.
Talley, j Nicholas dan Oconor, s (1994), Pemeriksaan Klinis Pedoman
Diagnostik Fisik,Jakarta, Bina Rupa Aksara.
orton, GP (2005), Panduan Pemeriksaan Kesehatan,Jakarta, EGC.
Moyet, CJL (2007), Buku Saku Diagnosis Keperawatan, Jakarta, EGC.
Mansjoer, Arif dkk (2000), kapita selekta kedokteran, Jakarta, Media
Aesculapius.
http://en.wikipedia.org/w/index.php?
title=Special:Search&search=biopsy+endometrial&ns0=1&redirs=0
http://en.wikipedia.org/wiki/Endometrial_biopsy
http://en.wikipedia.org/wiki/Endometrial_cancer
Dorland. 2002. Kamus Kedokteran Edisi 29. Jakarta : EGC.
Fauzi, Ahmad. Lucianawaty, Mercy. Hanifah, Laily. Bernadette, Nur.
2002. Aborsi di Indonesia.
Field, Tiffany. Diego, Miguel. Dieter, John. Hernandez-Reif, Maria.
Schanberg, Saul. Kuhn, Cynthia. Yando, Regina. Bendell, Debra.
2004. Prenatal Depression Effects on The Fetus and The Newborn.